Anda di halaman 1dari 49

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

2013

SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 10.1

PEKERJAAN LAPIS ULANG LAPISAN PELINDUNG


ELEMEN BAJA PADA JEMBATAN BAJA
TIDAK BERGALVANIS

SUB DIREKTORAT TEKNIK JEMBATAN DIREKTORAT BINA TEKNIK


2013
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 10.1

PEKERJAAN LAPIS ULANG LAPISAN PELINDUNG ELEMEN BAJA PADA


JEMBATAN BAJA TIDAK BERGALVANIS

SKh-1.10.1.1 UMUM
(1) Uraian
a) Pekerjaan Lapis Ulang Lapisan Pelindung Elemen Baja Pada Jembatan Baja Tidak
Bergalvanis adalah pekerjaan untuk melindungi elemen baja jembatan pelengkung
baja dari serangan lingkungan akibat penurunan kondisi lapis pelindung eksisting.
b) Secara umum pekerjaan ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pelapisan ulang
(overcoating) dan pelapisan baru dengan pengupasan (repair coating). Pelapisan
ulang (overcoating) adalah pekerjaan perbaikan cat pada lapisan antara
(intermediate coat), dan lapiran akhir (top coat), untuk lapisan utama (primer coat)
masih menggunakan lapis eksisting. Pelapisan baru dengan pengupasan adalah
pekerjaan perbaikan cat menyeluruh dengan cara mengupas lapisan cat eksisting
hingga lapisan primer dan memberikan lapisan cat baru baik lapisan utama, lapisan
antara dan lapisan akhir.
c) Penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan
dilakukan dengan memperhitungkan tingkat resiko elemen yang akan dilakukan
lapis ulang lapisan pelindung. Pemisahan tingkat resiko dipisahkan menjadi dua
kriteria yaitu elemen struktur kritis dan elemen umum. Elemen yang dikategorikan
elemen struktur kritis adalah bagian sambungan baik baut maupun las, hangar kabel
penggantung, angkur stressing dan bagian-bagian lain yang memiliki tegangan
setempat yang tinggi. Elemen umum adalah elemen-elemen jembatan yang tidak
tercakup pada elemen struktur kritis.
d) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan alat-alat dan bahan, pembersihan
permukaan elemen baja, pelapisan dengan bahan pelindung/ coating dengan
ketebalan pelapisan tertentu yang dijelaskan dalam persyaratan.
e) Dalam spesifikasi ini tidak mencakup pekerjaan perbaikan kerusakan pada struktur
baja. Apabila struktur baja yang akan dilakukan pengecatan mengalami kerusakan,
terlebih dahulu harus dilakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
f) Pekerjaan dilaksanakan menggunakan bahan yang telah ditentukan di dalam
spesifikasi ini atau yang disetujui oleh Direksi Teknik.
SKh-1.10.1.2 PERSYARATAN
(1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 07-0722-1989 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum
SNI 07-3015-1992 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Dengan Pengelasan
AASHTO, ASTM :
AASHTO M 164M-01 : High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
ASHTO 253M-96 (2001) : High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for
Structural Steel Joints
AASHTO M 169-02 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
AASHTO M 270M-04 : Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel
Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and Ttempered
Alloy Structural Steel Plates for Bridges
AASHTO M 111-04 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron and Steel
Products
ASTM A233 : Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20 : Standard Specification for Welded Highway and Railway
Bridges
ISO 12944 C5M : The Coating Systems Offshore Environment
ASTM D610 : Rating of Painted Surface
ISO 8501-1 : Surface Preparation for Rust Grade
ISO 4628-3 : Evaluation of Degradation of Coatings
Pedoman Teknik No. : Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja
028/T/BM/1999 Jembatan Dengan Cara Pengecatan

(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain adalah:
(a) Mobilisasi : Seksi 1.2
(b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
(d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
(e) Baja Struktur : Seksi 7.4
(f) Pekerjaan Rutin Jembatan : Seksi 10.5
(3) Penilaian Kondisi Kerusakan
Penilaian kondisi kerusakan didasarkan pada tingkat korosi yang terjadi pada elemen
baja. Penilaian tingkat korosi dinyatakan dalam derajat kerusakan yang menyatakan
volume korosi yang terjadi pada elemen baja. Secara umum, derajat kerusakan dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel. 10.1.1.1 Derajat Kerusakan Korosi
Derajat Kerusakan Luas Korosi (%)
0 0
1 0,05
2 0,5
3 1
4 8
5 40 - 50

Penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dilakukan
dengan memperhitungkan tingkat resiko elemen dan derajat kerusakan. secara umum,
penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dirangkum
pada tabel berikut:
Tabel. 10.1.1.2 Penentuan Kategori Penanganan
Tingkat Resiko Elemen Derajat Kerusakan Kategori Penanganan
1-4 Overcoating
Elemen Umum
4-5 Repair Coating
1-3 Overcoating
Elemen Kritis
3-5 Repair Coating

(4) Persyaratan Bahan


Pelaksanaan pekerjaan ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu overcoating dan
repair coating. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah lapis utama (primer coat)
yang dipergunakan dalam aplikasi pengecatan.
Pada overcoating tidak dipergunakan lapis utama baru namun menggunakan lapis
utama cat eksisting yang masih terpasang pada elemen baja. Sedangkan repair coating
menggunakan lapis utama baru karena seluruh lapis pelindung eksisting
dikupas/dibongkar.
Tabel. 10.1.1.2 Penentuan Kategori Penanganan
No. Kategori Pelaksanaan Lapisan Jenis Cat Tebal (Micron)
Primer Coat Cat Eksisting -
1. Overcoat Intermediate Coat Epoxy 125
Top Coat Polyurethane 60
Primer Coat Zinc-rich 100
2. Repair Coating Intermediate Coat Epoxy 125
Top Coat Polyurethane 60
Secara umum bahan yang dipergunakan harus memiliki sifat sebagai berikut :
1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak berubah warna dalam waktu lama.
2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent adhesiveness).
3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia.
4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya.
5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut, karbonasi dan asam.
6. Ramah lingkungan
7. Anti graffiti paint.

(a) Lapisan pertama (primary coat) 100 mikrons.


Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam pekerjaan pengecatan, umumnya
lapisan ini dapat mempergunakan bahan yang berbahan dasar minyak (oil/solvent
based). Material ini memiliki sifat yang mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini
hanya perlu menambahkan thinner dalam proses pencampurannya. Alat yang
dipergunakan dapat menggunakan alat sederhana seperti : kuas, roller dan alat
penyemprot. Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu base dan activator yang
kemudian dicampur.

No.  Karakteristik Uraian Satuan 


1.  Dilutant  Oil Base  
2.  Lama Pengeringan :    
  Kering Permukaan 20 ‐ 30 menit 
  Kondisi Kering Total 6 ‐ 8 jam 
3.   Umur Campuran 3  jam 
o
4.  Suhu Saat Pelaksanaan 23 ‐ 30 C
5.  Tebal Lapisan :    
  Primary Coat 75 mikrons 
Intermediate Coat        125 
mikrons                                   
  Top Coat  60 mikrons 

Material bahan yang berbahan dasar minyak (oil base), pada umumnya merupakan
komponen zinc. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan
terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap serangan kimia. Cat ini harus
mampu mengikat lapisan berikutnya, sehingga mengurangi penyebaran korosi yang
terjadi terutama pada bagian-bagian yang retak atau pecah dari lapisan cat. Apabila
dianggap diperlukan untuk memberikan perlindungan lebih dari kemungkinan korosi
pda elemen struktur kritis, penyedia jasa dapat memberikan lapisan sealant di bawah
lapisan primer dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pada kategori pelapisan ulang (overcoat), lapisan pertama masih menggunakan lapisan
cat eksisting.
(b) Bahan Untuk Pelapisan Kedua (125 mikrons) :
Pekerjaan pelapisan kedua merupakan lapisan pelindung untuk lapisan primary coat,
lapisan ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-masing
produsen.

(c) Bahan Untuk Pelapisan Akhir (Top Coat) 60 mikrons :


Pekerjaan pelapisan akhir berbahan dasar Polyurethane. Warna cat untuk lapisan atas
yang dipilih harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan

(5) Persyaratan Peralatan


Pekerjaan Pekerjan Pelapisan Ulang Cat Elemen Baja mempergunakan beberapa
peralatan-peralatan yang dijelaskan berikut ini :
a. Alat ukur ketebalan WFT : Untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi basah
b. Coating Thickness Gauge : Untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi kering
c. Kendaraan pick-up/truk : Untuk mengangkut bahan-bahan dan alat
d. Air Compressor : Untuk membersihkan permukaan baja yang kotor
e. Support : Untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dikerjakan
f. Alat Bantu : Perancah, Sand Paper, Pahat, Palu, Tangga, Tali
Tambang, Ember, Kuas, Roll, Sprayer dan lain-lain.
Peralatan yang dipergunakan tidak terbatas pada yang ditentukan pada persyaratan
ini. Peralatan lain dapat dipergunakan berdasarkan kebutuhan lapangan dan harus
berdasarkan persetujuan direksi pekerjaan.

(6) Persyaratan Kerja


a) Kondisi Lingkungan Yang Diijinkan
Pekerjaan Lapis Ulang Lapisan Pelindung Elemen Baja Kritis Pada Jembatan
Pelengkung Baja harus dilaksanakan dalam kondisi sebagai berikut:
(i) Temperatur udara dan temperatur cat adalah antara 17 °C sampai 46 °C.
(ii) Temperatur permukaan baja antara 17 °C sampai 46 °C atau 3 °C di atas Dew
point.
(iii) Tidak dalam cuaca mendung, basah atau hujan
(iv) Kondisi permukaan baja harus tidak ada tetesan air, harus kering, dan harus
tersedia perlindungan apabila terjadi hujan atau turunnya kabut.
(v) Kelembapan relatif harus sesuai dengan jenis cat yang akan digunakan atau <
85%.
(vi) Terdapat prediksi temperatur lingkungan yang akan tetap berada di atas 17 °C
selama periode pengeringan cat.
Pelaksanaan pekerjaan diluar dari persyaratan yang ditetapkan dapat dilakukan
selama memenuhi kriteria temperatur, kelembaban dan kriteria lainnya sesuai dengan
persyaratan pabrik pembuat dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

b) Kondisi Tempat Kerja


Harus terdapat penerangan dan ventilasi yang cukup selama proses blasting dan
pengecatan. Untuk mencegah terjadinya pencemaran/pengrusakan lingkungan yang
mungkin diakibatkan pekerjaan ini, penyedia jasa wajib menyediakan fasilitas
pengaman/pelindung dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

c) Ketentuan Lalu Lintas


Lalu lintas pada tempat kerja harus diatur sedemikian sehingga tidak menimbulkan
gangguan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

SKh-1.10.1.3 PELAKSANAAN
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan digunakan kepada Direksi
Teknis dengan mengirimkan contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan
jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan diatas.
b. Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan
beserta peralatan yang akan dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya.
c. Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur ketebalan cat untuk mengukur
ketebalan cat pada kondisi akhir pekerjaan/ kering.
d. Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus memberitahu kepada Direksi
Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru diperkenankan
melakukan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

(2) Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan Pembersihan Elemen Baja
Permukaan elemen baja yang akan dilakukan pengecatan, harus terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan
pada ikatan bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan alat
bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas semua permukaan. Pembersihan
elemen baja dapat berupa:
(i) Abrasive blast cleaning
Metode ini digunakan untuk pembersihan permukaan seluruh rangka baja utama
jembatan dengan menggunakan material yang telah dipersyaratkan hingga mencapai
standar tingkat kebersihan minimum Sa 2.5 (Swedish Institution Standards) atau setara
dengan SP-10 (SSPC)
(ii) Handtools dan atau Powertools cleaning
Untuk bagian-bagian yang tidak dapat dibersihkan dengan menggunakan metoda
Abrasive blast, maka persiapan permukaan dengan metode Handtools / Powertools
cleaning dapat dilakukan hingga mencapai standar tingkat kebersihan minimum St -2
untuk Handtools atau St-3 untuk Powertools (Swedish Institution Standards).
Powertools juga digunakan untuk menumpulkan permukaan tepi baja dan sudutsudut
yang runcing.

b. Pencampuran Bahan Lapisan Utama


Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai dengan standar pencampuran
yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat digunakan penambahan bahan pengencer
yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran campuran lapisan
utama antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai
ketentuan dari pabrik pembuat.

c. Pekerjaan Pelapisan Utama


Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan dasar yang berupa bahan baja.
Lapisan ini terdiri dari dua tahap pada seluruh permukaan baja. Lapisan ini dikerjakan
menggunakan roll dan kuas. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik
pembuat.

d. Curing Lapisan Utama


Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan cara mendiamkan
permukaan selama ± 6 – 8 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi
dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu maksimal 3 hari
untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

e. Pencampuran Bahan Lapisan Akhir


Permukaan elemen baja yang telah dilakukan pelapisan utama, diberikan lapisan akhir
yang terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat.
Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara
lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik.

f. Pekerjaan Pelapisan Akhir


Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan baja dengan menggunakan roll,
kuas dan spray. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik
pembuat.
g. Curing Lapisan Akhir
Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan
selama ± 3 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan
tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari untuk mencapai
mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

SKh-1.10.1.4 PENGENDALIAN MUTU


(1) Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan
Bahan-bahan yang sudah diterima harus disimpan ditempat yang kering dan teduh, bahan
tidak boleh dibuka di lokasi penyimpanan. Bila terdapat sisa bahan hasil pekerjaan harus
dibungkus dengan menggunakan plastik sehingga bahan tidak mengeras dan terjadi
perubahan komposisi kimia akibat terpengaruh kondisi lingkungan.

(2) Jaminan Mutu


Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan yang ada.

(3) Penggantian Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan atau pemasangan, bahan cat yang
mengalami kerusakan berat seperti berubahan warna, mengeras, kaleng yang bocor harus
diganti dengan bahan cat yang baru.
Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau spesifikasi ini, seperti pengecatan yang
tidak rata dan bergelombang dan lain lain harus dibongkar dan diperbaiki kembali sesuai
dengan persyaratan atau sesuai dengan persetujuan dari Direksi Teknis.

Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu hasil pelaksanaan pekerjaan adalah
pemeriksaan ketebalan coating dan cat yang telah diaplikasikan. Dilakukan pengujian dengan
alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk pemeriksaan ketebalan cat pada saat cat
sudah mengering. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid content
cat yang diaplikasikan pada permukaan baja. Warna hasil pengecatan harus merata dan tidak ada
indikasi akan timbulnya berbedaan warna untuk semua permukaan maupun lokasi yang sulit
terjangkau dengan ketebalan sesuai dengan persyaratan.

SKh-1.10.1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran
Pengukuran dan pembayaran pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan elemen
baja jembatan adalah sesuai dengan yang diaplikasikan dilapangan yaitu dengan satuan
meter persegi, alat bantu yang dipergunakan termasuk support dan lain-lain yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini diperhitungkan berdasarkan biaya sebagaimana mestinya
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemasangan, penyediaan
alat bantu termasuk support dan penggantian lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu
dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.

No Mata
Uraian Satuan Pembayaran
Pembayaran

SKh-1.10.1.1 Pekerjaan Pelapisan Ulang (Overcoating) Meter Persegi


SKh-1.10.1.2 Pekerjaan Pelapisan Baru Dengan Pengupasan Meter Persegi
(Repair Coating)
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

2011

SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI Skh 10.1

PENGECATAN ELEMEN BETON JEMBATAN

SUB DIREKTORAT TEKNIK JEMBATAN DIREKTORAT BINA TEKNIK


2011
SPESIFIKASI KHUSUS INTERM
SEKSI Skh. 10.1

PENGECATAN ELEMEN BETON JEMBATAN

SKh. 10.1 UMUM


(1) Uraian
a) Pekerjaan Pengecatan Elemen Beton Jembatan adalah pekerjaan untuk melindungi
elemen beton dari kerusakan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan, tindakan
graffiti dan menambah nilai estetika jembatan.
b) Pekerjaan ini harus mencakup pekerjaan penutupan permukaan beton dengan lapisan
pelindung untuk mencegah terjadinya korosi dini pada baja tulangan/ strand dengan
cara memberikan lapisan beton yang tahan terhadap lingkungan yang korosif,
serangan asam dan karbonasi.
c) Pekerjaan pengecatan ini meliputi pekerjaan persiapan alat-alat dan bahan,
pembersihan permukaan struktur beton, pelapisan dengan bahan pelindung/ coating
dengan ketebalan pelapisan tertentu yang dijelaskan dalam persyaratan.
d) Dalam spesifikasi ini tidak mencakup pekerjaan perbaikan kerusakan pada struktur
beton, apabila struktur beton yang akan dilakukan pengecatan mengalami kerusakan,
terlebih dahulu harus dilakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
e) Pekerjaan dilaksanakan menggunakan bahan yang telah ditentukan di dalam
spesifikasi ini atau yang disetujui oleh Direksi Teknik.

SKh. 10.1-2 PERSYARATAN


(1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 07-0722-1989 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum
SNI 07-3015-1992 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Dengan Pengelasan
AASHTO, ASTM :
AASHTO M 164M-01 : High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
ASHTO 253M-96 (2001) : High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for
Structural Steel Joints
AASHTO M 169-02 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
AASHTO M 270M-04 : Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel
Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and Ttempered
Alloy Structural Steel Plates for Bridges

Skh 10.1 - 1
AASHTO M 111-04 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron and Steel
Products
ASTM A233 : Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20 : Standard Specification for Welded Highway and Railway
Bridges
(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain adalah:
(a) Mobilisasi : Seksi 1.2
(b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
(d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
(e) Beton : Seksi 7.1
(f) Pekerjaan Rutin Jembatan : Seksi 10.5

(3) Persyaratan Bahan


Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari 2 (dua) lapisan utama antara
lain, lapisan utama (primary coat) dan lapisan akhir (top coat). Dalam penggunaannya
bahan ini ada yang dipergunakan sekaligus atau dipergunakan salah satunya. Secara
umum bahan yang dipergunakan harus memiliki sifat sebagai berikut :
1. Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak berubah warna dalam waktu lama.
2. Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent adhesiveness).
3. Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia.
4. Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya.
5. Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut, karbonasi dan asam.
6. Ramah lingkungan
7. Anti graffiti paint.

Lapisan utama (primary coat)


Lapisan primary coat adalah lapisan utama dalam pekerjaan pengecatan, umumnya
lapisan ini dapat mempergunakan bahan yang berbahan dasar air (water based), untuk
lebih jelasnya material untuk lapisan utama (primary coat) dijelaskan sebagai berikut:

Material berbahan dasar air (water base)


Material ini memiliki sifat yang mudah dalam pengaplikasiannya dalam hal ini hanya
perlu menambahkan air dalam proses pencampurannya. Alat yang dipergunakan dapat
menggunakan alat sederhana seperti : kuas, roller dan alat penyemprot. Hasil akhir
memiliki warna yang cenderung gelap (doff). Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian
yaitu base dan hardener yang kemudian dicampur.

Skh 10.1 - 2
No. Karakteristik Uraian Satuan
1. Dilutant Water Base
2. Lama Pengeringan :
Kering Permukaan 20 - 60 menit
Kondisi Kering Total 4-8 jam
3. Umur Campuran 1 jam
o
4. Suhu Saat Pelaksanaan 8 - 30 C
5. Tebal Lapisan :
Primary Coat 15 - 60 µm
Top Coat 15 - 30 µm

Material bahan yang berbahan dasar air (water base), pada umumnya merupakan
komponen polyurethane. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan,
tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap serangan kimia. Bahan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Bahan Untuk Pelapisan Akhir :


Pekerjaan pelapisan akhir merupakan lapisan pelindung untuk lapisan primary coat,
lapisan ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-masing
produsen. Lapisan ini berbahan dasar poly siloxene resin.

(4) Persyaratan Peralatan


Pekerjaan Pekerjan Rutin Pengecatan Elemen Beton mempergunakan beberapa
peralatan-peralatan yang dijelaskan berikut ini :
a. Dump Truck : Untuk mengangkut bahan-bahan dan alat
b. Air Compressor : Untuk membersihkan permukaan beton yang kotor
c. Support : Untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dikerjakan
d. Alat Bantu : Perancah, Amplas, Pahat, Palu, Tangga, Tali Tambang, Ember,
Kuas, Roll, Sprayer dan lain-lain.

(5) Persyaratan Kerja


a) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan
Pekerjaan pengecatan elemen beton jembatan ini tidak diperkenankan dikerjakan
dalam cuaca yang basah atau hujan dan tidak dikerjakan pada malam hari.

b) Ketentuan Lalu Lintas


Lalu lintas pada tempat kerja harus diatur sedemikian sehingga tidak menimbulkan
gangguan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Skh 10.1 - 3
SKh. 10.1-3 PELAKSANAAN
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan digunakan kepada Direksi
Teknis dengan mengirimkan contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan
jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan diatas.
b. Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan
beserta peralatan yang akan dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya.
c. Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur ketebalan cat untuk mengukur
ketebalan cat pada kondisi akhir pekerjaan/ kering.
d. Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus memberitahu kepada Direksi
Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru diperkenankan
melakukan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

(2) Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan Pembersihan Elemen Beton
Permukaan elemen beton yang akan dilakukan pengecatan, terlebih dahulu dibersihkan
dari kotoran, debu, minyak dan sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada ikatan
bahan dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan alat bertekanan tinggi
untuk membersihkan secara tuntas semua permukaan.

b. Pencampuran Bahan Lapisan Utama


Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai dengan standar pencampuran
yang dikeluarkan pabrik pembuat. Dapat digunakan penambahan bahan pengencer
yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat. Waktu pencampuran campuran lapisan
utama antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai
ketentuan dari pabrik pembuat.

c. Pekerjaan Pelapisan Utama


Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan dasar yang berupa bahan
mortar. Lapisan ini terdiri dari dua tahap pada seluruh permukaan beton. Lapisan ini
dikerjakan menggunakan roll, kuas maupun tangan. Ketebalan lapisan ini sesuai
dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan
ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.

d. Curing Lapisan Utama


Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan dengan cara mendiamkan
permukaan selama ± 4 – 7 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi
dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 7 hari untuk
mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

Skh 10.1 - 4
e. Pencampuran Bahan Lapisan Akhir
Permukaan elemen beton yang telah dilakukan pelapisan utama, diberikan lapisan
akhir yang terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik
pembuat. Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara
lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik.

f. Pekerjaan Pelapisan Akhir


Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan beton dengan menggunakan roll,
kuas dan spray. Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan yang ditentukan pabrik
pembuat.

g. Curing Lapisan Akhir


Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan cara mendiamkan permukaan
selama ± 2 jam tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan
tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4 hari untuk mencapai
mutu/kualitas pekerjaan secara maksimal.

SKh 10.1-4 PENGENDALIAN MUTU


(1) Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan
Bahan-bahan yang sudah diterima harus disimpan ditempat yang kering dan teduh, bahan
tidak boleh dibuka di lokasi penyimpanan. Bila terdapat sisa bahan hasil pekerjaan harus
dibungkus dengan menggunakan plastik sehingga bahan tidak mengeras dan terjadi
perubahan komposisi kimia akibat terpengaruh kondisi lingkungan.

(2) Jaminan Mutu


Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan yang ada.

(3) Penggantian Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan atau pemasangan, bahan cat yang
mengalami kerusakan berat seperti berubahan warna, mengeras, kaleng yang bocor harus
diganti dengan bahan cat yang baru.
Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau spesifikasi ini, seperti pengecatan yang
tidak rata dan bergelombang dan lain lain harus dibongkar dan diperbaiki kembali sesuai
dengan persyaratan atau sesuai dengan persetujuan dari Direksi Teknis.

Skh 10.1 - 5
SKh 10.1-5 PENGENDALIAN MUTU
Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu hasil pelaksanaan pekerjaan adalah
pemeriksaan ketebalan coating dan cat yang telah diaplikasikan. Dilakukan pengujian dengan
alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk pemeriksaan ketebalan cat pada saat cat
sudah mengering. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid content
cat yang diaplikasikan pada permukaan beton. Warna hasil pengecatan harus merata dan tidak
ada indikasi akan timbulnya berbedaan warna dan semua permukaan yang sulit terjangkau oleh
bahan cat dengan ketebalan sesuai dengan persyaratan.

SKh. 10.1-6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran
Pengukuran dan pembayaran pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan elemen
beton jembatan adalah sesuai dengan yang diaplikasikan dilapangan yaitu dengan satuan
meter persegi, alat bantu yang dipergunakan termasuk support dan lain-lain yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini diperhitungkan berdasarkan biaya sebagaimana mestinya

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemasangan, penyediaan
alat bantu termasuk support dan penggantian lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu
dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.

No Mata
Uraian Satuan Pembayaran
Pembayaran

Skh. 10.1 Pekerjaan pengecatan elemen beton jembatan Meter Persegi

Skh 10.1 - 6
PEDOMAN TEKNIK

PEDOMAN
PENANGGULANGAN KOROSI KOMPONEN BAJA
JEMBATAN DENGAN CARA PENGECATAN

No. 028/T/BM/1999
Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


Diterbitkan oleh PT. Mediatama Saptakarya ( PT. Medisa )

YAYASAN BADAN PENERBIT PEKERJAAN UMUM


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
ALAMAT : JALAN PATTIMURA NO. 20 TELP. 7221960 - 7203165 - 7222806 FAX 7393938
KEBAYORAN BARU - JAKARTA SELATAN KODE POS 12110

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA


NOMOR : 76/KPTS/Db/1999

TENTANG

PENGESAHAN LIMA BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL


BINA MARGA

DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA,

Menimbang :

a. bahwa dalam rangka menunjang pembangunan nasional di bidang kebinamargaan dan kebijaksanaan
pemerintah untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam, diperlukan
pedoman-pedoman teknik bidang jalan;

b. bahwa pedoman teknik yang termaktub dalam Lampiran Keputusan ini telah disusun berdasarkan konsensus
pihak-pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan umum serta
memperkirakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh manfaat sebesar-
besarnya bagi kepentingan umum sehingga dapat disahkan sebagai Pedoman Teknik Direktorat Jenderal
Bina Marga;

c. bahwa untuk maksud tersebut, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga.

Mengingat

1. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen;


2. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1984, tentang Susunan Organisasi Departemen;
3. Keputusan Presidcn Nomor 278/M Tahun 1997, tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Bina Marga;
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 211/KPTS/1984 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pekerjaan Umum;
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 111/KPTS/1995 tentang Panitia Tetap dan Panitia Kerja serta
Tata Kerja Standardisasi Bidang Pekerjaan Umum;
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/KPTS/1995 tentang Pembentukan Panitia Kerja
Standardisasi Naskah Rancangan SNI/Pedoman Teknik Bidang Pengairan/Jalan/ Permukiman;

Membaca

Surat Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan Nomor UM 01 01-Bt.2005/768 tanggal 20 Desember 1999
tentang Laporan Panja Standardisasi Bidang Jalan.

Memutuskan ...................... /2.


MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA TENTANG PENGESAHAN LIMA


BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Kesatu : Mengesahkan lima belas Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari ketetapan ini.

Kedua : Pedoman Tenik tersebut pada diktum kesatu berlaku bagi unsur aparatur pemerintah
bidang kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian kerja antar pihak-pihak
yang bersangkutan dengan bidang konstruksi.

Keempat : Menugaskan kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga untuk:
a. menyebarluaskan Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
b. memberikan bimbingan Teknik kepada unsur pemerintah dan unsur masyarakat
yang bergerak dalam bidang kebinamargaan;
c. menghimpun masukan sebagai akibat dari penerapan Pedoman Teknik ini untuk
peyempurnaannya di kemudian hari.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa, jika terdapat
kesalahan dalam penetapan ini, segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

'I'embusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Kepala Badan Penelitian dan pengembangan PU, selaku Ketua Panitia Tetap Standardisasi.
2. Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku Ketua Panitia Kerja Standardisasi
Bidang Jalan.
3. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, selaku Sekretaris Panitia Kerja Standardisasi
Bidang Jalan.
Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
Nomor : 76 /KPTS/Db/1999
Tanggal : 21 Desember 1999

PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Nomor NOMOR P'EDOMAN


JUDUL PEDOMAN TEKNIK
Urut TEKNIK

(1) (2) (3)


1 Pedoman Pelaksanaan Campuran Beraspal Dingin untuk 023/T/BM/I999
Pemeliharaan
2 Pedoman Pembuatan Aspal Emulsi Jenis Kationik 024/T/BM/1999
3 Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan 025/T/BM/1999
Pendekatan Kepadatan Mutlak
4 Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi (Slurry seal) 026/T/BM/1999
5 Jembatan untuk Lalu Lintas Ringan dengan Gelagar Baja 027/T/BM/1999
Tipe Kabel, Tipe Simetris, Bentang, 125 meter (Buku 2)
6 Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja 028/T/BM/1999_
Jembatan dengan Cara Pcngecatan
7 Tata Cara Pelaksanaan Pondasi Cerucuk Kayu di Atas 029/T/BM/1999
Tanah Lembek dan Tanah Gambut
8 Tata Cara Pencatatan Data Kecelakaan Lalu Lintas (Sistem 030/T/BM/1999
3L)
9 Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan 031/T/BM/1999
10 Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan 032/T/BM/1999
Umum
11 Persyaratan Aksebilitas pada Jalan Umum 033/T/BM/1999
12 Pedoman Pemilihan Berbagai Jenis Tanaman untuk Jalan 034/T/BM/1999
13 Pedoman Penataan Tanaman untuk Jalan 035/T/BM/1999
14 Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan Perendam Bising 036/T/BM/1999
15 Tata cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat di Jalan Bebas 037/T/BM/1999
Hambatan
DAFTAR ISI

Halaman
Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999
Tanggal 20 Desember 1999

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Maksud dan Tujuan 1
1.2 Ruang Lingkup 1
1.3 Pengertian 1

BABII KETENTUAN-KETENTUAN 3
2.1 Ketentuan Umum 3
2.1.1 Cat 3
2.1.2 Bahan Pelarut 3
2.1.3 Komponen Baja Jembatan 3

2.2 Teknik 4
2 .2.1 Cat 4
2.2.2 Komposisi Cat 4
2 .2.3 Umur Proteksi Cat 7

BAB III PENENTUAN JENIS DAN TEBAL CAT 8


3.1 Komponen Baja Jembatan 8
3.2 Lingkungan Pantai tanpa Polusi 8
3.3 Lingkungan Pantai dengan Polusi 8
3.4 Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi 9
3.5 Lingkungan Pedalaman dengan Polusi 10

BAB IV PERSIAPAN PERMUKAAN BENDA UJI 11


4.1 Peralatan 11
4.2 Cara Kerja 11
4.2.1 Membersihkan Kotoran 11

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 i


4.2.2 Membersihkan Oil dan Gemuk 11
4.2.3 Membersihkan Karat menurut Persiapan 11
Permukaan St 2,5
4.2.4 Membersihkan Karat menurut Persiapan 12
Permukaan St 3

BAB V PELAKSANAAN PENGECATAN 13


5.1 Peralataun 13
5.2 Cara Kerja 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN B LAIN-LAIN

LAMPIRAN B-1 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH DENGAN


ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE

LAMPIRAN B-2 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT KERING DENGAN


ALAT EKOMETER

LAMPIRAN C DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 ii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

Pedoman Penangulangan Korosi komponen Baja Jembatan dengan Cara


Pengecatan dimaksudkan sebagai pegangan dan petunjuk bagi para perencana
dan pelaksana pengecatan jembatan. Tujuannya adalah untuk melindungi
komponen baja jembatan terhadap korosi dengan lapisan cat yang mempunyai
sifat kimia dan sifat fisik yang baik.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini mencakup spesifikasi dan cara pengecatan


komponen baja jembatan dalam lingkungin atmosfir tetapi tidak termasuk
komponen baja jembatan yang digalvanis dengan cara terendam panas.

1.3 Pengertian

1) Komponen Baja Jembatan adalah bagian dari bangunan atas dan


bangunan bawah jembatan yang menggunakan bahan baja.

2) Korosi adalah proses kerusakan permukaan logam secara kimiawi akibat


pengaruh lingkungan.

3) Lingkungan Atmosfir adalah lingkungan pada udara terbuka.

4) Pantai tanpa Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut
dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik.

5) Pantai dengan Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut
dimana tcrdapat polusi hasil-hasil pabrik.

6) Pedalaman tanpa Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 1


berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana tidak terdapat polusi hasil-
hasil pabrik.

7) Pedalaman dengan Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang


berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana terdapat polusi hasil-hasil
pabrik.

8) Umur Proteksi Cat adalah jangka waktu antara selesainya pelaksanaan


pengecatan sampai keharusan dilakukan pengecatan berikumya.

9) Bahan Pengikat adalah bahan yang berfungsi mengikat dan melekatkan


pigmen pada permukaan komponen baja jeinbatan yang akan dilindungi.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 2


BAB II
KETENTUAN - KETENTUAN

2.1 Ketentuan Umum

2.1.1 Cat

Secara umum cat harus mempunyai daya lekat yang baik dan mudah
dilapiskan pada permukaan secara merata, memiliki ketebalan dan waktu
pengeringan yang tertentu, dan tahan terhadap pengaruh sifat kimia, fisik dan
cuaca. Berdasarkan fungsinya lapisan cat umumnya terdiri atas:

1) Cat dasar, yang menjamin pelekatan yang haik untuk lapisan yang
berikutnya.
2) Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat
dasar dengan lapisan cat akhir.
3) Cat akhir, yang merupakan lapisan permukaan akhir yang halus, licin,
mudah dibersihkan, dan tahan terhadap serangan zat-zat kimia.

2.1.2 Bahan Pelarut

Bahan pelarut adalah bahan untuk mengencerkan cat agar memiliki kekentalan
yang dikehendaki, dan biasanya terdiri atas zat organik seperti: terpentin,
hidrokarhon, keton dan ester.

2.1.3 Komponen Baja Jembatan

Permukaan struktur baja jembatan harus bersih dan bebas dari lemak, debu,
produk korosi, residu garam, dan sebagainya.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 3


2.2 Teknik
2.2.1 Cat
Jenis cat yang umum dipakai untuk pengecatan komponen baja jembatan
dapat diklasifikasikan dalam Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Jenis Cat

No. Klasifikasi Cat Karakteristik dan Unsur-unsur


Pokok

1. Organic zinc-rich Zinc dan organik binder


2. Anorganic zinc-rich Zinc dan silikat binder
3. One-pack chemical resistant Chlorinated nibber, vinyl
4. Two-pack chemical resistant Epoxy, polyurethane, resin
5. Coaltar epoxy resistant Epoxy

2.2.2 Komposisi Cat

Tabel 2. Komposisi Cat

Tebal Lapisan
Rata-rata Pigmen
Kering
Volume Bahan dalam Total
Klasifikasi (Pm/lapis)
No. Fungsi Bahan Pengikat Jenis Pigmen Padat Nominal Pigmen
Jenis Cat (minimum
(%) (% berat
yang
minimum)
dianjurkan)

1 2 4 5 6 8

1. Organic Cat Dasar Two pack Serbuk seng 35 95 50

zinc-rich epoxy

2. Inorganic Alkali silikat Serbuk seng 40 80 75

zinc-rich

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 4


1 2 3 4 5 6 - 8

3. One pack Cat dasar Chlorinated Seng fosfat 35 40 35


chemical rubber Seng chromat 35 40 35

resistan Serbuk seng 40 95 40


(BS 4652
Type 1)

Serbuk seng 40 95 40
(BS 4652

Type 2)

Methalik lead 45 50 35

Vinyl Seng fosfat 35 40 35


chlorida Seng chromat 35 40 35
Serbuk seng 40 95 40

Serbuk seng 40 95 40

I Cat antara Chlorinated Titanium 35 25


Rubber Oksida

Micaceous 30 100

besi oksida

Vinyl Titanium 40 80 30
chlorida/ Oksida
asetat

Micaceous 35 80 100
Besi oksida

Cat akhir Chlorinated Titanium 35 90 25


rubber oksida 30 90 100

Kabon black 35 25
30 100

Besi oksida 40 80 30
35 80 100

Vinyl Titanium 35 90 25
chlorida/ dioksida 30 90 100

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 5


1 2 3 4 5 6 7 8

Karbon black 35 25
30 100

Besi oksida 40 80 30
35 80 100

Aluminium 35 95 25
30 95 100
4. Two pack Cat Seng fosfat 35 40 35
Two-pack
chemical dasar Serbuk seng 35 95 35
epoxy
resistance

Serbuk 35 50 35
seng/seng 45 50 35
oksida
Metalik lead

Cat Titanium 45 40
Two-pack
antara dioksida 45 40
epoxy
(warna putih) 45 80 40
Best oksida 45 80 100

Titanium 45 40
Two-pack
oksida 40 100
poly urethane

Mecaceous 45 80 40
iron oxide 45 80 100

Cat Two-pack Titanium 45 90 40


akhir epoxy dioksida 40 90 100
(warna putih)

Cat Two-pack Pigmen 40 40


akhir epoxy warna & 40 100
Karbon
hitam

Besi oksida 45 80 40
45 80 100
Alumunium 45 95 35

Titanium 45 90 40
Two-pack
dioksida 40 90
poly urethane 75
(warna

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 6


1 2 3 4 5 6 8

Pigmen 45 40
warma tanpa 40 75

Kimia dan
karbon

Two-pack Besi oksida 45 80 40

poly 45 80 70

Cat Two-pack Silikat 60 100 60


akhir epoxy 55 100 100
atau
Modifikasi
epoxy
coaltar

Besi oksida 60 100 60


55 100 100

2.2.3 Umur Proteksi Cat

Umur proteksi cat dapat dilihat Dada Tabel 3 sebagal berikut:

Tabel 3. Kategori dan Umur Proteksi Cat

No. Kategori Umur Proteksi Umur Proteksi Cat (tahun)


1. Proteksi jangka pendek <5
2. Proteksi jangka sedang 5
3. Proteksi jangka panjang 10
4. Proteksi jangka sangat > 10
panjang

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 7


BAB III

PENENTUAN JENIS DAN TEBAL CAT 3.1

3.1 Komponen Baja Jembatan

Kriteria penentuan jenis dan tebal cat untuk komponen baja jembatan
tergantung pada kondisi lingkungan dan umur proteksi cat.

3.2 Lingkungan Pantai tanpa Polusi

Kriteria sistim pengecatan dalam Lingkungan Pantai tanpa Polusi umur


proteksi 5 tahun dari 10 tahun, lihat Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk


Lingkungan Pantai tanpa Polusi

Tebal Cat Umur


Jenis Cat
Proteksi
Dasar Antara Akhir Total
Cat (tahun)

Organic zinc-rich - - 75 75 5
atau
Inorganic zinc rich - - 100 100 10

One-pack chemical 35 60 55 150 5


Resistance 70 100 100 270 10

3.3 Lingkungan Pantai dengan Polusi

Sistim pengecatan dalaun Lingkungun Pantai dengan Polusi untuk umur


proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 8


Tabel 3.2 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan
Pantai dengan Polusi

Tebal Cat (µm) Umur


Proteksi
Jenis cat
Dasar Antara Akhir Total Cat
(tahun)
Organic zinc-rich - - 100 100 5
atau
Inorganic zinc rich 150 150 10

One-pack chemical 70 100 30 200 5


resistance 100 100 1110 300 10

Two-pack chemical 70 100 70 240 5


resistance 70 100 100 270 10

3.4 Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi

Sistim pengecatan dalam Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi untuk


umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan
Pedalaman tanpa Polusi

Tebal Cat (µm) Umur


Proteksi
Jenis Cat Dasar Antara Akhir Total Cat
(tahun)
Organic zinc-rich 75 75 5
atau
Inorganic zinc rich 100 100 10

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 9


One-pack chemical 35 60 55 150 5
resistance 70 100 100 270 10

3.5 Lingkungan Pedalaman dengan Polusi

Sistim pengecatan dalam Lingkungan Pedalaman dengan Polusi untuk


umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat di lihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan
Pedalainan dengan Polusi

Tebal Cat (µm) Umur


Jenis Cat Proteksi
Dasar Antara Akhir Total Cat (tahun)

Organic zinc-rich - - 100 100 5


atau
Inorganic zinc rich - - 150 150 10

One-pack chemical 70 100 30 200 5


resistmice 100 100 l00 300 10

Two-Pack chemical 70 100 70 240 5


resistance 70 100 100 270 10

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 10


BAB IV
PERSIAPAN PERMUKAAN BENDA UJI

Persiapan permukaan komponen baja masing-masing sistim pengecatan umur 5 tahun


dan 10 tahun dilaksanakan sebagai berikut:

4.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk persiapan permukaan terdiri atas:alat kerok, alat
pengelupas, mesin pengelupas, sikat kawat, mesin penggosok, gurinda,
penghisap debu, kompresor, kuas, semprotan air, dan peralatan sand blasting.

4.2 Cara Kerja

4.2.1 Membersihkan Kotoran

Kotoran berupa tanah, debu, dan kotoran lainnva dihilangkan dengan disikat
atau dikerok atau disemprot air sampai bersih.

4.2.2 Membersihkan Oli dan Gemuk

Oli dan gemuk dihilangkan dengan cara menggosoknya dengan kain atau kuas
yang dicelupkan ke dalam larutan xylol, thiner, bensin, dan lain-lain.

4.2.3 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan Sa 2,5

Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat,
digurinda, dan dilanjutkan dengan semprotan pasir yang biasanya menggunakan
pasir silika atau pasir besi yang disemprotkan pada permukaan logam yang akan
dibersihkan dengan menggunakan

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 11


udara bertekanan, kemudian permukaan baja dibersihkan dengan penyedot
debu dan ditiup dengan kompresor atau disikat dengan kuas bersih.
Permukaan komponen baja dibersihkan sampai mencapai warna kertas standar
Sa 2,5.

4.2.4 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan St 3

Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat,
digurinda, dan permukaan baja dibersihkan dengan vacum cleaner dan ditiup
dengan kompresor/disikat dengan kuas bersih. Permukaan komponen baja
dibersihkan sampai kelihatan sesuai warna kertas standar St 3

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 12


BAB V
PELAKSANAAN PENGECATAN

Berikut ini tahapan yang harus dilakukan untuk pengerjaan di lapangan.


Pengecatan komponen baja masing-masing sistim pengecatan umur 5 tahun dan
10 tahun.

5.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pengecatan terdiri atas:


semprotan vacum (tanpa udara), semprotan udara, kompressor, kwas, alat
pengukur ketebalan cat, alat pengukur ketebalan basah, alat pengukur
ketebalan kering, dan keselamatan kerja seperti sabuk pengaman dan helm.

5.2 Cara Kerja

1) Sebelum dilakukan pengecatan, benda uji harus betul-betul sudah bersih


dari kotoran maupun karat. Waktu antara penyelesaian persiapan
permukaan dan pengecatan dasar tidak boleh lebih dari 3 jam.
2) Pengecatan dasar dilakukan dengan menggunakan mesin penyemprot
besar.
3) Sebelum digunakan, bahan cat yang terdiri atas 2 komponen diaduk
secara terpisah sebelum dicampur dengan perbandingan yang
ditentukan oleh pabrik pembuat dan diawasi oleh seorang pengawas.
4) Pengencer dapat ditambahkan seperti yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuat.
5) Pada permukaan baja yang sudah bersih, pengecatan dasar dilakukan
dengan cara cat disemprotkan dengan semprotan cat yang dihubungkan
dengan kompressor.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 13


6) Ukur ketebalan lapisan cat basah dengan alat pengukur ketebalan cat
hasah (Wet Film Thickness Gauge) dan tunggu sampai lapisan cat
menjadi kering.
7) Ukur ketebalan lapisan cat kering dengan alat ketebalan cat kering
(Elkometer).
8) Lapisan antara dan lapisan akhir dilaksanakan dengan menggunakan
penyemprot mesin dan kwas minimum 24 jam dan maksimum 72 jam
setelah lapisan dasar kering.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 14


LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

solvent = pelarut
binder = pengiikat
vacum cleaner = penghisap debu
sand blasting = semprotan pasir
chipping = mengelupas
brushing = menyikat
St 3 = tingkat kebersihan permukaan logam secara
manual
Sa 2,3 = tingkat kebersihan permukaan logan secara
semprotan pasir

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 15


LAMPIRAN B: LAIN -LAIN

LAMPIRAN B-1
PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH
DENGAN ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE

B.1 TEBAL LAPIS CAT BASAH

B.1.1 Metode Pengukuran

a. Pengecatan dengan kuas/dengan menyemprotkan cat ke permukaan


logam yang rusak (cat lapis pertama).
b. Kemudian ukur ketebalan lapis cat tersebut dengun alas Wet Film
Thickness Gauge.
c. Lakukan kembali pengecatan dengan kuas/dengan menyemprotkan cat
di atas cat lapis pertama (cat lapis kedua).
d. Ukur ketebalan cat lapis kedua dengan alat yang lama seperti di atas.
e. Ulangi kegiatan tersebut hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan
sesuai ketentuan pada Bab III, Contoh Perhitungan, dan Gambar 1
Pengukuran Tebal Lapis Cat Basah.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 16


Gambar 1
Alat Pengukur Tebal Cat Basah
(Wet Film Thickness Gauge)

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 17


B.1.2 CONTOH PERHITUNGAN

1000 B
Tebal Basah =
A
B = Volume cat dalam liter
A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2

Contoh Perhitungan:
- Misalnya pemakaian cat = 500 gram/m2
- Berat Volume Cat = 1,5 gram/cm3
500
- Volume dalam liter = 0,333liter
1,5
1000 xB
- Tebal Basah =
A
1000 x0,333
333Pm
1

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 18


LAMPIRAN B-2
PENGUKURAN TEBAL LAPIS
CAT KERING DENGAN ALAT ELKOMETER

B.2 TEBAL LAPIS CAT KERING

B.2.1 Metode Pengukuran

a. Cat dengan kuas/semprotkan cat permukaan logam yang berukuran


tertentu (cat lapis pertama).
b. Setelah kering, ukur tebal lapis cat tersebut dengan alat elkometer.
c. Cat dengan kuas/semprotkan kembali cat di atas cat lapis pertama (cat
lapis kedua).
d. Ukur ketebalan cat lapis kedua denlan alat yang sama seperti di atas.
e. Ulangi kegiatan tersebut hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan
sesuai ketentuan pada Bab III, Contoh Perhitungan, dan Gambar 2
Pengukuran Tebal Lapis Cat Kering.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 19


Gambar 2
Alat Pengukuran Cat Kering
(Elkometer)

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 20


B.2.2 CONTOH PERHITUNGAN

10 BxC
Tebal Kering =
A
Keterangan :

B = Volume cat dalam liter


A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2

Contoh Perhitungan:
- Misalnya pemakaian cat = 500 gram/m2
- Berat Volume Cat = 1,5 gram/cm3
- Total Solid = 60%
500
- Volume dalam liter = 0,333liter
1,5
10 BxC
- Tebal Basah =
A
10 x0,333x60
200 Pm
1

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 21


DAFTAR PUSTAKA

Directorate General of HIighway, General, Spesification, Section 5.7. Paintings.

Direktorat Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan dan Petunjuk Perencanaan


Pengecatan Untuk Jembatan, 1981.

Irman Nurdin, Teknologi Penanggulangan Korosi Tiang Pancang, 1996.

Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999


LAMPIRAN C
DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

1) Pemrakarsa
x Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
x Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga

2) Penyusun : 4). Kelompok Kerja Bidang Konstruksi Jembatan & Bangunan Pelengkap
Dra. Lien Suharlinah Pusat LitbangJalan Jalan (SK Ketua Panja No.: 13/KPTS/Bt/1999)
Ir. Redrik 1rawan Pusat LitbangJalan Ketua:
DR. It. Mustazir Noesir, MM Ditjen Bina Marga

3) Tim Pembahas : Wakil Ketua:


DR. Ir. Mustazir Noesir, MM Ditjen Bina Marga Ir. Wawan Witamawan, hl.Sc, ME Pusat LitbangJalan
Ir. Irwan Zarkasi, M.EngSc Ditjen Bina Marga Anggota:
Ir. Lany Hidayat Ditjen Bina Marga Ir. Irwan Zarkasi, M.EngSc Ditjen Bina Marga
Ir. Hery Vaza, MLEngSc Ditjen Bina Marga Ir. Lany Hidayat Ditjen Bina Marga
Ir. Tri Djoko Waluyo, M.EngSc Ditjen Bina Marga Ir. Hery Vaza, M.EngSc Ditjen Bina Marga
Ir. Joko Sulistyono, M.Sc Ditjen Bina Marga Ir. Tri Djoko Waluyo, M.EngSc Ditjen Bina hiarga
Ir. Wawan Witarnawan, M.Sc, ME Pusat Litbang Jalan Ir. Joko Sulistyono, M.Sc Ditjen Bina Map
Ir. Jujun J. Pusat Litbang Jalan Ir. Wawan Witarnawan, M.Sc, ME Pusat Litbang Jalan
Ir. Sjamsudin H Pusat Litbang Jalan Ir. Lanneke Trsitanto Pusat Litbang Jalan
Ir. Redrik Irawan Pusat Litbang Jalan Ir. Sjamsudin H Pusat Litbang Jalan
Dra. Lien Suharlinah Pusat Litbang Jalan Ir. Nandang Syamsudin Pusat Litbang Jalan
Ir. Lanneke Trsitanto Pusat Litbang Jalan Ir. Rustaman, MSc Pusat Litbang Jalan
Ir. Rahadi Sukirman Pusat Litbang Jalan Ir. KGS. Axchmad Pusat Litbang Jalan
Ir. Joko Purnomo Pusat Litbang Jalan
Ir. Lasino Pusat Litbang Permukiman
Ir. Felisa Simarmata Pusat Litbang Permukiman
DR.Ir. Hanafiah Perguruan Tinggi
Ir. Swardirjus Perguruan Tinggi
Ir. Rudi Suherman Perguruan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai