SE DJBM Tata Cara Pengecatan Jembatan PDF
SE DJBM Tata Cara Pengecatan Jembatan PDF
2013
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 10.1
SKh-1.10.1.1 UMUM
(1) Uraian
a) Pekerjaan Lapis Ulang Lapisan Pelindung Elemen Baja Pada Jembatan Baja Tidak
Bergalvanis adalah pekerjaan untuk melindungi elemen baja jembatan pelengkung
baja dari serangan lingkungan akibat penurunan kondisi lapis pelindung eksisting.
b) Secara umum pekerjaan ini dibagi menjadi dua kategori yaitu pelapisan ulang
(overcoating) dan pelapisan baru dengan pengupasan (repair coating). Pelapisan
ulang (overcoating) adalah pekerjaan perbaikan cat pada lapisan antara
(intermediate coat), dan lapiran akhir (top coat), untuk lapisan utama (primer coat)
masih menggunakan lapis eksisting. Pelapisan baru dengan pengupasan adalah
pekerjaan perbaikan cat menyeluruh dengan cara mengupas lapisan cat eksisting
hingga lapisan primer dan memberikan lapisan cat baru baik lapisan utama, lapisan
antara dan lapisan akhir.
c) Penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan
dilakukan dengan memperhitungkan tingkat resiko elemen yang akan dilakukan
lapis ulang lapisan pelindung. Pemisahan tingkat resiko dipisahkan menjadi dua
kriteria yaitu elemen struktur kritis dan elemen umum. Elemen yang dikategorikan
elemen struktur kritis adalah bagian sambungan baik baut maupun las, hangar kabel
penggantung, angkur stressing dan bagian-bagian lain yang memiliki tegangan
setempat yang tinggi. Elemen umum adalah elemen-elemen jembatan yang tidak
tercakup pada elemen struktur kritis.
d) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan alat-alat dan bahan, pembersihan
permukaan elemen baja, pelapisan dengan bahan pelindung/ coating dengan
ketebalan pelapisan tertentu yang dijelaskan dalam persyaratan.
e) Dalam spesifikasi ini tidak mencakup pekerjaan perbaikan kerusakan pada struktur
baja. Apabila struktur baja yang akan dilakukan pengecatan mengalami kerusakan,
terlebih dahulu harus dilakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
f) Pekerjaan dilaksanakan menggunakan bahan yang telah ditentukan di dalam
spesifikasi ini atau yang disetujui oleh Direksi Teknik.
SKh-1.10.1.2 PERSYARATAN
(1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 07-0722-1989 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Umum
SNI 07-3015-1992 : Baja Canai Panas Untuk Konstruksi Dengan Pengelasan
AASHTO, ASTM :
AASHTO M 164M-01 : High Strength Bolts for Structural Steel Joints.
ASHTO 253M-96 (2001) : High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for
Structural Steel Joints
AASHTO M 169-02 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality.
AASHTO M 270M-04 : Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel
Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and Ttempered
Alloy Structural Steel Plates for Bridges
AASHTO M 111-04 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron and Steel
Products
ASTM A233 : Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20 : Standard Specification for Welded Highway and Railway
Bridges
ISO 12944 C5M : The Coating Systems Offshore Environment
ASTM D610 : Rating of Painted Surface
ISO 8501-1 : Surface Preparation for Rust Grade
ISO 4628-3 : Evaluation of Degradation of Coatings
Pedoman Teknik No. : Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja
028/T/BM/1999 Jembatan Dengan Cara Pengecatan
(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain adalah:
(a) Mobilisasi : Seksi 1.2
(b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
(d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
(e) Baja Struktur : Seksi 7.4
(f) Pekerjaan Rutin Jembatan : Seksi 10.5
(3) Penilaian Kondisi Kerusakan
Penilaian kondisi kerusakan didasarkan pada tingkat korosi yang terjadi pada elemen
baja. Penilaian tingkat korosi dinyatakan dalam derajat kerusakan yang menyatakan
volume korosi yang terjadi pada elemen baja. Secara umum, derajat kerusakan dijelaskan
pada tabel berikut:
Tabel. 10.1.1.1 Derajat Kerusakan Korosi
Derajat Kerusakan Luas Korosi (%)
0 0
1 0,05
2 0,5
3 1
4 8
5 40 - 50
Penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dilakukan
dengan memperhitungkan tingkat resiko elemen dan derajat kerusakan. secara umum,
penentuan kategori pelapisan ulang atau pelapisan baru dengan pengupasan dirangkum
pada tabel berikut:
Tabel. 10.1.1.2 Penentuan Kategori Penanganan
Tingkat Resiko Elemen Derajat Kerusakan Kategori Penanganan
1-4 Overcoating
Elemen Umum
4-5 Repair Coating
1-3 Overcoating
Elemen Kritis
3-5 Repair Coating
Material bahan yang berbahan dasar minyak (oil base), pada umumnya merupakan
komponen zinc. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan, tahan
terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap serangan kimia. Cat ini harus
mampu mengikat lapisan berikutnya, sehingga mengurangi penyebaran korosi yang
terjadi terutama pada bagian-bagian yang retak atau pecah dari lapisan cat. Apabila
dianggap diperlukan untuk memberikan perlindungan lebih dari kemungkinan korosi
pda elemen struktur kritis, penyedia jasa dapat memberikan lapisan sealant di bawah
lapisan primer dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pada kategori pelapisan ulang (overcoat), lapisan pertama masih menggunakan lapisan
cat eksisting.
(b) Bahan Untuk Pelapisan Kedua (125 mikrons) :
Pekerjaan pelapisan kedua merupakan lapisan pelindung untuk lapisan primary coat,
lapisan ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan primary coat masing-masing
produsen.
SKh-1.10.1.3 PELAKSANAAN
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan digunakan kepada Direksi
Teknis dengan mengirimkan contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan
jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan diatas.
b. Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan
beserta peralatan yang akan dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya.
c. Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur ketebalan cat untuk mengukur
ketebalan cat pada kondisi akhir pekerjaan/ kering.
d. Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus memberitahu kepada Direksi
Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru diperkenankan
melakukan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.
Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu hasil pelaksanaan pekerjaan adalah
pemeriksaan ketebalan coating dan cat yang telah diaplikasikan. Dilakukan pengujian dengan
alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk pemeriksaan ketebalan cat pada saat cat
sudah mengering. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid content
cat yang diaplikasikan pada permukaan baja. Warna hasil pengecatan harus merata dan tidak ada
indikasi akan timbulnya berbedaan warna untuk semua permukaan maupun lokasi yang sulit
terjangkau dengan ketebalan sesuai dengan persyaratan.
No Mata
Uraian Satuan Pembayaran
Pembayaran
2011
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI Skh 10.1
Skh 10.1 - 1
AASHTO M 111-04 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron and Steel
Products
ASTM A233 : Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307 : Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20 : Standard Specification for Welded Highway and Railway
Bridges
(2) Pekerjaan yang berkaitan yang dipersyaratkan pada Spesifikasi Umum antara lain adalah:
(a) Mobilisasi : Seksi 1.2
(b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
(c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
(d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
(e) Beton : Seksi 7.1
(f) Pekerjaan Rutin Jembatan : Seksi 10.5
Skh 10.1 - 2
No. Karakteristik Uraian Satuan
1. Dilutant Water Base
2. Lama Pengeringan :
Kering Permukaan 20 - 60 menit
Kondisi Kering Total 4-8 jam
3. Umur Campuran 1 jam
o
4. Suhu Saat Pelaksanaan 8 - 30 C
5. Tebal Lapisan :
Primary Coat 15 - 60 µm
Top Coat 15 - 30 µm
Material bahan yang berbahan dasar air (water base), pada umumnya merupakan
komponen polyurethane. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/ gesekan,
tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap serangan kimia. Bahan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Skh 10.1 - 3
SKh. 10.1-3 PELAKSANAAN
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan digunakan kepada Direksi
Teknis dengan mengirimkan contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan
jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan diatas.
b. Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan
beserta peralatan yang akan dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya.
c. Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur ketebalan cat untuk mengukur
ketebalan cat pada kondisi akhir pekerjaan/ kering.
d. Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus memberitahu kepada Direksi
Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru diperkenankan
melakukan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.
Skh 10.1 - 4
e. Pencampuran Bahan Lapisan Akhir
Permukaan elemen beton yang telah dilakukan pelapisan utama, diberikan lapisan
akhir yang terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik
pembuat. Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60 menit dengan temperatur udara
lingkungan sesuai ketentuan dari pabrik.
Skh 10.1 - 5
SKh 10.1-5 PENGENDALIAN MUTU
Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu hasil pelaksanaan pekerjaan adalah
pemeriksaan ketebalan coating dan cat yang telah diaplikasikan. Dilakukan pengujian dengan
alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk pemeriksaan ketebalan cat pada saat cat
sudah mengering. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid content
cat yang diaplikasikan pada permukaan beton. Warna hasil pengecatan harus merata dan tidak
ada indikasi akan timbulnya berbedaan warna dan semua permukaan yang sulit terjangkau oleh
bahan cat dengan ketebalan sesuai dengan persyaratan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemasangan, penyediaan
alat bantu termasuk support dan penggantian lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu
dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Seksi ini.
No Mata
Uraian Satuan Pembayaran
Pembayaran
Skh 10.1 - 6
PEDOMAN TEKNIK
PEDOMAN
PENANGGULANGAN KOROSI KOMPONEN BAJA
JEMBATAN DENGAN CARA PENGECATAN
No. 028/T/BM/1999
Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka menunjang pembangunan nasional di bidang kebinamargaan dan kebijaksanaan
pemerintah untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam, diperlukan
pedoman-pedoman teknik bidang jalan;
b. bahwa pedoman teknik yang termaktub dalam Lampiran Keputusan ini telah disusun berdasarkan konsensus
pihak-pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan umum serta
memperkirakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh manfaat sebesar-
besarnya bagi kepentingan umum sehingga dapat disahkan sebagai Pedoman Teknik Direktorat Jenderal
Bina Marga;
c. bahwa untuk maksud tersebut, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga.
Mengingat
Membaca
Surat Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan Nomor UM 01 01-Bt.2005/768 tanggal 20 Desember 1999
tentang Laporan Panja Standardisasi Bidang Jalan.
Menetapkan :
Kesatu : Mengesahkan lima belas Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari ketetapan ini.
Kedua : Pedoman Tenik tersebut pada diktum kesatu berlaku bagi unsur aparatur pemerintah
bidang kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian kerja antar pihak-pihak
yang bersangkutan dengan bidang konstruksi.
Keempat : Menugaskan kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga untuk:
a. menyebarluaskan Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
b. memberikan bimbingan Teknik kepada unsur pemerintah dan unsur masyarakat
yang bergerak dalam bidang kebinamargaan;
c. menghimpun masukan sebagai akibat dari penerapan Pedoman Teknik ini untuk
peyempurnaannya di kemudian hari.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa, jika terdapat
kesalahan dalam penetapan ini, segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Halaman
Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999
Tanggal 20 Desember 1999
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Maksud dan Tujuan 1
1.2 Ruang Lingkup 1
1.3 Pengertian 1
BABII KETENTUAN-KETENTUAN 3
2.1 Ketentuan Umum 3
2.1.1 Cat 3
2.1.2 Bahan Pelarut 3
2.1.3 Komponen Baja Jembatan 3
2.2 Teknik 4
2 .2.1 Cat 4
2.2.2 Komposisi Cat 4
2 .2.3 Umur Proteksi Cat 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B LAIN-LAIN
PENDAHULUAN
1.3 Pengertian
4) Pantai tanpa Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut
dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik.
5) Pantai dengan Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut
dimana tcrdapat polusi hasil-hasil pabrik.
2.1.1 Cat
Secara umum cat harus mempunyai daya lekat yang baik dan mudah
dilapiskan pada permukaan secara merata, memiliki ketebalan dan waktu
pengeringan yang tertentu, dan tahan terhadap pengaruh sifat kimia, fisik dan
cuaca. Berdasarkan fungsinya lapisan cat umumnya terdiri atas:
1) Cat dasar, yang menjamin pelekatan yang haik untuk lapisan yang
berikutnya.
2) Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat
dasar dengan lapisan cat akhir.
3) Cat akhir, yang merupakan lapisan permukaan akhir yang halus, licin,
mudah dibersihkan, dan tahan terhadap serangan zat-zat kimia.
Bahan pelarut adalah bahan untuk mengencerkan cat agar memiliki kekentalan
yang dikehendaki, dan biasanya terdiri atas zat organik seperti: terpentin,
hidrokarhon, keton dan ester.
Permukaan struktur baja jembatan harus bersih dan bebas dari lemak, debu,
produk korosi, residu garam, dan sebagainya.
Tebal Lapisan
Rata-rata Pigmen
Kering
Volume Bahan dalam Total
Klasifikasi (Pm/lapis)
No. Fungsi Bahan Pengikat Jenis Pigmen Padat Nominal Pigmen
Jenis Cat (minimum
(%) (% berat
yang
minimum)
dianjurkan)
1 2 4 5 6 8
zinc-rich epoxy
zinc-rich
Serbuk seng 40 95 40
(BS 4652
Type 2)
Methalik lead 45 50 35
Serbuk seng 40 95 40
Micaceous 30 100
besi oksida
Vinyl Titanium 40 80 30
chlorida/ Oksida
asetat
Micaceous 35 80 100
Besi oksida
Kabon black 35 25
30 100
Besi oksida 40 80 30
35 80 100
Vinyl Titanium 35 90 25
chlorida/ dioksida 30 90 100
Karbon black 35 25
30 100
Besi oksida 40 80 30
35 80 100
Aluminium 35 95 25
30 95 100
4. Two pack Cat Seng fosfat 35 40 35
Two-pack
chemical dasar Serbuk seng 35 95 35
epoxy
resistance
Serbuk 35 50 35
seng/seng 45 50 35
oksida
Metalik lead
Cat Titanium 45 40
Two-pack
antara dioksida 45 40
epoxy
(warna putih) 45 80 40
Best oksida 45 80 100
Titanium 45 40
Two-pack
oksida 40 100
poly urethane
Mecaceous 45 80 40
iron oxide 45 80 100
Besi oksida 45 80 40
45 80 100
Alumunium 45 95 35
Titanium 45 90 40
Two-pack
dioksida 40 90
poly urethane 75
(warna
Pigmen 45 40
warma tanpa 40 75
Kimia dan
karbon
poly 45 80 70
Kriteria penentuan jenis dan tebal cat untuk komponen baja jembatan
tergantung pada kondisi lingkungan dan umur proteksi cat.
Organic zinc-rich - - 75 75 5
atau
Inorganic zinc rich - - 100 100 10
Tabel 3.3 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan
Pedalaman tanpa Polusi
Tabel 3.4 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan
Pedalainan dengan Polusi
4.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk persiapan permukaan terdiri atas:alat kerok, alat
pengelupas, mesin pengelupas, sikat kawat, mesin penggosok, gurinda,
penghisap debu, kompresor, kuas, semprotan air, dan peralatan sand blasting.
Kotoran berupa tanah, debu, dan kotoran lainnva dihilangkan dengan disikat
atau dikerok atau disemprot air sampai bersih.
Oli dan gemuk dihilangkan dengan cara menggosoknya dengan kain atau kuas
yang dicelupkan ke dalam larutan xylol, thiner, bensin, dan lain-lain.
Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat,
digurinda, dan dilanjutkan dengan semprotan pasir yang biasanya menggunakan
pasir silika atau pasir besi yang disemprotkan pada permukaan logam yang akan
dibersihkan dengan menggunakan
Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat,
digurinda, dan permukaan baja dibersihkan dengan vacum cleaner dan ditiup
dengan kompresor/disikat dengan kuas bersih. Permukaan komponen baja
dibersihkan sampai kelihatan sesuai warna kertas standar St 3
5.1 Peralatan
solvent = pelarut
binder = pengiikat
vacum cleaner = penghisap debu
sand blasting = semprotan pasir
chipping = mengelupas
brushing = menyikat
St 3 = tingkat kebersihan permukaan logam secara
manual
Sa 2,3 = tingkat kebersihan permukaan logan secara
semprotan pasir
LAMPIRAN B-1
PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH
DENGAN ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE
1000 B
Tebal Basah =
A
B = Volume cat dalam liter
A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2
Contoh Perhitungan:
- Misalnya pemakaian cat = 500 gram/m2
- Berat Volume Cat = 1,5 gram/cm3
500
- Volume dalam liter = 0,333liter
1,5
1000 xB
- Tebal Basah =
A
1000 x0,333
333Pm
1
10 BxC
Tebal Kering =
A
Keterangan :
Contoh Perhitungan:
- Misalnya pemakaian cat = 500 gram/m2
- Berat Volume Cat = 1,5 gram/cm3
- Total Solid = 60%
500
- Volume dalam liter = 0,333liter
1,5
10 BxC
- Tebal Basah =
A
10 x0,333x60
200 Pm
1
1) Pemrakarsa
x Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
x Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga
2) Penyusun : 4). Kelompok Kerja Bidang Konstruksi Jembatan & Bangunan Pelengkap
Dra. Lien Suharlinah Pusat LitbangJalan Jalan (SK Ketua Panja No.: 13/KPTS/Bt/1999)
Ir. Redrik 1rawan Pusat LitbangJalan Ketua:
DR. It. Mustazir Noesir, MM Ditjen Bina Marga