Anda di halaman 1dari 5

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal.

83-87 ISSN : 2337-8204

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat


dengan Menggunakan Metode Magnetik
Nur Novita Sari a, Okto Ivansyahb, Joko Sampurno a*, Yulinar Firdausc
aJurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
bPoliteknik Negeri Pontianak, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Indonesia
cPusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung

*Email : jokosampurno@physics.untan.ac.id

Abstrak
Penelitian mengenai identifikasi sesar di Perairan Misool dengan menggunakan metode magnetik telah
dilakukan. Data yang digunakan berupa data distribusi medan magnet total. Proses penelitian ini dimulai
dengan mengkoreksi data menggunakan koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field) dan
koreksi Tie-line Levelling untuk mendapatkan distribusi medan magnet lokal. Dari distribusi medan magnet
lokal dipilih tiga buah zona anomali. Pada ketiga zona ini, dibuat sebuah sayatan 1D untuk mengidentifikasi
kemungkinan keberadaan sesar dibawah permukaannya (lintasan A-A’, B-B’ dan C-C’). Berdasarkan hasil
pemodelan inversi pada ketiga lintasan, diketahui bahwa di bawah lintasan A-A’ ditemukan keberadaan
sesar dengan posisi yang membentang dari Barat Laut ke arah Tenggara dan berada pada kedalaman 25
hingga 75 meter dari dasar permukaan laut.
Kata Kunci : Metode magnetik, Perairan Misool , Sesar
1. Latar Belakang Perairan Misool. Informasi mengenai
Perairan Misool Kabupaten Raja Ampat, keberadaan sesar di daerah penelitian dapat
Provinsi Papua Barat merupakan salah satu dijadikan sebagai pertimbangan dalam
daerah di kawasan Indonesia Timur yang sangat perencanaan pembangunan dan eksplorasi di
potensial. Potensi itu berupa pertambangan dan daerah tersebut.
energi yang tersimpan di dalam perairannya.
Oleh karena itu, diperlukan informasi geologi 2. Metodologi
bawah laut untuk menunjang pengembangan 2.1. Lokasi penelitian dan Pengolahan Data
daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan di Perairan Misool
Informasi geologi yang menarik untuk dikaji Papua Barat (Gambar 1) oleh P3GL Bandung.
adalah sesar atau patahan. Sesar merupakan Data yang diperoleh di lapangan berupa data
zona di kulit bumi yang batuannya hancur. Zona intensitas magnetik total yang kemudian
ini ditandai oleh batuan yang tidak kompak dan digunakan dalam penelitian ini.
mudah mengalami pergeseran [1]. Adanya Pada proses pengolahan data magnetik, data
proses pergeseran pada zona sesar yang diperoleh dari lapangan harus dikoreksi
menyebabkan timbulnya perangkap minyak untuk menghilangkan pengaruh medan magnet
bumi dan mineral yang bernilai ekonomis. bumi yang tidak diinginkan. Koreksi yang
Salah satu metode geofisika yang dapat dilakukan dalam survei magnetik meliputi
digunakan untuk mengetahui informasi struktur koreksi IGRF (international geomagnetic
bawah laut adalah metode magnetik. Metode reference field) dan koreksi Variasi Harian.
magnetik merupakan metode geofisika yang Koreksi IGRF merupakan koreksi secara regional
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas
yang dilakukan terhadap data magnet terukur
medan magnet [2]. Variasi ini disebabkan oleh
adanya variasi distribusi batuan termagnetisasi untuk menghilangkan pengaruh medan utama
di bawah permukaan bumi. Selain itu variasi magnet bumi. Sedangkan, koreksi harian
medan magnetik bisa juga disebabkan oleh merupakan penyimpangan nilai magnetik bumi
adanya perubahan struktur geologi setempat [3]. akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi
Kajian mengenai struktur geologi di perairan matahari dalam satu hari [6]. Pada penelitian ini
dengan metode magnetik pernah dilakukan oleh koreksi harian digantikan dengan metode Tie-
Nugraha [4]. Kemudian, dilakukan juga oleh line Levelling, dimana koreksi ini merupakan
Heryanto [5]. Kajian serupa yang dilakukan di koreksi yang mereduksi perbedaan harga
daratan dengan menggunakan anomali magnet pada titik yang sama dari dua
metode magnetik juga pernah dilakukan oleh lintasan yang berpotongan [9].
Jumarang dan Zulfian [6]. Untuk mendapatkan nilai anomali magnetik
Pada penelitian ini, metode magnetik lokal, digunakan persamaan :
diaplikasikan untuk mengidentifikasi sesar di
T Tobs TIGRF TVH (1)

83
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 83-87 ISSN : 2337-8204

Gambar 1 Lokasi Penelitian Perairan Pulau Misool [8]

A’

B’

C C’

Gambar 2 Peta Kontur Distribusi Medan Magnet Lokal

84
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 83-87 ISSN : 2337-8204
dengan : medan magnet total hasil pengukuran di
= medan magnet lokal (Tesla) lapangan (Tobs) kemudian dikoreksi dengan
T Tobs koreksi Variasi Harian yang digantikan dengan
= harga medan magnet terukur (Tesla) metode Tie_line Levelling dan koreksi IGRF. Hasil
TIGRF
= koreksi IGRF koreksi tersebut direpresentasiakan dengan peta
TVH kontur yang terlihat pada Gambar 2. Besar nilai
= koreksi Variasi Harian intensitas medan magnet lokal di lokasi
Untuk keperluan pemodelan, maka dibuat penelitian menunjukan kontras yang cukup
tiga buah lintasan atau penarikan penampang besar, antara -279,72 nT sampai dengan 128,86
pada kontur distribusi medan magnet lokal yang nT.
dianggap mewakili zona anomali diduga sebagai Berdasarkan peta kontur distribusi medan
keberadaan sesar. Zona anomali yang dimaksud magnet lokal pada Gambar 2 dipilih tiga buah
adalah yang memiliki pola kontur cukup rapat zona anomali. Pada ketiga zona ini, dibuat
dan kontras anomali yang cukup besar. sayatan 1D untuk mengidentifikasi kemungkinan
Identifikasi keberadaan sesar menggunakan keberadaan sesar di bawah permukaannya
analisis nilai suseptibilitas batuan [10]. Hasil dari (lintasan A-A’, B-B’ dan C-C’). Gambar 3
pembuatan penampang kemudian diinversi. menunjukan profil medan magnet lintasan A-A’,
B-B’ dan C-C’.
3. Hasil dan Pembahasan
Anomali magnetik merupakan intensitas
medan magnet total yang dihasilkan oleh batuan
yang mengandung mineral bermagnet. Intensitas

Gambar 3 Grafik distribusi medan magnet lokal 1D di bawah lintasan A-A’, B-B’ dan C-C’

85
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 83-87 ISSN : 2337-8204

A C

B B
A
D D

(a)

C A
C
B
B B

(b)

D
A

(c)

Gambar 4 Hasil interpretasi struktur bawah permukaan 2D


(a) lintasan A-A’, (b) lintasan B-B’ dan (c) lintasan C-C’

86
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 83-87 ISSN : 2337-8204
Hasil interpretasi lintasan A-A’, B-B’ dan C-C’ DaftarPustaka
diperlihatkan oleh Gambar 4. Gambar 4a [1] Puspita. P & Utami. A., Identifikasi Struktur
memperlihatkan bahwa struktur di bawah Geologi Bawah Permukaan Laut di
permukaan lintasan A-A’ tersusun oleh empat Perairan Selat Malaka-Sumatera Utara
lapisan batuan. Batuan pertama adalah Berdasarkan Interpretasi Peta Kontur
standstone (batu pasir) yang ditandai dengan Anomali Magnet. Skripsi S1 FMIPA UPI
simbol A dan D memiliki suseptibilitas 0,01 – Bandung. 2010.
0,04 SI. Batuan kedua adalah calcite (kalsit) yang
ditandai dengan simbol B memiliki suseptibilitas [2] Abdullah, M. F. Sunaryo & Susilo, A.,
-0,05 SI. Batuan ketiga limestone (batu gamping) Pendugaan Jenis Batuan Bawah
yamg ditandai dengan simbol C memiliki Permukaan Daerah Bendungan
suseptibilitas 0,002 SI. Pada jarak 10.000 meter Karangkates Menggunakan Metode
dari titik acuan terlihat bahwa standstone dan Geomagnetik. Physics Student Journal.
calcite memiliki struktur yang berhimpit seperti 2014; 2 No.1: p. 741-744.
anak tangga dan saling memotong. Hal ini
mengindikasikan bahwa di kedalaman 25 meter [3] Junaedy, M., Studi Mineralisasi Emas
sampai dengan 75 meter dari permukaan laut Menggunakan Metode Magnetik di Lokasi
pada daerah tersebut merupakan zona sesar. Tambang Emas Poboya. Online Journal of
Natural Science. 2016; 5 No.2: p.209-222.
Berdasarkan Gambar 4b dapat dilihat bahwa
struktur di bawah permukaan lintasan B-B’ [4] Nugraha, T., Analisis Model Data Anomali
tersusun atas tiga lapisan batuan. Hasil Magnetik Untuk Menidentifikasi Struktur
pemodelan yang didapatkan dari penampang B- Geologi Dasar Laut Perairan Flores. Skripsi
B’ tidak menunjukan adanya keberadaan sesar. S1 UPI. Bandung. 2015.
Anomali magnetik pada lintasan ini disebabkan
[5] Heryanto, S.T., Identifikasi Struktur
oleh hadirnya batuan pengisi rekahan patahan.
Geologi Bawah Permukaan Dasar Laut
Batuan tersebut diduga adalah batuan mineral.
Berdasarkan Interpretasi Data Anomali
Rekahan patahan yang terisi oleh batuan intrusi Magnetik di Perairan Teluk Tolo Sulawesi.
menyebabkan lonjakan nilai intensitas medan Skripsi S1 UPI. Bandung. 2015.
magnet lokalnya.
Hasil interpretasi lintasan C-C’ yang [6] Jumarang, M. I. & Zulfian., Identifikasi
diperlihatkan oleh Gambar 4c menunjukan Sebaran Bijih Besi di Daerah Gurun Datar
bahwa di bawah lintasan C-C’ tidak ditemukan Kabupaten Solok Sumatra Barat
adanya sesar. Hasil pemodelan juga menunjukan Menggunakan Metode Geomagnet.
bahwa lapiasan batuan penyusun di bawah POSITRON. 2012; 4(1): p. 27-34.
lintasan C-C’ adalah batuan yang memiliki nilai
[7] Pamuji, E., Survei Geofisika Dengan
suseptibilitas yang cukup tinggi. Hal ini
Menggunakan Metode Magnetik. Skripsi.
menyebabkan nilai intensitas medan magnet
Fmipa Universitas Negeri Papua.
lokalnya lebih besar dari daerah disekitarnya.
Manokwari. 2015.
4. Kesimpulan [8] Misool. 1290 30’ – 1310 00’ BT dan 10 30’ -
Berdasarkan hasil pemodelan dapat 20 30’ LS. Google Map. Juli 09,2017.
disimpulkan bahwa, dengan memodelkan tiga [9] Sahudin & Subarsyah., Penerapan Metode
buah lintasan A-A’, B-B’ dan C-C’ yang dibuat di Tie-Line Levelling pada Data Magnet
atas zona anomali medan magnet lokal. Lapangan Sebagai Alternatif Pengganti
Ditemukan sebuah sesar yang terletak di bawah Koreksi Harian. Jurnal Geologi Kelautan.
lintasan A-A’. Posisi sesar tersebut membentang 2012; 10 No.3: p. 157-166.
dari Barat Laut ke arah Tenggara dan berada
pada kedalaman 25 meter hingga 75 meter dari [10] Telford, W.N., Geldard, L.P., Sherrif, R.E. &
dasar permukaan laut. Keys, D.A., Applied Geophysics. 2nd ed.
London: Cambridge University Press;
5. Ucapan Terima Kasih 1990.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Kelautan Bandung atas dukungan data dalam
penelitian ini.

87

Anda mungkin juga menyukai