Anda di halaman 1dari 42

PENDATAAN ULANG PNS DAN PTT TAHUN 2018

PEMERINTAH SULAWESIN SELATAN


DALAM PELAKSANAAN SIMPEG

A. BIODATA PNS/CPNS(* WAJIB DI ISI )

1. BIDANG KERJA / SEKSI

2. NIP

3. NAMA LENGKAP

4. TEMPAT, TANGGAL LAHIR


5. AGAMA 1. ISLAM 2. PROTESTAN 3. KATHOLIK 4. HINDU 5. BUDHA
6. JENIS KELAMIN 1. LAKI-LAKI 2. PEREMPUAN
7. GOLONGAN DARAH 1. A 2. AB 3. B 4. O
8. STATUS PERKAWINAN 1. KAWIN 2. BELUM 3. JANDA 4. DUDA
9. STATUS PEGAWAI 1. PNS 2. PTT
TGL KENAIKAN PANGKAT
10.
TERAKHIR
TGL KENAIKAN GAJI
11.
BERKALA BERIKUTNYA
JL :

ALAMAT LENGKAP KEC AMATAN:


12
KELURAHAN :

KABUPATEN :
12. NOMOR HP/TELEPON

13. EMAIL

B. DATA SUAMI/ISTRI(* WAJIB DI ISI )


23. NAMA
24. NIK (KK/KTP)
25. TEMPAT DAN TGL LAHIR
26. PENDIDIKAN TERAKHIR
27. PEKERJAAN
28. HUBUNGAN 1. SUAMI 2. ISTRI

C. DATA ORANG TUA(* WAJIB DI ISI )


NIK ( KK/KTP) DAN NAMA PENDIDIKAN
NO TEMPAT LAHIR TGL LAHIR PEKERJAAN HUBUNGAN
LENGKAP TERAKHIR

1. BAPAK

2. IBU
D. DATA ANAK (* WAJIB DI ISI )
NIK ( KK/KTP) DAN NAMA TEMPAT PENDIDIKAN KET HUBUNGAN
NO TGL LAHIR PEKERJAAN
LENGKAP LAHIR SAAT INI (KANDUNG/ANGKAT)

1.

2.

3.

4.

5.

E. RIWAYAT PENDIDIKAN UMUMYANG BERSANGKUTAN (* WAJIB DI ISI )

JURUSAN/PR NO NAMA KEPSEK/


NO TINGKAT NAMA SEKOLAH/PT KOTA TGL IJAZAH IJAZAH
ODI REKTOR

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. D-I

5. D-II

6. D-III

7. S1/D-IV

8. S2

9. S3

F. KEMAMPUAN BERBAHASA(* WAJIB DI ISI )


KEMAMPUAN
NO JENIS BAHASA
AKTIF () PASIF ()

1. BAHASA INGGRIS
BAHASA DAERAH
2.
(____________________________________________)
BAHASA ASING LAINNYA
3.
(____________________________________________)
G. RIWAYAT JABATAN(* JIKA ADA)
NO NAMA JABATAN ESELON NOMOR SK TMT SAMPAI TGL
1.
2.
3.
4.
5.

H. RIWAYAT PANGKAT (* WAJIB DI ISI )


TMT TGL PEJABAT
JENIS NOMOR
NO NAMA PANGKAT GOLONGAN (TERHITUNG DITETAPKANNYA PENGESAHAN
GOLONGAN SK
MULAI TGL) SK SK
GUBERNUR PD.823.3-
CONTOH PENGATUR MUDA II A 01-04-2016 27-07-2016
SULSEL 02

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

I. RIWAYAT HUKUMAN (* JIKA ADA )


JENIS HUKUMAN

PILIH SALAH SATU:


PEJABAT TGL PEJABAT TGL
(TEGURAN LISAN, NOMOR SK
NO PENGESAHAN NOMOR SK PENGESAHAN PEMULIHAN PEMULIHAN
TERTULIS, TUNDA PEMULIHAN
SK HUKUMAN SK HUKUMAN HUKUMAN
KENAIKAN
BERKALA/PANGKAT,
DAN PEMBERHENTIAN)

1.

2.

3.

4.

5.
J. RIWAYAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) (* WAJIB DI ISI )
JUMLAH TEMPAT TGL NOMOR STTPP
NO NAMA DIKLAT PENYELENGGARA ANGKATAN TAHUN
JAM (KOTA) STTPP
Badan Pendidikan 481/DIKLAT-
31-03-
CONTOH PRAJABATAN 217 dan Pelatihan Makassar III 2011 PRASA-
2011
Provinsi SulSel III/BONE/2011

1.

2.

3.

4.

5.

K. PENGHARGAAN(* JIKA ADA )


NO NAMA PENGHARGAAN TAHUN NEGARA / INSTANSI PEMBERI

1.

2.

3.

4.

L. RIWAYAT PENUGASAN LUAR NEGERI(* JIKA ADA )


NO. LAMA PENUGASAN
NEGARA TUJUAN TAHUN ALASAN PENUGASAN
( JUMLAH HARI)

1.

2.

3.

4.

5.

M. RIWAYAT SEMINAR/ SERTFIKAT(* JIKA ADA )


NAMA SEMINAR / TGL TGL TGL
NO TEMPAT PENYELENGGARA NOMOR PIAGAM
SERTIFIKAT MULAI SELESAI PIAGAM
WIDYALOKA
SERTIFIKAT PUSAT 07-11- 17-12-
CONTOH MAKASSAR 17-12-2011 15002054072
KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN 2011 2011
KOMPUTER

1.

2.

3.
4.

5.

N. RIWAYAT CUTI(* JIKA ADA )


NO SURAT TGL SURAT TGL
NO JENIS CUTI TGL MULAI KETERANGAN
CUTI CUTI SELESAI
800/1187- 10-12-
CONTOH CUTI BERSALIN 05-12-2015 05-03-2016 -
a/SMK/DP 2015

1.

2.

3.

4.

O. RIWAYAT LATIHAN JABATAN(* JIKA ADA )


NO NAMA PELATIHAN TAHUN JUMLAH JAM

1.

2.

3.

4.

5.
P. RIWAYAT SKP (SASARAN KERJA PEGAWAI)(* WAJIB DI ISI )
TAHUN 2016 :
PERIODE PENILAIAN
(CONTOH : 01 JANUARI 2015 – 31 DESEMBER 2015)
TAHUN 2017 :

TAHUN 2016 :

NAMA PEJABAT PENILAIAN


TAHUN 2017 :

TAHUN 2016 :

NAMA ATASAN PEJABAT PENILAIAN


TAHUN 2017 :

TAH OrientasiP
INTEGRITAS KOMITMEN DISIPLIN KERJASAMA KEPEMIMPINAN HASIL PENILAIAN
UN elayanan

2016

2017

Q. RIWAYAT MUTASI(* JIKA ADA )


JENIS MUTASI

NO TULIS SALAH SATU DIBAWAH INI: TANGGAL NOMOR SK


(MASUK, KELUAR, PINDAH ANTAR INSTANSI,
PENSIUN, WAFAT, DAN KENAIKAN PANGKAT)

1.

2.

3.

4.

5.

MAKASSAR, 2018

( )

NIP:
A.DOWNLOAD PENELITIAN PTS SD TERBARU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai agen pembelajaran, pendidik menempati posisi strategis dalam peningkatan mutu lulusan SD.
Pendidik melakukan berbagai aktivitas sejak perencanaan, mengelola PBM, dan menilai ketercapaian
tujuan pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan laju kehidupan global tidak akan mengubah
atau meniadakan pendidik dalam proses pendidikan.
Sejalan dengan pengembangan guru sebagai tenaga profesional dituntut memiliki perbagai persya¬ratan.
Menurut UU 14 Th 2005 bab III pasal 7 ayat (1) guru harus memiliki prinsip profesionalitas, yaitu :
(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pelaksanakan tugas pendidik diatur dalam UU 14 Th 2005 dan Permendiknas 74 Th 2008. Dalam regulasi
ini guru berperan sebagai tenaga profesional. Dalam mengelola PBM, guru berperan sebagai agen
pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai tenaga profesional, untuk
meningkatkan tugasnya dilakukan supervisi. Hal ini menunjukkan komitmen guru dalam melakukan
fungsinya sebagai agen pembelajaran. Menurut Pidarta (2009:1) supervisi selalu mengacu pada kegiatan
memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan terse-but juga tidak bisa terlepas dari tujuan akhir
setiap sekolah, yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah terhadap guru di sekolah dasar terbiasa saling memberi dan
menerima. Hal ini tercermin dalam situasi keakraban, karena personalia di sekolah dasar hanya sedikit.
Untuk melaksanakan kegiatan supervisi, antara kepala sekolah dan guru dapat membuat
kesepakatan. Download penelitian tindakan sekolah pdf Harapannya untuk dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan dan kondusif. Kepala sekolah bertanggungjawab memantau, membina, dan
memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau di sekolah. Dalam meningkatkan dan memperbaiki proses
pembelajaran, salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi. Di samping itu kepala sekolah
bertanggungjawab terhadap kualitas pembelajaran.
Studi pendahuluan di SDN … 01 memperlihatkan bahwa perencanaan yang dilakukan kurang
memperhatikan kinerja tahun sebelumnya. Dinamika perkembangan pendidikan dan berbagai perubahan di
luar sekolah setiap saat mengalami perubahan. Oleh sebab itu perencanaan yang disusun di tahun
berikutnya harus ada perubahan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Seiring dengan dinamika
perkembangan pendidikan, guru harus merubah perencanaan pengajaran setiap tahunnya. Peningkatan
pendidikan yang saat ini tercermin pada perkembangan teknologi, maka perencanaan dan proses
pembelajaran harus memanfaatkan teknologi.
Perencanaan perlu dipersiapkan dengan baik, dalam hal ini merancang apa, siapa, dimana, dan kapan.
Keempat rancangan tersebut dimunculkan melalui jadwal dan sudah dikomunikasikan secara langsung
kepada guru. Dalam catatan penulis beberapa hal yang konsisten antara lain: (a) Perencanaan supervisi
pembelajaran yang dipersiapkan secara matang; (b) Pelaksanaan supervisi pembelajaran dilaksanakan
dengan kesepakatan bersama antara guru dengan kepala sekolah; (c) Umpan balik setelah kegiatan
pelaksanaan supervisi diimplementasikan dalam kegiatan intervensi memberi bantuan dikdaktis dan
pemberian bantuan pengetahuan tambahan bersama guru-guru dalam satu gugus. Tindak lanjutnya berupa
penguatan, menganalisis pencapaian tujuan pembelajaran, menganalisis target keterampilan pembelajaran,
menyimpulkan hasil dari apa yang diperolehnya selama supervisi akademik, mendorong guru untuk
merencanakan latihan-latihan, sekaligus menetapkan rencana berikutnya.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 kenyataan yang ditemui di lapangan, perencanaan supervisi di SDN … 01
sudah merancang apa, siapa, dimana, dan kapan. Keempat rancangan terse-but dimunculkan melalui
jadwal dan tidak dikomuni¬kasikan secara langsung kepada guru. Kondisi yang demikian ini karena
pergantian kepala sekolah yang baru. Meski demikian ternyata pelaksanaan supervisi dapat mencapai
tujuan. Inilah yang menjadi permasa¬lahan bagi penulis sehingga menarik untuk dilakukan penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya pemaparan latar belakang masalah seperti tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan supervisi akademik untuk meningkatan kinerja guru di SDN … 01?
2. Bagaimana Implementasi supervisi akademik untuk meningkatan kinerja guru di SDN … 01?
3. Bagaimana umpan balik supervisi akademik untuk meningkatan kinerja guru di SDN … 01?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di sub bab sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perencanaan supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru di SDN … 01;
2. Mengetahui implementasi supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru di SDN … 01;
3. Mengetahui umpan balik supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru di SDN … 01.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi¬kan manfaat teoritis maupun praktis seperti berikut:
a. Manfaat Teoritis
Manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah untuk memperluas dan memperdalam data tentang
profil guru, yaitu penghayatan terhadap nilai¬nilai kerja guru. Sebagai bahan masukan untuk menambah
ilmu pengetahuan tentang pendidikan.
Khususnya manajemen supervisi akademik untuk peningkatan kinerja guru dan paradigma baru dalam
dunia pendidikan. Download penelitian tindakan sekolah bagi kepala sekolah pdf
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan sekaligus memberi¬kan
rekomendasi bagi pihak pengelola pendidikan.
1. Guru SDN … 01, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk selalu siap meningkatkan
kemampuan mengajarnya;
2. Kepala Sekolah SDN … 01, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran yang dapat
dijadikan acuan untuk mengembangkan kreatifitas supervisi akademik, yang mampu menjadikan guru
merasa termotivasi untuk memperbaiki kekurangannya;
3. Pengawas PAUD/SD yang mewakili UPTD PAUD SD Kecamatan …, diharapkan dapat bermanfaat
untuk memberikan bantuan dalam program supervisi akademik di sekolah dengan memfasilitasi program
umpan balik seperti kegiatan pembinaan yang lebih efektif. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan
menjadi bahan pertimbangan dalam membina kepala sekolah dan guru dalam rangka meningkatkan proses
belajar mengajar di sekolah.
B.PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) SD METODE
SUPERVISI AKADEMIK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka ini akan diuraikan kajian teoritis yang digunakan untuk penelitian ini. Beberapa
hal yang ada di dalamnya berkaitan dengan kerangka teori beserta definisi berdasarkan perumus¬an
masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori ini terdiri dari beberapa sub bab yang saling berkaitan. Sub bab
tersebut antara lain: tugas pokok kepala sekolah; kompetensi guru profesional; dan pengelolaan supervisi
akademik, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan umpan baliknya.
2.1 Tugas Pokok Kepala Sekolah
Tanggung jawab dan tugas kepala sekolah di sekolah dasar secara umum mengalami perkembangan dan
perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya. Hal ini berkaitan dengan semakin pintarnya masyarakat
menempatkan posisi pendidikan di level yang utama. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas
kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Sebagai pemimpin di instansi pendidikan, Kepala
sekolah merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah
yang dipimpinnya. Hal ini berkaitan dengan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas dan hubungan antar
manusia. Kunci keberhasilan sekolah terletak pada efisiensi dan efektivitas kerja seorang kepala sekolah.
Kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah yaitu tercermin melalui sifat-sifat: jujur,
percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil
dan teladan. Sifat dasar seperti itu dengan sendirinya akan diikuti oleh guru atau staf kerja.
Dari kepemimpinan yang profesional tersebut berarti juga merupakan proses menggerakkan,
mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam lembaga pendidikan.
Tentunya akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tuntutan lain yang berkaitan
dengan tugas kepala sekolah yaitu mempunyai dasar kompetensi kepribadian, manjerial, supervisi dan
kewirausahaan. Dari keempat kompetensi tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah kompetensi
supervisi. Pelak-sanaannya disesuaikan prosedur dan teknik-teknik yang tepat.
Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ada konsep yang memudahkan untuk diingat
yaitu EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator). Ada
banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Seperti halnya Campbell,
Corbally & Nyshand (1993: 129) yang mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu:
(1) peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figure-head atau
simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan connection atau penghubung; 2) peranan yang berkaitan
dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang
menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan; 3) peranan yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler,
penyedia segala sumber, dan negosiator. Download penelitian tindakan sekolah pdf
Menurut hemat peneliti sosok kepala sekolah itu orang yang dituakan di sekolah. Artinya segala sesu¬atu
tertumpu kepadanya. Stabil ataupun labil dalam perkembangan sekolah tergantung kepadanya. Semua
kegiatan guru dapat dikendalikan. Jadi apabila setiap saat kinerja guru meningkat ataupun stabil, bahkan
terjadi penurunan tingkat kinerja guru juga tergantung kepada kepala sekolah. Kemampuan yang memadai
untuk dimiliki kepala sekolah betul-betul sangat dibutuhkan peranannya.
Bentuk-bentuk tugas di bidang administrasi adalah garapan kepala sekolah yang berkaitan dengan
pengelolaan bidang pendidikan di sekolah. Garapan tersebut meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan,
kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan hubungan sekolah masyarakat. Keenam bidang tersebut,
bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah yang berupa manusia, dan
komponen organisasi sekolah yang berupa benda.
Garapan di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru
untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu usaha memberikan bantuan kepada guru untuk
memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Hal ini berarti sebuah upaya
meningkatkan kinerja guru. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
2.2 Kompetensi Guru Profesional
Agar dapat melaksanakan tanggung jawab dan tugas dengan baik, maka seorang guru dituntut memiliki
keterampilan dan kemampuan tertentu. Hal tersebut merupakan perwujudan dari kompetensi profesional
guru. Pada Kepmendiknas no. 045/U/2002 juga disebutkan bahwa kompetensi merupakan seperang¬kat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.
Merujuk pada UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka guru harus memiliki empat
kompetensi, yaitu kompetensi profesional, pedagogis, personal, dan sosial.
Dari keempat kompetensi tersebut dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diwujudkan dalam tindakan yang cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Ditandaskan lagi dalam Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang standar kompetensi akademik dan
kompetensi guru, bahwa standar kompetensi guru terdiri dari kompetensi inti guru dan kompetensi
profesional guru. Dari dasar tersebut maka yang dimaksud kompetensi profesional guru adalah
kemampuan dan wewenang guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru. Secara rinci kompetensi
profesional guru dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Kompetensi Profesional Guru
Sumber: data yang diolah (2013)
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru merupakan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Hal ini mencakup penguasaan materi kurikulum atau
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, termasuk pengu¬asaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuan.
2.3 Pengelolaan Supervisi Akademik
Setelah membahas tugas-tugas bidang garapan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru,
selanjutnya pembahasan difokuskan pada pelaksana¬an supervisi di sekolah dasar. Kegiatan supervisi
merupakan usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki,
mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar
siswa yang efektif dan efisien. Dari alur perkembangan tersebut, maka akan mengarah upaya untuk
mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.
Telah ditandaskan lagi oleh Purwanto (2006: 76) bahwa bantuan atau pelayanan yang diberikan, yang
dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari penyusunan
rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi belajar. Dari pandangan tersebut,
supervisi dapat juga diartikan sebagai segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan.
Berarti juga bahwa supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
keahlian serta kecakapan guru-guru.
Bentuk-bentuk kegiatannya seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam
pendidikan dan pembelajaran; pemilihan alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik; cara
penilaian yang sistematis terhadap seluruh fase proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan supervisi ini sesuai
dengan fungsi dan tujuannya akan memacu peningkatan kinerja guru. Pemberian bantuan pembinaan dan
pembimbing tersebut dapat bersifat langsung atau tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.
Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu sama sekali bukan menilai
unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengem¬bangkan
kemampuan profesionalnya. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini perlu ditafsirkan secara luas.
Hal ini bukan semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru,
melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi
(motivation) guru, sebab dengan mening katkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas
pembelajaran akan meningkat.
Dalam rangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diperlukan sumber data supervisi.
Sumber data tersebut adalah sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data.
Oleh karenanya sumber data supervisi dikenal dengan istilah sasaran supervisi. Dalam penyelenggaraan
supervisi akademik dilakukan dengan cara pem-berian diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Proses supervisi
akademik tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain tahapan perencanaan, implementasi,
dan umpan balik. Kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui konfirmasi kepada guru atau pihak
lain yang berkompeten. Download penelitian tindakan sekolah bagi kepala sekolah doc
2.3.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap
kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan pelaksanaan.
Pelaksanaan supervisi akademik perlu direncanakan dengan baik, rapi dan terstruktur. Perencanaan
dimu¬lai dari pertemuan awal, observasi kelas, wawancara hingga diskusi dan tindak lanjutnya. Berkaitan
dengan hal ini Hartoyo (2006: 93) menyatakan bahwa perencanaan ini meliputi: tujuan, waktu, tempat,
instrumen dan sebagainya yang diperlukan untuk kelancaran proses supervisi. Pandangan mengenai
perencanaan itu sangat berpengaruh terhadap hasil supervisi. Oleh karena itu perencanaan yang matang
merupakan awal keberhasilan.
Perincian perencanaan disusun bersama antara pengawas, kepala sekolah dan guru. Maksudnya untuk
menciptakan koordinasi antara keduanya, sehingga pelaksanaa supervisi tidak tumpang tindih. Dalam
perencanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah bersama guru sekaligus menghadirkan pengawas
berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun waktu tertentu, yaitu satu tahun yang dibagi menjadi
rencana caturwulan dan bulan.
2.3.2 Implementasi Supervisi Akademik
Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik merupakan implementasi dari perencanaan yang telah di¬susun.
Bagaimana dapat melaksanakan dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau cara yang baik pula.
Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat. Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena
yang demikian ini dapat menggunakan ketentuan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan supervisi akademik.
Herabudin (2009: 234) memberikan pandangan sebagai berikut:
Rambu-rambu dalam pelaksaan supervisi akademik yaitu (1) kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap
sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis yang
harmonis dalam mendiskusikan berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah; (2)
melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan
menerapkan metode dan pendekatan baru dalam pembelajaran; (3) melaksanakan seminar pendidikan
untuk para guru untuk menambah wawasan kependidikannya; (4) pelaksanaan kurikulum baru yang lebih
menekankan kepada kemandirian siswa; (5) penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang dijanjikan.
Ada yang menerapkan dengan rambu-rambu, tetapi ada juga yang mengatakan dengan teknik. Untuk
pelaksanaan kegiatan supervisi yang baik tentunya dengan teknik yang sesuai keadaan setempat dan saling
menerima. Teknik supervisi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik supervisi individual dan teknik
supervisi kelompok. Klasifikasi ini untuk mempermudah menjangkau tujuan. Dalam melaksa¬nakan
kegiatan supervisi perlu rambu-rambu ataupun teknik-teknik yang mendukung, implementasinya perlu
menyesuaikan kondisi dan situasi setempat. Pengaruh ataupun efek yang muncul sesaat di lapangan perlu
dicatat untuk menemukan solusinya, sekaligus sebagai perbaikan supervisi berikutnya.
2.3.3 Umpan Balik Supervisi Akademik
Setelah memerinci perencanaan, kemudian melaksanakan kegiatan supervisi akademik maka yang
berikutnya adalah tindak lanjut umpan balik dari kegiatan itu sendiri. Pertemuan balikan dilakukan segera
setelah melaksanakan observasi pengajaran.
Namun terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil observasi. Pertemuan balikan ini merupakan
tahap yang penting untuk mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikan balikan tertentu.
Sergiovanni (2007: 65) menjelaskan bahwa balikan ini harus deskriptif, spesifik, konkrit, bersifat
memotivasi, aktual, dan akurat, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Pandangan tersebut diperkuat
lagi oleh Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (2001: 69), yang menyatakan bahwa:
Paling tidak ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru, sebagaimana dikemukakan yaitu: (1) guru bisa
diberikan penguatan dan kepuasan, sehingga bisa termotivasi dalam kerjanya, (2) isu¬isu dalam
pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor dan guru dengan tepat, (3) supervisor bila mungkin dan
perlu, bisa berupaya mengintervensi secara langsung guru untuk memberikan bantuan didaktis dan
bimbingan, (4) guru bisa dilatih dengan teknik ini untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri, dan
(5) guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkatkan tingkat analisis profesional diri pada masa
yang akan datang.
Dari pendapat tersebut dapat ditambah bahwa sebelum mengadakan pertemuan balikan ini kepala sekolah
terlebih dahulu menganalisis hasil observasi dan merencanakan bahan yang akan dibicarakan dengan guru.
Begitu pula diharapkan guru menilai dirinya sendiri. Setelah itu dilakukan pertemuan balikan ini. Dalam
pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya keterbukaan antara kepala sekolah dan guru. Sebaiknya
kepala sekolah menanamkan kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan balikan ini bukan untuk
menyalahkan guru melainkan untuk memberikan masukan balikan. Kepala sekolah dalam setiap
pertemuan balikan adalah memberikan penguatan (reinforcement) terhadap guru. Baru dilanjutkan dengan
analisis bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi perhatian supervisi klinis.
Pada kesempatan ini kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi target keterampilan sebagai perhatian
utama yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Bisa juga pada saat ini kepala sekolah me¬nunjukkan
hasil rekaman kegiatan. Dengan demikian guru mengetahui apa yang telah dilakukan dan dicapai. Apabila
ada yang belum sesuai dengan target kegiatan dan perhatian utama guru sebagaimana disepakati pada
tahap pertemuan awal maka guru dapat memperbaiki diri. Download penelitian tindakan sekolah
pdf Kegiatan ini kepala sekolah bisa juga merekam proses belajar mengajar dengan alat elektronik, maka
sebaiknya hasil rekaman ini dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan bebas melihat dan
menafsirkannya sendiri.
Berikut ini beberapa langkah yang perlu dilaku¬kan selama pertemuan balikan (Anonim, 2008: 45).
Langkah-langkah ini antara lain, a)menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannya ter¬hadap
pengajaran yang dilakukan, kemudian supervisor berusaha memberikan penguatan (reinforcement); (b)
menganalisis pencapaian tuju¬an pengajaran yaitu kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi
perbedaan antara tujuan pengajaran yang direncanakan dan tujuan pengajaran
yang dicapai; (c) menganalisis target keterampilan dan perhatian utama guru; (d) kepala sekolah
menanyakan perasaannya setelah enganalisis target keterampilan dan perhatian utamanya; (e)
Menyimpulkan hasil dari apa yang telah diperolehnya selama proses supervisi klinik. Di sini supervisi
memberikan kesempatan kepada guru untuk menyimpulkan target keterampilan dan perhatian utamanya
yang telah dicapai selama proses supervisi klinis; (f) mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan
sekaligus menetapkan rencana berikutnya.
Adapun pemberian umpan balik (feed back) oleh Dharma (2004: 8) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Pemberian Umpan Balik
Sumber: Manajemen Supervisi (Dharma, 2004: 8)
Penjelasan dari Gambar 2.1 pemberian umpan balik tersebut adalah sebagai berikut:
Kondisi: unsur masukan atau input yaitu semua masukan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu
lingkung¬an kerja, media pembelajaran, hubungan antar pribadi guru, suasana kerja, kebijakan sekolah.
Proses: semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembela¬jaran, penilaian hasil pembelajaran, analisis penilaian hasil pembelajaran, tindak lanjut hasil
penilaian pembelajaran.
Hasil: salah satu parameter hasil pembelajaran adalah perolehan rata-rata nilai hasil ujian nasional dan
prestasi non akademik yang lain yang diperoleh siswa.
Balikan formatif: diberikan untuk mengubah kinerja guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang
langsung disam-paikan setelah supervisi pembelajaran.
Balikan motivasi: digunakan untuk mendorong guru agar bekerja lebih baik dengan memberikan
penghargaan bagi yang berprestasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan gambar dan penjelasan tersebut, bahwa fungsi balikan dalam pelaksanaan supervisi adalah
mengkomunikasikan hasil supervisi kepada guru sebagai feedback atau balikan untuk memper¬baiki
kesalahan dengan tindak lanjutnya. Dengan adanya balikan ini dapat mempengaruhi pembelajaran yang
diinginkan (umpan balik motivasi) dan mempengaruhi bentuk pembelajaran yang diinginkan (umpan balik
formatif). Umpan balik tersebut diharapkan ada perbaikan proses pembelajaran. Harapan lainnya adalah
meningkatnya mutu pembelajaran. Peningkatan kinerja guru tersebut akan terlihat dengan adanya
peningkatan pelayanan siswa pada proses pembelajaran dan meningkatnya perolehan hasil belajar.
2.4 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terdahulu yang sudah membahas tentang kepemimpinan kepala
sekolah, kompetensi guru profesional, dan sekaligus dengan pelaksanaan supervisi. Penjelasan dalam
jurnal tersebut sudah merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Bloom (2003: 8) dalam Journal of Case Studies in Education yang berjudul Leadership effectiveness and
instructional supervision: the case of the failing twin menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai
adminis¬trator mempunyai kewajiban dalam melakukan supervisi dan monitoring secara teratur.
Tujuannya untuk mengu-rangi benturan sumber daya manusia yang di¬kelola baik secara vertikal maupun
horizontal. Dalam jurnal tersebut digambarkan beberapa fenomena permasalahan pembelajaran, efektivitas
kepemimpinan, pengawasan pelatihan peningkatan kinerja guru. Permasalahan yang diangkat merupakan
fenomena dalam sebuah instansi pendidikan.
Dijelaskan bahwa penjiwaan kepemimpinan yang beroreantasi pada efektivitas dan etos kerja yang tinggi
akan membawa sebuah keberhasilan yang cemerlang. Penjiwaan ini adalah proses mengangkat semangat
kinerja tenaga pendidikan yang dilakukan secara efektif dan profesional. Perlakuan dalam proses
peningkatan tersebut difokuskan pada peningkatan hasil perolehan keterampilan yang diraih anak. Contoh
penelitian tindakan sekolah sd doc Kecemerlangan hasil yang digenggam anak merupakan cermin
kepemimpinan yang efektif dan etos kerja yang tinggi.
Jurnal internasional berjudul TAFE head teachers: Discourse brokers at the managementteaching interface
oleh Black (2003: 8), Meadowbank College of TAFE Northern Sydney Institute menyatakan bahwa kepala
sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen guru. Kepala sekolah merupakan kunci dalam
pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah. Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu
mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru
dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan dan
kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagunaan sumberdaya secara optimal. Pada intinya adalah
pada faktor utama dikelola dengan baik maka komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan
demikian apabila faktor semangat guru sudah termotifasi dengan baik maka semua yang berkaitan dengan
tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.
Canadian Journal of Educational Administration and Policy, January 14, 2007 berjudul Teacher
Educa¬tion Program Admission Criteria and What Beginning Teachers Need to know to be Successful
Teachers oleh Childs and Casey (2007: 1) dalam abstraknya melapor-kan mengenai pemilihan program
pendidikan guru yang prospektif. Program tersebut berkaitan dengan skill, wawasan dan perilaku yang
merupakan kriteria persiapan guru dalam pembelajaran. Hasil dari proses tersebut mampu memproduksi
guru profesional. Keberhasilan potensi yang dimiliki anak juga merupa¬kan keberhasilan seorang guru.
Journal Effectiveness of the blended Supervision model: a case study of Student teachers learning to teach
in High schools of Zimbabwe oleh Mutandwa, Muropa and Gadzirayi (2007: 11) menjelaskan bahwa
model supervisi merupakan upaya mengkolaborasikan atau mencampurkan model tutorial guru dan murid
dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi. Perbedaannya terletak pada
subjek yang melakukan supervisi, yaitu apabila dalam penelitian terdahulu yang melakukan supervisi
adalah guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah terhadap guru.
Persamaannya adalah penggunaan metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi dengan cara
hubungan kerja sama atau diskusi.
Jurnal internasional berjudul Supervision as Professional Development: Compatible or Strange Bedfellows
in the Policy Quest for Increased Student Achievement oleh Rucinski and Hazi (2007: 3) bahwa supervisi
merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga
pengajar. Prosesnya berlangsung secara ber-jangka atau bertahap yang dilakukan dalam rangka
peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang disupevisi. Download penelitian tindakan
sekolah bagi kepala sekolah pdfDijelaskan pula bahwa profesional dikembangkan melalui pengawasan
yang profesional. Melalui pengawasan maka dedikasi, karakter, sema¬ngat, dan sikap akan terbentuk, dan
tugas keprofesionalannya lebih diakui. Profesional menunjukkan kinerja yang mumpuni, dimana kebijakan
profesi itu dapat meningkatkan prestasi. Dengan kebijakan profesional guru maka akan mampu untuk
meningkatkan prestasi siswa.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa penelitian ini lebih memfokuskan pada
pengelolaan supervisi pembelajaran yang meliputi perencanaan, implementasi dan umpan balik. Metode
yang digunakan adalah kualitatif, dimana penelitian ini dilakukan pada taraf sekolah dasar, sedangkan
persamaannya adalah sama-sama membahas cara peningkatan profesionalisme guru melalui suatu
pembinaan dalam bentuk supervisi.
C.DOWNLOAD LENGKAP LAPORAN PROPOSAL PTS SD
BAB III
METODE PENELITIAN
Beberapa permasalahan telah dikemukakan di depan, dan untuk menjawabnya dibutuhkan metode. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) enis penelitian, (2) subjek dan lokasi penelitian, definisi
operasional dan konsep penelitian, teknik pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Melihat permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka jenisnya terlihat sebagai pola hubungan bersifat
interaktif. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini jelas tampak
karakteristiknya yaitu bersifat deskriptif, tidak menekan angka, dan data berupa kata-kata ataupun gambar.
Penulis ingin mengungkap perilaku manusia dalam konteks natural atau alamiah, bulat, menyeluruh dan
apa adanya. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari penjajagan ke lokasi
penelitian, studi orientasi, dilanjutkan penelitian secara terfokus untuk menemukan perspektif baru tentang
hal-hal yang sudah banyak diketahui.
Kegiatan diawali dengan melakukan pengamatan terhadap kepala sekolah dan para guru yang kaitan nya
dengan pengelolaan supervisi pembelajaran. Pada awalnya bersifat pasif yaitu dilakukan hanya dengan
melihat hal-hal yang dilakukan kepala sekolah. Selanjutnya mengamati yang berkaitan dengan supervisi
tanpa memberikan komentar maupun mengajukan pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan untuk tidak
menimbulkan kecurigaan. Download penelitian tindakan sekolah pdf Kemudian dilanjutkan kegiatan yang
aktif yaitu dengan cara melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan. Setelah
melibatkan diri dalam kegiatan penelitian kemudian melakukan wawancara terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.
3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Lokasi penelitian ini di SDN … 01. Pada tahun
ajaran 2013/2014 mempunyai siswa 184 yang terdiri dari siswa laki-laki sejumlah 80 dan perempuan
sejumlah 104. Dari data guru yang ada sekolah ini mempunyai 12 guru dengan rincian berstatus PNS 6
orang, guru bantu 5 orang, guru tidak tetap 1 orang. Dalam 3 tahun ini terakreditasi A. Sekolah ini
mengalami peningkatan kualitas sarana prasarana, yaitu dua kali rehap gedung di tahun 2012/2013, dan
tahun 2013/2014 mendapat gedung perpustakaan. Peran kehadiran peneliti seba¬gai pengamat, partisipan
dan pengambil data. Peneliti juga sebagai salah satu guru di SDN … 01. Kegiatan diawali dengan
melakukan pengamatan dan observasi yang sudah terjadwal. Selanjutnya memberikan angket serta
menganalisis berbagai dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dari observasi
dipertimbangkan sebagai bahan tesis. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data, dan fungsinya sebagai pendukung tugas penelitian sebagai instrumen. Dengan demikian
kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Selanjutnya dilakukan
observasi pada waktu terjadwal dengan pedoman wawancara serta menganalisis berbagai dokumen
penelitian.
3.3 Definisi Operasional Konsep Penelitian
Definisi Operasional dari konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kinerja merupakan hasil penilaian kerja yang dicapai oleh seorang pegawai, baik berupa produk atau
jasa berdasarkan pada kuantitas, kualitas dan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai derigan krite¬ria yang
telah ditetapkan. Indikator-indikator dari kinerja guru terhadap pelaksanaan proses pembela¬jaran yaitu
persiapan sebelum melakukan proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari pembuatan perangkat
pembelajaran yaitu silabus, RPP, media pembelajaran dan alat evaluasi;
b. Kepala sekolah dalam peran dan fungsinya yaitu sebagai EMASLIM (Educator, Manager,
Adminis¬trator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator). Sebagai supervisor bertanggungj awab
memantau, membina, dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau di sekolah. Dalam meningkatkan
dan memperbaiki proses pembelajaran, salah satu tugasnya adalah melakukan supervisi. Di samping itu
kepala sekolah juga bertanggungjawab terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di
sekolah yang dipimpinnya;
c. Kompetensi profesional guru diimplementasikan sebagai Kinerja Guru merupakan hasil penilaian kerja
yang dicapai oleh seorang pegawai baik berupa produk atau jasa berdasarkan pada kuantitas, kualitas dan
waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Maka guru harus memiliki
empat kompetensi P3S, yaitu kompetensi personal, profesional, pedagogis, dan sosial;
d. Supervisi akademik merupakan usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat
memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menye¬diakan
kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien. Dari alur perkembangan tersebut, maka akan meng¬arah
upaya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan; Contoh penelitian tindakan
sekolah bagi pengawas sekolah
e. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap
kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan pelaksanaan;
f. Implementasi supervisi akademik merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun.
Bagaimana dapat melaksanakan dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau cara yang baik pula.
Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat. Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena
yang demikian ini dapat menggunakan ketentuan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan supervisi akademik;
g. Umpan balik merupakan suatu kegiatan pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan
observasi pengajaran. Namun terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil observasi. Dalam umpan
balik supervisi ini telah digambarkan tujuan dan keadaan perlakuan yang ada.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan tujuan penelitian bahwa telah terlihat pola hubungan interaktif, maka pendekatan
yang digunakan adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan lewat partisipasi, observasi, wawancara,
dokumentasi, dan focus group discussion.
1. Pengamatan Lewat Partisipasi
Partisipasi pengamat berarti keikutsertaan pengamat dalam kegiatan penelitian. Pengamatan dilakukan
peneliti pada saat subjek penelitian sedang melaksanakan. Tekniknya adalah pengamat berperan aktif,
karena peneliti bagian dari anggota personalia. Dengan demikian peneliti leluasa untuk ikut merencanakan,
mengikuti kegiatan supervisi, sekaligus sebagai bagian umpan balik.
2. Observasi
Keberadaan peneliti di tempat penelitian adalah aktif, karena bagian dari personalia tempat sekolah
tersebut. Namun demikian masih mencatat kegiatan yang riil yang ada di sekolah itu. Observasi dari
penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan supervisi akademik serta data-data pendukung lain yang
di¬perlukan yaitu tentang profil sekolah.
3. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak. Cakupan wawancara banyak sekali
pembahasannya, namun peneliti memfokuskan tentang supervisi akademik. Wawancara ini digunakan
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan supervisi akademik. Teknis wawancara dilakukan secara
terbuka. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang makin memfokus pada masalah, agar
informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Pelaksanaan ini sesuai karakteristik penilaian kualitatif
yaitu peneliti sebagai alat pengumpul data. Pada pelaksanaan wawancara dilakukan juga dengan cara
mengisi pedoman wawancara yang sudah disusun oleh peneliti agar mendapatkan data konkrit sehingga
memudahkan untuk menganalisis.
Informan yang diwawancarai adalah kepala sekolah dan semua guru. Perlakuannya lebih menyukai
menuliskan pendapat yang diinginkan daripada dengan wawancara yang menggunakan perangkat audio.
Selain wawancara dengan cara tersebut, pelaksanaan wawancara juga dilakukan secara tertutup agar yang
diwawancarai lebih leluasa untuk menja-wab. Wawancara secara tertutup yang dilakukan kepada siswa
difokuskan tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas.
4. Dokumentasi
Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan wawancara, dokumentasilah yang melengkapinya. Apabila
kita mendengar dokumen, pikiran kita akan tertuju kepada arsip. Metode ini dilaksanakan untuk
melengkapi data hasil observasi dan wawancara yang berupa tulisan, rekaman, buku-buku pedoman,
lapo¬ran resmi catatan harian serta notulen rapat.
5. Focus Group Discussion (FGD)
FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna
sendiri oleh peneliti. Berarti juga tujuan Focus Group Discussion (FGD) adalah untuk mengekplorasi masa
lebih spesifik. Hal itu berkaitan dengan topik yang dibahas, sehingga teknik ini menghindari pemaknaan
yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini pada hakikatnya berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, atau
paragraf-paragraf. Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi mengenai
peris¬tiwa-peristiwa nyata yang terjadi dan dialami oleh subjek. Karena itu teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data penelitian dianalisis menggunakan model analisis
interaktif, yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), display data (data
display) dan penarikan kesimpulan/verifikasi (conclution). Contoh penelitian tindakan sekolah sd doc
1. Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan oleh peneliti secara keseluruhan dari berbagai sumber yaitu wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,
foto dan data yang mendukung.
2. Reduksi Data
Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Setelah pengumpulan data
selesai maka catatan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan. Membuat tabel yang berisi uraian hasil
penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan dan penjawaban terhadap masalah yang diteliti.
3. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat, atau paragraf¬paragraf.
Karena itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks atau berupa uraian naratif. Data hasil penelitian
disajikan juga dalam bentuk gambar, matrik dan skema. Penyajian data dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk menemukan makna dari data-data yang sudah diperoleh kemudian disusun secara sistematis dari
bentuk yang kompleks menjadi lebih sederhana namun selektif.
4. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan verifikasi ini merupakan hal yang terpenting karena dari permulaan pengumpulan data, seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi.
Alur analisis data dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Alur Analisis Data
Sumber: Miles dan Huberman (2007: 18)
Penjelasan alur analisis data pada Gambar 3.1 dimulai dari menelaah seluruh data yang tersedia atau yang
telah dikumpulkan. Langkah berikutnya adalah mereduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan
abstraksi, yaitu membuat rangkuman yang inti. Langkah berikutnya adalah menyusun dalam satuansatuan
yang sudah dikategorikan sebagai bentuk penyajian data. Dengan demikian selanjutnya baru bisa dibuat
koding verifikasi. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
5. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh penafsiran yang sesuai, maka perlu pengecekan keabsahan data. Pelaksanaan
pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas: (1) derajad kepercayaan (credibility), (2) keteralihan
(transferability), (3) kebergantungan (dependability), (4) kepastian (confirmability).
Derajad kepercayaan (credibility) dengan teknik pemeriksaan dilakukan dengan: (a) ketekunan
pengamatan, (b) triangulasi data, (c) teknik perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan, (d)
pemeriksaan oleh teman sejawat melalui diskusi, (e) analisis kasus negatif yang kontras dengan data atau
informasi sebagai bahan pembanding terhadap data yang diperoleh, (f) kecukupan referensi sebagai alat
untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi, (g) pengecekan
anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
Triangulasi digunakan peneliti sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam triangulasi dapat
memanfa¬atkan penggunaan sumber dengan cara membanding¬kan dan mengecek balik derajat
kepercayaan informan. Sumber yang diperoleh dari informan yang satu dengan informan yang lainnya.
Dalam penelitian pengecekan dilakukan antar guru, komite sekolah dan siswa. Download penelitian
tindakan sekolah pdf Dalam triangulasi data, digunakan untuk mem bandingkan studi dokumen, observasi,
wawancara dan FGD. Triangulasi dapat melalui berbagai cara:
a. Triangulasi Sumber
Untuk mendapatkan data tentang peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik di SDN … 01,
dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan Kepala sekolah selaku pimpinan puncak dalam
oragnisasi. Wawancara dengan guru sebagai informan, untuk mendapatkan informasi terkait bagaimana
teknik supervisi akademik.
b. Triangulasi Metode
Dalam hal ini peneliti untuk mendapatkan data tentang peningkatan kinerja guru melalui supervisi
akademik di SDN … 01 dengan menggunakan teknik keikutsertaan peneliti berpartisipasi, observasi,
wawancara mendalam, dokumentasi untuk sumber data yang sama dan serempak, dan melakukan kegiatan
focus group discussion. Teknik-teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan yang bermakna intersubj
ektif.
c. Konfirmasi
Penelitian yang dilakukan di SDN … 01 mendapatkan data dari hasil wawancara dan studi dokumentasi
yang sebelumnya dikonfirmasikan kepada informan untuk mendapatkan keabsahan data. Hasil wawancara
ditranskip terlebih dahulu, kemudian nara sumber diminta membaca, dan menandatangani naskah itu.
d. Dependabilitas
Pada kegiatan ini peneliti berusaha untuk men¬dapatkan data tentang adanya peningkatan kinerja guru
melalui supervisi akademik di SDN … 01, yaitu dengan mengadakan kegiatan FGD menghadirkan ahli
yang berkompenten. Kegiatan ini untuk mengeksplorasi masa lebih spesifik yang berkaitan dengan topik
yang dibahas.
D.DOWNLOAD GRATIS PTS SD TERBARU TERLENGKAP
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses tanggal 10 Mei
2010.
, 2009. Laporan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses tanggal 10
Mei 2010.
Alfonso, RJ., Firth, G.R., & Neville, R.F.2007.Instructional Supervision, A Behavior System, Boston:
Allyn and Bacon.
Aqib dan Rohmanto, 2007. Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.Bandung: Yrama Widya.
Arifin dan Permadi, 2007. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Komite Sekolah,
Bandung: Panca Karya Nusa.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineke Cipta.
B. Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, 2006. Analisis data Kualitatif, UI, Bandung.
Black. 2003. TAFE head teachers: Discourse brokers at the management/teaching interface oleh
Meadowbank College of TAFE Northern Sydney Institute.
Bloom. 2003. Journal of Case Studies in Education leadership effectiveness and instructional supervision:
the case of the failing twin.
Bungin, Burhan, 2008. Analisis data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers.
, Burhan, 2009. Penelitian kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya.
Jakarta: Kencana Prevada Media Group.
Campbell. Corbally and Nystrand. 1993. Introduction to Educational Administration. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Childs and Casey. 2007. Canadian Journal of Educational Administration and Policy, January 14, 2007
berjudul Teacher Education Program Admission Criteria and What Beginning Teachers Need to know to
be Successful.
Danim, Sudarwan, Husaini 2006. Menjadi peneliti Kualitatif, CV. Pustaka, Jakarta.
Dharma, Agus. 2006. Manajemen Supervisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ekosusilo, Madyo. 2008. Hasil Penelitian Kualitatif Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya Jawa, Solo:
Sukoharjo Univet Bantara Press.
Glickman. 2005. Supervision of Instruction. Boston: Allyn And Bacon Inc.
Goldhammer, Anderson, dan Krajewski. 2001. Clinical Supervision: Special Methods for the Supervision
of Teaching. Second Edition. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Gwynn. 2001. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead & Company.
Hartoyo. 2006. Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insan.
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Ihalauw, john J.O.I., 2008. Konstruksi Teori, Komponen dan Proses. Jakarta: Grasindo.
Kimbrough and Burkett. 2000. The Principalship: Concepts and Practices. Englewood Cliffs: Prentice
Hall, Inc.
Lincoln & Guba, 2005. Naturalistic Inquiry, Beverly Hul. Sage Publication.
Lunenburg Fred, C. & Orsntein Allan. C., 2007. Educational Administration.Wards Worth Concepts and
Practices, Third Edition.
Miles Matthew, B. & Huberman, A. Michael, 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy,J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya.
Muhroji, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan : Pedoman Bagi Kepala Sekolah dan Guru. Surakarta:
Muhammadiyah Universitas Press.
Mulyasa, E., 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
, E. 2008. Menejemen Berbasis Sekolah Konsep Stratregi dan Implementasi. Bandung; Remaja Rosda
Karya.
, E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung; Remaja Rosda Karya.
Mutandwa, Muropa and Gadzirayi. 2007. Journal Effectiveness of the blended Supervision model: a case
study of Student teachers learning to teach in High schools of Zimbabwe Zimbabwe Journal of Educational
Research.
Nasution. 2002. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Neagley. and Evan. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction. New Jersey: Prentice Hall,
Inc
Pidarta, M. 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rineka Cipta.
PP nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Jakarta: CV Mini Jaya Abadi.
Priyadi, Budi Puspo, 2006. Motodologi Penelitian Kualitatif (Terjemahan How To Use Qualititative
Methodes in Evalution, Michael Quinn patton).
Purwanto N. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rucinski and Hazi. 2007. Teachers Supervision as Professional Development: Compatible or Strange
Bedfellows in the Policy Quest for Increased Student Achievement.
Sahertian Piet, A. & Maheteru Frans. 2005. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha
National.
, A. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosadakarya.
Sergiovanni. 2007. The Principalship, A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon.
Triatna dan Komariah. 2006. Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
CV Mini Jaya Abadi.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: CV Mini Jaya
Abadi.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PTS SD TERBARU- ini
dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk
halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya
dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Share this:

 Twitter
 Facebook

Terkait
DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH UNTUK KEPALA SEKOLAH SD TERBARUdalam
"contoh pts kepala sd"
CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SD KELAS 2 TERBARU DOCdalam "contoh ptk sd kls iv"
CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SD KELAS 3 TERBARUdalam "contoh ptk bhs indonesia kls 3"

contoh lengkap pts sd, contoh pts sd doc, pts kenaikan pangkat kepala sd, pts sd kepala sekolah
SISTEMATIKA BEST PRACTICE
BAGIAN AWAL, terdiri atas
 halaman judul;
 lembar persetujuan;
 kata pengantar;
 daftar isi,
 abstrak atau ringkasan,
 daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada).

Bab I Pendahuluan:
 Menjelaskan tentang latar belakang peningkatan mutu pendidikan, rumusan dan pendekatan,
tujuan, dan manfaat.
 Latar belakang menguraikan mengapa peningkatan mutu pendidikan tersebut dan cara
meningkatkannya, serta dampak terhadap proses pengawasan/pendidikan sangat signifikan.
 Pendekatan masalah, menguraikan berbagai cara yang digunakan dalam meningkakan mutu
pendidikan dan menjelaskan bahwa cara yang dipilih adalah yang terbaik (inovatif, kreatif, efektif,
efisien, dan lestari).
 Tujuan dan manfaat, menguraikan identifikasi peningkatan mutu pendidikan, proses dan
manfaat hasil yang diperoleh.

Bab II Kajian Pustaka


 Berisi teori-teori /konsep-konsep yang digunakan untuk menganalisis hasil peningkatan mutu
pendidikan yang dicapai dalam kegiatan pengawasan/pendidikan.
 Kajian pustaka dapat berupa laporan hasil penelitian/best practice terdahulu yang relevan
dengan tema best practiceyang sedang dilakukan baik dalam artikel dalam jurnal ilmiah maupun dalam bentuk
buku.
Bab III Pembahasan
 Harus didukung data yang ada di sekolah
 Harus ada kejelasan ide atau gagasan asli penulis yang terkait dengan upaya peningkatan
mutu pendidikan dan sudah berhasil diterapkan.
Langkah-langkah pembahasan, antara lain:
 Menjelaskan cara peningkatan mutu pendidikan termasuk hambatan-hambatan yang harus diatasi dan
dituangkan secara rinci.
 Jelaskan evaluasi diri tentang cara dan strategi yang telah dilaksanakan
 Tuliskan kesenjangan antara teori atau regulasi dengan pelaksanaan dan/atau hasil pengawasan
sekolah sehingga muncul ide dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut
 Lakukan evaluasi terhadap output dan outcome (dampak).
Tuliskan kualitas pelaksanaan dan hasil pengawasan

Bab IV Simpulan, Saran, dan Tindak Lanjut


 Simpulan berisi uraian hal-hal yang dapat disarikan dari pengalaman terbaik.
 Saran atau rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak terkait dengan peningkatan mutu
pendidikan.
 Menuliskan tindak lanjut yang akan dilakukan setelah best practice ini selesai.

BAGIAN PENUNJANG, berisi :


 Daftar pustaka
 Lampiran-lampiran, terdiri dari:
 Daftar Hadir
 Foto kegiatan
 Contoh instrumen yang telah diisi
 Media/alat yang digunakan
 Hasil Best Practice (antara lain: hasil kerja, bukti yang menggambarkan perubahan setelah
melaksanakan bestpractice.)
 Seminar hasil penulisan best practice (dilampirkan bukti pelaksanaan)
BEST PRACTICE PENGAWAS
SEKOLAH
06 Mar @Kolom

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan FUngsional Pengawas Sekolah
dan ANgka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2016 dan Peraturan enteri Pendidikan dan ebudayaan Nomor 143 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya mengamanatkan bahwa pengawas sekolah dalam
melakukan tugasnya meliputi pembimbingan, pemantauan, penilaian, dan
bimbingan pelatihan pada kegiatan supervise akademik dan supervise
manajerial.

Salah satu pengembangan profesi pengawas sekolah adalah best practice. Best
practice merupakan salah satu pengembangan profesi pengawas sekolah. Best
Practice digunakan untuk mendeskripsikan atau menguraikan “pengalaman
terbaik” dari keberhasilan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas,
termasuk dalam mengatasi berbagai masalah dalam melaksanakan
pengawasan kepada guru binaan, kepala sekolah, dan/atau tendik lainnya. Best
practice bukan laporan kegiatan tugas pokok pengawas sekolah.

A. Pengertian Best Practice

1. Best practice mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam


memecahkan suatu masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran;

2. Best practice membawa sebuah perubahan/ perbedaan sehingga sering


dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result);

3. Best practice mampu mengatasi persoalan tertentu secara


berkelanjutan(keberhasilan lestari)atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan/
tidak sesaat;

4. Best practice merupakan butir kegiatan 5 dari sub unsur pembuatan karya
tulis dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan pada unsur
pengembangan profesi yaitu menyampaikan prasaran berupa gagasan tinjauan
dan/atau ulasan ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan dalam
pertemuan ilmiah.

5. Best practice berupa laporan karya tulis pengawas sekolah yang berisi uraian
ide/gagasan atau pengalaman nyata penulis dalam upaya mengatasi berbagai
masalah pendidikan formal/kepengawasan yang ada di sekolah-sekolah
binaannya.
B. Ciri-ciri Best Practice

1. Best practice mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam


meningkatkan mutu pendidikan formal dan/atau pengawasan;
2. Best practice membawa sebuah perubahan/perbedaan sehingga hasilnya
luar biasa (outstanding result) baik secara kualitatif maupun kuantitatif;
3. Best practice mampu menjadi model dan memberi inspirasi kepada teman
sejawat, guru/kepala sekolah binaan, tendik lainnya, dan pembuat
kebijakan(pejabat); dan
4. Best practice mampu menjadi model dan memberi inspirasi kepada teman
sejawat, guru/kepala sekolah binaan, tendik lainnya, dan pembuat
kebijakan(pejabat); dan
5. Cara dan metode yang dilakukan dan /atau digunakan bersifat efektif dan
efisien.

C. Tahapan Menulis Best Practice

1. Melakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi yang telah dilaksanakan.

2. Menemukan kesenjangan antara teori atau regulasi dengan pelaksanaan


dan/atau hasil pengawasan sekolah.

3. Menemukan ide dan motivasi untuk mengatasi


kesenjangan guna memecahkan masalah yang dihadapi dalam pengawasan
sekolah

4. Melakukan evaluasi terhadap output dan outcome (dampak). Adanya


peningkatan kualitas pelaksanaan dan hasil pengawasan.

D. Jenis Kegiatan Pengawasan yng berpotensi sebagai Bahan Best


Practice

1. menyusun program pengawasan;

2. melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;

3. memantau pelaksanaan 8 SNP;

4. melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah;

5. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada


sekolah binaan;

6. mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat


kabupaten/kota atau provinsi;

7. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala


sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya;
8. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala
sekolah;

9. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun


program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;

10. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan


kepala sekolah;

11. membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam
melaksanakan tugas pokok; dan

12. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan


kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.

Bagikan artikel ini


FacebookTwitterLinkedInWhatsApp

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah
sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal
hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa
mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola
website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penona
Kegiatan Kepengawasan sebagai Tema penulisan Pengalaman Terbaik (Best
Practice) Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah
POSTED BY SUAIDINMATH ⋅ 11 AGUSTUS 2014 ⋅ TINGGALKAN KOMENTAR

Pedoman Lomba Penulisan Pengalaman Terbaik Pengawas Sekolah dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan ini merupakan acuan

bagi pengawas sekolah untuk menyusun pengalaman terbaik selama melaksanakan tugas kepengawasan di sekolah binaan masing-
masing.
PEDOMAN LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH DALAM
PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN
POSTED BY SUAIDINMATH ⋅ 26 JUNI 2013 ⋅ 2 KOMENTAR

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan mutu dan profesionalisme pengawas, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tertanggal 30 Desember
2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas sekolah dan Angka Kreditnya.

Peraturan tersebut menjelaskan beberapa unsur kegiatan pengawas sekolah yang dihargai angka kreditnya
antara lain (1) unsur pengawasan agademik dan manajerial (2) unsur pengembangan profesi. Dalam unsur pengawasan
akademik dan manajerial sub unsur kegiatannya antara lain (a) menyusun program pengawasan (b) melaksanakan
pengawasan akademik dan manajerial (c) mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan akademik dan manajerial (d)
membimbing dan melatih profesionalisasi guru dan (e) melaksanakan tugas pengawasan di daerah khusus. Sedangkan
unsur pengembangan profesi sub unsur kegiatannya antara lain (a) membuat karya tulis ilmiah di bidang pendidikan
formal/pengawasan (b) membuat karya inovatif dan (c) penerjemahan/penyaduran buku. Sub-sub unsur kegiatan
pengawas sekolah sebagaimana dikemukakan di atas disebut kegiatan kepengawasan.

Di antara pengalaman-pengalaman melaksanakan unsur dan sub unsur kegiatan kepengawasan di


atas tentu saja ada yang diyakininya sebagai pengalaman terbaik (best practice). Bila pengalaman terbaik tersebut ditulis
dan dipublikasikan, maka akan menjadi pembelajaran yang sangat berhargabagi pengawas lain, dan sekaligus juga
merupakan kegiatan pengembangan profesi bagi pengawas yang menulis. Untuk mendorong dan memfasilitasi pengawas
sekolah pendidikan menengah menuliskan dan mempublikasikan pengalaman terbaiknya dalam melaksanakan sub-sub
unsur kegiatan di atas, maka diadakanlah kegiatan penulisan pengalaman terbaik (best practice) pengawas sekolah
dikmen. Oleh karena itu diperlukan adanya Pedoman LombaPenulisan Best Practice yang berisi informasi tentang latar
belakang, tujuan, manfaat, sasaran, prosedur dan persyaratan dalam penulisan pengalaman terbaik pengawas sekolah
dikmen dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman lomba penulisan pengalaman terbaik(best practice) pengawas sekolah dikmen
dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan (sub-sub unsur kegiatan pengawas sekolah) adalah untuk:

1. Menyediakan rambu-rambu bagi pengawas sekolah dikmen yang berkeinginan menuliskan pengalaman terbaiknya
dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan (sub-sub unsur kegiatan pengawas sekolah).

2. Mengarahkan pengawas sekolah dalam menulis pengalaman terbaiknya melaksanakan kegiatan kepengawasan
sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan

3. Membantu pengawas sekolah dalam mengidentifikasi kegiatan pengawasan sebagai bahan penulisan pengalaman
terbaiknya melaksanakan tugas pengawasan.

C. Manfaat

Manfaatyang bisa diperoleh dari pedoman lomba penulisan pengalaman terbaiknya dalam melaksnakan kegiatan
kepengawasan antara lain:

1. Memberikan informasi kepadapengawas, tentang latar belakang dan tujuan diadakannya kegiatan penulisan
pengalaman terbaik best practice pengawas sekolah dalam melaksnakan kegiatan kepengawasan

2. Memberikan informasi secara rinci tentang definisi, kerangka isi, bukti fisik tentang tulisan pengalaman terbaik
pengawas sekolah dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan, serta prosedur pengiriman tulisan.

D. Sasaran

Sasaran dari program penulisan pengalaman terbaik (best practice) pengawas sekolah dalam melaksnakan
kegiatan kepengawasan adalahpengawas sekolah pendidikan menengah dari seluruh Indonesia.
II PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

A. Pengertian Best Practice

Best practice pengawas sekolah adalah praktik terbaik yang pernah dialami pengawas sekolah dalam
melaksanakan kegiatan kepengawasan. Penulisan best practice pengawas sekolah artinya tulisan pengawas sekolah
yang mengungkapkan pengalaman terbaiknya atau yang paling baik dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan. Ini
berarti pengawas sekolah diminta membuat tulisan yang berisi salah satu kegiatan kepengawasan yang telah
dilaksanakannya yang menurut penilaiannya paling berhasil. Bisa juga dikatakan pengawas sekolah diminta menuliskan
pengalamannya melaksanakan kegiatan kepengawasan yang menurut pendapatnya bahwa kegiatan tersebut paling baik
atau paling berhasil bagi dirinya. Tulisan tersebut akan diperlombakan di tingkat nasional sehingga tulisan tentang
pengalaman tersebut bisa diketahui oleh pengawas sekolah lainnya minimal oleh peserta lomba.

B. Jenis Kegiatan Kepengawasan

Jenis kegiatan kepengawasan yang telah dilaksanakan pengawas sekolah yang akan diungkapkan dalam bentuk
tulisan bisa dipilih dari kegiatan-kegiatan di bawah ini :

1. Unsur Pengawasan. Kegiatan pengawas sekolah dikmen dari unsur pengawasan adalah:

a. menyusun program pengawasan tahunan atau semesteran

b. melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial

c. mengevaluasi hasil pelaksanaan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial

d. membimbing dan melatih kemampuan profesional guru atau kepala sekolah

e. melaksanakan tugas kepengawasan di daerah khusus

2. Unsur Pengembangan Profesi. Kegiatan pengawas sekolah dikmen dari unsur pengembangan profesi yang akan
diungkapkan dalam bentuk tulisan antara lain:

a. membuat karya tulis atau karya ilmiah di bidang pendidikan formal/pengawasan

b. menterjemahkan atau menyadur buku atau karya ilmiah di bidang pendidikian formal/pengawasan.

Dari kegiatan-kegiatan di atas kegiatan mana yang telah dilaksanakan dan dirasakan paling baik atau paling berhasil.
Kegiatan itulah yang dipaparkan dalam bentuk tulisan.

C. KetentuanPenulisan

Ketentuan menuliskan pengalaman terbaik dalam melaksnakan kegiatan kepengawasan adalah sebagai berikut

1. Tema yang dijadikan bahan penulisan adala salah satu dari kegiatan kepengawasan yang dijelaskan pada butir B
nomor 1b-1c-1d-1e dan nomor 2a-2b. Contoh tema lihat padai lampiran-3

2. Isi dan sistematika tulisan adalah sebagai berikut :

(a) pendahuluan yang berisi latar belakang, jenis kegiatan dan manfaat kegiatan.

(b) proses melaksanakan kegiatan yang mencakup tujuan dan sasaran kegiatan, materi atau bahan yang diberikan,
metode atau cara melaksanakan kegiatan, alat dan perlengkapan yang digunakan, waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan dll

(c) hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan tersebut, masalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan
dan cara-cara mengatasinya

(d) kesimpulan dan saran.

3. Teknis penulisan

(a) Pengalaman terbaik (best practice) pengawas diketik dengan menggunakan huruf ARIAL font 12, spasi 1,5,
menggunakan kertas ukuran A4 70 gr, tidak bolak-balik.
(b) Jarak pengetikan bagian atas 3,0 cm dan bawah 2,5 cm, bagian tepi kiri 3,0 cm dan kanan 2,5 cm. Setiap
halaman diberi nomor halaman.

(c) Naskah dijilid rapi dengan menggunakan sampul soft cover berwarna BIRU MUDA dan format sesuai dengan
yang tersaji dalam lampiran. Semua lampiran, harus dijilid menjadi satu kesatuan dengan laporannya (tidak
disajikan secara terpisah).

4. Kerangka isi penulisan disusun sebagai berikut.

(a) Bagian Awal terdiri atas: (1) halaman judul; (2) lembaran pengesahan; (3) ringkasan (4) kata pengantar; (5)
daftar isi, serta (6). daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada). Lembar persetujuan
ditandatangani Koordinator Pengawas bila yang menyusun adalah pengawas sekolah dan ditandatangani
Pejabat Dinas Pendidikan bila yang menyusun adalah koordinator pengawas.

(b) Bagian Isiterdiri atas beberapa bab.

1. BabPendahuluan menjelaskan latar belakang,jenis kegiatan , dan manfaat.

2. Bab Pelaksanaan Kegiatan menjelaskan; tujuan dan sasaran, bahan atau materi kegiatan, metode atau cara
melaksanakan kegiatan, alat/instrumen yang digunakan, waktu dan tempat pelaksnanaan kegiatan, dll yang
diangap perlu

3. Bab Hasil Kegiatan, menjelaskan hasil yang diperoleh, masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah
tersebut

4. Bab Kesimplan dan Saran menjelaskan kesimpulan dari kegiatan dan saran atau rekomendasi berkaitan
dengan keiatan tersebut

Uraian ini merupakan inti tulisan best practice.

(c) Bagian Penutp berisi sumber dan lampiran yang dianggap perlu.

5. Prosedur Penulisan dan Pengiriman

a. Peserta kegiatan ini adalah pengawas sekolah pendidikan menengah.

b. Penulisan laporan best practice dilakukan perseorangan.

c. Tulisan yang harus dikirim kepada panitia lomba adalah:

1) Naskah tulisan sebanyak 2 (dua) eksemplar dan print-out power pointuntuk pemaparan .

2)Naskah sajian (print-out) presentasi yang berupa tayangan power point, dengan jumlah slide sekitar 10—20
buah, untuk presentasi disediakan waktu maksimal 15 menit.

3)CD yang berisi naskah lengkap dalam format MS. Word dan naskah presentasi dalam bentuk power point.

Pengiriman Naskah Tulisan Best Practice

a. Naskah yang telah selesai (dantelahmendapatpengesahan) beserta CD–nya dikirimkan ke alamat berikut.

PANITIA PENULISAN BEST PRACTICE PENGAWAS

Subdit Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan PTK Pendidikan Menengah Direktorat
JenderalPendidikan Menengah

Kemdikbud Gedung D Lantai 12 , Jalan Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta 10270

III. PEDOMAN DAN KRITERIA PENILAIAN

A. Tim Penilai
Tim penilai adalah para pakar yang relevan dengan tugas kepengawasan yang akan ditetapkan melalui
surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan u.b. Direktur Pembinaan PTK Dikmen.

B. Prosedur Penilaian

Penilaian dilakukan dalam 2 (dua) tahap yakni (a) tahap penilaian administratif dan substansi tulisan dan (b) tahap
kedua penilaian presentasi tulisan.

1. Penilaian tahap pertama penilaian administratif dan substansi tulisan. Penilaian administratif meliputi penilaian
kelengkapan Lembar Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar isi, Ringkasan, dan Bab Isi tulisan yang terdiri atas empat
bab, diakhiri dengan sumber dan lampiran.Penilaian substansi meliputi penilaian isi setiap bab yang
meliputi(a) kejelasan dan kebenaran isi kegiatan, (b) ketepatan langkah melaksanakan kegiatan (c) keterkaitan isi
kegiatan dengan tugas kepengawasan (d) manfaat kegiatan bagi penbembangan keprofeian pengawas sekolah.
Peserta yang lolos seleksi tahap ini akan diundang untuk melakukan presentasi.

2. Penilaian tahap kedua adalah menilai kemampuan mempresentasikan isi tulisan yang terdiri atas (1) kesesuaian
presentasi dengan isi tulisan, (b) kejelasan dan logika dalam penyajian, dan (c) unjuk kerja selama presentasi.

C. Penghargaan

Penulis dan penyaji Pengalaman Terbaik (Best Practice) dalam melaksanakan kegiatan kepengawasan akan
memperoleh hadiah berupa sertifikat tingkat nasional dan penghargaan lainnya

Penghargaan akan diberikan oleh Direktotrat P2TK Ditjen Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

BAB IV

PENUTUP

Pedoman Lomba Penulisan Pengalaman Terbaik Pengawas Sekolah dalam melaksanakan kegiatan
kepengawasan ini merupakan acuan bagi pengawas sekolah untuk menyusun pengalaman terbaik selama melaksanakan
tugas kepengawasan di sekolah binaan masing-masing. Pedoman berisi informasi tentang latar belakang, tujuan,
serta pengertian tentang apa yang dimaksudkan dengan pengalaman terbaik pengawas sekolah. Di dalamnya juga
memuat bagaimana prosedur penulisan dan tata cara pengiriman laporan, serta bagaimana laporan tersebut akan dinilai.

Dengan pedoman ini diharapkan pengawas sekolah dan tim penilai dapat menggunakan pedoman ini dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing dalam usaha meningkatkan mutu pengawas sekolah dan mutu pendidikan pada
umumnya.

Lampiran 1

Format Sampul (warna sampul BIRU MUDA, kertas ukuran A4)


BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH
DALAM PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN
`

Tuliskan Judul dengan huruf ARIAL


(font 22, semua dalam huruf kapital)

oleh

(tuliskan Nama Lengkap, NIP, dan Unit Kerjanya;

misalnya Pengawas SMA/SMK pada …….. Kab/Kota…….)

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2013
Lampiran 2
Format Lembar Pengesahan

Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) Pengawas ini

Judul : ……………………………………………..

Penulis : ……………………………………………..

Jabatan : Pengawas……………………………

Kota ……………………………………

Provinsi ……………………………….

benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini
merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Meyetujui dan mengesahkan: …………….., …. tanggal

Koordinator Pengawas, Penulis,

Tanda tangan & stempel Tanda tangan

____________________ ____________________

NIP. NIP.

Keterangan:

Apabila yang menulis koordinator pengawas yang mengesahkan adalah Pejabat Dinas Pendidikan yang bersangkutan.
Lampiran 3

Contoh: Kegiatan Kepengawasan sebagai Tema penulisan Pengalaman Terbaik (Best


Practice) Pengawas SekolahPendidikan Menengah

Pengawasan Akademik Pengawasan Manajerial

Kegiatan Sasaran adalah Guru Sasaran adalah Kepala Sekolah dan Staf

1. Standar kompetensi lulusan 1. Standar pengelolan

2. Standar Isi 2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan


Pemantauan
3. Standar proses 3. Standar pembiayaan

4. Standar penilaian 4. Standar sarana dan prasarana pendidikan

1. Kinerja Guru 1. Kinerja Kepala Sekolah

Penilaian 2. Kinerja Laboran 2. Tenaga administrasi

3 dan yang lainnya 3. dan yang lainnya

1. Kasek dalam menyusun RAPBS


1. Guru dalam membuat silabus dan RPP
2. Kasek dalam mengelola BOS
2. Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
3. Kasek dalam membina kemampuan profe
Pelatihan/Pem-bimbingan 3. Guru dalam menilai kemajuan belajar siswa
guru
4. Guru dalam melaksanakan PTK
4. Kasek dalam melaksnakan MBS
5. dan yang lainnya
5. dan yang lainnya

Iklan
REPORT THI
LAPORAN
BEST PRACTICE
PROGRAM
GURU
PEMBELAJA
RMODA
DARING
KOMBINASI
BIDANG
PJOK SEKOL
AH DASAR DI
PB SMA
NEGERI 2
RANGKASBI
TUNG
Disusun Oleh
:ALIBOYLEMB
AR
PERSETUJUAN
LAPORAN
BEST PRACTICE
PROGRAM
GURU
PEMBELAJAR
MODA DARING KOMBINASI BIDANG PJOK SEKOLAH DASAR
Diperiksa dan Disahkan Oleh :Mentor PJOK, Penulis,
Didin W h!udin" S#Pd Ali$%!" M#Pd
NUPTK : 253575765 2!!!!3 N"P# $ 6 ! !62!!!!3$!!5Pen%a&pu,P'TK Pen(as ) *K
D&# Su'i(% Adi) &si(%" M#Pd
N"P# $ 72!+$$2!!2$2$!!$
2

KATAPENGANTAR
Pu(i s ukur disa&paikan kehadirat -
llah ./T an% telah &e&0erirah&at, ina ah dan kese&patan pada penul
is sehin%%a dapat &e&0uat
Best Practice
ini se0a%ai salah satu tu%as dala& ke%iatan Pro%ra& 1uru Pe&0ela(ar M o d a
Daring
Ko&0inasi *idan% PJOK a n % d i s e l e n % % a r a k a n o l e h P ' T K Pendidikan
Jas&ani Olahra%a dan Kesehatan PJOK #
Best Practice
ini 0erisi tentan% ke%iatan an% dilaksanakan oleh penulis d a l a & k e % i a t a n
Daring
sehin%%a &e&0a4a da&pak positi dala&
pelaksanaant u % a s s e h a r i h a r i d a n & e & 0 e r i k a n n i l a i t a & 0 a h a t a u k e
& u d a h a n d a l a & &elaksanakan tu%as di sekolah#D e n % a n s e l e s a i n a p e n u l i s a n
Best Practice
i n i p e n u l i s & e n % u a p k a n teri&a kasih pada se&ua pihak an% telah &e&0antu dan
&e&0erikan &asukandala& pe&0uatan
Best Practice
ini#Tulisan ini disadari &asih 0an ak kekuran%an dan kele&ahan ,untuk
itu& o h o n s a r a n d a n k r i t i k d a r i s e & u a p i h a k an% &e&0a a tulisan ini
u n t u k per0aikan# -khir kata penulis 0erharap
Best Practice
ini 0er&an aat teruta&a 0a%ite&an te&an %uru Pen(as dan pe&0a a
lainn a#8an%kas0itun%, Okto0er 2!$6,
Penulis

DA*TAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
###################################################################
##################i
LEMBAR PENGESAHAN
###################################################################
#######ii
KATAPENGANTAR
###########################################################################
##########iii
DA*TAR ISI
###########################################################################
########################i9
ABSTRAK
###################################################################
###################################9
A#PENDAHULUAN
###################################################################
################$$# atar *elakan% ###################################
################################################$ 2 # 8 u & u s a n
dan Pendekatan Pen elesaian Masalah ######################
# # # # # # 2 3#Tu(uan dan Man aat #######################################
####################################2
B#PEMBAHASAN MASALAH
#############################################################
# # # 2 $#
Best Practice
Pen%ala&an Ter0aik Penulis #####################################2 2
#8en ana Pen%e&0an%an ######################################
##############################5
+#KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
##############################################5
D#DA*TAR PUSTAKA
###################################################################
###########5
BEST PRACTICE
4

PROGRAM GURU PEMBELAJAR MODA


DARING
KOMBINASIBIDANG PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN,PJOK- SDABSTRAK
Tu%as pokok %uru disekolah adalah &elaksanakan proses 0ela(ar &en%a(ar de&i
ter apain a tu(uan pendidikan se ara utuh# .eoran% %uru
&e&pun ai andil 0esar dala& dunia pendidikan# Pada hakekatn a pendidikan &erupakan suatu pe&0e
ntukan dan pen%e&0an%an kepri0adian &anusia se ara &en eluruh, aitu pe&0entukan dan pen%e&0
an%an potensi il&iah an% ada pada diri &anusiase ara &en eluruh De4e dala& Depdik0ud, 2!!3 :
3 #Untuk &elaksanakan tu%as pokok terse0ut seoran% %uru perlu
&e&ilikik o & p e t e n s i d a n s t r a t e % i k h u s u s , k a r e n a a k a n 0 e r h a d a p a n d e n % a n p a r a s i
s4a,lin%kun%an sekolah dan rekan rekan %uru an% &e&iliki karate dan
l a t a r 0elakan% pendidikan dan pen%ala&an an% 0er0eda dan san%at 0era%a&# Dala&t u l i s a n i n i
penulis akan &en%uraikan se ara sederhana strate%i)siasat an%dilaksanakan
dala& &elaksanakan %uru pe&0ela(ar Moda
Daring
Ko&0inasi*idan% PJOK di sekolah#
5

A#PENDAHULUAN.#L ( & Bel / n'


*#P en di di k a n & e rup a ka n i n9 e s t as i ( a n% ka p an ( an % a
n % &e&erlukan usaha dan dana an% ukup 0esar, hal in diakui oleh se&uaoran% atau suatu
0an%sa de&i kelan%sun%an &asa depann a#
De&ikianh a l n a d e n % a n " n d o n e s i a & e n a r u h h a r a p a n 0 e s a r t e r h a d a p p e n d i d i k dala
& perke&0an%an &asa depan 0an%sa ini, karena dari sanalah tunas &uda harapan 0an%sa
se0a%ai %enerasi penerus di0entuk#; # M e s k i d i a k u i 0 a h 4 a p e n d i d i k a n
a d a l a h i n 9 e s t a s i 0 e s a r (an%ka pan(an% an% harus ditata, disiapkan dan di0erikan
sarana &aupun prasaranan a dala& arti &odal &aterial an% ukup 0esar,
tetapi sa&pais a a t i n i " n d o n e s i a & a s i h 0 e r k u t a t p a d a p r o 0 l e & a t i k a p e r & a s a l a h a n k
lasik dala& hal ini aitu kualitas pendidikan, pro0le&atika ini setelah di o0a untuk di ari akar
per&asalahann a, 0a%aikan se0uah &ata rantai an% &elin%kar dan tidak tahu dari&ana &esti
harus dia4ali#D # D u n i a p e n d i d i k a n d i " n d o n e s i a d i 0 a % i & e n ( a d i d u a
k a t a % o r i , a i t u : P e n d i d i k a n N o n < o r & a l d a n P e n d i d i k a n < o r & a l # P e n d i d i k a n <o
r&al terdiri dari (en(an% sekolah dasar, sekolah &enen%ah perta&a,sekolah &enen%ah
atas, dan per%uruan tin%%i# Di sekolah <or&al
u(un%t o & 0 a k p e n e l e n % % a r a a a n p e & 0 e l a ( a r a n a d a d i t a n % a n % u r u
d a n diper%uruan tin%%i adalah tena%a dosen#= # D i s e k o l a h 0 a i k . D , . M P , . M -
t e r d i r i d a r i 0 e r 0 a % a i & a a & tena%a pendidik atau %uru, salah satun a adalah %uru
pendidikan
(as&anio l a h r a % a d a n k e s e h a t a n P J O K # 1 u r u P J O K & e & p u n a i t u % a s a n % a &
a t 0 e r a t , s e 0 a 0 t i d a k h a n a & e n t r a n s e r p e n % e t a h u a n n a & u n l e 0 i h 0esar
enderun% kepada ketera&pilan psiko&otorik sis4a#< # U n t u k
& e l a k s a n a k a n t u ( u a n s e 0 a % a i % u r u p e n ( a s d i s e k o l a h dia (u%a dituntut a%ar
dapat &en%e&0an%kan k4alitas dan ko&petensi pri0adin a dala& 0idan% keahliann a#1#>#
2#Ru0us n d n Pende/ ( n Pen!eles i n M s l h
1

"#Untuk dapat &enin%katkan ko&petensi


d a n k e & a & p u a n seoran% %uru PJOK, seoran% %uru dituntut ker(a keras dan &au
0erusahauntuk dapat &enin%katkan ke&a&puann a, salah satun a adalah den%an pro%ra& %uru
pe&0ela(ar &oda
daring
ko&0inasi 0idan% PJOK sekolahdasar#
1#Tu u n d n M n3 ( #Tu u n Penulis
Best Practice
ini d l h :
$ Merupakan salah satu tu%as pelaksanaan pro%ra& %uru p
e&0ela(ar &oda
daring
ko&0inasi 0idan% PJOK .D2 Melatih %uru dala& &enulis pen%ala&an pri0adi dala&
pro%ra&%uru pe&0ela(ar
$#M n3 ( Penulis
Best Practice
ini d l h :
J#Man aat dari penulis
Best Practice
ini adalah suatu su&0er atau kiat dala& &en(alankan tu%as se0a%ai %uru PJOK disekolah dan 0a%i
rekan rekan %uru pen(askes an% lainn a#K#
L # P E M B A H A S A N M A S A L A H .#
Best Practice
,Pen' l 0 n Te&$ i/ Penulis-
M#*ertu%as se0a%ai pendidik atau %uru Pen(as di era
o t o n o & i daerah harus siap &ental dan isik serta dituntut 0erino9asi dala&
proses 0ela(ar &en%a(ar sehin%%a tu(uan pe&0ela(aran dala& ter apai se araopti&al dan tepat
sasaran# N#.a a dian%kat se0a%ai %uru pen(as terhitun% &ulai tan%%al!$ Maret 2!!!, .K dari
1u0ernur Ja4a *arat, se0elu& pisah &en(adiPro9insi sendiri aitu Pro9insi *anten pada
tan%%al !' Okto0er 2!!!#Dite&patkan di .D terpen il haisl pe&ekaran Ke a&atan
8an%kas0itun% aitu .D Ne%eri 2 ;isan%u Ke a&atan ;i0adak Ka0upaten e0ak#O # . e l a i n
&en(adi %uru Pen(as di sekolah terse0ut dala&
h a l pe&0ela(aran an% harus dilaksanakan adalah seperti &e&0uat pro%ra&8PP, sila0us, Pro%ra&
>arian, Pro%ra& =kstrakurikuler Olahra%a de&i penin%katan hasil pe&0ela(aran dan prestasi
olahra%a
sis4a#P # D a r i p e n % a l a & a n 0 e r t u % a s d i s e k o l a h s e d i k i
t t e r d a p a t kendala kendala dan ha&0atan dari keter0atasan sarana prasar
anao l a h r a % a , a l a t alat olahra%a sa&pai hal hal non teknis se&isal
2

k u r a n % n a k e r ( a s a & a d a n d u k u n % a n s t a k e h o l d e r p e n d i d i k a n , a i t u lin%kun%an,
tokoh tokoh &as arakat, oran% tua sis4a dan lain
lain#? # D e n % a n d e & i k i a n s e o r a n % % u r u d i t u n t u t a
% a r d a p a t &en%atasi atau &en iasati ha&0atan ha&0atan serta
p e & e a h a n &asalah an% dihadapi sehari hari dala& proses pe&0ela(aran
PJOK#8 # U p a a & e n % a t a s i h a & 0 a t a n h a & 0 a t a n d a l a
& p r o s e s ke%iatan 0ela(ar &en%a(ar Pen(as di sekolah alha&dulillah dapat disiasatiden%an ara
sa a 0erdiskusi den%an kepala sekolah, ko&ite sekolah, danrekan rekan %uru %una kelan aran
dan opti&al pe&0ela(aran sehin%%adapat &e&0erikan prestasi an% 0aik#. # T a h u n 2 ! $ 5
pe&erintah &en elen%%arakan pro%ra&
UK1 U(i Ko&petensi 1uru an% dilaksanakan sere&pak di .el
u r u h "ndonesia, se&ua %uru dari se&ua (en(an% pendidikan tak terke uali %una4a(i0 ikut UK1 se ara
online#T # . e l a n ( u t n a s e l e s a i & e l a k s a n a k a n p r o % r a &
U K 1 a n % dilaksanakan oleh Pe&erintah Pusat 0ertu(uan untuk &en%etahui
se(auh& a n a t i n % k a t k o & p e t e n s i % u r u %uru di "ndonesia, pe&eri
n t a h &enetapkan 0atas nilai 7! point, an% dapat dikata%orikan %uru lulus U(iKo&petensi dan
din atakan 0erko&peten di 0idan%n a#U # T i n d a k l a n ( u t d a r i h a s i l U K 1
pada tahun 2!$5 &aka
t a h u n 0erikutn a aitu tahun ini &elalui surat tu%as dari Dik0ud Ka0upaten e0ak &un ul
pro%ra& %uru pe&0ela(ar Online ko&0inasi PJOK
.D#@ # . a l a h s a t u t u ( u a n p r o % r a & i n i a d a l a h u
n t u k u p a a &enin%katkan nilai UK1 %uru an% di0a4ah nilai 0atas lul
us, an%d i t e n t u k a n p e & e r i n t a h # D a n ( u % a d i s u s u l s u r a t d a r i D i r (
e n 1 T K Ke&endik0ud Tentan% 1uru Pe&0ela(ar Online 1PO #/ # D a l a & s u r a t d a r i
Dik0ud Ka0upaten e 0 a k t e r t u l i s ( a d 4 a l ke%iatan Online ko&0inasi an%
dipandu oleh Mentor se0a%ai 0erikut :
4#N%Y # K e ' i ( n 5 # W / ( u Pel /s
n nA A # T e 0 6 (
-*#$- ; # T a t a p M u k a TM ke $ &odul $-
D # $ ! . e p t e & 0 e r 2!$6- = # P u s a t *ela(ar - < # -
1 # P e & 0 e l a ( a r a n -
> # $ 2 . e p t e & 0 e r - " # . e k o l a
3
4#N%Y # K e ' i ( n 5 # W / ( u Pel /s
n nA A # T e 0 6 (
2dala& (e(arin%
(daring )
&odul $s)d $5 Okto0er 2!$6h &asin% &asin%-J#3- K # T a t a p M u k a TM ke 2
Modul $ UK1 - # $ + O k t o 0 e r 2!$6-
M # T e & p a t U(iKo&petensi-N#'- O # T a t a p M u k a TM Ke $ Modul
2- P # 2 5 O k t o 0 e r 2!$6- ? # P u s a t *ela(ar -8#5-
. # P e & 0 e l a ( a r a n dala& Je(arin%
(Daring)
Modul 2- T # 2 6 O k t o 0 e r s ) d 2+ No9e&0er 2!$6- U # . e k o l a h
Masin% &asin%-@#6- / # T a t a p M u k a TM Ke 2 Modul 2 UK1 2 -
A # ! $ D e s e & 0 e r 2!$6- B # T e & p a t U(iKo&petensi-C#* -
#Dala& ke%iatan Online ini sa a dan rekan rekan di
0a%i&en(adi dua %roup, dala& satu %roup terdiri dari 2! oran%
% u r u pe&0ela(ar dari 0er0a%ai sekolah di Ka0upaten e0ak dan satu %roup di pandu oleh satu
oran% &entor PJOK .D#* * # D a l a & p r o s e s n a t e r ( a d i k e n d a l a kendala
dan h a & 0 a t a n pe&0ela(aran Online, ontohn a den%an le&ahn a sin al internet didaerah
&asin% &asin% dan (u%a &asalah klasik di daerah aitu
den%an (arak an% (auh dari perkotaan, dan (u%a 0elu& adan a pe&0ela(aranonline an% 0aik karena
tidak ada akses internet di sekolah#*;#*D#
2#Ren7 n Pen'e0$ n' n
*=#.a a dan se&ua rekan rekan %uru
p e & 0 e l a ( a r & e & p u n a i ren ana pen%e&0an%an le0ih lan(ut tentan% pro%ra& %uru
pe&0ela(aranini, &enurut he&at ka&i pro%ra& ini san%at 0aik dan pentin%,
se0a%ai pendidik atau %uru harus terus 0eker(a dan &en%e&0an%kan ke&a&puandiri &asin%
&asin%#* < # - d a p u n r e n a n a an% 0arus disusun adalah :
4
a#Diskusi 0 e r s a & a 0#Me&0uat *as a&e %uru pe&0ela(ar PJOK di setiap
%roup# # . e & i n a r % u r u p e & 0 e l a ( a r P J O K . D # d # * e r s a & a & e n t o r s t u d 0andin%
k e d a e r a h l a i n # *1#
BH#SIMPULAN DAN SARAN. # S i 0 6 u l n
a # . e 0 a % a i % u r u P J O K p e r l u & e n i n % k a t k a n k o & p e t e n s i d a n & e n a r i kiat
kiat an% le0ih la%i %uru penin%katan
pe&0ela(aran 0#Dala& 0ertu%as dan se0a%ai %uru pe&0ela(ar harus sa0ar dan tekun&en%hadapi
o0aan dan ha&0atan#
2 # S & n
a#Pe&erintah 0aik pusat
d a n d a e r a h h a r u s l e 0 i h l a % i & e n i n % k a t k a n kualitas %uru dan tena%a
pendidik 0#1uru harus tetap 0ela(ar dan 0erdiskusi sesa&a rekan rekan %urude&i ke&a(uan dan
prestasi pe&0ela(aran PJOK#*"#
BJ#DA*TAR PUSTAKA
John# D 2!!3 , Media Pe&0ela(aran dan Proses *ela(ar Men%a(ar
M a s a *K#Kini# Jakarta : Depdik0ud# . u r a t Tu%as Dik0ud e0ak No#
+!!)$+7 )Disdik0ud Ka0)2!$6* #Pro%ra& 1uru Pe&0ela(ar
Daring
Ko&0inasi PJOK .D . u r a t K e & e n d i k 0 u d T a n % % a l 2 . e p t e & 0 e r 2 ! $ 6 # D i r ( e n 1 T K
BM.
1uru Pe&0ela(ar Online 1PO

Anda mungkin juga menyukai