Anda di halaman 1dari 15

TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA


PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL


BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM

NAMA
Pasal 1
Forum ini bernama Silaturahim Nasional XI Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Se-Indonesia yang kemudian disingkat SILATNAS XI BEM PTMI.

WAKTU DAN TEMPAT


Pasal 2

SILATNAS XI BEM PTMI dilaksanakan pada tanggal 9-13 April 2019 di Universitas
Muhammadiyah Surabaya.

KEDUDUKAN
Pasal 3
SILATNAS BEM PTMI adalah permusyawaratan tertinggi dalam keluarga Besar BEM PTMI.

TUJUAN
Pasal 4
Tujuan dari SILATNAS XI BEM PTMI adalah :
1. Menyampaikan progres kerja Presidium Nasional BEM PTM masing-masing wilayah.
2. Mengevaluasi laporan kerja Koorpresnas Bem Ptmi Beserta Jajaranya
3. Membahas Dan Menepatkan Komisi – Komisi Rakornas Gorontalo Pada Silatnas Ke XI
4. Menetapkan tuan rumah SILATNAS XII dan tuan rumah Rakornas BEM PTMI periode
selanjutnya.
5. Pemilihan dan pengesahan koordinator Presidium Nasional.
6. Pengukuhan Presidium Nasional Terpilih Setiap Zona

PESERTA PENUH DAN PESERTA PENINJAU


Pasal 5
Peserta penuh SILATNAS XI BEM PTMI adalah Presiden atau Kabinet BEM PTM se-
Indonesia Yang Teregistrasi Dan Menggunakan Id Card Silatnas BEM PTMI masing-masing 3
orang.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

Pasal 6
Peserta peninjau SILATNAS XI BEM PTMI adalah delegasi BEM PTM se-Indonesia yang tidak
Teregistrasi

B AB II
HAK DAN KEWAJIBAN

HAK PESERTA
Pasal 7
1. Hak bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan
kepada pimpinan sidang baik secara lisan maupun tulisan.
2. Hak suara adalah hak untuk dipilih dan memilih dalam pengambilan keputusan.

HAK PENINJAU
Pasal 8
1. Hak bicara, adalah untuk bertanya DAN mengeluarkan pendapat.

KEWAJIBAN PESERTA PENUH DAN PENINJAU


Pasal 9
1. Mengikuti seluruh rangkaian SILATNAS XI BEM PTMI.
2. Menjunjung tinggi dan melaksanakan tata tertib SILATNAS XI BEM PTMI.
3. Menjaga ketenangan dan keharmonisan persidangan SILATNAS XI BEM PTMI.
4. Menerima dan melaksanakan segala kepengurusan ketetapan yang telah dihasilkan oleh
SILATNAS BEM PTMI.

SANKSI- SANKSI
Pasal 10
1. Apabila peserta penuh dan peninjau melakukan diluar dari hak dan kewajiban akan
diberikan sanksi dengan aturan yang berlaku.
2. Sanksi- sanksi :
1. Tegur
2. Penegasan
3. Dikeluarkan

BAB III

BENTUK PERSIDANGAN
Pasal 11
Sidang dalam SILATNAS XI BEM PTMI terdiri dari :
1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi
3. Sidang Paripurna
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

Pasal 12
Sidang pleno adalah sidang yang dihadiri oleh peserta tetap dan peninjau SILATNAS XI BEM
PTMI.

Pasal 13
Sidang komisi merupakan sidang yang dihadiri oleh peserta tetap dan peninjau SILATNAS XI
BEM PTMI setelah dikelompokkan sesuai dengan permasalahan dan bersifat tertutup dan
kemudian diajukan kedalam sidang pleno.

PASAL 14
Sidang Yang Di Ikuti Oleh Seluruh Peserta Silatnas Xi Bem Ptm Untuk Mengesahkan Seluruh
Putusan Pada Silatnas Xi Bem PTM

BAB IV
KOMISI-KOMISI

Pasal 15
1. Komisi A : Pedoman Kabes BEM PTMI.
2. Komisi B : Arah gerak dan Tabulasi isu BEM PTMI.
3. Komisi C : Rekomendasi

BAB V
ARTI KETUKAN PALU

Pasal 16
1. Ketukan palu 1x : Serah terima pimpinan sidang, pengesahan keputusan.
2. Ketukan palu 2x : Scorsing dan pencabutan scorsing melakukan lobbying.
3. Ketukan Palu 3x : Pembukaan dan Penutupan sidang pleno, pengusahaan penetapan
final/ akhir hasil sidang.
4. Ketukan Palu lebih dari 3x : peringatan atau mengkondisikan peserta.

BAB VI
PERMUSYAWARATAN

QOURUM

Pasal 17
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

1. Sidang dianggap sah apabila dihadiri oleh minimal 50  plus 1 jumlah total peserta
Penuh yang teregistrasi dalam SILATNAS XI BEM PTMI.
2. Jika ayat satu belum tercapai sidang ditunda selama 2 x 5 menit.
3. Jika ayat dua tidak tercapai maka sidang dianggap sah setelah disepakati forum.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 18
1. Pengambilan keputusan diambil dengan cara musyawarah mufakat.
2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai maka sidang akan ditunda selama 2x5 menit,
dan akan dilakukan lobby.
3. Apabila lobby selama 2x5 menit tidak tercapai maka dilakukan sistem voting.
4. Apabila dengan cara voting diperoleh suara berimbang maka dilakukan voting ulang.

Pasal 19
1. Pimpinan sidang terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu : Presidium I, II, dan III
2. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta SILATNAS XI BEM PTMI melalui sidang
pleno.
3. Pimpinan sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti
peraturan yang telah disepakati peserta.

Mekanisme Pemilihan Presidium Sidang Tetap

Pasal 20
1. Masing-masing zona mengajukan satu calon presidium sidang.
2. Calon yang diajukan ditanyakan kesediaannya menjadi presidium sidang.
3. Pemilihan presidium sidang dilakukan secara voting.
4. Penentuan presidium I, II dan III dilakukan secara musyawarah oleh presidium sidang
terpilih.

PENINJAUAN KEMBALI

Pasal 21
1. Peninjauan kembali (PK) adalah mekanisme yang digunakan untuk meninjau kembali
pembahasan/putusan yang telah ditetapkan.
2. PK dilakukan setelah pembahasan 1 (satu) draf selesai.
3. PK di lakukan untuk hal-hal yang bersifat penting, redaksional, dan mendasar.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

BAB VII
ATURAN-ATURAN LAIN

Pasal 22
1. Apabila peserta akan meninggalkan ruangan, wajib meminta izin kepada pimpinan
sidang II
2. Sebelum memasuki ruangan sidang, setiap peserta mengisi daftar hadir.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 23
Segala sesuatu yang belum di atur dalam tata tertib ini akan diatur melalui musyawarah atas usul
dan persetujuan peserta SILATNAS XI BEM PTMI yang mengikuti persidangan.

Pasal 24
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan akan ditinjau kembali apabila ada kekeliruan
dalam SILATNAS XI BEM PTMI.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

KOMISI A
PEDOMAN KELUARGA BESAR BEM PTMI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
Dalam pedoman ini yang di maksud :
1. Pedoman Keluarga Besar Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Indonesia adalah qaidah yang di gunakan bagi seluruh anggota dalam
menjalankan kinerja Keluarga Besar Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Indonesia.
2. Keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Indonesia yang di singkat BEM PTMI adalah Seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa
Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang berada di wilayah Indonesia.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah lembaga
mahasiswa yang menjalankan fungsi dan tugas eksekutif mahasiswa tingkat Perguruan
Tinggi Muhammadiyah.
4. Silaturahim Nasional yang di singkat SILATNAS adalah permusyawaratan tertinggi
di dalam keluarga besar BEM PTMI.
5. Rapat koordinasi nasional yang disingkat RAKORNAS adalah rapat koordinasi
yang di hadiri oleh korpresnas, korsun, masing-masing presns,korda,dan
anggota BEM PTMI.

BAB II
NAMA, TEMPAT, DAN TANGGAL PENDIRIAN
Pasal 2
1. Forum ini bernama Keluarga Besar Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Indonesia yang di singkat KABES BEM PTMI
2. KABES BEM PTMI didirikan di Malang, pada tanggal 23 Maret 2009.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

BAB III
LAMBANG DAN ARTI
Pasal 3

Lambang KABES BEM PTM I adalah matahari dengan jumlah dua belas sinar ,
memiliki tali pengikat yang melingkar di dalamnya, bergambar kepulauan Indonesia
berwarna hitam, dengan warna dasar bendera merah putih dan bertuliskan KABES BEM
PTM Se-INDONESIA dalam bentuk melingkar.

Arti Lambang:
1. Matahari dengan jumlah 12 sinar melambangkan gerakan Muhammadiyah
2. Memiliki Tali pengikat melambangkan ikatan-ikatanPersaudaraan BEM PTMI
3. Gambar kepulauan Indonesia melambangkan kesatuan gerakan BEM PTMI
4. Warna dasar merah putih melambangkan keberanian dan kesucian gerakan BEM
PTMI
5. Tulisan KABES BEM PTM Se-INDONESIA bermakna keluarga besar Badan
Eksekutif Mahasiswa Perguruan tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia.

BAB IV
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 4
1. KABES BEM PTMI berazaskan islam.
2. Tujuan terbentuknya KABES BEM PTM adalah sebagai wadah berkumpulnya BEM
PTM seluruh Indonesia guna memper erat tali persaudaraan antar BEM PTM di
seluruh Indonesia

BAB V
VISI, MISI, MODEL DAN AGENDA GERAKAN
Pasal 5

1. Visi KABES BEM PTMI adalah terwujudnya KABES BEM PTMI yang memberi
perubahan dengan gerakan solidaritas, kritis, dan independent berbasis chatur dharma
PTM.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

2. Misi KABES BEM PTMI adalah:


a. Mewujudkan pendidikan yang terjangkau yang berkualitas dan bermoral
b. Mewujudkan supremasi hukum melalui penyadaran politik terhadap mahasiswa
dan masyarakat
c. Mewujudkan kesejahteraan sosial dalam bentuk pemberdayaan masyarakat
d. Mengembangkan wawasan kebangsaan terhadap mahasiswa dan masyarakat
e. Memperkuat karakter kepemimpinan BANGSA Indonesia

3. Model Gerakan:
a. Membangun gerakan kurtural
b. Ekstraparlemen yang melakukan gerakan ideologis, strategis dan realistis

4. Agenda Gerakan:
a. Melakukan aksi berkaitan pada hari-hari besar Nasional
b. Memberikan sosialisai kepada masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan
c. Workshop politik dan wawasan kebangsaan
d. Latihan kepempinan mahasiswa tingkat BEM PTM Se-Indonesia
e. Pelatihan kewirausahaan pada masyarakat

BAB VI
BENTUK GERAKAN
Pasal 6
KABES BEM PTMI adalah gerakan amarma’ruf nahi munkar yang menjunjung tinggi nilai-nilai
keislaman

BAB VII
KEORGANISASIAN
Pasal 7
Keanggotaan
KABES BEM PTMI beranggotakan BEM PTM di seluruh Indonesia

Pasal 8
Hak dan kewajiban Anggota
1. Seluruh anggota berhak mengikuti kegiatan KABES BEM PTMI dan mendapatkan
informasi yang sama.
2. Seluruh anggota wajib mentaati dan mematuhi seluruh peraturan yang tercantum
dalam Pedoman KABES BEM PTMI.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

BAB VIII
SUSUNAN KEDUDUKAN DAN MASA KERJA
Pasal 9
1. Susunan Kedudukan KABES BEM PTMI terdiri dari :
a. Koordinator presidium nasional atau disebut KORPRESNAS
b. Sekjen Koordinator presidium nasional atau disebut sekjen
KORPRESNAS
c. Koordinator wilayah atau disebut presidium Nasional atau yang disingkat
PRESNAS
d. Koordinator Daerah disingkat KORDA

2. KABES BEM PTMI memiliki masa jabatan :


a. Masa jabatan KORPRESNAS adalah satu periode setiap pelaksanaan SILATNAS
BEM PTM I dan jabatan KORPRESNAS melekat pada instansi bukan
perorangan
b. Masa jabatan SEKJEN KORPRESNAS adalah satu periode setiap pelaksanaan
SILATNAS BEM PTM I dan jabatan KORPRESNAS melekat pada instansi
bukan perorangan.
c. Masa jabatan PRESNAS adalah satu periode setiap pelaksanaan SILATWIL
d. Masa jabatan KORDA adalah satu periode setelah pelaksanaan SILADA
.

BAB IX
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 10
1. Fungsi dan tugas Koordinator presidium nasional (KORPRESNAS ) adalah untuk
mengkoordinir setiap wilayah atau presidium nasional disetiap zona.
2. Fungsi dan tugas SEKJEN KORPRESNAS adalah mengurus administrasi BEM
PTMI
3. Fungsi dan tugas presidium nasional ( PRESNAS ) adalah untuk mengkoordinir
setiap kordinator daerah.
4. Fungsi dan tugas Koordinator Daerah(KORDA ) adalah untuk mengkoordinir setiap
PTM yang berada di daerahnya.

BAB X
PERMUSYAWARATAN
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

Pasal 11
1. SILATNAS:
a. SILATNAS adalah forum yang dihadiri oleh Presiden Mahasiswa dan atau
anggota BEM PTMI sebagai wadah silaturahim antar BEM PTMI dalam
periode satu tahun sekali

b. Wewenang SILATNAS adalah:


1. Membahas dan menetapkan pedoman KABES BEM PTM I
2. Merumuskan serta menetapkan arah dan pola gerakan BEM PTM I
3. Membahas dan menentukan hasil rekomendasi-rekomendasi SILATNAS
BEM PTMI
4. Menentukan tuan rumah SILATNAS dantuanrumah RAKORNAS BEM
PTMI periodeselanjutnya.
5. Pemilihan , danpengesahankorpresnas BEM PTMI

2. SILATWIL ;
a. SILATWIL adalah forum yang dihadir oleh Presiden Mahasiswa dan atau
anggota BEM PTMI di wilayah masing-masing yang diadakan satu kali dalam
setahun setelah SILATNAS
b. Wewenang SILATWIL:
1. Merumuskan serta menerapkan arah dan pola gerakan BEM PTM di
masing-masing wilayah
2. Membahas dan menetapkan hasil rekomendasi-rekomendasi SILATWIL
di masing-masing wilayah
3. Memilih, menetapkan presidium nasional di masing-masing wilayah
4. Mengevaluasi kinerja presidium nasional pada wilayah masing-masing
5. Memilih, menetapkan dan mengesahkan kinerja Presidium Nasional dan
Koordinator daerah di masing-masingwilayah.
6. Menatapkan tuan rumah SILATWIL dan rakorwil periode selanjutnya

3. SILATDA;
a. SILATDA adalah forum di bawah SILATWIL yang diadakan beberapa BEM
PTM berdasarkan kebutuhan di masing-masing daerah.
b. Wewenang SILATDA:
1. Merumuskan dan menetapkan arah dan pola gerakan BEM PTM di masing –
masing daerah.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

2. Membahas dan menetapkan hasil rekomendasi – rekomendasi SILATDA


dimasing – masing daerah
3. Menetapkan tuan rumah SILATDA selanjutnya.

4. RAKORNAS
a. RAKORNAS adalah rapat yang dihadiri oleh presidium Nasional dan
KORDA yang diadakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
b. Wewenang RAKORNAS adalah :
1. Merumuskan draft materi SILATNAS.
2. Mendiskusikan dinamika isu yang berkembang dalam tingkat nasional
dan mendistribusikan ke masing-masing wilayah

5. RAKORWIL
a. RAKORWIL adalah rapat yang dihadiri oleh presidium Nasional,
KORDA,yang diadakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
b. Wewanang RAKORWIL adalah :
1. Merumuskan drafmeteri SILATWIL.
2. Mendiskusikan dinamika isu yanng berkembang dalam wilayah yang
mendistribusikan ke masing-masing daerah

BAB XI
PEMBAGIAN WILAYAH
Pasal 15
KABES BEM PTMI dibagimenjadi 7 (tujuh) zona yang dikoordinasikan oleh
PRESNAS pada masing – masing zona, yaitu:
1. Zona I : Sumatra (Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Lampung, Bengkulu,
Bangka Belitung)
2. Zona II : Kalimantan (Kalbar, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Kaltara)
3. ZonaIII : Jabar, DKI Jakarta, danBanten
4. Zona IV : Jatengdan D.I Yogyakarta
5. Zona V : Jatimdan Bali
6. ZonaVI : NTB dan NTT
7. ZonaVII : Indonesia Timur (Sulsel, Sulut, Sulbar, Sultra, Sulteng, Gorontalo,
Maluku Utara, Papua barat)

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
Apabila ada hal – hal yang belum diatur dalam pedoman in akan diatur kemudian berdasarkan
kesepakatan bersama dalam SILATNAS berikutnya.
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

Pasal 17
Pedoman ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika diperlukan

Ditetapkan di :
Tanggal :
Waktu :

Ketua Komisi A Sekretaris Komisi A


TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

Komisi B
A. Arah gerak
1. Menjadikan Al-Qur’an, Al-hadist, Pancasila, UUD 1945, dan Kaidah Perguruan
Tinggi Muhammadiyah sebagai landasan pergerakan KABES BEM PTM Se-
Indonesia.
2. Memperluas peranan BEM PTM Se-Indonesia dalam dinamika kehidupan
masyarakat ditingkat lokal, Nasional, dan Global dengan menjalankan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar.
3. Mengembangkan pemikiran Islam yang sesuai dengan pedoman Muhammadiyah.
4. Mengembangkan potensi pola pergerakan BEM PTM Se-Indonesia dalam
memaksimalkan potensi masing-masing zona BEM PTM sebagai basis untuk
memperkuat peran BEM PTM I baik secara internal maupun eksternal.
5. Mengoptimalkan komunikasi dan koordinasi dengan KABES BEM PTM Se-
Indonesia dan Aliansi BEM lainnya untuk mempererat solidaritas.
6. Melakukan rekonsiliasi gerakan KABES BEM PTM Se-Indonesia dalam wadah
silatuhrahim Nasional BEM PTM Se-Indonesia.
7. Melakukan langkah-langkah Strategis dan Mengawal Pemerintah Indonesia dan PP
Muhammadiyah.

B. Tabulasi isu
1. Isu Utama :
- Anti Neoliberalisasi
2. Isu Strategis :
- Kepemimpinan Nasional Pemerintah
- Tegaknya Kedaulatan Rakyat Indonesia
- Tegakkan Supremasi Hukum
- Pendidikan
- Kesehatan
- Pilkada
3. Isu Turunan :
- Agraria
- Kesejahteraan Pendidik dan kualitas Pendidikan
- UU Keperawatan
- UU Sara
- UU KPAI
- UU KPK
- UU MD 3
- Kapitalisasi Pers
- Kolusi Korupsi Nepotisme (KKN)
- Krisis Ekonomi
- Hak Asasi Manusia (HAM)
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

- Human Traficking
- Tenaga Kerja Asing (TKA)
- Peningkatan kontrol Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Provinsi ke Pemerintah Daerah
- Infrastruktur
TATA TERTIB SILATURAHMI NASIONAL
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE-INDONESIA

KOMISI C
REKOMENDASI

 Internal BEM PTMI :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

 Pemerintah Pusat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

 PP Muhammadiyah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Anda mungkin juga menyukai