0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
302 tayangan6 halaman
Dokumen ini membahas kasus pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan pakaian Uniqlo terhadap pekerjanya. Uniqlo melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak terhadap 2000 pekerja tanpa memberikan pesangon atau gaji. Hal ini merugikan pekerja dan melanggar prinsip bisnis yang seharusnya saling menguntungkan. Dokumen ini menganalisis pelanggaran etika bisnis oleh Uniqlo dan memberikan saran untuk me
Dokumen ini membahas kasus pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan pakaian Uniqlo terhadap pekerjanya. Uniqlo melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak terhadap 2000 pekerja tanpa memberikan pesangon atau gaji. Hal ini merugikan pekerja dan melanggar prinsip bisnis yang seharusnya saling menguntungkan. Dokumen ini menganalisis pelanggaran etika bisnis oleh Uniqlo dan memberikan saran untuk me
Dokumen ini membahas kasus pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan pakaian Uniqlo terhadap pekerjanya. Uniqlo melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak terhadap 2000 pekerja tanpa memberikan pesangon atau gaji. Hal ini merugikan pekerja dan melanggar prinsip bisnis yang seharusnya saling menguntungkan. Dokumen ini menganalisis pelanggaran etika bisnis oleh Uniqlo dan memberikan saran untuk me
DIMENSI EKONOMI Bisnis Yang Beretika Harus Dilihat Dari Tiga Sudut Pandang Yaitu Ekonomi, Hukum, Dan Moral
Dari sudut pandang ekonomi, bisnis yang baik
adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan tanpa merugikan orang lain. Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak melanggar aturan-aturan hukum Dari sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang sesuai dengan ukuran-ukuran moralitas. CONTOH KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS Uniqlo adalah perusahaan yang berasal dari Jepang yang bergerak pada bidang perencanaan produk, produksi, dan distribusi pakaian kasual. Uniqlo merupakan singkatan dari Unique Clothing yang di dirikan oleh seorang pengusaha yang bernama Tadashi Yanai pada 7 Februari 1949. Perusaahan ini sudah sangat lama menekuni di bidang pakaian yang sudah terbukti menghasilkan produk-produk yang berkualitas terbaik, selain itu perusahaan ini selalu menghadirkan inovasi-inovasi terbaru yang banyak disukai oleh para konsumennya. Karena hal itulah Uniqlo menjadi brand pakaian yang sangat besar di dunia. Namun, terdengar kasus yang sangat kurang mengenakan yang dilakukan oleh perusahaan fashion tersebut. Pelanggaran itu adalah pemutusan hubungan kerja secara sepihak tanpa adanya informasi yang di berikan oleh pihak perusahaan kepada para pekerjanya. Selain itu mereka juga tidak membayarkan gaji dan tidak memberikan pesangon kepada para pekerjanya yang telah di putus kontrak kerjanya. Pemutusan kontrak terjadi terhadap sekitar 2000 orang yang mayoritas adalah pekerja perempuan setelah penutupan pabrik Jaba Garmindo yang sangat mendadak pada tahun 2015. Jaba Garmanindo adalah pemasok utama pada Uniqlo. Dampak dari pemutusan kontrak secara sepihak tersebut juga di alami oleh pekerja yang berasal dari Indonesia yaitu Warni dan Yayat. Keduanya merupakan pekerja dari Jaba Garmindo yang tidak dibayarkan gajinya karena adanya pemutusan kontrak oleh Uniqlo. Para pekerja tersebut menuntut kepada Uniqlo agar memberikan kejelasan terhadap gaji yang tidak di bayarkan kepada para pekerjanya. Warni dan Yayat melakukan demo Bersama perkerja lainya yang juga terkena pemutusan kontrak tersebut di depan toko Uniqlo yang akan dibuka di Denmark. Rencananya pembukaan itu akan di hadiri oleh pendiri dari Uniqlo yaitu Tadashi Yanai dan mereka akan menuntut untuk di bayarkan gaji yang tidak diberikan oleh perusahaan tersebut. Namun pihak Uniqlo tetap masih menolak untuk membayarkannya. Analisis Pelanggaran Etika Bisnis Oleh UNIQLO Berdasarkan pada kasus tersebut, seharusnya PHK secara sepihak tidak dilakukan. Jikalaupun harus terjadi maka harus terdapat negosiasi kedua belah pihak (perusahaan dengan karyawan). Dan jika hasil perundingan, mengharuskan karyawan mengalami PHK maka perusahaan harus mampu memenuhi segala kewajiban seperti memberikan tunjangan PHK dan pesangon. Dalam hal ini perusahaan telah melakukan pelanggaran etika bisnis dilihat dari sudut pandang ekonomi, dimana perusahaan telah melakukan pemutusan kerja secara sepihak dan tidak memberikan gaji dan pesangon yang merupakan Hak pekerja. Perusahaan juga telah melanggar prinsip etika bisnis saling menguntungkan. Karena dalam hal ini pekerja sangat dirugikan. SARAN
Etika dalam dunia kerja harus diperhatikan oleh perusahaan
agar tidak melakukan pelanggaran terhadap pekerja. Dan perusahaan harus memperhatikan hak-hak pekerjanya, pemerintah juga harus ikut andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerja. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu membuat peraturan yang menjadi jaminan agar para pekerja merasa aman. Dan juga pemerintah melakukan tindakan- tindakan terhadap perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap pekerja dengan memberikan sanksi atau pun bahkan bisa mencabut izin perusahaan tersebut.