Anda di halaman 1dari 4

1

QUANTUM DOT DAN APLIKASINYA

Asti Sawitri (208700573)

Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

2011

I. Pend
Pendah
ahul
ulua
uan
n
Untuk mereduksi dimensi konduktor sampai mendekati ukuran beberapa atom
saja memicu
memicu lahirnya
lahirnya teknologi
teknologi berbasis
berbasis skala nanometer.
nanometer. Komponen
Komponen elektronik 
yang berukuran lebih kecil akan bekerja dengan arus dan tegangan yang lebih
kecil pula, sehingga akan lebih efisien dan hanya membutuhkan konsumsi daya
yang rendah. Saat ini, perkembangan
perkembangan industri
industri mikroelektro
mikroelektronika
nika telah berhasil
membua
membuatt isolas
isolasii sistem
sistem terkon
terkontro
troll yang
yang hanya
hanya terdir
terdirii dari
dari beberap
beberapaa partik
partikel.
el.
Dalam
Dalam hal ini pirant
pirantii elektr
elektroni
onik
k memasu
memasuki
ki alam mesosk
mesoskopi
opik
k yang
yang mengik
mengikuti
uti
hukum-hukum fisika kuantum. Pengurungan partikel dalam dua dimensi telah
dikenal sebagai sumur kuantum (quantum well) , pembatasan partikel sampai satu
dimensi disebut dawai kuantum (quantum wire) , dan pengungkungan elektron ke
segala arah dalam ruang sampai nol dimensi disebut titik kuantum (quantum dot).

Gambar 1. Bulk, Quantum Well, Quantum Wire, Quantum Dot

II. Ukuran dan Level Energi Quantum Dot (Quantum Dot)


Quantum Dot adalah material semikonduktor berukuran nano meter (nm).
Biasanya ukuran Quantum Dot berkisar antara 3 hingga 25 nm. Bula ukurannya
dibandingkan dengan jarak antar atom dalam sebuah susunan Kristal adalah 1 – 2
Amstrong
Amstrong (atau 0,1 – 0,2 nm), menunjukan
menunjukan bahwa
bahwa sebuah quantum
quantum dot (QD)
2

hanya terdiri dari kurang lebih 1000 atom. Karena jumlahnya yang sudah bisa
terbilang (countable) maka Quantum Dot adalah material terkecil buatan manusia
yang setara dengan satu atom (artificial atom). Material yang digunakan untuk 
membuat Quantum Dot adalah material semikonduktor, seperti GaN (Gallium
 Nitride), CdSe (Cadmium Selenide), CdTe, GaAs (Gallium Arsenide) dan lain-
lainya. Cara pembuatannya Quantum Dot terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Self-ensemble Quantum Dot (Growth Quantum Dot) . Pembuatan self esemble

Quantum Dot biasanya dengan menggunakan peralatan penumbuhan secara


fisika, seperti Molecular Beam Epitaxy (MBE), MOCVD, LPE dll. Proses ini
membutuhkan peralatan yang rumit dan mahal. Material yang bisa
ditumbukan dengan metode ini antara lain: GaN, GaAs, AlN, InGaN, ZnO,
dll. Dengan proses ini diperoleh Quantum Dot dengan ukuran rata-rata 20
hingga 25 nm (diameter).
2. Colloidal Quantum Dot. Pembuatan Quantum Dot dengan proses ini

menggunakan proses kimia. Bahan dan peralatannya pun lebih mudah dan
murah. Jenis Quantum Dot yang bisa dibuat dengan proses ini antara lain
CdSe, CdTe, PbS, InP, dll. Ukuran Quantum Dot yang bisa diperoleh antara 2
hingga 5 nm (diameter).

Pada material semikondiktor berukuran besar (bulk semiconductor), level-


level energi yang bisa ditempati oleh electron banyak sekali, bahkan tak 
 berhingga, sehingga level energinya tak berhingga. Electron bisa berada dimana
saja sebatas dibawah level energi electron bebas. Pengaruh ukuran material
terhadap leve;-level energi yang dimilikinya sangatlah dominan. Semakin kecil
ukuran material, maka semakin terbatas pula level-level energy yang
dimungkinkan untuk electron berada.
Keistimewaan Quantum Dot adalah Quantum Dot dapat diibaratkan sebagai
 partikel dalam kotak (infinite square well). Hal lain yang membuat Quantum Dot
menjadi istimewa adalah ukuranya yang sangat kecil. Dalam fisika, dikenal Bohr 
radius. Bohr radius adalah radius dimana electron dapat bergerak secara bebas
 pada level energy tertentu. Untuk material semikonduktor, Bohr radius terletak 
3

 pada kisaran 25 nm (kurang lebih). Karena ukuran Quantum Dot hanya 3 – 5 nm,
maka pergerakan electron akan terbatasi (terkukung).
Saat electron tereksitasi ke level yang lebih tinggi dan kemudian kembali ke
level bawah (ground state), maka akan ada radiasi yang pancarkannya. Energy
radiasi ini bergantung pada Energy Band Gap. Untuk bahan bulk material, energy
  band gapnya sangat susah untuk diubah. Namun, energy band gap ini dapat
mudah diubah-ubah jika material dibuat menjadi nanomaterial, salah satunya
salah Quantum Dot. Ini artinya, dapat dengan mudah membuat material
memancarkan radiasi (cahaya) tertentu hanya dengan mengubah ukuran Quantum
Dot. Semakin kecil ukuran Quantum Dot, maka semakin besar energy band gap
dan semakin besar radiasinya.

III. Aplikasi Quantun Dot

Beberapa aplikasi Quantum dot dalam berbagai bidang telah dikembangkan,


diantaranya :
a. Dalam bidang industri elektronik sistem quantum dot  memungkinkan
efisiensi piranti elektronik, yaitu pengaturan jumlah elektron transport
dalam sistem transistor yang dapat diupayakan memberikan konsumsi
daya sekecil mungkin. Dalam hal ini quantum dot  dikatakan sebagai
 prototype dari  single elektron transistor  (SETs).Dalam bidang teknologi
informasi sistem quantum dot  merealisasikan gagasan quantum
computing, yaitu dengan konsep spin quantum bit (  spin qubit ) yang
menjadikan daya komputasi 2n, sehingga dengan algoritma kuantum
memungkinkan komputer berkecepatan tinggi. Prinsip koherensi dalam
quantum dot   berperan dalam koreksi kesalahan secara kuantum (quantum
error correction ) dengan keakuratan tinggi.
 b. Dalam bidang industri otomotif    perkembangan nanoteknologi sangat

  berperan dalam pembaharuan subsistem dan komponen-komponennya.


Sistem nanopartikel digunakan sebagai filter pada ban mobil, lapisan
antireflektif untuk display dan cermin, katalitis nanopartikel sebagai bahan
4

 bakar aditif, campuran karbon nanotube untuk keperluan ultra-lightweight


 pada mobil, dan lain-lain.
c. Dalam bidang lingkungan hidup nanoteknologi dapat berperan sebagai
  pembersih pada prosess dan hasil produksi, yaitu menurunkan volume
  polutan. Nanoteknologi juga berperan pada penanggulangan kerusakan
lingkungan dengan cara mereduksi beberapa gas polutan.
d. Dalam bidang medis sistem quantum dot  digunakan untuk riset dan

diagnostik medis, serta dapat mendeteksi sel tumor.

Referensi
[1] T.H. Oosterkamp, T. Fujisawa, W.G. van der Wiel, K. Ishibashi, R.V.

Hijman, S. Tarucha, L.P. Kouwenhoven. 1998. Microwave spectroscopy on


a quantum-dot molecule . Mesoscale and Nanoscale Physics.
[2] Aryadi, F., Mulyanti, B., Supu, A., Barmawi, M., Arifin, P., Budiman, M., dan

Sukirno. 2007.   Pengaruh Bentuk dan Fluktuasi Ukuran Dot terhadap

 Pelebaran Garis Spektral Inhomogen pada Quantum Dot Gallium Nitrida


(QD GaN).
[3] Isnaeni. 2009.   Apa Itu Quatum Dot?. http://blog.sivitas.lipi.go.id/ diakses

 pada 05/12/2011 21:30 WIB.


[4] Mishra, G. _______, Quantum Dots. http://wolfweb.unr.edu.pdf  diakses

 pada 05/12/2011 21:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai