Anda di halaman 1dari 14

I.

Pendahuluan
Pada semester ini kami di pertemukan dengan 3 sks mata kuliah Manajemen
Keuangan Internasional, dimana mata kuliah ini adalah mata kuliah lanjutan dari Mata
Kuliah Manajamen Keuangan yang berjumlah 6 sks, pada kesempatakan kali ini kami
berada di kelas A dengan dosen pengampu ibu Katiya Nahda, karena hanya 3 sks di setiap
minggunya kami hanya memiliki satu pertemuan saja yaitu pada hari Jum’at pukul 07.00
di ruang 1/2B.
Pada minggu pertama kami melaksanakan kelas pada tanggal 1 Maret 2019, Kesan
pertama kami mengikuti kelas dan bertemu dengan ibu Katiya kami merasa senang dan
bersemangat untuk mengikuti kelas, karena melihat ibu Katiya yang begitu energik dan
semangat membangun suasana kelas dan menyampaikan mata kuliah dengan jelas. Selain
perkenalan di pertemuan pertama ini ibu Katiya menjelaskan bagaimana aturan yang ada
di dalam kelas dan juga menjelaskan tentang materi apa saja yang akan di bahas selama
satu semester ini.
Dengan di buatnya Resume ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari Ibu Katiya
dan juga untuk bahan belajar kami agar lebih mudah di pelajari dan di ingat, resume ini
sangat membantu kami karena di dalam resume ini berisi tentang semua hal yang telah
terjadi di dalam kelas, berupa pembahasan materi,pembahan kasus dll dan di buat secara
ringkas agar mudah di pahami. Semoga dengan di buatnya resume ini akan menghasilkan
nilai yang maksimal untuk kami.

II. Pembahasan
1. Pertemuan I
Pertemuan pertama kita diawali dengan perkenalan, baik dosen maupun
mahasiswa. Beberapa mahasiswa sudah megenal dosen kita, yakni Bu Katya karena
pernah bertemu di mata kuliah lain atau di semester pendek. Pertemuan pertama ini
membahas regulasi yang harus kita patuhi satu semester kedepan pada mata kuliah
manajemen keuangan internasional.
Regulasi kelas dibagikan melalui Google Classroom Manajemen Keuangan
Internasional Kelas A dengan file yang berjudul “Silabus MKI Genap 2018-2019”.
Lalu Bu Katya mulai menjelaskanya satu persatu. Setelah membahas deskripsi mata
kuliah, capaian pembelajaran, dan peta konsep, Bu katya menjelaskan Strategi
Pembelajaran. Mata kuliah ini menggunakan pendekatan active learning, maksudnya
adalah berpusat pada mahasiswa, yang mana mahasiswa harus aktif dalam
pembelajaran. Untuk mendukung efektifitas pembelajaran, mahasiswa diharapkan
mempersiapkan segala aktifitas dalam mata kuliah ini.
Pertama, adalah berpikir reflektif. Pada aktifitas ini kami diharapkan
mempersiapkan satu isu yang terkait dengan aspek ekonomi secara umum, boleh
domestik atau internasional, Syariah atau konvesional, semua di bebaskan asalkan
masih berhubungan dengan ekonomi. Kami nantinya harus menjelaskan isu tersebut
apa, bagaimana, dan didiskusikan kepada mahasiswa lain di dalam kelas. Kami diberi
durasi sekitar 5-10 menit dan tugas ini bersifat individual.
Kedua, kami diminta untuk mereview materi dengan manjawab pertanyaan
kritis. Sebelumnya, tugas ini diberikan, kami diminta untuk membuat kelompok yang
beranggotakan maksimal 3 orang, yang akhirnya terbentuknya kelompok ini, yakni :
Firman, Fida, dan Erina. Pertanyaan kritis ini diberikan oleh Bu Katya sehari
sebelum mata kuliah berlansgung, namun bu Katya sudah mengshare di pertemuan
ke-tiga.
Ketiga yakni resume/learning point seperti yang kami kerjakan saat ini. resume
ini dikerjakan secara berelompok dengan menyusun pertemuan dari awal hingga
UTS/UAS. Sehingga kami perlu mencatat tiap pertemuan dan menyusunya menjadi
satu pada resume ini.
Keempat adalah membuat pertanyaan kritis. Tugas ini juga dilakukan secara
berkelompok. Kami diminta membuat 2 (dua) saja pertanyaan kritis terkait dengan
kasus/artikel yang akan dipresentasikan oleh kelompok yang ditunjuk. Tugas ini
dikumpulkan pada awal sebelum kelompok yang ditunjuk mempresentasikan
hasilnya.
Kelima adalah kuis. Hal ini tidak dapat diprediksi oleh kami sebagai mahasiswa.
Sejuah ini belum ada kuis yang terlaksana. Kuis ini bersifat individual dan memang
hanya Bu Katya yang tahu kapan akan dilaksanakan.
Ketujuh adalah Mid-Term. Tugas ini hanya dilakukan sebagai pengganti UTS.
Namun tidak kami laksanakan di pertengahan semester ini, karena kami menjalani
UTS. Tugas ini nantinya akan di publikasikan dan bersifat kelompok.
Terakhir adalah tugas akhir. Bu Katya menjelaskan tugas akhir ini berupa
proposal bisnis yang dilaksanakan secara berkelompok.
Selanjutnya Bu Katya bertanya kepada kami mengenai apa yang kami ketahui
terkait manajemen keuangan internasional. Beberapa mahasiswa mencoba
menjawab bahwa manajemen keuangan internasional berhubungan dengan
perusahaan internasional. Pendapat tersebut tidak disalahkan, dan dilanjutkan
penjelasan dari Bu Katya. Manajemen keuangan yang pernah kami dapatkan
sebelumnya memang terdapat perbedaan dengan manajemen keuangan
internasional, yakni terkait dengan objek yang dibahas. Manajemen keuangan
(domestic) umumnya membahas hanya perusahaan di satu wilayah dan satu hukum
saja. Sedangkan manajemen keuangan internasional umumnya membahas
perusahaan multinasional (MNC) yang mana membahas multicurrency (mata uang
yang beragam) & multi jurisdication.
Persoalan yang dibahas dalam manajemen keuangan dan manajemen keuangan
internasional ada 3 : yakni (1) kebijakan deviden yang mana membahas tentang bagi
hasil saham, (2) kebijakan pendanaan, membahas semua yang berkaitan dengan
sumber modal baik secara internal (dari dalam perusahaan) bisa bersumber dari
saham maupun external (dari luar perusahaan) bisa bersumber dari obligasi, (3)
kebijakan investasi yakni kebijakan yang membahas terkait pengalokasian keuangan
perusahaan yang akan di alokasikan ke arah mana selama hal itu dapat meningkatkan
profit (laba) perusahaan, pengalokasian ini dapat ditempuh dengan ekspansi di
bidang human resource, buka cabang baru, dll.
Setelah sedikit pengenalan terkait manajemen internasional, selanjutnya Bu
Katya memilih ketua kelas untuk Manajemen Keuangan Internasional kelas A. ketika
bu Katya meminta siapa yang mau menjadi ketua kelas, tidak ada satupun mahasiswa
yang berani menawarkan dirinya, akhirya bu Katya memilih sendiri dan terpilihlah
Miqi –panggilan dari bu Katya– atau Miqdad. Seperti itulah pertemuan pertama kami
di kelas Manajemen Keuangan Internasional kelas A dengan bu Katya, akhirnya
kelaspun ditutup degan berdoa bersama.

2. Pertemuan II
Selanjutnya setelah minggu lalu membahas perbedaan MK dan MKI hari ini
kita akan melanjutkan pembahasan lebih luas bagaimana MKI yang pertama yaitu
Kenapa kita membutuhkan MKI? Yang pertama yaitu Adanya globalisasi dan
integrasi yang semakin tinggi, sehingga keputusan-keputusan keuangan bergantung
pada kondisi di negara tersebut,Maksudnya yaitu dolar menguat sehingga…… naik,
bukan hanya keuangan yang terintegrasi namun pasar keuangan juga ikut terintegrasi.
Lalu poin kedua yang di bahas yaitu mengenai Apa yang dimaksud dengan
proses globalisasi? Bu Katya menjelaskan bahwa Globalisasi yaitu menghilangkan
sekat-sekat antar negara yang mana memberikan efek yang semakin mudah & cepat.
Selanjutnya membahas tentang Perbedaan diferensiasi, yang pertama Tambahan
risiko (contohnya perbedaan mata uang yang akan berdampak pada profitabilitas)
ketika perushaan memutuskan mengimpor bahan-bahan untuk produksi dan ketika
dolar menguat, rupiah akan melemah. Hal ini berdampak pada kenaikan bahan baku
dan kenaikan biaya optimal, penjualan mungkin menurun karena harga barang yang
lebih tinggi, permintaan juga bisa menurun, dan menimbulkan risiko penurunan
profitabilitas. Kedua Tambahan keuntungan (opportunities) Ekspansi pasar :
membuka cabang yang banyak di berbagai negara di dunia. Contoh : KFC, McD,
Starbuck. Keuntungan ekspansi : 1) produk lebih dikenal, sehingga 2) profit semakin
besar. Setelah membahas diferensasi Bu katya melanjutkan dengan membahas
Mengapa perusahaan memutuskan ke berbagai negara? Yang di jelaskan pertama
yaitu Ekspansi pasar (market share), kedua Mengurangi biaya Contoh: Nike
membuka pabrik di Indonesia, supaya biaya gaji karyawan lebih murah, biaya
transportasi lebih murah. Melihat teknologi baru yang nantinya dapat di terapkan di
perusahaan tersebut dan Mengurangi risiko Contoh : Astra internasional punya
banyak anak perusahaan dibidang keuangan, perkebunan, otomotif, dll.
Pertimbangan diversifikasi (produk & pasar) Risiko keuangan : kenaikan biaya
modal, risiko nilai tukar, risiko bunga. Risiko non keuangan : risiko kebakaran, risiko
kebangkrutan. Ibu katya menjelaskan ada beberapa Alternative yang digunakan
MNC untuk masuk kepasar luar negri yaitu,Internasional trade : ekspor impor,
Licensing dalam bahasa sederhan yaitu kemitraan antara kedua belah pihak dimana
LICENSOR (pemberi lisensi) hanya memberikan hak penggunaan KEKAYAAN
INTELEKTUAL nya seperti BRAND (merek) atau RESEP PRODUKSI kepada
mitra LICENSEE (penerima lisensi)nya sedangkan Francashing kerjasama ini
FRANCHISOR (pemberi franchise) memberikan 2 (dua) hal kepada FRANCHISEE
(penerima franchise)nya, yaitu: hak penggunaan KEKAYAAN INTELEKTUAL (IP
-Intelectual Property) seperti BRAND (merek), dan BUSINESS FORMAT (cara2
berbisnis), Joint venture : sony & erecsion , Acquisition : sampoerna diakuisisi oleh
Philip Moris , Foreign subsidiaries : unilever menggunakan DFI (Direct Finance
Investment) yakni invest langsung kenegara asing dengan cara membangun anak
perusahaan. Lebih mudah untuk di pahami yaitu :
a) Akuisisi : A+B = A
b) Merger : A+B = AC
c) Konsolidasi : A+B = C
d) Joint venture : A+B = AC
e) Lisensi & frainchaise : pemilik hanya menjual brandnya (tidak ada kontrol).
Pemilik hanya menjual brandnya tetapi tidak ada kontrol, dan sumber pendanaan
dari pusat
Selanjutnya kita membahas tentang Manajemen struktur MNC yaitu
Desentralisasi yang artinya memberikan kewenanagan pada manajer dan Sentralisasi
yaitu diatur langsung oleh pusat. Modal valuasi MNC yaitu:
Nilai perusahaan:
1) Market value: harga perusahaan yang diukur berdasarkan berapa harga
salamnya, yakni dengan cara mengkalikan jumlah saham yang beredar
dengan harga saham yang berlaku
2) Intrisnik value: nilai sesungguhnya
Potensi laba yang mungkin di dapatkan oleh perusahaan dimasa yang akan
datang.
 Sosialis-kapitalis
Sosialis : semua asset dimiliki pemerintah, contoh : Cina
Kapitalis : semua asset dimiliki sepenuhnya oleh swasta
 Cadangan devisa : cadangan devisa dimiliki oleh tiap negara

Berpikir reflektif Ikhsan

Pada pertemuan kali ini, sudah di agendakan untuk berfikir efektif yaitu
kegiatan dimana salah satu mahasiswa yang ada di dalam kelas akan menjelaskan
informasi atau berita yang berkaitan dengan Manajaemen Keuangan, kali ini Ikhsan
yang mendapatkan kesempatan itu, disini Ikhsan menjelaskan berita tentang Sukuk ,
sukuk adalah obligasi berbasis Syariah, dimana kita ketahui bahwa mayoritas
masyarakat di Indonesia beragama Islam maka tidak heran jika hal ini sedang ramai
di bicarakan , salah satu tujuan sukuk yaitu pemanfaatan untuk pengembangan UKM.
Ikhsan juga menjelaskan perbedaan obligasi konvensional dengan Syariah perbedaan
nya yaitu kalua konvensional di terbitkan oleh Pemerintah sedangkan Syariah yang
menentukan Syariah/bukan adalah BPS (badan pengawas Syariah). Standarnya itu
sisi operasional produk yang dijual “halal”, pendanaan berapa % bunga, etika
perusahaan “islami”. Mengapa di lakukan sukuk? Karena jika suatu negara
mengalami deficit salah satu cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan cara
menerbitkan obligasi.kurang lebih seperti itu yang sudah di jelaskan oleh Ikhsan,
informasi ini sangat menarik bagi kami, karena sebelumnya kami tidak mengetahui
tentang Sukuk.

3. Pertemuan III
Seperti biasanya, kelas diawali dengan berpikir reflektif. Pada pertemuan ini,
tidak ada mahasiswa yang berani menawarkan diri atau menunjuk temanya sendiri,
seperti yang dialami Ikhsan (Ison) pada pertemuan minggu lalu. Setelah menunggu
beberapa menit, bu Katya memutuskan untuk menunjuk salah satu mahasiswa yakni
Badar.
Panik, satu kata yang bisa kami baca dari wajah Badar. Benar saja, pasalnya dia
belum menyiapkan apa yang akan kita dia berikan untuk sesi berpikir reflektif ini.
bu Katya dengan baik hati mempersilahkan Badar untuk mencari beberapa menit.
Akhirnya Badarpun menemukan isu dan mulai membaginya dengan kita.
Badar menjelaskan corporate governance. Hal yang dijelaskan yakni terkait
TARIF yani singkatan dari Transparancy, Accountability, Responbility,
Independency, dan Fairness) yang didapat dari Agency theory yang menjelaskan
antara principle dengan corporate.
Selanjutnya Bu katya mengambil alih kelas dan mulai membahas chapter
berikutnya yakni terkait aliran dana internasional. Bu Katya juga menjelaskan neraca
pembayaran. Neraca pembayaran merupakan ringkasan transaksi dengan bagaimana
pembayaran penduduk negara itu sendiri dengan luar negeri. Neraca pembayaran
merupakan terdiri dari aktiva (asset) dan pasiva (sumber dana). Ada dua jenis neraca,
yakni neraca berjalan (current account) dan balance of trade. Neraca berjalan atau
current account adalah neraca yang digunakan untuk melihat dari 1 januari sampai
hari yang ditentukan/diinginkan (belum tutup buku). sedangkan balance of trade
merupakan nilai annual dari 1 januari – 31 desember (sudah tutup buku) dengan
melihat selisih ekspor dengan impor untuk mengidentifikasi sehat atau tidaknya dana
suatu negara.
Negara dapat dikatan sehat atau tidak dilihat berdasarkan kondisi surplus atau
defisit. Negara tidak sehat ketika mengalami defisit yakni keadaan dimana nilai
impor lebih besar dibandingkan ekspor. Sebaliknya, negara sehat ketika mengalami
surplus yakni keadaan dimana nilai ekspor lebih besar daripada impor.
Kelas juga membahas tentang faktor income atau pemasukan suatu negara.
Terdapat dua income, yakni pendapatan dan dividen. Ketika banyak perusahaan
Indonesia, pemerintah, dan oran indoensia yang berinvestasi diluar negri, maka
bunga-bunga yang dihasilkan akan menjadi bunga pendapatan. Kelas juga
membahas mengenai transfer of payment. Terdapat tiga macam transfer of paymen,
yakni aids, gift, grants.
Terdapat beberapa jenis investment yang dilakukan oleh baik perusahaan,
maupun negara. Yang pertama, yakni foreign direct investment atau investasi asing
langsung, maksudnya adalah perusahaan yang masuk ke pasar luar negeri secara
langsung atau mendirikan subsidionary nya di luar negeri. Jika dikaitkan dengan
negara kita, maksudnya seberapa banyak perusahaan asing yang masuk ke pasar
Indonesia. Contohnya seperti unilever, nike, adidas, dan lain sebagainya.
Kedua yakni Investasi portofolio yang dimaksudkan adalah investasi surat
berharga. Seperti, jual beli saham, jual beli oligasi, jual beli sukuk, dan lain-lain.
Investasi modal lainya atau other capital investment berupa valas atau valuta asing.
Biasanya investasi valas dilakukan oleh suatu negara melalui bank sentralnya.
Investasi valas ini dilakukan sebagai jalan untuk menghindari atau peluang dari
fluktuatif nilai tukar mata uang asing itu sendiri. Ringkasan transaksi suatu negara
dengan negara lain, seberapa banyak kucuran dana yang mengalir ke negara lain/
seberapa banyak negara lain mengucurkan dananya ke negara lain.

4. Pertemuan IV

Setelah membahas tentang investasi, kelas membahas exchange rate


determination. Exchange rate atau nilai tukar adalah bagaimana nilai suatu mata uang
terhadap mata uang yang lain. Ada dua keadaan, yakni apresiasi dan depresiasi.
Apresiasi terjadi ketika nilai mata uang mengalami penguatan. Hal ini berarti adanya
peningkatan permintaan terhadap nilai mata uang. Yang kedua adalah depresiasi, hal
ini terjadi ketika nilai mata uang mengalami pelemahan, hal ini berarti penawaran
mata uang mengalami peningkatan. Cara menghitung penurunan/ peningkatan mata
uang yang akan menunjukkan apakah terjadi apresiasi atau depresiasi terhadap mata
uang tersebut, yakni:

𝑆−𝑆𝑡
Percent  in foreign value = 𝑆𝑡−1
Semakin besar perubahan mata uang, jadi volatiknya makin tinggi. Ketika mata
uang terapresiasi maka hasilnya akan menunjukkan angka positif, dan ketika mata
uang terdepresiasi maka hasilnya akan menunjukkan angka negatif.

Ada beberapa cara untuk menentukan nilai tukar suatu mata uang, salah satunya
yakni Cross exchange rate atau pertukaran kurs silang. Hal ini dilakukan ketika
negara yang akan kita masuki tidak memiliki kurs secara langsung. Contohnya ketika
suatu perusahaan Indoneia mendirikan subsidionary nya di Fipinia, maka pendapatan
yang di Filipina harus ditransfer dengan mata uang Indonesia. Namun, karena belum
ada pertukaran kurs langsung antara Filipina dan Indonesia maka nilai uang nya
ditukar ke dalam mata uang asing lain, dolar misalnya. Jadi, Peso (mata uang
Filipina) ditukar dengan nilai dolar menghasilkan nilai berapa, dan Rupiah (mata
uang Indonesia) ditukar dengan nilai dolar menghasilkan nilai berapa. Kemudian
nilai tersebut disilangkan satu dengan yang lain.

5. Petemuan V
Bu katya menunjukkan ke kelas terkait diagram exchange rate equilibrium. Hal
ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang.Permintaan utnuk mata
uang atau demand, berarti makin tinggi harga pertukaran mata uang yang asing
(foreign exchange) makin kecil permintaan mata uang asing (foreign exchange) di
pasar valuta asing. Hukum permintaan yakni kuantitas foreign exchange yang
diminta. Meningkat jika nilai tukar valas turun (domestic currency depresiasi. Turun
jika nilai tukar valas naik (domestic currency depresiasi).
Perubahan permintaan terhadap foreign exchange bisa meningkat dan menurun.
Permintaan meningkat jika Domestic GDP meningkat, harga domestic naik relative
terhadap harga luar negri, interest rate differential menurun, domestic currency
diharapkan melemah. Perubahan permintaan bisa menurun jika, domestic GDP
menurun, harga domestic menurun relative terhadap harga luar negri, domestic
currency diharapkan menguat, domestic currency diharapkan menguat.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan permintaan atas foreign exchange yakni
pembelian dengan cara impor, pendapatan dan transfer keluar negri, pembelian asset
luar negri (capital outflow).
Penawaran untuk mata uang (supply) mungkin tinggi harga foreign exchange,
makin besar pula kuantitas supply foreign exchange di pasar valuta. Hukum
penwaran foreign exchange yakni kuantiitas foreign exchange yang tersedia.
Penawaran mungkin meningkat jika nilai tukar valas meningkat (domestic currency
depresiasi) dan bisa menurun jika nilai tukar valas turun (domestic currency
apresiasi)
Perubahan penawaran terhadap foreign exchange market bisa meningkat jika
foreign GDP meningkat, harga domestic turun relative terhadap harga luar negri,
interest rate differential menurun, domestic currency diharapkan melemah. Transaksi
yang akan menigkat supply foreign exchange adalah:
1. Penjualan expor, jumlah supplu yang dihasilkan : nilai expor
2. Pendapatan & transfer lainya ke dalam negri
3. Penjualan domestic asset keluar negri (capital inflow)

6. Pertemuan VI
Level of trading adalah hal yang menunjukkan ekspor dan impor antar negara.
Investasi disebut juga sebagai aliran modal suatu negara karena ketika terjadi
peningkatan terhadap investasi ( investasi masuk) maka terjadi peningkatan
permintaan terhadap mata uang domestic. semakin banyak Import maka terjadi
penurunan permintaan mata uang local, begitu pula sebaliknya semakin banyak
investor asing yang investasi ke Indonesia maka permintaan terhadap rupiah
meningkat.
Selanjutnya kita akan membahas tentang apa saja Faktor-faktor yang
mempengaruhi level of trading ? yakni yang menentukan supply and demand for
currency.
Inflasi adalah kenaikan harga barang. Makin tinggi inflasi dalam negeri, nilai
tukar mata uang dalam negeri semakin melemah, permintaan terhadap mata uang
asing meningkat dan banyak investor asing yang menarik investasinya di dalam
negeri. Dampaknya yaitu impor naik, ekspor akan turun.
Contoh inflasi : semakin tinggi inflasi di Indonesia, permintaan terhadap dolar
meningkat karena banyak investor asing cabut dari Indonesia karena minat investasi
ke negara asal, mereka menarik investasi itu di dalam bentuk Dollar dan secara
otomatis rupiah dikonversikan besar-besaran ke dalam bentuk Dollar, ketika mereka
mengkonversikan rupiah ke dalam dollar, permintaan dollarnya makin tinggi, rupiah
menjadi melemah.
Jika inflasi tinggi maka harga domestik akan mahal ketika harga domestic
mahal orang-orang berasumsi bahwa harga inflasi di Amerika tetap, harga inflasi di
Indonesia naik sehinga harga barang di Indonesia lebih tinggi daripada di Amerika
dan orang-orang lebih memilih impor karena harganya lebih murah, ketika impor
kita butuh Dollar sehingga permintaan dollar menjadi naik & Rupiah melemah.
Interest rate (suku bunga) yaitu Semakin tinggi suku bunga, permintaan
terhadap rupiah meningkat sehingga nilai rupiah menguat, hal ini berdamampak
terhadap nilai tukar dan merujuk pada kenaikan harga dan kenaikan tersebut
berdampak pada kenaikan inflasi & nilai tukar.
Jadi penjabarannya adalah semakin tinggi suku bunga, permintaan rupiah
meningkat sehingga rupiah menguat, hal ini dikarenakan investor asing tertarik
dengan suku bunga yang tinggi karena lebih banyak mendapatkan keuntungan
sehingga banyak investor asing menginvestasikan dananya ke Indonesia.
Ketika rupiah menguat apakah ada dampaknya terhadap inflasi ? iya tentu
ada,karena ketika suku bunga tinggi, hal ini akan menjadi beban/modal bagi
perusahaan dan beban ini akan ditanggung oleh konsumen, hal ini mempengaruhi
pada kenaikan harga-harga dari kenaikan itulah yang memicu inflasi naik dan
berdampak pada nilai tukar.
Sehingga ketika membuat kebijakan jangan hanya melihat 1 faktor saja , tetapi
juga faktor-faktor yang lain yaitu:
1) Pendapatan perkapita (income level) meningkat,
Hal ini terjadi karena adanya permintaan dalam negeri. Meningkatnya daya beli
dalam negeri membuat produksi semakin tinggi. Sehingga produksi yang
menggunakan bahan baku impor akan menyebabkan permintaan mata uang
asing meningkat. Sehingga meningkatnya daya beli, berdampak pada kenaikan
jumlah permintaan barang impor. Daya beli meningkat mempengaruhi
permintaan meningkat, maka income level meningkat (berarti ekspor tinggi,
impor tinggi) karena konsumtif tinggi tercermin dari impor yang tinggi.

2) Kebijakan pemerintah (governance control)


 Kebijakan pemerintah yang berdampak terhadap nilai tukar yaitu
dollar,inflasi dan suku bunga yang mana dapat berdampak pada supply and
demand currency. Contohnya yaitu pajak.
 Terdapat dampak kebijakan pajak terhadap permintaan & penawaran asing
Contohnya : pajak dalam impor. Ketika pajak dalam impor dinaikkan, hal ini
berdampak terhadap mata uang asing. Maksudnya permintaan mata uang
asing menurun karena kita mengeluarkan uang semakin banyak artinya harga
barang impor menjadi mahal, ketika harga barang impor menjadi
mahal,orang-orang akan tertarik dengan barang domestic (menghindari
barang impor), sehingga mata uang dalam negeri menjadi menguat.
Pajak berhubungan dengan nilai mata uang. Semakin tinggi nilai pajak, maka
semakin tinggi nilai mata uang local / domestiknya.

3) Market expectation (ekspektasi pasar)


Dampak dari ekspektasi pasar terhadap nilai tukar yaitu harga saham, harga
mata uang, harga produk dan harga pasar ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Yang menentukan permintaan & penawaran di pasar modal adalah
aktivitas jual beli dari investor, semakin banyak investor yang membeli, maka
permintaan sahamnya semakin naik. Semakin banyak investor yang menjual
maka penawaran sahamnya semakin tinggi.
 Apa yang menentukan keputusan investor untuk membeli/menjual saham?
Pertama, kegiatan investasi dipengaruhi oleh keuntungan dimasa yang
akan datang, karena investasi long-term. Kegiatan investasi dipengaruhi
oleh kondisi yang akan datang, hal ini tentunya berbicara tentang
ekspektasi pasar.
Jika investor memiliki ekspektasi positif terhadap kenaikan harga saham
dalam negeri dimasa yang akan datang, maka mereka akan berinvestas di
negara kita. Namun sebaliknya, jika investor memiliki ekspektasi negative
maka mereka akan cenderung menjual sahamnya.
Kedua, jika investor memiliki ekspektasi yang positif terhadap pasar
Indonesia (pertumbuhan ekonomi menignkat, kondisi stabil, daya beli
masyarakat meningkat) sehingga makin tinggi minat investor untuk
berinvestasi di Indonesia , maka permintaan terhadap rupiah naik (rupiah
menguat)
Maka kesimpulannya kondisi pasar dimasa yang akan datang akan
menentukan seseorang tertarik atau tidak berinvestasi di negara negara
yang dituju.

7. Petemuan VII
Pertemuan ini adalah pertemuan terakhir pada pertemuan manajemen keuangan
internasional sebelum UTS. Kelas diawali dengan berpikir reflektif oleh Husein. Dia
membahas tenang halal tourism yang dia buat sendiri dan di presentasikan di Padang,
Sumtra Barat beberapa minggu yang lalu. Setelah berpikir reflektif, bu Katya
meneruskan pembahasan bab selanjutnya yakni terkait currecy derivatives. Currency
derivatives adalah kontrak yang diperjualbelikan di pasar dimana harga ditentukan
oleh underlyingnya dalam bentuk uang.
Kontrak derivatives merupakan penetapan nilai dari produk yang bukan
ditetapkan oleh produk itu saja tetapi juga produk lain (underlying asset). Produknya
yakni stock, bond, komoditas, currency & interest rate atau produk-produk lain yang
biasanya harganya relatif tidak stabil. Kontrak derivative ini terbagi menjadi 3, yaitu
Option Contract, Forward Contract, Future Contract. Cara menangani risiko bisa
dilakukan dengan melakukan kontrak hedging.
Hedging yakni proses pengalihan resiko dari pasar spot ke pasar future. Hedging
merupakan lindung nilai, yang dilindungi yakni perubahan nilai (harga) dengan cara
mengurangi harga saat ini dengan cara membeli kontrak derivates. Contohnya
perushaan dengan petani. Untuk menghindari risiko kenaikan harga yang tinggi
dimasa yang akan datang, perusahaan melakukan pembelian kontrak. Pihak yang
membeli kontrak disebut short position. Sebaliknya, orang yang menjual kontrak
disebut long position yang dalam hal ini adalah si Petani. Hal ini terjadi sebaliknya,
jika Petani ingin mengurangi risiko penurunan harga dimasa yang akan datang, maka
petani yang melakukan hedging. Hedging disebut dengan ZERO-SUM GAME, yang
artinya 1 pihak menang, 1 pihak kalah. Artinya, disini harus terjadi perbedaan
ekspetasi.
Perbedaan pasar dibagi menjadi 2, yakni spot market dan future market. Spot
market membahas mengenai harga dan transaksi. Sedangkan future market
membahas mengenai harga, maturity date atau penentuan rate di hari yang
diinginkan, dan amount yakni besarnya nilai yang harus dibayar dimasa yang akan
datang.
Kontrak derivative memiliki dua persamaan. Pertama yakni persamaan future
dan forward contract. Persamaanya, dalam perjanjian memuat berbagai informasi
terkait dengan harga kapan jatuh temponya (kapan, jumlah, rate). Sedangkan
perbedaan future dan forward contract. future contract lebih terstandarisasi (jumlah,
rate, maturity date ditentukan) dan forward contract lebih fleksibel dan dalam
melakukan transaksi wajib datang ke bank, lalu bank akan menghitung uang itu
sesuai dengan kurs yang sudah disepakati di awal. Harga lebih mahal daripada future
contract namun lebih murah daripada option contract.
Tujuan MNC melakukan kontrak derivateve yaitu untuk membeli kontrak
hedging guna mengunci rate untuk membeli mata uang asing atau menjual mata uang
asing. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi jumlah foreign currency yang
akan diterima dimasa yang akan datang. Kontrak derivative membuat keadaan
dimana expor dapat menambah inflow sedangkan impor dapat menambah outflow.
Kelas dilanjutkan dengan membahas chapter 6 yang berjudul government
influence on exchange rate atau pengaruh pemerintah terhadao perubahan nilai tukar.
Ada Fixed Exchange Rate dimana nilai tukar tetap , sangat ditentukan oleh
government intervention. Nilai tukar tetap, apapun yang terjadi nilai tukar harus
tetap, misalnya nilai tukar Dollar 12.000/$ hal ini akan selalu tetap karena kebijakan
pemerintah. Nilai tukar suatu negara dipengaruhi oleh permintaan & ppenawaran.
Nilai tukar sulit di kontrol oleh pemerintah, karena nilai tukar yang ada dipasar
berdasarkan permintaan & penawaran itu berubah-ubah.
Upaya yang dilakukan pemerintah agar nilai tukarnya tetap yaitu dengan
dilakukannya market intervention untuk mengetahui permintaan dan penawaran, lalu
mempengaruhi permintaan dan penawaran tersebut guna menjaga kestabilan nilai
tukar. Contoh: nilai tukar awal Rp 10.000, lalu melemah Rp 11.000.
Tugas bank indonesia yakni memanipulasi supply dan demand terhadap mata
uang asing (valas). Untuk menguatkan kembali mata uang domestik yakni
melakukan market intervention dengan meningkatkan supply rupiah yakni dengan
melakukan jual valas.
Market Intervention yang dilakukan oleh pemerintah , yang dalam hal ini
diwakili oleh bank sentral (BI) dan dengan hanya dua cara yaitu jual atau beli valuta
dengan tujuan untuk mempengaruhi supply dan demand terhadap nilai mata uang
domestik.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar kita butuh valas, valas tercermin dari devisa
yang dimiliki oleh negara. BI meningkatkan supply rupiah dengan cara menjual
valashal ini dilakukan karena BI mengkonvert valas ke dalam rupiah, ketika BI
mengkonvert ke dalam rupiah berarti permintaan terhadap rupiah meningkat (rupiah
menguat) dan penawaran terhadap dollar meningkat (permintaan dollar menurun).
Cadangan valas sangat berpengaruh terhadap kemakmuran suatu negara.

III. Kesimpulan

Rangkuman ini dibuat untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan Internasional


yang dikumpulkan pada saat UTS sesuai dengan regulasi yang telah dibuat dan disepakati
pada pertemuan pertama. Melalui rangkuman ini, kami mencoba mereview setiap
pertemuan yang ada, sehingga dapat me-recall pikiran dan pemahaman kita disetiap
pertemuan. Kami mengetahui perbedaan antara Manajemen Keuangan domestic dengan
Manajemen Keuangan Internasional, dalam hal ini adalah perusahaan multinasional,
currency yang digunakan, dan regulasi. Ketika manajemen keuangan domestik kami
mempelajari perusahaan yang bekerja dengan operasional local, tetapi manajemen
keuangan internasional lebih luas dengan membahas perusahaan multinasional. Mata
uang yang digunakan dalam Manajemen Keuangan Internasional juga beragam, tidak
hanya satu mata uang. Hal ini membuat kami mempelajari pengaruh-pengaruh terkait
perubahan nilai mata uang disuatu negara dan bagaimana perubahan tersebut seharusnya
disikapi. Terakhir yakni regulasi yang harus disesuaikan dengan berbagai negara tujuan
sesuai dengan subsidionary tersebut akan ditempatkan.

Anda mungkin juga menyukai