Week 4/ Sesi 5
Bogor – Badan POM masih temukan adanya pelaku usaha yang memproduksi dan
mengedarkan tahu berformalin. Rabu (08/06/2022), petugas Badan POM melakukan operasi
penindakan terhadap sarana produksi pangan olahan yang memproduksi tahu mengandung
bahan kimia berbahaya Formalin di 2 (dua) Tempat Kejadian Perkara (TKP) di daerah Parung,
Kabupaten Bogor. Operasi ini dilakukan berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Jawa Barat
dan Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Barat.
Lokasi pertama bertempat di Jl. H. Mawi Waru Gang Serius RT. 003/RW 003,
Kelurahan Desa Waru, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Dari lokasi ini, petugas
mengamankan produk berupa tahu kecil 11.500 pieces, tahu besar 2.455 pieces, dan bubur
tahu 36 drum, serta menemukan barang bukti berupa Formalin seberat 60 Kg. Kapasitas
produksi per hari pabrik ini mencapai 2 ton dengan nilai omset sebesar Rp300 juta per bulan
atau Rp3,6 miliar per tahun.
Lokasi kedua bertempat di Kampung Waru Kaum RT. 008/RW. 002 Desa Waru Jaya,
Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Di lokasi kedua, petugas menemukan Formalin bentuk
cair yang diencerkan dalam jerigen 30 Kg dan Formalin bentuk serbuk seberat 8 Kg, serta
mengamankan produk berupa tahu kecil 4.000 pieces, tahu besar 700 pieces, dan bubur tahu
sebanyak 18 drum kecil (@100Liter) dan 5 drum besar (@200L), dan 1 tanki (@500L).
Kapasitas produksi per hari adalah 700 Kg kedelai, omset Rp120 juta per bulan atau Rp1,44
miliar per tahun. Tahu hasil produksi dari kedua sarana produksi tersebut diketahui banyak
didistribusikan ke pasar-pasar di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Bogor.
Dalam keterangannya kepada pers, Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito
menjelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan tersangka akan dipersangkakan terkait unsur
pasal memproduksi dan mengedarkan pangan yang mengandung bahan berbahaya,
sebagaimana diatur dalam Pasal 136 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
“Tersangka dapat dijatuhi sanksi pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp10 miliar”, papar Kepala Badan POM.
Kepala Badan POM kembali mengingatkan bahwa pelanggaran ini merupakan tindakan
yang sangat berisiko membahayakan kesehatan masyarakat. “Bahaya formalin mungkin tidak
dapat terlihat langsung mengganggu kesehatan karena tergantung dari jumlah dan waktu
paparan formalin yang masuk ke dalam tubuh. Namun dalam jangka panjang, formalin
Hal ini diwujudkan salah satunya dengan terus mengedukasi masyarakat melalui Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE), serta melakukan operasi penindakan terhadap penyalahgunaan
bahan berbahaya pada pangan, seperti penambahan formalin pada tahu.
“Kami juga kembali mengimbau kepada pelaku usaha agar mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku, menerapkan cara produksi yang baik, dan menggunakan
bahan yang aman. Tidak hanya mengejar keuntungan semata, namun juga memperhatikan
kesehatan masyarakat”, pungkas Kepala Badan POM.
Jawab:
Tanggungjawab ekonomi, hukum dan etika berkaitan dengan bagaimana suatu organisasi
atau bisnis membuat suatu keputusan dan kebijakan serta melakukan tindakan atau praktik
yang berhubungan dengan kelangsungan aktivitas organisasi tersebut dengan memenuhi
satu, dua atau ketiga aspek tanggungjawab tersebut.
Dalam menjalani bisnis yang berkelanjutan, Schwartz dan Carroll (2012) menjelaskan
bahwa bisnis, etika dan hukum memiliki peran yang bisa saling beririsan dalam tiga
lingkaran diagram venn sebagai berikut:
4. Tindakan, strategi, atau praktik terbaik apa yang mungkin digunakan manajemen untuk
meningkatkan iklim etika perusahaan?
5. Bagaimana cara meningkatkan budaya etis perusahaan?