Anda di halaman 1dari 8

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN


KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE

Sutrisno Aswad
Mulyadi
Jiil J. S. Lolong

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : sutrisnoaswad@yahoo.com

Abstract: Therapeutic communication is an advice for nurse in a relationship of


mutual trust and improve patient’s satisfaction, so it can be enhance the good
image of health workers especially nursing profession. Giving and talking
relationship between nurse and patient in nurse service called therapeutic
communication. Research purposes identification therapeutic communication
nurse and patient satisfaction and analized relationship of nurse therapeutic
communication with patient’s satisfaction in Emergency Room RSUD Dr. H.
Chasan Boesoirie Ternate. Sample amounted to 80 respondent with purposive
sampling technique. Research design is descriptive design with cross sectional
and data collected from respondent with questionnaire. The result of statistical
test using chi square with levels of significance 95% (α ≤ 0,05), p= 0,000 the
result which p value < α (0,05). Conclusion there is a relationship of nurse
therapeutic communication with patient’s satisfaction. Recomendation of the
research is to improve nurse therapeutic communication in Emergency Room
RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
Key words : Nurse Therapeutic Communication, Patient’s Satisfaction

Abstrak: Komunikasi terapeutik merupakan sarana bagi perawat dalam menjalin


hubungan saling percaya dan dapat meningkatkan kepuasan pasien, sehingga
dapat meningkatkan citra yang baik untuk tenaga kesehatan khususnya profesi
keperawatan. Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien
dalam pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik. Tujuan
penelitian mengindentifikasi komunikasi terapeutik perawat dan kepuasaan
pasien serta menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasaan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate. Sampel berjumlah 80 responden dengan menggunakan tehnik Purposive
Sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif dengan
pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan dari responden menggunakan
lembar kuesioner. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji chi-square pada
tingkat kemaknaan 95% (α ≤ 0,05), hasil didapatkan nilai p= 0,000 ini berarti
bahwa nilai p< α (0,05). Kesimpulan terdapat hubungan komunikasi terapeutik
perawat dengan kepuasan pasien. Rekomendasi peneliti yaitu meningkatkan
komunikasi terapeutik perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate.
Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien.

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

PENDAHULUAN ditampilkan oleh petugas. Sikap dan


Pelayanan IGD merupakan tolak perilaku yang baik oleh perawat
ukur kualitas pelayanan rumah sakit, sering dapat menutupi kekurangan
karena merupakan ujung tombak dalam hal sarana dan prasarana.
pelayanan rumah sakit, yang Berdasarkan penelitian yang
memberikan pelayanan khusus diakukan oleh Huda 2010 tentang
kepada pasien gawat darurat secara hubungan komunikasi terapeutik
terus menerus selama 24 jam setiap perawat dengan tingkat kepuasan
hari. Karena itu Pelayanan di IGD pasien di RS. Bunda Margonda
harus diupayakan seoptimal Depok, (61,3 %) menyatakan puas
mungkin. Serta menerapkan dan (38,7 %) menyatakan kurang
komunikasi efektif dan terapeutik puas.
dalam memberikan pelayanan Hasil penelitian Hermawan
terhadap pasien. Untuk itu (2009), kenyamanan pasien di IGD
diperlukan kualitas SDM profesional RS Mardi Rahayu dari tahun 2006
termasuk tenaga keperawatannya sampai Mei 2009 menyatakan,
(Depkes, 2010). bahwa 5% sampai 6,5% responden
Komunikasi pada ruang Instalasi merasa tidak nyaman saat di IGD hal
Gawat Darurat berbeda dengan ini dikarenakan komunikasi perawat
komunikasi yang terjadi dibangsal, yang kurang.
karena di Instalasi Gawat Darurat Hasil penelitian yang dilakukan
lebih memfokuskan pada tindakan Krisnanda, (2001) tentang tingkat
yang akan dilakukan, sehingga dalam kepuasan pasien terhadap pelayanan
pelaksanaan komunikasi terapeutik di Instalasi Gawat Darurat, 46,2%
sangat kurang. Kegiatan kasus gawat pasien menyatakan puas dan 53,8%
darurat memerlukan sebuah sub pasien tidak puas Krisnanda, (2001).
sistem yang terdiri dari informasi, Instalasi Gawat Darurat (IGD)
jaringan koordinasi dan jaringan merupakan salah satu Instalasi
pelayanan gawat darurat, sehingga RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
seluruh kegiatan dapat berlangsung Ternate, secara umum khusus
dalam satu sistem terpadu menangani kasus-kasus darurat yang
(PUSBANKES 118, 2012). memerlukan penanganan yang cepat
Pohan (2006) berpendapat, dan tepat. IGD merupakan salah satu
bahwa kepuasan pasien adalah suatu instalasi yang secara umum khusus
tingkat perasaan pasien yang timbul menangani kasus darurat yang
sebagai akibat dari kinerja pelayanan memerlukan penanganan yang cepat
kesehatan yang diperoleh setelah dan tepat. Data dari rekam medik
pasien membandingkan dengan apa RSUD. Dr. H. Boesoirie Ternate
yang diharapkannya. Perawat dalam menunjukan, bahwa jumlah pasien
memberikan asuhan keperawatan yang masuk di Instalasi Gawat
tidak terlepas dari sikap dan perilaku Darurat RSUD. Dr. H. Boesoirie
dalam berkomunikasi dengan pasien Ternate pada bulan September
yang dapat mempengaruhi kepuasan sampai Oktober 2014 sebanyak 826
pasien, meskipun sarana dan pasien.
prasarana pelayanan sering dijadikan Hasil observasi di Instalasi
ukuran mutu oleh pelanggan namun Gawat Darurat RSUD. Dr. H. Chasan
ukuran utama penilaian tetap sikap Boesoirie Ternate pada tanggal 2
dan perilaku pelayanan yang Oktober 2014. Terdapat 6 pasien

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

mengatakan pelayanan komunikasi HASIL dan PEMBAHASAN


yang dilakukan perawat saat 1. Analisis Univariat
berinteraksi tidak komunikatif saat Tabel 1. Distribusi frekuensi
melakukan tindakan keperawatan, berdasarkan umur responden
kurang ramah dan kurang perhatian Umur Responden n %
antara perawat dan pasien. 4 pasien 17 – 25 Tahun 10 12,5
menyatakan raut wajah perawat yang
terlihat kurang senyum saat 26 – 35 Tahun 22 27,5
berinteraksi. 2 pasien menyatakan 36 – 45 Tahun 24 30,0
perawat tidak memberikan informasi
tentang perkembangan penyakit yang 46 – 55 Tahun 20 25,0
diderita oleh pasien dan 4 pasien >55 Tahun 4 5,0
merasa nyaman dengan pelayanan Total 80 100,0
komunikasi yang dilakukan perawat, Berdasarkan tabel 1
terutama terhadap penerimaan pasien menunjukkan, bahwa dari 80
baru, menanggapi keluhan dan responden (100%) diruang Instalasi
penjelasan terhadap tindakan yang Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan
dilakukan perawat kepada pasien. Boesoirie Ternate berdasarkan umur
Berdasarkan latar belakang responden dengan responden
diatas, maka peneliti tertarik untuk terbanyak, yaitu umur 36-45 tahun
melakukan penelitian tentang “ (30,0 %), sedangkan yang paling
Hubungan Komunikasi Terapeutik sedikit, yaitu responden dengan umur
Perawat Dengan Kepuasan Pasien di >55 tahun (5,0%).
Instalasi Gawat Darurat RSUD. Dr. Menurut Wawan & Dewi (2011),
H. Chasan Boesoirie Ternate.” bahwa umur mempengaruhi
kematangan berfikir seseorang, salah
METODE PENELITIAN satu faktor yang mempengaruhi
Penelitian dilaksanakan di Instalasi pengetahuan adalah umur.
Gawat Darurat RSUD. Dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate. Desain penelitian Tabel 2. Distribusi frekuensi
yang digunakan adalah deskriptif berdasarkan jenis kelamin
dengan pendektan cross sectional.
Jenis Kelamin n %
Adapun metode pengambilan sampel
yang dipakai pada penelitian ini adalah Laki-laki 40 50,0
menggunakan teknik purposive Perempuan 40 50,0
sampling, sehingga yang menjadi Total 80 100,0
sampel yaitu berjumlah 80 sampel yang Sumber : Data Primer, 2015
memenuhi kriteria inklusi. Pada Berdasarkan tabel 2
penelitian ini menggunakan lembar menunjukan, bahwa dari 80
kuisioner. responden (100%) diruang Instalasi
Analisa data yang digunakan Gawat Darurat RSUD Dr. H. RSUD
dalam penelitian ini adalah uji Chi Chasan Boesoirie Ternate
Square untuk mencari tahu hubungan berdasarkan jenis kelamin dengan
komunikasi terapeutik perawat jumlah responden antara laki-laki
dengan kepuasan pasien. dan perempuan memiliki jumlah
yang sama banyak yaitu 40
responden (50,0%).
Menurut Potter dan Perry (2009)
jenis kelamin dapat mempengaruhi

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

seseorang pada saat berinteraksi, hal Berdasarkan tabel 5.4


tersebut dapat mempengaruhi menunjukkan, bahwa dari 80
seseorang dalam menafsirkan pesan responden (100%) diruangan
yang diterimanya. Pada dasarnya Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
perempuan dan laki-laki memiliki H. Chasan Boesoirie Ternate
gaya komunikasi yang berbeda. berdasarkan pekerjaan dengan
jumlah responden terbanyak, yaitu
Tabel 3. Distribusi frekuensi petani dengan 21 responden (26,3%),
berdasarkan pendidikan sedangakan yang paling terkecil,
Pendidikan n % yaitu dosen dengan 3 responden
SD 9 11,2 (3,8%).
SMP 13 16,2
SMA/SMK 37 46,3 Tabel 5: Distribusi frekuensi
DIII 2 2,5 berdasarkan komunikasi terapeutik
S1 19 23,8 Komunikasi
n %
Total 80 100,0 Terapeutik Perawat
Sumber : Data Primer, 2015 Baik 71 88,8
Berdasarkan tabel 3
Tidak Baik 9 11,2
menunjukkan, bahwa dari 80
reponden (100%) diruang Instalasi Total 80 100,0
Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Sumber : Data Primer, 2015
Boesoirie Ternate berdasarkan Berdasarkan tabel 5.5
pendidikan dengan jumlah responden menunjukkan, bahwa dari 80
terbanyak yaitu SMA/SMK dengan responden (100%), menyatakan
37 responden (46,3%), sedangkan komunikasi terapeutik perawat
yang paling terkecil yaitu DIII 2 diruang Instalasi Gawat Darurat
responden (2,5%). RSUDDr. H. RSUD Chasan
Menurut Hanafi, I., & Richar, S. Boesoirie Ternate yang baik
D. (2012) pengetahuan sangat sebanyak 71 responden (88,8%),
mempengaruhi seseorang dalam sedangkan responden menyatakan
berkomunikasi. Tingkat pengetahuan tidak baik sebanyak 9 responden
berkaitan erat dengan tingkat (11,2%).
pendidikan seseorang. Semakin Hasil penelitian ini sejalan dengan
tinggi pendidikan seseorang akan penelitian Laode Musrin tentang
semakin mudah dalam menerima dan hubungan komunikasi terapeutik
mengolah pesan yang diterima, perawat dan pelayanan keperawatan
sehingga komunikasi berjalan dengan kepuasan pasien di ruang
dengan baik dan efektif. rawat inap RSUD Kabupaten Buton
Tabel 4: Distribusi frekuensi Utara tahun (2012) menjelaskan
berdasarkan pekerjaan lebih dari separoh responden
Pekerjaan n % menyatakan komunikasi yang
Dosen 3 3,8 dilakukan perawat baik, didapatkan
IRT 18 22,4
Mahasiswa 6 7,4 hasil sebagai berikut. Diantara 41
Petani 21 26,3 responden dirawat inap, terdapat 32
PNS 15 18,8 orang (78,0 %) yang menilai baik
Wiraswasta 17 21,3 terhadap pelayanan perawat dan 9
Total 80 100,0 orang (22,0 %) yang menilainya
Sumber : Data Primer, 2015
kurang baik.

4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Dari hasil penelitian dapat terapeutik perawat dengan kepuasan


menunjukkan, bahwa perawat telah pasien dalam pelayanan keperawatan
konsisten menerapkan komunikasi di Rumah Sakit Siti Khodijah
terapeutik. Penerapan komunikasi Sepanjang tahun (2009) didapatkan
terapeutik oleh perawat yang efektif data, bahwa dari 39 respondent yang
ini disebabkan karena kesadaran terlibat dalam penelitian ini sebagian
perawat yang makin meningkat besar (84,6 %) menyatakan telah
tentang pentingnya membina puas dengan pelayanan yang telah
komunikasi yang efektif dan terbuka diberikan oleh perawat dan sebagain
sehingga tercapai hubungan yang kecil saja atau 15,40 % yang
saling percaya dengan pasien untuk menyatakan kurang puas.
dapat memahami permasalahan Kepuasan yang dirasakan pasien
pasien dan tepat dalam ini menunjukan bahwa perawat di
menanganinya. Walaupun dari hasil Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
penelitian ini yang menyatakan H. Chasan Boesoirie Ternate, telah
bahwa perawat telah menerapkan dapat memenuhi harapan – harapan
komunikasi terapeutik yang baik, pasien akan pelayanan yang prima
tetapi masih terdapat 9 responden dan berkualitas baik dari sisi
(11,2%), menyatakan tidak baik, hal kejelasan informasi, pelayanan yang
yang harus mendapat perhatian serius tepat waktu, kesediaan perawat
dari perawat adalah penerapan dalam mendengarkan keluhan atau
komunikasi saat kontak pertama permasalahan pasien dan kesediaan
antara pasien dan perawat, sebab hal membantu mengatasi permasalahan
ini dibuktikan dengan pernyataan tersebut. Kepuasan pasien akan
pasien bahwa masih terdapat perawat pelayanan keperawatan merupakan
yang tidak memperkenalkan diri hal mutlak yang harus dipenuhi oleh
kepada pasien. perawat sebab salah satu indikator
jaminan mutu suatu rumah sakit
Tabel 6: Distribusi frekuensi adalah pernyataan puas dari
berdasarkan kepuasan pasien penerima pelayanan atau pasien.
Kepuasan Meskipun sebagian besar pasien
n %
Pasien menyatakan telah puas dengan
Puas 73 91,2 komunikasi yang diberikan oleh
Tidak Puas 7 8,8 perawat, tetapi masih terdapat 7
Total 80 100,0
responden (8,8%), tidak puas. Dari
Sumber : Data Primer, 2015
hasil penelitian ini menunjukkan
Berdasarkan tabel 6 bahwa komunikasi terapeutik
menunjukkan, bahwa dari 80 perawat di Instalasi Gawat Darurat
responden (100%), diruang Instalasi RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Ternate telah cukup mampu
Boesoirie Ternate menyatakan, memberikan kepuasan pada pasien.
bahwa responden yang menyatakan
puas sebanyak 73 responden
(91,2%), sedangkan yang tidak puas
sebanyak 7 responden (8,8%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Anis Rosiatul Husna
tentang hubungan komunikasi

5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

2. Analisis Bivariat interaksi antara perawat dan pasien


Tabel 7. Hubungan komunikasi selama menjalani masa perawatan.
terapeutik perawat dengan kepuasan
pasien Hasil penelitian ini didukung oleh
Kepuasan P
penelitian yang dilakukan oleh
Komunikasi Pasien Total Value Priscylia A. C Rorie (2014) tentang
Terapeutik Puas Tidak
hubungan komunikasi terapeutik
n N n perawat dengan kepuasan pasien di
Baik 70 1 71 ruang Rawat Inap Irina A RSUP
0,000
Tidak 3 6 9
Prof. DR. R. D. Kandou Manado
yang menyatakan, bahwa ada
Jumlah 73 7 80
hubungan antara komunikasi
Sumber : Data Primer, 2015
terapeutik perawat dengan kepuasan
Berdasarkan tabel 7
pasien.
menunjukkan, bahwa dari 80
Penelitian ini berbeda dengan
responden (100%) didapatkan
penelitian Amelia (2010) tentang
kepuasan pasien yang puas dengan
hubungan perilaku empati perawat
komunikasi terapeutik perawat yang
dalam pemberian asuhan
baik sebanyak 70 responden (98,6%),
keperawatan dengan kepuasan pasien
dan kepuasan pasien yang puas
di Irina Non Bedah (Penyakit Dalam)
dengan komunikasi terapeutik
RSUP Dr. M.Djamil Padang, yaitu
perawat yang tidak baik sebanyak 3
tidak terdapat hubungan antara
responden (33,3%), sedangkan
perilaku empati perawat dengan
kepuasan pasien yang tidak puas
kepuasan pasien.
dengan komunikasi terapeutik
Salah satu hal yang dilakukan
perawat yang baik sebesar 1
perawat dalam menjaga kerjasama
responden (1,4%), dan kepuasan
yang baik dengan pasien dalam
pasien yang tidak puas dengan
membantu memenuhi kebutuhan
komunikasi terapeutik yang tidak
kesehatan pasien, maupun dengan
baik sebanyak 6 responden (66,7%).
tenaga kesehatan lain dalam rangka
Pada penelitian ini didapatkan p
membantu mengatasi masalah pasien
value ≤ 0,000 yang menunjukkan Ha
adalah dengan berkomunikasi.
diterima dan menunjukan terdapat
Dengan berkomunikasi perawat
hubungan komunikasi terapeutik
dapat mendengarkan perasaan pasien
perawat dengan kepuasan pasien
dan menjelaskan prosedur tindakan
diInstalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
keperawatan (Mundakir, 2013).
H. Chasan Boesoirie Ternate.
Kepuasan adalah perasaan senang
Menurut Kutney-Lee, A., et al
seseorang yang berasal dari
(2009) mengatakan, bahwa
perbandingan antara kesenangan
komunikasi yang dilakukan perawat
terhadap aktivitas dan suatu produk
dalam menyampaikan informasi
dengan harapannya. Kepuasan adalah
sangat berpengaruh terhadap
perasaan senang atau kecewa
kepuasan klien. Hasil penelitian
seseorang yang muncul setelah
didapatkan, bahwa ada hubungan
membandingkan antara persepsi atau
antara komunikasi terapeutik perawat
kesannya terhadap kinerja atau hasil
dengan kepuasan pasien. Perawat
suatu produk dan harapan-harapanya
merupakan kunci yang dapat
(Nursalam, 2011).
mempengaruhi kepuasan pasien, hal
ini disebabkan karena seringnya

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Kepuasan pasien adalah indikator disebabkan karena faktor emosional


pertama dari standar suatu rumah dari pasien, dimana pasien
sakit. Pasien baru akan puas apabila mempunyai presepsi yang negatif
kinerja layanan kesehatan yang terhadap perawat, sehingga hal ini
diperolehnya sama atau melebihi menjadi perbandingan bagi pasien,
harapannya dan sebaliknya, ketidak walaupun komunikasi terapeutik
puasan atau perasaan kecewa pasien dilakukan perawat tetapi pasien
akan muncul apabila kinerja layanan masih ada yang tidak puas dan
kesehatan yang diperolehnya itu komunikasi yang tidak baik tetapi
tidak sesuai dengan harapannya. pasien merasa puas, hal ini bisa
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat disebabkan karena pasien puas
perasaan pasien yang timbul sebagai dengan sarana dan pra sarana yang
akibat dari kinerja layanan kesehatan ada di rumah sakit serta kemudahan
yang diperolehnya setelah pasien pasien mendapatkan obat.
membandingkannya dengan apa Hasil penelitian ini dapat
yang diharapkannya. dijelaskan, bahwa sebagian besar
Dari hasil penelitian didapatkan menyatakan bahwa perawat telah
data sebagian pasien dengan menerapkan komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik baik tetapi dengan baik dan sebagian besar
pasien tidak merasa puas, hal ini pasien menyatakan telah puas dengan
disebabkan karena pasien ingin komunikasi yang diberikan oleh
mendapatkan perhatian penuh dan perawat.Semakin baik komunikasi
khusus dari perawat. Hal tersebut terapeutik yang dilaksanakan maka
tentunya tidak mungkin terjadi, semakin puas pasien dalam
karena masih banyak pasien lain menerima. Sehingga dapat
yang harus mendapatkan perhatian disimpulkan, bahwa komunikasi
dari perawat. Ketidakpuasan tersebut terapeutik berhubungan dengan
juga timbul karena persepsi dan cara kepuasan pasien.
pandang pasien yang berbeda dalam
menganggapi setiap tindakan dan SIMPULAN
komunikasi perawat. Sedangkan Berdasarkan hasil penelitian dan
komunikasi yang tidak baik tetapi pembahasan tentang hubungan
pasien merasa puas disebabkan komunikasi terapeutik perawat
karena apa yang didapatkan oleh dengan kepuasan pasien di Instalasi
pasien sesuai dengan harapan untuk Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan
mendapatkan pelayanan yang terbaik Boesoirie Ternate, maka dapat
dari perawat. Kepuasan tersebut diambil kesimpulan sebagai berikut :
timbul dari adanya keterampilan dan 1. Komunikasi terapeutik perawat
tanggung jawab perawat dalam di Instalasi Gawat Darurat
memberikan pelayanan kesehatan, RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
seperti perawat yang menangani Ternate menunjukkan, bahwa
masalah dengan tepat dan sebagian besar komunikasi
profesional, perawat yang bersedia terapeutik perawat baik.
menawarkan bantuan ketika pasien 2. Kepuasan pasien di Instalasi
mengalami kesulitan. Gawat Darurat RSUD Dr. H.
Penelitian ini didukung dengan Chasan Boesoirie Ternate
pendapat yang dikemukakan oleh menunjukkan, bahwa sebagian
Rhona Sandra (2013), bahwa hal ini besar pasien merasa puas.

7
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

3. Terdapat hubungan komunikasi Kepuasan Pasien di Ruang


terapetik perawat dengan Rawat Inap RSUD Kabupaten
kepuasan pasien di Instalasi Buton Utara. Jurnal Kesehatan
Gawat Darurat RSUD. Dr. H. STIKES Nani Hasanuddin
Chasan Boesoirie Ternate. Makassar.
Mundakir, (2013). Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Aplikasi dalam
Amelia, GR. (2010) Hubungan Pelayanan, Edisi 1.,
Perilaku Empati Perawat Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dalam Pemberian Asuhan Nursalam. 2011. Manajemen
Keperawatan Dengan Keperawatan Aplikasi Dalam
Kepuasan Pasien di Irina Non Praktik Keperawatan. Edisi 3.
Bedah (Penyakit Dalam) RSUP Salemba Medika : Jakarta
Dr. M.Djamil Padang. Skripsi Pohan, I. (2006). Jaminan Mutu
Program Studi Ilmu Layanan Kesehatan. Jakarta :
Keperawatan FK UNAND. EGC.
Anis R. H, (2009) Hubungan Potter & Perry, (2009). Fundamental
Komunikasi Terapeutik Keperawatan, Edisi 7 Buku 1.,
Perawat dengan Kepuasan Jakarta: Salemba Medika.
Pasien dalam Pelayanan Priscylia A.C.R, (2014). Hubungan
Keperawatan di Rumah Sakit Komunikasi Terapeutik
Siti Khodijah Sepanjang. Jurnal Perawat Dengan Kepuasan
Kesehatan UM Surabaya. Pasien di Ruang Rawat Inap
Departemen Kesehatan, (2010). Irina A RSUP Prof. DR. R. D.
Profil Kesehatan Indonesia Kandou Manado. eJournal
Tahun 2010, Jakarta : Dirjen Keperawatan UNSRAT.
Yanmed. PUSBANKES 118, (2012).
Hanafi, I., & Richar, S. D. (2012). Komunikasi di Ruang Instalasi
Ketrampilan Komunikasi Gawad Darurat. Jakarta : EGC.
Interpersonal Perawat , 1-12. Rhona S. (2013). Hubungan
Hermawan, (2009). kenyamanan Komunikasi Terapeutik
pasien di IGD RS Mardi Perawat Dengan Kepuasan
Rahayu. Pasien Di Ruang Instalasi
http://www.Hermawan.nurse.in Rawat Inap Non Bedah
fo.com di akses tanggal 25 (Penyakit Dalam Pria Dan
Oktober 2014. Wanita) RSUP Dr. M. DJAMIL
Krisnanda, (2001). Tingkat Padang. Jurnal Kesehatan
Kepuasan Pasien Terhadap STIKES Syedza Saintika
Pelayanan di Instalasi Gawat Padang .
Darurat, Jurnal Kesehatan Usu. Wawan, A & M, Dewi. (2011). Teori
Kutney-Lee, A., et al, (2009). & Pengukuran Pengetahuan,
Nursing: A Key To Patient Sikap dan Perilaku Manusia.
Satisfiction. Nursing: A Key To Yogyakarta: Nuha Medika
Patient Satisfiction , 1-10.
Laode M, (2012). Hubungan
Komunikasi Terapeutik
Perawat dan Pelayanan
Keperawatan dengan

Anda mungkin juga menyukai