Anda di halaman 1dari 5

DITEMUKAN RHODAMIN B PADA JAJANAN ARUM MANIS

NEGARA, BALIPOST.com – Balai Besar Pengawasan Obat dan Minuman (BBPOM)


Denpasar selama dua hari terakhir terjun ke Kabupaten Jembrana. Sejumlah lokasi menjadi
sasaran pengambilan sampel. Diantaranya di Pasar Ijogading, Kelurahan Gilimanuk dan
seputar Car Free Day (CFD). Hasilnya, dari puluhan sampel makanan dan bahan makanan yang
mencurigakan, didapati sejumlah makanan mengandung zat berbahaya berupa zat pewarna
(rhodamin B). Makanan yang mengandung zat pewarna itu diantaranya terasi yang didapati
salah satu pedagang kaki lima di Pasar Ijogading dan Arum Manis dalam kemasan gelas plastik.

Kepala BBPOM Denpasar, I Gusti Ayu Adi Aryapatni, ditemui di Gedung Kesenian
Bung Karno (GKBK) Jembrana, Minggu (15/7) mengungkapkan dari 15 sampel makanan yang
dicurigai petugas, dua diantaranya mengandung Rhodamin B atau zat pewarna. BBPOM
meminta kepada pedagang untuk tidak menjual makanan tersebut. Makanan harum manis yang
ditemukan mengandung zat pewarna itu dibandingkan dengan makanan sejenis yang sama,
harganya jauh lebih murah. Disamping itu kemasan gelas plastik juga tidak standar. Plastik
penutup yang digunakan diketahui menggunakan label bekas air mineral.

Selain di pasar Ijogading dan CFD GKBK, pengambilan sampel makanan juga dilakukan
di Gilimanuk. Kebetulan di wilayah perbatasan pulau Bali itu menjadi lintasan Obor Api Asean
Games yang juga menjadi perhatian BBPOM untuk menyukseskan even olahraga itu. di
Gilimanuk, dari enam sampel yang diuji lab, semua tidak memenuhi syarat. Selain itu, BBPOM
juga memberikan edukasi kepada para pedagang keamanan pangan serta sosialisasi cek KLIK.
“Yang terpenting selalu memastikan untuk mengecek KLIK. Kemasan, label, ijin edar dan
kadaluarsa. Menjadi konsumen cerdas,” tandasnya. selain memberikan edukasi, petugas juga
menempel stiker (stikerisasi) pedagang yang sudah di edukasi tersebut. Pemantauan terpadu
melibatkan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) dan Dinas Kesehatan
ini menurutnya rutin dilakukan untuk memberikan perlindungan bagi konsumen.

Selanjutnya BBPOM juga meminta kepada Dinas terkait di Kabupaten untuk


menindaklanjuti hasil temuan tersebut. Mencari sumber atau produsen pemasok makanan yang
mengandung zat berbahaya itu. BBPOM Denpasar juga meminta konsumen untuk teliti

1
mengecek ijin edar, karena belum tentu asli atau hanya tempelan. “Kalau ada makanan yang
memalsu ijin edar itu ya kita lanjutkan ke Kepolisian,” pungkas Aryapatni didampingi Kadis
Perindagkop Made Gede Budhiarta. (surya dharma/balipost)

Analisis Kasus
Dalam kasus diatas yang dilakukan oleh pelaku usaha di kabupaten jembrana didapati
sejumlah makanan mengandung zat berbahaya berupa zat pewarna (rhodamin B). Rhodamin B
merupakan bahan pewarna sintesis makanan yang dilarang penggunaannya di Indonesia,
utamanya sejak 1985 itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan. WHO (badan PBB yang
menangani masalah kesehatan) secara resmi juga telah mengumumkan bahwa zat tersebut
berbahaya karena kandungan logam berat dan sifat kimiawinya. Makanan yang mengandung
zat pewarna itu diantaranya terasi yang didapati salah satu pedagang kaki lima di Pasar
Ijogading dan Arum Manis dalam kemasan gelas plastik. Hal tersebut sangat merugikan
konsumen, karena efek atau dampak yang di timbulkan dari makanan tersebut sangat berbahaya
bagi tubuh manusia yang dapat menyebakan antara lain :
1. Iritasi saluran pernapasan

Akibat ini akan ditampak dengan hanya menghirup Rodhamine B. Dalam keadaan yang
demikian, menjauhlah dari lokasi kejadian dan gunakan masker berkatup atau mintalah napas
buatan. Iritasi pada pernafasan bisa menjadi berbahaya hingga menjadi infeksi paru-paru dan
penyebab batuk berdarah.

2. Bibir pecah, kering, terkelupas, gatal dan iritasi kulit

Gangguan-gangguan kulit ini tampak setelah kulit atau bibir mengalami kontak dengan
Rodhamin B. Jika terjadi iritasi kulit semacam ini, cucilah kulit dengan air dan sabun hingga
bersih selama kurang lebih 15 hingga 20 menit. Jangan lupa, tanggalkan juga pakaian yang
menempel dan terciprat Rodhamin B.

3. Iritasi mata

Rodhamine B yang sampai di mata dapat mengakibatkan iritasi mata, mata merah dan
timbulnya udem pada kelopak mata. Jika gejala ini terjadi, bilas mata dengan air atau larutan
garam fisiologis sambil mengedip-ngedipkan mata

2
4. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi ketika Rhodamin B tertelan melewati batas minimal
efek toksiknya, yakni 500 mg/kg BB. Berkumur bisa menjadi solusi awal atas gejala yang
biasanya dimulai dengan mual, sakit perut dan air seni yang berwarna merah muda atau merah.
Namun demikian ketika terjadi muntah, pastikan posisi kepala lebih rendah dari pinggul agar
material muntahan tidak masuk ke jalur pernapasan. Jika tidak sadarkan diri, baringkan dan
miringkan kepala korban ke satu sisi.

5. Komplikasi Akibat Rhodamin B

Umumnya, konsumsi terus-menerus terhadap makanan yang mengandung Rhodamin B


bersifat toksik akumulatif sehingga efek negatifnya tidak langsung terasa. Rhodamin B
sebenarnya memiliki toksisitas yang rendah akan tetapi jika dikonsumsi berulang-ulang dalam
waktu yang juga lama, efeknya tidak bisa diremehkan. Apalagi, efek konsumsi makanan yang
mengandung zat ini akan terasa beberapa tahun kemudian. Inilah yang menyebabkan akibat
yang parah dan seringkali komplikatif karena tidak segera mendapatkan penanganan yang
semestinya.

Dari kasus tersebut pelaku usaha telah melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam hal ini UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Berdasarkan kasus diatas pihak pelaku usaha telah melanggar :

1) Pasal 7 UUPK : Tentang kewajiban Pelaku Usaha


- butir a : beri’tikad baik dalam menjalankan usahanya
- butir d : menjamin mutu barang dan atau jasa yang di peroduksi atau di perdagangkaan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan atau jasa yang berlaku.

2) Pasal 8 UUPK : Perbuatan yang dilarang oleh pelaku usaha


- Ayat 1 Butir a : Pelaku usaha dan/atau jasa dilarang
memproduksi/memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau
tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan
perundangundangan.
- Ayat 1 Butir e : Pelaku usaha dan/atau jasa dilarang
memproduksi/memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan

3
mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan
tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa
tersebut.
- Ayat 4 : Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)
dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya
dari peredaran.

Penyelesaian dari kasus tersebut adalah pihak produsen yang memproduksi maupun
pelaku usaha yang menjual arum manis yang mengandung zat pewarna rhodamin B tersebut
wajib menarik barang tersebut dari pasaran dan/atau tidak menjualnya kembali sesuai dengan
Pasal 8 Ayat 4 UUPK. dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha haruslah beri’tikad baik
dengan tidak menggunakan bahan-bahan yang mengandung zat berbahaya dalam makanan
agar tidak membahayakan konsumen ..

Selain dari pelaku usaha dan/atau produsen, kasus ini pun harus mendapatkan perhatian
penting dalam hal pengawasan dan tanggungjawab dari pemerintah itu sendiri yang tercantum
dalam Pasal 29 dan 30 UUPK serta peran dari Badan Perlindungan Konsumen Nasional dalam
rangka pengembangan upaya perlindungan konsumen di Indonesia.

4
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.balipost.com/news/2018/07/15/50284/Ditemukan-Rhodamin-B-Pada-
Jajanan...html

Anda mungkin juga menyukai