LEMBAR PENGESAHAN
Laporan resmi Praktikum Bioproses yang berjudul Minyak yang disusun oleh:
Kelompok : 1 / Kamis
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan,
Asisten Pengampu
Rizkia Chairunnisa
NIM. 21030116130154
iii
P9
RINGKASAN
Kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis, yakni daerah yang terletak di
sepanjang garis katulistiwa. Dari akar sampai dengan buahnya dapat dimanfaatkan
semua. Minyak kelapa murni (Virgin coconut oil/VCO) merupakan produk olahan kelapa
yang melalui proses pengolahan secara singkat, sehingga dapat mempertahankan
komponen alami dari kelapa. Tujuan dari praktikum ini yaitu memproduksi minyak
kelapa dari santan dengan metode tertentu, mengetahui hubungan pH dan densitas
terhadap waktu, dan menganalisis hasil minyak kelapa yang didapat secara fisika dan
kimia.
Minyak kelapa murni (Virgin coconut oil/VCO) merupakan produk olahan kelapa
yang melalui proses pengolahan secara singkat, sehingga dapat mempertahankan
komponen alami dari kelapa. Komponen alami dari kelapa ini dapat berfungsi sebagai
anti inflamasi, analgesic, dan antipiretik, karena kemampuannya mengurangi
pembentukan transudate, pembentukan granuloma, dan aktivitas serum alkali fosfatase.
Minyak kelapa murni juga memiliki efek antimikroba.
Bahan yang harus dipersiapkan adalah kelapa parut, ragi, sari buah, dan air
kelapa. Praktikum di awali dengan pembuatan santan lalu pembuatan starter. Setelah itu
fermentasi santan dan yang terakhir menganalisis hasil minyak kelapa dengan
menghitung volume minyak kelapa yang didapat, menguji secara organoleptik (indera
penciuman dan penglihatan), dan menghitung densitas minyak kelapa.
Dari praktikum ini didapatkan hasil minyak kelapa pada variabel 1, 2, 3, dan 4
sebesar 24 mL, 24 mL, 25 mL, dan 26 mL. Data tersebut menunjukkan variabel dengan
penambahan ragi roti, tempe dan tape menghasilkan volume minyak yang paling besar.
Hubungan pH terhadap waktu fermentasi yang didapat berbanding terbalik. Dimana
kandungan asam lemak bebas membuat pH menurun seiring bertambahnya waktu
fermentasi. Hubungan densitas terhadap waktu fermentasi yang didapat berbanding lurus
pada variabel 1, 2, dan 3. Sedangkan pada variabel 4 berbanding terbalik. Semakin lama
waktu fermentasi, semakin banyak aktivitas enzim pemecah protein yang mengikat
minyak sehingga minyak yang terbentuk akan meningkat dan densitas yang didapat pun
lebih tinggi dari sebelumnya. Pengotor logam berat yang menghambat aktivitas enzim
yang menyebabkan densitas semakin menurun. 4. Minyak kelapa yang didapatkan
memiliki bau dan warna yang normal. Densitas minyak kelapa yang ditemukan lebih
besar dari densitas minyak standar. Hal ini dikarenakan air yang teradsorpsi pada pati
sehingga tidak dapat terpisah dalam metode sentrifugasi. Asam lemak bebas yang
ditemukan jauh lebih besar dari kadar asam lemak minyak standar. Hal ini dikarenakan
penggunaan ragi yang lebih variatif sehingga pertumbuhan enzim pun lebih tinggi dan
menghasilkan asam lemak bebas yang tinggi.
Untuk praktikan selanjutnya, lebih baik melakukan perhitungan pH menggunakan
pH digital. Saat titrasi sebaiknya dilakukan dengan suhu konstan sehingga TAT tidak
terlewat. Lalu saat inkubasi, sebaiknya sampel diletakkan pada ruangan yang telah
dikondisikan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang optimum.
iv
P9
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Bioproses dengan materi Minyak tanpa hambatan yang berarti.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
praktikan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu laporan materi Minyak, Dessy Ariyanti, S.T, M.T, PhD.,
2. Penanggungjawab Laboratorium Mikrobiologi, Dr. Ing. Silviana, S.T, M.T,
3. Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Mikrobiologi, Jufriyah, S.T,
4. Koordinator asisten Laboratorium Mikrobiologi, Florence Kharisma,
5. Asisten pengampu laporan materi Minyak, Rizkia Chairunnisa,
6. Segenap asisten yang telah membimbing kami selama praktikum,
7. Kepada teman-teman, Impresif, yang telah membantu memberikan motivasi
dan kerjasama yang baik.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi para pembaca. Penulis
memohon maaf apabila ada salah kata ataupun hal-hal yang kurang berkenan di hati
pembaca.
Penyusun
v
P9
DAFTAR ISI
vi
P9
4.4 Analisa Hasil Minyak Kelapa yang Dihasilkan Secara Fisika dan
Kimia ................................................................................................... 17
4.4.1 Bau .............................................................................................. 17
4.4.2 Warna.......................................................................................... 18
4.4.3 Densitas....................................................................................... 18
4.4.4 Asam Lemak Bebas .................................................................... 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 20
5.2 Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................21
REFERENSI
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR ASISTENSI
vii
P9
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi dalam Daging Buah Kelapa .............................3
Tabel 2.2 Komposisi asam lemak jenuh ...........................................................4
Tabel 2.3 Komposisi asam lemak tak jenuh .....................................................5
Tabel 2.4 Standar baku mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 7381:2008 ......5
Tabel 2.5 Standar baku mutu minyak kelapa berdasarkan APCC Quality
Standart for VCO ..............................................................................6
Tabel 4.1 Hubungan Antara Variabel dengan Volume Minyak .....................15
Tabel 4.2 Analisa hasil minyak kelapa secara fisika dan kimia ......................18
viii
P9
DAFTAR GAMBAR
ix
P9
DAFTAR LAMPIRAN
x
P9
xi
P9
BAB I
PENDAHULUAN
1
P9
4. Menganalisis hasil minyak kelapa yang didapat secara fisika dan kimia.
2
P9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis, yakni daerah yang terletak di
sepanjang garis katulistiwa. Di daerah-daerah tersebut, tanatnan ini banyak tumbuh dan
di budidayakan oleh sebagian besar petani. Di wilayah Indonesia, tanaman kelapa
banyak ditemukan hampir di seluruh propinsi, dati daerah pantai yang datar sampai ke
daerah pegunungan yang agak tinggi. Di daerah yang padat penduduknya, pohon kelapa
lebih banyak ditanam di tanah pekarangan, sedangkan di daerah yang jarang
penduduknya pohon kelapa ditanam di laban yang luas sebagai perkebunan kelapa
Tanaman keIapa sangat bemanfaat bagi kehidupan sehari-hari (Warisno,2003).
Dari akar sampai dengan buahnya dapat dimanfaatkan semua. Tanaman kelapa
juga memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian rakyat, karena dapat
meningkatkan pendapatan para petani yang menanam pohon kelapa. Manfaat tersebut
antara lain: daging buah kelapa dapat diolah menjadi minyak untuk menggoreng, kopra,
minuman segar, dan sebagainya. Tempurung kelapa yang nampaknya tidak bermanfaat
dapat diolah menjadi arang yang merupakan bahan dasar arang aktif yang bermanfaat
untuk berbagai bidang (Warisno, 2003).
Air kelapa secara langsung dapat diminum dan sangat segar rasanya. Namun
kalau sudah berlebihan (musim panen) air keIapa menjadi terbuang. Dewasa ini, telah
dikembangkan pengoJahan air kelapa menjadi berbagai produk, misalnya: kecap dan
cuka. Di samping itu air kelapa juga dapat diolah menjadi produk yang bemilai ekonomi
tinggi dan bemilai gizi tinggi yaitu dibuat nata de coco (Warisno, 2003).
Sebagai bahan makanan, daging buah kelapa memiliki nilai gizi yang cukup
tinggi. Adapun kandungan gizi dalam daging buah kelapa baik muda, setengah tua, dan
yang sudah tua ditunjukkan dalam tabel 2.1
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi dalam Daging Buah Kelapa
Jenis Zat Kelapa Muda Kelapa Setengah Kelapa Tua
No. Tua
1. Kal (kal) 68.00 180.00 369.00
2. Protein (g) 1.00 4.00 3.40
3. Lemak (g) 0.90 15.00 34.70
4. Karbohidrat (g) 14.00 10.00 14.00
5. Kalsium (mg) 7.00 8.00 21.00
6. Fosfor (mg) 30.00 58.00 98.00
7. Besi (mg) 1.00 1.30 2.00
8. Vitamin A (SI) 0.00 10.00 0.00
9. Vitamin B1 (mg) 0.06 0.05 0.10
10. Vitamin C (mg) 4.00 4.00 2.00
11. Air (g) 83.30 70.00 46.90
12. Bdd(%)* 53.00 53.00 53.00
3
P9
4
P9
5
P9
1) Metode Pressing
Pressing atau tekanan merupakan teknik dengan cara penekanan
dalam proses pembutan minyak kelapa. Jumlah minyak yang diperoleh dari
pengepresan dipengaruhi oleh besarnya tekanan pengepresan, waktu atau
lama pengepresan, serta suhu dan kekentalan minyak. Makin tinggi tekanan,
makin banyak minyak yang diperoleh (Yonadi, 2013).
2) Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak dari bahan
yang mengandung minyak. Proses ekstraksi minyak kelapa umumnya
membutuhkan dua bentuk energi, yaitu energi mekanis dan energi panas
(termal). Energi mekanis berfungsi untuk memecahkan dinding sel,
sedangkan energi panas selain utnuk merusak dinding sel juga untuk
menurunkan kekentalan (viskositas) minyak dan mengatur kadar airnya
(Yonadi,2013).
3) Metode Rendering
Rendering merupakan suatau cara ekstraksi minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi.
Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik,
yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan
untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh
minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya (Yonadi,2013).
6
P9
4) Metode Pengasaman
Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan minyak kelapa
dengan cara membuat suasana emulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam
memiliki kemampuan untuk memutus ikatan lemak-protein dengan cara
mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak. Namun asam yang
dicampurkan ke dalam santan hanya bisa bekerja dengan maksimal bila
kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai. Pada proses pembuatan minyak
kelapa, pH yang paling optimal yaitu 4,3 (Yonadi, 2013).
5) Metode Sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan minyak kelapa dengan
cara mekanik. Pembuatan minyak kelapa dengan sentrifugasi dikelompokan
menjadi tiga, yaitu : pembuatan santan, pembuatan minyak kelapa, serta
penyaringan. Pada cara ini krim dimasukan dalam tabung ke dalam
sentrifuse. Pemutusan ikatan lemak protein pada santan dilakukan dengan
pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal karena berat jenis
minyak dan air berbeda. Setelah dilakukan sentrifugasi, keduanya akan
terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak lebih ringan dibanding air
sehingga minyak akan terkumpul pada lapisan atas. Kunci dari pembuatan
minyak kelapa dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu 20.000
rpm dengan waktu sekitar 15 menit (Yonadi, 2013).
6) Metode Enzimatis
Pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatis merupakan
pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan melainkan dengan
bantuan enzim. Enzim bisa disintetis atau disuplai dari alam. Enzim yang
digunakan akan memecah protein yang berikatan dengan minyak sehingga
rendemen VCO lebih tinggi. Enzim akan menghasilkan ekstraksi minyak
kelapa murni yang baik dengan kadar air yang rendah. Beberapa jenis enzim
yang bisa digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak
yaitu papain (pepaya), bromelin (nanas), dan enzim protease yang berasal
dari kepiting sungai. Enzim papain banyak yang terdapat dalam getah daun
pepaya. Sementara enzim bromelin banyak terdapat pada bagian bonggol
(hatinya) nanas (Yonadi, 2013).
7) Metode Fermentasi
Pada cara fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari
krim. Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan penggumpalan
bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu pemanasan.
Mikroba yang berkembang selama fermentasi, terutama mikroba penghasil
asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein santan mengalami
7
P9
8
P9
9
P9
BAB III
METODE PERCOBAAN
10
P9
11
P9
Keterangan gambar:
1. Klem
2. Statif
3. Buret
4. Erlenmeyer
12
P9
14
P9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Variabel 1
6 Variabel 2
pH
Variabel 3
5 Variabel 4
3
1 2 3
Waktu (Hari)
16
P9
1.8
1.6
1.4
Densitas gr/mL
1.2 Variabel 1
1
Variabel 2
0.8
0.6 Variabel 3
0.4 variabel 4
0.2
0
1 2 3
Waktu (Hari)
17
P9
sebagian variabel terjadi peningkatan densitas pada hari ke-3 hal ini dapat
dikarenakan semakin banyak enzim protease yang memecah protein, sehingga proses
fermentasi minyak kelapa yang dihasilkan akan semakin meningkat dan densitas
yang terbentuk semakin besar (Ishak, dkk., 2016). Rhizopus oligosporus yang
terdapat pada ragi mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease, sehingga
akan sangat berpengaruh terhadap proses pemecahan protein (Silaban, dkk., 2016).
Namun terjadi penurunan densitas pada beberapa variabel. Hal ini dapat disebabkan
oleh hadirnya pengotor yang menghambat pembentukan enzim protease. Pengotor
tersebut dapat berupa logam berat yang terkandung didalam minyak secara natural.
Logam yang berada pada pada minyak kelapa secara umum yaitu besi dengan kadar
5 ppm, Tembaga dengan kadar 0,4 ppm, Timbal dengan kadar 0,1 ppm, dan arsen
sebesar 0,1 ppm. Sehingga dengan adanya pengotor, dapat memungkinkan enzim
yang dihasilkan untuk memecah protein akan terhambat akibat adanya logam berat
maka densitas yang terbentuk akan terus menurun (Suteja, 2013).
Dapat disimpulkan berdasarkan data diatas bahwa peningkatan densitas
merupakan hal yang sesuai dengan teori dimana semakin banyaknya aktivitas enzim
pemecah protein yang mengikat minyak, menghasilkan minyak yang semakin
banyak. Sedangkan pengotor yang menghambat aktivitas enzim dapat menurunkan
densitas yang dihasilkan.
4.4 Analisa Hasil Minyak Kelapa yang Dihasilkan Secara Fisika dan Kimia
Tabel 4.2 Analisa hasil minyak kelapa secara fisika dan kimia
Densitas Kadar Asam lemak
Variabel Bau Warna
(gr/ml) bebas
1 Normal Normal 1,248 1,558
2 Normal Normal 1,215 1,591
3 Normal Normal 1,236 1,544
4 Normal Normal 1,216 1,225
4.4.1 Bau
Berdasarkan data diatas, bahwa pada minyak kelapa variabel 1 hingga
Variabel 4 memiliki bau yang normal, yang berarti menunjukkan bau yang
tidak tengik. Hal itu sesuai dengan standart baku mutu minyak kelapa.
Berdasarkan pada mutu VCO sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 7381:2008 standar baku mutu bau dari minyak kelapa memiliki bau tidak
tengik. Dari keempat data yang diperoleh, memiliki bau yang tidak tengik
sehingga sesuai mutu VCO sesuai Standar Nasional Indonesia.
18
P9
4.4.2 Warna
Berdasarkan data diatas, bahwa pada minyak kelapa variabel 1
hingga variabel 4 memiliki warna normal, yang berarti warna di tunjukan
yaitu bening seperti warna pada baku mutu minyak kelapa.
Berdasarkan pada mutu VCO sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) SNI 7381:2008 standar baku mutu warna dari minyak kelapa
memiliki warna tidak menguning. Dari keempat data yang diperoleh,
memiliki warna bening tidak menguning, sehingga sesuai mutu VCO
sesuai Standar Nasional Indonesia.
4.4.3 Densitas
Berdasarkan data yang diperoleh densitas untuk variabel 1 adalah
1,248 gr/ml , variabel 2 adalah 1,215 gr/ml, variabel 3 adalah 1,236 gr/ml,
dan variabel 4 adalah 1,216 gr/ml. Kadar yang diperoleh lebih besar dari
densitas minyak standar. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI
7381:2008 minyak kelapa yang bermutu harus memenuhi syarat densitas
0,915 – 0,920 g/ml dari total volume minyak kelapa.
Dapat diketahui densitas yang dihasilkan dari keempat variabel
melebihi dari standar. Jumlah densitas yang lebih tinggi dari standar
seharusnya dapat diakibatkan oleh adanya pengaruh air pada minyak
kelapa yang dapat meningkatkan massa pada minyak. Air biasanya
teradsorpsi pada permukaan makromolekul seperti protein, pektin, pati,
selulosa (Susanto, 2012). Selama sentrifugasi, pemecahan yang terjadi
hanya pada protein dan air, namun terdapat air yang yang dapat
teradsorpsi pada pati. Sehingga kemampuan air untuk dapat terpisah
dalam molekul pati cukup sulit (Hariyani, 2006). Kadar pati dalam
minyak kelapa berkisar 5,5% – 6,2% (Rahmadi dkk,. 2013). Air memiliki
densitas yang lebih tinggi dari minyak sehingga hal tersebut akan
mengakibatkan massa minyak bertambah. Berdasarkan rumus denstias
yakni ρ = m/v, maka densitas yang dihasilkan akan lebih besar
dikarenakan massa minyak berbanding lurus dengan densitas minyak.
19
P9
20
P9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Minyak kelapa yang didapat pada praktikum ini dengan metode fermentasi
dari santan pada variabel 1, 2, 3, dan 4 sebanyak 24 mL, 24 mL, 25 mL, dan
26 mL.
2. Hubungan pH terhadap waktu fermentasi adalah berbanding terbalik. Dimana
pH akan semakin menurun seiring lamanya waktu fermentasi. Pada
praktikum ini didapatkan hasil pH yang menurun selama fermentasi
berlangsung. Karena adanya asam-asam lemak bebas itulah yang dapat
membuat pH semakin menurun.
3. Hubungan densitas terhadap waktu fermentasi adalah berbanding lurus.
Dimana semakin lama waktu fermentasi, semakin banyak aktivitas enzim
pemecah protein yang mengikat minyak sehingga minyak yang terbentuk
akan meningkat dan densitas yang didapat pun lebih tinggi dari sebelumnya.
Pada praktikum ini ditemukan hasil yang menyimpang, dimana densitas yang
ditemukan semakin rendah. Hal ini dikarenakan pengotor logam berat yang
menghambat aktivitas enzim sehingga densitas yang ditemukan lebih kecil
daripada sebelumnya.
4. Minyak kelapa yang didapatkan memiliki bau dan warna yang normal.
Densitas minyak kelapa yang ditemukan lebih besar dari densitas minyak
standar. Hal ini dikarenakan air yang teradsorpsi pada pati sehingga tidak
dapat terpisah dalam metode sentrifugasi. Asam lemak bebas yang ditemukan
jauh lebih besar dari kadar asam lemak minyak standar. Hal ini dikarenakan
penggunaan ragi yang lebih variatif sehingga pertumbuhan enzim pun lebih
tinggi dan menghasilkan asam lemak bebas yang tinggi.
5.2 Saran
1. Perhitungan pH lebih baik dilakukan menggunakan pH digital.
2. Saat titrasi sebaiknya dilakukan dengan suhu konstan sehingga TAT tidak
terlewat.
3. Saat inkubasi, sebaiknya sampel diletakkan pada ruangan yang telah
dikondisikan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang optimum.
21
P9
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian: Jakarta.
Andaka dan Arumsari. 2016. Pengambilan Minyak Kelapa Dengan Metode Fermentasi
Menggunakan Ragi Roti. Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi:
Yogyakarta.
Anwar, Salima. 2016. Perubahan Rendemen dan Mutu Virgin Coconut Oil (VCO).
Fakultas MIPA Jurusan Kimia, Universitas Padjajaran: Bandung.
Bolung, Mamuaja, MAndey, Mamahit. 2012. Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin
Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa. Ilmu Teknologi
Pangan Fakultas Pertanian, UNSRAT: Manado.
Direktorat Gizi Depkes R.I. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya
Aksara: Jakarta.
Hariyani. 2006. Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil
(VCO). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia,
Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Ishak, Aji, Israwati. 2016. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Berat Bonggol Nanas Pada
Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Malikussaleh: Aceh.
Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan / S. Universitas Negeri
Malang: Malang.
Meissner. 1997. Nutritional Benefits From Coconut Oil. Department of Agricultural,
Central of Research and Development: Australia.
Mujadalipah. 2012. Ekstraksi Minyak Dengan Penambahan Bahan Kimia Metode
Soxhlet. Fakulas MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Narong, and Kiatvarangkul. 2011. Technology Innovation in The Manufacturing of High-
Guality Virgin Coconut Oil in Thailand. Department of Agriculture, Chatuchak:
Bangkok.
Ngatemin, Nurrahman, dan Isworo. 2013. Pengaruh Lama Fermentasi Pada Produksi
Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan
Organoleptik. Program Studi S1 Teknologi Pangan, Universitas Muhammadyah:
Semarang.
Pratiwi, Farah Meita. 2013. Etnobotani kelapa (cocos nucifera l.) di wilayah Denpasar
dan Bandung. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana: Bali.
Prihanani, Sagala, Yonadi. 2012. Konsentrasi Enzim Nanas Pada Dua Jenis Kelapa.
Program Studi Agroeknologi Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Rahmadi, Abdiah, Sukamo, dan Pumaningsih. 2013. Karakteristik Fisikokimia dan
Antibakteri Virgin Coconut Oil Hasil Fermentasi Bakteri Asam Laktat. Jurusan
22
P9
23