Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : 027/SOP-BC/KPP MP C/2013


KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TANGGAL : 1 JULI 2013
REVISI :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAL :
PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BENDAHARA PENGELUARAN

NO AKTIVITAS KPPN KPA//PEJABAT DITUNJUK BENDAHARA PENGELUARAN

1 Bendahara pengeluaran mengumpulkan


bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran, START
kemudian membukukan bukti-bukti
pengeluaran dalam Buku Kas Umum, Buku
Pembantu, dan Buku Pengawasan
BUKTI
Anggaran.
PENERIMAAN
DAN BUKTI

MENGUMPULKAN
DAN
MEMBUKUKAN

BUKU KAS UMUM, BUKU


PEMBANTU, BUKU
PENGAWASAN ANGGARAN

2 KPA melakukan pemeriksaan Kas


Bendahara Pengeluaran dan melakukan
MENELITI
rekonsiliasi internal antara pembukuan
bendahara dan laporan keuangan UAKPA.
KPA atau pejabat yang ditunjuk
menyampaikan LPJ Bendahara
Pengeluaran kepada KPPN paling lambat LENGKAP
10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya ? T
disertai salinan Rekening Koran bulan
berkenaan

Y
PENYAMPAIAN LPJ
BESERTA SALINAN
REKENING KORAN
BULAN YANG
BERKENAAN

4 KPPN meneliti LPJ. Apabila memenuhi


ketentuan, maka proses selesai. Apabila LPJ BENDAHARA
LPJ tidak memenuhi ketentuan maka PENGELUARAN
dikembalikan kepada Bendahara untuk SALINAN REK
diperbaiki dan selanjutnya dikirim ulang ke KORAN
KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak
tanggal pemgembalian

5 KPA menerima LPJ yang belum memenuhi


ketentuan dari KPPN, dan mensposisikan
kepada Bendahara Pengeluaran untuk Menerima LPJ dan
mendisposisi
memperbaiki

6 Bendahara Pengeluaran memperbaiki LPJ

Memperbaiki
LPJ

7 KPA memeriksa LPJ dan menyampaikan


kepada KPPN
LPJ BENDAHARA
PENGELUARAN Memeriksa LPJ

END

Mengetahui
Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Iyan Rubiyanto
NIP 19660927 199103 1 002
Nomor : 027/SOP-BC/LPP MP C/2013 Tanggal : 1 Juli 2013
Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KPPBC TIPE MADYA PABEAN C
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN PENYUSUNAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614).
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tatacara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/ Satuan Kerja.

DESKRIPSI:

1. SOP ini menjelaskan tentang penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara


pengeluaran mulai dari proses pengumpulan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran
sampai dengan diterimanya Laporan Bendahara Pengeluaran oleh KPPN.
2. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara yang selanjutnya disebut LPJ adalah laporan
yang dibuat oleh bendahara atas uang yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban
pengelolaan uang.
3. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disebu
LPJ-BPP adalah laporan yang dibuat oleh BPP atas uang yang dikelolanya sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan uang.
4. Bendahara adalah setiap orang yang diberi tugas menerima, meyimpan, membayar
dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara.
5. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja negara dalam rangka pelaksanaan belanja APBN pada Kementerian
Negara/Lembaga dan/atau Satker.
6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen
pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku Pengguna
Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku BUN.
7. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.
8. Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
9. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk mengambil keputusan dan / atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban belanja negara.
10. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran
dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.
11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
12. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh PPK
dan disampaikan kepada PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja
untuk selanjutnya diteruskan kepada PP-SPM berkenaan.
13. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh PA/KPA
atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan.
14. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah SPM langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/Penerima Hak yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk
atas dasar kontrak kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya.
15. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh Kuasa BUN kepada bank operasional/kantor pos dan giro berdasarkan
SPM untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke Rekening pihak yang
ditunjuk dalam SPM berkenaan.
16. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut UAKPA adalah unit
akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.
17. Dokumen Sumber adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pembukuan bendahara.
18. Arsip Data Komputer (ADK) adalah arsip data dalam bentuk softcopy yang disimpan dalam
media penyimpanan digital.
19. SOP ini dilaksanakan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).

PERSYARATAN :

1. Bendahara Pengeluaran membukukan penerimaan selain jenis penerimaan PNBP baik


melalui potongan pembayaran maupun yang disetor langsung.
2. Bendahara wajib menyusun LPJ secara bulanan atas uang yang dikelolanya berdasarkan
Buku Kas Umum, Buku Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran.
3. KPA wajib melakukan pemeriksaan Kas bendahara dan wajib melakukan rekonsiliasi
internal antara pembukuan bendahara dan Laporan Keuangan UAKPA sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu bulan sebelum dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN.
4. LPJ wajib disampaikan paling lambat 10 hari kerja bulan berikutnya disertai salinan
Rekening Koran bulan berkenaan.
5. LPJ ditolak oleh KPPN apabila tidak memenuhi ketentuan LPJ dan dikembalikan kepada
Bendahara untuk diperbaiki dan selanjutnya dikirim ulang ke KPPN Paling lambat 5 (lima)
hari kerja sejak tanggal pengembalian.
6. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran.

BIAYA :
Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN :

Norma waktu penyusunan LPJ Bendahara Pengeluaran secara bulanan.


Norma waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran ke KPPN paling lambat 10 hari kerja
bulan berikutnya.

Mengetahui,
Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Iyan Rubiyanto
NIP 19660927 199103 1 002

Anda mungkin juga menyukai