Anda di halaman 1dari 28

A.

ANGGOTA GERAK ATAS

Kerangka anggota gerak atas dikaitkan

dengan kerangka badan dengan

perantaraan gelang bahu yang terdiri dari

skapula dan klavikula. Tulang-tulang

yang membentuk kerangka lengan antara

lain : gelang bahu (skapula dan

klavikula), humerus, ulna dan radius,

karpalia, metakarpalia dan falangus

1) Gelang Bahu

Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.

Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian

belakangnya terbuka. Bagian ini di bentuk oleh dua buah tulang yaitu skapula dan

klavikula

Anggota gerak atas adalah tulang-tulang pada ekstermitas atas yang terdiri dari:

a. Tulang klavikula

b. Tulang scapula

c. Humerus ( Tulang lengan atas )

d. Ulna dan Radius ( Tulang hasta dan tulang pengumpil )

e. 8 Tulan karpal ( Tulang Pangkal Tangan )

f. 5 Tulang metakarpal ( Tulang tapak Tangan )

g. 14 Falang ( Ruas Jari tangn )


2) TULANG – TULANG PADA EKSTREMITAS ATAS

a. Klavikula

Atau tualng selangka adalah tulang melangkung yang membentuk bagian anterior

gelang bahu fungsi utama klafikula adalah memberi kaitan pada beberapa otot leher,

bahu dan lengan. Yang bekerja sebagai penopang lengan.

Klavikula, adalah tulang dari atas dada, antara tulang dada (sternum) dan tulang

belikat (tulang belikat). Mudah untuk merasa klavikula, karena tidak seperti tulang

lain yang dibungkus dengan otot, hanya kulit yang mencakup sebagian besar tulang.

Meskipun diklasifikasikan sebagai tulang panjang, klavikula tidak memiliki meduler

(sumsum tulang) rongga seperti tulang panjang lainnya. Ini terdiri dari spons

(cancellous) tulang dengan shell tulang kompak.

Ini adalah tulang dermal awalnya

berasal dari unsur-unsur yang melekat

pada tengkorak. Klavikula lebih tebal

dan lebih melengkung pada pekerja

manual, dan situs lampiran otot lebih

ditandai. Klavikula kanan biasanya

lebih kuat dan lebih pendek dari

klavikula kiri
3) Skapula

Atau tulang belikat Membentuk bagian belakang gelang bahu, dan Terletak

dibagian sebelah belakang toraks yang lebih dekat kepermukaan dari pada iga. Dan

bentuknya segi tiga pipih dan memperlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga

sisi.

Contoh tulang Skapula adalah sebagai berikut.

Dalam anatomi, skapula atau tulang belikat, adalah tulang yang menghubungkan
humerus (tulang lengan) dengan clavicula( tulang leher ).Di sebelah atasnya
mempunyai bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula
terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa infraskapula.
Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion
dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah
medial dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang
disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan tempat
kepala sendi yang di sebut kavum glenoid.

4) Humerus

Dalam anatomi manusia, tulang lengan atas (bahasa Inggris: humerus, bahasa

Latin: humerus, umerus, bahasa Yunani: ōmos, lengan atas) adalah tulang panjang

pada lengan (atau kaki depan pada hewan) yang terletak antara bahu dan siku. Pada

sistem rangka, terletak di antara tulang belikat dan radius-ulna (tulang pengumpil-

hasta).

Humerus atau tulang lengan atas adalah tulang terpanjang anggota atas dengan

memperlihatkan sebuah batang dan dua ujung. Humerus terdiri atas : Ujung atas

humerus, Batang humerus dan Ujung bawah humerus,

Humerus adalah tulang lengan atas tunggal yang panjang. Ujung atas terdiri dari

bola-bola yang pas dengan soket dari tulang belikat untuk membentuk sendi bahu.

Ujung bawah humerus membentuk bola kecil yang cocok dengan soket engsel sendi

radius dan ulna di siku.


Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat.

Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk

kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan

yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat

lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju

(kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga

mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani

(bagian belakang).

5) ULNA

Ulna adalah sebuah tulang pipih yang mempunyai Sebuah Batang dan dua ujung,

tulang itu lebih panjang dari pada tulang radius ciri umum yang tedapat atau yang

bisa kita lihat pada ulna yakni, memiliki ujung atas ulna, batang ulna dan ujung

bawah ulna lebih kecil dibandingkan ujung atas.


Perhatikan gambar berikut ini.

Ujung atasnya bersendi dengan tulang lengan atas (humerus) pada sendi siku, dan

dengan caput radii (kepala bonggol tulang pengumpil) pada persendian radioulnaris

superior (persendian tulang hasta dan pengumpil bagian atas). Pada bagian bawah

bersendi dengan tulang pengumpil pada persendian radioulnaris inferior. Badan

tulang hasta melebar pada bagian proksimal dan menyempit di bagian distal.

Pada proksimalnya, memiliki sebuah tonjolan (processus) yang disebut procesus

olecranii, sebuah struktur seperti kail pancing yang nantinya masuk ke dalam fossa

olecrani pada humerus. Tulang hasta dibentuk dari tiga pusat yaitu pada badan

tulang, bagian bawah (inferior), dan atas dari olecranon. Osifikasi (pembentukan

tulang) dimulai dari bagian tengah badan tulang pada janin berumur delapan

minggu. Pada saat mendekati kelahiran, mulai dibentuk tulang hasta yang sejati.

Pada anak-anak umur empat tahun, pertumbuhan tulang dimulai dari tengah kepala
tulang. Pada umur sepuluh tahun, terjadi pertumbuhan di olecranon. Pada umur

enam belas tahun, bagian superior tulang sudah benar-benar bersendi dengan

humerus, dan pada bagian bawah terjadi pada usia kira-kira dua puluh tahun

5. Tulang Radius

Tulang radius merupakan tulang pada posisi lengan bawah, yang merupakan tulang

pipa dengan sebuah batang dan dua ujung lebih pendek dari pada tulang ulna, ujung

atas radius kecil memperlihatkan kepala berbentuk kancing, dan batang radius lebih

sempit dan juga lebih bundar disebelah atas dari pada bawah. Sedangkan pada ujung

agak berbentuk segiempat.

Tulang radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada

posisi anatomis. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga

memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal,

terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain

tulang scaphoid dan tulang lunate.


6) Tulang pergelangan Tangan dan Tangan

Tualng tangan disusun dalam beberapa kelompok yakni : Karpal (Tulang pangkal

tangan), Metakarpal (rangka tapak Tangan), Falang ( Tualang jari)

a. Tulang Karpal adalah tulang yang terdiri atas delapan tulang tersusun dalam dua

baris, dan empat tulang dalam setiap baris, baris atas tersusun dari luar kedalam

adalah navikular, lunatum, trikuetrum, dan fisiformis, sedangkan baris bawah

adalah trepezum, trepezoid, kapitatum dan hamatum.


b. Tulang metakarpus terdapat lima tulang metakarpal setiap tulang memiliki

batang dan juga dua ujung, tulang yang bersendi dengan tulang kapal desebut

dengan nama ujung karpal dan sendi yang dibentuknya adalah sendi karpo-

metakarpal. Ujung batang bersendi dengan falang disebut dengan nama kepala.

metacarpus adalah bagian antara kerangka tangan yang terletak antara falang

(tulang jari) proksimal dan tulan karpal dan metacarpals dan falang adalah tulang

panjang. Masing-masing memiliki poros.


Selnjutnya falang juga merupakan tulang panjang memiliki batang dan dua

ujung dan terdapat empat belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari.

Falang (phalanges) adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan

jari tangan dan kaki. Ini adalah bagian penting dari tubuh kita yang membantu

kita dalam tugas sehari-hari. Tanpa jari-jari kaki kita, kita tidak akan mampu

menyeimbangkan badan dan berjalan dengan mudah.

Gambar tulang falang


B. EKSTERMITAS BAWAH

1. Tulang Femur
Adalah tulang yang paling panjang dan paling kuat diantara tulang tubuh yang lain.
Di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis, di bagian distal berartikulasi
dengan tibia melalui. Femur berfungsi sebagai alat gerak tubuh bagian bawah.

Gambar tulang femur

2. Tulang patella (lutut)


Adalah bagian yang menonjol dari depan lutut yang berfungsi untuk melindungi otot
dan sendi yang terdapat di lutut. Apabila ekstremitas bawah diluruskan, maka patella
bisa dirasakan dan digenggam dengan jari tangan
3. TIBIA (Tulang Kering)
Adalah kerangka utama pada tungkai bawah yang terletak medial dari fibula. Tibia
berfungsi sebagai alat gerak tubuh bagian bawah

4. FIBULA (Tulang Betis)


Adalah tulang tungkai bawah yang terletak lateral dari tibia. Di bagian proksimal
berartikulasi dengan tibia, di bagian distal berartikulasi dengan tarsal. Fibula
berfungsi sebagai alat gerak tubuh bagian bawah.
5. TARSAL (Tulang Pergelangan Kaki)
Adalah pangkal kaki yang terdiri dari tujuh tulang yang berartikulasi, diantaranya
talus, kalkaneus, navikulare, os kuboideum ,dan os kunaiformi (kunaiformi
medialis, kunaiformi intermedialis, dan kunaiformi lateral). Tarsal berfungsi
sebagai tulang penyangga untuk berdiri.

6. METATARSAL (Tulang Telapak Kaki)


Mempunyai lima buah tulang metatarsal I ,II ,III ,IV ,dan V .Bentuk kelima tulang
ini hampir sama yaitu bulat panjang. Di bagian proksimal berartikulasi dengan
tarsal, di bagian distal berartikulasi dengan falang. Metatarsal berfungsi sebagai
tulang penyangga saat berdiri

7. FALANG (Tulang Jari Kaki)


Terdapat dua tulang falang di ibu jari yaitu distal falang dan proksimal falang,
sedangkan tiga tulang falang di masing-masing jari lainnya yaitu distal falang,
middle falang, dan proksimal falang. Falang berfungsi untuk penyeimbang tubuh
saat berdiri.
C. Tulang Belakang

Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang, ligamen, otot, saraf dan
pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar tengkorak (basis cranii), leher, dada,
pinggang bawah hingga panggul dan tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang
tubuh bagian atas serta pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang
melewatinya.

Tulang belakang tersusun dari tulang-tulang


pendek berupa ruas-ruas tulang sejumlah lebih
dari 30 buah. Tulang-tulang tersebut berjajar dari
dasar tengkorak sampai ke tulang ekor dengan
lubang di tengah-tengah setiap ruas tulang
(canalis vertebralis), sehingga susunannya
menyerupai seperti terowongan panjang. Saraf
dan pembuluh darah tersebut berjalan melewati
canalis vertebralis dan terlindung oleh tulang
belakang dari segala ancaman yang dapat
merusaknya.

Antara setiap ruas tulang belakang terdapat sebuah jaringan lunak bernama diskus
intervertebra, yang berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorption) dan menjaga
fleksibilitas gerakan tulang belakang, yang cara kerjanya mirip dengan shock breaker
kendaraan kita.
Di setiap ruas tulang juga terdapat 2 buah lubang di tepi kanan dan kiri belakang tulang
bernama foramen intervertebra, yaitu sebuah lubang tempat berjalannya saraf dari
canalis vertebra menuju ke seluruh tubuh. Saraf-saraf tersebut keluar melalui lubang itu
dan mempersarafi seluruh tubuh baik dalam koordinasi gerakan maupun sensasi sesuai
daerah persarafannya.
Tulang belakang terdiri dari 4 segmen, yaitu

segmen servikal (terdiri dari 7 ruas tulang),

segmen torakal (terdiri dari 12 ruas tulang),

segmen lumbal (terdiri dari 5 ruas tulang) serta

segmen sakrococygeus (terdiri dari 9 ruas tulang).

Diskus intervertebral merupakan penghubung dua


korpus vertebrate yang terletak mulai dari ruas tulang
servikal ke-2 (C2) hingga ruas tulang sakrum pertama
(S1).

Di luar susunan tulang belakang, terdapat ligamen yang menjaga posisi tulang belakang
agar tetap kompak dan tempat melekatnya otot-otot punggung untuk pergerakan tubuh
kita. Ligamen dan otot tulang belakang berfungsi sebagai koordinator pergerakan tubuh.
Jenis-jenis ligament

1) Ligament Intersegmental (menghubungkan seluruh


panjang tulang belakang dari ujung ke ujung):
a) Ligament Longitudinalis Anterior
b) Ligament Longitudinalis Posterior
c) Ligament praspinosum

2) Ligament Intrasegmental (Menghubungkan satu


ruas tulang belakang ke ruas yang berdekatan)

a) Ligamentum Intertransversum
b) Ligamentum flavum
c) Ligamentum Interspinosum

3) Ligamentum-ligamentum yang memperkuat


hubungan di antara tulang occipitalis dengan vertebra CI dengan C2, dan ligamentum
sacroilliaca di antara tulang sacrum dengan tulang pinggul

Posisi tulang belakang yang normal akan terlihat lurus jika dilihat dari depan atau
belakang. Jika dilihat dari samping, segmen servikal akan sedikit melengkung ke depan
(lordosis) sehingga kepala cenderung berposisi agak menengadah. Segmen torakal akan
sedikit melengkung ke belakang (kyphosis) dan segmen lumbal akan melengkung
kembali ke depan (lordosis).
D. Bladder Training
1. Pengertian
Bladder Training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau kefungsi optimal neurogenic (potter
and perry 2005) . Bladder training adalah salah satu terapi efektif diantara terapi non
farmakologi
Menurut Suhariyanto (2008), terdapat tiga macam metode badder training yaitu
a. Kegel exercises ( latihan pengelangan atau penguatan otot-otot dasar panggul )
b. Delay urination ( menunda berkemih )
c. Schedulded bathroom trips ( jadwal berkemih )

Latihan kegel exercises merupakan aktifitas fisik yang tersususn dalam suatu program
yang dilakukan secara berulang-ulang guna meningkatkan kebugaran tubuh, latihan
kegel dapat meningkatkan mobilitas kandung kemih, dan bermanfaat dalam menurunkan
gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin. Latihan otot dasar panggul dapat
membantu membuat penutupan uretra dan secara reflex menghambat kontraksi kandunng
kemih ( Kone 1996 dalam Nursalam 2016)

Blader Training dapat dilakukan dengan latihan menahan kencing ( menunda untuk
berkemih ) pada pasien yang terpasang kateter, blader training dapat dilakukan dengan
mengklem aliran urin ke urin bag ( Hariyati, 2000)

Blader Training dilakukan sebelum katerisasi diberhentikan. Tindakan ini dapat


dilakukan dengan menjepit kateter urin dengan klem kemudian jepitnya dilepas setiap
beberapa jam sekali . kateter diklem selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan
menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor
berkontraksi , perlepasan klem memungkinkan kandung kemih mengosongkan isinya (
Smeltzer,2001)
2. Tujuan
Tujuan blader training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih (
Potter and Perry 2005) . Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang
normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi
berkemih dapat berkurang hanya 6-7 kali / hari atau 3-4 jam sekali .

Menurut karon (2005) menyatakan tujuan dilakukan bladder training yaitu


a. Membantu anak mendapatkan pola berkemih yang rutin ,
b. Mengembangkan tonus otot kandung kemih ,
c. Memperpanjang interval waktu berkemih ,
d. Meningkatkan kapasitas kandung kemih,
e. Melatih klien untuk BAK secara mandiri ,
f. Mempersiapkan perlepasan kteter sudah terpasang lama,
g. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada
karena pemasangan kateter ,
h. Klien dapat mengontrol berkemih dan BAB
i. Menghindari kelembapan dan iritasi pada kulit lansia

3. Indikasi dan kontraindikasi


a. Indikasi
1) Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama
2) Klien yang akan dilakukan perlepasan dower kateter
3) Klien yang mengalami inkontinensia urin
4) Klien post operasi
5) Klien yang mengalami masalah dalam hal berkemih
6) Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin

b. Kontraindikasi
Tidak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal Karena terdapat batu ginjal yang
diobsrvasi hanya kencingnya jadi tidak boleh diblader training
4. Pengkajian
a. Pola berkemih
Info ini memungkinkan perawat merencanakan sebuah program yang sering
memakan waktu 2 minggu atau lebih untuk dipelajari
b. Ada tidaknya ISK atau penyakit penyebab
Bila terdapat ISK atau penyakit yang lain maka harus diobati dalam waktu yang sama
Kebuuhan klien akan bladder training
c. Pastikan bahwa klien benar-benar membutuhkan blader training

5. Prosedur
a) Persiapan pasien
1) Sampaikan salam
2) Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
b. Persiapan alat
1) Jam
2) Klem
3) Air minum dalam tempatnya
4) Obat deuritik jika diperlukan
c. Pelaksanaan
1) Scheduled bathroom trips
a) Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3
jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam
hari.
b) Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal
untuk berkemih.
c) Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika
rangsangan berkemihnya tidak dapat di tahan.
d) Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang
telah ditentukan 2-3 jam sekali
e) 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah
klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
2) Kegel exercise
a) Minta kllien untuk mengembil posisi duduk atau berdiri
b) Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus
c) Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian kontraksikan
otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat
d) Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara keseluruhan
e) Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3 bulan
f) Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut di tekuk)
kepada klien
3) Delay urination
a) Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
b) Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih kemudian
memulainya kembali.
c) Praktikan setiap kali berkemih
d. Pasien dengan kateter
1) Masih dalam kateter
a) Prosedur 1 jam:
1) Cuci tangan.
2) Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam07.00 s.d. jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum,catheter di klem.
3) Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 08.00 s.d.
jam 20.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4) Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
5) Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai program
tersebut berjalan lancar dan berhasil.
b) Prosedur 2 jam:
1) Cuci tangan.
2) Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d. jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum, catheter di klem.
3) Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00 s.d jam
21.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4) Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidak diklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti padasiang hari.
5) Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampaiprogram tersebut
berjalan lancar dan berhasil.
c) Bebas kateter
Prosedur ini dilakukan setelah prosedur masih dengan kateter sudah
dilakukan
1) Cuci tangan.
2) Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d.
jam 19.00, lalu kandung kemih dikosongkan.
3) Kemudian catheter dilepas.
4) Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi
BAK, kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih dan
lakukan pengosongan kandung kemih setiap 2 jam dengan
menggunakan urinal.
5) Berikan minum terakhir jam 19.00, selanjutnya klien tidak
boleh diberi minum sampai jam 07.00 pagi untuk menghindari
klien dari basahnya urine pada malam hari.
6) Beritahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnya
dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila ada
rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan
menahannya
7) Buatlah sebuah jadwal bagi pasien untuk mencoba
mengosongkan kandung kemih dengan menggunakan urinal.
6. Evaluasi
a. Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali perhari atau 3-4 jam sekali
b. Bila tindakan dirasakan belum optimal atau terdapat gangguan :
1) Maka metode diatas dapat di tunjang dengan metode rangsangan dari
eksternal misalnya dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam
2) Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan
kandung kemih secara total, misalnya dengan membaca dan menarik napas
dalam.
3) Menghindari minuman yang mengandung kafein.
4) Minum obat diuretic yang telah diprogramkan atau cairan untuk
meningkatkan diuretic.
c. Sikap
1) Jaga privasi klien
2) Lakukan prosedur dengan teliti

7. Penatalaksanaan

a. Pengaturan diet dan menghidari makanan / minuman yang mempengaruhi


pola berkemih (seperti kafein, alkohol)
b. Program latihan berkemih yaitu latihan penguatan otot dasar panggul (pelvic
floor exercise) latihan fungsi kandung kemih (bladder training) dan program
kateterisasi intermitten.
c. Latihan otot dasar panggul menggunakan bio feed back
d. Latihan otot dasar panggul menggunakan vaginal weight cone therapy. Selain
behavioral therapies, dikenal pula intervensi lain, yaitu perawatan dan
pemanfaatan berbagai alat bantu terapi.
E. Pengertian Cedera Ligament

Isltilah awam cedera ligamen yang paling umum ialah terkilir, dan terjadi ketika jaringan
ikat ini diduga membentang melewati kapasitas normal. Hal ini sering bercampur dengan
regangan, yang ketika otot telah membentang terlalu jauh. Terkilir sering disebabkan oleh
gerakan tiba-tiba dan kekerasan atau dengan teknik peregangan yang tidak tepat. Ketika
ligamen rusak lebih parah, dapat robek atau pecah, mengalami cedera yang lebih serius.
Karena ligamen memainkan peran penting dalam menstabilkan sendi, sehingga sangat
rentan terhadap cedera jika penggunaannya berlebihan atau pegerakan yang tiba-tiba.
Banyak atlet profesional melukai lutut, siku, dan bahu terutama karena tindakan yang
diambil sambil berlari, melompat, melempar , dan lain sebagainya.

F. MACAM – MACAM CEDERA PADA LIGAMEN


1. Cedera ligamen di lutut
Cedera ligamen di lutut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti memutar lutut
dengan kaki yang ditahan, memperluas gerakan lutut terlalu jauh, melompat dan
mendarat lutut tertekuk, menghentikan secara tiba-tiba saat berjalan, mengangkat badan
dari satu kaki ke yang lain secara tiba-tiba, dll.

a. Jenis ligamen di lutut yang rawan cedera:

1. Ligamentum cruciatum anterior (ACL) adalah salah satu dari dua ligament utama di
lutut. Ligamen ini menghubungkan tulang paha ke tulang-tulang kering di lutut.
Cedera ACL adalah penyebab umum dari kecacatan di lutut.
2. Ligamentum cruciatum posterior (PCL) adalah ligamentum utama kedua pada lutut
yangmenghubungkan tulang paha ke tulang tulang kering di lutut.
3. Lateral ligamen kolateral (LCL) menghubungkan tulang paha ke fibula, tulang kecil
kaki bagian bawah pada sisi samping atau luar lutut.
4. Medial ligamen kolateral (MCL) juga menghubungkan tulang paha ke tulang pada
sisi medial atau lutut.
CEDERA LIGAMEN
b. Manifestasi klinis (gejala) yang muncul jika terjadi cedera ligamen lutut, meliputi:

1. Nyeri, sering mendadak dan berat


2. Bunyi krepitasi (krek)
3. Pembengkakan
4. Perasaan kelonggaran pada sendi
5. Ketidakmampuan untuk meletakkan berat badan pada titik tanpa rasa sakit.

Cedera Ligamen cruciatum – ACL dan PCL – tidak dapat diperbaiki. Terutama untuk
kasus yang benar-benar robek atau terentang melampaui batas mereka. Satu-satunya
pilihan adalah rekonstruksi.

2. Cedera pergelangan kaki (ankle)


Cedera pergelangan kaki (cedera ankle) terjadi ketika ligamen, yang mendukung tulang-
tulang pergelangan kaki teregang atau robek. Cedera pergelangan kaki (ankle)
merupakan jenis cedera yang paling sering terjadi pada atlet, non atlet, anak-anak dan
orang dewasa.
Penyebab cedera pergelangan kaki sangat beragam, misal dapat terjadi pada saat
berolahraga (basket, sepakbola, tenis, badminton, dll), kesalahan dalam mendarat saat
melompat, berlari di permukaan yang tidak rata atau pada saat naik turun anak tangga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi cedera pergelangan kaki, diantaranya:

a. Kelemahan otot, terutama otot-otot di sekitar sendi pergelangan kaki;


b. Lemah atau longgarnya ligamen-ligamen yang berada pada sendi pergelangan kaki
sering diakibatkan karena cedera pergelangan kaki berulang;
c. Fleksibilitas yang buruk;
d. Kurang melakukan pemanasan dan peregangan saat sebelum berolahraga;
e. Keseimbangan yang buruk.

Klasifikasi cedera pergelangan kaki, meliputi:

a. Derajat 1: Ligamen teregang/ stretch


b. Derajat 2: Ligamen robek sebagian
c. Derajat 3: Ligamen robek total

Mekanisme cedera pergelangan kaki dapat berupa:


a. Inversion (lateral) ankle sprain
Cedera ankle yang paling sering terjadi dan mengenai ligamen sebelah luar dari sendi
ankle (lig. talofibular).
b. Eversion (medial) ankle sprain
Cedera ankle yang jarang terjadi dan mengenai ligamen bagian dalam ankle
(lig.deltoid).
c. High ankle sprain
Cedera ankle yang mengenai ligamen yang menghubungkan antara tulang tibia dan
fibula. Biasanya terjadi dari sebuah gerakan memutar tiba-tiba, merubah arah gerakan
secara tiba-tiba dan biasanya akibat kontak langsung.
3. Cedera pergelangan tangan (wrist)
Cedera pergelangan tangan atau lebih dikenal dengan istilah wrist keseleo terjadi akibat
peregangan berlebihan pada ligamen yang terdapat di pergelangan tangan. Sehingga
ligamen dapat robek sebagian ataupun seluruhnya. Derajat cedera pada pergelangan
tangan dibagi menjadi tiga, diantaranya:

a. Derajat I: Ligamen meregang tanpa jelas robek


b. Derajat II: Ligamen robek sebagian
c. Derajat III: Cedera dengan ligamen robek total

Selain tiga cedera ligamen yang telah disebut diatas, ada begitu banyak cedera pada
ligamen yang terjadi. Prinsipnya, cedera pada ligamen dapat terjadi jika ligamen yang
membentang terlalu jauh dan terlalu sering, sendi akan menjadi lemah dan kurang
fleksibel, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Jaringan ikat juga
memiliki suplai darah yang relatif rendah, sehingga butuh waktu lebih lama untuk
menyembuhkan. Seseorang yang telah mengalami cedera ligamen harus berhati-hati
ketika terlibat dalam kegiatan yang dapat memberikan tekanan yang berlebihan pada
ligamen yang cedera, karena dapat menyebabkan kerusakan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai