Anda di halaman 1dari 50

MATA KULIAH KEPROFESIAN, ETIKA, DAN UNDANG-UNDANG

KEFARMASIAN

PROJECT

DISUSUN OLEH :

Yeyen Auliya Wati


1843700434

DOSEN : DRS. H. Fauzi Kasim, M.Kes., Apt

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
RINGKASAN PENGERTIAN DAN PERBEDAAN ANTARA CONTINUOUS
PROFESSIONAL DEVELOPMENT DAN CONTUNUING EDUCATION

PENGERTIAN :
Continuous Profesional Developmentmenurut British Computer Society (BCS) dikatakan
sebagai: Upaya sistematis untuk memelihara,meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan
keterampilan, serta untuk mengembangkan kualitas perorangan yang diperlukan. Dalam
melaksanakan tugas profesional dan teknis sepanjang masa kerja seseorang. CPD dapat
diterjemahkan sebagai: Pengembangan Profesi, Pengembangan Profesional Berkelanjutan atau
profesionalitas berkelanjutan.Memang telah lama dikenal istilah pengembangan profesionalitas
berkelanjutan Profesi. Corrall and Brewerton (1999) mendefinisikan CPD sebagai: “[the]
systematic maintenance, improvement andbroadening of knowledge and skills and the
development of personal qualitiesnecessary for the execution of professional and technical duties
throughout thepractitioner’s working life.”
Continuous education didefinisikan sebagai penyediaan peluang dan kesempatan bagi
seseorang untuk melanjutkan pembelajaran atau pendidikannya.Continuing education merupakan
penyediaan pendidikan seumur hidup untuk mempertinggi nilai standar kehidupan dan
melengkapi pengetahuan seseorang agar sesuai dengan tantangan mata pencahariaan/pekerjaan
yang ditekuninya. Istilah yang sering digunakan untuk menyatakan pelatihan non formal adalah
pendidikan orang dewasa (adult education), pendidikan berkelanjutan (continuing education),
pendidikan lanjut (further education), pendidikan seumur hidup (lifelong education), pendidikan
kejuruan (vocational education), pelatihan perusahaan (industrial training), dan pendidikan
buruh (labour education). Meskipun demikian, istilah yang paling populer di antara istilah-istilah
di atas adalah continuing education dan lifelong learning
PERBEDAAN

Continuous Profesional Development Continuous education


(CPD)
1. Memelihara, meningkatkan dan 1. Mempunyai kompetensi yang baik
memperluas pengetahuan dan dan profesional
keterampilan 2. Meningkatkan sikap dan
2. Mengembangkan kualitas perorangan keterampilan
3. Proses belajar seumur hidup 3. Melalui kegiatan formal, non
4. Tidak pernah merasa tua untuk formal, dan informal berupa
belajar pendidikan lanjut, workshop,
5. Terus belajar selama kita hidup pelatihan, seminar, tutorial, maupun
6. Sifatnya terus menerus independent study.
4. Melengkapi pengetahuan seseorang
sesuai pekerjaan.
KERTAS KERJA

STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA

No Area Kompetensi Unit Kompetensi Elemen Kompetensi


1 PRAKTIK KEFARMASIAN SECARA 1.1 Menguasai Kode 1.1.1 Menjelaskan Kode Etik Apoteker Indonesia dan Pedoman Disiplin Apoteker
PROFESIONAL DAN ETIK Etik Yang Berlaku Indonesia.
Dalam Praktik Profesi 1.1.2 Menjelaskan penerapan Kode Etik dan Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia
dalam
praktik sehari-hari.
1.1.3 Menerapkan pertimbangan profesional dalam melakukan praktik kefarmasian
dengan
mengindahkan kode etik dan dsiplin.
1.2 Praktik Legal 1.2.1 Menjelaskan ketentuan perundangan bidang kefarmasian secara khusus dan ketentuan
Sesuai Ketentuan bidang kesehatan secara umum, dan penerapannya dalam praktik.
Regulasi 1.2.2 Menerapkan ketentuan perundangan & aspek-aspek penting dalam registrasi dan
legislasi kefarmasian.
1.2.3 Menerapkan pengetahuan tentang hubungan dengan pelaku utama bisnis dan pemilik
HAKI, termasuk dasar interpretasi atas hak paten.
1.2.4 Memperhatikan dan mengidentifikasi obat baru di pasaran .
1.2.5 Memenuhi ketentuan legislasi sediaan farmasi yang berpotensi untuk disalah gunakan.
1.2.6 Menunjukkan pengetahuan tentang pemasaran & penjualan.
1.2.7 Menjelaskan prosedur registrasi sediaan farmasi baru, termasuk ketentuan keamanan,
mutu, kemanjuran & penilaian farmakoekonomik sediaan farmasi.
1.2.8 Melaksanakan proses registrasi sediaan farmasi baru sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
1.2.9 Mendokumentasikan kegiatan pelayanan kefarmasian dan segenap dokumen
pendukungnya.

1.3Praktik Profesional 1.3.1 Menerapkan pertimbangan profesional dengan prioritas utama kesehatan dan
dan Etik keselamatan pasien pada kegiatan pengadaan, pengelolaan dan pelayanan sediaan
farmasi& alat kesehatan.
1.3.2 Memberikan informasi yang tepat, jelas & tidak bias terkait keamanan sediaan farmasi
& alat kesehatan yang digunakan pasien.
1.3.3 Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan bersedia berkomunikasi dengan teman
sejawat dan/atau profesi lain demi kepentingan pasien.
1.3.4 Memberikan arahan kepada pasien atau masyarakat dalam memilih sediaan farmasi
yang layak dan jumlah yang tepat untuk dibeli/digunakan.
1.3.5 Mencapai dan mempertahankan standar pelayanan profesional tertinggi.
1.3.6 Menjalin dan menjaga hubungan profesional dengan teman sejawat maupun profesi
lain.
1.3.7 Menghormati kepercayaan dan kerahasiaan hubungan profesionalitas dengan pasien
dan masyarakat.
1.3.8 Mematuhi kode etik dan disiplin Apoteker Indonesia.
1.3.9 Menilai kinerja diri sendiri serta dampaknya pada pengobatan pasien atau masyarakat.
2 OPTIMALISASI PENGGUNAAN SEDIAAN 2.1 Upaya Penggunaan 2.1.1 Memberikan pertimbangan pemilihan/penggunaan obat.
FARMASI Obat Rasional 2.1.2 Memberikan pertimbangan regimentasi.
2.1.3 Menerapkan patient care process dalam menyelesaikan masalah terkait penggunaan
obat pasien.
2.1.4 Memanfaatkan mnemonics, klasifikasi DTPs dan parameter monotoring sesuai kondisi
dan kebutuhan pasien.
2.1.5 Melakukan asesmen pasien, riwayat penyakit, dan riwayat pengobatan pasien dengan
menunjukkan empati.
2.1.6 Menganalisis dan menetapkan masalah terkait penggunaan obat pasien dengan
mempertimbangkan kebutuhan, pedoman terapi, biaya, dan ketentuan regulasi.
2.1.7 Merencanakan, menetapkan prioritas dan menyelesaikan masalah terkait obat.
2.1.8 Melakukan pengukuran parameter objektif dan subjektif untuk memonitor terapi obat
pasien dan memastikan proses monitoring terlaksana.
2.1.9 Mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan biaya obat.
2.1.10 Mendokumentasikan kegiatan dalam patient care process.
2.1.11 Memperoleh, merekonsiliasi, menelaah, memelihara & memperbaharui riwayat
pengobatan pasien serta gejala/keluhan pasien yang relevan.

2.2 Konsultasi dan 2.2.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam pendekatan untuk
Konseling Sediaan memenuhi kebutuhan pasien.
Farmasi 2.2.2 Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap untuk penyampaian
informasi dan edukasi pasien tentang obat dan sediaan farmasi lainya.
2.2.3 Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari pasien langsung, keluarga
pasien, rekam data pengobatan, sejawat dan tenaga kesehatan lain.
2.2.4 Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan farmasi lainnya sesuai
kebutuhan dan pemahaman pasien.
2.2.5 Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan karakteristik produk kepada
pasien serta keterkaitannya dengan obat pasien .
2.2.6 Menghargai privasi dan kerahasiaan pasien.
2.2.7 Melakukan tahapan konseling dengan runut.
2.2.8 Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau sediaan farmasi lainnya yang
dialami pasien dengan cara mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya
menghindari bias.
2.2.9 Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi obat dan/atau sediaan
farmasi lainnya dengan cara yang jelas, dengan mempertimbangkan kenyamanan
pasien, dan dapat diterima oleh pasien.
2.2.10 Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya
dan alat bantunya dengan baik dan benar.
2.2.11 Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan oleh pasien.
2.2.12 Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami pasien.
2.2.13 Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah obat pasien.
2.2.14 Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan konseling obat dan/atau sediaan
farmasi lainnya.

2.3Pelayanan 2.3.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan kondisi pasien,


Swamedikasi pedoman terapi, serta regulasi.
2.3.2 Memberikan pilihan obat/sediaan farmasi, produk, serta kekuatan yang tepat sesuai
kebutuhan pasien, pedoman terapi, dan regulasi sebagai pertimbangan keputusan
pasien.
2.3.3 Mengedukasi pasien tentang indikasi obat atau sediaan farmasi lainnya, cara
penggunaan, batasan penggunaan, serta efek samping potensial.
2.3.4 Menjelaskan kondisi penyimpanan yang tepat kepada pasien dan memastikan sediaan
obat dan/atau sediaan farmasi lainnya disimpan secara tepat a.l. dari sisi kelembapan,
suhu, tanggal daluwarsa.
2.3.5 Mengedukasi pasien mengenai alasan dan risiko terkait permintaan sediaan farmasi
yang tidak bisa dilayani.
2.3.6 Menjelaskan batasan swamedikasi dan merujuk pasien dengan tepat ke dokter atau
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.3.7 Mendokumentasikan pelayanan swamedikasi yang dilakukan.

2.4 Farmakovigilans 2.4.1 Mengidentifikasi terjadinya efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya.
2.4.2 Melakukan tindakan koreksi terhadap efek samping yang terjadi atau merujuk pasien
ke dokter/fasilitas pelayanan kesehatan.
2.4.3 Melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi berulangnya efek samping obat
atau sediaan farmasi lainnya.
2.4.4 Mengedukasi pasien mengenai efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya yang
dialami pasien.
2.4.5 Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan upaya pencegahan yang
dilakukan.
2.4.6 Membuat laporan kejadian efek samping obat & sediaan farmasi lainnya untuk
institusi maupun regulator.
2.5Evaluasi 2.5.1 Menetapkan prioritas obat yang perlu dievaluasi berdasarkan frekuensi permintaan
Penggunaan Obat dan resiko.
2.5.2 Merancang penelitian untuk mengevaluasi penggunaan obat.
2.5.3 Mengumpulkan dan mengkompilasi data penggunaan obat.
2.5.4 Menganalisis kesesuaian penggunaan obat terhadap “best practices and evidence”.
2.5.5 Membuat rencana perbaikan dan mengimplementasikannya.
2.5.6 Melakukan evaluasi terhadap dampak perbaikan.
2.5.7 Mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaan obat.

2.6Pelayanan Farmasi 2.6.1 Memberikan pertimbangan pemilihan obat berdasarkan pertimbangan aspek
Klinis Berbasis farmakokinetik, khususnya pada geriatri, pediatri, gangguan ginjal, gangguan liver, ibu
Biofarmasi- hamil dan menyusui.
Farmakokinetik 2.6.2 Memberikan pertimbangan pemilihan sediaan/produk obat berdasarkan aspek
biofarmasetik.
2.6.3 Memberikan pertimbangan regimentasi obat berdasarkan data parameter
farmakokinetik.
2.6.4 Melakukan pemantauan pada penggunaan obat dengan rentang terapi sempit.
2.6.5 Mendokumentasikan data/informasi pertimbangan pemilihan obat dan hasil
pemantauan penggunaan obat dengan rentang terapi sempit.

3 DISPENSING SEDIAAN FARMASI DAN 3.1Penyiapan Sediaan 3.1.1 Memutuskan legalitas dan kelengkapan administratif resep.
ALAT KESEHATAN Farmasi 3.1.2 Melakukan analisis kesesuaian farmasetik.
3.1.3 Melakukan analisis kompatibilitas dan stabilitas obat.
3.1.4 Melakukan kalkulasi dosis, serta konversi kekuatan dan bentuk sediaan obat dengan
tepat.
3.1.5 Menetapkan formulasi sediaan farmasi yang membutuhkan penanganan khusus, a.l.
sediaan steril dan sitostatika.
3.1.6 Melakukan penyiapan sediaan non-steril, pencampuran sediaan steril (i.v. ad mixture),
sterilisasi sediaan farmasi & alat kesehatan, & penyiapan sitostatika sesuai standar dan
pedoman.
3.1.7 Menyiapkan etiket dan label sesuai kebutuhan, termasuk penyimpanan, ED ( Expiration
Date) atau BUD (Beyond Use Date ).
3.1.8 Mengemas sediaan farmasi dalam wadah yang tepat untuk menjaga mutu dan
menghindari kesalahan penggunaan.
3.1.9 Memvalidasi salinan resep.
3.1.10 Merancang, membuat & memutakhirkan dokumen pengobatan pasien (PMR) beserta
semua perubahan dan tindakan atas resep.
3.2Penyerahan 3.2.1 Memastikan kesesuaian identitas pasien serta kewenangan penerima sediaan farmasi
Sediaan Farmasi Dan dan/atau alat kesehatan yang diresepkan.
Alat Kesehatan 3.2.2 Memastikan kesesuaian antara sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang disiapkan
dengan yang diminta dalam resep.
3.2.3 Melakukan penyerahan sediaa farmasi dan alat kesehatan dengan sikap ramah,
terbuka, komunikatif, dan asertif dengan memperhatikan etika profesi.
3.2.4 Memberikan penjelasan tentang fungsi atau kegunaan, frekuensi, waktu dan cara
penggunaan, batasan penggunaan, efek samping potensial, serta cara penyimpanan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan.
3.2.5 Menjelaskan identitas obat dan karakteristik bentuk sediaan yang digunakan pasien.
3.2.6 Memastikan pasien memahami informasi yang diberikan.
3.2.7 Mendokumentasikan kegiatan penyerahan sediaan farmasi dan informasi yang
disampaikan kepada pasien.
3.2.8 Mengidentifikasi & melakukan tindakan untuk mencegah dan/atau mengatasi
dispensing error dan near misses.
3.2.9 Menerapkan dan mengelola sistem pelaporan adanya kejadian dispensing error dan
near misses.
3.2.10 Melaporkan adanya sediaan yang cacat dan/atau substandar ke pihak yang
berwenang.

4 PEMBERIAN INFORMASI SEDIAAN 4.1Pencarian 4.1.1 Mengidentifikasi sumber informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
FARMASI DAN ALAT KESEHATAN Informasi Sediaan akurat dan terpercaya, serta mengenali keterbatasan sumber informasi yang tersedia.
Farmasi Dan Alat 4.1.2 Melakukan penelusuran infrmasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
Kesehatan komunikasi untuk memperoleh informasi yang tepat, akurat, relevan dan terkini terkait
sediaan farmasi dan alat kesehatan.
4.1.3 Menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi & mengorganisasikan informasi terkait
sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhan.
4.1.4 Mendokumentasikan data/informasi yang diperoleh maupun yang disiapkan.

4.2Pemberian 4.2.1 Mengidentifikasi adanya hambatan komunikasi dan menetapkan strategi untuk
Informasi Sediaan mengatasinya.
Farmasi Dan Alat 4.2.2 Menyediakan informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tepat, akurat,
Kesehatan terkini dan relevan dengan kebutuhan.
4.2.3 Memberikan saran tentang penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
aman & rasional (a.l. pemilihan, indikasi/kontra indikasi, cara pemakaian, cara
penyimpanan, efek samping) dengan memperhatikan etika profesi.
4.2.4 Memastikan penerima informasi memahami informasi yang diberikan.
4.2.5 Mendokumentasikan proses pemberian informasi kepada pasien, sejawat, dan /atau
tenaga kesehatan lain.
5 FORMULASI DAN PRODUKSI SEDIAAN 5.1Prinsip dan 5.1.1 Melakukan penelusuran informasi terkait karakteristik fisika, kimia, fisikokimia,
FARMASI Prosedur Pembuatan farmakologi, mikrobiologi, serta regulasi sebagai landasan studi praformulasi.
Sediaan Farmasi 5.1.2 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam
pembuatan sediaan farmasi.
5.1.3 Menjelaskan peran bahan tambahan dalam formulasi sediaan farmasi, a.l. dapar,
pengawet, anti oksidan, dan/atau bahan penolong lainnya.
5.1.4 Menjelaskan prinsip stabilitas sediaan farmasi, faktor yang berpengaruh, serta teknik
pengujiannya.

5.2Formulasi Sediaan 5.2.1 Melakukan studi praformulasi dan menetapkan formulasi sediaan farmasi dengan
Farmasi memperhatikan aspek mutu, efektivitas, keamanan maupun stabilitas sediaan.
5.2.2 Menetapkan spesifikasi bahan baku, bahan kemasan, dan sediaan/produk mengacu
pada ketentuan Farmakope Indonesia atau kompendium lain yang sesuai.
5.2.3 Merancang prosedur pembuatan sediaan farmasi steril dan non steril dengan
mematuhi ketentuan Cara Pembuatan Sediaan Farmasi Yang Baik (GMP).
5.2.4 Merancang kemasan, label & brosur/leaflet sediaan farmasi, serta memastikan
ketersediaan informasi yang dibutuhkan, a.l. ED ( Expiration Date), BUD (Beyond Use
Date), pelarut, kompatibilitas, kondisi penyimpanan.
5.2.5 Menetapkan kesesuaian bahan baku dengan spesifikasi yang ditetapkan.
5.3Pembuatan Sediaan 5.3.1 Menyiapkan lembar kerja, menghitung kebutuhan bahan dan peralatan, dan
Farmasi memastikan ketersediaan bahan dan peralatan di tempat kerja.
5.3.2 Menyiapkan bahan, peralatan dan ruang untuk pembuatan sediaan farmasi sesuai
kebutuhan.
5.3.3 Membuat sediaan farmasi steril dan/atau non-steril menggunakan teknik yang tepat
sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
5.3.4 Melakukan pengujian mutu selama proses produksi, produk antara dan produk akhir.
5.3.5 Memastikan kesesuaian mutu produk dengan spesifikasi yang ditetapkan dan
menetapkan kelayakan produk.
5.3.6 Mendokumentasikan data/informasi terkait proses pembuatan dan pengujian mutu
produk secara bertanggung-jawab.

5.4Penjaminan Mutu 5.4.1 Menjelaskan prinsip manajemen mutu: penjaminan mutu (QA) & pengawasan mutu
Sediaan Farmasi (QC).
5.4.2 Menjelaskan prinsip manajemen resiko mutu (quality risk management ).
5.4.3 Menjelaskan pembagian klasifikasi ruangan produksi beserta parameter dan
pengukurannya.
5.4.4 Menjelaskan prinsip kualifikasi ruangan dan mesin produksi, validasi proses, validasi
pembersihan, dan validasi metoda analisa.
5.4.5 Menjelaskan prinsip kalibrasi mesin produksi.
5.4.6 Menjelaskan prinsip inspeksi diri, audit, dan pembuatan corrective action &preventive
action(CAPA).
5.4.7 Menjelaskan prinsip penanganan keluhan dan obat kembalian.
5.4.8 Menjelaskan persyaratan higienis dan pelatihan karyawan.

6 UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF 6.1Penyediaan 6.1.1 Mengidentifikasi sumber informasi terkait obat dan pelayanan kesehatan yang akurat
KESEHATAN MASYARAKAT Informasi Obat dan dan terpercaya, serta mengenali keterbatasan sumber informasi yang tersedia.
Pelayanan Kesehatan 6.1.2 Melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memperoleh informasi yang tepat, akurat, relevan dan terkini terkait
obat dan pelayanan kesehatan.
6.1.3 Menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi & mengorganisasikan informasi sesuai
kebutuhan masyarakat.

6.2Upaya Promosi 6.2.1 Menggali informasi, mengidentifikasi & menetapkan masalah penggunaan obat atau
Penggunaan Sediaan sediaan farmasi lainnya yang terjadi di komunitas dengan memperhatikan kondisi
Farmasi Yang Baik & sosial dan budaya setempat.
Benar 6.2.2 Menyediakan informasi terkait masalah dan solusi masalah penggunaan obat atau
sediaan farmasi lainnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
6.2.3 Mempromosikan kepada masyarakat cara-cara yang baik dan benar dalam
mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat atau sediaan farmasi
lainnya .
6.2.4 Membangun kemitraan dengan kelompok masyarakat dan/atau penyedia pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan cara penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya
yang baik dan benar.
6.2.5 Mengevaluasi kegiatan promosi untuk menilai efektivitas dan efisiensi.
6.2.6 Mendokumentasikan data/informasi dan hasil kegiatan promosi penggunaan sediaan
farmasi yang telah dilakukan.

6.3Upaya Preventif 6.3.1 Menggali informasi, mengidentifikasi dan menetapkan prioritas kebutuhan pelayanan
dan Promotif kesehatan primair masyarakat dengan memperhatikan kondisi sosial dan budaya
Kesehatan Masyarakat setempat.
6.3.2 Menyediakan informasi kesehatan dan masalah kesehatan yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat.
6.3.3 Memberikan saran upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, dan gaya hidup
sehat.
6.3.4 Membangun kemitraan dengan kelompok masyarakat maupun penyedia pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
6.3.5 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan promosi kesehatan yang telah
dilakukan.
6.3.6 Mendokumentasikan data/informasi dan hasil kegiatan promosi kesehatan yang telah
dilakukan.

7 PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI 7.1Seleksi Bahan 7.1.1 Melakukan analisis masalah kesehatan yang sedang dan sering terjadi.
DAN ALAT KESEHATAN Baku, Sediaan 7.1.2 Memilih bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
Farmasi, Alat dengan memperhatikan pola prevalensi penyakit, ketersediaan sarana pelayanan
Kesehatan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat, sumber daya manusia, genetika,
demografi, dan lingkungan.
7.1.3 Menentukan kriteria seleksi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang absah,
bermutu, aman dan bermanfaat, didukung dengan bukti yang sahih.
7.1.4 Menetapkan kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
berdasarkan pertimbangan bukti ilmiah, farmakokinetika, kemudahan didapat, serta
keterjangkauan harga.

7.2Pengadaan Bahan 7.2.1 Menetapkan metode penghitungan kebutuhan pengadaan yang sesuai dengan pola
baku, Sediaan penggunaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
Farmasi, Alat 7.2.2 Menghitung kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
Kesehatan dengan tepat.
7.2.3 Mengidentifikasi dan menetapkan pemasok dengan memperhatikan ketentuan
perundangan, penjaminan mutu, ketepatan waktu dan aspek ekonomi.
7.2.4 Memilih dan menetapkan metode yang sesuai untuk pengadaan bahan baku, sediaan
farmasi, alat kesehatan.
7.2.5 Memilih sistem rantai pasok yang efektif dan efisien.
7.2.6 Menjelaskan prosedur dan ketentuan perundangan dalam pengadaan sediaan farmasi,
termasuk pengadaan obat narkotika, psikotropika, obat life-saving, obat program
pemerintah, dan obat emergensi.
7.2.7 Melakukan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan
perundangan.
7.2.8 Mendokumentasikan kegiatan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
beserta segenap data pendukungnya.

7.3Penyimpanan Dan 7.3.1 Merancang tempat penyimpanan sesuai peraturan perundangan untuk menjamin kualitas
Pendistribusian Bahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
Baku, Sediaan 7.3.2 Merencanakan dan menetapkan penyimpanan bahan baku, sediaan farmasi, alat
Farmasi, Alat kesehatan berdasarkan bentuk sediaan, legalitas, farmakologi, aspek toksik, dan
Kesehatan alfabetis.
7.3.3 Melakukan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan berdasar kriteria
dengan baik dan benar sesuai prosedur.
7.3.4 Memilih cara transportasi yang mampu menjamin mutu, kemanfaatan serta keamanan
bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
7.3.5 Memilih metode distribusi yang sesuai dengan kondisi pasien/konsumen di area
pelayanan kefarmasian.
7.3.6 Melakukan distribusi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai prosedur,
serta menjamin mutu, kemanfaatan serta keamanannya.
7.3.7 Melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
yang diterima maupun yang disimpan sehingga terjamin mutunya sesuai standar.
7.3.8 Mengendalikan tingkat persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
berdasarkan analisis informasi persediaan & rasio yang ditetapkan.
7.3.9 Mengidentifikasi dan menetapkan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang
mengalami penyimpangan mutu, kemanfaatan, dan/atau keamanannya.
7.3.10 Mengendalikan faktor yang berpengaruh terhadap mutu, kemanfaatan serta
keamanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
7.3.11 Mendokumentasikan data dan proses penyimpanan dan distribusi bahan baku, sediaan
famasi, dan alat kesehatan.

7.4Pemusnahan Bahan 7.4.1 Menjelaskan ketentuan perundangan dan persyaratan keamanan yang berkaitan
Baku, Sediaan dengan pelaksanaan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
Farmasi, Alat 7.4.2 Menjelaskan kriteria bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang harus
Kesehatan dimusnahkan.
7.4.3 Melaksanakan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai
ketentuan perundangan, sifat bahan, dan dampak pada lingkungan.
7.4.4 Mendokumentasikan data dan proses pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat
kesehatan.

7.5Penarikan Bahan 7.5.1 Merancang dan menetapkan sistem penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat
Baku, Sediaan kesehatan yang efektif dan efisien.
Farmasi, Alat 7.5.2 Menjelaskan alasan penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan, serta
Kesehatan perbedaan penyebab penarikannya.
7.5.3 Menjelasan risiko yang dihadapi bila tidak dilakukan penarikan oleh instansi yang
berwenang.
7.5.4 Menjelaskan cara pengambilan data distribusi sediaan farmasi, a.l. nama pasien, rincian
yang dapat dihubungi, tanggal pembelian, jumlah yang dibeli.
7.5.5 Menilai pengaruh dan dampak penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
7.5.6 Mengidentifikasi tenaga kesehatan & tenaga lain terkait untuk merencanakan
penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan .
7.5.7 Menjelaskan tata laksana penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan, baik
yang wajib maupun sukarela.
7.5.8 Menjelaskan informasi penting yang akan disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait.
7.5.9 Melakukan sosialisasi informasi penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
ke masyarakat sesuai kebutuhan.
7.5.10 Mendokumentasikan data dan proses penarikan bahan baku, sediaan farmasi, dan alat
kesehatan.

7.6Pengelolaan 7.6.1 Menjelaskan proses analisis data menjadi informasi yang diperlukan dalam
Infrastruktur pengendalian persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
7.6.2 Menjelaskan manfaat teknologi informasi dalam pengendalian persediaan bahan baku,
sediaan farmasi, alat kesehatan.
7.6.3 Menjelaskan hubungan antara posisi dalam struktur organisasi dengan fungsi
pelayanan farmasi.
7.6.4 Menyusun dan menjelaskan tugas, tanggung jawab dan kewenangan dari masingmasing
posisi dalam struktur organisasi.
7.6.5 Menjelaskan kualifikasi SDM yang diperlukan untuk posisi tertentu dalam struktur
organisasi serta syarat legalitas dan kompetensinya.
7.6.6 Melakukan kalkulasi kebutuhan SDM berdasarkan jenis dan volume pekerjaan di
bidangnya.
7.6.7 Menjelaskan cara menilai pemahaman SDM terhadap tugas & tanggung jawab
pekerjaannya, peraturan ketenagakerjaan, serta kondisi yang mempengaruhi kebijakan
dan kegiatan di tempat kerja.
7.6.8 Menyusun rencana program pelatihan SDM.
7.6.9 Melakukan analisis keuangan dan menginterpretasi laporan keuangan.
7.6.10 Merancang dan menerapkan anggaran secara efektif dan transparan .
7.6.11 Merancang dan menerapkan sistem reimbursement secara tepat .
7.6.12 Melakukan kalkulasi & menetapkan harga bahan baku, sediaan farmasi, dan alat
kesehatan.
7.6.13 Menjelaskan sistem perpajakan yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan kefarmasian.
7.6.14 Mendokumentasikan kegiatan pengelolaan infra struktur.

8 KOMUNIKASI EFEKTIF 8.1Ketrampilan 8.1.1 Membuka diri untuk berbagi informasi dengan yang lain.
Komunikasi 8.1.2 Menghargai pendapat dan pandangan orang lain.
8.1.3 Menunjukkan kepekaan dan kepedulian atas kebutuhan, nilai, kepercayaan dan budaya
orang/pihak lain.
8.1.4 Menjelaskan peranserta dan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk membantu
dan memfasilitasi terlaksananya praktik kefarmasian.
8.1.5 Menjelaskan pendapat dan menyampaikan informasi secara verbal dan non-verbal
dengan cara membangun kepercayaan tanpa menimbulkan kemarahan, kecemasan
atau efek lain yang merugikan.
8.1.6 Menjelaskan cara menjaga profesionalitas pada saat berkomunikasi dengan pasien,
keluarga pasien, dan/atau tenaga kesehatan lain.
8.1.7 Menyusun informasi untuk menyampaikan ide dan pendapat secara jelas.
8.1.8 Melakukan komunikasi informasi dengan tepat dan percaya diri secara verbal maupun
non-verbal.
8.1.9 Melakukan klarifikasi serta menjabarkan ide, pendapat dan informasi untuk
meningkatkan pemahaman.
8.1.10 Memberikan kontribusi secara aktif dalam perspektif kefarmasian dalam rangka
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
8.1.11 Memilih istilah, gaya dan bentuk komunikasi verbal maupun non-verbal sesuai dengan
situasi, materi komunikasi, serta komunikan untuk menjaga kelancaran dan efektifitas
komunikasi.
8.1.12 Mengajukan pertanyaan yang relevan, mendengarkan dengan penuh perhatian,
memberikan respon terhadap petunjuk lisan dan/atau tertulis, dan bila perlu
menggunakan penerjemah untuk memperjelas komunikasi.
8.1.13 Mendapatkan informasi spesifik yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi efektif.
8.1.14 Menjelaskan & memperagakan bahwa informasi tertulis yang diberikan sudah
dipahami.
8.1.15 Menindaklanjuti, membuat pertanyaan dan/atau menggunakan bantuan visual atau
media lainnya untuk memastikan bahwa pesan yang dikomunikasikan telah diterima
dan dipahami.
8.1.16 Mengidentifikasi & menjelaskan kondisi yang memerlukan adanya komunikasi khusus,
terutama pada pasien dan keluarganya, misalnya perbedaan budaya, bahasa, tekanan
emosional, tuli, buta, kemunduran mental, komunikasi melalui pihak ketiga.
8.1.17 Menerapkan kemampuan mendengar aktif, misalnya meminta mengulang penjelasan
dengan bahasa sendiri tanpa menyalahkan/merendahkan.
8.1.18 Menjelaskan pentingnya merespon umpan balik untuk meningkatkan komunikasi dan
membangun kepercayaan.
8.1.19 Memberikan respon terhadap umpan balik dan memanfaatkannya secara positif dalam
proses komunikasi.
8.2Ketrampilan 8.2.1 Mengidentifikasi dan menyusun daftar kendala utama untuk melakukan komunikasi
Komunikasi Dengan efektif.
Pasien 8.2.2 Menjelaskan kendala tersebut dapat diminimalkan.
8.2.3 Menjelaskan sapaan untuk pasien secara umum (anak, geriatri, tuna rungu, tuna
aksara) dan khusus (kondisi kronik, kritis, koma, psikiatri, terminal).
8.2.4 Menjelaskan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan/diinformasikan kepada pasien
secara pribadi.
8.2.5 Menjelaskan tahapan komunikasi sesuai jenis pasien (rawat jalan, rawat inap).
8.2.6 Menunjukkan kesadaran budaya dan kepekaan.
8.2.7 Menyesuaikan komunikasi dengan kebutuhan pasien.
8.2.8 Mendokumetasikan kegiatan komunikasi dengan pasien.
8.3Ketrampilan 8.3.1 Menjelaskan masalah komunikasi dengan tenaga kesehatan terkait.
Komunikasi Dengan 8.3.2 Menyiapkan materi komunikasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai keluasan dan
Tenaga Kesehatan kedalaman kompetensinya.
8.3.3 Menjelaskan penyelesaian masalah komunikasi dengan tenaga kesehatan.
8.3.4 Melakukan komunikasi secara jelas, ringkas dan tepat saat menjadi mentor/ tutor.
8.3.5 Melakukan komunikasi efektif dengan staf kesehatan maupun staf sosial, mendukung
staf, pasien, perawat, kerabat maupun klien, menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, serta memastikan pemahaman pasien.
8.3.6 Menggunakan teknik komunikasi efektif untuk membangun relasi dengan pasien,
tenaga kesehatan dan/atau relawan pelayanan kefarmasian secara lisan dan tertulis.
8.3.7 Mendokumentasikan kegiatan komunikasi dengan tenaga kesehatan.

8.4Ketrampilan 8.4.1 Menjelaskan bagian dan ruang lingkup rekam medis ( Medical Record) dan catatan
Komunikasi Secara pengobatan (Medication Record ).
Non-Verbal 8.4.2 Menjelaskan prinsip rekam medis dan catatan pengobatan.
8.4.3 Menjelaskan sistem pencatatan dalam pembuatan rekam medis dan catatan
pengobatan.
8.4.4 Menjelaskan persyaratan mengisi rekam medis dan catatan pengobatan.
8.4.5 Menerapkan subjective objective assessment plan (SOAP) atau metode lain dalam
mengisi rekam media dan catatan pengobatan pasien .

9 KETRAMPILAN ORGANISASI DAN 9.1Penjaminan Mutu 9.1.1 Membedakan quality assurance ,quality control, dan quality improvement.
HUBUNGAN INTERPERSONAL dan Penelitian di 9.1.2 Menjelaskan metodologi dan jenis indikator pengukuran capaian dalam quality
Tempat Kerja assurancedan quality improvement.
9.1.3 Menyusun standar prosedur operasional (SPO).
9.1.4 Menjelaskan aktivitas untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas pelayanan
kefarmasian yang bisa atau pernah diikuti.
9.1.5 Menjelaskan perubahan yang terjadi sebagai akibat langsung aktivitas quality
improvement .
9.1.6 Menerapkan penemuan hasil penelitian (antara.lain hasil uji pre-klinik, uji klinik,
eksperimen klinis, analisis resiko), serta menjelaskan manfaat dan resikonya.
9.1.7 Menjalankan audit mutu untuk memastikan pelayanan memenuhi standar dan
spesifikasi lokal maupun nasional.
9.1.8 Memastikan uji kontrol kualitas yang tepat dilaksanakan dan dikelola secara tepat.
9.1.9 Memastikan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dikelola bukan palsu dan
memenuhi standar mutu.
9.1.10 Mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi data atau informasi berbasis bukti
(evidence-base) untuk meningkatkan penggunaan sediaan farmasi dan mutu
pelayanan kefarmasian.
9.1.11 Menerapkan, menjalankan dan memelihara sistem pelaporan farmakovigilans,
diantaranya laporan ADR.

9.2Perencanaan dan 9.2.1 Menjelaskan pengelolaan waktu kerja yang baik, yaitu tepat waktu, efektif dan efisien
Pengelolaan Waktu dalam bekerja.
Kerja 9.2.2 Menjelaskan prioritas tugas yang terkait dengan tujuan dan sasaran kerja yang
ditetapkan.
9.2.3 Menetapkan alokasi waktu terkait dengan beban kerja dan prioritas kerja.
9.2.4 Mengidentifikasi bagian tugas yang dapat didelegasikan kepada staf/personil lainnya.
9.2.5 Mengenali situasi yang memerlukan tambahan informasi atau konsultasi dari para ahli
untuk menyelesaikan tugas.
9.2.6 Mematuhi jadwal yang telah disusun sebelumnya untuk penyelesaian tugas.
9.2.7 Mendokumentasikan rancangan kegiatan dan pelaksanaan tugas.

9.3Optimalisasi 9.3.1 Menjelaskan struktur organisasi tempat bekerja.


Kontribusi Diri 9.3.2 Melakukan verifikasi ruang lingkup peran serta tanggung jawabnya dalam organisasi.
Terhadap Pekerjaan 9.3.3 Berpartisiasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
9.3.4 Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai skala
prioritas.
9.3.5 Memilah penggunaan informasi, pedoman dan instruksi yang dibutuhkan demi
mendukung selesainya pekerjaan.
9.3.6 Menjelaskan hubungan antara kebijakan, pekerjaan, dan prosedur kerja dengan
peraturan perundangan.
9.3.7 Mengukur kinerja diri sendiri.
9.3.8 Melakukan tindak lanjut dari evaluasi hasil pengukuran kinerja diri sendiri.

9.4Bekerja Dalam Tim 9.4.1 Memberikan umpan balik yang wajar dalam tim.
9.4.2 Menggunakan catatat dan dokumen untuk komunikasi hal-hal penting sebagai tindak
lanjut dan/atau dalam memberikan informasi ke staf atau petugas.
9.4.3 Menjelaskan tanggungjawab mainf-masing anggota tim terkait dengan tipe
pekerjaannya.
9.4.4 Melakukan identifikasi dan/atau menjelaskan situasi dimana pekerjaan seseorang
berpengaruh pada orang lain di tempat kerja.
9.4.5 Menunjukkan perilaku positif saat berkolaborasi dengan anggota tim.
9.4.6 Memberi contoh pendampingan sejawat dalam pelaksanaan tugas.
9.4.7 Menjaga hubungan kolaboratif dan saling menghargai dengan sejawat, tenaga
kesehatan & tenaga profesional lain, keluarga atau pendamping penggunaan obat
dalam rangka memberikan pelayanan pasien secara spesifik.
9.5Membangun 9.5.1 Mengidentifikasi permintaan, dan menyetujui atau menolak permintaan yang tidak
Kepercayaan Diri layak.
9.5.2 Mempertanggungjawabkan kelayakan permintaan.
9.5.3 Menjelaskan ketidaklayakan permintaan.
9.5.4 Membuat alternatif pilihan yang harus diambil untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
9.5.5 Menjelaskan posisi, peran, serta tanggungjawab apoteker di tempat kerja dengan jelas
dan ringkas.
9.5.6 Menunjukkan posisi, peran, serta tanggungjawab apoteker dalam perubahan perilaku
orang lain.

9.6Penyelesaian 9.6.1 Mengidentifikasi, menganalisis, dan menjelaskan penyebab atau faktor-faktor


Masalah penyebab masalah.
9.6.2 Menjelaskan penggunaan beberapa teknik a.l daftar tilik, diagram sebab-akibat, pareto,
untuk membantu menyelesaikan masalah.
9.6.3 Menjelaskan rencana penyelesaian masalah secara sistematis.
9.6.4 Menetapkan dan melibatkan pihak lain terkait untuk menyelesaikan masalah.
9.6.5 Mendorong dan merima masukan orang lain dengan lapang dada untuk
menyelesaikan masalah.
9.6.6 Mendokumentasikan masalah-masalah, faktor-faktor penyebab serta alternatif pilihan
untuk menyelesaikan masalah.
9.6.7 Menjelaskan pentingnya proses monitoring dan mendiskusikan evaluasi pencapaian
tujuan untuk penyelesaian masalah.
9.6.8 Menjelaskan proses monitoring dengan tolok ukur yang jelas bahwa telah dilakukan
penyelesaian masalah.
9.6.9 Menunjukkan bagaimana monitoring hasil digunakan untuk memperbaiki kegiatan
selanjutnya.

9.7Pengelolaan Konflik 9.7.1 Mengidentifikasi tanda-tanda adanya konflik (a.l. moral rendah, disiplin rendah,
ketidak-hadiran, kesalahan pelayanan, perilaku agresif, sikap tidak kooperatif) sebelum
menimbulkan efek samping.
9.7.2 Mengidentifikasi penyebab utama atas isu yang terjadi dan siapa saja yang terlibat
dalam konflik tersebut.
9.7.3 Menjelaskan kejadian dan sumber konflik tanpa menyalahkan pihak-pihak yang terkait.
9.7.4 Menjelaskan strategi pendekatan yang efektif untuk menyelesaikan konflik di tempat
kerja, a.l. penyelesaian masalah secara kolaboratif, sistem mediasi, negosiasi menangmenang,
identifikasi keluaran sesuai kesepakatan.
9.7.5 Menetapkan metode yang tepat untuk menyelesaikan suatu konflik atau masalah di
tempat kerja.
9.7.6 Menggunakan keterampilan komunikasi dan/atau keterampilan strategis lain dengan
percaya diri.
9.7.7 Mendokumentasikan masalah dan tindakan penyelesaian yang dilakukan.

9.8Peningkatan 9.8.1 Mengidentifikasi kebutuhan, menyusun rencana dan mengimplementasikan pelayanan


Layanan baru sesuai kebutuhan setempat.
9.8.2 Mengidentifikasi, menyelesaikan, menindaklanjuti & mencegah masalah terkait sediaan
farmasi (medicines related problem ).
9.8.3 Mendokumentasikan data/informasi tentang masalah terkait sediaan farmasi, tindakan
penyelesaian dan upaya pencegahan yang dilakukan.

9.9Pengelolaan 9.9.1 Memperhatikan dan mengelola masalah manajemen sehari-hari.


Tempat Ker ja 9.9.2 Menunjukkan kemampuan mengambil keputusan dan membuat penilaian yang tepat
secara cermat.
9.9.3 Memastikan jadwal kegiatan dirancang dan dikelola secara tepat.
9.9.4 Memastikan jam kerja dirancang dan dikelola secara tepat.
9.9.5 Mengenali dan mengelola sumberdaya farmasi.
9.9.6 Medokumentasikan temuan masalah di tempat kerja, tindakan penyelesaian dan upaya
pencegahan yang dilakukan.

10 LANDASAN ILMIAH DAN 10.1Landasan Ilmiah 10.1.1 Menguasai teori, metode dan aplikasi ilmu dan teknologi farmasi (farmasetika, kimia
PENINGKATAN KOMPETENSI DIRI Praktik Kefarmasian farmasi, farmakognosi, farmakologi), prinsip dasar biomedik, prinsip pharmaceutical
calculation, farmakoterapi, dan pharmaceutical care.
10.1.2 Mampu menerapkan prinsip biofarmasetik, perilaku, sosial, dan klinis dalam melakukan
praktik kefarmasian.
10.1.3 Memiliki keahlian yang dibutuhkan di luar lingkup pengetahuan yang dimiliki.
10.1.4 Memiliki kemampuan untuk melakukan riset, khususnya pengembangan data/
informasi berbasis bukti (evidence base ).
10.1.5 Mampu menganalisis secara kritis masalah yang dijumpai di dalam praktik kefarmasian,
menyusun laporan/pemikiran/rekomendasi untuk pengembangan profesi, dan
mengkomunikasikannya secara efektif dalam berbagai bentuk media kepada
masyarakat.
10.1.6 Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional bidang
kefarmasian dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan praktik kefarmasian.

10.2Mawas Diri dan 10.2.1 Mendokumentasikan kegiatan/aktivitas pengembangan diri (CPD) yang sudah
Pengembangan Diri dilakukan.
10.2.2 Memelihara dan mengembangkan jaringan kerja, a.l. dengan pembimbing.
10.2.3 Mengevaluasi kemutakhiran pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.
10.2.4 Mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
10.2.5 Mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan praktik profesi di luar
lingkup pengetahuan yang dimiliki.
10.2.6 Mengenali keterbatasan diri dan menyusun rencana untuk mengatasinya
10.2.7 Mengikuti kegiatan CPD untuk mengatasi keterbatasan diri.
10.2.8 Merefleksikan hasil pengembangan diri dalam kinerja.

10.3Belajar Sepanjang 10.3.1 Mengikuti secara aktif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
Hayat dan Kontribusi perkembangan praktik kefarmasian di berbagai media ilmiah.
Untuk Kemajuan 10.3.2 Mengkaji dan mendiskusikan perkembangan ilmu dan teknologi maupun hasil-hasil
Profesi penelitian kefarmasian dalam rangka meningkatkan profesionalitas dalam melakukan
pelayanan.
10.3.3 Mengikuti program pemerintah dan/atau organisasi profesi untuk menjaga kompetensi
dan perkembangan profesi.
10.3.4 Membuat tulisan tentang kefarmasian dan dipublikasikan.
10.3.5 Berpartisipasi dalam penelitian kefarmasian, khususnya pengembangan data/ informasi
berbasis bukti (evidence base ).
10.3.6 Mengikuti perkembangan standar kompetensi dan standar kefarmasian terkini untuk
mencapai dan mempertahankan standar kompetensi profesi tertinggi.
10.3.7 Membangun proses pembelajaran dan pengembangan diri sejawat apoteker, calon
apoteker dan profesi kesehatan yang lain di tempat kerja.

10.4Penggunaan 10.4.1 Mengikuti perkembangan teknologi terkini di bidang farmasi maupun teknologi
Teknologi Untuk informasi dan komunikasi.
Pengembangan 10.4.2 Menggunakan teknologi terkini untuk mencapai dan mempertahan kan standar
Profesionalitas kompetensi profesi.
10.4.3 Melakukan analisis kemanfaatan teknologi dan relevansinya terhadap praktik
kefarmasian.
KERTAS KERJA 2

INTROSPEKSI/PENILAIAN KELEMAHAN & KEKUATAN DIRI SENDIRI TERKAIT ELEMEN KOMPETENSI

NO ELEMEN KOMPETENSI KEKUATAN KELEMAHAN

1 a. Memahami dan menghayati penerapankode etik pada praktik 1. Mengetahui dan memahami 1. Dalam mengambil keputusan
profesi. setiap elemen dari kode etik dan masih menggunakan pola pikir
Lulusan apoteker mampu: pedoman disiplin apoteker sendiri belum bisa menerapkan
1.1.1 Menjelaskan Kode Etik Apoteker Indonesia dan 2. Menerapkan elemen di lapangan pertimbangan atas kode etik yang
Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia. telah diatur
1.1.2 Menjelaskan penerapan Kode Etik dan Pedoman Disiplin
Apoteker Indonesia dalam praktik sehari-hari.
1.1.3 Menerapkan pertimbangan profesional dalam melakukan
praktik kefarmasian dengan mengindahkan kode etik dan
dsiplin.
b. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara legal sesuai 1. Dapat melakukan peraturan 1. Kurang dalam mengawasi obat
ketentuan regulasi. Lulusan apoteker mampu: perundang-undangan dalam yang disalahgunakan
1.2.1 Menjelaskan ketentuan perundangan bidang kefarmasian praktik 2. Kurang memiliki pengalaman
secara khusus dan ketentuan bidang kesehatan secara 2. Dapat menerapkan aspek dan dalam pemasaran penjualan
umum, dan penerapannyadalam praktik. legislasi kefarmasian 3. Belum dapat melakukan penilaian
1.2.2 Menerapkan ketentuan perundangan & aspek-aspek penting 3. Dapat menerapkan pengetahuan farmakoekonomik
dalam registrasi dan legislasi kefarmasian. hubungan dengan pelaku utama
1.2.3 Menerapkan pengetahuan tentang hubungan dengan pelaku bisnis dan pemilik HAKI,
utama bisnis dan pemilik HAKI, termasuk dasar termasuk dasar interpretasi atas
interpretasi atas hak paten. hak paten.
1.2.4 Memperhatikandan mengidentifikasi obat baru di pasaran. 4. Dapat dengan tanggap melihat
1.2.5 Memenuhi ketentuan legislasi sediaan farmasi yang berpotensi melalui media online
untuk disalah gunakan. 5. Dapat melakukan proses
1.2.6 Menunjukkan pengetahuan tentang pemasaran & registrasi
penjualan. 9. Dapat dengan teliti
1.2.7 Menjelaskan prosedur registrasi sediaan farmasi baru, mendokumentasikan setiap
termasuk ketentuan keamanan, mutu, kemanjuran & kegiatan kefarmasian
penilaian farmakoekonomik sediaan farmasi.
1.2.8 Melaksanakan proses registrasi sediaan farmasi baru sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
1.2.9 Mendokumentasikan kegiatan pelayanan kefarmasian dan
segenap dokumen pendukungnya.
c. Kompetensi Inti: Mampu melakukan praktik kefarmasian 1. Dari pemilihan PBF yang resmi 1. Belum dapat mematuhi kode etik
secara profesional dan etik. dan pemilihan obat dengan kualitas disiplin Apoteker Indonesia
Lulusan apoteker mampu: yang terjamin 2. Belum dapat menilai diri sendiri
1.3.1 Menerapkan pertimbangan profesional dengan prioritas 2. Dapat bersikap professional serta dampaknya pada
utama kesehatan dan keselamatan pasien pada kegiatan 3. Dapat memberikan informasi yang pengobatan pasien atau
pengadaan, pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi tepat masyarakat.
& alat kesehatan. 4. Dapat memberikan pelayanan yang
1.3.2 Memberikan informasi yang tepat, jelas & tidak bias sesuai dengan yang dibutuhkan
terkait keamanan sediaan farmasi & alat kesehatan yang oleh pasien atau masyarakat
digunakanpasien. 5. Sangat dapat bersikap professional
1.3.3 Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan bersedia 6. Dapat menjalin hubungan dengan
berkomunikasi dengan teman sejawat dan/atauprofesi baik
lain demi kepentingan pasien. 7. Dapat menghormati pasien dengan
1.3.4 Memberikan arahan kepada pasien atau masyarakat baik
dalam memilih sediaan farmasi yang layak dan jumlah
yang tepat untuk dibeli/digunakan.
1.3.5 Mencapai dan mempertahankan standar
pelayananprofesional tertinggi.
1.3.6 Menjalin dan menjaga hubungan profesional dengan
teman sejawat maupun profesi lain.
1.3.7 Menghormati kepercayaan dan kerahasiaan hubungan
profesionalitas dengan pasien dan masyarakat.
1.3.8 Mematuhi kode etik dan disiplin Apoteker Indonesia.
1.3.9 Menilai kinerja diri sendiri serta dampaknya pada
pengobatan pasien atau masyarakat.
2 a. Mampu melakukan upaya penggunaan obat yang rasional 1. Mampu memberikan alternatif 1. Belum Menerapkanmnemonics,
berdasarkan pertimbangan ilmiah, pedoman, dan berbasis atau pilihan obat lain klasifikasi DTPs dan parameter
bukti. 2. Mampu memberikan perhitungan monotoring sesuai kondisi dan
Lulusan pendidikan apoteker mampu: dosis yang tepat dan benar kebutuhan pasien
2.1.1 Memberikan pertimbangan pemilihan/penggunaanobat. 3. Mampu menyelesaikan masalah
2.1 2 Memberikan pertimbangan regimentasi. penggunaan obat pasien
2.1.3 Menerapkan patient care process dalam menyelesaikan 4. Memberikan penjelasan riwayat
masalah terkait penggunaan obat pasien. penyakit serta empati kepada
2.1.4 Memanfaatkan mnemonics, klasifikasi DTPs dan pasien
parameter monotoring sesuai kondisi dan kebutuhan 5. Mampu menemukan titik
pasien. permasalahan terkait penggunaan
2.1.5 Melakukan asesmen pasien, riwayat penyakit, dan riwayat obat
pengobatan pasien dengan menunjukkanempati. 6. Mampu menyelesaikan masalah
2.1.6 Menganalisis dan menetapkan masalah terkait dan menetapkan prioritas
penggunaan obat pasien dengan 7. Mampu memonitor terapi obat
mempertimbangkankebutuhan,pedoman terapi, biaya, pasien dan memastikan proses
dan ketentuan regulasi. monitoring terlaksana
2.1.7 Merencanakan,menetapkanprioritas dan menyelesaikan 8. Mengevaluasi efektivitas,
masalah terkait obat. keamanan, dan biaya obat
2.1.8 Melakukan pengukuran parameter objektif dan subjektif 9. Mampu mendokumentasikan
untuk memonitor terapi obat pasien dan memastikan kegiatan dalam patient care
proses monitoring terlaksana. process
2.1.9 Mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan biaya obat. 10. Mampu menelaah gejala atau
2.1.10 Mendokumentasikan kegiatan dalam patient care process. keluhan pasien
2.1.11 Memperoleh, merekonsiliasi, menelaah, memelihara &
memperbaharui riwayat pengobatan pasien serta
gejala/keluhan pasien yang relevan

b. Mampu melakukan konsultasi dan konseling sediaan farmasi 1. Mampu memahami kebutuhan 1. Mampu memastikan pemahaman
sesuai kebutuhan dan pemahaman pasien. pasien pasien sudah tepat dan benar
Lulusan apoteker mampu: 2. Mampu menyediakan tempat, 2. Mampu menindaklanjuti
2.2.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam prosedur, sarana-prasarana, penyelesaian masalah obat pasien
pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien. mental dan sikap untuk
2.2.2 Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental penyampaian informasi dan
dan sikap untuk penyampaian informasi dan edukasi pasien edukasi pasien tentang obat dan
tentang obat dan sediaan farmasi lainya. sediaan farmasi lainya.
2.2.3 Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari 3. Mampu menggali informasi
pasien langsung, keluarga pasien, rekam data pengobatan, mengenai riwayat pengobatan
sejawat dan tenaga kesehatanlain. serta data pasien
2.2.4 Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan 4. Mampu memberikan informasi
sediaan farmasi lainnya sesuai kebutuhan dan dan edukasi yang jelas kepada
pemahamanpasien. pasien
2.2.5 Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan 5. Mampu memberikan penjelasan
karakteristik produk kepada pasien serta keterkaitannya keterkaitan dengan obat pasien
denganobat pasien. 6. Mampu merahasiakan privasi
2.2.6 Menghargai privasi dan kerahasiaanpasien. pasien
2.2.7 Melakukan tahapan konseling dengan runut. 7. Mampu melakukan konseling
2.2.8 Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau dengan baik
sediaan farmasi lainnya yang dialami pasien dengan cara 8. Mampu membantu pasien dalam
mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan pemahaman tentang obat
berupaya menghindari bias. 9. Mampu berdiskusi menyelsaikan
2.2.9 Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah masalah terapi obat
terapi obat dan/atau sediaan farmasi lainnya dengan cara 10. Mampu memberikan contoh cara
yang jelas, dengan mempertimbangkan kenyamanan penggunaan obat
pasien, dan dapat diterima oleh pasien. 11. Mampu meningkatkan
2.2.10 Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan pemahaman pasien
sediaan farmasi lainnya dan alat bantunya denganbaik dan 12. Mampu mencatat seluruh
benar. kegiatan konsultasi dan
2.2.11 Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang konseling obat
diberikan oleh pasien.
2.2.12 Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami
pasien.
2.2.13 Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian
masalahobat pasien.
2.2.14 Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan
konseling obat dan/atau sediaan farmasi lainnya.

c. Mampu memberikan pelayanan swamedikasi secara tepat 1. Mampu memberikan kebutuhan 1. Belum Mampu membatasi
sesuai kebutuhan pasien. pasien dengan swamedikasi kepada pasien
Lulusan apoteker mampu: mempertimbangkan kondisi
4.3.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan pasien
mempertimbangkan kondisi pasien, pedoman terapi, 2. Mampu memberikan pilihan obat
serta regulasi. yang sesuai kebutuhan pasien
4.3.2 Memberikan pilihan obat/sediaan farmasi, produk, serta 3. Mampu memberikan edukasi
kekuatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien, pedoman pasien terkait pengobatan
terapi, dan regulasi sebagai pertimbangan keputusan 4. Mampu menjelaskan cara
pasien. penyimpanan obat yang benar
4.3.3 Mengedukasi pasien tentang indikasi obat atau sediaan 5. Mampu mengedukasi pasien
farmasi lainnya, cara penggunaan,batasan penggunaan, terkait resiko obat
serta efek samping potensial. 6. Mampu membuat dokumentasi
4.3.4 Menjelaskan kondisi penyimpanan yang tepat kepada tentang pelayanan swamedikasi
pasien dan memastikan sediaan obat dan/atau sediaan
farmasi lainnya disimpan secara tepat a.l. dari sisi
kelembapan, suhu, tanggal daluwarsa.
4.3.5 Mengedukasi pasien mengenai alasan dan risiko terkait
permintaan sediaan farmasi yang tidak bisa dilayani.
4.3.6 Menjelaskan batasan swamedikasi dan merujuk pasien
dengan tepat ke dokter atau fasilitas pelayanan
kesehatan.
4.3.7 Mendokumentasikan pelayanan swamedikasi yang
dilakukan.
d. Mampu mengelola efek samping untuk memastikan keamanan 1. mampu mengidentifikasi efek 1. Belum mampu mencegah
penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya. samping yang terjadi berulangnya kembali efek
Lulusan apoteker mampu: 2. mampu bertindak terhadap apa samping obat
2.4.1 Mengidentifikasi terjadinya efek samping obat atau sediaan yang terjadi kepada pasien
farmasi lainnya. 3. mampu mengedukasi mengenai
2.4.2 Melakukan tindakan koreksi terhadap efek samping yang efek samping obat
terjadi atau merujuk pasien ke dokter/fasilitas pelayanan 4. mampu membuat dokumentasi
kesehatan. setiap temua, tindakan koreksi
2.4.3 Melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi berulangnya dan upaya pencegahan yang
efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya. dilakukan
2.4.4 Mengedukasi pasien mengenai efek samping obat atau sediaan 5. mampu membuat laporan
farmasi lainnya yang dialami pasien. kejadian efek samping obat
2.4.5 Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan
upaya pencegahan yang dilakukan.
2.4.6 Membuat laporan kejadian efek samping obat & sediaan
farmasi lainnya untuk institusi maupun regulator.

1. Mampu memprioritaskan obat 1. Belum Mampu mengevaluasi


e. Mampu melakukan evaluasi penggunaan obat didasari yang perlu dievaluasi dampak perbaikan
pertimbangan ilmiah dengan pendekatan berbasis bukti 2. Mampu membuat rancangan
Lulusan apoteker mampu: penelitian untuk mengevaluasi
2.5.1 Menetapkan prioritas obat yang perlu dievaluasi berdasarkan penggunaan obat
frekuensi permintaan dan resiko. 3. Mampu mengumpulkan dan
2.5.2 Merancang penelitian untuk mengevaluasi penggunaan obat. mengkomplikasi data
2.5.3 Mengumpulkan dan mengkompilasi data penggunaanobat. penggunaan obat
2.5.4 Menganalisis kesesuaian penggunaanobat terhadap “best 4. Mampu menganilisis kesesuaian
practices and evidence”. penggunaan obat
2.5.5 Membuat rencana perbaikandan mengimplementasikannya. 5. Mampu membuat rencana
2.5.6 Melakukan evaluasi terhadap dampakperbaikan perbaikan dan
2.5.7 Mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaanobat. mengimplementasikan
6. Mampu mebuat dokumentasi
hasil evaluasi penggunaan obat
f. Mampu melakukan pelayanan farmasi klinik berbasis 1. mampu mempertimbangkan 1. Belum mampu memilih obat
biofarmasi-farmakokinetik. pemilihan obat berdasarkan berdasrkan aspek biofarmasetik
Lulusan apoteker mampu: beberapa aspek
2.6.1 Memberikan pertimbangan pemilihan obat berdasarkan 2. mampu mempertimbangkan
pertimbangan aspek farmakokinetik, khususnya pada regimen dosis berdasarkan
geriatri, pediatri, gangguan ginjal, gangguan liver, ibu keadaan pasien
hamil dan menyusui. 3. mampu memantau penggunaan
2.6.2 Memberikan pertimbangan pemilihan sediaan/produk obat dengan rentang terapi
obat berdasarkan aspek biofarmasetik. sempit
2.6.3 Memberikan pertimbangan regimentasi obat berdasarkan 4. mampu mendokumentasikan
data parameter farmakokinetik. hasil pemantauan penggunaan
2.6.4 Melakukan pemantauan pada penggunaan obat dengan obat dengan rentang terapi
rentang terapi sempit. sempit
2.6.5 Mendokumentasikan data/informasi pertimbangan
pemilihan obat dan hasil pemantauanpenggunaan obat
dengan rentang terapi sempit

3 a. Mampu merancang dan melakukan seleksi kebutuhan bahan 1. Mampu analisis masalah 1. Belum mampu memilih bahan
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan secara efektif dan kesehatan yang sering terjadi baku, sediaan farmasi, alat
efisien.Lulusan apoteker mampu: 2. Mampu menentukan kriteria kesehatan sesuai kebutuhan
7.1.1 Melakukananalisis masalah kesehatanyang seleksi terhadap bahan baku masyarakat dengan
sedangdanseringterjadi. yang bermutu aman dan memperhatikan pola prevalensi
7.1.2 Memilih bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai bermanfaat penyakit, ketersediaan sarana
kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan pola 3. Mampu menetapkan kebutuhan pelayanan kesehatan, faktor sosial
prevalensi penyakit, ketersediaan sarana pelayanan pengadaan bahan baku ekonomi dan budaya masyarakat,
kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat, sumber daya manusia, genetika,
sumber daya manusia, genetika, demografi,danlingkungan. demografi,dan lingkungan
7.1.3 Menentukan kriteria seleksi bahan baku, sediaan farmasi, alat
kesehatan yang absah, bermutu, amandanbermanfaat,
didukung denganbukti yang sahih
7.1.4 Menetapkan kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan
farmasi, alat kesehatan berdasarkan pertimbangan bukti
ilmiah, farmakokinetika, kemudahan didapat, serta
keterjangkauan harga.

b. Mampu merancang dan melakukan pengadaan bahan baku, 1. Mampu menghitung kebutuhan 1. Belum mampu menetapkan
sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan pengadaan yang sesuai pemasok dengan memperhatikan
peraturanperundangan secara efektif dan efisien. 2. Mampu menghitung kebutuhan ketentuan perundang-undangan,
Lulusan apoteker mampu: pengadaan dengan tepat penjaminan mutu, ketepatan waktu
7.2.1 Menetapkan metode penghitungan kebutuhan pengadaan 3. Mampu memilih metode yang dan aspek ekonomi
yang sesuai dengan pola penggunaan bahanbaku, sediaan sesuai untuk pengadaan bahan
farmasi, alat kesehatan. baku
7.2.2 Menghitung kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan 4. Mampu memilih system rantai
farmasi, alat kesehatan dengan tepat pasok yang efektif dan efisen
7.2.3 Mengidentifikasi dan menetapkan pemasok dengan 5. Mampu menjelaskan prosedur
memperhatikan ketentuan perundangan,penjaminan dan ketentuan perundangan
mutu, ketepatan waktu dan aspek ekonomi. dalam pengadaan sediaan
7.2.4 Memilih dan menetapkan metode yang sesuai untuk farmasi
pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan. 6. Mampu melakukan pengadaan
7.2.5 Memilih sistem rantai pasok yang efektif dan efisien. bahan baku, sediaan farmasi, alat
7.2.6 Menjelaskan prosedur dan ketentuan perundangan dalam kesehatan sesuai ketentuan
pengadaan sediaan farmasi, termasuk pengadaan obat perundangan
narkotika, psikotropika, obat life-saving, obat program 7. Mampu mendokumentasikan
pemerintah, dan obat emergensi. kegiatan pengadaan bahan baku
7.2.7 Melakukan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat
kesehatan sesuai ketentuan perundangan
7.2.8 Mendokumentasikan kegiatan pengadaan bahan baku,
sediaan farmasi, alat kesehatan beserta segenap data
pendukungnya.

c.Mampu merancang dan melakukan penyimpanan serta 1. Mampu membuat rancangan 1. Belum mampu memilih cara
pendistribusian bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan tempat penyimpanan sesuai transportasi agar menjamin mutu
sesuai ketentuan perundangan secara efektif dan efisien. peraturan perundangan untuk bahan baku, sediaan farmasi, alat
Lulusan apoteker mampu: menjamin kualitas. kesehatan
7.3.1 Merancang tempat penyimpanan sesuai peraturan 2. Mampu menetapkan 2. Belum mampu milih metode
perundangan untuk menjamin kualitas bahanbaku, sediaan penyimpanan bahan baku, ditribusi yang sesuai dengan
farmasi, alat kesehatan. sediaan farmasi, alat kesehatan kondisi pasien
7.3.2 Merencanakan dan menetapkan penyimpanan bahan baku, berdasarkan bentuk sediaan, 3. Belum mampu memilih metode
sediaan farmasi, alat kesehatan berdasarkan bentuk legalitas, farmakologi, aspek distribusi sesuai prosedur agar
sediaan, legalitas, farmakologi, aspek toksik, dan alfabetis toksik, dan alfabetis menjamin mutu
7.3.3 Melakukan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi, alat 3. Mampu melakukan penerimaan
kesehatan berdasar kriteria dengan baik dan benar sesuai bahan baku, sediaan farmasi, alat
prosedur. kesehatan berdasar kriteria
7.3.4 Memilih cara transportasi yang mampu menjamin mutu, dengan baik dan benar sesuai
kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, prosedur.
alat kesehatan. 4. Mampu mengawasi mutu
7.3.5 Memilih metode distribusi yang sesuai dengan kondisi terhadap bahan baku, , sediaan
pasien/konsumen di area pelayanan kefarmasian. farmasi, alat kesehatan yang
7.3.6 Melakukan distribusi bahan baku, sediaan farmasi, alat diterima maupun yang disimpan
kesehatan sesuai prosedur, serta menjamin mutu, sehingga terjamin mutunya
kemanfaatan serta keamanannya. sesuai standar.
7.3.7 Melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, 5. Mampu mengendalikan tingkat
sediaan farmasi, alat kesehatan yang diterima maupun persediaan bahan baku, sediaan
yang disimpan sehingga terjamin mutunya sesuai standar. farmasi, alat kesehatan
7.3.8 Mengendalikan tingkat persediaan bahan baku, sediaan berdasarkan analisis informasi
farmasi, alat kesehatan berdasarkan analisis informasi persediaan & rasio yang
persediaan & rasio yang ditetapkan. ditetapkan
7.3.9 Mengidentifikasi dan menetapkan bahan baku, sediaan 6. Mampu mengidentifikasi bahan
farmasi, alat kesehatan yang mengalami baku, sediaan farmasi, alat
penyimpanganmutu, kemanfaatan,dan/atau keamanannya. kesehatan yang mengalami
7.3.10 Mengendalikan faktor yang berpengaruh terhadap mutu, penyimpangan mutu
kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, 7. Mampu mengendalikan factor
alat kesehatan. yang dapat mempengaruhi mutu
7.3.11 Mendokumentasikan data dan proses penyimpanan dan 8. Mampu mendokumentasikan
distribusi bahan baku, sediaan famasi, dan alat kesehatan. data dan proses penyimpanan
distribusi bahan baku, sediaan
farmasi dan alat kesehatan
d. Mampu merancang dan melakukan pemusnahan bahan baku, 1. Mampu menjelaskan ketentuan 1. Belum mampu melaksanakan
sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan perundangan dan persyaratan pemusnahanan bahan baku,
perundangan keamanan yang berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan
Lulusan apoteker mampu: pelaksanaan
sesuai ketentuan perundangan,
7.4.1 Menjelaskan ketentuan perundangan dan persyaratan pemusnahanbahanbaku, sediaan
keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan farmasi, alat kesehatan sifat bahan,dan dampak pada
pemusnahanbahanbaku, sediaan farmasi, alat kesehatan 2. Mampu menjelaskan kriteria lingkungan
7.4.2 Menjelaskan kriteria bahan baku, sediaan farmasi, alat bahan baku, sediaan farmasi, alat
kesehatan yang harus dimusnahkan. kesehatan yang harus
7.4.3 Melaksanakan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, dimusnahkan.
alat kesehatan sesuai ketentuan perundangan, sifat 3. Mampu Mendokumentasikan
bahan,dan dampak pada lingkungan. data dan proses pemusnahan
7.4.4 Mendokumentasikan data dan proses pemusnahan bahan bahan baku, sediaan farmasi, alat
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan kesehatan
e. Mampu menetapkan sistem dan melakukan penarikan bahan 1. Mampu membuat rancangan 1. Belum mampu menjelaskan cara
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan secara efektif dan system penarikan bahan baku, pengambilan data distribusi
efisien. sediaan farmasi, alat kesehatan
Lulusan apoteker mampu: yang efektif dan efisien
7.5.1 Merancang dan menetapkan sistem penarikan bahan 2. Mampu memberikan alasan
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang efektif dan penarikan bahan baku, sediaan
efisien. farmasi, serta perbedaan
7.5.2 Menjelaskan alasan penarikan bahan baku, sediaan penyebab penarikannya
farmasi, alat kesehatan, serta perbedaan 3. Mampu menjelaskan resiko yang
penyebabpenarikannya. dihadapi
7.5.3 Menjelaskan risiko yang dihadapi bila tidak dilakukan 4. Mampu melihat pengaruh
penarikan oleh instansi yang berwenang. penarikan bahan baku, sediaan
7.5.4 Menjelaskan cara pengambilan data distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan
farmasi, a.l. nama pasien, rincian yang dapat dihubungi, 5. Mampu memilih tenaga
tanggal pembelian, jumlahyang dibeli. kesehatan yang terkait untuk
7.5.5 Menilai pengaruh dan dampak penarikan bahanbaku, merencanakan penarikan bahan
sediaan farmasi, alat kesehatan. baku, sediaan farmasi alat
7.5.6 Mengidentifikasi tenaga kesehatan & tenaga lain terkait kesehatan
untuk merencanakan penarikan bahan baku, sediaan 6. Mampu menjelaskan tatalaksana
farmasi, alat kesehatan. penarikan bahan baku, sediaan
7.5.7 Menjelaskan tata laksana penarikan bahan baku, farmasi, alat kesehatan, baik
sediaan farmasi, alat kesehatan, baik yang wajib yang wajib maupun sukarela
maupun sukarela 7. Mampu meberikan informasi
7.5.8 Menjelaskan informasi penting yang akan penting yang akan disosialisikan
disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait. 8. Mampu melakukan sosialisasi
7.5.9 Melakukan sosialisasi informasi penarikan bahan baku, informasi penarikan bahan baku,
sediaan farmasi, alat kesehatan ke masyarakat sesuai sediaan farmasi, alat kesehatan
kebutuhan. ke masyarakat sesuai kebutuhan.
7.5.10 Mendokumentasikan data dan proses penarikan bahan 9. Mampu mendokumentasikan
baku, sediaan farmasi, dan alat kesehatan. data dan proses penarikan bahan
baku, sediaan farmasi, alat
kesehatan

f. Mampu mengelola infrastruktur sesuai kewenanganbidang 1. Mampu memberikan informasi 1. Belum mampu menjelaskan
kerjanya secara efektif dan efesien. mengenai manfaat teknologi proses analisis data dalam
Lulusan apoteker mampu: 2. Mampu menjelaskan hubungan pengendalian persediaan bahan
7.6.1 Menjelaskan proses analisis data menjadi informasi posisi dalam struktur organisasi baku, sdiaan farmasi, alat
yang diperlukan dalam dengan fungsi pelayanan farmasi kesehatan
pengendalianpersediaanbahanbaku, sediaan farmasi, 3. Mampu memberikan tugas, 2. Belum mampu menerapkan
alat kesehatan. tanggung jawab dan kewenangan system reimbursement secara
7.6.2 Menjelaskan manfaat teknologi informasi dalam dari masing-masing posisi dalam tepat
pengendalian persediaan bahan baku, sediaan farmasi, struktur organisasi
alat kesehatan. 4. Mampu memberikan kualifikasi
7.6.3 Menjelaskan hubungan antara posisi dalam struktur SDM sesuai posisi sesuai dengan
organisasi dengan fungsi pelayanan farmasi. kompetensinya
7.6.4 Menyusun dan menjelaskan tugas, tanggung jawab dan 5. Mampu memperhitungkan
kewenangan dari masingmasing posisi dalam struktur kebutuhan SDM berdasarkan
organisasi. jenis dan volume pekerjaan
7.6.5 Menjelaskan kualifikasi SDM yang diperlukan untuk dibidangnya
posisi tertentu dalam struktur organisasi serta syarat 6. Mampu meningkatkan
legalitas dan kompetensinya pemahaman SDM terhadap tugas
7.6.6 Melakukan kalkulasi kebutuhan SDM berdasarkan jenis & tanggung jawab pekerjaannya.
dan volume pekerjaan di bidangnya 7. Mampu membuat rancangan
7.6.7 Menjelaskan cara menilai pemahaman SDM terhadap program pelatiham SDM
tugas & tanggung jawab pekerjaannya, peraturan 8. Mampu menganalisa keuangan
ketenagakerjaan, serta kondisi yang mempengaruhi dan menginerpretasikan laporan
kebijakan dan kegiatan di tempat kerja keuangan
7.6.8 Menyusun rencanaprogrampelatihanSDM. 9. Mampu membuat anggaran
7.6.9 Melakukan analisis keuangan dan menginterpretasi secara efektif dan transparan
laporan keuangan. 10. Mampu memperhitungkan dan
7.6.10 Merancang dan menerapkan anggaran secara efektif menetapkan harga bahan baku,
dan transparan. sediaan farmasi, dan alat
7.6.11 Merancang dan menerapkansistem reimbursement kesehatan
secara tepat. 11. Mampu menjelaskan sistem
7.6.12 Melakukan kalkulasi & menetapkan harga bahan baku, perpajakan terkait fasilitas
sediaan farmasi, dan alat kesehatan pelayanan kefarmasian
7.6.13 Menjelaskan sistem perpajakan yang berkaitandengan 12. Mampu mencatat seluruh
fasilitas pelayanan kefarmasian kegiatan pengelolaan
7.6.14 Mendokumentasikan kegiatan pengelolaan infra infrastruktur
struktur
KERTAS KERJA

RANCANGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN/MENINGKATKAN KEKUATAN TERKAIT ELEMEN KOMPETENSI

NO ELEMEN KOMPETENSI LANGKAH KONKRIT

1 a. Memahami dan menghayati penerapankode etik pada praktik


profesi.
Lulusan apoteker mampu:
1.1.4 Menjelaskan Kode Etik Apoteker Indonesia dan Pedoman 1. Harus mampu memahami 10 pasal pada Kode Etik dan 22
Disiplin Apoteker Indonesia.
pelanggaran Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia
1.1.5 Menjelaskan penerapan Kode Etik dan Pedoman Disiplin
Apoteker Indonesia dalam praktik sehari-hari. 2. Melakukan kegiatan pelayanan/praktik kefarmasian
1.1.6 Menerapkan pertimbangan profesional dalam melakukan 3. Menghindari segala bentuk pelanggaran yang akan dikenakan
praktik kefarmasian dengan mengindahkan kode etik dan sanksi baik pada Kode Etik maupun Pedoman Disiplin Apoteker
dsiplin.
b. Kompetensi Inti: Mampu melakukan praktik kefarmasian secara
legal sesuai ketentuan regulasi. Lulusan apoteker mampu:
1.2.1 Menjelaskan ketentuan perundangan bidang kefarmasian
secara khusus dan ketentuan bidang kesehatan secara umum, 1. Harus memahami serta selalu update informasi mengenai
dan penerapannyadalam praktik. ketentuan perundang-undangan dalam bidang kefarmasian
1.2.2 Menerapkan ketentuan perundangan & aspek-aspek penting 2. Menjalankan segala bentuk peraturan perudnang-undangan dalam
dalam registrasi dan legislasi kefarmasian. aspek-aspek penting proses registrasi dan legislasi kefarmasian
1.2.3 Menerapkan pengetahuan tentang hubungan dengan pelaku 3. Mengupdate ilmu mengenai bidang kefarmasian
utama bisnis dan pemilik HAKI, termasuk dasar interpretasi 4. Selalu rutin melihat perkembangan obat-obat terbaru dipasaran
atas hak paten. 5. Melakukan registrasi pada obat/sedian farmasi
1.2.4 Memperhatikandan mengidentifikasi obat baru di pasaran. 6. Meningkatkan market/penjualan obat baik di Apotek maupun di
1.2.5 Memenuhi ketentuan legislasi sediaan farmasi yang berpotensi Instalasi tempat kita bekerja
untuk disalah gunakan. 7. Memahami proses registrasi pada sediaan farmasi baru
1.2.6 Menunjukkan pengetahuan tentang pemasaran & penjualan. 8. Memastikan bahwa semua proses registrasi sediaan farmasi baru
1.2.7 Menjelaskan prosedur registrasi sediaan farmasi baru, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
termasuk ketentuan keamanan, mutu, kemanjuran & 9. Meningkatkan ketelitian dalam mendokumentasikan setiap
penilaian farmakoekonomik sediaan farmasi. kegiatan pelayanan kefarmasian maupun dokumen pendukungnya
1.2.8 Melaksanakan proses registrasi sediaan farmasi baru sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
1.2.9 Mendokumentasikan kegiatan pelayanan kefarmasian dan
segenap dokumen pendukungnya.

c. Kompetensi Inti: Mampu melakukan praktik kefarmasian secara


profesional dan etik.
Lulusan apoteker mampu:
1.3.1 Menerapkan pertimbangan profesional dengan prioritas utama 1. Menghindari segala bentuk pelanggaran yang akan dikenakan
kesehatan dan keselamatan pasien pada kegiatan pengadaan, sanksi baik pada Kode Etik maupun Pedoman Disiplin Apoteker
pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi & alat kesehatan. dalam kegiatan pengadaan, pengelolaan dan pelayanan untuk
1.3.2 Memberikan informasi yang tepat, jelas & tidak bias terkait memprioritaskan kesehatan pasien
keamanan sediaan farmasi & alat kesehatan yang digunakanpasien. 2. Memahami indikasi, efek samping, cara dan aturan pakai, dosis
1.3.3 Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan bersedia serta interaksi obat yang digunakan pasien
berkomunikasi dengan teman sejawat dan/atauprofesi lain demi 3. Harus mampu berkomunikasi dengan baik dan saling menghormati
kepentingan pasien. antar teman sejawat maupun tenaga profesi lainnya
1.3.4 Memberikan arahan kepada pasien atau masyarakat dalam memilih 4. Harus memiliki kemampuan mengenai sediaan farmasi mana yang
sediaan farmasi yang layak dan jumlah yang tepat untuk cocok dengan keadaan fisilogis dan patalogis pasien
dibeli/digunakan. 5. Menjalankan kegiatan pelayanan kefarmasian sesuai dengan
1.3.5 Mencapai dan mempertahankan standar pelayananprofesional standar pelayan yang berlaku
tertinggi. 6. Harus selalu berkomunikasi dengan baik antar sesama sejawat
1.3.6 Menjalin dan menjaga hubungan profesional dengan teman sejawat 7. Tidak sembarangan menyebarkan informasi mengenai pasien/tidak
maupun profesi lain. menunjukkan data rekam medik pasien kecuali kepada orang yang
1.3.7 Menghormati kepercayaan dan kerahasiaan hubungan berkepentingan
profesionalitas dengan pasien dan masyarakat. 8. Tidak boleh melakukan pelanggaran terkait Kode Etik dan
1.3.8 Mematuhi kode etik dan disiplin Apoteker Indonesia. Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia
1.3.9 Menilai kinerja diri sendiri serta dampaknya pada pengobatan pasien 9. Melakukan evaluasi secara rutin dengan melihat dokumen terkait
atau masyarakat. mengenai pelayanan pengobatan kepada pasien
2 a. Mampu melakukan upaya penggunaan obat yang rasional
berdasarkan pertimbangan ilmiah, pedoman, dan berbasis bukti.
Lulusan pendidikan apoteker mampu:
2.1.1 Memberikan pertimbangan pemilihan/penggunaanobat.
2.1 2 Memberikan pertimbangan regimentasi. 1 Mampu melihat kondisi pasien baik fisik maupun ekonomi pasien
2.1.3 Menerapkan patient care process dalam menyelesaikan sebelum memilih obat
masalah terkait penggunaan obat pasien. 2 Mampu mempertimbangkan regimentasi sesuai dengan kondisi
2.1.4 Memanfaatkan mnemonics, klasifikasi DTPs dan parameter pasien
monotoring sesuai kondisi dan kebutuhan pasien. 3 Melihat dan mempertimbangkan keinginan pasien untuk tujuan
2.1.5 Melakukan asesmen pasien, riwayat penyakit, dan riwayat terapi
pengobatan pasien dengan menunjukkanempati. 4 Mampu memanfaatkan mnemonics, mengklasifikasi masalah pada
2.1.6 Menganalisis dan menetapkan masalah terkait penggunaan terapi obat, dan memonitoring kondisi pasien untuk terapi yang
obat pasien dengan mempertimbangkankebutuhan,pedoman lebih baik
terapi, biaya, dan ketentuan regulasi. 5 Dapat melakukan asesmen riwayat penyaki dan riwayat pengobatan
2.1.7 Merencanakan,menetapkanprioritas dan menyelesaikan pasien, untuk pengoptimalisasi terapi
masalah terkait obat. 6 Mampu menganalisis dan mempertimbangkan kebutuhan, pedoman
2.1.8 Melakukan pengukuran parameter objektif dan subjektif terapi, biaya, sesuai dengan ketentuan regulasi pasien
untuk memonitor terapi obat pasien dan memastikan proses 7 Mampu menetapkan dan menyelesaikan prioritas utama terkait obat
monitoring terlaksana. 8 Mampu mengukur parameter objektif dan subjektif untuk
2.1.9 Mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan biaya obat. memonitoring efek obat
2.1.10 Mendokumentasikan kegiatan dalam patient care process. 9 Mampu mengeevaluasi keamanan, biaya dan efektivitas suatu obat.
2.1.11 Memperoleh, merekonsiliasi, menelaah, memelihara & 10 Dapat mendokumentasiakan kegiatan pertimbangan keinginan
memperbaharui riwayat pengobatan pasien serta pasien untuk terapi
gejala/keluhan pasien yang relevan 11 Dapat merekonsiliasi, menelaah, memelihara & memperbaharui
riwayat pengobatan pasien serta gejala/keluhan pasien yang
relevan.

b. Mampu melakukan konsultasi dan konseling sediaan farmasi


sesuai kebutuhan dan pemahaman pasien.
Lulusan apoteker mampu:
2.2.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam 1 Mampu melakukan identifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai
pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien. macam pendekatan agar kebutuhan pasien terpenuhi
2.2.2 Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan 2 Dapat menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan
sikap untuk penyampaian informasi dan edukasi pasien sikap agar informasi dan edukasi pasien tentang obat dan sediaan
tentang obat dan sediaan farmasi lainya. farmasi dapat tersampaikan
2.2.3 Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari 3 Dapat Mengetahui informasi tentang riwayat pengobatan pasien,
pasien langsung, keluarga pasien, rekam data pengobatan, dari pasien langsung, keluarga pasien, rekam data pengobatan,
sejawat dan tenaga kesehatanlain. sejawat dan tenaga kesehatan lain.
2.2.4 Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan 4 Dapat memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan
farmasi lainnya sesuai kebutuhan dan pemahamanpasien. farmasi seperti konseling dan PIO.
2.2.5 Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan 5 Dapat menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan
karakteristik produk kepada pasien serta keterkaitannya karakteristik produk kepada pasien serta keterkaitannya dengan obat
denganobat pasien. pasien
2.2.6 Menghargai privasi dan kerahasiaanpasien. 6 Dapat menghargai privasi dan kerahasiaan pasien.
2.2.7 Melakukan tahapan konseling dengan runut. 7 Dapat melakukan tahapan konseling dengan runut.
2.2.8 Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau 8 Dapat membantu pasien memahami masalah terapi obat atau
sediaan farmasi lainnya yang dialami pasien dengan cara sediaan farmasi lainnya yang dialami pasien dengan cara
mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya
menghindari bias. menghindari bias.
2.2.9 Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi 9 Melakukan diskusi bersama pasien untuk menyelesaikan masalah
obat dan/atau sediaan farmasi lainnya dengan cara yang jelas, terapi obat atau sediaan farmasi lainnya dengan cara yang jelas,
dengan mempertimbangkan kenyamanan pasien, dan dapat dengan mempertimbangkan kenyamanan pasien, dan dapat diterima
diterima oleh pasien. oleh pasien.
2.2.10 Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan 10 Dapat menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan
sediaan farmasi lainnya dan alat bantunya denganbaik dan sediaan farmasi lainnya dan alat bantunya dengan baik dan benar.
benar. 11 Dapat mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang
2.2.11 Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan oleh pasien.
diberikan oleh pasien. 12 Memberikan informasi yang dapat dipahami oleh pasien
2.2.12 Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami 13 Dapat melakukan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah
pasien. obat pasien.
2.2.13 Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian 14 Dapat Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan
masalahobat pasien. konseling obat dan/atau sediaan farmasi lainnya.
2.2.14 Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan
konseling obat dan/atau sediaan farmasi lainnya.

c. Mampu memberikan pelayananswamedikasi secara tepat sesuai


kebutuhanpasien.
Lulusan apoteker mampu:
2.3.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan 1. Dapat mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan pertimbangkan
kondisi pasien, pedoman terapi, serta regulasi. kondisi pasien, pedoman terapi, serta regulasi.
2.3.2 Memberikan pilihan obat/sediaan farmasi, produk, serta 2. Dapat memilih obat/sediaan farmasi, produk, serta kekuatan yang
kekuatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien, pedoman terapi, tepat sesuai kebutuhan pasien, pedoman terapi, dan regulasi sebagai
dan regulasi sebagai pertimbangan keputusan pasien. pertimbangan keputusan pasien.
2.3.3 Mengedukasi pasien tentang indikasi obat atau sediaan farmasi 3. Memberikan edukasi pada pasien tentang indikasi obat atau sediaan
lainnya, cara penggunaan,batasanpenggunaan, serta efek farmasi lainnya, cara penggunaan, batasan penggunaan, serta efek
samping potensial. samping potensial.
2.3.4 Menjelaskan kondisi penyimpanan yang tepat kepada pasien dan 4. Mampu menjelaskan kondisi penyimpanan yang tepat kepada
memastikan sediaan obat dan/atau sediaan farmasi lainnya pasien untuk memastikan sediaan obat dan/atau sediaan farmasi
disimpan secara tepat a.l. dari sisi kelembapan, suhu, tanggal lainnya disimpan secara tepat a.l. dari sisi kelembapan, suhu,
daluwarsa. tanggal daluwarsa.
2.3.5 Mengedukasi pasien mengenai alasan dan risiko terkait 5. Dapat memberikan edukasi pasien mengenai alasan dan risiko
permintaan sediaan farmasi yang tidak bisa dilayani. terkait permintaan sediaan farmasi yang tidak bisa dilayani.
2.3.6 Menjelaskan batasan swamedikasi dan merujuk pasien dengan 6. Mampu menjelaskan batasan swamedikasi dan merujuk pasien
tepat ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan. dengan tepat ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan.
2.3.7 Mendokumentasikanpelayanan swamedikasi yang 7. Dapat melakukan dokumentasi tentang pelayanan swamedikasi
dilakukan.
d. Mampu mengelola efek samping untuk memastikan keamanan
penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya.
Lulusan apoteker mampu:
2.4.1 Mengidentifikasiterjadinya efek samping obat atau sediaan 1. Mampu mengidentifikasi terjadinya efek samping obat atau sediaan
farmasi lainnya. farmasi lainnya.
2.4.2 Melakukan tindakan koreksi terhadap efek samping yang 2. Dapat melakukan tindakan koreksi terhadap efek samping yang
terjadi atau merujuk pasien ke dokter/fasilitas pelayanan terjadi atau merujuk pasien ke dokter/fasilitas pelayanan kesehatan.
kesehatan. 3. Dapat memberikan tindakan pencegahan terhadap potensi
2.4.3 Melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi berulangnya berulangnya efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya.
efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya. 4. Mampu melakukan edukasi pasien mengenai efek samping obat atau
2.4.4 Mengedukasi pasien mengenai efek samping obat atau sediaan sediaan farmasi lainnya yang dialami pasien.
farmasi lainnya yang dialami pasien. 5. Dapat Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan
2.4.5 Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan upaya pencegahan yang dilakukan.
upaya pencegahan yang dilakukan. 6. Dapat membuat laporan kejadian efek samping obat & sediaan
2.4.6 Membuat laporan kejadian efek samping obat & sediaan farmasi lainnya untuk institusi maupun regulator.
farmasi lainnya untuk institusi maupun regulator.

e. Mampu melakukan evaluasi penggunaan obat didasari


pertimbangan ilmiah dengan pendekatan berbasis bukti Lulusan
apoteker mampu:
2.5.1 Menetapkan prioritas obat yang perlu dievaluasi berdasarkan
frekuensi permintaan dan resiko. 2.5.1 Dapat menetapkan prioritas obat yang perlu dievaluasi
2.5.2 Merancang penelitian untuk mengevaluasi penggunaan obat. berdasarkan frekuensi permintaan dan resiko.
2.5.3 Mengumpulkan dan mengkompilasi data penggunaanobat. 2.5.2 Melakukan perancangan penelitian untuk mengevaluasi
2.5.4 Menganalisis kesesuaian penggunaanobat terhadap “best penggunaan obat.
practices and evidence”. 2.5.3 Mampu mengumpulkan dan mengkompilasi data penggunaan
2.5.5 Membuat rencana perbaikandan mengimplementasikannya. obat.
2.5.6 Melakukan evaluasi terhadap dampakperbaikan 2.5.4 Dapat menganalisis kesesuaian penggunaan obat terhadap “best
2.5.7 Mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaanobat. practices and evidence”.
2.5.5 Dapat Membuat rencana perbaikan dan
mengimplementasikannya.
2.5.6 Mampu melakukan evaluasi terhadap dampak perbaikan.
2.5.7 Dapat mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaan obat.
.
f. Mampu melakukan pelayanan farmasi klinik berbasis biofarmasi-
farmakokinetik.
Lulusan apoteker mampu:
2.6.1 Memberikan pertimbangan pemilihan obat berdasarkan 1. Mampu memberikan pertimbangan pemilihan obat berdasarkan
pertimbangan aspek farmakokinetik, khususnya pada pertimbangan aspek farmakokinetik, khususnya pada geriatri,
geriatri, pediatri, gangguan ginjal, gangguan liver, ibu pediatri, gangguan ginjal, gangguan liver, ibu hamil dan menyusui.
hamil dan menyusui. 2. Mampu memberikan pertimbangan pemilihan sediaan/produk obat
2.6.2 Memberikan pertimbangan pemilihan sediaan/produk obat berdasarkan aspek biofarmasetik.
berdasarkan aspek biofarmasetik. 3. Mampu memberikan pertimbangan regimentasi obat berdasarkan
2.6.3 Memberikan pertimbangan regimentasi obat berdasarkan data parameter farmakokinetik.
data parameter farmakokinetik. 4. Dapat melakukan pemantauan pada penggunaan obat dengan
2.6.4 Melakukan pemantauan pada penggunaan obat dengan rentang terapi sempit.
rentang terapi sempit. 5. Dapat melakukan dokumentasikan data/informasi pertimbangan
2.6.5 Mendokumentasikan data/informasi pertimbangan pemilihan obat dan hasil pemantauan penggunaan obat dengan
pemilihan obat dan hasil pemantauanpenggunaan obat rentang terapi sempit
dengan rentang terapi sempit

3 a. Mampu merancang dan melakukan seleksi kebutuhan bahan baku,


sediaan farmasi, alat kesehatan secara efektif dan efisien.Lulusan
apoteker mampu: 1. Meningkatkan kegiatan analisis masalah kesehatan yang sedang
7.1.1 Melakukananalisis masalah kesehatanyang
terjadi
sedangdanseringterjadi.
7.1.2 Memilih bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai 2. Mensurvey terlebih dahulu kesehatan maupun kebutuhan
kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan pola prevalensi masyarakat untuk menentukan sediaan farmasi yang akan dipilih
penyakit, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, faktor sosial 3. Mengetahui bahan baku, sediaan farmasi maupun alat kesehatan
ekonomi dan budaya masyarakat, sumber daya manusia, genetika, yang mana yang memiliki kualitas baik
demografi,danlingkungan. 4. Harus mengetahui kebutuhan bahan baku, sediaan faarmasi dan
7.1.3 Menentukan kriteria seleksi bahan baku, sediaan farmasi, alat alkes yang memenuhi kriteria
kesehatan yang absah, bermutu, amandanbermanfaat, didukung
denganbukti yang sahih
7.1.4 Menetapkan kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi,
alat kesehatan berdasarkan pertimbangan bukti ilmiah,
farmakokinetika, kemudahan didapat, serta keterjangkauan
harga.
b. Mampu merancang dan melakukan pengadaan bahan baku,
sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan
peraturanperundangan secara efektif dan efisien.
Lulusan apoteker mampu:
7.2.1 Menetapkan metode penghitungan kebutuhan pengadaan 1. Harus mengetahui metode penghitungan kebutuhan pengadaan
yang sesuai dengan pola penggunaan bahanbaku, sediaan yang sesuai dengan pola penggunaan bahanbaku, sediaan
farmasi, alat kesehatan. farmasi, alat kesehatan
7.2.2 Menghitung kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan
2. Lebih teliti dalam melakukan perhitungan kebutuhan pengadaan
farmasi, alat kesehatan dengan tepat
7.2.3 Mengidentifikasi dan menetapkan pemasok dengan bahan baku, sediaan farmasi dan alkes
memperhatikan ketentuan perundangan,penjaminan mutu, 3. Melakukan riset terhadap pemasok apakah pemasok yang kita
ketepatan waktu dan aspek ekonomi. pilih sesuai dnegan ketentuan perundangan terkait
7.2.4 Memilih dan menetapkan metode yang sesuai untuk 4. Melihat terlebih dahulu metode yang sesuai
pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan. 5. Melihat sistem rantai pasok yanag mana yang efektif dan efisen
7.2.5 Memilih sistem rantai pasok yang efektif dan efisien. 6. Harus memahami prosedur dan ketentuan perundangan dalam
7.2.6 Menjelaskan prosedur dan ketentuan perundangan dalam
pengadaan sediaan farmasi, termasuk pengadaan obat narkotika,
pengadaan sediaan farmasi, termasuk pengadaan obat
narkotika, psikotropika, obat life-saving, obat program psikotropika, obat life-saving, obat program pemerintah, dan
pemerintah, dan obat emergensi. obat emergensi dengan baik
7.2.7 Melakukan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat 7. Mendata setiap bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang
kesehatan sesuai ketentuan perundangan sesuai dengan ketentuan perundangan
7.2.8 Mendokumentasikan kegiatan pengadaan bahan baku, 8. Meningkatkan ketelitian dalam mendokumentasikan setiap
sediaan farmasi, alat kesehatan beserta segenap data
kegiatan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alkes maupun
pendukungnya.
dokumen pendukungnya

c. Mampu merancang dan melakukan penyimpanan serta


pendistribusian bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
sesuai ketentuan perundangan secara efektif dan efisien.
Lulusan apoteker mampu:
7.3.1 Merancang tempat penyimpanan sesuai peraturan 1. Memahami teori tentang penyimpanan sesuai peraturan
perundangan untuk menjamin kualitas bahanbaku, sediaan perundangan untuk menjamin kualitas bahanbaku, sediaan
farmasi, alat kesehatan. farmasi, alat kesehatan.
7.3.2 Merencanakan dan menetapkan penyimpanan bahan baku, 2. Harus mengetahui kriteria produk
sediaan farmasi, alat kesehatan berdasarkan bentuk sediaan, 3. Menentukan bahan baku, esdiaan farmasi, alkes yang baik sesuai
legalitas, farmakologi, aspek toksik, dan alfabetis yang dibuthkan
7.3.3 Melakukan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi, alat 4. Mengatahui kriteria produk terlebih dahulu
kesehatan berdasar kriteria dengan baik dan benar sesuai 5. Melihat keadaan lingkungan di sekitar masyarakat
prosedur. 6. Distribusi harus dilakukan dengan cepat agar segera sampai
7.3.4 Memilih cara transportasi yang mampu menjamin mutu, kepada masyarakat
kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, 7. Lebih sering melakukan pengawasan mutu terhadap produk agar
alat kesehatan. terjamin mutunya
7.3.5 Memilih metode distribusi yang sesuai dengan kondisi 8. Harus memliki persediaan/stock bahan baku sesuai dengan yang
pasien/konsumen di area pelayanan kefarmasian. dibutuhkan
7.3.6 Melakukan distribusi bahan baku, sediaan farmasi, alat 9. Harus mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi mutu serta
kesehatan sesuai prosedur, serta menjamin mutu, kemanfaatan produk
kemanfaatan serta keamanannya. 10. Lebih meningkatkan ketelitian dalam mendokumentasikan setiap
7.3.7 Melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, sediaan proses penyimpanan bahan baku, sediaan farmasi, alkes
farmasi, alat kesehatan yang diterima maupun yang disimpan
sehingga terjamin mutunya sesuai standar.
7.3.8 Mengendalikan tingkat persediaan bahan baku, sediaan
farmasi, alat kesehatan berdasarkan analisis informasi
persediaan & rasio yang ditetapkan.
7.3.9 Mengidentifikasi dan menetapkan bahan baku, sediaan
farmasi, alat kesehatan yang mengalami penyimpanganmutu,
kemanfaatan,dan/atau keamanannya.
7.3.10 Mengendalikan faktor yang berpengaruh terhadap mutu,
kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi,
alat kesehatan.
7.3.11 Mendokumentasikan data dan proses penyimpanan dan
distribusi bahan baku, sediaan famasi, dan alat kesehatan.

d. Mampu merancang dan melakukan pemusnahan bahan baku,


sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan perundangan
Lulusan apoteker mampu:
7.4.1 Menjelaskan ketentuan perundangan dan persyaratan
1. Harus mampu memahami ketentuan perundangan dan persyaratan
keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pemusnahanbahanbaku, sediaan farmasi, alat kesehatan keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemusnahan
7.4.2 Menjelaskan kriteria bahan baku, sediaan farmasi, alat produk
kesehatan yang harus dimusnahkan. 2. Mengetahui dan memahami kriteria bahan baku, sediaan farmasi
7.4.3 Melaksanakan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, dan alkes yang akan dimusnahkan
alat kesehatan sesuai ketentuan perundangan, sifat 3. Harus mengetahui cara/tahap-tahap proses pemusnahan produk
bahan,dan dampak pada lingkungan. sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
7.4.4 Mendokumentasikan data dan proses pemusnahan bahan
4. Lebin rinnci dalam melakukan dokumentasi data pada proses
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
pemusnahan
e. Mampu menetapkan sistem dan melakukan penarikan bahan
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan secara efektif dan efisien.
Lulusan apoteker mampu:
7.5.1 Merancang dan menetapkan sistem penarikan bahan
1. Mengatahui sistem penarikan produk yang sesuai dan efisien
baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang efektif dan
efisien. 2. Mengetahui alasan produk ditarik
7.5.2 Menjelaskan alasan penarikan bahan baku, sediaan 3. Mengetahui resiko yang dihadapi jika tidak dilakukan penarikan
farmasi, alat kesehatan, serta perbedaan 4. Memahami cara pengambilan data distribusi sediaan farmasi
penyebabpenarikannya. yang dibeli
7.5.3 Menjelasan risiko yang dihadapi bila tidak dilakukan 5. Mengetahui dampak dari penarikan bahan baku, sediaan farmasi
penarikan oleh instansi yang berwenang. dan alkes
7.5.4 Menjelaskan cara pengambilan data distribusi sediaan
6. Mengetahui apakah tenaga kesehatan dan tenaga lain yang
farmasi, a.l. nama pasien, rincian yang dapat dihubungi,
tanggal pembelian, jumlahyang dibeli. terkait dalam rencana penarikan kompeten sesuai dengan
7.5.5 Menilai pengaruh dan dampak penarikan bahanbaku, bidangnya
sediaan farmasi, alat kesehatan. 7. Harus Memahami tata laksana penarikan produk dengan baik
7.5.6 Mengidentifikasi tenaga kesehatan & tenaga lain terkait 8. Harus Memahami semua informsi terkait dengan penarikan
untuk merencanakan penarikan bahan baku, sediaan produk
farmasi, alat kesehatan. 9. Harus memiliki informasi yang update dan sahih mengenai
7.5.7 Menjelaskan tata laksana penarikan bahan baku, sediaan
produk yang akan ditarik
farmasi, alat kesehatan, baik yang wajib maupun sukarela
7.5.8 Menjelaskan informasi penting yang akan disosialisasikan 10. Lebih teliti dalam melakukan proses dokuntasi proses penarikan
kepada pihak-pihak terkait. produk
7.5.9 Melakukan sosialisasi informasi penarikan bahan baku,
sediaan farmasi, alat kesehatan ke masyarakat sesuai
kebutuhan.
7.5.10 Mendokumentasikan data dan proses penarikan bahan
baku, sediaan farmasi, dan alat kesehatan.
f. Mampu mengelola infrastruktur sesuai kewenanganbidang
kerjanya secara efektif dan efesien.
Lulusan apoteker mampu:
7.6.1 Menjelaskan proses analisis data menjadi informasi yang
1. Memahami proses analisis data informasi yang diperlukan dalam
diperlukan dalam pengendalianpersediaanbahanbaku,
sediaan farmasi, alat kesehatan. pengendalian produk
7.6.2 Menjelaskan manfaat teknologi informasi dalam 2. Memhamai manfaat dari teknologi informasi dalam
pengendalian persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat pengendalian persediaan produk
kesehatan. 3. Memahami hubungan antara struktur organsasi dengan fungsi
7.6.3 Menjelaskan hubungan antara posisi dalam struktur pelayanan farmasi
organisasi dengan fungsi pelayanan farmasi. 4. Memahami tugas dan tanggung jawab serta kewenangan dari
7.6.4 Menyusun dan menjelaskan tugas, tanggung jawab dan
kewenangan dari masingmasing posisi dalam struktur masing masing posisi dalam struktur organisasi
organisasi. 5. Memahami kualifikasi SDM yang diperlukan sesuai syarat yang
7.6.5 Menjelaskan kualifikasi SDM yang diperlukan untuk posisi dibutuhkan oleh struktur organisasi
tertentu dalam struktur organisasi serta syarat legalitas dan
6. Memahami perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan jenis dan
kompetensinya
7.6.6 Melakukan kalkulasi kebutuhan SDM berdasarkan jenis volume pekerjaan dibidangnya
dan volume pekerjaan di bidangnya 7. Memahami tahap penilaian SDM terhadap tugas dan
7.6.7 Menjelaskan cara menilai pemahaman SDM terhadap tugas tanggungjawab pekerjaannya
& tanggung jawab pekerjaannya, peraturan 8. Mengetahui rencana program pelatihan SDM
ketenagakerjaan, serta kondisi yang mempengaruhi 9. Menegtahu analisis keuangan interpretasi laporan keuangan
kebijakan dan kegiatan di tempat kerja dengan baik
7.6.8 Menyusun rencanaprogrampelatihanSDM.
10. Menguasai tentang anggaran secara efektif dan transparan
7.6.9 Melakukan analisis keuangan dan menginterpretasi laporan
keuangan. 11. Menguasai sistem reimbursement secara tepat
7.6.10 Merancang dan menerapkan anggaran secara efektif dan 12. Menerapkan kalkulasi penetapan harga bahan baku, sediaan
transparan. farmasi dan alkes secara rinci
7.6.11 Merancang dan menerapkansistem reimbursement secara 13. Mengetahui teori sistem perpajakan yang berkaitan dnegan
tepat. fasilitas pelayanan kefarmasian
7.6.12 Melakukan kalkulasi & menetapkan harga bahan baku, 14. Lebih rinci dalam mendokumentasikan kegiatan pengeloaan
sediaan farmasi, dan alat kesehatan
infra struktur
7.6.13 Menjelaskan sistem perpajakan yang berkaitandengan
fasilitas pelayanan kefarmasian
7.6.14 Mendokumentasikan kegiatan pengelolaan infra struktur
KERTAS KERJA

RANCANGAN UNTUK MEMPERBAIKI/MENGHILANGKAN KELEMAHAN TERKAIT ELEMEN KOMPETENSI

No ELEMEN KOMPETENSI LANGKAH KONKRIT

1. Apoteker mampu:
1.1.1 Menjelaskan Kode Etik Apoteker Indonesia dan Pedoman Disiplin 1. Mempelajari lebih mendalam terkait Kode Etik Apoteker
Apoteker Indonesia. Indonesia dan Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia.
1.1.2 Menjelaskan penerapan Kode Etik dan Pedoman Disiplin Apoteker 2. melaksanakan secara keseluruhan setiap elemen yang telah
Indonesia dalam praktik sehari-hari. ditetapkan.
1.1.3 Menerapkan pertimbangan profesional dalam melakukan praktik 3. lebih memahami terkait kode etik dan disiplin apoteker
kefarmasian dengan mengindahkan kode etik dan dsiplin. sehingga mampu menerapkan dalam melakukan praktek
kefarmasian.
2. Apoteker mampu:

1.2.1 Menjelaskan ketentuan perundangan bidang kefarmasian secara khusus 1. lebih memahami ketentuan perundang- undangan dalam praktik
dan ketentuan bidang kesehatan secara umum, dan penerapannya kefarmasian secara keseluruhan.
dalam praktik. 2. lebih memahami ketentuan aspek-aspek registrasi dan legislasi
1.2.2 Menerapkan ketentuan perundangan & aspek-aspek penting dalam kefarmasian.
registrasi dan legislasi kefarmasian. 3. Menambah pengetahuan terkait hubungan dengan pelaku utama
1.2.3 Menerapkan pengetahuan tentang hubungan dengan pelaku utama bisnis dan pemilik Haki, termasuk dasar interpretasi atas hak
bisnis dan pemilik HAKI, termasuk dasar interpretasi atas hak paten. paten.
1.2.4 Memperhatikan dan mengidentifikasi obat baru di pasaran . 4. Lebih mengutamakan dan memperhatikan dalam identifikasi
1.2.5 Memenuhi ketentuan legislasi sediaan farmasi yang berpotensi untuk obat baru di pasaran.
disalah gunakan. 5. Mempelajari ketentuan legislasi sediaan farmasi agar tidak di
1.2.6 Menunjukkan pengetahuan tentang pemasaran & penjualan. salah gunakan
1.2.7 Menjelaskan prosedur registrasi sediaan farmasi baru, termasuk 6. mempelajari terkait pengetahuan pemasaran dan penjualan
ketentuan keamanan, mutu, kemanjuran & penilaian farmakoekonomik 7. memahami secara keseluruhan prosedur registrasi sediaan
sediaan farmasi. farmasi dan ketentuan keamanan, mutu, kemanjuran &
1.2.8 Melaksanakan proses registrasi sediaan farmasi baru sesuai prosedur penilaian sediaan farmasi
dan ketentuan yang berlaku. 8. lebih memahami proses registrasi sediaan farmasi terkait
1.2.9 Mendokumentasikan kegiatan pelayanan kefarmasian dan segenap prosedur dan ketentuan yang berlaku
dokumen pendukungnya. 9. menyiapkan dokumentasi kegiatan pelayanan kefarmasian dan
dokumen pendukung.
3. Apoteker mampu :

1.3.1 Menerapkan pertimbangan profesional dengan prioritas utama 1. mempelajari terkait pengadaan pengelolaan dan pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien pada kegiatan pengadaan, sediaan farmasi& alat kesehatan.
pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi& alat kesehatan. 2. mempelajari keamanan sediaan farmasi & alat kesehatan yang
1.3.2 Memberikan informasi yang tepat, jelas & tidak bias terkait keamanan digunakan pasien, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian
sediaan farmasi & alat kesehatan yang digunakan pasien. informasi.
1.3.3 Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan bersedia berkomunikasi 3. menjalin komunikasi yang baik dengan teman sejawat dan
dengan teman sejawat dan/atau profesi lain demi kepentingan pasien. profesi lain
1.3.4 Memberikan arahan kepada pasien atau masyarakat dalam memilih 4. meningkatkan pengetahuan terkait sediaan farmasi dan jumlah
sediaan farmasi yang layak dan jumlah yang tepat untuk sediaan yang diberikan kepada pasien
dibeli/digunakan. 5. meningkatkan pemahaman terkait standar pelayanan profesional
1.3.5 Mencapai dan mempertahankan standar pelayanan profesional 6. harus lebih menjaga kerahasiaan pasien dan masyarakat
tertinggi. 7. lebih mempelajari kode etik dan disiplin apoteker indonesia
1.3.6 Menjalin dan menjaga hubungan profesional dengan teman sejawat 8. lebih meningkatkan kinerja dalam pengobatan pasien dan
maupun profesilain. masyrakat.
1.3.7 Menghormati kepercayaan dan kerahasiaan hubungan profesionalitas
dengan pasien dan masyarakat.
1.3.8 Mematuhi kode etik dan disiplin Apoteker Indonesia.
1.3.9 Menilai kinerja diri sendiri serta dampaknya pada pengobatan pasien
atau masyarakat
4. Apoteker mampu:
1. Melakukan penelusuran riwayat penyakit pasien
2.1.1. Memberikan pertimbangan pemilihan/penggunaan obat.
2.1.2. Memberikan pertimbangan regimentasi. 2. Menambah pengetahuan tentang regimaentasi
2.1.3. Menerapkan patient care process dalam menyelesaikan masalah
3. Menjalin komunikasi yang baik kepada pasien
terkait penggunaanobat pasien.
2.1.4. Memanfaatkan mnemonics, klasifikasi DTPs dan parameter 4. Mempelajari mnemonics, klasifikasi DTPs pada terapi obat
monotoring sesuai kondisidan kebutuhan pasien.
5. Mempelajari riwat penyakit dan riwayat pengobatan pasien
2.1.5. Melakukan asesmen pasien, riwayat penyakit, dan riwayat
pengobatan pasien denganmenunjukkan empati. 6. Mempelajari ketentuan regulasi pasien
2.1.6. Menganalisis dan menetapkan masalah terkait penggunaan obat
7. Mengutamakan hal-hal prioritas utama terkait obat
pasien denganmempertimbangkan kebutuhan, pedoman terapi, biaya,
dan ketentuan regulasi. 8. Mempelajari parameter objektif dan subjektif untuk memonitoring
2.1.7. Merencanakan, menetapkan prioritas dan menyelesaikan masalah
efek obat
terkait obat.
2.1.8. Melakukan pengukuran parameter objektif dan subjektif untuk 9. Mengevaluasi keamanan, biaya dan efektivitas suatu obat.
memonitor terapi obatpasien dan memastikan proses monitoring
10. Menyiapkan hal-hal terkait dokumentasi
terlaksana.
2.1.9. Mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan biaya obat. 11. Mempelajari rekonsiliasi obat
2.1.10. Mendokumentasikan kegiatan dalam patient care process.
2.1.11. Memperoleh, merekonsiliasi, menelaah, memelihara &
memperbaharui riwayat pengobatan pasien serta gejala/keluhan pasien
yang relevan.
5. Apoteker mampu :

2.2.1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam


pendekatan untukmemenuhi kebutuhan pasien. 1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan baik
2.2.2. Menyiapkan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap
2 Menyediakan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap
untuk penyampaianinformasi dan edukasi pasien tentang obat dan
sediaan farmasi lainya. yang lebih baik
2.2.3. Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari pasien
3 Membangun komunikasi yang baik agar dapat mengetahui riwayat
langsung, keluargapasien, rekam data pengobatan, sejawat dan
tenaga kesehatan lain. pengobatan dari pasien maupun tenaga medis lain
2.2.4. Memberikan informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan
4 Mengetahui cara edukasi tentang obat dan sediaan farmasi seperti
farmasi lainnya sesuaikebutuhan dan pemahaman pasien.
2.2.5. Menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan konseling dan PIO.
karakteristik produk kepadapasien serta keterkaitannya dengan obat
5 Mempelajari karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan
pasien .
2.2.6. Menghargai privasi dan kerahasiaan pasien karakteristik produk kepada pasien serta keterkaitannya dengan obat
2.2.7. Melakukan tahapan konseling dengan runut.
pasien .
2.2.8. Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau sediaan
farmasi lainnya yangdialami pasien dengan cara mengajukan 6 Lebih menghargai privasi dan kerahasiaan pasien.
pertanyaan secara fokus, faktual dan berupayamenghindari bias.
7 Mempelajari tahapan konseling.
2.2.9. Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi obat
dan/atau sediaanfarmasi lainnya dengan cara yang jelas, dengan 8 Dapat menjelaskan terapi obat, sampai dapat dipahami oleh pasien.
mempertimbangkan kenyamananpasien, dan dapat diterima oleh
9 Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar dapat
pasien.
2.2.10. Menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan sediaan mendiskusikan pengobatan terapi
farmasi lainnyadan alat bantunya dengan baik dan benar.
10 menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan sediaan
2.2.11. Mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan
oleh pasien. farmasi lainnya dan alat bantunya dengan baik dan benar.
2.2.12. Memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami pasien.
11 Memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pasien
2.2.13. Melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah
obat pasien. 12 Menggunakan Bahasa yang lebih di pahami oleh pasien, agar
2.2.14. Mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan konseling
informasi dapat tersampaikan dengan baik.
obat dan/atau sediaanfarmasi lainnya.
13 Dapat dengan tanggap menyelesaikan masalah terkait obat pasien.
14 Mempersiapkan dokumentasi seluruh kegiatan konsultasi dan
konseling obat dan/atau sediaan farmasi lainnya.

6. Apoteker mampu: 1 Memahami cara identifikasi kebutuhan pasien dengan


2.3.1 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan kondisi
pasien, pertimbangkan kondisi pasien, pedoman terapi, serta regulasi.
pedoman terapi, serta regulasi.
2 Dapat mememilih obat/sediaan farmasi, produk, serta kekuatan yang
2.3.2 Memberikan pilihan obat/sediaan farmasi, produk, serta kekuatan yang
tepat sesuai tepat sesuai kebutuhan pasien, pedoman terapi, dan regulasi sebagai
kebutuhan pasien, pedoman terapi, dan regulasi sebagai pertimbangan
pertimbangan keputusan pasien.
keputusan
pasien. 3 Mempelajari indikasi obat atau sediaan farmasi, cara penggunaan,
2.3.3 Mengedukasi pasien tentang indikasi obat atau sediaan farmasi lainnya,
batasan penggunaan, serta efek samping potensial, agar dapat
cara
penggunaan, batasan penggunaan, serta efek samping potensial. memberikan edukasi kepada pasien.
2.3.4 Menjelaskan kondisi penyimpanan yang tepat kepada pasien dan
4 Meningkatkan komunikasi dengan pasien sehingga dapat
memastikan sediaan
obat dan/atau sediaan farmasi lainnya disimpan secara tepat a.l. dari sisi menjelaskan penyimpanan obat yang tepat kepada pasien
kelembapan,
5 Dapat memberikan edukasi pasien mengenai alasan dan risiko terkait
suhu, tanggal daluwarsa.
2.3.5 Mengedukasi pasien mengenai alasan dan risiko terkait permintaan permintaan sediaan farmasi yang tidak bisa dilayani.
sediaan farmasi
6 Mengetahui batasan swamedikasi ke pasien dengan tepat
yang tidak bisa dilayani.
2.3.6 Menjelaskan batasan swamedikasi dan merujuk pasien dengan tepat ke 7 Selalu melakukan dokumentasi tentang pelayanan swamedikasi
dokter atau
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.3.7 Mendokumentasikan pelayanan swamedikasi yang dilakukan.

7. Apoteker mampu : 1. Mempelajari efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya.
2.4.1 Mengidentifikasi terjadinya efek samping obat atau sediaan farmasi
2. Melakukan koreksi terhadap efek samping yang terjadi atau merujuk
lainnya.
2.4.2 Melakukan tindakan koreksi terhadap efek samping yang terjadi atau pasien ke dokter/fasilitas pelayanan kesehatan.
merujuk pasien
3. Melakukan pencegahan terhadap potensi berulangnya efek samping
ke dokter/fasilitas pelayanan kesehatan.
2.4.3 Melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi berulangnya efek obat atau sediaan farmasi lainnya.
samping obat
4. Mempelajari efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya agar
atau sediaan farmasi lainnya.
2.4.4 Mengedukasi pasien mengenai efek samping obat atau sediaan farmasi dapat memberikan edukasi kepada pasien
lainnya yang
5. Selalu Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan
dialami pasien.
2.4.5 Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan upaya upaya pencegahan yang dilakukan.
pencegahan yang
6. Selalu membuat laporan kejadian efek samping obat & sediaan
dilakukan.
2.4.6 Membuat laporan kejadian efek samping obat & sediaan farmasi farmasi lainnya untuk institusi maupun regulator.
lainnya untuk
institusi maupun regulator.

8. Apoteker mampu : 1. Menentukan prioritas obat yang perlu dievaluasi berdasarkan


2.5.1 Menetapkan prioritas obat yang perlu dievaluasi berdasarkan frekuensi
frekuensi permintaan dan resiko.
permintaan
dan resiko. 2. Merancang penelitian untuk mengevaluasi penggunaan obat.
2.5.2 Merancang penelitian untuk mengevaluasi penggunaan obat.
3. Dapat mengumpulkan dan mengkompilasi data penggunaan obat.
2.5.3 Mengumpulkan dan mengkompilasi data penggunaan obat.
2.5.4 Menganalisis kesesuaian penggunaan obat terhadap “best practices and 4. Mempelajari cara menganalisis kesesuaian penggunaan obat
evidence”.
terhadap “best practices and evidence”.
2.5.5 Membuat rencana perbaikan dan mengimplementasikannya.
2.5.6 Melakukan evaluasi terhadap dampak perbaikan. 5. Selalu membuat rencana perbaikan dan mengimplementasikannya.
2.5.7 Mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaan obat.
6. Melakukan evaluasi terhadap dampak perbaikan.
7. Selalu mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaan obat.

9. Apoteker mampu :
1. Mempelajari farmakokinetik, khususnya pada geriatri, pediatri,
2.6.1 Memberikan pertimbangan pemilihan obat berdasarkan pertimbangan
aspek gangguan ginjal, gangguan liver, ibu hamil dan menyusui untuk
farmakokinetik, khususnya pada geriatri, pediatri, gangguan ginjal, gangguan
dapat mempertimbangan pemilihan obat.
liver, ibu
hamil dan menyusui. 2. Mempelajari biofarmasetik sediaan/produk obat untuk dapat
2.6.2 Memberikan pertimbangan pemilihan sediaan/produk obat berdasarkan
mempertimbangkan pemilihan obat.
aspek
biofarmasetik. 3. Mempelajari farmakokinetik obat dengan baik untuk
2.6.3 Memberikan pertimbangan regimentasi obat berdasarkan data
mempertimbangan regimentasi obat
parameter
farmakokinetik. 4. Selalu melakukan pemantauan pada penggunaan obat dengan
2.6.4 Melakukan pemantauan pada penggunaan obat dengan rentang terapi
rentang terapi sempit.
sempit.
2.6.5 Mendokumentasikan data/informasi pertimbangan pemilihan obat dan 5. Selalu melakukan dokumentasikan data/informasi pertimbangan
hasil
pemilihan obat dan hasil pemantauan penggunaan obat dengan
pemantauan penggunaan obat dengan rentang terapi sempit.
rentang terapi sempit.

10. Apoteker mampu : 1. Selalu melakukan analisis masalah kesehatan yang sedang dan
7.1.1 Melakukan analisis masalah kesehatan yang sedang dan sering terjadi.
sering terjadi
7.1.2 Memilih bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai kebutuhan
masyarakat 2. Mempelajari tentang memilih bahan baku, sediaan farmasi, alat
dengan memperhatikan pola prevalensi penyakit, ketersediaan sarana
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat Dengan memperhatikan
pelayanan
kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat, sumber daya pola prevalensi penyakit, ketersediaan sarana pelayanan
manusia, genetika,
Kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat,
demografi, dan lingkungan.
7.1.3 Menentukan kriteria seleksi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sumber daya manusia, genetika,Demografi, dan lingkungan.
yang absah,
3. Mampu Menentukan kriteria seleksi bahan baku, sediaan
bermutu, aman dan bermanfaat, didukung dengan bukti yang sahih.
7.1.4 Menetapkan kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat farmasi, alat kesehatan yang absah,Bermutu, aman dan
kesehatan
bermanfaat, didukung dengan bukti yang sahih.
berdasarkan pertimbangan bukti ilmiah, farmakokinetika, kemudahan
didapat, serta 4. Mampu menetapkan kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan
keterjangkauan harga
farmasi, alat kesehatan Berdasarkan pertimbangan bukti ilmiah,
farmakokinetika, kemudahan didapat, serta Keterjangkauan
harga

11. Apoteker mampu : 1.Mampu memahami metode penghitungan kebutuhan pengadaan yang
7.2.1 Menetapkan metode penghitungan kebutuhan pengadaan yang sesuai sesuai dengan polaPenggunaan bahan baku, sediaan farmasi, alat
dengan pola kesehatan.
penggunaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan. 2.MampuMenghitung kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan
7.2.2 Menghitung kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat farmasi, alat kesehatanDengan tepat.
kesehatan 3.Mampu mengidentifikasi dan menetapkan pemasok dengan
dengan tepat. memperhatikan ketentuanPerundangan, penjaminan mutu, ketepatan
7.2.3 Mengidentifikasi dan menetapkan pemasok dengan memperhatikan waktu dan aspek ekonomi.
ketentuan 4.MampuMemilih dan menetapkan metode yang sesuai untuk pengadaan
perundangan, penjaminan mutu, ketepatan waktu dan aspek ekonomi. bahan baku, sediaanFarmasi, alat kesehatan.
7.2.4 Memilih dan menetapkan metode yang sesuai untuk pengadaan bahan 5.Selalu mampu memilih sistem rantai pasok yang efektif dan efisien.
baku, sediaan 6.Mampu menjelaskan prosedur dan ketentuan perundangan dalam
farmasi, alat kesehatan. pengadaan sediaan farmasi,Termasuk pengadaan obat narkotika,
7.2.5 Memilih sistem rantai pasok yang efektif dan efisien. psikotropika, obat life-saving, obat programPemerintah, dan obat
7.2.6 Menjelaskan prosedur dan ketentuan perundangan dalam pengadaan emergensi.
sediaan farmasi, 7.Mampu melakukan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat
termasuk pengadaan obat narkotika, psikotropika, obat life-saving, obat kesehatan sesuai ketentuanPerundangan.
program 8. Selalu mendokumentasikan kegiatan pengadaan bahan baku, sediaan
pemerintah, dan obat emergensi. farmasi, alat kesehatanBeserta segenap data pendukungnya.
7.2.7 Melakukan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
sesuai ketentuan
perundangan.
7.2.8 Mendokumentasikan kegiatan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi,
alat kesehatan
beserta segenap data pendukungnya.

12. Apoteker mampu: 1. Harus memahami tempat penyimpanan sesuai peraturan


perundangan untuk menjamin kualitas bahan baku, sediaan
7.3.1 Merancang tempat penyimpanan sesuai peraturan perundangan untuk farmasi, alat kesehatan.
menjamin kualitas 2. Mampu menyusun dan memahami cara penyimpanan bahan
bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan. baku, sediaan farmasi, alat kesehatan berdasarkan bentuk
7.3.2 Merencanakan dan menetapkan penyimpanan bahan baku, sediaan sediaan,legalitas, farmakologi, aspek toksik, dan alfabetis.
farmasi, alat 3. Mampu memahami system penerimaan bahan baku, sediaan
kesehatan berdasarkan bentuk sediaan, legalitas, farmakologi, aspek toksik, farmasi, alat kesehatan berdasar kriteria dengan baik dan benar
dan sesuai prosedur.
alfabetis. 4. Selalu mendaoatkan caratransportasi yang mampu menjamin
7.3.3 Melakukan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan mutu, kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan
berdasar kriteria farmasi, alat kesehatan.
dengan baik dan benar sesuai prosedur. 5. Mampu Memilih metode distribusi yang sesuai dengan kondisi
7.3.4 Memilih cara transportasi yang mampu menjamin mutu, kemanfaatan pasien/konsumen di area pelayanan kefarmasian.
serta keamanan 6. Mampu melakukan distribusi bahan baku, sediaan farmasi, alat
bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan. kesehatan sesuai prosedur, serta menjamin mutu, kemanfaatan
7.3.5 Memilih metode distribusi yang sesuai dengan kondisi serta keamanannya.
pasien/konsumen di area 7. Dapat melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku,
pelayanan kefarmasian. sediaan farmasi, alat kesehatan yang diterima maupun yang
7.3.6 Melakukan distribusi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai disimpan sehingga terjamin mutunya sesuai standar.
prosedur, 8. Dapat mengatur tingkat persediaan bahan baku, sediaan farmasi,
serta menjamin mutu, kemanfaatan serta keamanannya. alat kesehatan berdasarkan analisis informasi persediaan & rasio
7.3.7 Melakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku, sediaan farmasi, yang ditetapkan.
alat kesehatan 9. Mampu menganalisis dan menetapkan bahan baku, sediaan
yang diterima maupun yang disimpan sehingga terjamin mutunya sesuai farmasi, alat kesehatan yang mengalami penyimpangan mutu,
standar. kemanfaatan, dan/atau keamanannya.
7.3.8 Mengendalikan tingkat persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat 10. Dapat mengatur yang berpengaruh terhadap mutu, kemanfaatan
kesehatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
berdasarkan analisis informasi persediaan & rasio yang ditetapkan. 11. Mampu menndokumentasikan data dan proses penyimpanan dan
7.3.9 Mengidentifikasi dan menetapkan bahan baku, sediaan farmasi, alat distribusi bahan baku, sediaan famasi, dan alat kesehatan.
kesehatan yang
mengalami penyimpangan mutu, kemanfaatan, dan/atau keamanannya.
7.3.10 Mengendalikan faktor yang berpengaruh terhadap mutu, kemanfaatan
serta
keamanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
7.3.11 Mendokumentasikan data dan proses penyimpanan dan distribusi
bahan baku, sediaan
famasi, dan alat kesehatan.

14. Apoteker mampu:

7.4.1 Menjelaskan ketentuan perundangan dan persyaratan keamanan yang 1. Mampu memahami atas ketentuan perundangan dan persyaratan
berkaitan keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemusnahan bahan
dengan pelaksanaan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
kesehatan. 2. Mampu memahami dan dapat menjelaskan kembali kriteria bahan
7.4.2 Menjelaskan kriteria bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang harus dimusnahkan.
harus 3. Mampu melakukan proses pemusnahan sesuai dengan ketentuan
dimusnahkan. perundangan yang berlaku
7.4.3 Melaksanakan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan 4. Dapat mendokumentasikan dan menyusun data dan proses
sesuai pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
ketentuan perundangan, sifat bahan, dan dampak pada lingkungan.
7.4.4 Mendokumentasikan data dan proses pemusnahan bahan baku, sediaan
farmasi, alat
kesehatan.
15. Apoteker mampu :

7.5.1 Merancang dan menetapkan sistem penarikan bahan baku, sediaan 1. Mampu menyusun sistem penarikan bahan baku, sediaan farmasi,
farmasi, alat alat kesehatan yang efektif dan efisien
kesehatan yang efektif dan efisien. 2. Mengetahui dan memahami kekurangan jika terjadi penarikkan
7.5.2 Menjelaskan alasan penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan, serta perbedaan
kesehatan, serta penyebab penarikannya
perbedaan penyebab penarikannya. 3. Mengetahui resiko apa saja yang akan terjadi jika terjadi penarikan
7.5.3 Menjelasan risiko yang dihadapi bila tidak dilakukan penarikan oleh oleh instansi yang berwenang.
instansi yang 4. Mampu mengetahui carapengambilan data distribusi sediaan farmasi,
berwenang. a.l. Nama pasien, rincian yang dapat dihubungi, tanggal pembelian,
7.5.4 Menjelaskan cara pengambilan data distribusi sediaan farmasi, a.l. jumlah yang dibeli.
nama pasien, rincian 5. Mampu mengetahui pengaruh apa saja serta resiko dalam penarikkan
yang dapat dihubungi, tanggal pembelian, jumlah yang dibeli. bahan baku, sediaan farmasi dan alat kesehatan.
7.5.5 Menilai pengaruh dan dampak penarikan bahan baku, sediaan farmasi, 6. Mampu menyeleksi tenaga kesehatan & tenaga lain terkait untuk
alat kesehatan. merencanakan penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan
7.5.6 Mengidentifikasi tenaga kesehatan & tenaga lain terkait untuk .
merencanakan 7. Mamapu mengetahui tata laksana dalam penarikkan bahan baku,
penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan . sediaan farmasi, alat kesehatan, baik yang wajib maupun sukarela.
7.5.7 Menjelaskan tata laksana penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat 8. Mengetahui informasi penting yang akan disosialisasikan kepada
kesehatan, baik pihak-pihak terkait.
yang wajib maupun sukarela. 9. Mampu mengetahui serta memahami tentang materi dan dapat
7.5.8 Menjelaskan informasi penting yang akan disosialisasikan kepada menjelaskan kepada masyarakat informasi penarikan bahan baku,
pihak-pihak terkait. sediaan farmasi, alat kesehatan
7.5.9 Melakukan sosialisasi informasi penarikan bahan baku, sediaan farmasi, 10. Dapat mendokumentasikan dan menyusun data dan proses penarikan
alat kesehatan bahan baku, sediaan farmasi, dan alat kesehatan.
ke masyarakat sesuai kebutuhan.
7.5.10 Mendokumentasikan data dan proses penarikan bahan baku, sediaan
farmasi, dan alat
kesehatan.

16. Apoteker mampu:

7.6.1 Menjelaskan proses analisis data menjadi informasi yang 1. Lebih memahami proses analisis data terkait informasi yang
diperlukan dalam pengendalian persediaan bahan baku, sediaan diperlukan dalam pengendalian persediaan bahan baku, sediaan
farmasi, alat kesehatan. farmasi dan alat keshatan
7.6.2 Menjelaskan manfaat teknologi informasi dalam pengendalian 2. Mempelajari terkait pengendalian bahan baku, sediaan farmasi
persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan. dan alat kesehatn.
7.6.3 Menjelaskan hubungan antara posisi dalam struktur organisasi 3. Memahami tanggung jawab dan kewenangan dari masing masing
dengan fungsi pelayanan farmasi. posisi dalam struktur organisasi.
7.6.4 Menyusun dan menjelaskan tugas, tanggung jawab dan 4. Mempelajari kualifikasi sdm dalam struktur organisasi dan posisi
kewenangan dari masing masing posisi dalam struktur organisasi. tertentu serta syarat legalitasnya.
7.6.5 Menjelaskan kualifikasi SDM yang diperlukan untuk posisi tertentu 5. Mengevaluasi kebutuhan sdm terkait jenis dan volume pekerjaan
dalam struktur organisasi serta syarat legalitas dan kompetensinya. dibidangnya.
7.6.6 Melakukan kalkulasi kebutuhan SDM berdasarkan jenis dan 6. Mempelajari cara menilai sdm terhadap tugas tanggung jawab
volume pekerjaan di bidangnya. pekerjaannya, peraturan ketenagakerjaan, serta kondisi yang
7.6.7 Menjelaskan cara menilai pemahaman SDM terhadap tugas & mempengaruhi kebijakan dan kegiatan di tempat kerja.
tanggung jawab pekerjaannya, peraturan ketenagakerjaan, serta 7. Menyiapkan rencana program pelatihan sdm
kondisi yang mempengaruhi kebijakan dan kegiatan di tempat 8. Mengevaluasi analisis keuangan dan laporan keuangan.
kerja. 9. Memahami anggaran secara efektif dan transparan
7.6.8 Menyusun rencana program pelatihan SDM. 10. Memahami sistem reimbursement secara tepat .
7.6.9 Melakukan analisis keuangan dan menginterpretasi laporan 11. Dapat melakukan kalkulasi & menetapkan harga bahan baku,
keuangan. sediaan farmasi, dan alat kesehatan.
7.6.10 Merancang dan menerapkan anggaran secara efektif dan transparan . 12. Mempelajari sistem perpajakan yang berkaitan dengan fasilitas
7.6.11 Merancang dan menerapkan sistem reimbursement secara tepat . pelayanan kefarmasian.
7.6.12 Melakukan kalkulasi & menetapkan harga bahan baku, sediaan 13. Mempersiapkan dokumentasi kegiatan pengelolaan infra struktur.
farmasi, dan alat kesehatan.
7.6.13 Menjelaskan sistem perpajakan yang berkaitan dengan fasilitas
pelayanan kefarmasian.
7.6.14 Mendokumentasikan kegiatan pengelolaan infra struktur.
RENCANA PROGRAM JANGKA PENDEK MENJADI APOTEKER KOMPETEN

No. Tujuan Khusus Kegiatan Waktu Sumber Daya


1. Mempermudah untuk Merangkum BULAN Catatan dari dosen dikelas, buku, literatur-literatur, jurnal
belajar materi UAS. catatan pasca UTS. JUNI 2019 dll.
2. Menjadikan nilai tugas Mengerjakan
untuk mendongkrak nilai tugas-tugas yang
UTS yang tidak dikumpulkan
memuaskan. sebelum UAS.
3. Mendapat nilai UAS Belajar untuk UAS.
yang memuaskan (A-B).
4. Mendapat nilai UAS Mempersiakan BULAN JULI Laporan kerja Plan Bussiness soal-soal & OSCE terkait
yang baik. ujian 2019 dengan mata kuliah, literatur-literatur, terkait Yanfar;
5. Menyiapkan materi agar komprehensif. PMK.
mempermudah saat ada Belajar simulasi
simulasi OSCE. OSCE.
6. Bekal sebelum Belajar PMK
menghadapi PKPA. terkait Yanfar
Apotek & RS.
7. Mempermudah dalam Membuat BULAN Catatan selama PKPA di Apotek, RS, Pemerintahan dan
pembuatan laporan rangkuman hasil AGUSTUS – Industri.
PKPA, sambil belajar. PKPA. NOVEMBER Literatur-literatur, soal-soal ujian, buku UKAI, modul
8. Persiapan komprehensif. Belajar dan buat 2019 laporan hasil PKPA.
9. Mengingat, mengasah laporan PKPA
otak sebelum Belajar soal-soal
menghadapi TO. untuk TO.
10. Bisa menjawab Belajar untuk
pertanyaan-pertanyaan komprehensif hasil
saat kompre hasil PKPA. PKPA.
11. Sharing ilmu agar Diskusi dengan Sepanjang Soal-soal UKAI tahun sebelumnya, jurnal, buku-buku,
mempermudah cara teman-teman DESEMBER- Semua catatan, buku, jurnal yang dipakai selama kuliah
belajar. sekelas / belajar JANUARI profesi.
No. Tujuan Khusus Kegiatan Waktu Sumber Daya
12. Mempermudah ilmusebelum UKAI 2019
pembelajaran. membaca literatur- menjelang
13. LULUS, SUKSES UKAI literatur terkait UKAI
dengan hasil yang sangatmata kuliah.
memuaskan diatas rata- Belajar, mengulas,
rata. memperdalam ilmu
pembelajaran
sepanjang kuliah
profesi.
14. Diberi hikmat dan Berdoa dan SETIAP ALLAH SWT
kekuatan dalam berusaha sepenuh HARI
menyelesaikan tugas dan hati dan sekuat
tanggung jawab sebagai tenaga dengan
mahasiswa Apoteker Iman
15. LULUS UKAI, SUMPAH Menjadi APOTEKER Yang BERKOMPETEN, DENGAN NILAI Yang MEMUASKAN
DIBULAN SEPTEMBER 2020.

Anda mungkin juga menyukai