Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2011
I. Pend
Pendah
ahul
ulua
uan
n
Untuk mereduksi dimensi konduktor sampai mendekati ukuran beberapa atom
saja memicu
memicu lahirnya
lahirnya teknologi
teknologi berbasis
berbasis skala nanometer.
nanometer. Komponen
Komponen elektronik
yang berukuran lebih kecil akan bekerja dengan arus dan tegangan yang lebih
kecil pula, sehingga akan lebih efisien dan hanya membutuhkan konsumsi daya
yang rendah. Saat ini, perkembangan
perkembangan industri
industri mikroelektro
mikroelektronika
nika telah berhasil
membua
membuatt isolas
isolasii sistem
sistem terkon
terkontro
troll yang
yang hanya
hanya terdir
terdirii dari
dari beberap
beberapaa partik
partikel.
el.
Dalam
Dalam hal ini pirant
pirantii elektr
elektroni
onik
k memasu
memasuki
ki alam mesosk
mesoskopi
opik
k yang
yang mengik
mengikuti
uti
hukum-hukum fisika kuantum. Pengurungan partikel dalam dua dimensi telah
dikenal sebagai sumur kuantum (quantum well) , pembatasan partikel sampai satu
dimensi disebut dawai kuantum (quantum wire) , dan pengungkungan elektron ke
segala arah dalam ruang sampai nol dimensi disebut titik kuantum (quantum dot).
hanya terdiri dari kurang lebih 1000 atom. Karena jumlahnya yang sudah bisa
terbilang (countable) maka Quantum Dot adalah material terkecil buatan manusia
yang setara dengan satu atom (artificial atom). Material yang digunakan untuk
membuat Quantum Dot adalah material semikonduktor, seperti GaN (Gallium
Nitride), CdSe (Cadmium Selenide), CdTe, GaAs (Gallium Arsenide) dan lain-
lainya. Cara pembuatannya Quantum Dot terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Self-ensemble Quantum Dot (Growth Quantum Dot) . Pembuatan self esemble
menggunakan proses kimia. Bahan dan peralatannya pun lebih mudah dan
murah. Jenis Quantum Dot yang bisa dibuat dengan proses ini antara lain
CdSe, CdTe, PbS, InP, dll. Ukuran Quantum Dot yang bisa diperoleh antara 2
hingga 5 nm (diameter).
pada kisaran 25 nm (kurang lebih). Karena ukuran Quantum Dot hanya 3 – 5 nm,
maka pergerakan electron akan terbatasi (terkukung).
Saat electron tereksitasi ke level yang lebih tinggi dan kemudian kembali ke
level bawah (ground state), maka akan ada radiasi yang pancarkannya. Energy
radiasi ini bergantung pada Energy Band Gap. Untuk bahan bulk material, energy
band gapnya sangat susah untuk diubah. Namun, energy band gap ini dapat
mudah diubah-ubah jika material dibuat menjadi nanomaterial, salah satunya
salah Quantum Dot. Ini artinya, dapat dengan mudah membuat material
memancarkan radiasi (cahaya) tertentu hanya dengan mengubah ukuran Quantum
Dot. Semakin kecil ukuran Quantum Dot, maka semakin besar energy band gap
dan semakin besar radiasinya.
Referensi
[1] T.H. Oosterkamp, T. Fujisawa, W.G. van der Wiel, K. Ishibashi, R.V.