Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA FARMASI II

”KIMIA FARMASI ANALISIS KUANTITATIF”

Dosen Pembimbing :

Fajrul Fhalaq Baso, S.Farm., M.Farm., Apt

Disusun Oleh :

Nama : Siti Nurhalisa

NIM : 03.17.021

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES SALEWANGANG

MAROS

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kimia Farmasi
Analisis Kuantitatif.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Kimia Farmasi analisis
kuantitatif ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Maros, April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Tujuan............................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

2.1 Ruang lingkup kimia farmasi ........................................................................................... 6

2.2 Metode atau Teknik kimia farmasi analisis kuantitatif .................................................... 6

2.3 Peranan Kimia Analisis .................................................................................................. 18

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 20

3.2 Saran .......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia Farmasi adalah ilmu kimia yang mempelajari bahan-bahan yang digunakan
sebagai obat mencakup struktur, modifikasi struktur, sifat kimia fisika obat yang dapat
digunakan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme kerja obat. Selain itu ilmu kimia
farmasi juga menetapkan hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis, menghubungkan
perilaku biodinamik melalui sifat fisika dan reaktivitas kimia senyawa obat, serta
mempelajari identifikasi dan analisis obat-obatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Nama lain dari kimia farmasi adalah kimia medisinal (Medicinal Chemistry),
farmakokimia (Pharmacochemistry), dan kimia terapi (Therapeutique Chemistry). Studi
kimiawi suatu senyawa obat memberikan efek menguntungkan dalam sistem kehidupan yang
melibatkan studi hubungan struktur kimia senyawa dengan aktivitas biologis serta mekanisme
cara kerja senyawa pada sistem biologis dalam usaha mendapatkan efek pengobatan yang
maksimal dan memperkecil efek samping yang tidak menguntungkan.
Kimia farmasi merupakan suatu disiplin ilmu gabungan kimia dan farmasi yang
terlibat dalam desain, isolasi sintesis, analisis , identifikasi, pengembangan bahan-bahan alam
dan sintetis yang digunakan sebagai obat-obat farmasetika, yang dapat digunakan untuk
terapi. Bidang ini juga melakukan kajian terhadap obat yang sudah ada, berupa sifat
kimiafisika, struktur, serta hubungan struktur dan aktivitas (HSA).
Kimia farmasi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari bahan obat
maupun obat jadi. Khusus untuk bahan obat/obat jadi yang berasal dari alam dipelajari dalam
ilmu farmakognosi dan fitokimia, sehingga dalam ilmu kimia farmasi umumnya dipelajari
bahan obat/obat yang berasal dari bahan sintetik. Kimia farmasi sangat berkaitan dengan
bidang farmakologi dan kimia organik disamping ilmu lain seperti biologi, mikrobiologi,
biokimia dan farmasetika. Ilmu farmakologi mempelajari pengetahuan seluruh aspek
mengenai obat seperti sifat kimiawi dan fisikanya, farmakokinetik (absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi obat), serta farmakodinamik terutama interaksi obat dengan
reseptor, cara dan mekanisme kerja obat.
Kaitan kimia farmasi dengan ilmu kimia organik dikarenakan sebagian besar senyawa
yang berkhasiat sebagai obat merupakan senyawa organik atau senyawa yang mengandung
atom karbon C seperti golongan antibakteri (alkohol, asam karboksilat dll), dan golongan

4
antibiotik (penisilin, tetrasiklin, dll). Ilmu kimia farmasi dalam bidang kedokteran berguna
untuk membantu penyembuhan pasien yang mengidap penyakit, cara interaksi obat terhadap
penyakit yang menggunakan obat-obatan yang dibuat berdasarkan riset terhadap proses dan
reaksi kimia bahan yang berkhasiat.
Sifat fisika dan sifat kimia obat dapat mempengaruhi aktivitas terapetiknya. Kedua
sifat ini ditentukan oleh struktur kimianya, sehingga struktur kimia suatu obat mempengaruhi
aktivitasnya dan perubahan struktur kimia dapat mempengaruhi perubahan aktivitas biologis
obat. Hubungan antara stuktur kimia dan aktivitas biologis dilakukan dengan mengaitkan
gugus fungsional tertentu dengan respon biologis tertentu pula. Disamping itu, sifat-sifat
kimia fisika merupakan dasar yang sangat penting untuk menjelaskan aktivitas biologis obat.
Proses mengenal sifat-sifat kimia fisika bahan obat disebut dengan identifikasi atau
sering juga disebut analisa. Teknik analisis obat adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk
melakukan pengujian kualitas bahan obat maupun obat jadi.
Secara umum pengertian analisis kualitatif dan kuantitatif adalah :
 Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies,
dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif
berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam
suatu sampel.
 Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) dari suatu elemen
atau spesies yang ada di dalam sampel. Dalam bidang farmasi terutama pada industri
farmasi, analisis kimia digunakan secara rutin untuk menentukan suatu bahan baku yang
akan digunakan, produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya dibandingkan dengan
spesifikasi yang ditetapkan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup Pengembangan kimia farmasi
2. Untuk mengetahui Metode atau teknik kimia farmasi analisis kuantitatif
3. Untuk mengetahui peranan kimia analisis

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Ruang lingkup kimia farmasi
Lingkup pengembangan kimia farmasi mencakup segala masalah meliputi :
1. Senyawa aktif : Isolasi dan identifikasi senyawa aktif dalam tanaman yang secara
empiris telah digunakan untuk pengobatan.
2. Struktur :
a. sintesis struktur analog dari bentuk dasar senyawa yang mempunyai aktifitas
pengobatan potensial.
b. Mencari stuktur induk baru dengan cara sintesis senyawa organik, dengan
ataupun tanpa berhubungan dengan zat aktif alamiah.
c. Menghubungkan struktur kimia obat dengan cara kerjanya
3. Mengembangkan rancangan obat.
4. Mengembangkan hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis melalui sifat kimia
fisika dengan bantuan fisik.
5. Analisis obat dan uji biologis.

2.2 Metode atau Teknik kimia farmasi analisis kuantitatif


Dalam suatu pengerjaan Analisis Kimia tentu diperlukan suatu instrumen(peralatan)
untuk menunjang keperluan analisa. Menurut teknik dan instrumennya Analisis Kimia dibagi
menjadi dua, yaitu Analisis konvensional(tradisional) dan Analisis instrumental(modern).
Analisis Konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alat-alat konvensional,
misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang menggunakan peralatan gelas
kaca.Sedangkan Analisis Instrumental adalah suatu teknik analisa menggunakan peralatan
canggih dan modern misalnya spektrofotometri yang menggunakan alat spektrofotometer
ataupun titrimetri secara konduktometris ataupun potensiometris (Setiono, 1994).

A. ANALISIS KONVENSIONAL
1. Gravimeri
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yg paling tua dan yang paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya.
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat
konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari

6
sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut
perubaan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang
murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur ata u
gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom
penyusunnya.
Sebagian besar alat untuk gravimetri adalah alat-alat gelas. Untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan selama analisis maka harus digunakan alat-alat gelas yang
tahan terhadap panas. Berikut beberapa alat-alat yang biasa digunakan :
 Gelas piala
 Labu erlenmeyer
 Corong
 Botol pencuci
 Gelas pengaduk
 Alat pemanas
 Eksikator
 Krus
 Segitiga
 Kompor listrik (Hot Plate)
 Penangas uap
Persyaratan yang harus dipenuhi agar metode gravimetri berhasil :
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak-
terendapkan secara analitis tak-dapat dideteksi ( biasanya 0,1 mg atau kurang,
dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro ).
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya
murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat.
Metode yang dapat dilakukan dalam analisis gravimetri :
1. Gravimetri cara penguapan, misalnya untuk menentukan kadar air, (air kristal atau
air yang ada dalamsuatu spesies).
2. Gravimetri elektrolisa, zat yang dianalisa di tempatkan di dalam sel elektrolisa.
sehingga logam yangmengendap pada katoda dapat ditimbang.
3. Gravimetri metode pengendapan menggunakan pereaksi yang akan menghasilkan
endapan dengan zatyang dianalisa sehingga mudah di pisahkan dengan cara
penyaringan.Misalmya Ag+ diendapkan sebagai AgCl. Ion besi (Fe3+)

7
diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang setelahdipisahkan, dipijarkan dan ditimbang
sebagai Fe2O3
Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut :
 Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
 Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara
berlebih agar semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan
dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi
optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan tahap paling penting.
 Penyaringan endapan.
 Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring
dengan larutan tertentu.
 Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
 Penimbangan endapan.
 Perhitungan.
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 (𝒈𝒓𝒂𝒎)𝒙 𝑭𝑮 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
Kadar Unsur (%) atau senyawa = 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝒈𝒓𝒂𝒎)
𝑨𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝒓 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒚𝒂𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌𝒂𝒏
Faktor Gravimetri = FG = 𝑴𝒓 𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈

Beberapa Rumusan Faktor Gravimetri


Analit yang ditetapkan Bentuk Endapan Nilai fakto gravimetri
Cl AgCl Ar-Cl : Mr-AgCl
S BaSo4 Ar-S : Mr- BaSo4
SO3 BaSo4 Mr-SO3 : Mr- BaSo4
Fe Fe2O3 Ar-Fe : Mr- Fe2O3
Fe3o4 Fe2O3 Mr- Fe3o4: Mr- Fe2O3
MgO Mg2P2O7 Mr-MgO : Mr- Mg2P2O7
P2O5 Mg2P2O7 Mr- P2O5 : Mr- Mg2P2O7
Cr2O3 PbCrO4 Mr- Cr2O3 : Mr- PbCrO4
K K2PtCl6 Ar-K : Mr- K2PtCl6

8
2. Volumetri

Analisis volumetri merupakan teknik penetapan


jumlah sampel melalui perhitungan volume. Metode
titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan
metode yang tahan, murah, dan mampu memberikan
ketepatan (presisi) yang tinggi. Keterbatasan metode ini
adalah bahwa metode titrimetri kurang spesifik.

Dalam analisis titrimetri (hingga kini sering dinamai


analisis Volumetri), zat yang akan ditetapkan dibiarkan
bereaksi dengan suatu reagensia yang cocok yang
ditambahkan sebagai larutan baku, dan volume larutan
yang diperlukan untuk mengakhiri reaksi ditetapkan (Stiono, 1994). Sehingga dalam
teknik volumetri, alat pengukur volume menjadi bagian terpenting, dalam hal ini buret
adalah alat pengukur volume yang dipergunakan dalam analisis volumetrik
(Wiryawan, 2011).

Tipe reaksi yang biasa digunakan dalam titrimetri adalah Titrasi

Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia yang cepat,
akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam
larutan. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai :
aA + bB  hasil reaksi
dimana : A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi, a dan b jumlah mol
dari A dan B.
Volumetri (titrasi) dilakukan dengan cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah
volume tertentu (biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui
konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan
larutan yang belum diketahui konsentrasinya.Untuk mengetahui bahwareaksi
berlangsung sempurna, maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam
larutan yang dititrasi (Zulfikar, 2010).

Larutan standar disebut dengan titran. Jika volume larutan standar sudah
diketahui dari percobaan maka konsentrasi senyawa di dalam larutan yang belum
diketahui dapat dihitung dengan persamaan berikut :

9
𝑽𝑨 𝑿 𝑵𝑨
NB= 𝑽𝑩

Dimana :
NB = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya
VB = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya
NA = konsentreasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)
VA = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar)
Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah pembuatan
larutan standar. Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
 mempunyai kemurnian yang tinggi
 mempunyai rumus molekul yang pasti
 tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang
 larutannya harus bersifat stabil
 mempunyai berat ekivalen (BE) yang tinggi
Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan,
seperti :
 Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi
samping.
 Reaksi harus berlangsung
secara cepat.
 Reaksi harus kuantitatif
 Pada titik ekivalen, reaksi
harus dapat diketahui titik
akhirnya dengan tajam
(jelas perubahannya).
 Harus ada indikator, baik
langsung atau tidak
langsung.
Indikator adalah suatu senyawa
organik kompleks merupakan
pasangan asam basa konyugasi dalam
konsentrasi yang kecil indikator tidak

10
akan mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda ketika
dalam bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini yang sangat
bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan sebagai indicator pH dalam titrasi
(Wiryawan, 2012).

Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi dikelompokkan menjadi empat macam


titrasi yaitu :

Titrasi asam basa

Ada dua jenis titrasi asam-basa, yaitu asidimetri (penentuan konsentrasi larutan basa
dengan menggunakan larutan baku asam) dan alkalimetri (penentuan konsentrasi
larutan asam dengan menggunakan larutan baku basa).

Perhitungan Data Hasil Titrasi

V1 x aM1 = V2x bM2

V1= volume larutan penitrasi (L)

V2= volume larutanyang dititrasi (L)

M1 = Konsentrasi larutan penitrasi (M)

M2 = Konsentrasi larutan yang dititrasi (M)

a = valensi larutan penitrasi

b = valensi larutan yang dititrasi

Selama titrasi berlangsung akan terjadi perubahan pH larutan seiring dengan


penambahan volume penitrasi. Perubahan pH yang terjadi selama titrasi berlangsung
dapat dinyatakan dengan kurva titrasi (Muchtaridi, 2006).

11
Menghitung pH Titrasi Asam-Basa

pH merupakan nilai derajat keasaman/ kebasaan dari suatu larutan dan menunjukkan
aktivitas ion hidrogen dalam larutan yang dirumuskan :

pH = - log [H+] pOH = - log [OH-]

pH + pOH = pKw

pH + pOH = 14

pH asam-basa kuat

[H+] = Ca x valensi asam

[OH-] = Cb x valensi basa

pH asam-basa lemah

[H+] = √𝑘𝑎 𝑥 𝐶𝑎

[OH-] = √𝑘𝑏 𝑥 𝐶𝑏

Dimana : Ca = konsentrasi asam

Cb = konsentrasi basa

Ka = konstanta kesetimbangan asam

Kb = konstanta kesetimbangan basa

12
Titrasi pengendapan

Merupakan titrasi yang mengakibatkan adanya endapan. Salah satu jenis titrasi
pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi yang
melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-)
dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan
perak halida (AgX).

Ag+ + X- AgX

Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut adalah :

Ksp AgX = [Ag+] [X-]

Titrasi kompleksometri

Merupakan semua jenis titrasi yang mengakibatkan terjadinya senyawa kompleks.


Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu pereaksi
(sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam tersebut.

Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2

2Cl-(aq) + Hg2+(aq)  HgCl2 (kompleks)

Titrasi oksidasi reduksi

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua
proses ini selalu terjadi secaraan, bersama dan merupakan bagian yang sangat penting
di dalam ilmu kimia (Cairns, 2004).
Larutan standar = Oksidator
Larutan sampel = Reduktor
Ada beberapa jenis titrasi redoks :
1. Titrasi permanganometri
Merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat
(KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
Dalam suasana asam, ion permanganat (MnO4-) tereduksi menjadi garam mangan
(Mn2+)  mgrek = 1

13
Dalam suasana basa, ion MnO4- tereduksi menjadi mangan dioksida (MnO2)
sehingga mgrek = 1/3
2. Titrasi Bikromatometri
Bikromatometri adalah titrasi oksidasi reduksi denganmenggunakan K2Cr2O7
sebagai titran oksidasi. Kalium bikromat (K2Cr2O7) merupakan zat pengoksid
yang cukup kuat dengan potensial standar reaksiEonya = + 1,33 volt ( Underwood.
A .L,dkk, 1992 ).
Kalium bikromat adalah zat baku primer dan dapat diperoleh dalamkeadaan
murni dengan penghabluran kembali. Oleh karena itu larutan bakunya dapat
dibuat dengan melarutkan langsung sejumlah tertentu hablur kalium bikromat
yang ditimbang seksama.
3. Titrasi Bromatometri
Titrasi bromatometri merupakan titrasi redoks yang larutan standarnya berupa
kalium bromat (KBrO3).
BrO3- + 6H+ + 6e- Br- + 3H2O
1 grek = 1/6 mol
4. Titrasi Iodometri
Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi
iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih
besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4.5H2O .
B. ANALISIS INSTRUMENTAL
Analisis instrumen berdasarkan sifat fisika-kimia zat untuk keperluan analisisnya.
Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi,
emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat
fisiko-kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik dan panas, benda partisi
dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti melahirkan teknik analisis
modern yang lain.
Dalam analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang modern sehingga disebut
juga dengan analisis modern.
Komponen instrumen yaitu :
1) Signal generator ( penghasil sinyal )

14
Menghasilkan sinyal analitis dari komponen sampel. Generator dapat pula sampel itu
sendiri.
2) Input transducer/ detector ( Pengubah energi )
Alat yang mengubah sebuah sinyal menjadi bentuk yang lain. Misalnya
Thermocoupel yang mengubah sinyal panas menjadi voltase listrik. Kebanyakan
transducer memasuki tahap pengubahan sinyal analisis menjadi voltase listrik karena
sinar listrik akan mudah diperkuat dan dimodifikasi untuk sampai pada alat
pembacaan.
3) Signal processor ( Pemproses sinyal )
4) Output transducer

Adapun metode-metodenya antara lain:

1. Spektroskopi
adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya,
suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.
Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara
cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu
dimana “cahaya tampak” digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa
kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang
seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya
cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-
elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang
diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga
digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan
teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur
komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk
mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis
spektral. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.

15
Spektroskopi Inframerah (IR)

2. Spektroskopi massa
Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa
atom atau molekul, yang ditemukan oleh Franci William Aston pada tahun 1919.
Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet.
Cara kerja:
Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi
tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas
elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh
suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah
sempit. Di dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan.

Spektroskopi Massa

3. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan
pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak,
akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan
yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul
yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan
berdasarkan pergerakan pada kolom.

16
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa
dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.
Adapun jenis-jenis kromatografi adalah Kromatografi Cair (Liquid
Chromatography), Reverse phase chromatography, High performance liquid
chromatography, Size exclusion chromatography, dan Kromatografi Pertukaran Ion
(Ion-Exchange Chromatography).

HPLC (High Performance Liqiud Chromatigraphy)

4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik
dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan.
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan
memurnikan fragmen DNA. Adapun jenis elektroforesis adalah elektroforesis kertas
dan elektroforesis gel.

Elektroforesis

5. Kristalografi
Kristalografi adalah sains eksperimental yang bertujuan menentukan susunan atom

17
dalam zat padat. Metode kristalografis saat ini tergantung kepada analisis pola
hamburan yang muncul dari sampel yang dibidik oleh berkas sinar tertentu. Berkas
tersebut tidak mesti selalu radiasi elektromagnetik, meskipun sinar X merupakan
pilihan yang paling umum.
6. Elektrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan
banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua
kelompok, yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.

2.3 Peranan Kimia Analisis

Kimia analisis mempunyai peranan yang sangat luas dalam berbagai penelitian, karena :

1. Kimia analisis menawarkan banyak sekali pemakaian dalam bermacam


disiplin ilmu kimia seperti kimia anorganik, kimia organic, kimia fisik, dan
biokimia.
2. Kirnia analisis terpakai sangat luas di cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya
seperti ilmu-ilmu lingkungan, ilmu pertanian, ilmu kedokteran, ilmu kimia
klinik, zat padat dan elekttonik, oseanografi, ilmu forensic, dan penelitian luar
angkasa.
Untuk memperjelas alasan di atas dapat dilihat beberapa contoh aplikasi kimia
analisis pada setiap bidang penelitian antara lain:

1. Dalam ilmu-ilmu lingkungan, pemantauan pencemaran udara dan air adalah suatu
masalah yang sangat vital. Pemantauan adanya polutan S02, CO, dan CO2 secara
berkesinambungan dapat dilakukan dengan spektroskopi infra merah, atau
spektroskopi fluoresensi. Sedangkan untuk memeriksa oksigen yang terlarut dan
kandungan klor dalam air dapat dilakukan dengan potensiometri atau kolorimetri.
2. Dalam ilmu pertanian, analisis pestisida atau insektisida dalam tumbuh-
tumbuhan hasil panen dapat dilakukan secara kromatografi gas (Gas
Chromatography / GC) atau kromatografi cair kinerja tinggi (High
Performance Liquid Chromatography / HPLC). Demikian pula dalam
penetapan ratio kalium, natrium, dalam pupuk dapat dilakukan secara
spektroskopi serapan atom atau spektroskopi nyala·emisi.

18
3. Dalam ilmu kesehatan dan kimia klinis, analisis barbiturat, keracunan
makanan, deteksi vanadium, arsen dalam kuku dan rambut dapat dilakukan
secara spektroskopi. Analisis kobalt dalam vitamin B12, besi dalam
haemoglobin darah dan isolasinya dapat dilakukan dengan teknik
elektroforesis atau permeasi gel (gel permeation), dan lain-lain ( Melvin,
M.,1987).
5. Dalam bidang elektronik, analisis unsur-Ullsur runut (trace elements)
seperti germanium dalam semikonduktor dan transistor, penentuan
selenium, kalsium dalam sel-sel foto dilakukan secara spektroskopi emisi
atau analisis aktivasi neutron (Wuilloud, R.G., Wuilloud, J.C., Olsina,
R.A., dan Martinez, L.D., 2001).Dalam bidang oseanografi, geologi, dan
ilmu-ilmu astronomi, kimia analisis digunakan secara luas. Analisis kimia
air laut, analisis batu-batuan untuk mengetahui kuantitas mangan dan
aluminium atau analisis secara cepat untuk unsur-unsur dari sampel batuan
bulan dapat pula dilakukan dengan cara spektroskopi.

19
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kimia Farmasi adalah ilmu kimia yang mempelajari bahan-bahan yang
digunakan sebagai obat mencakup struktur, modifikasi struktur, sifat kimia fisika obat
yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme kerja obat.
Lingkup pengembangan kimia farmasi mencakup segala masalah meliputi Senyawa
aktif; Struktur; Mengembangkan rancangan obat; Mengembangkan hubungan struktur
kimia dan aktivitas biologis melalui sifat kimia fisika dengan bantuan fisik; Analisis
obat dan uji biologis.Metode analisis kuantitatif kimia farmasi meliputi analisis
kuantitatif dan kualitatif. Kimia analisis mempunyai peranan yg sangat luas terutama
pada berbagai bidang penelitian.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Heni. 2013. Apakah Kimia Farmasi Analisis Itu?.


http://heni1508.blogspot.com/2013/11/kimia-farmasi-analisis.html, diakses pada 11
April 2019 pukul 11:16

Cartika, Harpolia. 2016. Modul Kimia Farmasi. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Ganjar, I. G. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kristianingrum, Susila. 2005. Peranan Kimia Analisis Untuk Industri Farmasi.


http://staffnew.uny.ac.id/upload/131872520/pengabdian/11.pdf, diakses pada 12 April
2019 pukul 14:39

21

Anda mungkin juga menyukai