Sebagaimana kita ketahui bahwa ada empat kewajiban yang mesti dilakukan oleh orang
yang masih hidup terhadap orang yang telah meninggal atau mayit. Keempat kewajiban itu
adalah sebagai berikut :
1) Memandikan Jenazah
2) Mengafani Jenazah
3) Menshalati Jenazah
4) Menguburkan Jenazah
1. Memandikan Jenazah
Para ulama menyebutkan ada dua cara yang bisa dilakukan dalam memandikan mayit,
yakni cara minimal dan cara sempurna. Pertama, yakni cara minimal memandikan jenazah yang
sudah memenuhi makna mandi dan cukup untuk memenuhi kewajiban terhadap jenazah.
Secara singkat Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al- Mahalli menuturkan dalam
kitabnya Syarah Minhajuth Thalibin Juz. 1, halaman 376 (Cetakan Indonesia: Al Harmain
Singapura-Jeddah, tanpa tahun), :
1
Kedua, yakni cara memandikan jenazah secara sempurna sesuai dengan sunnah. Syekh
Salim bin Sumair Al-Hadlrami dalam kitabnya Safinatun Naja, halaman 14 (Cetakan Semarang :
Sumber Keluarga, tanpa tahun) menuturkan cara kedua ini dengan menjelaskan:
Secara teknis Dr. Musthafa Al-Khin menjelaskan cara kedua ini sebagai berikut:
1) Mayit diletakkan di tempat yang sepi di atas tempat yang tinggi seperti papan kayu atau
lainnya dan ditutup auratnya dengan kain. Pada masa sekarang ini di Indonesia sudah ada alat
semacan keranda untuk memandikan jenazah yang terbuat dari bahan aluminium atau stenlis.
2) Orang yang memandikan memposisikan jenazah duduk sedikit miring ke belakang dengan
ditopang tangan kanannya, sementara tangan kirinya mengurut bagian perut jenazah dengan
penekanan agar apa yang ada di dalamnya keluar. Lalu yang memandikan membalut tangan
kirinya dengan kain atau sarung tangan dan membasuh lubang depan dan belakang si mayit.
Kemudian membersihkan mulut dan hidungnya lalu mewudlukannya sebagaimana wudlunya
orang hidup.
3) Membasuh kepala dan muka si mayit dengan menggunakan sabun atau lainnya dan menyisir
rambutnya bila memiliki rambut. Bila ada rambut yang tercabut maka dikembalikan lagi ke
asalnya untuk ikut dikuburkan.
4) Membasuh seluruh sisi kanan tubuh dari yang dekat dengan wajah, kemudian berpindah
membasuh sisi kiri badan juga dari yang dekat dengan wajah. Kemudian membasuh bagian
sisi kanan dari yang dekat dengan tengkuk, lalu berpindah membasuh bagian sisi kiri juga dari
yang dekat dengan tengkuk. Dengan cara itu semua orang yang memandikan meratakan air ke
seluruh tubuh si mayit. Ini baru dihitung satu kali basuhan. Disunahkan mengulangi dua kali
lagi sebagaimana basuhan tersebut sehingga sempurna tiga kali basuhan. Disunahkan pula
mencampur sedikit kapur barus di akhir basuhan bila si mayit bukan orang yang sedang
ihram.
2
Menyirami tubuh jenazah dengan air secara merata dan pelan-pelan sampai benar-benar
yakin sudah bersih dengan bilangan ganjil (tiga kali, lima kali, atau tujuh kali atau lebih banyak
dari itu) dengan cara sebagai berikut:
1) Siraman pertama dengan air biasa tiga kali
2) Siraman kedua dengan daun bidara tiga kali.
3) Siraman ketiga dengan air yang dicampur sedikit dengan kapur barus yang sudah ditumbuk
halus tiga kali, inilah yang dinamakan dengan mandi 9 kali
3
Lafadz Niat Mengistinja’kan Jenazah Prempuan Kecil
َ الط ْفلَ ِة فَ ْر
ض ا ْل ِكفَايَ ِة ِ َّلِلِ تَعَا َل َى ِ ستِ ْن َجآ َء ِل َه ِذ ِه ا ْل َم ِيتَ ِة ِ ُنَ َويْت
ْ اإل
Artinya:“Sengaja aku menyucikan dari prempuan kecil fardhu kifayah karena Allah Ta’ala”
4
Lafadz Niat Mewudhu’kan Jenazah Prempuan Besar (Dewasa)
Sebelum Dimandikan
س ِل ِ َّلِلِ تَعَالَى ُ ض ْو َء ِل َهذِه ِا ْل َم ِيتَ ِة ِل
ْ ُسنَّ ِة الغ ُ نَ َويْتُ ا ْل ُو
Artinya:”Sengaja aku mengambil wudhu’ mayat prempuan ini untuk sunat mandi karena Allah
Ta’ala.”
َ ت فَ ْر
ض ا ْل ِكفَا َي ِة ِ َّلِلِ تَ َعالَ َى ِ س َل ِل َهذَاا ْل َم ِي
ْ ُنَ َويْتُ ا ْلغ
Artinya:“Sengaja aku memandikan mayat laki-laki ini fardhu kifayah karena Allah Ta’ala.
َ س َل ِل َه ِذ ِه ا ْل َم ِيتَ ِة فَ ْر
ض ا ْل ِكفَايَ ِة ِ َّلِلِ تَ َعالَ َى ْ ُنَ َويْتُ ا ْلغ
Artinya:“Sengaja aku memandikan mayat prempuan ini fardhu kifayah karena Allah Ta’ala”.
َ الط ْف ِل فَ ْر
ض ا ْل ِكفَايَ ِة ِ َّلِلِ تَعَالَ َى ِ ت ِ س َل ِل َهذَاا ْل َم ِي
ْ ُنَ َويْتُ ا ْلغ
Artinya:“Sengaja aku memandikan mayat laki-laki kecil ini fardhu kifayah karena Allah
Ta’ala”.
5
Ta’ala”.
Lafadz Niat Mentayamumkan Jenazah
ً علَ ْي ِه فَ ْر
ضا ِ َّلِلِ تَعَالَى َ صلَ ِة
َّ ستِبَا َح ِة ال ِ ِنَ َويْتُ التَّيَ ُّم َم ِل َهذَاا ْل َمي
ْ ت ِال
Artinya:“Sengaja aku mentayamumkan mayat ini untuk membolehkan shalat atasnya fardhu
karena Allah Ta’ala.”
Lafadz Niat Mentayamumkan Jenazah Yang Belum Dikhitan
Adapun di antara do’a-do’a membersihkan bagian angota tubuh jenazah adalah sebagai
berikut :
6
ْ َاَللَّ ُه َّم اَ ْخ ِرجْ َخ َطأَهُ ( َها) ِم ْن فَ ِم ِه ( َها) َوا
َسنَانِ ِه ( َها) َوا ْغ ِف ْرلَهُ ( َهاَ) ِب َر ْح َمتِك
Artinya:“Ya Allah! Keluarkanlan kesalahan dari mulut dan giginya dan ampunilah dia dengan
rahmat-Mu”.
7
Artinya:“Sengaja aku bahwa hendak menggosok gigi dari pada mayat laki – laki sunat karena
Allah Ta’alaa.”
8
Artinya:“Ampunilah kami wahai Allah Tuhan kami dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
َ الَاِلَهَ اِالَّهللاُ َو ْح َدهُ الَش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ا ْل ُم ْلكُ َولَهُ ا ْل َح ْم ُد يُ ْح ِيي َويُ ِميْتُ َو ُه َو
علَى ك ُِل
ش َْيءٍ قَ ِد ْي ٌر
Artinya:”Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dia Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya (pula) segala pujian. Dia dzat yang
menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia yang berkuasa atas setiap sesuatu.”
Lalu jenazah dihadapkan ke arah kiblat, seraya menadahkan kedua tangannya ke langit
sambil mengucapkan do’a di bawah ini:
ش َهدُ) اَ َّن
ْ َ(وت ْ و َي، ُش َهدُ) اَ ْن الَاِلَهَ اِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَه
َ ش َه ُد ْ َش َه ُد (ت ْ َي
اجعَ ْلهُ ( َها) ِم َن
ْ اجعَ ْلهُ ( َها) ِم َن الت َّ َّوا ِب ْي َن َو ْ اَللَّ ُه َّم، ُس ْولُه
ُ ع ْب ُدهُ َو َر
َ ُم َح َّمدًا
ْ ا ْل ُمتَ َط ِه ِر ْي َن َو
َّ اجعَ ْلهُ ( َها) ِم ْن ِعبَا ِدكَ ال
صا ِل ِح ْي َن
Artinya:“Naik saksi dia bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.Dia Maha
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan naik saksi dia bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan
rasul-Nya.Ya Allah jadikanlah dia termasuk orang-orang yang bertaubat,dan jadikanlah dia
termasuk orang-orang yang bersuci dan jadikan (pula) dia termasuk hamba-hamba-Mu yang
saleh.”
9
2. Mengkafani Jenazah
Setelah jenazah selesai dimandikan dengan sempurna, maka fardhu kifayah bagi tiap-tiap
orang yang hidup adalah mengkafaninya.Mengkafani jenazah adalah membalut atau menutupi tubuh
dan auratnya dengan lapisan kain yang telah di tentukan syara’. Ukuran mengkafani jenazah adalah satu
helai kain putih yang dapat menutupi auratnya. Demikian menurut pendapat yang lebih akurat yang
tersebut dalam kitab Al-Raudhaah dan Syarah al-Muhadzdzab bagi Imam Nawawi rahimahullah.
1) Ambil terlebih dahulu kain kafan yang telah dipersiapkan untuk pakaian jenazah, yaitu kain untuk
sarung dan baju kurung cukup disobekkan dan tidak usah dijahit. Doa menyobekkan kain kafan adalah
sebagai berikut:
َسهُ ( َها) ع َِن الك َِر ْي ِم َواَد ِْخ ْلهُ ( َها) يَاهللا تَعَالَى ِب َر ْح َمتِك ْ اَللَّ ُه َّم
َ اجعَ ْل ِلبَا
اح ِم ْي َن َّ ا ْل َجنَّةَ يَااَ ْر َح َم
ِ الر
Artinya:“Ya Allah! Jadikanlah pakaiannya dari pada pakaian kemuliaan dan masukkanlah
dia wahai Allah Ta’aala dengan rahmat-Mu ke dalam syurga, wahai Tuhan Yang Maha
Penyayang dari pada para penyayang ”.
10
3) Hamparkan kain kafan yang sudah siap diatas tali dan taburkan pada setiap lapisan itu minyak
wangi atau kapur barus yang sudah ditumbuk halus.
4) Letakkan jenazah yang sudah suci dan bersih diatas kain kafan yang sudah persiapkan,
tutupilah setiap lubang anggota tubuh jenazah dengan kapas.
5) Lipatlah kedua tangan jenazah dan letakkan di bawah dada di atas pusatnya seperti halnya
dalam shalat.
6) Balutlah jenazah dengan kain kafan sambil menarik kain basahan pelan – pelan sehingga aurat
tidak terlihat, kain yang berada disebelah kiri di dahulukan kemudian sebelah kanan. Untuk
jenazah laki – laki dibalut tiga lapis kain putih tidak termasuk baju kurung dan serban, dengan
perincian sebagai berikut :
a) Tiga lapis kain putih panjang sesuai dengan ukuran badan dengan dilebihkan ujung kaki
dan kepala
b) Satu baju kurung
c) Satu kain serban.
Sedangakan untuk jenazah prempuan dibalut lima lapis kain putih dengan
princiannya sebagai berikut :
a) Dua lapis kain panjang sesuai dengan ukuran badan jenazah dengan dilebih ujung kaki
dan kepala.
b) Satu lapis untuk kain sarung
c) Satu lapis untuk baju kurung
d) Satu lapis untuk kerudung.
Apabila orang yang sedang melakukan ihram meninggal dunia maka dikafankan
dengan kain ihram yang dikenakannya, kepalanya tidak ditutupi dan tubuhnya tidak
diminyaki. Karena hukum ihram masih tetap berlaku terhadapnya
7. Setelah seluruh tubuh jenazah dikafani dengan sempurna, maka ikatlah dengan tali pada ujung
kepala, dada, perut, lutut, dan ujung kaki.
3. Menshalati Jenazah
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan jika ada seorang muslim atau muslimah
yang meninggal dunia, terdiri dari empat kali takbir tanpa ruku’ dan sujud dengan syarat-
11
syarat tertentu.
Shalat jenazah memiliki syarat-syarat sebagaimana lazimnya shalat yang lain. Diantara
syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:
12
Lafadz Niat Shalat Jenazah Laki-Laki Kecil
َّ ِ َمأْ ُم ْو ًما/ض ال ِكفَايَ ِة اِ َما ًما
لِلِ تَعَالَى َ ت فَ ْر
ٍ الط ْف ِل ا َ ْربَ َع ت َ ْكبِ ْي َرا
ِ ت ِ ِعلَى َهذَاا ْل َمي َ ُا
َ ص ِلي
Artinya:“Aku shalat mayat laki-laki kecil ini empat takbir fardhu kifayah menjadi
imam/ma’mum karena Allah Ta’ala”.
Lafadz Niat Shalat Jenzah Dua Orang Laki-Laki Besar (Dewasa) Sekaligus
Lafadz Niat Shalat Jenazah Tiga Orang Atau Lebih Sekali Shalat
َّ ِ َمأْ ُم ْو ًما/ض ال ِكفَايَ ِة اِ َما ًما
لِلِ ت َ َعالَى َ ت فَ ْر ِ علَى َه ُؤالَ ِء األ َ ْم َوا
ٍ ت ا َ ْربَ َع ت َ ْك ِب ْي َرا َ ُا
َ ص ِلي
Artinya:“ Aku shalat atas beberapa mayat ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta’ala”.
1. Jenazah diletakkan dalam posisi menghadap kiblat. Sunat hukumnya jika jenazahnya laki-laki
maka posisi kepala diletakkan disebelah kiri imam (sebelah selatan) dan jika jenazahnya
prempuan posisi kepala diletakkan disebelah kanan iman (sebelah utara). Periksa nashnya
dalam Kitab Tanwirul Qulub fi Mu’amalati ‘Allamil Ghuyub, halaman 212, karangan Syaikh
Muhammad Amin al- Kurdi Irbiliy al-Syafi’i al-Naqsyabandiy.
13
2. Imam berdiri didekat kepala, jika jenazah yang dishalati laki-laki dan ditengah badan jika
yang dishalati jenazah prempuan.
3. Makmum berdiri dibelakang imam dibuat tiga shaf atau lebih. Jika orang yang menshalatkan
jenazah hanya sedikit, maka menurut hadits Abu Daud yang diberitakan oleh Malik bin
Hubairah ra., mereka tetap dibariskan menjadi tiga shaf. (Periksa nashnya dalam Kitab Sunan
Abi Daud Juz 3, halaman 198)
4. Bilal mengucapkan: ِ صالَة ُ َج
ام َعة َّ اَل (Kerjakanlah shalat secara berjama’ah), atau dengan
kalimat :
ْ ت ا ْل ُم
س ِل ِم ْي َن َ علَى َم ْن َح
ِ ض َر ِم ْن ا َ ْم َوا َ ُصلَة
َّ اَل
Artinya:”Kerjakanlah shalat atas orang yang hadir dari padamu orang-orang muslim.
الَاِلَهَ اِالَّهللاُ َو ْح َدهُ الَش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ال ُم ْلكُ َولَهُ ال َح ْم ُد يُ ْحيِي َويُ ِميْتُ َو ُه َو،ُصلَة َّ اَل
علَى َ
ك ُِل ش َْيءٍ قَ ِد ْي ٌر
Artinya:”Kerjakanlah shalat,tidak ada Tuhan Yang berhak di sembah dengan sebenarnya
selain Allah. Dia Maha Esa,tidak bersekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-
Nya segala pujian. Dia dzat yang menghidupkan dan dzat yang mematikan dan Dia berkuasa
atas setiap sesuatu.”
5. Mengangkat kedua tangan dalam keadaan terbuka pada takbiratul ihram dengan cara ujung
jari sejajar (setentang) dengan penthil (putik) daun telinga dan telapak tangan dengan dua
pundak kemudian mensedekapkan tangan di bawah dada di atas pusat, sambil berniat
menshalatkan jenazah. Contoh lafadz niat shalat jenazah laki-laki besar (dewasa):
14
6. Pada takbir pertama membaca Surah al-Fatihah, yaitu :
َّ ٱلر ۡح َٰ َم ِن
)3( ٱلر ِح ِيم َّ )2( ين َ ب ۡٱل َٰ َعلَ ِمِ ) ۡٱل َح ۡم ُد ِ َّلِلِ َر١( ٱلر ِح ِيم َّ ٱلر ۡح َٰ َم ِن َّ ِب ۡس ِم
َّ ِٱلِل
)6( ٱلص َٰ َر َط ۡٱل ُم ۡستَ ِقي َم
ِ ٱه ِدنَا ۡ )5( ين ُ ) ِإيَّاكَ نَ ۡعبُ ُد َو ِإيَّاكَ نَ ۡستَ ِع4( ِين ِ َٰ َم ِل ِك يَ ۡو ِم ٱلد
)7( ين َ ضا ِٓل َّ علَ ۡي ِهمۡ َو َال ٱل َ ب ِ ضو ُ غ ۡي ِر ۡٱل َم ۡغ َ َِين أَ ۡنعَ ۡمت
َ ۡعلَ ۡي ِهم َ ِص َٰ َر َط ٱلَّذ
Artinya:“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (1) Segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam (2) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (3) Yang
menguasai hari pembalasan (4) Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-
Mulah kami memohon pertolongan (5) Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus (6) (Yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat,bukan jalan mereka yang Engkau
murkai dan bukan (pula)jalan mereka yang sesat (7)
7. Pada takbir kedua membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, yaitu:
Artinya:“Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia,sehatkanlah dia, dan maafkanlah dia
muliakanlah tempatnya, lapangkanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air, es, dan
embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana baju putih yang dibersihkan dari
15
kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluar yang lebih baik dari pada
keluarganya, suami/istri yang lebih baik dari pada suami/istrinya, masukkanlah dia ke dalam
surga, lindungilah dia dari siksa kubur, fitnah kubur dan siksa neraka.”
Jika jenazahnya masih anak-anak, maka do’a yang dibaca adalah sebagai berikut:
) اَللَّ ُه َّم ث َ ِقل ِب ِه ( َها.ش ِف ْيعًا ُم َجابًا ً اجعَ ْلهُ ( َها) فَ ْر
َ طا َوذُ ْخ ًرا ِل َوا ِل َد ْي ِه ( َها) َو ْ اَللَّ ُه َّم
)اجعَ ْلهُ ( َها
ْ صا ِلحِ ا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َو
َ َم َو ِاز ْينَ ُه َما َواَع ِْظ ْم ِب ِه ( َها) ا ُ ُج ْو َر ُه َما َواْ ْل ِح ْقهُ ( َها) ِب
َ َعذ
اب ا ْل َج ِح ْيم َ َفِى َكفَالَ ِة اِ ْب َر ِه ْي َم َوقِ ِه ( َها) ِب َر ْح َمتِك
Artinya:“Ya Allah! Jadikanlah dia sebagai pendahuluan dan simpanan bagi kedua orang
tuanya,sebagai pertolongan yang diperkenankan.Ya Allah beratkanlah dengan dia akan
tempat timbangan kedua orang tuanya dan agungkanlah dengan dia akan pahala kedua
orang tuanya dan hubungkanlah dia dengan kesalehan orang-orang yang beriman dan
jadikanlah dia dalam pemeliharaan nabi Ibrahim dan peliharalah dia dengan rahmat-Mu
akan siksa neraka jahim .
( َها) َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْي َن ُاَللَّ ُه َّم الَ ت َ ْح ِر ْمنَا ا َ ْج َرهُ ( َها) َوالَ ت َ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ ( َها) َوا ْغ ِف ْرلَنَا َولَه
ُف َّر ِح ْي ٌم
ٌ َرؤ َان َوالَت َ ْجعَ ْل فِى قُلُ ْو ِبنَا ِغلًّ ِللَّ ِذ ْي َن ا َ َمنُ ْوا َربَّنَا اِنَّك ِ ْ سبَقُ ْونَا ِب
ِ اإل ْي َم َ
Artinya:“Ya Allah janganlah Engkau halangi kami untuk memperoleh pahalanya dan jangan
pula Engkau menimpakan cobaan setela kepergiannya,dan ampunilah kami dan dia dan bagi
16
saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan iman dan janganlah Engkau
jadikan perasaan dengki dalam hati kami terhadap orang-orang yangtelah beriman kepada
Tuhan kami.Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Bacaan do’a sesudah shalat ketika mengusap muka dengan tangan kanan adalah
sebagai berikut:
الر ِح ْي ُم اَللَّ ُه َّم ا َ ْذ ِه ْب عَنِي ا ْل َه َّم َوا ْل َح َز َن َّ ش َه ُد ا َ ْن الَاِلَهَ اِالَّ ُه َو
َّ ُالر ْح َمن ْ َا
Artinya:”Naik saksi aku bahwa tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Yang
Maha Penyayang.Ya Allah hilangkanlah dari padaku kebingungan dan kesedihan.”
Atau dengan do’a di bawah ini :
الر ِح ْي ُم اَللَّ ُه َّم ا َ ْذ ِه ْب عَنِي ا ْل َه َّم َوا ْل َح َز َن َّ س ِم هللاِ الَّذِي الَاِلَهَ اِالَّ ُه َو
َّ ُالر ْح َمن ْ ِب
Artinya:”Dengan nama Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi
Yang Maha Penyayang.Ya Allah hilangkanlah dari padaku kebingungan dan kesedihan.”
4. Menguburkan Jenazah
Maksud menguburkan jenazah adalah menimbun atau menutupi tubuh jenazah diliang
kubur, sehingga bau busuknya tidak tercium oleh orang hidup dan tubuhnya tidak dimakan
binatang buas atau burung. Bagi umat Islam yang meninggal dunia, hendaknya dikuburkan
diperkuburan orang muslim, karena demikian dilakukan orang pada masa Nabi Muhammad
saw., pada masa sahabat, dan masa para tabi’in. Ketiga masa tersebut merupakan masa terbaik
dalam sejarah umat manusia.
17
Dalam menguburkan jenazah terdapat beberapa ketentuan hukum sebagai berikut:
1. Mendalamkan kuburan dengan kadar dalamnya setinggi laki-laki yang sederhana yang
meluruskan dua tangannya ke atas dan luasnya satu hasta sejengkal.
2. Buatlah liang lahadnya karena liang lahad lebih utama meskipun syaqqu dibolehkan. Lahad
adalah membuat lubang kubur disamping kubur disebelah kiblat, kemudian ditaruh semacam
bata mentah dengan posisi agak condong supaya nantinya setelah ditimbuni jenazah tidak
lansung tertimpa tanah. Sedangkan syaqqu adalah membuat galian di tengah-tengah kubur
seperti parit, dipinggiran kubur itu dibuat semacam dinding dan jenazah diletakkan diantara
keduanya serta bagian atasnya ditaruh semacam bata mentah dan seumpamanya. Misalnya
papan dari dalam posisi mendatar untuk menahan tanah timbunan.
3. Dianjurkan (mustahabb) menggenggam tanah sebanyak tiga genggaman dan meletakkannya
kedalam kuburan dari arah kepala jenazah. Karena Rasulullah saw pun melakukan hal
tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Majah dalam kitabnya Sunan Ibnu Majah Juz. 1,
halaman 449.
Do’a menggenggam tanah tiga genggaman dan di letakkan pada arah kepala jenazah.
س َمآ ِء ِل ُر ْو ِح ِه َ ِم ْن َها َخلَ ْقنَا ُك ْم أَللَّ ُه َّم ْافتَحْ أ َ ْب َو
َّ اب ال
Artinya:“Dari tanah kami ciptakan kamu. Ya Allah bukakanlah pintu-pintu langit bagi
rohnya.”
18
4. Memasukkan jenazah ke dalam kubur dengan mendahulukan memasukkan kepala jenazah
dari arah kaki kubur. Kemudian posisi jenazah dimiringkan ke arah kiblat sampai menyentuh
tanah
5. Pada saat jenazah dimasukkan dalam liang lahad, sebaiknya ada tiga orang turun ke bawah
untuk menerimanya: a). Satu orang menerima bagian kepala b). Satu orang menerima bagian
perut c). Satu orang menerima bagian kaki. Kemudian beberapa orang yang berada diatas
mengangkat jenazah dari kranda, lalu menurunkannya secara perlahan-lahan dan dianjurkan
membaca do’a ketika memasukkan jenazah kedalam liang lahad. Adapun do’a memasukkan
jenazah kedalam liang lahad adalah berikut ini:
19
Artinya:“Ya Allah jadikanlah pohon kayu ini menjadi rahmat dan karunia yang luas di dalam
kuburnya.”
10. Sunnat hukumya menyiramkan air yang suci atas kubur, sebagaimana hadis yang
diriwayatkan al-Syafi’i bahwa Rasulullah saw., bersabda:
11. Setelah selesai dikuburkan dengan sempurna, sunnat hukumnya membaca talqin mayat di
dekat kepalanya.
فَائِدَة
Diriwayatkan dari Nabi saw., bahwa sesungguhnya beliau bersabda:“Tidak akan datang terhadap
mayat terlebih dahsyat (persoalan di dalam kubur) dari pada malam pertama (sesudah mayat dikuburkan)
karena itu kasihanilah mereka dengan bersedekah untuk untuk orang-orang yang meninggal dunia, maka
barang siapa tidak dapat bersedeqah hendaklah ia shalat dua rakaat (shalat hadiah) membaca pada setiap
rakaat dari pada keduanya (rakaat) akan surah al-Fatihah sekali, ayat Kursi sekali, surah at-Takatsur
sekali, dan surah al-Ikhlash sepuluh kali dan berdo’a sesudah salam :
ص َلةَ َوت َ ْعلَ ُم َما ا ُ ِر ْي ُد اَللَّ ُهم ا ْبعَ ْث ث َ َوابَ َها إِلَى قَ ْب ِر فُلَ ِن ا ْب ِن فُلَ ٍن َ أَللَّ ُه َّم إِنِي
َّ صلَّيْتُ َه ِذ ِه ال
Artinya:“Ya Allah sesungguhnya saya ini shalat (shalat hadiah) dan Engkau yang mengetahui apa yang
saya inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahala shalat hadiah itu kepada kubur si Anu anak si Anu.”
20
Maka Allah seketika mengirimkan ke kuburnya seribu Malaikat, bersama setiap Malaikat ada
cahaya dan hadiah yang bisa membuat mereka terhibur sampai hari ditiupnya terompet sangkakala. (Fathu
al - ‘ Alam bi Syarhi Mursyidi al- Anam Juz 2 halaman 65
Dalam bahasa Arab, kata talqin merupakan bentuk isim mashdar (bentuk infinitif) dari
kata kerja laqqana- yulaqqinu-talqinan ( يُلَ ِق ُن – ت َْل ِق ْينًا- َ ) لَقَّنyang berarti mendikte, mengajar, dan
memahamkan secara lisan. Sementara itu Muhammad Idris Abdurrauf al-Marbawi menyatakan
bahwa talqin adalah mengajar atau memberi ingat. Sejalan dengan pendapat tersebut Louis
Ma’luf menyatakan arti talqin agak lebih luas yakni memberi peringatan dengan mulut secara
berhadap-hadapan.
Adapun arti talqin menurut istilah agama adalah sebagai berikut:
a. Mengajarkan kalimah tauhid (ُاِالَّ للا ) الَ ِإلَهkepada seorang mukmin yang telah nampak tanda-
tanda kematian atau dalam keadaan sekaratul maut.
b. Mengingatkan orang yang sudah wafat yang baru dikuburkan dengan beberapa hal yang
penting baginya untuk menghadapi malaikat Munkar-Nakir yang akan menanyainya.
21
Setelah mayat dimasukkan kedalam liang lahad dan ditimbuni dan ditinggikan kuburnya
sekedar sejengkal, lalu orang-orang yang mengantar jangan dulu pulang, hendaknya ada salah
seorang dari pengantar, sebaiknya seorang ulama atau ustadz yang saleh atau orang tua yang
saleh, duduk di dekat kepala mayat menghadap arah mukanya, lalu membacakan talqin. Adapun
caranya adalah sebagai berikut:
22
sebelah timur sampai ke bumi sebelah barat. Segala sesuatu itu kepunyaan Allah- dan bagi
mereka. Al-Fatihah
4. Kemudian membaca talqin mayat dengan khusyu’ (konsentrasi). Adapun bacaan talqin yang
agak pendek dan ringkas adalah sebagai berikut:
الر ِح ْيم
َّ الرح َم ِن
َّ ِسم هللا
ِ ِب
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang .”
ََولَهُ ا ْل َح ْم ُد يُ ْحيِي َويُ ِميْتُ و ُه َو َح ٌّي َدآئِ ٌم ال ُالَإِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَش َِر ْيكَ لَهُ لَهُ ا ْل ُم ْلك
قَ ِد ْي ٌر ٍعلَى ك ُِل ش َْيء َ يَ ُم ْوتُ بِيَ ِدكَ ا ْل َخ ْي ُر َوهُ َو
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang .Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah sendiri-Nya, tidak bersekutu
bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, Dia Maha Hidup yang tetap
yang tidak akan mati, ditangan-Nyalah kebaikan dan Dia di atas setiap sesuatu yang
berkuasa.”
َخ َر ْجتِ) ِم ْن د َِارال ُّد ْن َيا ِإلَى د َِار األ َ ِخ َر ِة: ا ُ ْذك ُِر ا ْل َع ْه َد الَّذِى َخ َر ْجتَ (جيك فرمفوان
“Ingatlah akan janji yang telah engkau keluarkan atasnya dari negeri dunia hingga negeri
akhirat.”
سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو
َ صلَّى هللا ُ ش َها َدةُ أ َ ْن الَإَلَه إِالَّ هللا َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر
َ س ْو ُل هللا َ َو ِه َي
“Dan dianya (janji) itu adalah mengaku bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya melainkan Allah dan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw., itu
adalah utusan Allah.”
23
َ ق َوأ َ َّن
ٌّ عذَابَهُ َح
ق ٌ ق َوأ َ َّن نَ ِع ْي َمهُ َح
ٌّ أن القَ ْب َر َح ٌّ َوأ َ َّن ا ْل َم ْوتَ َح
َّ ق َو
“Dan sesungguhnya mati itu benar, dan sesungguhnya kubur itu benar dan sesungguhnya
nikmat kubur itu benar dan sesungguhnya siksaan kubur itu benar.”
ق
ٌّ اب َح
َ سَ ق َوأ َ َّن ا ْل ِح َ ق َوأ َ َّن ا ْلبَ ْع
ٌّ ث َح ُ َوأ َ َّن
ٌّ سؤَا َل ُم ْنك ٍَر َونَ ِك ْي ٍر فِ ْي ِه َح
“Dan sesungguhnya pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir didalam kubur itu benar dan
sesungguhnya hari berbangkit itu benar dan sesungguhnya hari perhitungan itu benar.”
24
س َل ُم ٍ هللاُ َربِي َو ُم َح َّم ٌد نَبِي َو: ٍص ِح ْيح
ْ اإل َ ان فَ ِصيحٍ َّوإِ ْعتِقَا ٍد ٍ سَ فَقُ ْل (فَقُ ْو ِلي) لَ ُه َما بِ ِل
ون إِ ْخ َوانِي َ ُس ِل ُم ْو َن َوا ْل ُم ْؤ ِمن
ْ امي َوا ْل ُمِ ِد ْينِي َوال َك ْعبَةُ قِ ْبلَتِي َوالقُ ْرأ َ ُن إِ َم
“Maka katakanlah (jawablah) bagi keduanya dengan lidah yang fasih (lancar) dan
keyakinan yang benar:Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Islam agamaku, ka’bah kiblatku,
Al-Qur’an ikutanku, dan orang-orang muslim dan orang-orang mukmin adalah saudaraku.”
Bacalah tahlil seberapa dikehendaki jumlahnya, setelah itu ditutup dengan kalimat di
bawah ini:
علَ ْي َها
َ علَ ْي َها نَ ْحيَا َو َ ق ٍ سلَّ َم َك ِل َمةُ َح
َ علَ ْي ِه َو
َ صلَّى هللاَ ِس ْو ُل هللا ُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ ُم َح َّمد ٌَر
ِ َّللاُ ت َ َعالَى ِم َن األ َ ِم ِن ْي َن ِب َر ْح َم ِة هللاِ َوك ََر
ام ِه َّ شآ َء ُ علَ ْي َها َو ِب َها نُ ْب َع
َ ث ِإ ْن َ نَ ُم ْوتُ َو
“Tiada Tuhan melainkan Allah Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah melimpahkan
rahmat dan kesejahteraan atasnya. Kami hidup dengan kalimat yang benar, atas kalimat
yang benar pula kami mati, atas kalimat yang benar dan dengan kalimat yang benar juga
kami dibangkitkan. Jika menghendaki Allah Ta’alaa kami termasuk orang-orang yang
beriman dengan berkat rahmat Allah dan kemulian-Nya.”
ب األ َ ِخ َر ِة َ اَللَّ ُه َّم ا َ ْحس ِْن عَاقِبَتَنَا فِى األ ُ ُم ْو ِرك ُِل َها َوا َ ِج ْرنَا ِم ْن ِخ ْزي ِ ال ُّد ْنيَا َو
ِ عذَا
“Ya Allah baguskanlah kesudahan kami dalam menghadapi segala urusan kami dan jauhkanlah kami
dari pada siksaan akhirat ”.
26
“Ya Allah jadikanlah, sampaikanlah dan terimalah apa-apa yang telah kami baca kepadanya
dari pada Surah Al-Ikhlas, Surah dua perlidungan (Al-Falaq dan An-Nas), Surah Al-Fatihah
dan awal Surah Al-Baqarah dan kalimat yang baik laa ilaaha illallaah serta seluruh apa-apa
yang telah kami baca kepadanya pada saat yang berkah ini sebagai hadiah orang yang
menyampaikan dari pada kami kepada ruh junjungan kami nabi Muhammad saw., dan khusus
kepada ruh si Anu anak si Anu dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dari
pada para penyayang.”
ًُاونَ َجاةً ِم َن النَّ ِارلَه َّ اب ذَ ِلكَ ِعتْقًا َّوفَكَاك َ امكَ ث َ َو
ِ ض ِلكَ َو ُج ْو ِدكَ َوك ََر ْ َض ف ِ ِإ ْج َع ِل اللَّ ُه َّم ِب َم ْح
ان َواش ِْم ْلنَابِا ْلعَ ْف ِو ِ سائِ ِرا ْلقَ َرابَ ِة َو
ِ اإل ْخ َو َ َ( َها) َوا ْغ ِف ِر اللَّ ُه َّم لَن
َ او ِل َوا ِل ِد ْينَا َو ِل َمشَايِ ِخنَا َو ِل
اح ِم ْي َن َّ ار ْح َمنُ يَاا َ ْر َح َم
ِ الر َ َان يَاك َِر ْي ُم ي
ِ س َ ض ِل َوا ِإل ْح ْ َان َوا ْلف ِ َوالغُ ْف َر
“Ya Allah jadikanlah semata-mata karunia-Mu, kemurahan dan kemuliaan-Mu akan pahala
sedemikian sebagai kemerdekaan dan keebebasan dari pada api neraka untknya. Dan
ampunilah dosa-dosa kami, kedua ibu-bapak kami,guru-guru kami seluruh kerabat dan
saudara-saudara kami, lengkapkanlah kami dengan kema’afan dan keampunan, keutamaan
dan kebaikkan wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Pengasih wahai Tuhan Yang
Maha Penyayang dari pada para penyayang.”
)ع ْنهُ ( َها) َوأَك ِْر ْم نُ ُزلَهُ ( َها ُ ار َح ْمهُ ( َها) َوعَا ِف ِه ( َها) َواع
َ ْف ْ أَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفرلَهُ ( َها) َو
)اج َع ِل ا ْل َجنَّةَ َمثْ َوا ُه ( َها
ْ س ْع َم ْد َخلَهُ ( َها) َو
ِ َو َو
“Ya Allah ampunilah dia,kasihanilah dia, sehatkanlah dia, ma’afkanlah dia, muliakanlah
tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya dan jadikanlah surga sebagai tempat
tetapnya.”
27
اِلَى ُر ْوحِ فُلَ ْن بِ ْن،ًصة َّ سلَ َمةَ َوا ْلعَافِيَةَ َخا
َّ َوال،َالر ْح َمةَ َوالنِ ْع َمةَ َوا ْل َم ْغ ِف َرة
َّ أَللَّ ُه َّم ا َ ْن ِز ِل
علَى ك ُِل ش َْيءٍ قَ ِد ْي ٌرَ َ اِنَّك،ًس ِل ِم ْي َن عَا َّمةْ َوا ْل ُم،فُلَ ْن َوأ َ ْه ِل ا ْل ُم ِص ْيبَ ِة
“Ya Allah turunkanlah rhmat, nikmat, ampunan, keselamatan dan kesehatan khusus kepada
roh si Anu anak si Anu, keluarga yang ditimpa musibah dan orang-orang muslim pada
umumnya. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas setiap sesuatau
ارا َو ِأل َ ْجدَا ِدنَا َو َجدا َتِنَاً َاربَّ ْونَا ِصغ َ ار َح ْم ُه ْم َك َم ْ أَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْرلَنَا ذُنُ ْوبَنَا َو ِل َوا ِل ِد ْينَا َو
ت اَأل َ ْحيَآ ِء ِم ْن ُه ْمِ س ِل َما ْ س ِل ِم ْي َن َوا ْل ُم
ْ ت َوا ْل ُمِ َو ِل َمشَا ِي ِخنَا َو ِل َج ِم ْيعِ ا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا
اح ِم ْي َن َّ ت ِب َر ْح َم ِتكَ َياأ َ ْر َح َم
ِ الر ِ َواأل َ ْم َوا
“Ya Allah ampunilah dosa-doa kami, kedua ibu-bapak kami, sayangilah keduanya
sebagaimana keduanya telah mendidik kami pada waktu kecil. Dan (ampuni) juga dosa-dosa
kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, dan seluruh orang-orang beriman
laki-laki dan prempuan, orang-orang muslim laki-laki dan sprempuan, baik yang masih hidup
maupun sudah mati sebagian dari mereka itu dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha
Penyayang dari pada para penyayang.”
َ سنَةً َّوقِنَا
َ َعذ
اب النَّ ِار َ سنَةً َّوفِى األ َ ِخ َر ِة َح
َ َربَّنَاآتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari
siksa neraka. "
َ ب ا ْل ِع َّز ِة
ع َّما ُ ص ْح ِب ِه أ َ ْج َم ِع ْي َن
َ س ْب َح
ِ ان َر ِبكَ َر َ علَى آ ِل ِه َو َ علَى
َ س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َّو َ ُصلَّى هللا َ َو
ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن
ِ َر ِسا ِل ْي َن َوا ْل َح ْم ُد ِ َّلِل
َ علَى ا ْل ُم ْر َ سلَ ٌمَ يَ ِصفُ ْو َن َو
“Dan semoga Allah melimpahkan rahmat atas penghulu kita Nabi Muhammad saw., atas
para keluarganya, sahabat-sahabatnya sekalian. Maha suci Tuhanmu Tuhan Yang Memiliki
Keperkasaan dari apa-apa yang merka sifati dan semoga kesejahtraan atas Rasul-rasul.
Dan segala puji bagi Tuhan semesta alam.”Al-Fatihah.
ب َ َسائِ ِل ْي َن ي
َّ ار َ ار ِح ْي ُم آ ِم ْي َن آ ِم ْي َن آ ِم ْي َن يَا ُم ِج
َّ يب ال َ َآ ِم ْي َن يَاا َهللُ آ ِم ْي َن ي
َ َار ْح َمنُ آ ِم ْي َن ي
ا ْلعَالَ ِم ْي َن
“Perkenankanlah wahai Allah, perkenankanlah wahai Yang Maha Pengasih, wahai yang
Penyayang, perkenankanlah wahai Yang Maha Penyayang, perkenankanlah,
28
perkenankanlah, perkenankanlah wahai Tuhan Maha memperkenankan permintaan orang-
orang yang meminta.”
)او ِصيَا َمهُ ( َها) َوأ َ ْع َمالَنَا َوأ َ ْع َمالَهُ ( َها َ َصلَتَهُ ( َها) َو ِصيَا َمن َ صلَتَنَا َو َ َربَّنَاتَقَبَّ ْل ِمنا َو
َوا ْغ ِف ْر
الر ِح ْي ُم
َّ اب ُ ِإنَّكَ أ َ ْنتَ الت َّ َّو،ار َ علَ ْي ِه ( َها) َيا
ُ َّغف َ علَ ْينَا َو
َ لَنَا َولَهُ ( َها) َوت ُ ْب
“Ya Allah terimalah kami, shalat kami dan shalatnya, puasa kami dan puasanya, amalan
kami dan amalannya, ampunilah kami dan dia wahai Ynag Maha Pengampun, terimalah
taubat kami dan taubatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”
29