Anda di halaman 1dari 3

http://cakepane.blogspot.

com/2013/01/cara-membuat-canang-sari-dan-
kajian.html

Pembuatan Sesajen
Jika mendengar budaya / adat istiadat Bali , pasti tidak jauh jauh dari agama Hindu.
Karena agama Hindu adaah agama yang mayoritasnya dianut oleh masyarakat Bali. Dalam
aturan agama Hindu, mereka harus mempersiapkan sarana yaitu berup sesajen untuk
bersembahyang/beribadah. Dan kebanyakan sesajen itu berupa bunga , daun , buah , air.

Sama seperti mantra, karena jika mampu merapalkan mantra dengan baik akan diangggap
sebagai bentuk puji syukur dapat membuktikannya. Daam upacara harus ada 3 unsur ,yaitu
bunga, air, api. Maka dibutuhkan sarana yang digunakan sebagai inti yang disebut canang.

Canang berasal dari 2 suku kata Ca yang berarti indah dan Nang yang berarti tujuan.
Dengan demikian maksud dan tujuan canang adalah sebagai sarana untuk memohon keindahan
dan kekuatan-Nya secara skala maupun niskala. Canang merupakan sarana yang penting bagi
umat Hidnu terutama di Bali.Belum banyak orang yang mengetahui makna dari canang. Canang
dalam bahasa Jawa berarti sirih. Di Bali canang disusun menjadi sebuah sarana bersembahyang
yang berbahan intinya peporosan. Peroposan dibuat dari daun sirih , kapur, gambir, dan buah
pinang.

Dalam kesehariannya umat Hindu selalu menghaturkan canang sari sebagai wujud bakti
kepada Sang Hyang Widhi. Canang sari juga digunakan sebagai sarana upakara yang paling
sederhana namun penting. Canang sari juga merupakan sarana upacara yang cukup lengkap
tetapi dalam bentuk kecil, karena hanya berisi daun, bunga, buah dan biji.

Sarana upacara di Bali sesungguhnya tidak hanya sebagai hiasan saja. Tetapi ada makna
simbolisnya. Sarana upakara tersebut sebagai penghubung mereka kepada sang Pencipta.

Canang sari dalam persembahyangan umat Hindu adalah kuantitas terkecil namun inti.
Karena canang sari mengandung makna untuk memohon kehadapan Sang Hyang Widhi.
Komponen-komponen canang sari, yaitu:

1. Daun janur
2. Porosan
3. Seiris pisang
4. Seiris tebu
5. Boreh miik (bubuk berbau wangi)
6. Kekiping (kue ketan)
7. Bunga beraneka ragam (putih , kuning , merah , hijau)
8. Pis Bolong
Penjabaran mengapa canang dikatakan sebagai penjabaran dari bahasa Weda:
1. Ceper, alas dari canang yang berbentuk persegi. Sebagai lambang angga sarira(badan),
sisi sisinya sebagai lambang dari Panca Maha Bhuta , Panca Tan Mantra , Panca
Buddhindriya , Panca Karmendriya.
2. Beras, lambang Sang Hyang Ātma, sebagai lambang benih dalam setiap kehidupan.
3. Porosan, lambang Tri Premana yaitu Bayu, Sabda, Idep (pikiran, perkataan, perbuatan)
4. Tebu dan pisang, symbol kekuatan “wisma ongkara”. Lambang amrtha untuk
menghidupi jiwa ini.
5. Bunga, lambang kedamaian, ketulusan hati.
6. Lepa, lambang sikap yang baik.
7. Minyak wangi, lambang ketenangan jiwa/ pengendalian diri.

Coba Anda perhatikan, kalau sedang jalan-jalan ke Bali, Anda akan menemui (umumnya)
setumpuk kecil bunga dalam wadah di mana-mana. Tahukah Anda kalau benda tersebut adalah
sesajen?

Meletakkan sesajen, sesaji atau canang di Bali adalah tradisi yang sudah dilakukan secara turun
temurun. Tradisi yang berasal agama Budha dan Hindu ini, dilakukan untuk memuja dewa, roh
dan penunggu tempat (biasanya berupa pohon besar, batu, persimpangan jalan, dsb). Peletakkan
sesaji ini dilakukan untuk mendatangkan keberuntungan (berkah), sebagai ucapan syukur,
menolak kesialan dan agar keinginannya terkabul.

Berikut tempat-tempat yang biasa diletakkan canang.


 Pura. Canang diletakkan untuk kepentingan ibadah. Di pura, canang diletakkan di altar
yang tinggi, untuk menghormati dewa dan arwah para leluhur. Sedangkan canang akan
diletakkan di bawah untuk roh jahat dan biasanya berisi daging mentah.
 Di depan toko. Hati-hati melangkah, jika akan masuk ke sebuah toko, karena umum
sekali ada canang. Canang ini diletakkan dengan kepercayaan agar dewa dan roh, melindungi
toko tersebut dari hal-hal buruk dan agar toko tersebut banyak didatangi pengunjung.
 Pohon besar. Masyarakat setempat, memercayai adanya roh yang menempati pohon-
pohon besar. Nah, sesaji ini diletakkan untuk menghormatinya dan untuk menghindari dari
gangguan roh jahat.
 Di jalan. Termasuk di pinggir jalan dan persimpangan. Sama seperti di pohon besar.
Sesajen ditaruh untuk menghormati roh penunggu tempat tersebut dan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
 Di kendaraan. Canang ditaruh untuk kelancaran dalam perjalanan dan mendapatkan
keselamatan.
 Tempat lainnya, biasanya canang akan diletakkan di depan rumah dan di beberapa bagian
dalam rumah, seperti di dapur. Tujuannya, adalah untuk ucapan syukur atas berkah (makanan
dan minuman) yang telah diterima.

Banyak cerita mistis yang menyertai sesajen ini, misalnya, kesialan ketika tak sengaja
menyenggol, menginjak atau menendangnya. Percaya atau tidak, entah benar atau tidak, banyak
orang yang mengalami hal tidak mengenakkan atau menyeramkan ketika tak sengaja
menginjaknya. Sebagian orang juga memercayai, bahwa canang tak ada hubungannya dengan
hal-hal menyeramkan tersebut, intinya adalah jangan mengganggunya untuk alasan kesopanan
dan menghargai kepercayaan masyarakat setempat

Image: Hindumenulis

Anda mungkin juga menyukai