Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ELEMEN MESIN

“BANTALAN”

PONIMAN

TAB / 0420120068

Politeknik Manufaktur Astra


Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara 14330, Telp. 021 6519555, Fax
021 6519821, email: sekretariat@polman.astra.ac.id
BANTALAN

A. Pengertian Bantalan

Bantalan merupakan elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga


putaran dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus cukup
kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun
atau tidak dapat bekerja secara semestinya.

B. Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros

 Bantalan luncur, bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan
lapisan pelumas.

 Bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru),
rol atau rol jarum dan rol bulat.
Atas Dasar Arah beban dan poros

 Bantalan Radial, arah bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros

 Bantalan radial, bantalan ini sejajar dengan sumbu poros

 Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

C. Perbandingan antara bantalan luncur dan bantalan gelinding

Bantalan luncur mampu menumpu poros putaran tinggi dengan beban


besar.batalan ini sederhana kontruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan
mudah.Karena gesekanya yang besar pada waktu mulai jalan,bantalan luncur
memerlukan momen awal yang besar.Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu
sederhana.Panas yang timbul dari gesekan yang besar,terutama pada beban
besar,memerlukan pendinginan khusus.sekalipun demikian,karena adanya lapisan
pelumas,bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak
bersuara.Tingkat ketilitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding sehingga
dapat lebih murah.

Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari pada
bantalan luncur,tergantung pada bentuk elemen gelindingnya.Putaran pada bantalan ini
dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut.karena
konstruksinya yang sukar dan ketelitian yang tinggi,maka bantalan gelinding hanya
dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja.adapun harga pada umumnya lebih mahal
daripada bantalan luncur.Untuk menekan biaya pembuatan serta mempermudahkan
pemakaian,bantalan gelinding diproduksikan menurut standar dalam berbagai ukuran
dan bentuk.Keunggulan bantalan ini adalah pada gesekan yang sangat rendah.
Pelumasanya pun sangat sederhana,cukup dengan gemuk bahkan pada yang
memakai sil sendiri tak perlu pelumas lagi.Meskipun ketelitianya sangat tinggi,namun
karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar,pada putaran tinggi bantalan ini
agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur.

D. Klasifikasi bantalan luncur

Berdasarkan konstruksinya, bantalan luncur terbagi menjadi 3 Jenis, yaitu:

1. Bantalan luncur radial (Jurnal bearing)


Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.
Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol

2. Bantalan luncur aksial (Thrust bearing)


Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama
pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan. Konstruksi
bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros jurnal bagian
paling tengah.
3. Bantalan khusus
Yaitu kombinasi antara bantalan radial dan aksial

Berdasarkan bahannya bantalan luncur dibedakan menjadi :

1. Bantalan satu bahan


Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis
bahan saja seperti besi tuang kelabu atau
perunggu . Jenis ini hanya digunakan pada motor
dengan beban ringan.

2. Bantalan dua bahan


Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk
pendukung dan untuk bagian luncurnya.Untuk
bagian pendukungnya terbuat dari Cuprum /
tembaga (Cu), Plumbum / timbal( Pb),
Timah/Stannum (Sn) atau paduan alumunium,
sedang bagian luncurnya biasanya terbuat dari : Plumbum (Pb) atau Timah /
Stannnum (Sn). Jenis ini mempunyai sifat luncur yang baik serta daya
dukungnya lebih besar

3. Bantalan luncur tiga bahan


Bantalan ini biasanya pelindungya terbuat dari baja ,pendukungnya
terbuat dari Pb , Cu atau Sn dan permukaan luncurnya terbuat dari Pb atau
Sn dengan proses galvanis.

E. Bahan Bantalan Luncur


Bahan bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut :
 Mempunyai kekuatan cukup (tahan terhadap beban dan kekerasan)
 Dapat menyusaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau
terhadap perubahan bentuk yang kecil.
 Mempunyai sifat anti las (tidak menempel) terhadap poros jika terjadi kontak
atau gesekan antara logam dan logam
 Sangat tahan karat.
 Cukup tahan aus
 Dapat mebenamkan kotoran atau debu kecil yang terkurung didalam bantalan
 Murah harganya
 Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur
Bahan bantalan umum

a. Paduan Tembaga, termasuk dalam golongan ini adalah perunggu, perunggu fosfor,
dan perunggu timah hitam, yang sangat baik dalam kekuatan, ketahanan terhadap
karat, ketahanan terhadap kelelahan, dan dalam penerusan panas. Kekakuannya
membuat bahan ini sangat baik untuk bantalan mesin perkakas. Kandungan timah
yang lebih tinggi dapat mempertinggi sifat anti las.

b. Logam putih, termasuk dalam golongan ini adalah loga putih berdasar Sn (yang
biasa disebut logam babit) dan logam putih berdasar Pb. Keduanya dipakai sebagai
lapisan pada logam pendukungnya.

Bahan Untuk Bantalan Tanpa Pelumasan

Bahan ini mengandung pelumas di dalamnya sehingga dapat dipakai sebagai


bantalan yang melumasi sendiri. Bantalan semacam ini dipakai bila tidak
memungkinkan perawatan secara biasa, yaitu :

1. Jika letak bantalan tidak memungkinkan pemberian pelumasan dari luar, atau
jika pemakaian minyak tidak dikehendaki.
2. Jika bantalan mempunyai gerak bolak-balik
3. Untuk alat kimia dan pengolahan air
4. Untuk kondisi khusus seperti beban besar, temperature tinggi, temperature
rendah, atau keadaan hampa.

Bantalan tanpa minyak terdapat dalam bentuk bantalan plastic ,bantalan yang
mengandung minyak ,dan bantalan dengan pelumasan zat padat:
a) Bantalan plastic, plastic adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat
melumasi sendiri dengan baik, sifatnya yang tahan korosi memungkinkan bahan
ini bekerja di dalam air atau bahan kimia.
b) Bahan logam yang diresapi minyak, contoh khas dari macam ini adalah bantalan
besi cord an logam sinter yang diresapi minyak, dalam hal besi cor yang diresapi
minyak dipakai besi cor yang berpori dengan perlakuan panas berulang kali.
Bahan ini mempnyai bentuk yang mantap karena kekakuannya yang tinggi dan
ketahanannya terhadap keausan. Logam sinter dibuat dari serbuk logam yang
dipres dan minyak yang diresapkan dapat tinggal didalamnya, namun demikian,
bantalan dengan bahan ini lebih cepat kehabisan minya k dan kondisi yang lebih
berat lebih cepat aus.
c) Pelumas padat, Bahan pelumas macam ini dipakai untuk keadaan khusus
(temperature tinggi, kena bahan kimia, beban besar) diluar batas pemakaian
tertentu . bahan bantalan yang dipakai sebagai bahan dasar dimana pelumas
padat dibenamkan adalah : untuk temperature tinggi, besi cor, dan tembaga,
untuk bekerja di dalam bahan kimia

Bantalan Luncur Hidrostatik

Bantalan semacam ini dipakai dibantalan utama mesin pada mesin perkakas
presisi tinggi, misalnya pada meja putar mesit bubut vertical besar. Bahan bantalan
dapat berupa minyak atau udara. Dalam hal ini minyak dan udara dialirkan dengan
tekanan kedalam celah bantalan untuk mengangkat beban dan menghindari keausan
atau penepalan pada waktu mesin berputar dengan putaran yang sangat rendah atau
waktu start dimana lapisan minyak yang tidak ada atau belum mempunyai tekanan
yang cukup tinggi.
Bahan Bantalan Khusus

a. Bantalan Kayu, bahan khas untuk bantalan ini adalah lignum vitas persyaratan yang
penting selain ketahanan, juga harus bebas dari zat-zat yang merusak serta anti las.
Bantalan kayu dipakai dalam mesin pengolahan makanan dan perusahaan susu. Juga
sering digunakan pada pompa air dan baling-baling kapal dimana pelumasannya
dilakukan dengan air.

b. Bantalan karet,dengan air sebagai pelumas, bantalan karet mempnyai koefesien


gesek yang rendah. Karet mempunyai ketahanan yang baik terhadap keausan. Selain
itu juga dapat meredam bunyi dan getaran. Sebagai bantalan , dapat dipakai karet yang
disemen atau karet melulu. Beban rata-rata yang dapat ditanggung adalah 0,5 (kg/mm²)
atau kurang.

c. Bantalan grafit karbon, grafit arang adalah bahan yang sepenuhnya dapat melumasi
sendiri dan dapat bekerjda pada temperature tinggi. Karena secara kimia sanagt sukar
bereaksi maka bahan ini mempunyai pemaikan yang sangat luas, penambahan serbuk
babit, perak, atau tembaga, dapat memperbaiki sifat-sifatnya sebagai bantalan,
perbedaan antara koefesien gesek kinetis (dalam keadaan bergerak) pada grafit karbon
kecil.

d.Bantalan permata, pada alat ukur banyak dipakai bantalan dari batu akik seperti batu
delima (ruby), batu nilam (sapphire). Batu nilam yang mengalamai perlakukan panas
dapat menjadi sekeras intan.
F. Hal – hal penting dalam perencanaan bantalan radial:

1. Kekuatan Bantalan

Misalkan terdapat suatu beban yang terbagi rata dan bekerja pada bantalan dari
sebelah bawah. Panjang bantalandinyatakan dengan l (mm), beban persatuan panjang
dengan w (kg/mm), dan beban bantalan dengan W (kg), serta reaksi pada tumpuan
dihitung. Maka :

W = wl (1)

Besarnya momen lentur maksimum yang ditimbulkan gaya-gaya di atas adalah :

M = wl²/2 = Wl/2 (2)

Besarnya momen tahanan lentur untuk poros lingkaran pejal adalah z=πd³/32 dan
dimana (kg/mm²) adalah tegangan lentur yang diizinkan maka

𝑊𝐼 ⁄2 ≦ 𝜎𝑎 (𝜋𝑑 3 ⁄32)

𝜋 𝜎 1 𝜎
𝐼 ≦ 16 𝑊𝑎 𝑑3 = 5,1 𝑊𝑎 𝑑 3 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 (3)

3
𝑑 ≧ √5,1 𝑊𝐼 ⁄𝜎𝑎 (4)

Untuk bantalan radial tengah ,ambil L = 1,5 I ,dan pandanglah suatu batang yang
ditumpu pada kedua ujungnya. Maka:
𝑀 = 𝑊𝐿⁄8 = 1,5𝑊𝐼 ⁄8

𝜋 1 𝜎 1 𝜎𝑎
𝐼 ≦ ˣ 1,5 𝑊𝑎 𝑑 3 = 𝑑 3 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 (5)
4 1,9 𝑊

2. Pemilihan l/d

Untuk bantalan, perbandingan antara panjang dan diameternya adalah sangat


penting, sehingga dalam perencanaan perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1. Semakin kecil l/d, semakin rendah kemampuannya untuk menahan


beban
2. Semakin l/d, semakin besar pula panas yang timbul karena gesekan
3. Dengan membesarkan l/d kebecoran pelumas pada ujung bantalan
dapat diperkecil
4. Harga l/d yang terlalu besar menyebabkan tekanan yang tidak merata.
5. Jika pelumas kurang diratakan dengan baik ke seluruh permukaan
bantlan, harga l/d harus dikurangi.
6. Semakin besar l/d, temperature bantalan juga akan semakin tinggi, hal
itu dapat membuat lapisan bantalan menjadi leleh.
7. Untuk menentukan l/d dalam merencana, perlu diperhatikan beberapa
besar ruangan yang tersedia untuk bahan bantalan tersebut didalam
mesin.
8. Harga l/d juga tergantung pada kekerasan bahan bantalan, bahan lunak
memerlukan i/d yang besar.

Atas dasar hal-hal diatas dapat dipilih l/d yang akan dipakai , harga l/d tersebut
terletak 0,4- 4.0 atau lebih baik antara 0,5-2,0 .
3. Tekanan Bantalan

Yang dimaksud tekanan bantalan adalah beban radial dibagi luas proyeksi
bantalan. Jika dinyatakan dengan ρ (kg/mm²), beban rata-rata yang diperlukan
adalah

𝑊
𝑝=
𝐼𝑑

4. Harga ργ

Dicelah antara bantalan dan poros terdapat selaput minyak, selaput


minyak ini bergerak karena tertarik oleh permukaan yang bergerak serta karena
kekentalannya, Tegangan geser τ (dyn/cm²) dari minyak dinyatakan pada
persamaan berikut :

𝜏 = 𝑍1 𝑅

Dimana adalah 𝑍1 Viscositas (kekentalan) minyak (satuannya adalah dyn*s/cm²


=poise = P) dan R (cm/s/cm) adalah kecepatan selaput minyak per satuan tebal
selaput. Gaya Tarik (dyn) yang bekerja secara tangensial pada luas A (cm²).
Maka

𝜏 = 𝐹𝑡 ⁄𝐴

Jika kecepatan permukaan atas selaput tersebut adalah Ʋ (cm/s) dan


tebalnya adalah ℎ1 (𝑐𝑚) ,maka:
𝑅 = Ʋ⁄ℎ1

Dari ketiga persamaan diatas diperoleh:

𝐹𝑡 Ʋ
= 𝑍1
𝐴 ℎ1

Ʋ
∴ 𝐹𝑡 = 𝑍1 𝐴
ℎ1

5. Tebal minimum selaput minyak


6. Kenaikan temperature selaput minyak dan minyak pengisi

G. Cara Pelumasan Untuk Bantalan Luncur


1. Pelumasan Pompa, Pelumasan pompa cocok digunakan untuk keadaan kerja
dengan kecepatan tinggi dan beban besar. Di sini pompa digunakan untuk
mengalirkan minyak ke dalam bantalan yang sulit letaknya seperti bantalan
utama motor yang berputaran tinggi.
2. Pelumasan Celup, Sebagian bantalan dicelupkan dalam minyak. Cara ini
cocok untuk bantalan dengan poros tegak seperti pada turbin air. Disini perlu
diberikan perhatian pada besarnya gaya gesekan, karena tahanan minyak,
kenaikan temperatur dan kemungkinan masuknya kotoran atau benda asing.
3. Pelumasan Tangan, cara ini sesuai untuk beban ringan, kecepatan rendah,
atau kerja yang tidak terus menerus. Kekurangannya adalah bahwa aliran
pelumas tidak selalu tetap atau pelumasan menjadi tidak teratur.
4. Pelumasan tetes, dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang
tetap dan teratur melalui sebuah katup jarum. Cara ini adalah untuk beban
ringan dan sedang
5. Pelumasan sumbu, cara ini menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan
dalam mangkok minyak sehingga minyak terisap oleh sumbminyak dari
bawah. Cara ini dipakai untuk beban sedang.
6. Pelumasan Gravitasi, dari sebuah tangki yag diletakkan diatas bantalan,
minyak dialirkan oleh gaya beratnya. Cara ini dipakai untuk kecepatan sedang
dan tinggi pada kecepatan keliling sebesar 10-15 (m/s)

H. Jenis – jenis bantalan gelinding

1. Single row groove ball bearings

Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur, maka
jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan
aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros,
sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu poros.
2. Double row self aligning ball bearings

Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris mempunyai alur sendiri-
sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin luarnya.
Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. Inilah
kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang sebaris.

3. Single row angular contact ball bearings


Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini biasanya
dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun bertolak
belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial.
4. Double row angular contact ball bearings

Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini juga dapat menahan beban aksial
dalam dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi. Jenis ini
juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika ruangan yang tersedia tidak
mencukupi.

5. Double row barrel roller bearings


Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya mempunyai alur
berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial yang besar
sehingga ideal untuk menahan beban kejut.
6. Single row cylindrical bearings

Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Efek dari
pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal
inimerupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan
bentuk karena temperatur,maka cincinya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya.
Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan
tinggi.
7. Tapered roller bearings

Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial. Jenis ini
dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya dan cincin
luarnya terpisah.

8. Single direction thrust ball bearings


Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksial dalam satu arah saja.
Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif terhadap
ketidak sebarisan ( misalignment ) poros terhadap rumahnya.
9. Double direction thrust ball bearings

Jenis ini sama seperti point 8, hanya saja bearing jenis ini dapat diberi beban aksial
dalam dua arah. Bagian - bagiannya pun juga dapat dipisahkan sehingga mudah bongkar
dan pasangnya.
10. Ball and socket ball bearings
Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola, yang bisa membuat
elemennya berdiri sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap beban aksial. Selain itu juga
dapat menahan beban radial secara simultan dan cocok untuk kecepatan yang tinggi.

I. Kelakuan Bantalan Gelinding :


a) Membawa beban aksial

Bantalan radial mempunyai sudut kontak yang besar antara elemen


dan cincinnya, dapat menerima sedikit beban aksial. Bantalan bola
macam alur dalam, bantalan bola kontak sudut, dan bantalan rol kerucut
merupakan bantalan yang dibebani gaya aksial kecil.

b) Kelakuan terhadap putaran

Diameter d (mm) dikalikan dengan putaran permenit n (rpm)


disebut harga d.n. Harga ini untuk suatu bantalan yang mempunyai
bantalan empiris, yang besarnya tergantung pada macamnya dan cara
pelumasannya.

c) Kelakuan gesekan

Bantalan bola dan bantalan rol silinder mempunyai gesekan yang


relatif kecil dibandingkan dengan bantalan yang lainnya. Untuk alat-alat
ukur, gesekan bantalan merupakan penentuan ketelitiannya.

d) Kelakuan dalam bunyi dan getaran.

Hal ini dipengaruhi oleh kebulatan bola dan rol, kebulatan cincin,
kekerasan elemen-elemen tersebut, keadaan sangkarnya, dan kelas
mutunya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketelitian pemasangan,
konstruksi mesin (yang memakai bantalan tersebut), dan kelonggaran
dalam bantalan.

Anda mungkin juga menyukai