Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MANAGEMENT TRAINEE

PT BARATA INDONESIA (PERSERO)

Tahun 2016

Oleh

Muchtarul faisol

CKT 1504

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat,
rahmat serta karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW atas segala
suri tauladan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan makalah
“MANAGEMENT TRAINEE” PT.Barata Indonesia (Persero)

laporan ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan penulis selama ditempatkan di Divisi
Konstruksi PT.Barata Indonesia (Persero). Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan
karyawan “MANAGEMENT TRAINEE “ PT.Barata Indonesia (Persero).

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis saat proses management trainee selama 6 bulan ini:

1. Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya serta junjungan Nabi Muhammad SAW
sehingga proses management trainee dapat berjalan dengan lancar

2. Bagian SDM PT.Barata Indonesia(persero) selaku Divisi yang merekrut karyawan baru
dan berada dibawah tanggung jawabnya.

3. Divisi Konstruksi sebagai tempat orientasi penulis dan telah memberikan wawasan
terkait dengan pengalaman Proyek yang pernah dikerjakan oleh PT.Barata Indonesai
dan yang sedang dikerjakan oleh PT.Barata Indonesia.

4. Seluruh Karyawan Divisi Konstruksi yang telah banyak membantu dan diskusi terkait
memanajemen proyek dan yang lainnya.

5. Teman-teman Management Trainee PT.Barata Indonesia(persero) angkatan 2016 yang


telah banyak membantu dalam pembuatan laporan orientasi ini.

6. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan
wawasan kepada penulis.

Penulis menerima segala kritik dan saran yang bertujuan meningkatkan kualitas laporan
management trainee ini. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam
penulisan maupun isi yang terdapat dalam laporan management ini. Semoga penulisan laporan
management trainee ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi PT Barata Indonesia (Persero)..
Gresik, Agustus 2016
Penulis

i
Daftar isi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
1.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN........................................................................ 1
1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ....................................................................... 2
1.3 Core Bisnis PT Barata Indonesia (Persero) .......................................................... 2
1.4 Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) ............................................. 3
BAB II ............................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2..................................................................................................................................... 5
2.1 Manajemen proyek ............................................................................................. 5
2.2 Divisi Konstruksi .................................................................................................. 6
2.3 Proyek Fasilitas Kapal Selam PT PAL ................................................................. 10
2.4 Evaluasi Project ................................................................................................. 26
2.5 Solusi ................................................................................................................. 28
BAB III .......................................................................................................................... 30
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 30
3................................................................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 30
3.2 Saran ................................................................................................................. 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN


PT Barata Indonesia (Persero)yang pada mulanya bernama PT Barata Indonesia
(Persero)Metalworks & Engineering berdiri pada 19 Mei 1971 di Jalan Ngagel No 109,
Surabaya dengan luas area sebesar 6,7 Ha. PT Barata Indonesia (Persero)merupakan
perusahaan merger (gabungan) dari tiga perusahaan, yaitu PN Barata, PN Sabang Merauke,
dan PN Peprida. PN Barata merupakan sebuah perusahaan yang memberikan jasa pemugaran
kepada pabrik gula, manufaktur jembatan dan konstruksi baja lainnya. PN Barata didirikan
pada tahun 1901 dengan NV Braat Machine fabriek. PN Sabang Merauke merupakan
perusahaan yang memberikan jasa pemugaran pada industri budidaya gunung dan perkapalan
pantai yang didirikan pada tahun 1920 dengan nama Machinefabriek & Scheeepswerf NV.
Molenvliet. Sedangkan PN Peprida merupakan perusahaan yang melaksanakan pembangunan
proyek-proyek industri pasar yang merupakan perusahaan milik pemerintah dan didirikan pada
tahun 1962.

Berkembangnya kota Surabaya mendorong daerah Ngagel menjadi pusat kota yang
padat penduduknya. Tuntutan perkembangan jaman dan pertimbangan pengembangan bisnis
PT Barata Indonesia (Persero)di kemudian hari, kemudian PT Barata Indonesia
(Persero)Indoensia (Persero) melakukan relokasi perusahaan ke Gresik, tepatnya di Jalan
Veteran No. 241 Gresik pada tahun 2005 dengan menempati lahan seluas 22 Ha.

Saat ini, PT Barata Indonesia (Persero)menjalankan tiga bidang bisnis, yaitu


engineering procurement & construction, manufacturing dan foundry. Tiga bidang bisnis
tersebut kemudian dipecah menjadi empat workshop. Workshop 1&2 merupakan workshop
yang berfokus pada bidang pengecoran. Workshop 3 merupakan workshop yang berfokus pada
industri berat dan workshop 4 merupakan workshop yang berfokus pada industri agro. Masing-
masing workshop menjalankan fungsi bisnis sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh
direksi untuk mengembangkan dan menjalankan fungsi bisnis dari PT Barata Indonesia
(Persero) .

Dalam perkembangannya, PT Barata Indonesia (Persero)kemudian mendirikan


beberapa cabang di Indonesia dimana cabang Gresik merupakan kantor pusat dari PT Barata

1
Indonesia (Persero) . Cabang dari PT Barata Indonesia (Persero)tersebut meliputi cabang
Tegal, cabang Cilegon, cabang Bandung & Sukabumi, cabang Medan dan cabang Makassar.
Namun, pada awal tahun 2015, cabang Bandung & Sukabumi dan cabang Makassar di non-
aktifkan. Sehingga tersisa 3 cabang lain yang masih menjadi bagian dari PT. Barata .

1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan


a. Visi Perusahaan :

Menjadi Perusahaan Foundry, metalworks, dan Engineering, Procurement &


Construction (EPC) yang tangguh.

b. Misi Perusahaan :

- Melakukan kegiatan usaha Foundry dan Metal Works Peralatan Industri dan komponen
untuk bidang Agro, Oil & Gas, Power Plant dan Pengairan dengan
mengoptimalisasikan sumber daya, sehingga memberikan nilai tambah bagi karyawan,
pemesan, Pemegang Saham dan Stake Holder lainnya.

- Melakukan kegiatan usaha Engineering, Procurement & Construction untuk bidang


Industri Agro, Industri Migas (Tankage) dan Industri Pembangkit Tenaga Listrik.

c. Tujuan Perusahaan :

- Mendukung kemandirian dan kemajuan Industri Nasional.

- Memberikan produk dan layanan yang berkualitas kepada Pemesan dalam rangka
menciptakan nilai yang prima.

- Menghasilkan keuntungan bagi Pemegang Saham.

- Menciptakan kesejahteraan, peningkatan kualitas dan kepuasan kerja karyawan.

1.3 Core Bisnis PT Barata Indonesia (Persero)


a) Divisi Industri

- Pabrik foundry : komponen industri kereta api, komponen industri kapal, komponen
industri gula, dan komponen industri pertambangan dan mesin gilas.

- Pabrik PIB : boiler, pressure vessel, heat exchanger, storage tank, fabrikasi &
erection kiln.

2
- Pabrik PIA : rol gilingan konvensional & roll ubi, peralatan & komponen industri
gula, optimalisasi gilingan, dan jasa permesinan

b) Divisi Konstruksi : Power plant, agro industry, dan oil & gas

c) Divisi Area : hydromechanical, rig, steel structure.

1.4 Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero)


Berdasarkan Surat Keputusan Direksi tanggal 14 Agustus 2015 berikut struktur
Organisasi yang berlaku di PT Barata Indonesia (Persero) dengan penjelasan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero )

Di dalam struktur organisasi PT. Barata Indonesia terdapat 3 Board of commisary


(BoC), Board Of Director (BoD), Internal audit, Head of Division, Head of Biro and Corporate
Secretary. Berikut nama yang menjabat didalam struktur organisasi eselon 1

 Board of Commissary

Chief Commisioner : Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA


Commissary : Katno
Commissary : Adriansyah

3
 Board of Director

President Director : Zakky Gamal Yasin


Marketing and Production Director : Tony Budi Santoso
HRD and Finance Director : Yoyok Hadi Satriyono

 Manager of Division

Manager of Industry Division : Hari Santosa


Manager of Construction Division : Setiyo Purnomo
Manager of Area Division : Budi Rusianto
Manager of Business Development TotokSuhartono
:

 Manager of Biro

Manager of Internal Audit : Rushadi


Manager of System Management : Djarno Adrijanto
Manager of Research & Development : Yoyok Hadi Satriyono
Manager of Procurement : Sakti Wahyu
Manager of HRD : Bustomek
Corporate Secretary : Saru Sutjahyani

4
BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Manajemen proyek
Manajemen proyek merupakan suatu kegiatan mrencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna
mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dan sumber daya tertentu.

Proyek adalah Suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan
alokasi sumberdaya yang terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah
digariskan. Proyek merupakan usaha sekali waktu dan bersifat unik, bersifat unik karena setiap
proyek memiliki spesifikasi yang berbeda dan metode pelaksanaan yang berbeda bergantung
kondisi yang ada.

Perencanaan sebuah proyek sangat penting karena sangat menentukan kesuksekan dari
satu proyek. Tujuan dari perencanaan proyek itu sendiri adalah:
- Memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumberdaya untuk melaksanakan
kegiatan
- Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
- Dasar pengaturan alokasi sumberdaya
- Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari pentingnya
unsur waktu
- Pegangan dan tolok ukur fungsi pengendalian
Dalam fase perencanaan proyek ada beberapa unsur yang direncanakan dan dikontrol
yaitu:

- Budget proyek
- Jadwal proyek
- Quality proyek
- Sumber material dan delivery
- Cashflow proyek

5
Selama proses pelaksanaan suatu proyek ada tiga batasan yang harus dikendalikan yaitu
biaya (cost), kualitas (Quality), dan Delivery.

Pengelolaan sebuah proyek sangat penting karena akan menentukan keberhasilan suatu
proyek. Dalam hal perencanaan dan pengendalian dalam suatu proyek diatur oleh suatu fungsi
dalam organisasi proyek yaitu PPC/Project Control. PPC/Project control merupakan bagian
yang bertugas untuk mengatur, merencanakan dan mengendalikan suatu proyek. Berikut
merupakan fungsi dari bagian PPC dalam suatu proyek:

- Penjadwalan pengerjaan order, mulai dari engineering, pengadaan, fabrikasi hingga


pengiriman produk
- Perencanaan dan pengendalian yang meliputi man (dalam bentuk man power planning),
material (dalam bentuk Material Requisition List), Money (dalam bentuk Rencana
Anggaran Biaya), Method (bekerja sama dengan engineering), dan machine (berupa
penjadwalan penggunaan mesin/equipment)
- Pergudangan yang meliputi pengelolaan material fabrikasi sehingga tidak terjadi
kekurangan material.
- Pembuatan laporan, baik ke customer maupun ke manajemen.

2.2 Divisi Konstruksi


Selama proses MT (Management Trainee) saya ditempatkan di Divisi Konstruksi Divisi
ini berfokus pada proyek-proyek yang berhubungan dengan Migas, Power Plant, Industri
Kimia, Industri Proses, Industri Gula,dan yang lainnya.

Berikut merupakan struktur organisasi yang ada di Divisi Konstruksi:

- Manager Divisi : Setiyo Purnomo


- Manager Komersial : Fuad Marsyudi
- Manager Pengendalian Kualitas : Adhi Sudarso
- Manager Keuangan dan Umum : Nyaman Edi Roestanto
Selain Fungsi Struktural di Divisi konstruksi juga ada project manager yang membantu
dalam melaksanakan proyek di Divisi konstruksi. Berikut merupakan beberapa project
manager di Divisi Konstruksi

Project manager :

- Meisa Irianto
- Budi Santoso

6
- Eko Pudji
- Hana Suhana
- Umbul Pramono
- Purwantono
- Dll

Manager Divisi

Proyek-Proyek
Manager Komersial

Manager
Keuangan dan umum

Manager
Pengendalian kualitas
(QC)
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Divisi Konstruksi

Pada saat ini Divisi konstruksi menangani beberapa proyek antara lain:

1. Proyek RFCC (Residual Fuel Catalytic Cracking) Pertamina


Proyek RFCC merupakan proyek tangki pertamina yang dkerjakan di kota
cilacap. Project manager yang ditugaskan untuk mengelola proyek ini adalah bapak
Fajar Setiabudi dari Divisi Pengembangan Usaha . Pada tahun ini proyek ini akan
selesai masa garansinya dan dinyatakan complete 100%. Commented [mf1]: Tambahi bulan

7
2. Proyek Ammonia Urea II Petrokimia Adhikarya
Proyek Ammonia Urea II PT Barata Indonesia (Persero) dalam hal ini bertindak
sebagai subkontraktor untuk pengerjaan 5 tangki yaitu:

Tanki Carbon Steel

- T20101 Filtered Water Tank

- T20204 Brine Water Tank

Tanki Stainless Steel

- T20207 Condensate Tank

- T20208 Demineralized Water Tank

- T20102 Potable Water Tank


PM (Project Manager) yang ditugaskan pada proyek ini adalah Bapak Budi
Santoso . Proyek ini dikerjakan sejak tahun 2015 dan dijadwalkan akan berakhir pada
November tahun 2016.

3. Proyek Filter Water supply Petrokimia


Proyek Filtered water supply ini merupakan proyek yang dimenangkan PT
Barata Indonesia (Persero) secara langsung. Pada proyek ini PT Barata Indonesia
(Persero) bertindak sebagai main contractor. Proyek FWS mengerjakan pipanisasi
untuk saluran air produksi yag menghubungkan pabrik 1, 2, dan 3 di PT Petrokimia
Gresik. Project Manager pada proyek ini adalah Bapak Umbul Pramono. Proyek ini
dijadwalkan akan selesai pada tahun 2016. Commented [mf2]: Ditambahi tanggal

4. Proyek Fasilitas Kapal Selam PT PAL Indonesia


Proyek Fasilitas Kapal Selam merupakan proyek fabrikasi dan instalasi
overhead crane dan wall crane untuk fasilitas kapal selam di PT PAL. Proyek ini
merupakan proyek kolaborasi antara PT PAL Indonesia (persero), PT Barata Indonesia
(Persero) dan SEYANG. Proyek ini berdurasi 7 bulan yaitu mulai 4 Mei – 4 Desember
2016. Project manager yang ditugaskan pada proyek ini adalah Bapak Eko Pudji S.

8
5. Proyek Ammonia Urea II Petrokimia Wuhuan
Proyek Ammunia Urea II wuhuan sama seperti Proyek Ammunia Urea II
Adhikarya. Pada proyek ini menangani 16 item yaitu:

T05-PP

- OASE Solution Sump


- Steam Condensate Tank
- Sealing Water Tank
- Dissolving Tank
- Water Tank

T06-PP

- OASE Solution Storage Tank


- Oil Drain Pit
- Drain Recovery Pit
- Effluent Water Pit
- Color Tank
- Urea Solution Tank
- Process Condensate Tank
- Carbonate Solutiom Tank

PP STACK & DUCT

- Primary Reformer Stack


- Duct
- Template

Proyek Ammonia Urea II wuhuan didapatkan pada 2016 ini dan dijadwalkan
akan selesai pada Januari 2017. Sama seperti Proyek Ammunia Urea II Adhikarya, yang
menjadi Project manager Proyek Ammunia Urea II wuhuan adalah Bapak Budi
Santoso.

6. Proyek Tangki JGC

9
Proyek tangki JGC merupakan proyek tangki yang dimenangkan oleh PT
Barata Indonesia (Persero)sebagai subkontaktor dari PT JGC Indonesia. Pada proyek
ini barata mengerjakan tangki bola. Tangki bola digunakan untuk storage gas. Project
manager yang ditugaskan untuk mengelola proyek ini adalah Bapak Hana.

7. Proyek Control room Perak Juanda Pertamina


Proyek Control room perak juanda merupakan proyek yang dimenangkan oleh
PT Barata. Control room perak juanda digunakan untuk mengatur operasional, flow dan
pressure dari pipa Avtur di Juanda. Project manager yang bertugas untuk mengelola
proyek ini adalah Bapak Ahmad Asrori.

8. Proyek Pipanisasi Tambak lorok Semarang


Proyek pipanisasi tambak lorok Semarang adalah proyek yang baru saja
didapatkan oleh PT Barata Indonesia (Persero) pada tahun 2016 dan Divisi Konstruksi
yang mendapat tugas untuk mengeksekusi proyek tersebut. Proyek ini hanya berdurasi
4 bulan dan dijadwalkan selesai pada bulan November 2016. Project manager yang
bertugas untuk mengelola proyek ini adalah Bapak Purwantono.

2.3 Proyek Crane Fasilitas Kapal Selam PT PAL


Pada masa MT (Management Trainee) ini saya ditugaskan pada proyek crane fasilitas
kapal selam PT PAL. Proyek Crane Fasilitas Kapal Selam PT PAL merupakan proyek yang
didapatkan oleh PT Barata Indonesia (Persero). Proyek ini merupakan proyek dengan dana
PMN yang diberikan kepada PT PAL untuk membuat fasilitas untuk pembuatan kapal selam.
Karena ada kebijakan sinergi BUMN oleh pemerintah maka PT Barata Indonesia (Persero)
ditunjuk oleh PT PAL untuk membuat overhead crane dan wall crane dan memasang crane
tersebut didalam workshop kapal selam.

Desain dan calculation untuk pembuatan overhead crane dan wall crane ini dipesan
langsung oleh PT PAL kepada perusahaan manufaktur asal korea yaitu SEYANG. Sehingga
dibuatlah kesepakatan berupa scope of work antara PT PAL, PT Barata Indonesia (Persero) dan
SEYANG yang mengatur lingkup kerja dari masing-masing perusahaan. PT Barata Indonesia
(Persero )dan PT PAL dalam hal ini memperoleh bagian dalam pembuatan girder beserta
accessoriesnya sedangkan SEYANG menjadi fabricator untuk komponen traveling dan
traversing untuk overhead crane dan wall crane.

10
Ada 4 macam crane yang dibuat dalam proyek ini yaitu 2 unit Overhead Crane 120
Ton, 2 Unit Overhead Crane 70 Ton, 2 unit Overhead Crane 40 Ton dan 4 unit Wall crane 2
Ton. Overhead crane 120 Ton dan Overhead crane 70 Ton diserahkan fabrikasinya ke PT PAL
sedangkan untuk Overhead crane 40 Ton dan Wall crane fabrikasinya diserahkan ke PT Barata
Indonesia (Persero). Tetapi untuk Material fabrikasi yang ada di PT PAL dan PT Barata
Indonesia (Persero) disupplai oleh PT Barata.

Gambar 2.1 scope of work antara PT Barata Indonesia (Persero) dan PT PAL

Pada proyek ini saya mendapatkan tugas sebagai Manager PPC atau Project Control
dan bertugas untuk merencanakan serta mengendalikan proyek crane fasilitas kapal selam ini.
Kontrak untuk proyek ini sudah ditandatangani sejak tanggal 17 Maret 2016 tetapi untuk start
dari project ini dimulai sejak diterimanya DP (Down Payment) oleh PT Barata Indonesia
(Persero) sehingga Proyek ini resmi berjalan sejak tanggal 4 Mei 2016 setelah DP diterima
sampai 4 Desember 2016 (Durasi 7 Bulan). Dalam mendukung kinerja proyek dibentuklah tim
untuk menangani project ini. Struktur tim proyek yang bertugas untuk mengelola proyek ini
adalah sebagai berikut:

11
Project Manager
Eko Pudji S

Manager Keuangan Dan


HSE Umum
TBA Slamet

Engineering Manager
PPC Manager QA/QC Manager Construction Manager
Rachmaddoni
Muchtarul Faisol Oky Sasongko A. Asrori
Firmansyah

Material Control Supervisor


Priyo S Dwi

Gambar 2.2 Struktur organisasi crane fasilitas kapal selam PT PAL

Ada beberapa fungsi yang ada dalam struktur organisasi crane fasilitas kapal selam ini,
antara lain:

a) Project Manager:
- Tugas pokok: Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan
seluruh kegiatan operasional pelaksanaan proyek dalam rangka pencapaian sasaran
sesuai yang telah ditetapkan oleh Direksi meliputi: kualitas, biaya dan waktu.
b) Manager Engineering:
- Tugas pokok: Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional
pelaksanaan proyek bidang teknik dalam rangka pencapaian sasaran proyek yang telah
ditetapkan Project Manager meliputi : kualitas, biaya dan waktu.
c) Manager PPC
- Tugas pokok: Membantu Project Manager dalam melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan persiapan, perencanaan dan pengendalian pekerjaan dalam rangka pencapaian
sasran proyek sesuai yang telah ditetapkan oleh Project Manager meliputi: kualitas,
biaya dan waktu.
d) Construction Manager:

12
- Tugas pokok: Membantu Project Manager dalam melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan royek pada saat fase konstruksi dalam rangka pencapaian sasaran proyek
sesuai yang telah ditetapkan Project Manager meliputi : kualitas, biaya dan waktu.
e) QA/QC Manager:
- Tugas pokok: Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional
pelaksanaan pengendalian kualitas dalam rangka pencapaian sasra proyek yang
telah ditetapkan Projet manager meliputi: kualitas, biaya dan waktu.
f) Manager Keuangn dan umum:
- Tugas pokok: Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional
pelaksanaan proyek bidang keuangan dan umum dalam rangka pencapaian
sasaran proyek sesuai yang telah ditetapkan Project Manager.
Pekerjaan proyek ini diawali dengan fase engineering. Karena desain dan calculation
untuk proyek ini dikerjakan oleh SEYANG maka engineering bertugas sebagai checker serta
membuat cutting plan yang selanjutnya akan menjadi MRL untuk pengadaan material.

Gambar 2.3 Drawing General Assembly Overhead crane 40T

13
Dari Drawing yang sudah diberikan oleh SEYANG lalu dibuat cutting plan untuk
mengetahui jumlah material yang dibutuhkan untuk fabrikasi semua komponen mulai dari main
part sampai accessories.

Gambar 2.4 salah satu Cutting Plan plate girder Overhead crane 70 Ton

Gambar 2.5 salah satu Cutting Plan profile Overhead crane 70 Ton

14
Dari cutting plan tersebut engineering mengeluarkan MRL (Material Requisition List)
kepada bagian Procurement (pengadaan).

Gambar 2.6 salah satu MRL (Material Requisition List)

MRL tersebut sebagai dasar untuk bagian pengadaan dalam pembelian material dan
menerbitkan SPP (Surat Pesanan Pembelian) kepada supplier.

15
Gambar 2.7 salah satu SPP material

Setelah SPP diterbitkan, bagian pengadaan dan PPC berkoordinasi untuk kedatangan
material sehingga sesuai schedule yang sudah dibuat.

PPC parallel dengan engineering menyusun RAB (Rancangan Anggaran Biaya),


Schedule, dll untuk perencanaan dan pengendalian proyek. RAB dibuat berdasarkan anggaran

16
yang sudah dibuat oleh Divisi Pengembangan Usaha pada saat melakukan tender. Anggaran
yang dibuat oleh Divisi Pengembangan Usaha disebut HPP SPH (Harga Pokok Proyek Surat
Penawaran Harga) dan akan disesuaikan oleh PPC dan Project Manager sesuai scope of work
dikontrak dan sesuai keadaan dilapangan sehingga menjadi RAB.

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA


RAB Pelaksanaan - Suplai, Fabrikasi & Instalasi Overhead Crane dan Wall Crane
Untuk Fasilitas Kapal Selam
SPK NO : SPER/31/80000/III/2016
No Oreder : PLP. 9. 16. 002 32,593.72

BIAYA
No JENIS BIAYA BOBOT KET
Volume Rp
I BIAYA LANGSUNG
1 MATERIAL 772,580 6,868,300,000 25.71%

2 UPAH
- Deta s eri ng/Tena ga Orga ni k 684 528,142,000 1.98%
- Tena ga Kontra k 406 313,550,000 1.17%
3 SUB KONTRAKTOR
- Fa bri ka s i 206,000 1,751,000,000 6.55%
- NDE (PT, MT, RT) 750 154,500,000 0.58%
- Tra ns port 5,903 1,216,000,000 4.55%
- Bi a ya Integra s i 772,580 2,327,000,000 8.71%
- Erecti on 772,580 3,090,320,000 11.57%
JUMLAH BIAYA LANGSUNG (I) 16,248,812,000 60.82%
II BIAYA TAK LANGSUNG
1 Kesejahteraan 228 176,055,050 0.66%
2 Mob-Demobilization 39 30,000,000 0.11%
3 - Fasilitas Lapangan 266 205,160,000 0.77%
- Fasilitas Kantor 91 70,350,000 0.26%
- Fasilitas Mes 113 87,150,000 0.33%
4 Transport 172 132,920,000 0.50%
5 Alat-alat Kerja 21 16,020,000 0.06%
6 Bantuan Teknik 2,366 1,828,000,000 6.84%
7 Biaya Inspeksi & M.D.R 362 280,000,000 1.05%
8 Asuransi 39 30,000,000 0.11%
9 Biaya Khusus 87 67,500,000 0.25%
10 Biaya Lain-lain 35 27,000,000 0.10%
JUMLAH BIAYA TAK LANGSUNG (II) 2,950,155,050 11.04%
III BIAYA LAIN-LAIN
1 Bunga Bank Pendanaan Material (2.5% x Kontrak) 865 667,925,000 2.50%
2 Resiko Material (1% x By. Material) 89 68,683,000 0.26%
3 Cadangan Pemeliharaan 129 100,000,000 0.37%
4 Biaya Marketing (1% x OK) 346 267,170,000 1.00%
5 Cadangan Pph Badan (3% x Mos)
JUMLAH BIAYA LAIN-LAIN (III) 1,103,778,000 4.13%

JUMLAH & BIAYA (I + II + III) 20,302,745,050 75.99%


MOS 6,414,254,950 24.01%
OMZET KONTRAK 26,717,000,000 100.00%

Gambar 2.8 RAB crane fasilitas kapal selam

17
RAB disusun oleh Project manager dan PPC sehingga anggaran yang dibuat menjadi
lebih akurat. PT Barata Indonesia (Persero) menginstruksikan dalam pembuatan RAB
maksimal 85% dari HPP SPH yang sudah dibuat oleh Divisi Pengembangan Usaha, tetapi hal
tersebut dapat berubah tergantung kondisi yang ada dilapangan. RAB tersebut digunakan untuk
pendanaan proyek sampai selesai dan dipertanggung jawabkan dihadapan Direksi. Dari RAB
tersebut dibuat cashflow proyek yang fungsinya sebagai controlling dari segi biaya (Cost).

Cash Flow
6000

5,076 5,076 5,076


5000
5,161

4,586
4000
4,042

3000

2000

1000

0
0
0 Mei Juni Juli

Cash In Cash OUT

Gambar 2.9 Grafik cashflow proyek crane fasilitas kapal selam PT PAL per Juli 2016

Selain RAB dan Cahflow yang dipakai untuk perencanaan dan controlling dari segi cost
(biaya), PPC juga membuat schedule untuk perencanaan dan controlling dari segi waktu. Commented [mf3]: Edit kata”

18
Gambar 2.10 Milestone proyek crane fasilitas kapal selam PT PAL

19
20
Schedule detail yang dibuat pada project ini mencakup semua pekerjaan baik yang dikerjakan
oleh PT PAL maupun PT Barata Indonesia (Persero)karena PT Barata Indonesia
(Persero)bertindak sebagai integrator sehingga semua proses perencanaan dibuat oleh PT
Barata.

Schedule detail tersebut dipakai sebagai dasar pembuatan S curve. S curve digunakan
sebagai fungsi controlling sehingga dapat diketahui suatu project on schedule atau sudah
terlambat. Selain itu S curve juga sebagai sarana evaluasi, sehingga project yang serupa tidak
akan terjadi kendala yang sama.

21
PROGRESS S-CURVE
SUPLAI, PABRIKASI & INSTALASI OVERHEAD CRANE DAN WALL CRANE
UNTUK FASILITAS KAPAL SELAM
P Y 2016
L
NO. ACTIVITIES INDEX % A
N
A
C
M Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nov REMARK'S
T W 1-2-3-4 1-2-3-4 1-2-3-4 1-2-3-4 1-2-3-4 1-2-3-4 1-2-3-4

100%
I PROCUREMENT 64.32%
1 M.R.L 5.15% Plan 5.15%
Actual 5.15%
2 Unprice P.O 10.93% Plan 5.47% 5.47%
Actual 8.85% 2.08%
3 Material at shop 48.24% Plan 20.50% 12.06% 9.65% 6.03%
Actual 30.14% 17.74%
II FABRICATION 14.27%
1 Wall Crane (2T x 15,2 m)
a. Unit 1 1.21% 80%
Plan 0.54% 0.67% 0.00%
Actual 0.38%
b. Unit 2 1.21% Plan 0.54% 0.67% 0.00%
Actual 0.38%
c. Unit 3 1.21% Plan 0.61% 0.53% 0.08%
Actual 0.32%
d. Unit 4 1.21% Plan 0.61% 0.45% 0.15%
Actual 0.12%
2 Over Head Crane 40T
a. Unit 1 4.71% Plan 1.18% 2.36% 0.59% 0.59%
Actual
60%
b. Unit 2 4.71% Plan 0.67% 2.02% 0.34% 1.68%
Actual
III INSTALLATION 17.84%
1 Over Head Crane 120T
PLAN
a. Unit 1 3.41% Plan 0.97% 2.43%
ACTUAL
Actual
b. Unit 2 3.41% Plan 0.97% 2.43%
Actual
2 Wall Crane (2T x 15,2 m)
a. Unit 1 0.73% 40%Plan 0.05% 0.23% 0.45%
Actual
b. Unit 2 0.73% Plan 0.09% 0.64%
Actual
c. Unit 3 0.73% Plan 0.09% 0.64%
Actual
d. Unit 4 0.73% Plan 0.27% 0.45%
Actual
3 Over Head Crane 70T
a. Unit 1 2.14% Plan 0.15% 0.92% 1.07%
20%
Actual
b. Unit 2 2.14% Plan 0.15% 0.92% 1.07%
Actual
4 Over Head Crane 40T
a. Unit 1 1.92% Plan 0.16% 1.12% 0.64%
Actual
b. Unit 2 1.92% Plan 0.16% 0.96% 0.80%
Actual
IV COMISSIONING & CERTIFICATION 3.57% Plan 3.57%
Actual
0%
Total Index 100.00% 1 2 3 4 5 6 7 8
Per Month # 10.61% 30.11% 18.77% 10.85% 11.56% 10.96% 7.15%
PLAN
Cumulatif # 10.61% 40.72% 59.49% 70.33% 81.89% 92.85% 100.00%
Per Month 14.00% 32.22% 18.93% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
PROGRESS ACTUAL
Cumulatif # 14.00% 46.22% 65.15%
Per Month 3.38% 2.12% 0.17%
DEVIASI
Cumulatif # 3.38% 5.50% 5.66%

Gambar 2.11 S Curve Crane fasilitas kapal selam

S curve tersebut diajukan ke client sebagai dasar perencanaan proyek dan sebagai dasar
pengajuan progress report. Progress report dibuat sebagai dasar perusahaan untuk membuat
invoice pembayaran kepada client dalam hal ini PT PAL.

Dalam hal controlling kualitas dijalankan oleh bagian QC. QC berfungi untuk
memastikan kualitas mulai dari raw material sampai barang jadi sesuai dengan keinginan
konsumen.

22
Gambar 2.12 material receiving inspection report

Material receiving report dibuat untuk mengetahui material tersebut sudah sesuai
spesifikasi atau belum.

Gambar 2.13 Dimensional Inspection report

23
Gambar 2.14 Daily welding report

Dimensional dan welding report merupakan salah satu report yang dibuat QC
untuk mengecek kualitas hasil fabrikasi Overhead crane dan wall crane. Berikut merupakan
dokumentasi crane fasilitas kapal selam :

Gambar 2.15 Receiving material

24
Gambar 2.16 fabrikasi Overhead crane 40 Ton

Gambar 2.17 fabrikasi Wall crane

Gambar 2.18 Inspeksi fabrikasi oleh PT PAL

25
2.4 Evaluasi Project
Crane fasilitas kapal selam sampai saat ini sudah berjalan sekitar 3 Bulan. Secara S
curve progress masih a head jika dibandingkan dengan planning yang dibuat. Jika dilihat dari
mulai dimulainya project sampai sekarang terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dan
menyebabkan project berpotensi terlambat. Potensi ini juga bisa terjadi terhadap proyek lain
yang ditangani oleh PT Barata. Potensi yang menyebabkan terjadinya keterlambatan proyek
adalah sebegai berikut:

- Rework
- Perubahan detail pekerjaan
- Keterlambatan material
Untuk mengevaluasi project ini dibuat tabel RCA (Root Cause Analysis) untuk
mengetahui akar penyebab dari permasalahan yang timbul. Berikut merupakan tabel RCA
untuk mengevaluasi project ini:

26
Tabel 2.1 RCA Proyek

Cause Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5


Kesalahan Kurangnya
Pekerja pengawasan
Terjadi Kesalahan
Rework Hasil Pengerjaan Kurang Sesuai Koordinasi
Pengerjaan
Yang Kurang
Potensi Baik
Keterlamb Perubahan Detail Penyesuaian Terhadap Perkembangan Perubahan Keinginan
atan Pekerjaan Kondisi Proyek Konsumen
Proyek Kurangnya
Kurangnya
Kontrolling
Menunggu Kedatangan Pengiriman Material Mengalami Proses Pembelian Yang Koordinasi
Terhadap
Material Keterlambatan Lama Antar Lini
Aktivitas
Pengadaan
Pengadaan

27
Berdasarkan tabel RCA terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan potensi
keterlambatan proyek, yaitu:

- Rework pada pekerjaan yang disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari supervisor
dan juga kurangya koordinasi.
- Perubahan detail pekerjaan disebabkan oleh penyesuaian kondisi lapangan dan
perubahan dari keinginan konsumen
- Keterlambatan material yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi dari pihak
pengadaan dan kurangnya controlling pada saat proses PO yang dilakukan oleh
pengadaan pusat. Keterlambatan kedatangan material terjadi pada saat pengadaan
material plate yang diberikan kepada pengadaan pusat. Proses pembayaran dengan
menggunakan SKBDN yang lama sangat mempengaruhi proses kedatangan material.
Bagian pengadaan divisi kurang bisa memantau proses pengadaan yang dilakukan
pengadan pusat apakah sudah selesai pengurusan skbdn atau belum. Kurangnya
pengawasan tersebut membuat bagian pengadaan dan tim project tidak mengetahui
proses yang menjadi bottle neck saat pengurusan SKBDN.

2.5 Solusi
Berdasarkan Tabel RCA yang sudah dibuat maka dibuat usulan perbaikan yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut,:

1. Diperlukan adanya pengawasan yang berkala terhadap proses fabrikasi. Disinilah


peran dari QC sangat krusial sehingga pada setiap pekerjaan selesai perlu dilakukan
pengecekan sehingga hasil yang dari fabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang di
inginkan konsumen.
2. Perlunya koordinasi yang intens dengan main kontraktor atau bagian yang
mengerjakan konstruksi khususnya pada submarine crane projet di PT PAL dalam
hal ini PT Waskita sehingga proses pemasangan untuk Overhead crane dan Wall
crane menjadi lebih terorganisir.
3. Perlunya koordinasi dengan konsultan engineering dan untuk crane fasilitas kapal
selam adalah SEYANG selaku perusahaan yang mendesain overhead crane dan
wall crane sehingga tidak akan terjadi salah pengerjaan dan terjadi rework pada saat
fabrikasi.
4. Permasalahan koordinasi pengadaan diperlukan suatu sistem yang dapat
mengontrol aktivitas pengadaan sistem berbasis data based. Sistem tersebut akan

28
digunakan untuk menghimpun data pengadaan dan juga digunakan untuk sistem
controlling proses pengadaan baik itu dari pengadaan pusat maupun divisi.

Gambar 2.19 contoh data base pengadaan

Sistem data based yang sudah dibuat lalu disambungkan ke seluruh PT Barata
Indonesia (Persero)sehingga aktivitas pengadaan menjadi semakin terkontrol dan rapi.

Berdasarkan solusi yang ada tidak dilakukan skala pembobotan untuk pemilihan
solusi terbaik karena solusi-solusi tersebut seharusnya diterapkan untuk membuat kegiatan
operasional di PT Barata Indonesia (Persero)menjadi lebih efektif dan efisien.

29
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan yang sudah dibuat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Ada 3 permasalahan utama yang dapat membuat terlambatnya proyek di PT Barata:


 Rework
 Perubahan detail pekerjaan
 Keterlambatan material
2. Berdasarkan table RCA terdapat beberapa usulan perbaikan, yaitu:
- Diperlukan pengawasan yang berkala terhadap aktivitas produksi
- Meningkatkan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam project khususnya
pada crane fasilitas kapal selam adalah PT PAL dan SEYANG sehingga akan
mengurangi terjadinya miskomunikasi yang mengakibatkan rework.
- Perlu dibuat sistem pengadaan berbasis data based sehingga proses controlling untuk
aktivitas pengadaan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi
potensi keterlambatan material

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Perlunya dilakukan evaluasi terhadap semua proyek yang ada sehingga kendala
yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
2. Diperlukan peningkatan koordinasi semua elemen terkait sehingga kegiatan
operasional menjadi lebih efektif dan efisien.

30

Anda mungkin juga menyukai