Anda di halaman 1dari 2

Tauhid dan Simbol Kesatuan

Allah merupakan symbol ketuhanan yang dipakai orang-orang yang beriman. Sebuah simbol
agung yang dipakai dalam setiap gerak gerik dan tindak tanduk seorang hamba. Simbol Allah dapat
menjadi acuan real sebagai penanda bahwa Tuhan memiliki nama, yang dengannya manusia dapat
bersenyawa dalam alam spiritual. Allah bukanlah sekedar nama dalam ruang bahasa, namun ia juga
merupakan konsep utuh dalam al Qur’an yang menjelaskan sosok diri, sosok yang tiada bandingannya.
Seorang hamba tak akan mungkin mengenal Tuhannya tanpa sebuah nama, sebagaimana hakikat segala
sesuatu yang membutuhkan identitas dan pengenal. Tanpa nama kita tak dapat saling mengenal, tak dapat
berkomunikasi, lebih-lebih untuk saling mengakui. Begitulah Allah sebagai simbol dan sebuah nama.

Filosofi dari pada dibuatnya simbol Allah, dalam parade ini, adalah sebagai media untuk
menyegarkan kembali dalam alam pikir kita, tentang betapa pentingnya tauhid dalam kehidupan, sebab
keselamatan di akhirat sangat ditentukan oleh sejauhmana kepahaman dan praktik Tauhid oleh manusia.
Allah adalah Yang Awal, lalu Dia lah yang akhir tanpa harus berakhir. Segala sesuatu bermula dari dan
pasti kembali kepadaNya. Dia yang memulai dan Dia pula yang mengakhiri. Selaku hamba, melalui
simbol ini, kita harus terus mengingat bahwa kita tak pernah luput dari pengawasaanNya. Bahkan pada
tingkat di luar kesadaran kita Dia, Allah, pencipta alam semesta lebih dekat dari pada urat leher kita,
seperti tersurat dalam QS Qaff: 16, wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil warid (Dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya),

Allah adalah Tuhan. Dia sendirilah yang memperkenalkan namaNya kepada seluruh makhluk,
sebagaimana yang jelas tersurat dalam QS Thaha: 14, innani ana allah la ilahailla ana fa’budni wa
aqimissolata lizikri ( Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku). Tuhan merupakan wujud yang darinya
seluruh makhluk menghamba, Ia disebut selalu tanpa henti oleh mereka yang merasa dirinya sebutir debu
di padang pasir, setetes air di tengah hamparan laut. Karena sesungguhnya seluruh makhluk alam
semesta senantiasa bersujud padaNya.

Tuhan tak mungkin langsung memperkenalkan diri dan wujudNya, karena ketidaksiapan dan
ketidakmampuan manusia dalam melihatNya. Tauhid dan kenabian telah menjadi kesatuan yang tak
terpisahkan, itulah mengapa Allah kemudian memilih utusan untuk membawa risalah dan menyampaikan
perintahNya. Ia mengutus para Nabi dan Rasul, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW sebagai
penutup para Nabi. Terdapat 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui orang-orang yang beriman. Mereka
menjadi penyambung lidah Yang Maha Kuasa untuk menyampaikan risalah, mengabarkan kebenaran
yang datang dari pada Yang Maha Benar. Seluruh Nabi memiliki visi yang sama, yakni bagaimana
seluruh manusia taat kepada Allah Swt, mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut
disembah. Tujuan dari dibuatnya icon 25 Nabi, dalam parade ini, adalah bagaimana kemudian kita selaku
ummat dapat mewujudkan semangat kenabian dalam diri kita dan mengambil uswah para Nabi, bahwa
kebenaran dari Allah harus disampaikan dan keadilan dalam masyarakat harus ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai