Anda di halaman 1dari 2

Pengembangan Kalimat Efektif

A. Persyaratan Kalimat Efektif

Kalimat efektif dapat Anda wujudkan dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku.
Setidak – tidaknya, ada tiga persyaratan yang harus Anda perhatikan, yakni persyaratan
kebenaran struktur (correctness) dan persyatan kecocokan konteks (approciacy), sesuai yang
dikemukakan oleh Widdowson (1979) tentang penggunaan bahasa.
1. Persyaratan Kebenaran Struktur
Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur. Dengan ketertarikan ini, kalimat efektif dituntut
memiliki struktur yang benar. Struktur itu dapat dilihat pada hubungan antarunsur kalimat.
Anda tentu akan menilai bahwa contoh (1) berikut bukanlah kalimat karena tidak mengikuti
kaidah struktur, contoh (2) adalah kalimat yang masih mengandung kesalahan struktur,
sedangkan contoh (3) kalimat yang mengikuti kaidah stuktur tanpa kesalahan.
(1) Saya sarankan sudah agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota semuanya dapat
hadir.
(2) Saya sudah sarankan agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota semuanya dapat
hadir.
(3) Sudah saya sarankan agar pelaksanaannya dapat ditunda agar semua anggota dapat hadir.

Dari uraian tersebut, anda dapat melihat bahwa struktur kalimat dalam rentangan
kebenaran struktur. Ada yang betul – betul tidak berstruktur, ada yang berstruktur tetapi
mengandung kesalahan struktur, dan ada yang betul – betul berstruktur benar. Pada umumnya
dua kategori itulah yang lazim Anda temukan dalam penggunaan bahasa.

Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur – unsurnya memiliki
hubungan jelas. Dengan hubungan fungsi yang jelas itu, makna yang terkandung didalamnya
juga jelas. Pada tataran frasa, Anda tentu dapat membedakan makna tadi pagi dan pagi tadi,
Ayah almarhum dan almarhum Ayah, usulan dana dan dana usulan berdasarkan hukum
D-M. Unsur yang didepan setiap frasa itu menjadi unsur inti, sedangkan unsur yang
dibelakang menjadi unsur atribut atau penjelas.

Pada tataran kalimat, unsur – unsur yang memiliki fungsi sintaktis seperti subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan juga harus jelas. Kalimat berikut, walaupun sering
Anda temukan dan Anda dengar dalam penggunaan bahasa, melanggar kaidah struktur karena
hubungan antarfungsi sintaktisnya tidak jelas.

(1) Kepada hadirin dimohon berdiri

Kalimat (1) terdiri dari tiga unsur fungsi, yakni kepada hadirin, dimohon, dan
berdiri. Hubungan ketiga unsur fungsi itu tidak jelas karena tidak dapat dicari fungsi
subjeknya, walaupun dapat ditentukan predikatnya, yakni dimohon, dan unsur
berdiri. Dengan predikat itu, unsur kepada hadirin jelas bukan fungsi subjek.
Bahkan, kalimat tersebut tidak logis dengan pembuktian bahwa yang dimohon berdiri
adalah hadirin. Dengan kata lain, subjek haruslah unsur kalimat yang berupa nomina
atau frasa nominal, bukan frasa preposisional. Dengan menghilangkan preposisi
kepada, hubungan fungsi antarunsur menjadi jelas, seperti yang dapat amda amati
pada contoh (1) dan (2) berikut,
(1) Hadirin dimohon berdiri!
(2) Hadirin kami mohon berdiri!

Frasa preposisional hanya berfungsi sebagai keterangan atau pelengkap penyerta,


misalnya dalam kalimat (1) atau kalimat (2) berikut.

(1) Kepada hadirin, kami ucapkan terima kasih!


(2) Kami ucapkan terima kasih kepada hadirin!

Uraian diatas membuktikan bahwa kesalahan struktur dapat berdampak pada


kebenaran isi kalimat. Perhatikan juga kalimat berikut yang jika anda dengar atau
baca sepintas, seolah-olah tidak terdapat kesalahan struktur.
(1) Dengan peringatan sumpah pemuda, menggalang rasa persatuan dan
nasionalisme ’45.
(2) Barang siapa yang kehilangan kunci sepeda motor, dapat diambil dikantor.

Anda mungkin juga menyukai