Anda di halaman 1dari 11

Plain Bearing

Plain bearing sederhana, terdiri dari logam coran yang dilubangi, biasanya dipasang pada pin
atau shaft yang memiliki gerakan terbatas, atau yang berputar pada kecepatan rendah. Hanya
sedikit oli atau grease yang diperlukan untuk melumasinya.
Plain bearing juga dapat digunakan dalam lokasi-lokasi dimana shaft berputar pada kecepatan
tinggi. Pada aplikasi ini, bearing dan shaftnya diberi pelumasan bertekanan; contohnya adalah
pada bearing camshaft engine. Pada beberapa engine, plain bearing dibuat langsung dengan
mengebor lubang camshaft dengan presisi pada silinder head.
Camshaft journal bekerja langsung pada aluminium alloy yaitu bahan silinder head karena
aluminium juga bisa memberikan permukaan yang bagus sebagai bearing.

Sleeve Bearing dan Bushing

Sleeve bearing termasuk plain bearing, berbentuk selongsong yang dipasang pada lubang yang
dibor pada komponen yang dicor atau komponen-komponen lainnya. Beberapa sleeve bearing
dilengkapi dengan logam penguat pada bagian belakangnya (tubular backing) dan logam anti
gesek (antifriction metal lining) pada permukaan geseknya. Contoh penggunaan bearing ini
adalah pada camshaft engine.
Bushing adalah sleeve yang digunakan sebagai bearing dengan ukuran kecil. Aplikasi yang
umum adalah bushing perunggu atau nilon pada pin dan shaft-shaft yang kecil (linkage).

Split-sleeve Bearing

Gambar 4 plain bearing dapat dirancang untuk membawa beban radial.

Split halve bearing terdiri dari dua bagian yang berpasangan (Gambar 4) disebut juga bearing
shell atau bearing insert.
Umumnya, plain bearing hanya menerima beban radial, namun jika dibuat dengan flange
(gambar 4 combination), bearing ini dapat menerima beban radial dan beban thrust. Thrust
washer adalah bentuk dari bearing yang hanya menerima beban thrust dan terkadang dibagi
menjadi dua bagian agar dapat dipasang dengan mudah.

Gambar 5 Bagian belakang sebuah crankshaft yang menunjukkan bearing utama,


oil seal dan needle roller bearing.

Split-sleeve bearing digunakan pada bearing crankshaft dan connecting rod engine. Penggunaan
split-sleeve bearing ini dimaksudkan karena desain crankshaft hanya memungkinkan jenis
bearing ini yang dipasang. (Gambar 5).

Material / Bahan Plain Bearing

Material bearing umumnya adalah tembaga atau alloy/paduan berbahan dasar timah, namun
saat ini banyak jenis plastik yang juga digunakan untuk bearing.

Bearing Logam / Metallic Bearing

Logam Bearing umumnya lunak, dapat dibentuk tanpa rusak (malleable) dan dapat mengalami
deformasi plastis (ductile), terdiri dari logam campuran yang keras sebagai penyangga logam
yang lunak. Logam yang lebih keras ini mengurangi keausan dan tetap bertahan ketika logam
yang lunak telah mengalami keausan. Keausan yang cukup besar mengakibatkan timbulnya
lekukan-lekukan pada permukaan bearing namun dengan adanya material yang lebih keras,
maka oil akan tertampung pada lekukan-lekukan tersebut.
Logam yang lunak menyesuaikan dengan bentuk permukaan shaft dan logam yang lebih keras
berguna untuk mencegah keausan yang cepat dan berlebihan. Jika sistem pelumasan terganggu,
bearing terlalu lunak untuk merusak shaft dan meleleh pada suhu rendah oleh karena itu
dengan rancangan seperti ini kerusakan pada shaft dapat diminimalkan dan hanya diperlukan
penggantian bearing.

Logam Putih / White Metals Berbahan Dasar Timah (Tin Base) danTimbal /
LeadBase

Bentuk yang sederhana dari bearing ini adalah solid die-cast bushing atau half bearing, biasanya
lubang tempat bearing dipasang memiliki ukuran yang sangat presisi sehingga memungkinkan
bearing terpasang dengan sesak namun bagian dalam bearing memerlukan pengeboran,
pembesaran lubang (reaming) atau penghalusan pada lubang untuk mencapai ukuran yang
diinginkan.
Bearing seperti ini tidak dibuat lubang dengan ukuran yang presisi dari pabrik, karena sifat lunak
dari bearing yang akan mengalami sedikit deformasi saat dipasang pada posisinya. Logam

berbahan dasar timah sangat baik digunakan, karena dapat dicetak lebih akurat/presisi dan
logam berbahan timah lebih lemah kekuatannya, terutama pada suhu yang tinggi.

High Lead dan Standard Copper Lead

Pada system dengan pelumasan penuh, copper-lead bearing lebih tahan terhadap beban yang
besar tanpa adanya bahaya kerusakan mekanis. Namun, karena kekerasannya, (dibandingkan
dengan logam putih) ketebalan lapisan oil (oil film) antara journal dan bearing harus benar-benar
diperhatikan, dan kehati-hatian yang tinggi dibutuhkan saat melakukan machining untuk
mendapat clearance yang tepat. Clearance ini umumnya lebih besar dibandingkan dengan
clearance untuk white metal bearing untuk memudahkan masuknya oli yang lebih kental. Guna
menghindari kerusakan, oil harus disaring dan didinginkan.
Pada beberapa kasus, lapisan timbal yang tipis dilapiskan pada permukaan bearing. Permukaan
lunak ini dapat dengan mudah mengalami deformasi untuk menyesuaikan diri apabila terjadi
sedikit kesalahan ukuran pada proses machining dan juga memudahkan shaft berputar sesaat
untuk pertama kali ketika pelumasan belum mencukupi.
Copper-lead bearing ini sangat cocok untuk shaft yang dikeraskan. Umumnya memiliki lapisan
baja dibagian belakangnya untuk memberikan kekuatan extra untuk menjaga agar pemasangan
tetap kuat dalam housing.

Fosfor Bronze

Digunakan untuk pembebanan yang sangat berat. Phosphor-Bronze merupakan material yang
keras dan hanya digunakan pada shaft atau journal yang dikeraskan permukaannya. Tidak
diperbolehkan ada kelonggaran dan ketidak sesumbuan ketika menggunakan bearing dengan
material ini dan tidak diperbolehkan adanya pelumasan.
Pada kondisi beban yang sangat berat, bahan yang lebih lunak juga dapat dipergunakan sebagai
bearing seperti logam putih berbahan dasar lead dan tin.
Tidak seperti halnya fosfor bronze, logam berbahan lunak tetap dapat bekerja dengan baik jika
terjadi sedikit ketidaksejajaran dan kondisi oli yang kotor hingga tingkat tertentu dan sangat baik
dipergunakan pada shaft yang terbuat dari besi, baja dan besi cor. Keterbatasannya adalah
ketahanan terhadap suhu tinggi.

Sintered Bearing

Bearing ini dibuat dengan cara metalurgi bubuk, yaitu, perlakuan panas pada bubuk metal
didalam gas atmosfir yang bertekanan dan terkontrol. Kebanyakan jenisnya adalah yang berporipori dan mampu menahan oli yang cukup untuk melindungi jika sistem pelumasan tidak
berfungsi.

Bearing non-Logam

Jika pelumasan oli secara konvensional atau dengan grease tidak mungkin dilakukan, dan dalam
kondisi dimana oil film tidak dapat dipertahankan, seperti pada gerakan mengayun ke depan dan
kebelakang, maka banyak digunakan bearing yang permukaannya diberi lapisan plastik atau
karbon/graphite. Banyak digunakan pada industri automotive. Ketika dipergunakan pada kondisi
sedikit atau tidak ada pelumasan, bearing ini memiliki keterbatasan kemampuan terhadap panas
dan kecepatan putaran.
Selain mampu beroperasi dengan pelumasan minimal atau tanpa pelumasan, bearing ini dapat
tahan terhadap berbagai cairan seperti cutting fluid dan cairan berbahan dasar minyak tanah
dibanding bearing konvensional. Non-metallic bearing dapat juga menggunakan pelumas yang
tidak umum seperti cairan berbahan dasar minyak tanah sehingga dapat memikul beban yang
lebih berat dan kecepatan yang lebih tinggi dibanding dalam kondisi kering.

Jika bearing bekerja melampaui kapasitas hingga terjadi overheating dan terjadi kerusakan, yang
dibutuhkan hanyalah mengganti bearing-nya saja karena shaft logam biasanya tidak akan rusak.
Bearing plastik umumnya lebih ringan dibandingkan dengan bearing logam dan pada unit-unit
yang lebih besar, dapat memudahkan proses perawatan dan perakitan. Jenis bearing yang
berpermukaan plastik dan bagian belakangnya logam, biasanya sudah dihaluskan permukaanya
di pabrik dan tidak boleh di-machining, tetapi ada juga jenis bearing yang dapat dilakukan proses
machining yaitu jenis bearing dari plastik homogen dan grafit, jenis bearing plastik yang lain
menggunakan sebagian permukaanya untuk melingkupi permukaan komponen sehingga
memudahkan pemasangan pada tempat yang sulit terjangkau
Apabila sering terjadi keausan yang terus-menerus pada bearing yang tidak memerlukan perlumas dan
terpasang pada shaft dengan logam yang keras, bahan bearing acetal resin-nylon (acetal-organis
compound dicampur alcohol) dapat dipergunakan sebagai pengganti disamping tingkat
kehalusan permukaan shaft juga harus diperhatikan guna meminimalkan keausan.
Karena tidak ada pelindung korosi dari oli pelumas, shaft harus terbuat dari stainless atau
memiliki lapisan pelindung korosi. Apabila dipergunakan shaft baja biasa pada daerah yang
terdapat
kandungan air atau zat-zat korosif lainnya maka korosi yang terjadi dapat
mengakibatkan kekasaran permukaan dan keausan.
Kerugian menggunakan bearing dengan bahan plastik, adalah konduktivitas panasnya yang
rendah dibandingkan dengan logam, yang mana dibatasi oleh pembuangan panas yang
tertahan/tersendat akibat kapasitas kecepatan penyerapannya yang rendah. Dan juga karena
kebanyakan unfilled plastics mempunyai koefisien expansi thermal yang tinggi, maka
direkomendasikan agar ketebalan dari plastik bearing yang solid harus dibuat sekecil mungkin.
Pada beberapa bearing, konduktivitas panas rendah dan pemuaian yang tinggi telah
dikompensasi sebagian dengan menggunakan filler yang sesuai, atau dengan menggunakan
bahan plastik dengan permukaan belakangnya terbuat dari lapisan tipis logam.
Koefisien pemuaian panas tinggi dan kemampuan plastik untuk menyerap air dan cairan lainnya
menjadikan running clearance lebih besar dibandingkan dengan bearing logam biasanya
sekitar 0.005 mm untuk setiap 1 mm dimensi shaft.

Nilon dan Acetal

Nilon, acetal resin dan PTFE (polytetrafluoroethylene) dengan atau tanpa filler adalah thermoplastic yang paling umum digunakan dalam aplikasi bearing kering. Solid unfilled nylon dan
acetal yang dicetak dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dan biaya yang rendah ketika di
machining ke dalam bentuk bushing, thrust washer, dll dan banyak digunakan untuk aplikasi
berbeban ringan. Nilon dan acetal memiliki ketahana beban yang sebanding.
Unfilled nylon dipilih untuk bearing dengan ketahanan abrasi yang tinggi dalam kondisi kotor dan
tidak berisik.
Acetal memiliki sifat antifriksi yang lebih baik, khususnya, friksi statis rendah. Tidak seperti nilon,
acetal tidak memiliki sifat menyerap panas yang baik.
Glass-filled nylon memiliki pemuaian panas yang lebih rendah dan kekuatan rambat yang lebih
tinggi dan dapat digunakan pada beban-beban dan suhu kerja yang lebih tinggi, tetapi lebih
berisik. Aplikasi yang tidak biasa ditemukan pada glass-filled nylons adalah dalam drylon bearing.
Secara sederhana glass-filled nylon dipasang bersama pada inner dan outer race dipadukan dengan
bola stainless steel. Pertama dikembangkan untuk roda roller skate, Drylon bearing sekarang
diaplikasikan untuk roller conveyor dan bearing steering column.

Polyurethane Bushing

Bushing ini digunakan untuk gerakan rotasi dan maju-mundur berkecepatan rendah dalam area
yang kotor dimana dibutuhkan ketahanan terhadap abrasi misalnya, Prescollan bushing
digunakan pada paddle arm dari mesin pencampur beton, selain resistansi abrasi yang tinggi,
polyurethane memberikan friksi yang rendah dengan daya lenting yang baik untuk
mengakomodasi ketidaksejajaran.

PTFE Bearing

Hal yang menarik dari polytetrafluoroethylene (PTFE) adalah sifat antifriksinya dan resistansi
terhadap zat kimia yang baik pada kisaran suhu yang sangat luas, dari sekitar -200C sampai
lebih dari 250C. Namun, PTFE yang kosong memiliki kekuatan mekanis dan resistansi keausan
yang kurang baik, dan umumnya digunakan untuk tugas-tugas ringan dan sering diaplikasikan
pada sliding bearing berkecepatan rendah yang membawa beban berat.
Karena konstruksi ini, bearing memiliki kekuatan kompresif yang tinggi, pengantar panas yang
baik dan resistansi yang sempurna terhadap keausan pada tingkat tekanan-kecepatan yang
tinggi. Bekerja dengan baik pada lingkungan dengan tingkat korosif sedang. Standard spherical
bearingsdan rod end joint, cadmium plated, dapat beroperasi dengan baik pada synthetic
hydraulic fluid seperti Skydrol, lubricating oil
and anti-freeze compound. Secara luas
dipergunakan pada control linkage, automobile suspension, dan permesinan. hingga mencapai
kecepatan penggesekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dapat ditoleransi oleh
rubbing bearing kering yang lain.

Bearing Carbon/Graphite

Bearing ini dipergunakan untuk aplikasi suhu tinggi di atas kapasitas plastik, dapat bekerja pada
o
suhu yang bervariasi seperti pada suhu 500 C.
Berbeda dengan bearing PTFE, koefisien gesek kering akan menurun dengan meningkatnya
beban. Meskipun kapasitas beban statis tidak tinggi, pada tingkat keausan tertentu, bearing
karbon yang tidak perlu dilumasi dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bearing kering yang lain. Untuk bearing berkinerja tinggi, kesejajaran yang
baik adalah hal yang penting. Karena karbon memiliki inersia yang tinggi, bearing dari
karbon/grafit dapat dilumasi dengan air, bensin atau zat pelarut.
Aplikasi yang umum untuk bearing kering karbon termasuk tungku pembakaran dan boiler plant
bearing, bearing conveyor makanan, dimana oli atau grease dilarang, mesin veneer dan
pengering kertas, dan dalam operasi basah, bearing rotor pompa yang masuk ke dalam bahan
bakar yang bersirkulasi, bearing dalam pabrik pembersih botol yang terkena cairan pembersih
dan impeller bearing yang dipasang pada mesin pencuci otomatis.

Bearing Karet yang Fleksibel / Flexible Rubber Bearing

Bearing non-logam yang dipergunakan untuk gerakan mengayun depan-belakang memiliki jenis
yang sangat berbeda dan paling banyak digunakan dalam industri otomotif namun juga dalam
mesin-mesin industri, bearing ini adalah bushing karet fleksibel seperti kelompok metalastik yaitu
logam yang dilapisi karet Bearing seperti ini cocok digunakan pada shaft yang berputar pada
sudut tertentu dan terdapat distorsi torsional dari karet. Keuntungan dari jenis bearing ini adalah
bearing dapat dirancang untuk memberikan tingkat fleksibilitas ke semua arah serta
meminimalkan kebisingan dan getaran.

Thermoset-Fabric Bearing

Bahan berlaminasi kapas atau kain-kain asbes yang dicelup dengan thermo-setting resin dapat
di dibentuk atau di-machine untuk digunakan sebagai bearing kering, dan dapat juga digunakan
dalam aplikasi yang berpelumas, baik dengan jenis oli atau grease pelumas, atau menggunakan
cairan atau air yang diproses sebagai pendingin atau pelumas.

Bearing-bearing ini bersifat tahan terhadap bensin,oli,grease dan sebagian besar asam dan
alkali. Bearing ini membutuhkan rangka pendukung, karena cukup sensitif terhadap kesalahan ketak-sumbuan dan mempunyai konduktifitas dari material ini, dibuat-mengembang untuk mendapatkan
sifat menyerap uap dan memiliki sifat penghantar panas yang rendah.
Rangkuman Materi Plain Bearing

Anti Friction Bearing

Gambar 6 Ball bearing dan roller bearing:


(a). Kontak titik pada ball bearing
(b). Kontak garis pada roller bearing

Ball bearing dan roller bearing adalah termasuk antifriction bearing. Seperti disebutkan
sebelumnya, Gesekan dikurangi dalam jumlah besar karena berputarnya ball atau roller. Ball
baja memiliki kontak titik terhadap permukaan bearing dan roller memiliki kontak garis (Gambar
6). Karena itu, roller bearing memiliki gesekan yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan
ball bearing, namun roller bearing mampu memikul beban yang lebih besar dibandingkan
dengan ball bearing.

Gambar 7 Tiga jenis antifriction bearing yang umum.

Rancangan dasar antifriction bearing yang ditunjukkan dalam Gambar 7 yaitu :



Ball bearing

Roller bearing

Tapered roller bearing
Variasi dari ketiga rancangan dasar ini.

Ball Bearing

Ball bearing merupakan tipe anti-friction bearing yang paling umum dan terdiri dari outer race
yang memiliki groove dipermukaan dalamnya guna memungkinkan ball untuk menggelinding.
Cage menahan ball pada tempatnya dan memisahkannya satu sama lain. Bearing ini tidak
dapat disetel atau dibongkar serta hanya sanggup memikul beban radial dan sedikit beban
thrust. Bearing jenis ini ini disebut juga ballrace.

Gambar 8 Jenis-jenis ball bearing.

Daftar berikut ini menerangkan jenis ball bearing yang ditunjukkan dalam Gambar 8:

1. 1. Single-row ball bearing.


Single row ball bearing dilengkapi dengan
groove pada outer race. Sebuah circlip
dipergunakan sebagai penahan sehingga memungkinkan
bearing dipasang pada posisi
kedalaman tertentu pada housing.
2. 2. Double-row ball bearing.
Pada dasarnya bearing ini merupakan dua buah single row bearing yang digabung bersamasama dan didesain untuk dapat menerima baban radial yang lebih berat dan sedikit beban
thrust.
3. 3. Thrust bearing.
Thrust bearing (gambar 8) didesain untuk memenrima beban
sanggup menerima beban radial.

thrust yang berat dan tidak

4. 4. Cup-and-cone bearing.
Bearing tipe ini memiliki outer cup dan inner cone yang dipasang bersama-sama dengan
cage ball roller. Dalam pembuatannya, bearing ini dibuat berpasangan dan harus disetel
ketika dipasang untuk mendapatkan pembebanan awal. Ketika dipasang dengan benar,
bearing ini dapat menerima beban radial dan beban thrust.

Roller Bearing

Gambar 9 Jenis-jenis roller bearing.

Meskipun ada sejumlah variasi, pada dasarnya jenis roller bearing terbagi menjadi tige jenis
yaitu :

Straight roller bearing


Needle roller bearing
Tapered roller bearing.

Berbagai rancangan straight roller dan needle roller digambarkan dalam Gambar 9 yang terdiri
dari .

1. 1. Plain roller bearing.


Plain roller bearing memiliki roller yang dipasang parallel didalam groove inner dan outer
race. Permukaan luncurnya disebut raceway. Sebuah cage dipergunakan untuk menahan
rollers tetap berada ditempatnya. Bearing ini didesain untuk memikul beban yang berat
sehingga dapat dipergunakan pada lokasi yang sama dengan ball bearing. Tergantung pada
desainnya, plain roller bearing dapat menerima beban thrust yang tidak terus menerus dan
tipe bearing ini tidak dapat di disassembly.
2. 2. Roller assembly.
Ini terdiri dari sejumlah straight roller yang ditahan dalam sebuah cage. roller assembly tidak
memiliki race dalam dan luar sendiri, namun dipasang diantara shaft yang dikeraskan dan
lubang gear atau bagian-bagian yang serupa. roller assembly hanya dapat menerima beban
radial.
3. 3. Caged needle rollers.
Dinamakan Needle roller karena menggunakan roller bearing kecil yang lurus .Dapat
dipasang dengan bebas tanpa cage seperti pada universal joint atau dapat ditahan pada
sebuah cage.
4. 4. Needle thrust bearing.
Bearing ini memiliki sebuah retainer berbentuk washer, dilengkapi dengan needle roller
yang terpasang secara radial. Bearing tipe ini biasanya digunakan diantara dua permukaan
yang sudah dikeraskan untuk menyerap beban thrust yang terjadi pada permukaannya.

Gambar 10 Needle roller dalam lubang suatu gear;


Roller berjalan langsung pada shaft dan dalam gear.

5. 5. Loose needle roller.


Needle roller dapat digunakan tanpa retainer seperti diperlihatkan dalam gambar 10, dimana
sejumlah roller telah dipasang dalam bore pada sebuah gear membentu bearing. Roller
bekerja langsung pada shaft yang dikeraskan. Thrust washer dipasang di setiap ujung gear
untuk menahan needle pada tempatnya.

Gambar 11 Tapered roller bearing.

6. 6. Tapered roller bearing.


Bearing ini memiliki sebuah komponen bagian dalam yang terdiri dari cone, tapered roller
dan retainer. Komponen bagian dalam ini terpasang dengan cocok pada komponen luar
yang disebut cup. Bearing ini juga umum disebut dengan nama cup and cone bearing.
Kedua komponen ini tergabung bersama ketika terpasang dan harus disetel untuk
mengurangi kelonggaran (free play). Pada beberapa keadaan, bearing ini dapat dipasang
terpisah tetapi normalnya bearing ini didesain untuk dipergunakan secara berpasangan.
Bearing ini sanggup memikul beban radial dan thrust.

Jenis-jenis Bearing Khusus

Ada beberapa lokasi dimana bearing yang khusus akan lebih sesuai dibandingkan dengan
bearing standar. Untuk lokasi-lokasi ini, bearing dapat dilengkapi dengan seal, atau shield atau
dibuat sedemikian rupa sehingga bearing ini lurus dengan sendirinya.

Bearing dengan Shield dan Seal

Gambar 12 Bagian-bagian melalui sebuah ballrace menunjukkan seal dan shield.

Untuk aplikasi khusus, bearing dapat dibuat dengan shield atau seal. Penempatan shield atau
seal ditunjukkan dalam Gambar 12.
Shield digunakan untuk melindungi dari kotoran dan menghambat aliran pelumas melalui
bearing. Shield dapat dipasang pada salah satu atau kedua sisi bearing.
Seal digunakan untuk bearing yang telah dilengkapi dengan pelumas selama pembuatan.
Bearing jenis ini biasanya digunakan di lokasi-lokasi dimana bearing tidak dapat diakses, dan
seal dibutuhkan untuk menahan pelumas selama masa pakai bearing.

Self-aligning Bearing

Shaft and bearing haruslah berkontak dalam satu garis yang benar, jika tidak bearing akan
kelebihan muatan. Namun, untuk tujuan-tujuan khusus dimana kelurusan sulit untuk didapatkan,
ball bearing yang lurus dengan sendirinya (self-aligning ball bearing) akan digunakan. Bearing ini
memiliki groove yang lebar dalam race luar yang membuat race dan ball di dalam menjadi miring,
sehingga bearing lurus dengan sendirinya untuk menyesuaikan dengan kelurusan shaft.

Bearing-bearing Lain

Tipe-tipe bearing lainnya sangatlah banyak dan bervariasi. Ada yang berupa pin baja, bushing
bronze, nylon, rubber atau baja .Sintered bronze bushing dipergunakan pada aplikasi yang kecil
seperti pada bearing shaft starter motor.

Anda mungkin juga menyukai