Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok ke-2

Week 4/ Sesi 5

Soal Kasus I:

8 Karakteristik Perilaku Konsumen dalam Belanja Online


Senin, 14 Juni 2021 - 09:58 WIB
Oleh: amandaaasyakhina-389

Sumber: https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1379702-8-karakteristik-perilaku-konsumen-
dalam-belanja-online?page=3&utm_medium=page-3

VIVA – Adanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2019 membuat banyak perubahan.
Perubahan yang terlihat jelas yaitu pada perilaku konsumen. Hal ini terjadi karena adanya
keterbatasan masyarakat dalam melakukan kegiatan. Pemerintah juga telah memberlakukan
social distancing, dimana masyarakat harus menjaga jarak dan tidak boleh berkerumun agar
tidak terjadi penyebaran virus yang lebih luas lagi. Adanya social distancing ini membuat
pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi dihentikan pengoperasiannya sementara waktu.
Covid-19 telah memaksa terjadinya perubahan perilaku konsumen. Adanya gaya hidup,
preferensi, dan prioritas, mau tidak mau konsumen harus membuat pola pengambilan
keputusan pembelian yang baru.
Konsumen harus mulai berpikir bagaimana caranya membeli kebutuhan rumah tangga
tanpa harus keluar rumah? Bagaimana caranya tetap menikmati akhir pekan dengan seru?

Marketing Management-R5
Untuk menjawab permasalahan tersebut, konsumen tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah
tangga dengan berbelanja online. Pandemi Covid-19 ini mengubah kebiasaan konsumen
menjadi serba online. Ada beberapa orang yang sudah terbiasa dengan berbelanja online
ada juga yang tidak. Sekarang masyarakat sudah mulai terbiasa dengan berbelanja online.
Ada beberapa karakteristik pembelanja online yang dibagi menjadi delapan segmen
pembelanja online berdasarkan sikap, pengalaman, dan perilaku.
Karakteristik yang pertama, Shopping Lovers. Dalam segmen ini adalah mereka yang
senang berbelanja online. Mereka mahir dalam mengoperasikan komputer dan internet
sehingga sering melakukan pembelian secara online dan mereka juga akan terus
melanjutkan kebiasaan berbelanja online. Selain itu, mereka juga senang menceritakan
pengalaman belanja online mereka kepada orang lain.
Yang ke dua, Adventurous Explorers. Dalam segmen ini adalah mereka yang
membutuhkan perhatian khusus dari vendor internet karena orang-orang dalam segmen ini
percaya bahwa belanja online itu menyenangkan. Bagi retailer, orang-orang dalam segmen
ini bisa menjadi pemimpin opini untuk semua hal secara online, mereka juga bisa menjadi
pembangun komunitas online, dan pendukung belanja online.
Ke tiga, Suspicious Learners. Dalam segmen ini adalah mereka yang kurang mahir dalam
mengoperasikan komputer dan internet sehingga mereka enggan untuk melakukan belanja
online. Tetapi orang-orang yang berada di segmen ini terbuka untuk mempelajari sesuatu
yang baru. Maka, mereka yang berada di segmen ini perlu bimbingan dalam
mengoperasikan komputer dan internet.
Keempat, Business Users. Pada segmen ini mereka orang-orang yang terbiasa dengan situs
belanja online dan internet karena mereka menggunakan internet untuk tujuan bisnis.
Mereka tidak menganggap belanja online adalah sesuatu yang baru.
Kelima, Fearful Browsers. Dalam segmen ini adalah orang-orang yang cakap dalam
mengoperasikan komputer dan internet. Mereka juga menghabiskan banyak waktu untuk
membuka situs belanja online. Orang-orang yang berada di segmen ini bisa menjadi
kelompok pembeli yang sangat signifikan apabila hal-hal yang membuat mereka takut
dapat tertangani.
Keenam, Shopping Avoiders. Orang-orang yang berada di segmen ini adalah mereka yang
memiliki cukup uang untuk melakukan belanja online, tetapi mereka tidak suka menunggu
barang itu dikirim terlebih dahulu, dan mereka lebih suka melihat barang secara langsung
sebelum membeli.
Ketujuh, Technology Muddlers. Orang yang berada di segmen ini adalah mereka yang
memiliki rintangan besar dalam menggunakan komputer dan internet, sehingga mereka
tidak terlalu suka menggunakan komputer dan internet. Kalaupun menggunakan, mereka
hanya menghabiskan waktu sedikit dalam menggunakan komputer dan internet karena
mereka tidak terlalu nyaman dengan hal itu.

Marketing Management-R5
Dan yang terakhir, Fun Seekers. Dalam segmen ini mereka yang memiliki harta yang
rendah dan pendidikan yang rendah. Mereka tahu apa itu internet, tetapi mereka takut untuk
melakukan pembelian secara online. Meskipun masalah keamanan dan privasi dapat
tertangani, daya beli dari segmen ini tetap rendah.
Pertanyaan:

Bobot nilai 40%. Berdasarkan soal kasus di atas, bagaimana perilaku konsumen dalam belanja
konsumen berdasarkan karakteristik yang memengaruhinya yaitu: karakteristik budaya (culture),
sosial (social), pribadi (personal), dan psikologis (psychological)? Berikan analisis Anda.

Jawaban:

Berikut adalah analisis mengenai perilaku konsumen dalam berbelanja online berdasarkan
karakteristik yang memengaruhinya:

Karakteristik Budaya (Culture) Karakteristik budaya berpengaruh pada kebiasaan dan nilai-
nilai yang dimiliki oleh konsumen dalam memilih dan membeli produk. Pandemi Covid-19 telah
mengubah kebiasaan konsumen dalam berbelanja, dari belanja offline menjadi belanja online. Ini
menunjukkan perubahan budaya dalam masyarakat dalam hal cara berbelanja. Masyarakat kini
lebih memilih belanja online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menghindari
kerumunan di pusat perbelanjaan.

Karakteristik Sosial (Social) Karakteristik sosial memengaruhi perilaku konsumen dalam


membeli produk yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial seperti kelompok sosial,
keluarga, dan teman sebaya. Dalam hal ini, konsumen yang termasuk dalam segmen
Adventurous Explorers dapat mempengaruhi kelompok sosialnya untuk belanja online dan
menjadi pendukung belanja online. Sebaliknya, konsumen dalam segmen Shopping Avoiders
cenderung membeli produk langsung di toko karena ingin melihat barang terlebih dahulu dan
memperoleh pengalaman belanja offline.

Marketing Management-R5
Karakteristik Pribadi (Personal) Karakteristik pribadi meliputi faktor seperti umur,
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan yang memengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
produk. Segmen Fearful Browsers cenderung menghabiskan banyak waktu untuk membuka situs
belanja online karena kurangnya kepercayaan dan keamanan dalam melakukan transaksi online.
Sementara itu, segmen Business Users sudah terbiasa dengan situs belanja online dan tidak
menganggap hal ini sebagai sesuatu yang baru.

Karakteristik Psikologis (Psychological) Karakteristik psikologis memengaruhi perilaku


konsumen dalam membeli produk yang dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti motivasi,
persepsi, dan sikap. Segmen Shopping Lovers senang berbelanja online dan mahir dalam
menggunakan komputer dan internet sehingga motivasi mereka dalam berbelanja online tinggi.
Sementara itu, segmen Suspicious Learners kurang mahir dalam menggunakan komputer dan
internet sehingga persepsi mereka terhadap belanja online kurang positif.

Kesimpulannya, pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen dalam membeli produk
dan mempengaruhi karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis dalam berbelanja online.
Konsumen kini lebih memilih belanja online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
menghindari kerumunan di pusat perbelanjaan. Pengusaha atau retailer perlu memperhatikan
karakteristik konsumen dalam berbelanja online untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan
meningkatkan penjualan produk.

Marketing Management-R5
Soal Kasus II:

Sumber: https://www.ruparupa.com/informastore/commercial.html

Pertanyaan:

Soal kasus II menujukkan website Informa yang merupakan salah satu pelaku usaha
business to business (B2). Asumsikan bahwa Anda bekerja di bagian procurement di suatu
perusahaan dan mendapat tugas untuk melengkapi perabotan (furniture) untuk ruangan
dalam kantor Anda. Lakukan analisis proses pembelian sebelum Anda membeli furniture
yang sesuai dengan kebutuhan kantor Anda berdasarkan langkah-langkah berikut ini:

(Masing-masing memiliki bobot nilai 7,5%)

1) Pengenalan masalah (problem recognition)

Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang perlu dipenuhi,
yaitu kebutuhan akan furniture untuk ruangan di kantor. Masalah ini kemungkinan
muncul dikarenakan beberapa ruangan di kantor saya belum terisi dengan furniture yang
sesuai atau karena furniture yang sudah ada saat ini sudah usang dan perlu diganti.

2) Deskripsi kebutuhan Umum (general need description)

Setelah mengenali masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan apa saja furniture
yang perlu dibeli. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini meliputi:

Marketing Management-R5
- Fungsi: Perlu diperhatikan apa saja fungsi dari ruangan tersebut sehingga dapat
ditentukan jenis furniture yang sesuai untuk mendukung aktivitas pada ruangan
tersebut.
- Jumlah orang yang akan menggunakan ruangan: Perlu diperhitungkan berapa
banyak orang yang akan menggunakan ruangan dan furniture dengan ukuran yang
yang sesuai.
- Anggaran yang tersedia: Perlu diketahui anggaran yang tersedia untuk pembelian
furniture agar dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan anggaran yang ada.

3) Spesifikasi produk (product specification)

Setelah menentukan kebutuhan umum, langkah selanjutnya adalah membuat


spesifikasi produk yang dibutuhkan. Spesifikasi produk meliputi karakteristik dan
fitur yang harus dimiliki oleh furniture yang dibeli, seperti:
- Jenis furniture yang dibutuhkan: misalnya meja, kursi, lemari, dan
sebagainya.
- Bahan pembuatan: perlu dipilih bahan yang tahan lama dan sesuai dengan
kebutuhan ruangan.
- Warna dan desain: perlu dipertimbangkan warna dan desain yang cocok dengan
tema dan suasana kantor.
- Kualitas dan ketahanan: perlu dipilih furniture yang memiliki kualitas dan
ketahanan yang baik agar tahan lama dan tidak mudah rusak.
Dengan melakukan analisis proses pembelian seperti di atas, kita dapat memilih
furniture yang sesuai dengan kebutuhan kantor, sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja di kantor.

Marketing Management-R5

Anda mungkin juga menyukai