DOSEN PENGAMPU :
PARTONO NYANASURYANADI, M. PD
DISUSUN OLEH :
“SMARATUNGGA”
2017
KATA PENGANTAR
Namo Buddhaya.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, karena
pancaran sinar cinta kasih dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Teori dan Praktik Samatha Bhavana” ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih kepada Bhikkhu Nyana Suryanadi
selaku dosen pengampu mata kuliah Meditasi Buddhis.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dalam penyusunan makalah ini, sehingga sangat
membutuhkan kriteria dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah yang
akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kesimpulan .................................................................................................................................9
Saran ...........................................................................................................................................9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang mengidamkan kebahagiaan, namun sedikit sekali diantara kita yang berhasil
medapatkannya. Menaklukkan Pikiran dan membawanya ke arah pemahaman yang benar
akan kesunyataan bukanlah hal yang mudah. Dalam mencari kepuasan sering sekali
berpindah dari satu hubungan ke hubungan yang lain, suatu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya.Tidak ada yang salah dalam upaya untuk mencari kebahagiaan tidak ada yang
salah dalam usaha yang disebutkan untuk mendapat kebahagiaan (Meditasi).
Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya?
Sebenarnya, mereka ingin mencari ketenangan batin dan keselarasan hidup. Tidak sedikit
di antara mereka berusaha mencarinya, walau mungkin mereka tidak mengetahui dengan
jelas apa yang hendak dicarinya, atau mungkin cara mendapatkannya.
Mereka sering merasa bingung, merasa banyak menjumpai kekacauan dan kekalutan
batin. Mereka diserang oleh bermacam-macam perasaan yang tidak memuaskan atau
yang kurang menyenangkan hatinya. Secara singkat mereka ini tidak mendapatkan
ketenangan dan kesejahteraan dalam batinnya. Kebanyakan mereka ini kemudian
menempuh cara yang salah untuk mendapatkan ketenangan batin dan keselarasan hidup
ini. Mereka cenderung melihat dan mencari di luar dirinya sendiri. Akibatnya, dunia
ini merupakan sumber semua kegelisahan. Mereka mencari penyelesaian persoalannya
dalam keluarganya, di dalam pekerjaannya,atau di dalam pergaulan dan sebagainya.
Mereka beranggapan kalau dapat mengubah keadaan sekelilingnya, mereka akan menjadi
tenang dan bahagia. Sekarang sudah banyak dijumpai orang yang telah menyadari
kenyataan dan berpaling, yaitu menunjukkan perhatiannya kepada sumber yang
sebenarnya dari kebahagiaan dan kegelisahan, ialah pikirannya sendiri. Menunjukkan
perhatian ke dalam diri sendiri, dalam pikirannya sendiri, inilah yang dinamakan
dengan meditasi. Dewasa ini meditasi telah banyak dipraktekkan oleh orang-orang dari
berbagai bangsa dan agama. Mengapa demikian? Karena kerja pikiran itu tanpa
memakai corak bangsa atau agama tertentu. Jadi tugas meditasi adalah untuk mengerti
atau menghayati sifat pikiran di dalam kehidupan sehari-hari. Pikiran adalah kunci
kebahagiaan, sebaliknya juga merupakan sumber penderitaan malapetaka. Untuk
mengetahui dan mengerti perihal pikiran dan menggunakannya dengan seksama tidaklah
hubungannya dengan agama. Jadi meditasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang tanpa
menghiraukan corak agamanya.
Setiap orang mengidamkan kebahagiaan, namun sedikit sekali diantara kita yang berhasil
medapatkannya. Menaklukkan Pikiran dan membawanya ke arah pemahaman yang benar
akan kesunyataan bukanlah hal yang mudah. Dalam mencari kepuasan sering sekali
berpindah dari satu hubungan ke hubungan yang lain, suatu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya.Tidak ada yang salah dalam upaya untuk mencari kebahagiaan tidak ada yang
salah dalam usaha yang disebutkan untuk mendapat kebahagiaan (Meditasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Meditasi
2. Objek samatha bhavana
3. Penghalang Samatha Bhavana
4. Cara mengembangkan meditasi
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan penulisan makalah Meditasi Samatha Bhavana
2. Mendiskripsikan Pengertian Meditasi
3. Mendiskripsikan Objek samatha bhavana
4. Mendiskripsikan Penghalang Samatha Bhavana
5. Mendiskripsikan Cara mengembangkan meditasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Meditasi
Secara umum, meditasi atau Samadhi yaitu pemusatan pikiran pada suatu objek. Berdasarkan
kondisi batin yang ditimbulkan, meditasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu;
1. Samma Samadhi :
meditasi benar, yaitu pemusatan pikiran pada satu objek yang dapat menghilangkan
kekotoran batin ketika pikiran bersatu dengan karma baik.
2. Miccha Samadhi :
meditasi salah, yaitu pemusatan pikiran pada satu objek yang dapat menimbulkan
kekotoran batin ketika pikiran bersatu dengan karma buruk.
Semua agama mengajarkan meditasi, dengan cara dan sebutan yang berbeda, begitupun
dalam agama Buddha. Namun dalam agama Buddha terdapat meditasi yang khas, yang hanya
ada di agama Buddha, tidak terdapat dalam agama manapun. Yaitu meditasi vipassana.
Dalam agama Buddha mengenal 2 macam meditasi
1. Samatha bhavana : yaitu meditasi pengembangan ketenangan batin
2. Vipassana bhavana : yaitu meditasi pengembangan pandangan terang
Samantha bhavana
Bhavana berarti pengembangan yaitu pengembangan batin untuk mencapai
ketenangan.dalam samatha bhavana, batin terutama pikitran terpusat dan tertuju pada suatu
objek. Sehingga pikiran tidak mengembara tanpa tujuan. Dengan melaksanakan samatha
bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan secara menyeluruh. Kekotoran
batin hanya dapat diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput hingga tertidur di
tanah. Dengan demikian, samatha bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsentrasi
yang disebut Jhana-jhana dan mencapai berbagai kekutan batin.
Sesungguhnya pikiran yang tenang bukanlah tujuan akhir dari meditasi, ketenangan pikiran
hanya salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang atau
vipassana bhavana.
3. 10 Anussati
a. Buddhanussati : perenungan terhadap Buddha.
b. Dhammanussati : perenunagn terhadap Dhamma
c. Sanghnussati : perenungan terhadap sangha.
d. Silanussati : perenungan terhadap sila.
e. Caganussati : perenungan terhadap kebajikan yg telah dilaksanakan dlm
kehidupan sehari-hari.
f. Devatanussati : perenungan terhadap para dewa
g. Marananussati : perenungan terhadap kematian yg akan dialami semua
mahluk.
h. Kayagatassati : perenungan terhadap kekotoran badan jasmani.
i. Anapanassati : perenungan terhadap masuk keluarnya napas.
j. Upasamanussati : perenungan terhadap keadaan nibbana.
Untuk mematahkan kelima rintangan batin tersebut, seseorang harus mengetahui sebab –
sebab timbulnya nivarana tersebut dan berusaha menghindari sebab – sebab itu serta
melakukan usaha-usaha yang dapat melenyapkan nivarana itu.
10 PALIBODHA
1. Tempat tinggal : (Avasa Palibodha)
2. Pembantu dan orang yg bertanggungjawab : (kula Palibodha)
3. Keuntungan dan duniawi : (labha Palibodha)
4. Murid dan teman : (gana Palibodha)
5. Pekerjaan : (kamma Palibodha)
6. Perjalanan : (adana Palibodha)
7. Sanak keluarga : (nati Palibodha)
8. Penyakit : (abada Palibodha)
9. Pelajaran : (gatha Palibodha)
10. Kekuatan batin atau gaib : (iddhi Palibodha)
Lingkungan yg dipakai : Tidak rapi, kotor, pakaian juga yg jelek, postur meditasi
sebanyak mungkin dlm sikap berjalan dan berdiri.
Obyeknya : 10 asubha, dan 1 kayagatasati.
b. Dosa carita
Orang yang keras kebenciannya, melaksanakan sesuatu berdasarkan kebencian cenderung
ke arah panas hati, suka marah, suka jengkel, iri hati, tidak senang melihat kesalahan
walau kecil, suka bermusuhan, memandang rendah orang lain, suka memerintah dan
mendikte orang.
Lingkungan yg dipakai : Rapi, bersih, indah, postur meditasi sebanyak mungkin dlm
sikap berbaring atau duduk..
Obyeknya : 4 kasina (nila : biru, pita : kuning, lohita : merah dan odata kasina : putih),
dan 4 apamanna(metta, karuna, mudita, upekkha).
c. Moha carita
Orang yang melaksanakan sesuatu berdasarkan kebodohan batin cenderung ke arah
kelemahan batin suka bingung, suka ragu-ragu, suka kawatir, menggentungkan diri pada
pendapat orang lain, pikirannya ruwet, malas, pendiriannya tidak tetap, kadang-kadang
kukuh memegang suatu pandangan.
Lingkungan yg dipakai : Terang, tidak gelap, banyak cahaya, terbuka dan luas, postur
meditasi berjalan.
Obyeknya : Anapanasati.
d. Sadha carita
Orang yg kuat keyakinannya, melaksanakan sesuatu berdasarkan keyakinan cenderung ke
arah rendah hati, dermawan, jujur, suka menemui orang-orang suci, suka mendengar
dhamma, yakin pada sesuatu yg dianggap baik, mudah percaya, sangat mudah
diyakinkan.
Lingkungan yg dipakai : Tidak rapi, kotor, pakaian juga yg jelek, postur meditasi
sebanyak mungkin dlm sikap berjalan dan berdiri.
Obyeknya : 6 anussati (Buddhanussati, dhammanussati, sangha-nussati, silanussati,
caga-nussati dan devatanussati)
e. Budhi carita (Nana Carita)
Orang yg bijaksana cerdas dan mampunyai pengetahuan dhamma, melaksanakan sesuatu
dg hati-hati, cenderung ke arah perenungan terhadap tilakkhana dan meditasi, selalu
ingin tahu, belajar dan meneliti untuk menambah pengetahuan, mempunyai kawan yg
baik dan bersedia mendengarkan omongan orang lain.
f. Vitakka Carita
Orang yg suka melamun, melaksanakan sesuatu dg tergesa-gesa, cenderung ke arah
kegugupan, kegagalan dlm usaha, suka berteori, pikirannya sering berkeliaran, tidak suka
bekerja untuk kepentingan sosial, mudah gelisah, bergerak tanpa tujuan yg jelas.
30 obyek meditasi khusus untuk 6 carita, sedangkan sisanya 10 yaitu 4 mahabhuta (patavi,
tejo vayo, apo kasina) aloka kasina, akasa kasina dan 4 arupa dapat dijadikan obyek meditasi
oleh semua orang tanpa memperhatikan caritanya.
Faktor yg mempengaruhi untuk samadhi yg berasal dari luar dinamakan sappaya dhamma,
yaitu tempat tinggal, wilayah, pembicaraan, penduduk, makanan, iklim, dan postur.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Meditasi adalah membiasakan diri kita agar senantiasa mempunyai sikap yang positif,
realitas, dan konstruktif. Dengan bermeditasi kita akan dapat membangun kebiasaan baik dari
pikiran kita. Meditasi dilakukan dengan pikiran, artinya meskipun kita duduk dengan sikap
sempurna melaksanakannya meditasi dalam waktu yang sukup lama. Namun pikran berlari
kesana kemari dengan liarnya.
Dalam buku meditasi dikatakan bahwa meditasi adalah suatu bentuk aktifitas kesadaran
mental ini melibatkan salah satu bagian dari pikiran untuk mengamati, menganalisis, dan
berhadapan dengan bagian yang lain dari pikiran kita. Meditasi juga berasal dari bahasa latin
meditatio, artinya hal bertafakur, hal merenung; memikirkan, mempertimbangkan; latihan,
persiapan.
Dalam bahasa Pali atau Sansekerta, meditasi disebut sebagai Samadhi. Kata Samadhi
dinyatakan Buddha dalam khotbah pertamanya Dhammacakkapattana sutta. Kata Samadhi
berasal dari kata sam-a-dha yang artinya menyatukan atau konsentrasi, yang berkaitan
dengan keadaan bathin tertentu. Kata itu merupakan kata teknis yang berarti keadaan batin
dan cara untuk mencapai keadaan batin tersebut.
Meditas belas kasih bertujuan untuk memurnikan hati dan fikiran, pola pkir dan memberikan
tekanan kebahagiaan terhadap orang yang melakukannya, Karena meditasi ini
mengembangkan belas kasih atau rasa kasihan kepada makhluk lain apa bila melakukan hal
yang tidak baik atau membuat orang ata makhluk lain celaka.
B. SARAN
Semoga dengan pelaksanaan meditasi Samatha Bhavana akan membawa semua makhluk
memiliki kasih sayang dan belas kasih kepada semua makhluk yang menderita.
DAFTAR PUSTAKA