Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Tumor Femur Jadi
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Tumor Femur Jadi
OLEH :
NITA PURNAMASARI
141100237
YOGYAKARTA
2017/2018
LEMBAR PENGESEHAN
MAHASISWA
( NITA PURNAMASARI)
A. PENGERTIAN
Karsinoma (keganasan) tulang adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat
ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-
sum tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor
tulang.
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-
selnya tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor
tulang dimana sel tumornya berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang,
sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak sebar tumor ganas organ non
tulang yang bermetastasis ke tulang.
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini,
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos
dapat meningkatkan kejadian tumor tulang.
•Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
•Keturunan
•Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat
pajanan radiasi ) (Smeltzer. 2001).
D. KLASIFIKASI
1. Primer
a. Tumor yang membentuk tulang (Osteogenik)
Jinak : - Osteoid Osteoma
Ganas: - Osteosarkoma
- Osteoblastoma
- Parosteal Osteosarkoma, Osteoma
b. Tumor yang membentuk tulang rawan (Kondrogenik)
Jinak : - Kondroblastoma
Ganas : - Kondrosarkoma
- Kondromiksoid Fibroma
- Enkondroma
- Osteokondroma
c. Tumor jaringan ikat (Fibrogenik)
Jinak : - Non Ossifying Fibroma
Ganas : - Fibrosarkoma
d. Tumor sumsum tulang (Myelogenik)
Ganas : - Multiple Myeloma
Sarkoma Ewing
Sarkoma Sel Retikulum
e. Tumor lain-lain
Jinak : - Giant cell tumor
Ganas : - Adamantinoma
- Kordoma
2. Sekunder/Metastatik
3. Neoplasma Simulating Lesions
- Simple bone cyst
- Fibrous dysplasia
- Eosinophilic granuloma
- Brown tumor/hyperparathyroidism
Klasifikasi menurut TNM.
• T. Tumor induk
• TX tumor tidak dapat dicapai
• T0 tidak ditemukan tumor primer
• T1 tumor terbatas dalam periost
• T2 tumor menembus periost
• T3 tumor masuk dalam organ atau struktur sekitar tulang
• N Kelenjar limf regional
• N0 tidak ditemukan tumor di kelenjar limf
• N1 tumor di kelenjar limf regional
• M. Metastasis jauh
• M1 tidak ditemukan metastasis jauh
• M2 ditemukan metastasis jauh
E. PATOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul
reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran
tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang
lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan
periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang
yang abortif.
Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang,
hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan
tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat
malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya
tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak
sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari
jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah
dikeluarkan dengan cara operasi.
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya
cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya,
sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh
yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian
alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat
pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut
menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan
kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Tjakra, Ahmad. 1991).
Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA, berdiferensiasi /
proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi DNA dari sel normal,
menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan pembelahan).
F. POHON MASALAH (PATHWAY)
G. JENIS-JENIS KANKER TULANG
a. Kondrosarkoma
Kondrosarkoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri dari kondrosit
anaplastik yang dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral.
Tumor ini paling sering menyerang laki-laki berusia diatas 35 tahun. Gejala
yang paling sering adalah massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Contoh
lesi perifer sering kali tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu untuk jangka
waktu yang lama dan hanya merupakan pembesaran yang dapat diraba dan
hampir tidak menimbulkan gangguan. tetapi mungkin akan disusul dengan
suatu pertumbuhan yang cepat dan agresif. Tempat-tempat yang paling
sering ditumbuhi tumor ini adalah : pelvis, femur, tulang iga, gelang bahu
dan tulang-tulang kraniofasial.
Pada radiogram kondroskoma akan tampak sebagai suatu daerah radiolusen
dengan bercak-bercak perkapuran yang tidak jelas. penatalaksanaan terbaik
yang dilakukan pada saat ini adalah dengan eksisi radikal, tetapi bisa
dilakukan juga dengan bedah beku, radioterapi, dan kemotrapi. untuk lesi-
lesi besar yang agresif dan kambuh berulang-ulang, penatalaksanaan yang
paling tepat mungkin adalah dengan melakukan amputasi.
b. Osteosarcoma
Osteosarcoma merupakan penyakit ganas sistemik yang terjadi pada sel
tulang, komponen hematopietik pada tulang, tulang rawan dan finrous atau
bahan sinovial.
Dalam klinis osteosarcoma dapat dibagi dalam; osteosarcoma primer dan
sekunder.
Osteosarcoma primer jarang djumpai kebanyakan metastase dari tempat atau
jaringan lainnya. Sedangkan osteosarcoma sekunder sering terjadi pada
pinggul, tulang belakang, tulang paha dan lainnya.
c. Sarkoma Ewing
Sarkoma Ewing paling sering terlihat pada anak-anak dalam usia belasan dan
tempat yang palings sering adalah korpus tulang-tulang panjang. Penampilan
kasar adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke reticulum sumsum
tulang dan
merusak korteks tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum terbentuk
lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang
sehingga membentuk gambaran seperti tulang bawang.
d. Multiple Myeloma
Tumor ini merupakan perpaduan antara salah satu tumor diatas, misalnya
jika seorang pasien kanker tulang didiagnosa mengidap kanker tulang jenis
osteosarcoma namun di sisi ain dia juga mengalami kondrosarcoma.
H. MANIFESTASI KLINIS
1. Rasa sakit (nyeri)
Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi
semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit).
2. Pembengkakan
Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas (Gale. 1999: 245).
3. Keterbatasan gerak
4. Fraktur patologik.
5. Menurunnya berat badan
6. Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa
serta distensi pembuluh darah maupun pelebaran vena.
7. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise (Smeltzer. 2001: 2347).
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan destruksi
tulang.
2. CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru.
3. Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi tindakan
insisi, eksisi, biopsi jarum, dan lesi-lesi yang dicurigai.
4. Skrening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
5. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan alkalin
fosfatase.
6. MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan
penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya.
7. Scintigrafi untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya “skip lesion”, ( Rasjad.
2003).
I. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara
maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan
meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan
kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin
(doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis
tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri
atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian
cairan normal intravena, diuretika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,
mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid. ( Gale. 1999: 245 ).
Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk menghancurkan atau mengangkat
jaringan maligna dengan menggunakan metode yang seefektif mungkin.
A. PENGKAJIAN
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Observasi adanya manifestasi tumor tulang:
· Nyeri lokal pada sisi yang sakit
· Nyeri mungkin hebat atau dangkal
· Sering hilang dengan posisi fleksi
· Seringkali menimbulkan perhatian bila anak pincang, membatasi
aktivitas fisik sendiri dan tidak mampu menahan objek berat .
3. Periksa area yang sakit untuk status fungsional, tanda-tanda inflamasi,
ukuran massa, keterlibatan nodus limfe regional, dan adanya bukti keterlibatan
sistemik.
4. Dapatkan riwayat kesehatan, terutama mengenal nyeri ( petunjuk untuk durasi
dan kecepatan pertumbuhan tumor ) .
5. Bantu dengan prosedur diagnostic dan tes misalnya : radiografi, tomografi,
pemindaian tulang radioisotop, atau biopsy tulang bedah, tomografi paru, tes
lain untuk diagnose banding, aspirasi sumsum tulang (sarcoma Ewing).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau inflamasi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan
kerusakan muskuloskeletal .
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik dan penanganan
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status
kesehatan
5. Resiko cedera berhubungan dengan tumor
6. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis dan kerusakan jaringan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Alimul H, A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Doenges E. Marilynn,dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika, Jakarta.
Ns. Mutawin Arif, S. Kep. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuluskeletal. Jakarta. EGC
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC
Price Silvia A,Wilson L. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta: EGC
smelzer, Suzanne, Brenda g. bare. 2002. Keperawatan medika-bedah vol.3. Jakarta:
penerbit buku kedokteran (EGC)