Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESARIA (SC)


DI OK SENTRAL/IBS RSUD ULIN BANJARMASIN

OLEH:

DINATUL ADAWIYAH
NPM. 1814901110019

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA MAHASISWA :DINATUL ADAWIYAH

NPM : 1814201110019

JUDUL LP : SECTIO CAESARIA (SC)

BANJARMASIN, 12 November 2018

MAHASISWA,

DINATUL ADAWIYAH

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

UNI AFRIYANTI, Ns., M.Kep KHAIRUL ISLAH, S.Kep., Ns


LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO CAESARIA

A. DEFINISI
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari
dalam rahim.

Menurut Amru Sofian (2012) Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding ute rus melalui dinding depan perut (Amin &
Hardhi, 2013).

B. TUJUAN
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat lamanya
perdarahan dan mencegah robekan serviks dan segmen bawah rahim.

C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


1) Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses
persalinan normal (Dystosia):
- Fetal distress.
- His lemah/melemah.
- Janin dalam posisi sungsang atau melintang.
- Bayi besar (BBL > 4,2 kg).
- Plasenta previa.
- Kalainan letak.
- Disproporsi Cevalo-Pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan
panggul).
- Rupture uteri mengancam.
- Hydrocephalus.
- Primi muda atau tua.
- Partus dengan komplikasi.
- Panggul sempit.
- Problema plasenta.
2) Kontraindikasi
- Janin mati
- Syok
- Anemia berat
- Kelainan kongenital berat
- Infeksi piogenik pada dinding abdomen
- Minimnya fasilitas operasi sectio caesarea.

D. PENATALAKSANAAN/JENIS-JENIS TINDAKAN
1) Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
a. Sectio caesarea transperitonealis:
1. SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri).
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
10 cm.
 Kelebihan:
 Mengeluarkan janin dengan cepat.
 Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik.
 Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal.
 Kekurangan:
 Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
reperitonealis yang baik.
 Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri
spontan.
2) SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah
rahim).
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah
rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
 Kelebihan:
 Penjahitan luka lebih mudah.
 Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik.
 umpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran
isi uterus ke rongga peritoneum.
 Perdarahan tidak begitu banyak.
 Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil.

 Kekurangan:
 Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat
menyebabkan uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan
banyak.
 Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
3) SC ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan
demikian tidak membuka cavum abdominal.
2. Vagina (section caesarea vaginalis). Sayatan pada rahim, sectio caesarea
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Sayatan memanjang (longitudinal).
b. Sayatan melintang (transversal).
c. Sayatan huruf T (T insicion).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin atau hemotokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubhana dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuaan darah
4. Urinalisis/kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit
F. PATHWAY KEPERAWATAN (YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS TINDAKAN)

Panggul sempit Sectio caesarea

Post anestesi Luka post operasi

Penurunan medulla
Penurunan kerja pons Jaringan terputus Jaringan terbuka
oblongata

Merangsang area Proteksi kurang


Penurunan lefleksi Penurunan kerja otot
batuk eliminasi sensorik
Invasi bakteri
Akumulasi sekret Penurunan peritaltik Gg. rasa nyaman
usus

NYERI RESIKO INFEKSI


BERSIHAN JALAN KONSTIPASI
NAFAS TIDAK
EFEKTIF
perdarahan

Kekurangan vol. cairan & elektrolit

RESIKO
SYOK(HIPOVOLEMIK)
G. GAMBAR

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL


1. Pre operasi
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (tindakan pembedahan / SC).
Intervensi :
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Interversi Rasional
1 Ansietas berhubungan Setelah Kaji tingkat 1. Untuk
dengan krisis situasional dilakukan kecemasan Ps. mengetahui
(tindakan pembedahan / tindakan (berat, sedang, tingkat
SC). keperawatan ringan) kecemasan
selama 1 x 10 dan tepat
menit cara
diharapkan memberikan
takut,cemas ps. asuhan
Berkurang atau keperawatan
hilang dengan 2. Kaji TTV 2. Untuk
KH : mengetahui
- Ps. Terlihat seberapa
rileks tingkat
- Ps. kecemasan
Mengungkapkan pasien.
cemas 3. Beri 3. membantu
berkurang/hilang dukungan mengurangi
- TTV dalam emosional kecemasan
batas normal
4. Ajarkan 4. Membantu
teknik mengurangi
relaksasi (tarik kecemasan
nafas dalam,
imajinasi dll)
5. Beri 5. Agar pasien
pengetahuan Mengetahui
tentang tentang
jalannya jalannya
operasi sectio operasi dan
kecemasan
pasien
berkurang

2. Intra operasi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Risiko Tujuan Setelah 1. Kendalikan prosedur 1. Prosedur dikamar
infeksi dilakukan
masuk kamar operasi operasi adalah steril
berhubungan asuhan
dengan luka keperawatan 1 untuk pasien maupun 2. Mencegah infeksi
operasi x 2 jam,
petugas silang
(tindakan infeksi tidak
pembedahan/ terjadi, dengan 2. Batasi jumlah personil 3. Menjaga kestrerilan
SC) kriteria hasil :
di kamar operasi dalam tindakan dan
- tanda infeksi
luka operasi 3. Kendalikan sterilitas peralatan bedah
tidak ada
ruangan dan peralatan 4. Membunuh/mengurangi
(panas,
kemerahan, yang dipakai kuman penyakit
bengkak,
4. Terapkan prosedur sehingga tidak terjadi
adanya pus
dan bau), septik aseptik infeksi
- suhu tubuh 36
5. Lakukan penutupan 5. Menutup luka agar tetap
°C-37 °C
luka sesuai prosedur bersih
6. Kolaborasi pemberian 6. Membunuh kuman
antibiotik penyakit didalam tubuh.
2 Risiko Tujuan 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui
kekurangan Setelah dilakukan
gejala perdarahan yang perkembangan
volume cairan asuhan
/syok keperawatan 1 x 2 konsisten perdarahan pasien
hipovolemik jam,
b/d kekurangan 2. Cegah kehilangan 2. Resiko syok hipovolemik
perdarahan volume cairan/
darah (ex : melakukan tidak terjadi
syok
hipovolemik tidak penekanan pada
terjadi,
tempat terjadi
dengan
kriteria hasil: perdarahan)
tidak ada tanda
3. Berikan cairan IV 3. Memenuhi kebutuhan
- Tanda
dehidrasi,mem cairan pasien
bran mukosa
4. Catat Hb/Ht sebelum 4. Mengetahui perubahan
lembab
- tidak terjadi dan sesudah komponen darah
perdarahan
kehilangan darah
>750cc.
sesuai indikasi
5. Berikan tambahan
darah (ex : platelet, 5. Keseimbangan
plasma) yang sesuai kebutuhan darah

3. Post operasi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Nyeri Tujuan : nyeri 1. Observasi TTV tiap 1. mengetahui
berhubungan berkurang 4 jam keadaan umum
dengan agen dakam waktu 1 x 2. Ajarkan teknik pasien.
cidera fisik (luka 24 jam relaksasi pada 2. Dapat
operasi) Kriteria Hasil : pasien meregangkan otot
- Pasien 3. Berikan posisi dan menghambat
mengungkapkan senyaman mungkin impuls yang
bahwa nyerinya 4. Kolaborasi dengan meneruskan rasa
berkurang tim medis untuk nyeri.
- Pasien pemberian analgesik 3. Posisi yang
mampu nyaman dapat
beradaptasi membantu dalam
dengan nyeri menurunkan
ketegangan pada
daerah operasi.
4. mengurangi nyeri
dan mempercepat
proses
penyembuhan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2001. Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC.

Doengoes, M. E,. 2000. Rencana askep pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetric. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

http://repository.ump.ac.id/1962/3/DAHLIA%20BAB%20II.pdf. Diakses pada minggu


11-11-2018 pukul : 19.20 WITA

Banjarmasin, November 2018


Preseptor klinik

(...............................................)

Anda mungkin juga menyukai