Wa0011 PDF
Wa0011 PDF
PENDAHULUAN
A. Judul Skripsi
Target Produksi
B. Latar Belakang
Dalam industri pertambangan sering dijumpai sifat batuan yang relatif keras,
sehingga tidak dapat digali secara langsung karena berpengaruh pada produktifitas
alat gali muat tersebut. Dengan berkembangnya teknologi, ditemukan solusi untuk
menggali batuan tersebut yaitu diberaikan dengan peledakan. Dimana proses ini
merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam pemberaian
batuan keras sehingga operasi penambangan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
peledakan itu sendiri, salah satunya adalah fragmentasi. Dimana ukuran fragmen
yang optimal dengan mengkaji geometri peledakan yang telah digunakan dan
fragmentasi yang dihasilkan agar tujuan dari adanya proses peledakan tersebut
untuk melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai fragmentasi dan
C. Rumusan Masalah
berikut:
2. Apakah hasil produksi peledakan sesuai dengan target produksi yang telah
direncanakan.
D. Batasan Masalah
perusahaan.
E. Tujuan Penelitian
direncanakan.
F. Manfaat Penelitian
oleh perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kegiatan Peledakan
Kegiatan peledakan yaitu suatu upaya pemberaian batuan dari batuan induk
adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan cepat apabila diberikan suatu
perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu dan bertekanan tinggi dalam waktu
yang digunakan dan tujuan digunakannya bahan peledak tersebut. Peledakan dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik itu positif maupun negatif, seperti
Contohnya besi, baja dan logam lainnya, serta bahan galian industri, seperti
bahan galian tersebut, apabila dianggap lebih ekonomis dan efisien dari pada
penambangan apabila :
2. Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan yang
(kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan).
4. Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak, overhang,
retakan – retakan).
5. Aman.
B. Pola Pemboran
Kegiatan pemboran lubang ledak merupakan suatu hal yang sangat penting
sistematis, sehingga membentuk suatu pola. Berdasarkan leak lubang bor maka pola
1. Pola pemboran sejajar (paralel pattern), terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Pola bujursangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi yang
sama
2. Pola pemboran selang seling (staggered pattern), adalah pola pemboran yang
kolomnya. Dalam pola ini distribusi energi peledakan antar lubang akan lebih
terdistribusi secara merata daripada pola bukan staggered. Pola zigzag terbagi
menjadi Pola zigzag bujur sangkar (B=S) dan Pola zigzag persegi panjang (S
≥ B).
3m 3m
3m 2,5 m
3m 3m
2,5 m
3m
Bidang bebas
Bidang bebas
c. Pola zigzag bujursangkar d. Pola zigzag persegipanjang
C. Pola Peledakan
bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang
bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan
berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.
Beberapa contoh pola peledakan berdasarkan sistem inisiasi dapat dilihat pada
gambar berikut :
Sumber : Suwandi, 2009; 12
Gambar 2.
Pola Peledakan Berdasarkan Sistem Inisiasi
berikut :
1. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk kotak
2. Echelon cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu
3. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
dari sejumlah lubang ledak. Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu
ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu tunda atau delay
time. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda (delay
1. Mengurangi getaran.
D. Hasil Peledakan
Energi bahan peledak ditimbulkan karena adanya reaksi eksotermis pada saat
terjadi reaksi kimia antara bahan-bahan penyusun bahan peledak menjadi gas-gas
dalam waktu yang sangat singkat melalui penyalaan oleh suatu inisiator (primer).
beberapa jenis energi yang terdistribusi menjadi dua bagian besar, yaitu energi
Terdapat dua jenis produk energi terpakai, yaitu energi kejut dan energi gas.
Ditinjau dari aspek pemanfaatannya, bahan peledak yang memiliki energi kejut
yang tinggi dapat diterapkan dalam proses peledakan bongkah batu (boulder)
dengan metode mud capping boulders yang disebut juga plaster shooting atau untuk
efektif akan terlihat pada peledakan dengan menggunakan metode external charge
atau muatan di luar lubang tembak. Sedangkan pada kolom lubang ledak dengan
bahan peledak didalamnya disumbat atau dikurung rapat oleh material penyumbat
(stemming), maka digunakan bahan peledak yang memiliki energi gas yang tinggi.
menghancurkan batuan, juga akan selalu menghasilkan energi yang tidak berkaitan
negatif terhadap lingkungan. Energi yang tidak berkaitan langsung dengan proses
ENERGI PELEDAKAN
(EXPLOSIVE ENERGY)
ENERGI KEJUT ENERGI GAS ENERGI PANAS ENERGI SINAR ENERGI SUARA ENERGI SEISMIK
(SHOCK ENERGY) (GAS ENERGY) (HEAT ENERGY) (LIGHT ENERGY) (SOUND ENERGY) (SEISMIC ENERGY)
S
B
CREST
KOLOM LUBANG
T
LEDAK ( L )
AS
G BEB )
A N CE
BID EE FA
(F R
H
PC
E
TO
G
NJAN
N TAI JE NCH)
LA E
J OR B
(FLO
J = subdrilling
1. Burden
Yaitu jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak dengan
bidang bebas yang terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan akan terjadi.
a. Burden terlalu kecil: bongkaran terlalu hancur dan tergeser dari dinding
B 3,15 x d e x 3 e
r .................................................... (1)
Dimana:
B = burden (ft),
2. Spacing (S)
Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar
b. Spacing terlalu kecil: tekanan sekitar stemming yang lebih besar dan
kemungkinannya adalah:
Tabel 1
Penentuan Spasi Geometri Peledakan Menurut C.J.Konya
H 2B
Serentak S S = 2B
3
Tunda H 7B S = 1,4 B
S
8
Sumber : Suwandi, 2009; 26
yang timbul dan mendapatkan stress balance, maka steamming sama dengan
burden.
a. Batuan massif, T = B
lantai jenjang. Sub drilling berfungsi supaya batuan dapat meledak secara “full
face” sebagaimana yang diharapkan. Lantai yang tidak rata disebabkan oleh
struktur dan jenis batuan dan arah lubang bor. Pada lubang bor yang miring,
yaitu (1) efek ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan
getaran tanah; dan (2) biaya pengeboran. Tinggi jenjang (H) dan burden (B)
sangat erat hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang
terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya seperti
terlihat pada Tabel 2.2. Sementara diameter lubang ledak ditentukan secara
jenjang (dalam feet) “Lima” kali diameter lubang ledaknya (dalam inci).
Tabel 2
Potensi yang terjadi akibat variasi stiffness ratio
ulang
ratio di atas 4
selanjutnya. Untuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder
dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali (excavator atau shovel) yang akan
a. Pengayakan (sieving)
d. Manual (Measurement)
Dengan :
A = Faktor batuan
Persamaan di atas untuk tipe bahan peledak TNT. Untuk itu Cunningham
Salah satu data masukan untuk model Kuznetsov adalah faktor batuan yang
ditentukan dari penjumlahan bobot lima parameter yang diberikan oleh Lily (dalam
Hustrulid, 1999), yaitu : Rock mass description (RMD), join plane spacing (JPS),
joint plane orientation (JPO), specific gravity influence (SGI), dan Moh’s hardness
Tabel 3
Pembobotan Masa Batuan Untuk Peledakan
Parameter Pembobotan
1. Rock Mass Description (RMD)
Powdery / Friable 10
Blocky 20
Totally massive 50
2. Joint Mass Description (JPS)
Close (Spasi < 0,1 m) 10
Intermediate (Spasi 0,1 - 1 m) 20
Wide (Spasi > 1 m) 50
3. Joint Plane Orientation (JPO)
Horizontal 10
Dip out of face 20
Strike normal to face 30
Dip into face 40
4. Spesific Gravity Influence (SGI)
SGI = 25 x SG - 50
5. Hardness (H) 1 - 10
Sumber : Hustrulid, 1999; 8
Tabel 4
Skala Moh’s
Kekerasan Nama Mineral Alat penguji
9 Corundum
10 Diamond (Intan)
campuran bahan-bahan kimia, sehingga disebut bahan peledak kimia. Defenisi dari
bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk
padat, cair, gas atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan
atau ledakan awal akan bereaksi dengan sangat cepat dan bersifat panas
bertekanan tinggi dan temperatur yang sangat panas. Peledakan akan memberikan
hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada kondisi eksternal
1) Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang bersifat panas pada permukaan objek
yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa gas-gas. Reaksi
Akibat dari tekanan ini, maka terjadi efek pengangkatan yang besarnya
3) Ledakan
Ledakan adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih
besar dan diiringi suara keras serta efek mekanis yang merusak. Dari defenisi
menimbulkan efek mekanis yang merusak disertai panas dan bunyi yang keras.
4) Detonasi
tinggi yang menghasilkan gas dan temperatur sangat besar serta membangun
gelombang tekan kejut (shock compression wave) dan proses ini berlangsung
bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir. Jenis bahan peledak secara garis besar
Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat
Kenampakan nyata inilah yang harus diamati dan diketahui tanda-tandanya oleh
seorang juru ledak untuk mengidentifikasi suatu bahan peledak yang rusak, rudak
tapi masih bisa dipakai, dan tidak rusak. Sifat fisik bahan peledak yang harus
a) Densitas
Densitas secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per
volume
b) Sensitivitas
suatu bahan peledak untuk terinisiasi (meledak) akibat adanya dorongan dari
luar dalam bentuk benturan (impact), gelombang kejut (shock wave), panas
Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan suatu bahan
suatu bahan peledak larut dalam air dalam waktu yang pendek berarti bahan
bila tidak larut dalam air disebut sangat baik (exellent). Contoh bahan peledak
yang mempunyai ketahan terhadap air yang buruk adalah ANFO (Ammonium
ketidak stabilan kimiawi antara lain panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan
Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume, yakni gas hasil peledakan
berlangsung. Gas hasil peledakan yang tergolong fume antara lain nitrogen
tambang terbuka atau quary, yang umumnya menerapkan peledakan jenjang atau
bench blasting, volume batuan yang akan diledakkan tergantung pada burden, spasi,
tinggi jenjang, dan jumlah lubang. (sumber : diktat kuliah teknik peledakan, UNP)
BxSxH
VL= ..................................................................................(8)
SF
BAB III
METODE PENELITIAN
perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada waktu
sekarang. Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap
persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, dan tahap penyusunan
laporan akhir.
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir. Sasaran utama
studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian. Studi literatur
a. Instansi terkait
b. Perpustakaan
2) Pengamatan Lapangan
4) Analisa data
untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan hal-hal yang
5) Kesimpulan
dibidangnya.
a) Alat
report)
c) Data Geoteknik
Densitas Batuan
Produksi/bulan
meliputi :
peledakan.
mulai
Rumusan Masalah
1. Rancangan geometri yang digunakan oleh perusahaan apakah
menghasilkan fragmentasi yang baik.
2. Apakah produksi peledakan telah sesuai dengan target yang
direncanakan.
Studi Literatur
Pengambilan Data
Data Sekunder
Data Primer
1. Gambaran umum
1. Data peralatan
daerah penelitian.
peledakan.
Kondisi
2. Data perencanaan
geologi.
peledakan.
Curah hujan
3. Data kuat tekan dan
2. Keadaan umum
densitas batuan.
perusahaan.
Selesai
Daftar Pustaka
Hustrulid, W, 1999, “Blasting Principles for Open Pit Mining Volume 1”, Colorado
School of Mines, Golden, Colorado, USA, Page 83 – 84
Konya, C. J. and E. J. Walter, 1990. Surface Blast Design. New Jersey: Prentice-
Hall, Inc, Page 127 – 136
Nurhakim, 2004, “Buku Panduan Kuliah Lapangan II Edisi ke – 2”, Program Studi
Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Suwandi, A, 2009, “Diktat Kursus Juru Ledak XIV pada Kegiatan Penambangan
Bahan Galian”, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung,
Halaman 6 - 26