Anda di halaman 1dari 4

INSTRUKSI KERJA

PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN ALAT SAND CONE DAN


KOREKSI KEPADATAN

1. ACUAN
a. Spesifikasi seksi 3.2.4 Jaminan Mutu (Timbunan)
b. Spesifikasi seksi 5.1.3 Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
c. SNI 03-1742-1989 = AASHTOT 99 (kepadatan standar)
d. SNf 03-1743-1989 = AASHTO T 180 (kepadatan modified)
e. SNI 03-2828-92 = AASHTO T 191 Penentuan kepadatan di tempat dengan
Sand Cone
f. AASHTO T 224 Koreksi untuk pa it ike I kasar pada uji pemadatan tanah

2. DEFINISI
a. Kepadatan
Adalah perbandingan antara berat material dengan volumenya termasuk
rongga; satuan kepadatan adalah t/m3 atau gram/cm3.
b. Derajat kepadatan
Adalah perbandingan antara nilai kepadatan suatu hasil pekerjaan dengan
kepadatan yang telah ditentukan sebelumnya di laboratorium; satuan derajat
kepadatan adalah %.

3. KETENTUAN UMUM
a. Timbunan
 Lapisan tanah di bawah elevasi tanah dasar lebih 30 cm, harus dipadatkan
sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan dengan
metode SNI 03-1742-89 (AASHTO T 99 = kepadatan standar), Uji
kepadatan kering yang diperoleh dari tanah yang mengandung lebih dari
10% material tertahan saringan %" harus dikoreksi terhadap adanya
material yang tertahan tersebut (3.2.4.2).
 Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang di bawah elevasi tanah
dasar harus dipadatkan sampai dengan 100% kepadatan kering yang
ditentukan dengan metode SNI 03-1742-89 (AASHTO T 99 = kepadatan
standar) (3.2.4.2).
 Timbunan tidak boleh dihampar dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau
kurang dari 10 cm (pasa!3.2.1.3).
 Pengujian kepadatan tidak boleh berselang lebih dari 200 m (3.2.4.2).
 Pengujian kepadatan dilakukan dengan metode SNI 03 2828-92 (metode
sand cone AASHTOT 191).
b. Lapis Pondasi Agregat
 Kepadatan lapisan harus mencapai 100% kepadatan kering maksimum
yang ditentukan di laboratorium dengan metode SNI 03-1743-89
(AASHTO T 180 = kepadatan modified).
 Tebal padat minimum narus 2 kali ukuran butir terbesar dan tebal padat
maksimum adalah 20 cm.
 Pengujian kepadatan tidak boleh berselang lebih dari 200 m dengan cara
random.
c. Uji Kepadatan dengan Alat Sand Cone (SNI 03-2828-92 = AASHTO T 191)
 Uji kepadatan dengan alat sand cone hanya beriaku untuk material
berukuran maksimum 50 mm (2").
 Pasir pengujian adalah pasir yang lolos saringan no 10 tertahan no. 200,
bersih, kering, dapat mengalir bebas, dan tidak menggumpal.
 Pada penentuan berat volume pasir dengan botol sand cone, aliran pasir
dari corong ke da I am botol harus dijaga agar corong paling sedikit berisi
pasir setengah penuh.
 Penentuan volume botol pasir (untuk penentuan berat volume pasir uji)
harus disertai koreksi suhu karena dilakukan dengan air.
 Penentuan berat pasir di dalam corong harus pada kondisi corong
diletakkan pada alas alat sand cone. (Hal ini disebabkan pada saat
pengukuran volume tubang. alat sand cone juga diletakkan pada alasnya).
 Pelaksanaan pengujian kepadatan harus segera dilakukan setelah
penentuan berat volume pasir uji, agar tidak terjadi perubahan
kelembaban (kadarair) pada pasir uji.
 Ukuran lubang galian dan berat benda uji kadar air harus memenuhi
aturan berikut:

Ukuran butir maksimum Volume Berat b uji


galian kadar air
minimum minimum (gr)
(It)
inci mm

#no4 4,75 0,7 100

V* 12,5 1,4 250

1 25,0 2,1 500

2 50,0 2,8 1000

 Perlu disediakan timbangan yang memenuhi AASHTO M 231 yaitu:


- Klas G20 (ketelitian 5 g atau 0,1%) untuk penimbangan kalibrasi dan
tanah dan lubang
- Klas G2 (ketelitian 0,2 g atau 0,1%) untuk penimbangan uji kadar air
d. Koreksi untuk butir Kasar dalam Pemadatan Tanah (AASHTO T 224)
 Koreksi dilakukan pada tiga kondisi:
1) Di laboratorium material yang diuji 100% lolos saringan No 4 (uji
kepadatan metode A dan B), tetapi material yang dipakai di lapangan
tidak 100% lolos saringan no 4. Dalam ha! ini harus dilakukan koreksi
terhadap kepadatan kering laboratorium dengan rumus:

Rumus 1 : D = (1,00-Pc)Df + 0,9PcDc


1000
D P
Rumus 2 : Pc 1000Pf f

Gm rD f

D = Nilai kepadatan kering ter-koreksi


Pc= persen material tertahan # no 4
Df = nilai kepadatan kering ma-terial lolos # no4
DC = 1000 x berat jents material tertahan no 4
PF = persen material lolos # no 4
Gm= kepadatan kering material tertahan # no4
r = factor koreksi terhadap nilai Pc

(Nilai PC adalah pecahan 0,....)


(Nilai PC dan Pf adalah pecahan 0,....)

Catatan:
1. Rumus 2 memberikan ketelitian lebih baik karena diberikan
koreksi terhadap besamya material tertahan # No 4
2. Kedua rumus koreksi tersebutdapatdiselesaikan dengan
nomogram 1.

2) Di laboratorium material yang diuji 100% lotos 3/4" (metode C dan D)


dengan persentase tetentu tertahan No 4 (termasuk penggantian
material), di lapangan material yang dipakai 100% lolos saringan ¾ ”
tetapi persentase tertahan no 4 berbeda.
Penentuan koreksi kepadatan kering menggunakan nomogram No 2.
3) Di laboratorium material yang diuji 100% lolos # ¾” (metode C dan
D), tetapi di lapangan material yang dipakai tidak 100% lolos ¾ ”.
Penentuan koreksi kepadatan kering menggunakan nomogram No 3.

 Metode koreksi beriaku untuk material yang sejenis. Bila jenis material
lapangan tidak sejenis dengan material yang diuji di laboratorium, maka
harus dilakukan pengujian kepadatan bam (dengan metode SNI 03-1742-
1989 = AASHTO T 99 (kepadatan standar) atau SNI 03-1743-1989
metode D = AASHTO T180 (kepadatan modified).

4. URUTAN KERJA DAN TANGGUNG JAWAB


PELAKU &
No PENANGGUNG KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
1. Quality 1. Mengevatuasi proses administrasi Daftar lokasi
Engineer apakah pekerjaan yang berkaitan pengujian
dengan pengujian kepadatan ini kepadatan
sesuai prosedur.
2. Bersama-sama kontraktor
meneniukan posisi pengambilan
contoh secara acak.
3. Memberi perintah teknisi
laboratorium untuk mela-kukan
pengawasan kegiatan pengujian
dimaksud.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk
kepada Lab technician tentang
metode uji dan hal-hal yang pertu
diawasi.
5. Secara periodik melihat langsung
proses pengawasan dan member!
saran bila diperlukan.
6. Mengevaluasi laporan teknisi
laboratorium dan memberi
petunjuk perbaikan bila
diperlukan, antara lain
menekankan pengawasan yang
lebih teliti terhadap hal-hal
tertentu.

1. Mengawasi cara kalibrasi botol Hasil


sand cone pengujian
2. Mengawasi cara pemeriksaan berat kepadatan
volume pasir uji lapangan
3. Mengawasi lokasi pengujian
kepadatan di lapangan:
- Cek daftar acak urutan
pengambilan contoh
- Cek penandaan lokasi
pengambilan contoh sesuai dgn
daftar acak
- Cek lokasi pengambilan contoh
sesuai yang su-dah drtandai
- Cek pemberian kode/tanda
benda uji
4. Mengawasi cara penggalian lubang
pengujian serta memeriksa
kesesuaian volume lubang dan
banyak-nya contoh benda uji
kadar air terhadap persyaratan
minimum, (sesuai tabef di atas).
5. Memeriksa material lapangan
apakah sejenis dengan material
yang diuji di laboratorium.
6. Mengawasi apakah uji berat
volume pasir uji masih berlaku.
7. Mengawasi pengujian kelolosan
terhadap # ¾ ” atau # no 4
material yang sedang diuji
kepadatan-nya.
8. Memeriksa perhitungan koreksi
nilai derajat kepa-datan (dengan
rumus atau nomogram).

5. PENGECUALIAN
Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.

6. LAMPIRAN
 Formulir Pengawasan Pengujian Kepadatan dengan cara Sand Cone.
 Formulir uji kepadatan dengan Sand Cone dan koreksi kepadatan kering
maksimum lab.

Anda mungkin juga menyukai