Anda di halaman 1dari 18

BAB I

IDENTITAS PASIEN

No. Catatan Medik : 0002167

Nama : Nn. Y. O.

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : 04 Oktober 1993

Umur : 23 tahun

Pendidikan : Kuliah Semester VII

Status Pernikahan : Belum menikah

Suku/Bangsa : Merauke

Agama : Kristen Katholik

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Belakang PLN Perumahan Bandara Sentani

Ruang perawatan : Akut Wanita

Tanggal MRSJ : 1 Maret 2017

Tempat Pemeriksaan : UGD RSJD Abepura

Yang Mengantar : Ayah, Ibu, dan Tunangan pasien

Pemberi Informasi : Ayah, Ibu, dan Tunangan Pasien

1
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 RIWAYAT PSIKIATRI


2.1.1. Keluhan Utama
a. Autoanamnesis
- Pasien berkata, “ada yang ingin membunuh saya, K. T. seperti suanggi”.
b. Heteroanamnesis (Tunangan dan Ibu pasien)
- Pasien melempar tunangan pasien dengan batu karena tidak mau melihat
tunangannya.
- Pasien gelisah, merasa ketakutan, melarikan diri tanpa tujuan, meronta-
ronta serta pasien sering menyebut nama K. T. (ipar) pasien.

2.1.2 Riwayat penyakit sekarang (Heteroanamnesa: Tunangan, ibu dan Ayah pasien)
8 hari sebelum pasien masuk Rumah Sakit Jiwa (MRSJ), pasien tinggal
di rumah pamannya di Kampung Harapan (sentani), pasien diajak iparnya (K.T.)
pergi jalan-jalan dan K. T. membawa pasien bertemu mantan tunangannya saat

2
SMA di sekitar Polsek Doyo (GAF 91). Pada malam harinya, pasien pulang ke
rumah pamannya (tempat pasien tinggal saat itu), pamannya membuka pintu
dan tiba-tiba pasien terkejut saat melihat pamannya kemudian pasien berlari
keluar dengan ketakutan. Sejak saat itu, pasien mulai menunjukkan perilaku
tidak wajar, seperti sering gelisah, ketakutan, melarikan diri tanpa tujuan,
meronta-ronta, serta pasien sering menyebut nama K. T. (GAF 80).
Antara 8-6 hari sebelum MRSJ, setelah mendapat kabar tentang kondisi
pasien, tunangan pasien kemudian meneleponnya dari Asmat. Mendengar kabar
bahwa pasien menemui mantan tunangannya, maka tunangan pasien memarahi
pasien dan mereka bertengkar melalui telepon (GAF 80).
6 hari sebelum MRSJ, pasien mengaku pernah dipukul di kepala oleh
kakak kandung pasien karena sempat beradu mulut dengan istri dari kakak
pasien yang adalah K. T. namun tidak ada luka serius. Pasien merasa ketakutan
terhadap kakak kandung pasien yang adalah suami dari K. T. karena menurut
pasien, kakak kandungnya dan K. T. mengancam ingin membunuh pasien.
Pasien juga merasa cemburu terhadap adik kandung pasien karena menurut
pasien, mama dari pasien lebih perhatian terhadap adik pasien (GAF 70).
5 hari sebelum MRSJ, pasien hanya tidur sekitar 1 jam setiap malam.
Dan setiap tidur, pasien mengaku melihat K. T. serta pasien malas untuk makan
dan minum (GAF 50).
Pagi hari sebelum pasien MRSJ, tunangan pasien bertanya kepada pasien
alasan pasien bertemu dengan mantan pasien dan pasien bertengkar dengan
tunangannya, saat tunangan pasien akan meninggalkan ruangan, pasien
melempar tunangannya dengan batu dan saat ayah pasien berusaha
menenangkan pasien, pasien juga melempar batu kepada ayahnya. Pasien
dibawa ke RSJD Abepura pada pukul 09.28 WIT (01-03-2017) oleh kedua orang
tua serta tunangannya. (GAF 20). Keluarga pasien melihat perubahan tingkah
laku pada diri pasien sejak tanggal 8 hari sebelum MRSJ seperti gelisah, merasa
ketakutan, melarikan diri tanpa tujuan, meronta-ronta serta pasien sering
menyebut nama K. T. (ipar) pasien.

2.1.3 Riwayat penyakit dahulu


a. Riwayat penyakit psikiatri sebelumnya
- Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
b. Riwayat medis
- Pasien memiliki riwayat malaria Tropika 3 tahun yang lalu dan sudah
berobat hingga sembuh.
3
c. Riwayat Penggunaan zat psikoatktif
- Ganja (-)
- Alkohol (-)
- Narkotika (-)
- Merokok (+), sejak tahun 2012 sebanyak 3 per hari dan berhenti 3 bulan
yang lalu.

2.1.4 Riwayat Keluarga


Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Pasien memiliki 1 orang
kakak laki - laki dan 1 orang adik perempuan. Di dalam keluarga pasien, tidak
ditemukan gejala seperti yang dialami oleh pasien.

- Genogram Keluarga pasien adalah sebagai berikut:

Keterangan :
- Pria :

- Wanita:

- Pasien:

- Pasien tingaal serumah dengan kedua orang tuanya dan adiknya.

2.1.5 Riwayat Hidup Pasien


a. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir cukup bulan dengan jenis persalinan spontan pervaginal.
Berdasarkan pernyataan orangtua (ibu kandung), saat mengandung pasien,
tidak memiliki masalah dalam kehamilan.
b. Masa kanak-kanak awal (0 – 3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien tidak memiliki kelainan, pasien
tumbuh dan berkembang dalam fase normal tanpa ada kelainan.

4
c. Masa kanak-kanak pertengahan ( 3 – 11 tahun)
Tidak ada masalah pada pasien di usia 3-11 tahun.
d. Masa kanak-kanak akhir dan remaja
Tidak ada masalah
e. Masa dewasa
Pasien bersekolah sampai tingkat SMA dan melanjutkan pendidikan sebagai
seorang mahasiswa di Universitas Sains & Tekhnologi Jayapura, dalam
keseharian di lingkungan kampus pasien dikenal sebagai anak yang mudah
bergaul namun dalam perkuliahan pasien belum menyelesaikannya (semester
7) serta dalam hubungan percintaan pasien memiliki seorang tunangan.

2.2 STATUS PSIKIATRIKUS

2.2.1. Gambaran Umum

a. Penampilan

Pasien berpenampilan sesuai usia

b. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Pasien tampak gelisah, berjalan mondar-mandir tanpa tujuan

c. Sikap terhadap Pemeriksa

Pasien bersikap kooperatif saat diajak bicara, pasien menjawab setiap


pertanyaan, artikulasi baik. Roman muka pasien terhadap pemeriksa datar.

2.2.2. Emosi

a. Mood: Iritable. Pasien mudah merasa terganggu dan mudah marah.

b. Afek: appropriate. Ekspresi wajah pasien sesuai dengan moodnya.

2.2.3. Bicara

a. Bentuk: Logorrhea. Pasien banyak berbicara bermacam-macam hal tanpa


ditanyakan.
5
b. Laju produksi: Cepat.

c. Kualitas: Artikulasi jelas, volume keras dan intonasinya jelas

2.2.4. Gangguan Persepsi

a. Halusinasi: auditorik (+)  ketuk-ketuk dinding dan visual (+) Bayangan


anjing dan tangan serta melihat K.T (ipar pasien) yang ingin membunuhnya.

b. Ilusi: (-)

2.2.5. Pikiran

a. Bentuk: Magis. Pasien mengatakan bahwa iparnya, K. T. merupakan suanggi.

b. Isi: Waham curiga, waham cemburu, dan thought broadcasting. Pasien


merasa bahwa iparnya ingin membunuhnya, pasien merasa ibunya lebih
memperhatikan adiknya daripada pasien, dan pasien merasa bisa membaca
pikiran orang lain.

c. Arus: Flight of ideas. Pasien cenderung menghubungkan ide-ide saat


berbicara.

2.2.6. Memori dan fungsi kognitif

a. Kesadaran

Delirium. Pasien terlihat kebingungan, gelisah, rasa takut, dan berhalusinasi

b. Memori

Jangka pendek : pasien mampu mengingat sarapan yang dikonsumsi SMRS

6
Jangka menengah: pasien mampu mengingat nilai IPK

Jangka panjang: pasien mampu mengingat alamat SD

c. Konsentrasi dan Perhatian

Pasien sulit berkonsentrasi saat pasien gelisah. Pada saat diwawancarai


pasien memusatkan perhatian tetapi tidak ada kontak mata terhadap
pemeriksa.

d. Kemampuan Membaca

Pasien dapat membaca dengan baik.

e. Abstrak

Pasien mengerti maksud dari istilah “panjang tangan”.

f. Kemampuan menolong diri sendiri

Pasien belum mampu untuk melakukan aktivitas sehari-sehari ditandai


dengan higine yang kurang.

2.2.7. Tilikan

Derajat tilikan 2. Sedikit menyadari jika dirinya sakit, membutuhkan bantuan


namun dalam waktu yang bersamaan pasien menyangkal sakit yang dialaminya.

2.3 STATUS GENERALISATA


2.3.1. Pemeriksaan Fisik
a. Vital sign :
 Kesadaran : Delirium
 Gcs : 14 (E4V4M6)
 Tekanan darah : 110/90 mmHg
 Nadi : 58x/ menit
 Respirasi : 21x/ menit
7
 Suhu : 36.80 C
2.3.2. Pemeriksaan laboratorium:
a. Hemoglobin : 11.200 gr/dL
b. HbsAg : (-)
c. DDR : (-)

2.4. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien perempuan Nn.Y.O 23 tahun, tampak sesuai umur, penampilan rapi namun
hygine kurang di bawa ke UGD RSJD Abepura oleh keluarganya karena melempar batu
ke ayah dan tunangannya. Pasien merasa ketakutan serta berteriak-berteriak menyebut
nama ipar pasien K.T. sambil merasa ketakutan sejak seminggu yang lalu. Nn. Y.O
merupakan pasien baru di RSJD Abepura, diketahui bahwa pasien mengkonsumsi
rokok sejak tahun 2012, pernah memiliki riwayat penyakit malaria 3 tahun yang lalu
dan sudah sembuh. Awalnya, saat pasien pulang dari bertemu mantannya pasien mulai
mengalami perubahan perilaku karena merasa ketakutan dan menjerit-menjerit serta
gelisah kemudian pasien menjadi sering banyak bicara, berteriak, gelisah dan mondar-
mandir tanpa tujuan.
Pada pemeriksaan status psikiatrikus didapatkan kesadaran kualitatif yaitu
delirium dengan perilaku agitasi. Sikapnya terhadap pemeriksa kooperatif saat
dianamnesis. Pasien menjawab setiap pertanyaan serta saat dilakukan pemeriksaan fisik
pasien bersedia tanpa adanya paksaan, pasien menjawab setiap pertanyaan dengan baik
dengan artikulasi yang jelas dan intonasi yang jelas dan kuat namun kurang adanya
kontak mata yang cukup saat dilakukan pemeriksaan. Moodnya irritabble, afek
appopriate, bicara lagorrhea. Terdapat gangguan persepsi ditandai dengan adanya
halusinasi auditorik (+) dan visual (+). Bentuk pikiran magis, isi pikiran pasien waham
curiga dan thought broadcasting, jalan pikiran flight of ideas. Pasien belum mampu
untuk melakukan aktivitas sehari-sehari ditandai dengan higine yang kurang. Derajat
tilikan 2. Sedikit menyadari jika dirinya sakit, membutuhkan bantuan namun dalam
waktu yang bersamaan pasien menyangkal sakit yang dialaminya.

2.5 FORMULASI DIAGNOSIS


Diagnosis pada pasien dalam kasus ini, ditegakkan melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan
beberapa gejala-gejala yaitu:
- onset yang akut (± 1 minggu),
- halusinasi visual (+)
- halusinasi auditorik (+)
- waham curiga (+)
- waham cemburu (+)
8
- thought broadcasting (+)
Berdasarkan anamnesa diatas, gejala – gejala yang didapatkan pada pasien
mengarah kepada Gangguan psikotik akut dan sementara (F.23).

2.6 DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I : F23 Psikotik akut dan sementara
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan “Primary support group” (keluarga); Masalah
hubungan asmara;
Aksis V : 20, bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri.

2.7 DIAGNOSIS BANDING


- Episode depresif (F32)

2.8 PERENCANAAN TERAPI


Terapi yang direncanakan untuk pasien berupa:

- Terapi Injeksi Anti-psikotik golongan tipikal dan injeksi anti-anxietas (saat pasien
pertama kali masuk RSJ):
o Injeksi Lodomer (Haloperidol) 1 ampul 5mg (IM). Sekali injeksi.
o Injeksi Diazepam 1 ampul 10mg (IM). Sekali injeksi.

- Terapi Oral Anti-psikotik golongan tipikal:


o Lodomer (Haloperidol) 2mg 3x sehari(1-1-1)

- Terapi Oral anti-anxietas:


o Merlopam (Lorazepam) 0,5mg 1x sehari (0-0-1)

- Terapi oral “anticholinergic agent” (untuk mengurangi efek samping penggunaan


obat anti-psikotik golongan tipikal):
o Trihexyilphenidyl 2 mg 3x sehari (1-1-1)

2.9. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungsionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : Ad Bonam

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENEGAKKAN DIAGNOSIS


Dari hasil pemeriksaan, didapatkan riwayat trauma kepala pernah dipukul oleh
kakak pasien, namun tidak ada luka serius dan onset gejala pasien pertama kali
muncul sebelum kepalanya dipukul. Selain itu, pasien juga pernah menderita
malaria tropika 3 tahun yang lalu namun sudah sembuh. Pasien juga merokok sejak
2012 namun hanya sebanyak sekitar 3 batang per hari dan telah berhenti 3 bulan
yang lalu. Pasien tidak pernah mengonsumsi alkohol, ganja atau obat-obat narkotika
lain. Pada pemeriksaan status mental pasien ditemukan gejala-gejala berikut:
- halusinasi visual (+)
- halusinasi auditorik (+)
- waham curiga (+)
- waham cemburu (+)
- thought broadcasting (+)
- onset yang akut (± 1 minggu),
Diagnosis pasien ini ialah psikotik akut dan sementara (F23), pedoman
diagnosa F23 berdasarkan PPDGJ adalah:
 Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang
di pakai ialah:
a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama dengan jangka
waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan menggangu sedikitnya
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk
periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang
menentukkan seluruh kelompok.
b) Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik=beraneka-ragam dan
berubah cepat, atau “schizophrenia-like”= gejala skizofrenik yang khas).
c) Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5; .xO=tanpa penyerta stres akut; .x1=dengan penyerta
stres akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak diboleh
dimasukkan sebgai sumber stres dalam konteks ini.
d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik
(F30.-) atau Episode depresi (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-
gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
 Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia.
Tidak merupakkan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
10
3.2 Diagnosis Banding

F.32 EPISODE DEPRESIF

Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, - Afek depresif


dan berat) - Kehilangan minat dan kegembiraan,
dan
- Berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah rasa
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.

Gejala lainnya - Konsentrasi perhitungan berkurang;


- Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang;
- Gagasan tentang rasa bersalah dan
tidak berguna;
- Pandangan masa depan yang suram
dan pesimistis;
- Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri;
- Tidur terganggu;
- Nafsu makan berkurang.

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukkan masa sekurang-
kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat
dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat (F32.2) hanya
digunakkan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya
harus diklasifikasikan dibawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang (F33.-)

3.3 TERAPI

11
a. Injeksi obat anti-psikotik golongan tipikal karena pasien gelisah saat MRSJ
sehingga tidak bisa diberikan terapi per oral dan pasien mengalami gejala positif
berupa: gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), waham, halusinasi, gangguan
perasaan, dan perilaku yang aneh atau tidak terdendali (disorganized). Obat yang
diberikan:

 Lodomer (Haloperidol)

 Indikasi: Agitasi dan agresif yang berhubungan dengan psikosi akut.

 Kontraindikasi: Gangguan neurologis dengan gejala pyramidal atau


extrapiramidal, koma, depresi SSP, hipersensitivitas, anak <3 tahun.

 Efek Samping: Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik,


gangguan ekstrapiramidal, parknsonisme, gangguan endokrin, dan tardive
dyskinesia (penggunaan jangka panjang).

 Pengaturan Dosis

- Gejala ringan 0,5 mg-2 mg 2-3x/ hari.


- Gejala berat 3-5 mg 2-3x/hari.
- Untuk pasien geriatric 0,5-2 mg 2-3x/hari.
- Pasien kronis atau resisten 3-5 mg 2-3x/hari.
- Pemberian ampul untuk pasien agresif yang berhubungan dengan
psikosis akut.

 Sediaan: Tablet tersedia 2 mg dan 5 mg, sediaan ampul 5 mg/ml.

b. Injeksi obat anti-anxietas karena pasien merasa cemas atau khawatir yang tidak
realistik terhadap dua atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, adanya
perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap dua atau lebih hal yang
dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menebabkan pasien tidak mampu
istirahat dengan tenang (tidur hanya 1 jam semalam selama 1 minggu), tidak bisa
diam (motorik) dan mudah tersinggung. Obat yang diberikan:

 Diazepam

 Indikasi: Kondisi psikoneurotik: ansietas, susah tidur

12
 Kontraindikasi: Hipersensitivitas,depresi pernapasan,hamil, laktasi

 Efek samping: Sedasi, relaksasi otot

 Pengaturan Dosis: injeksi 5-10 mg/hari (I.M)

 Sediaan: Injeksi 5-10mg/ml IM


c. Terapi anti-psikotik dan anti-anxietas dilanjutkan dengan pemberian terapi per oral
bila keadaan pasien sudah tidak gelisah. Obat yang diberikan ialah:
 Lodomer (haloperidol) dosis oral 2-5 mg/hari, sedian tablet 2 mg, 5 mg.
Diberikan selama 3 bulan hingga 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda
sama sekali. Untuk “psikosis reaktif singkat”, penurunan obat secara bertahap
setelah hilangnya gejala dalam kurun waktu 2 minggu hingga 2 bulan.
 Merlopam (Lorazepam). Lorazepam lebih efektif sebagai anti-anxietas
daripada anti-insomnia. Dosis oral 2-6 mg/hari, sediaan tablet 0,5-2 mg.
Maksimal lama pemberian 1-3 bulan.
 Kontraindikasi: Hipersensitivitas, depresi pernapasan, glaukoma sudut
sempit, hamil, laktasi.
 Efek samping: Sedasi, mual, sakit kepala, penurunan tekanan darah,
penglihatan kabur.
d. Terapi per oral anti-kolinergik agent, yaitu:
 Artane (Trihexyphenidyl).
 Indikasi: untuk menurunkan gejala ekstrapiramidal karena obat anti
psikotik.
 Kontraindikasi: Retensi urin, galukoma, dan obstruksi saluran cerna.
 Efek Samping: Mulut kering, konstipasi, pusing, sulit buang air kecil, dan
mual.
 Pengaturan Dosis: 5-15 mg/hari.
 Sediaan: Tablet tersedia 2 mg.

DAFTAR PUSTAKA

13
1. Maslim R.. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III.
Jakarta. PT. Nuh Jaya. 2003.
2. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Edisi ketiga. Jakarta:
PT. Nuh Jaya. 2007.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

14
Gambar 1.1 Global Assesment of Functional (GAF) pasien Nn. Y.O.

KET :

SMRSJ: Sebelum masuk rumah sakit jiwa.

LAMPIRAN 2

PENGGOLONGAN OBAT ANTI PSIKOTIK TIPIKAL

NO. NAMA GENERIK NAMA DAGANG SEDIAAN DOSIS ANJURAN


1. CHLORPROMAZINE CHLORPROMAZINE Tab. 25-100mg 300 – 1000 mg/h
CEPEZET Tab. 100mg
50 – 100 mg (im)
Amp.50 mg/2cc
Setiap 4 – 6 jam

15
2. TRIFLUOPERAZINE STELAZINE Tab. 1-5 mg
15-50 mg/h
STELOSIS Tab. 5 mg
3. FLUPENAZINE SIKZONOATE Vial 25 mg/cc 12,5-25 mg (IM)
DEKANOATE
Setiap 2-4 minggu
4. HALOPERIDOL HALOPERIDOL Tab. 0,5-1,5 mg

5 mg
DORES Cap. 5 mg
5-20 mg/h
SERENACE Tab. 1,5 mg

5 mg

Liq. 2 mg/mL

Amp. 5 mg/cc
5-10 mg (IM) dapat
diulang setiap 0,5
jam (max. 20 mg/h)
LODOMER Tab. 2-5 mg

Amp. 5 mg/cc 5-10 mg (IM)

Tetes 2 mg/mL 5-20 mg/h


HALDOL Amp. 50 mg/cc 50 mg (IM) setiap
DECANOAS 2-4 minggu

PENGGOLONGAN OBAT ANTI PSIKOTIK ATIPIKAL

NO. NAMA GENERIK NAMA DAGANG SEDIAAN DOSIS ANJURAN


1. SULPIRIDE DOGMATIL FORTE Amp. 100 mg/2cc 3-6 amp/h (IM)

Tab. 200 mg 300-600 mg/h


2. RISPERIDONE RISPERIDONE OGB Tab. 1-2-3 mg 2-8 mg/h
MERSI
RISPERIDONE OGB Tab. 2 mg
DEXA
RISPERDAL Tab. 1-2-3 mg

16
RISPERDAL Vial 25 mg/cc
CONSTA
50 mg/cc 25-50 mg (IM)
NERIPROS Tab. 1-2-3 mg setiap 2 minggu

Tetes 1 mg/mL
PERSIDAL Tab. 1-2-3 mg
NODIRIL Tab. 1-2 mg
NOPRENIA Tab. 1-2-3 mg
NOFREDAL Tab. 1-2-3 mg
3. CLOZAPINE CLOZARIL Tab. 25-100 mg
CLOPINE Tab. 25-100 mg
CLORILEX Tab. 25-100 mg
150-600 mg/h
CLOZAPINE OGB Tab. 25-100 mg
MERSI
LUFTEN Tab. 25-100 mg

NO. NAMA GENERIK NAMA DAGANG SEDIAAN DOSIS ANJURAN


4. QUETIAPINE SEROQUEL Tab. IR: 25-100-200- 300-800 mg/h
300 mg

Tab. XR: 50-300-400


mg
5. OLANZAPINE ZYPREXA Tab. 5-10 mg

Vial 10 mg/ml (im)


10-30 mg/h dapat
Tab. Zydis 5-10 mg diulang setiap 2 jam
REMITAL Tab. 5-10 mg (max. 30 mg/h)
OLANDOZ Tab. 5-10 mg
ONZAPIN Tab. 5-10 mg
6. ZOTEPINE LODOPIN Tab. 25-50 mg 75-150 mg/h
7. ARIPIPRAZOLE ABILIFY Tab. 5-10-15 mg 10-30 mg/h
Tab. Discmet 10-15 Dosis 1 x 30 mg/h

17
mg
Vial 9.75 mg/1.3 mL 7.50 mg/mL (IM)
dapat diulangi setiap
2 jam (max. 29.25
mg/h)
Tetes 1 mg/mL 1 mL = 20 tetes

18

Anda mungkin juga menyukai