Anda di halaman 1dari 2

MAKROANGIOPATI DAN MIKROANGIOPATI

Komplikasi kronis diabetes melitus (DM) terutama disebabkan gangguan integritas pembuluh
darah dengan akibat penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi tersebut
kebanyakan berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik, terutama hiperglikemia.
Kerusakan vaskuler merupakan gejala yang khas sebagai akibat DM, dan dikenal dengan nama
angiopati diabetika. Makro- angiopati (kerusakan makrovaskuler) biasanya muncul sebagai
gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pembuluh darah perifer. Adapun mikro-
angiopati (kerusakan mikrovaskuler) memberikan manifestasi retinopati, nefropati dan neuropati.

Kondisi hiperglikemia (glukosa berlebih dalam darah/ ekstraseluler) mengakibatkan terjadinya


reaksi glikasi (reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan protein), secara berurutan seiring
lamanya hiperglikemia, reaksi ini akan membentuk basa schiff, produk amadori, dan AGEs
(Advanced Glycation End Products). AGEs merupakan protein yang sangat toksik. Pada jalur
reduktase aldosa, oleh enzim reduktase aldosa dengan coenzim NADPH, glukosa akan dirubah
menjadi sorbitol. Oleh sorbitol dehidrogenase dengan bantua adenine dinukleitida teroksidasi
(NAD+), sorbitol akan dioksidasi menjadi fruktosa. Sorbitl dan fruktosa keduanya tidak
terfosforilisasi, tetapi bersifat sangat hidrofilik, sehingga lamban penetrasinya melalui membrtan
lipid bilayer. Akibatnya terjadi akumulasi poliol intraselular dan sel akan engkak akibat
masuknya air ke dalam sel karena proses osmotic yang secara keseluruhan akan mengakibatkan
kerusakan sel. Komplikasi kronik dari diabetes millitus adalah kerusakan
makrovaskuler dan mikrovaskuler, dimana terdapat hubungan antara
abnormalitas lipopoprotein, glikasi protein, proses oksidasi dan disfungsi
protein. AGEs (Advanced glycation end products) adalah suatu reaksi
nonenzymatic antara reduksi gula dan beberapa prekursor seperti kolagen,
protein plasma, lipoprotein, membran sel, dan protein intraselular. Pada
seseorang diabetes kondisi hiperglikemia merupakan mediator terbentuknya
kolagen baru dan terjadi akumulasi dari produk glikasi, disamping
bertambahnya usia, kesemuanya merubah kulit, jaringan ikat dan sendi
termasuk penurunan elastisitas, jalur silang peningkatan kolagen dan
kehilangan enzim pencerna matrik intraseluler. Perubahan protein jaringan
sangat berarti bagi akumulasi AGEs dimana terjadi perubahan kolagen pada
kulit dan kartilago. Residu AGE pada kolagen kulit merupakan percerminan
dari beratnya kondisi hiperglikemia sebagai komplikasi jangka lama. Pada
kondisi hiperglikemia berkepanjangan juga ditemukan peningkatan produksi radikal bebas
oksigen (RBO) antara lain diakibatkan oleh adanya pelepasan elektron melalui proses auto-
oksidasi dan glikasi. Auto-oksidasi yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya kerusakan
membran sel sehingga terjadi kematian sel. Jaringan/sel yang sangat rentan terhadap RBO antara
lain eritrosit, limfosit, fibroblas, sel tumor, endotel, liposom, dan mitokondria.

Anda mungkin juga menyukai