Anda di halaman 1dari 3

B.

Context

Context adalah konsep, struktur skematis yang ada di dalam benak, masing – masing pikiran manusia.
Context bisa juga bersumber dari kejadian sebelumnya dan dibentuk secara phsychological tiap individu.
(H.G. Widdowson : 19)

Contoh: Saat speaker berbicara tentang “Touring”, dan listenernya juga menanggapi

pembicaraan tersebut dan proses komunikasi mereka berkelanjutan. Keadaan seperti itu berarti antara
speaker dan listener sama – sama memiliki context tentang “Touring”, sehingga tidak terjadi missed
communication.

1. Context, Style and Class

a.) Formal Context and Social Roles

Bentuk ucapan atau panggilan seseorang dalam percakapan yang disesuaikan dengan social roles atau
setting tempatnya

Contoh: Budi memiliki ibu yang berprofesi sebagai dosen di Universitasnya. Saat

berada di rumah, Budi memanggilnya dengan sebutan “mama”, tetapi saat di kampus, Budi
memanggilnya dengan sebutan “ibu dosen”. Dengan demikian, Budi menyesuaikan bahasa sesuai
dengan tempat atau social roles nya.

b.) Colloquial Style or The Vernacular

Merupakan gaya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa daerah (logat). Ada strategi selain
manipulasi topik yang telah digunakan untuk menangkap gaya pidato paling santai atau bahasa daerah
rakyat. Perekaman kelompok orang bukan individu, misalnya, dan memilih pengaturan yang sangat
nyaman atau informal merupakan strategi yang telah ditemukan untuk pergeseran pidato masyarakat
terhadap bahasa daerah. Kedua meningkatkan jumlah peserta, dan memilih pengaturan yang sangat
santai memberikan kontribusi untuk mendapatkan pidato lebih santai. Dengan demikian, peserta pidato
akan lebih tertarik dan tersampaikan nya pesan atau makna yang berguna bagi masyarakat (peserta
pidato).

c.) The Interaction of Social Class and Style

Interaksi antara kelas sosial dengan gaya bahasa yang digunakan seseorang saat berkomunikasi ialah
semakin tinggi kelas sosial seseorang, maka semakin tertata rapi struktur bahasa yang digunakan nya.
Semakin rendah kelas sosial seseorang, maka semakin tidak tertata rapi struktur bahasa yang digunakan
nya, mungkin cenderung lebih kasar.
Misalnya saja bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari – hari oleh dosen, pasti berbeda dengan
orang yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima di jalan. Dosen lebih menggunakan bahasa yang
formal daripada pedagang kaki lima.

d.) Hypercorrection

Merupakan upaya untuk membenarkan suatu bahasa dalam kalimat atau frasa, tetapi justru mengarah
ke hasil yang salah. Hypercorrection disebut juga sebagai penggunaan beberapa aturan pengucapan
atau aturan grammar yang banyak pengguna bahasa menganggap tidak benar, tetapi bahwa
menggunakan pembicara atau penulis melalui kesalahpahaman aturan ini, sering dikombinasikan
dengan keinginan untuk tampak formal atau berpendidikan.

Hypercorrection Linguistik terjadi ketika aturan gramatikal atau phonetical nyata atau dibayangkan
diterapkan dalam konteks keliru atau non-standar, sehingga upaya untuk menjadi "benar" mengarah ke
hasil yang salah: Berhadapan dengan pengecualian cukup untuk aturan, pembicara mungkin kesalahan
pengecualian untuk aturan umum, menerapkannya pada situasi di mana tidak pernah dimaksudkan
untuk terjadi.

Contoh: Between you and I seharusnya Between you and me.

2. Style in Non – Western Societies

Gaya bahasa Non – Western societies, sebagai contoh misalnya bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa,
dapat dilihat dari speakernya. Jika speaker nya memiliki status sosial yang tinggi, maka bahasa Jawa yang
dipakai cenderung lebih halus, atau biasa disebut dengan “Krama Inggil”. Sebaliknya jika speaker nya
memiliki kelas sosial yang rendah, maka bahasa Jawa yang digunakan nya pun cenderung lebih kasar
atau biasa disebut bahasa “Ngoko”.

Contoh: Bahasa Jawa (Gaya kelas tinggi / Krama Inggil) Menapa nandalem

mundhut sekul semanten?

(Gaya kelas bawah / Ngoko) Kenopo kowe njupuk sega

semono?

C. Register

Merupakan variasi bahasa berdasarkan ‘use’-nya. Register adalah bahasa yang digunakan pada saat
tertentu; dan dietntukan oleh: apa yang anda kerjakan, dengan siapa dan dengan menggunakan sarana
apa. Register menunjukkan tipe proses sosial yang sedang terjadi.

Register secara sederhana dapat dikatakan sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunaannya,
sedangkan dialek sebagai variasi bahasa berdasarkan penggunanya Di dalam konsep ini register tidak
terbatas pada pilihan kata saja (seperti pengertian register dalam teori tradisional) tetapi juga termasuk
pada pilihan penggunaan struktur teks, dan teksturnya: kohesi dan teksikogramatika, serta pilihan
fonologi atau grafologinya. Karena register meliputi seluruh pilihan aspek kebahasaan atau linguistik,
maka banyak linguis menyebut register sebagai style atau gaya bahasa. Variasi pilihan bahasa register
tergantung pada konteks situasi, yang meliputi 3 variabel: field (meda), tenor (pelibat) dan mode
(sarana) yang bekerja secara simultan untuk membentuk konfigurasi kontekstual atau konfigurasu
makna.

Dalam sumber yang kami dapat, penulis tidak menyertakan dari gagasannya sendiri. Penulis mengambil
sumber dari "in the sense that each speaker has a range of varieties and choices between them at
different times" (Halliday et al., 1964).

Anda mungkin juga menyukai