7 Skripsi 1 PDF
7 Skripsi 1 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
Konflik yang sering terjadi tidak lagi merupakan konflik antar negara melainkan
konflik yang terjadi dalam suatu wilayah negara yang berbentuk konflik
akan tetapi konflik tersebut bisa menyebar hingga jauh keluar perbatasan
jatuh kepada para pemimpin yang diktator. Konflik di negara-negara Afrika pun
Afrika yang kental dengan konflik yaitu antara lain Rwanda, Kongo, Nigeria,
Sudan, Kenya, dan juga Somalia yang sudah menelan korban jiwa yang cukup
mengenaskan.
2
wilayah yang tidak lepas dari keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan akibat
dari konflik yang terus-menerus melanda. Begitu juga yang terjadi di negara
Somalia, sebagai sebuah negara yang sering dilanda konflik Somalia tidak lepas
dari kekerasan, kekacauan, dan juga Somalia merupakan negara dengan jumlah
pengungsi yang besar. Somalia terus-menerus dilanda konflik sejak tahun 1991
saat pemerintahan Siad Barre yang otoriter jatuh dan sejak saat itu belum ada
sebelah timur Afrika, di Samudera Hindia dan Teluk Aden. Negara ini berbatasan
sekitar 6.000.000 jiwa. Negara ini juga memiliki populasi pengungsi terbesar di
seluruh dunia. Kelompok etnis di negara ini mencakup Somalia (98%) dan Arab
serta Asia (2%). Bahasa yang banyak digunakan adalah bahasa Arab dan Somalia
(keduanya bahasa resmi), Inggris juga Itali. Islam (Sunni) adalah agama utama.
konstitusi tahun 1979, presiden dinominasikan oleh Komite Pusat Partai Sosialis
Partay) dan dipilih oleh Sidang Rakyat (People’s Assembly) untuk masa jabatan
enam tahun. Sidang ini dinominasikan oleh partai dan dipilih oleh suara terbanyak
untuk masa jabatan lima tahun, dan enam anggota yang ditunjuk oleh presiden.
3
14 Februari 2010).
yaitu Somali Land, Punt Land, serta gembong militan kecil (klan) yang saling
rezim, mulai dari junta militer, berkuasanya Ziad Barre yang otoriter, sampai
dan kemiskinan.
pengaruh secara politis di Somalia, namun tidak ada yang berhasil. Beberapa kali
pemerintahan transisi telah dibentuk namun gagal semua, karena tidak didukung
internasional.
samping memiliki sumber daya alam, seperti minyak, gas dan uranium, pantai
yang penting.
4
Pada tahun 2003 lahir gerakan populis bernama Islamic Court Union
(ICU) atau Persatuan Kehakiman Islam. ICU yang dipimpin oleh Syeikh Sharif
menerapkan Syariat Islam dan ingin menjadikan Somalia sebagai negara Islam.
Para ulama dari berbagai suku mulai sering menyelesaikan masalah sesuai dengan
koridor Syariah.
dukungan dari mayoritas penduduk Somalia maka gerakan ini mulai mengambil
alih kekuasaan politik. Dalam waktu singkat, ICU mampu menarik simpati warga.
wilayah-wilayah ini.
Kelahiran ICU ini didukung oleh kondisi politik dan militer negara
Somalia yang sangat lemah serta tidak adanya sentralisasi kekuatan pemerintah
dan hukum di Somalia, sementara ada alternatif hukum yang cukup menjanjikan
yaitu Syariat Islam. ICU juga memberikan bantuan sosial, kesehatan, dan
Dengan adanya ICU yang berlandaskan pada Syariat Islam telah membuat
juga pihak Barat. Mereka tidak ingin pengaruh Islam makin meluas di benua
konflik antara ICU dengan Transitional Federal Government (TFG) serta ikut
5
campurnya Ethiopia serta Amerika Serikat yang mendukung TFG. ICU pun
Federal Transisi yang dipimpin oleh Presiden Abdullahi Yusuf yang berkuasa di
Somalia.
beroperasi. Pada tahun 2004 TFG didirikan di Nairobi, Kenya karena pada saat itu
kondisi Mogadishu tidak stabil dan tidak aman kemudian pada awal tahun 2006
TFG pasca pemilu 2004 tidak menunjukan indikasi yang lebih baik
terhadap stabilitas politik negara Somalia. Negara ini masih dipengaruhi oleh
negara lain yaitu Amerika Serikat dan Etiophia. Konflik yang terjadi di Somalia
lebih disebabkan oleh campur tangan pemerintahan Etiophia dan Amerika Serikat
Presiden TFG Abdullahi Yusuf adalah bekas pimpinan wilayah Punt Land
hingga tahun 2001. Ketika masa kekuasaannya berakhir, Abdullahi tidak begitu
Garowe, ibukota Puntland di tahun 2002, ia menjadi presiden lagi sampai tahun
6
dipengaruhi oleh Amerika Serikat dan Etiophia. ICU ingin menunjukan eksistensi
mereka dan ingin merubah Somalia menjadi negara Islam dan menghendaki
Somalia mengenakan hukum Syariat Islam karena Somalia adalah negara yang
Abdullahi Yusuf dinilai tidak sesuai dengan harapan sebagian rakyat Somalia
selama ini. Pemerintahan transisi Somalia dinilai banyak di intervensi oleh negara
lain.
memicu timbulnya konflik antara TFG dengan ICU. ICU menginginkan Somalia
menjadi negara yang berlandaskan pada Syariat Islam. ICU tidak sependapat
dengan kebijakan Presiden Abdullahi Yusuf yang banyak dipengaruhi oleh pihak-
bersenjata dengan TFG. Konflik pun akhirnya terjadi di Mogadishu. Konflik yang
terjadi antara TFG dan ICU pada bulan Februari 2006 telah menimbulkan banyak
7
korban jiwa yang berjatuhan sekitar 70 orang meninggal dunia serta ratusan orang
Pada kurun waktu 1 tahun dari 2006 hingga 2007 sedikitnya 14.000
korban jiwa melayang, 19.270 orang lainnya terluka dan sekitar satu setengah juta
terjadi pada bulan Juni 2006 dimana sedikitnya 500 warga sipil meninggal dunia.
Konflik semakin memanas ketika ICU berhasil menguasai sebagian besar kota
penduduk yang harus mengungsi karena telah kehilangan rumah mereka maka
Uni Afrika sebagai sebuah organisasi regional serta Somalia sebagai anggota dari
Uni Afrika merasa perlu untuk turut campur dalam menanggulangi konflik di
Somalia.
8
merupakan sebuah organisasi regional yang didirikan pada tahun 1963. Dalam
dipelihara di wilayah Afrika. Pada awal tahun 1990 beberapa konflik baru muncul
di Afrika.
untuk mencari solusi bagi masalah-masalah terutama masalah konflik yang terjadi
di Afrika.
Pada tahun 1999 di Sierte, Libya OAU berubah menjadi African Union
atau Uni Afrika (UA). Selain untuk mengedepankan kerjasama dalam bidang
Juli 2000 dengan peresmian organisasi yang terjadi pada bulan Juli 2002. Semua
menentang keanggotaan dari Sahara Barat. Dengan kelahiran Uni Afrika ini
diharapkan Uni Afrika dapat menjadi aktor perdamaian dan keamanan di wilayah
Afrika.
untuk membantu menangani konflik yang terjadi di Somalia. Pada bulan Januari
2005 dibuatlah proposal mengenai AMISOM yang disarankan oleh Komisi Uni
Afrika yang kemudian disetujui oleh African Union Peace and Security Council
Afrika ke Somalia.
resolusi nomor 1772, yang pada Bab ke-7 menegaskan untuk memperluas
kewenangan Uni Afrika dalam memimpin misi di Somalia. Resolusi tersebut juga
mereka.
serta rekonsiliasi
union.org/root/AU/AUC/Departments/PSC/AMISOM/AMISOM_Mandat.
Untuk memenuhi tujuan ini AMISOM juga diberi berbagai tugas termasuk
Dengan adanya paparan dan fenomena tersebut maka penulis tertarik dan
dibentuk oleh Uni Afrika dan diberi mandat untuk menangani konflik bersenjata
dalamnya baik itu berupa state actor yang di dalam pembahasan ini yaitu
Somalia, maupun non state actor yang terbentuk sebagai suatu kerjasama
studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Hubungan Internasional.
interaksi yang berlangsung dalam suatu wadah atau lingkungan, atau suatu
dilihat dari sikap dan tujuan pihak-pihak yang melakukan hubungan timbal
4. War and Peace. Merupakan mata kuliah yang membahas mengenai perang
1.2. Permasalahan
Somalia ?
4. Upaya apa saja yang dilakukan oleh AMISOM untuk mengatasi kendala-
Somalia ?
faktor mana saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor
mana saja yang tidak. Melalui pembatasan masalah diharapkan terdapat garis yang
jelas, sehingga masalah yang timbul dapat lebih terfokus (Suriasumantri, 1998:
304). Sebagai variabel dependen, penelitian ini akan memusatkan pada peranan
14
diteliti. Penelitian ini akan dibatasi pada kajian terhadap peranan AMISOM dalam
sedangkan dipilih tahun 2010 karena berdasarkan pada resolusi PBB no.1872
Januari 2010 dan telah memberikan kontribusi dalam upaya meredakan konflik
bersenjata di Somalia. Dalam hal konflik, penelitian ini akan dibatasi pada
1998: 305). Dengan berdasarkan hasil uraian dari identifikasi dan pembatasan
Somalia ?
15
Somalia.
3. Untuk melihat apa saja kendala yang dihadapi AMISOM dalam membantu
Indonesia.
menjadi landasan teoritis bagi penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam
teori dan pendapat dari para ahli dalam Ilmu Hubungan Internasional sekaligus
kerangka pemikiran yang akan mengutip dari teori-teori atau pendapat para ahli
17
sehingga dapat diungkapkan suatu hipotesis yang akan diajukan untuk kemudian
berakhirnya Perang Dunia I. Sehingga pada akhirnya disiplin ilmu yang secara
menyatakan bahwa:
tersebut dilakukan untuk memahami adanya interaksi antara state actor dan non
state actor yang meliputi multi dimensi bidang. State actor tentu saja negara yang
menjadi kajiannya tetapi untuk non state actor terdapat banyak pelakunya salah
lebih negara.
makna dari kerjasama yang dilakukan antara negara-negara dalam satu area
menangani masalah yang terjadi di Somalia adalah Uni Afrika yang merupakan
membantu menangani konflik yang terjadi di Somalia, sebagai sebuah non state
aktor Uni Afrika dapat mengeluarkan kebijakan yang berpengaruh terhadap suatu
negara.
manusia hidup secara sosial dimana antar individu yang satu dengan individu
yang lain saling membutuhkan, begitu juga dengan sebuah negara karena tidak
ada satu negara pun di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhan dalam
negerinya sendiri, negara tersebut pasti membutuhkan negara lainnya. Karena itu
tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh T. May Rudy dalam “Teori Etika dan
pembangunan yang dewasa ini merupakan tujuan utama setiap negara karena
Oleh karena itu suatu negara perlu melakukan kerjasama yang dalam hal
yang saling tergantung satu sama lain. Dalam melakukan kerjasama ini
suatu negara tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri.
negara tersebut. Hal itu mengingat terbatasnya kemampuan suatu negara untuk
memenuhi kebutuhan nasionalnya dan agar negara tersebut tidak tersisihkan dari
pergaulan internasional.
Begitu pula yang terjadi pada negara Somalia. Sebagai sebuah negara yang
bantuan dari negara lainnya. Maka dari itu Uni Afrika membantu penyelesaian
yang ada dan berlangsung di antara negara-negara. Terdapat dua tipe hubungan
yang ekstrim yaitu konflik dan kerjasama (Soeprapto, 1997:161). Konflik yang
mengarah pada pemakaian kekerasan timbul oleh perpaduan dari berbagai sebab
seperti tuntutan atas suatu masalah, sikap bermusuhan, dan berbagai jenis
tindakan militer serta diplomatik tertentu. Perilaku yang tercermin pada tuntutan,
sikap, dan tindakan tersebut pada umumnya disebabkan oleh pertentangan dalam
merupakan konflik antar negara tetapi yang banyak terjadi adalah konflik internal
negara baik itu dalam bentuk konflik bersenjata, pemberontakan senjata, gerakan
separatis, dan lain sebagainya. Dalam buku yang berjudul Demokrasi dan Konflik
yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk Negosiator, Peter Harris dan Ben Reilly
mengatakan bahwa :
Konflik merupakan suatu aksi fisik dan non fisik antara dua kelompok
lebih mengarah pada kekuatan teknologi dan industri, hal ini menunjukkan bahwa
yang sah dan pemberontak, maka konflik bersenjata dapat terlihat sebagai
faksi bersenjata (armed factions) saling bermusuhan satu sama lain tanpa
2010).
24
Pada Pasal 1 ayat (2). “Protokol ini tidak berlaku untuk situasi-situasi
kekerasan dan ketegangan dalam negeri, seperti huru-hara, tindak kekerasan yang
bersifat terisolir dan sporadis, serta tindak kekerasan serupa lainnya, yang bukan
kriteria substansi yang dimaksud dengan konflik bersenjata yaitu adanya suatu
terorganisir yang dipimpin oleh komandan yang bertanggung jawab terhadap anak
buahnya, yang mana kelompok tersebut harus memiliki dengan derajat minimum
wilayah suatu negara, yaitu antara pemerintah di satu sisi dan kelompok
yang ingin memisahkan diri, pejuang kebebasan, teroris, atau istilah-istilah sejenis
otonomi yang lebih besar di dalam negara tersebut, atau dalam rangka
memisahkan diri dan mendirikan negara mereka sendiri. Penyebab dari konflik
minoritas atau hak asasi manusia lainnya yang dilakukan oleh pemerintah yang
(http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&aid=616
Dengan adanya konflik yang terjadi di Somalia, maka Uni Afrika sebagai
dengan kewajban moral dikenal sebagai intervensi yang didasarkan pada asas
intervensi yang didasarkan atas asas kemanusiaan atau biasa disebut sebagai
yang terkadang berada di luar jangkauan hukum. Intervensi harus terbebas dari
sifat keinginan untuk mencapai kepentingan nasional dari negara yang melakukan
intervensi, dan aspek kemanusiaan harus menjadi tujuan utama (Historicus, 1863:
42).
dan masalah keamanan masih menjadi isu yang tetap ada walaupun
Mingst mengatakan :
keuntungan satu sama lain melalui suatu kerjasama dan perang dengan
mengedepankan militer bukanlah suatu hal yang berguna dan sia-sia. Liberalisme
kerjasama antar negara, dengan adanya suatu kerjasama maka negara-negara akan
sibuk dan memiliki sifat ketergantungan yang menguntungkan antara satu sama
bahwa suatu sistem internasional akan dikelola dengan baik melalui sebuah
27
global.
satu agendanya. Hal ini didorong oleh tekad Uni Afrika untuk memperjuangkan
tujuan utamanya yaitu untuk menjaga dan memelihara keamanan dan perdamaian
di kawasan Afrika. Salah satu bentuk nyata dari tekad Uni Afrika dalam
memperjuangkan tujuannya tersebut dapat dilihat dari campur tangan Uni Afrika
dengan membentuk AMISOM dengan persetujuan dari PBB melalui Resolusi No.
Sedangkan masyarakat Somalia sendiri merasa lebih aman dengan adanya ICU
daripada TFG sendiri. Dengan banyaknya dukungan tersebut maka ICU pun
menjadi sebuah kelompok yang besar. Tetapi dengan adanya dukungan dari
Amerika Serikat, Ethiopia dan PBB sendiri maka TFG tetap berkuasa dan dapat
menghancurkan basis ICU. Tetapi dengan hancurnya basis ICU tersebut tidak
1.4.2. Hipotesis
kegiatan yang harus dilakukan jika kita hendak mengetahui eksistensi empiris
suatu konsep. Melalui definisi seperti itu, maka suatu konsep dapat dijabarkan.
pengujian yang memberikan kriteria bagi penerapan konsep itu secara empiris
aman di Somalia.
• Konflik bersenjata yaitu konflik yang terjadi antara pemerintah di satu sisi
Republik Somalia yang diakui oleh PBB, Uni Afrika, serta Amerika
• Dialog adalah komunikasi yang dilakukan antara TFG dengan ICU dengan
Metode penelitian dapat bermakna sempit atau luas. Dalam arti sempit,
prosedur pengumpulan data dan analisis data. Sebaliknya dalam arti luas, metode
fakta yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Deskripsi adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang akurat dan terperinci
mengenai fakta tentang suatu fenomena yang ada. Sementara metode analitis
karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti dalam situasi tertentu
sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan
intepretasi tentang arti data itu. Dalam analisis yang akan dilakukan dalam
yang dikeluarkan oleh Uni Afrika dan badan PBB, buku-buku teks, makalah
dan jurnal-jurnal mengenai masalah penelitian yang dilakukan oleh para ahli,
penelitian.
secara akurat yang diperoleh langsung secara lisan dari pihak-pihak yang
Padjajaran, Jatinangor.
Bandung.
Tabel 1.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan Tahun
2 3 4 5 6 7 8
1 Pengajuan judul 2010
Pengumpulan dan
3
Pengolahan Data. 2010
Laporan penelitian ini akan disusun dalam bentuk skripsi dengan urutan
sebagai berikut:
BAB I: Bab ini merupakan bab pendahuluan yang akan memaparkan latar
BAB III: Bab ini akan dipaparkan mengenai variabel-variabel yang akan
BAB IV: Bab ini akan memaparkan hasil penelitian dari hubungan antar
BAB V: Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan penelitian