A. Tujuan
Mahasiswa memahami cara menjadi panelis dan melakukan seleksi
panelis menggunakan uji segitiga
B. Tinjauan Pustaka
Uji triangle atau uji segitiga adalah suatu metode yang bertujuan
untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik atau organoleptik
antara dua contoh. Dimana terdapat tiga sampel pada uji triangle dan dua
dari tiga sampel tersebut sama. Panelis diminta untuk memilih satu
diantara tiga contoh yang berbeda dari dua yang lain. Dalam uji ini tidak
ada sampel baku atau sampel pembanding (Calder, 2011).
Uji segitiga (triangle) merupakan salah satu bentuk pengujian
pembedaan pada uji organoleptik, dimana dalam pengujian ini sejumlah
contoh disajikan hanya jika dalam pengujian duo trio menggunakan
pembanding sedangkan pada uji triangel tidak menggunakan pembanding. Uji
triangle digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel
(makanan) yang disajikan, baik dari warna, rasa, maupun bau. Dalam
pengujian triangle, panelis diminta untuk memilih salah satu sampel yang
berbeda dari tiga sampel yang disajikan, sehingga dapat diketahui
perbedaan sifat di antara ketiga sampel itu (Moller, 2010).
Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan dua macam sampel, tetapi ada yang
sifatnya lebih terarah yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan
antara dua sampel tersebut. Pengujian ini menggunakan tiga sample
berkode secara acak. Dua dari tiga sample tersebut sama dan sample yang
ketiga berbeda. Panelis diminta memilih satu diantara tiga sample yang
berbeda dari dua sample yang lain. Dalam uji ini tidak ada contah baku
atau pembanding (Zeny, 2006).
Uji pembeda pada prinsipnya adalah penginderaan dua rangsangan
sejenis. Panelis melakukan proses penginderaan melalui dua tahap, yaitu
mula-mula merespon sifat inderawi yang diujikan, kemudian
membandingkan kedua contoh untuk menyatakan sama atau beda. Untuk
uji pembeda, sebaiknya terlebih dahulu panelis dikenalkan dengan sifat
inderawi yang diujikan dari pasangan contoh yang disajikan. Hal ini
sangat penting untuk disadari oleh pengelola uji, karena apabila panelis
belum mengenal betul sifat inderawi yang diujikaan maka memungkinkan
diperoleh respon beda yang tidak sah. Data respon menjadi tidak bernilai
tanpa panelis sadar betul sifat inderawi apa yang dibedaka (Azhari, 2012).
Pembedaan dalam uji triangle tidak terarah, tidak perlu disertai
pernyataan sifat yang satu lebih dari yang lainnya, cukup menggunakan
pernyataan ada perbedaan atau tidak. Pengujian ini lebih banyak
digunakan karena lebih peka daripada uji berpasangan. Dalam pengujian
ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh
produk dengan kode berbeda dimana dua dari ketiga produk sama.
Panelis diminta memilih satu di antara tiga contoh mana
yang mempunyai. Keseragaman tiga contoh sangat pentingseperti
ukuran atau bentuk. Sifat contoh yang tidak sama dimiliki dari ketiga
contoh tersebut dibuat sama (Rune, 2013).
Indera pencicip berfungsi untuk menilai cicip (taste) dari suatu
makanan. Di permukaan rongga mulut terdapat lapisan yang selalu basah
yang terdapat sel-sel peka. Sel-sel peka ini mengumpul membentuk
susunan yang disebut puting pencicip. Masing-masing puting pencicip
biasanya hanya peka terhadap rasa tertentu, tetapi kadang-kadang juga
responsif terhadap beberapa rangsangan cicip. Puting pencicip manusia
hanya dapat membedakan empat cicip dasar yaitu manis, pahit, asam, dan
asin. Diluar keempat cicip dasar itu puting pencicip tidak terangsang atau
responsif. Tetapi beberapa peneliti menganggap rasa metalik dan rasa
gurih juga hasil penginderaan puting pencicip (Luh, 2011).
Latar Belakang Evaluasi sensorik atau organoleptik adalah ilmu
pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur,
penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Uji organoleptik yang
menggunakan panelis dianggap yang paling peka sehingga sering
digunakan untuk menilai mutu berbagai jenis makanan. Uji panel sangat
berperan penting dalam pendiskripsian dan pengembangan produk. Saat
ini tersedia berbagai metode analisa organoleptik. Pada prinsipnya terdapat
3 jenis uji organoleptik, yaitu uji pembeda, uji deskripsi,dan uji afektif.
Dalam laporan ini, yang akan dibahas adalah uji pembeda. Uji pembedaan
dimaksudkan untuk melihat secara statistik adanyaperbedaan contoh dan
sensitifity test, yang mengukur kemampuan panelis untuk mendeteksi suatu sifat
sensori. Uji pembedaan terdiri dari uji perbandingan pasangan, dimana
para panelis diminta untuk menyatakan apakah ada perbedaan antara dua
contoh yang disajikan. Uji duo-trio dimana ada tiga jenis contoh (dua
sama, satu berbeda) disajikan dan para panelis diminta untuk memilih
contoh yang sama dengan standar. Uji lainnya adalah uji segitiga, yang
sama dengan uji duo-trio, tetapi tidak ada standar yang telah ditentukan
dan panelis harus memilih satu produk yang berbeda (Theresia, 2010).
Seorang karyawan perusahaan makanan perlu dilatih untuk
melakukan uji organoleptik atau sensori untuk mengetahui standart mutu
suatu produk. Pengujian tersebut meliputi uji rasa, tekstur, warna. Standart
mutu kualitas produk harus dicatat agar mempermudah perusahaan
memastikan bahwa produknya bagus dan dapat dijual. Standart
pengukuran tersebut dapat diamati dari segi warna, rasa, tekstur hingga
bentuk kemasannya (Yuyun, 2011).
Karakteristik pengujian inderawi adalah penguji melakukan
pengindraan dengan perasaan, metode pengujian yang digunakan telah
pasti, pada umumnya penguji telah melalui seleksi dan latihan sebelum
ujian, subyektifitas penguji relatif kecil karan penguji bekerja seperti
sebuah alat penganalisa, pengujian dilakukan dalam bilik-bilik dan hasil
analisa akan dianalisa dengan metode statistik (Kartika, 1988).
C. Metodologi
1. Alat
a. Piring kecil
b. Gelas
c. Label
d. Borang
e. Nampan
2. Bahan
a. Roti tawar A
b. Roti tawar B
c. Air minum
3. Cara Kerja
a. Penyaji
Roti tawar
Pemanggilan panelis
panelis
Azhari, Jaya Pwemana. 2012. Fortofikasi Tepung Cangkang Udang. Vol.3 No. 4
UNPAD. Semarang.
Calder, Beth. 2011. Triagle Sensory Test With Oreo Cookies. the University of
Maine’s. USA.
Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Gadjah Mada
PRESS. Yogyakarta.
Luh, Putu Wrasiati. 2011. Kandungan Senyawa Bioaktif dan Karakteristik
Sensori Plumeria s). Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.
Moller, Thomas. 2010. A Fast Triangle-Triangle Intersection Test. Vol 2 No. 4.
Rune, Christensen. 2013. Statistical methodology for sensory discrimination
testsand itsimplementation in sensory. USA.
Theresia, Dwi Suryaningrum. 2010. Profil Sensori dan Nilai Gizi beberapa Jenis
Ikan Patin. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
Vol. 5 No. 2.
Yuyun, A. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Zeny Z. 2006. Asymptotic properties of the likelihood ratiotest statistics with the
possible triangle con-straint inSib-Pair analysisThe CanadianJournal of
StatisticsVol. 6 No. 7 La revue canadienne de statistique. USA.