OLEH:
DINATUL ADAWIYAH
NPM. 1814901110019
NPM : 1814201110019
MAHASISWA,
DINATUL ADAWIYAH
A. DEFINISI
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari
dalam rahim.
Menurut Amru Sofian (2012) Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding ute rus melalui dinding depan perut (Amin &
Hardhi, 2013).
B. TUJUAN
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat lamanya
perdarahan dan mencegah robekan serviks dan segmen bawah rahim.
D. PENATALAKSANAAN/JENIS-JENIS TINDAKAN
1) Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
a. Sectio caesarea transperitonealis:
1. SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri).
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
10 cm.
Kelebihan:
Mengeluarkan janin dengan cepat.
Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik.
Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal.
Kekurangan:
Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
reperitonealis yang baik.
Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri
spontan.
2) SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah
rahim).
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah
rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
Penjahitan luka lebih mudah.
Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.
umpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran
isi uterus ke rongga peritoneum.
Perdarahan tidak begitu banyak.
Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil.
Kekurangan:
Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan
banyak.
Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
3) SC ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan
demikian tidak membuka cavum abdominal.
2. Vagina (section caesarea vaginalis). Sayatan pada rahim, sectio caesarea
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Sayatan memanjang (longitudinal).
b. Sayatan melintang (transversal).
c. Sayatan huruf T (T insicion).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin atau hemotokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubhana dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuaan darah
4. Urinalisis/kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit
F. PATHWAY KEPERAWATAN (YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS TINDAKAN)
Penurunan medulla
Penurunan kerja pons Jaringan terputus Jaringan terbuka
oblongata
RESIKO
SYOK(HIPOVOLEMIK)
G. GAMBAR
2. Intra operasi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Risiko Tujuan Setelah 1. Kendalikan prosedur 1. Prosedur dikamar
infeksi dilakukan
masuk kamar operasi operasi adalah steril
berhubungan asuhan
dengan luka keperawatan 1 untuk pasien maupun 2. Mencegah infeksi
operasi x 2 jam,
petugas silang
(tindakan infeksi tidak
pembedahan/ terjadi, dengan 2. Batasi jumlah personil 3. Menjaga kestrerilan
SC) kriteria hasil :
di kamar operasi dalam tindakan dan
- tanda infeksi
luka operasi 3. Kendalikan sterilitas peralatan bedah
tidak ada
ruangan dan peralatan 4. Membunuh/mengurangi
(panas,
kemerahan, yang dipakai kuman penyakit
bengkak,
4. Terapkan prosedur sehingga tidak terjadi
adanya pus
dan bau), septik aseptik infeksi
- suhu tubuh 36
5. Lakukan penutupan 5. Menutup luka agar tetap
°C-37 °C
luka sesuai prosedur bersih
6. Kolaborasi pemberian 6. Membunuh kuman
antibiotik penyakit didalam tubuh.
2 Risiko Tujuan 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui
kekurangan Setelah dilakukan
gejala perdarahan yang perkembangan
volume cairan asuhan
/syok keperawatan 1 x 2 konsisten perdarahan pasien
hipovolemik jam,
b/d kekurangan 2. Cegah kehilangan 2. Resiko syok hipovolemik
perdarahan volume cairan/
darah (ex : melakukan tidak terjadi
syok
hipovolemik tidak penekanan pada
terjadi,
tempat terjadi
dengan
kriteria hasil: perdarahan)
tidak ada tanda
3. Berikan cairan IV 3. Memenuhi kebutuhan
- Tanda
dehidrasi,mem cairan pasien
bran mukosa
4. Catat Hb/Ht sebelum 4. Mengetahui perubahan
lembab
- tidak terjadi dan sesudah komponen darah
perdarahan
kehilangan darah
>750cc.
sesuai indikasi
5. Berikan tambahan
darah (ex : platelet, 5. Keseimbangan
plasma) yang sesuai kebutuhan darah
3. Post operasi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Nyeri Tujuan : nyeri 1. Observasi TTV tiap 1. mengetahui
berhubungan berkurang 4 jam keadaan umum
dengan agen dakam waktu 1 x 2. Ajarkan teknik pasien.
cidera fisik (luka 24 jam relaksasi pada 2. Dapat
operasi) Kriteria Hasil : pasien meregangkan otot
- Pasien 3. Berikan posisi dan menghambat
mengungkapkan senyaman mungkin impuls yang
bahwa nyerinya 4. Kolaborasi dengan meneruskan rasa
berkurang tim medis untuk nyeri.
- Pasien pemberian analgesik 3. Posisi yang
mampu nyaman dapat
beradaptasi membantu dalam
dengan nyeri menurunkan
ketegangan pada
daerah operasi.
4. mengurangi nyeri
dan mempercepat
proses
penyembuhan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2001. Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
(...............................................)