PENDAHULUAN
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap
maupun pasien rawat jalan.
Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas
diberbagai bidang, maka pelayanan gizi harus disiapkan secara profesional disertai
adanya usaha untuk memperbaiki di setiap unit pelayanan, sehingga kualitas pelayanan
dalam rangka memperbaiki pelayanan yang optimal akan dapat dipertahankan dan
ditingkatkan.
Pelaksanaan pelayanan gizi di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan
memerlukan sebuah pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat
mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan
menghemat biaya perawatan. Pedoman ini telah disesuaikan dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang
gizi dan kesehatan serta standar akreditasi rumah sakit RSUD Dr. R. Soedarsono Kota
Pasuruan untuk menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Join Comission
International (JCI) for Hospital Accreditation. Sejalan dengan dilaksanakannya
program akreditasi pelayanan gizi rumah sakit, diharapan pedoman ini dapat menjadi
acuan bagi RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan gizi yang berkualitas.
5. ASUHAN GIZI
Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
6. SKRINING GIZI
Proses dari identifikasi klinik dan penapisan Gizi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi
khusus.
7. KONSELING GIZI
Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilasanakan
oleh ahli gizi/dietesienuntuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap,dan
perilaku pasien dalammengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat
memutuskanapa yang dilakukannya.
8. PENYULUHAN GIZI
9. PROFESI GIZI
Suatu pekerjaan dibidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu ilmu (body
of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat.
12. NUTRISIONIS/DIETISIEN
Seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik,
baik dimasyarakat maupun dirumah sakit dan unit kesehatan lain.
17. DIET
Pengaturan pola dan konsumsi makanan dan minuman yang dibatasi
jumlahnya, dilarang, atau perlu ditambah/diperbolehkan dengan jumlah tertentu
disesuaikan dengan kebutuhan gizi untuk tujuan terapi penyakit yang diderita.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
BAB III
STANDAR FASILITAS
Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila
didukung dengan standar fasilitas berupa sarana dan prasarana yang memadai untuk
melaksanakan pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap dan penyelenggaraan
Pedoman Pelayanan Gizi 8
makanan.Agar penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan optimal, maka
ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu direncanakan dengan baik dan
benar.Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan untuk unit pelayanan gizi rumah
sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara perencanaan dan pihak manajemen
yang terkait.
3.1 DENAH
Denah Instalasi Gizi terlampir
JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR
DIMILIKI
2
1 Ruang Konseling Ukuran 2x2,5 m Ukuran 6x6 m2
2 Meja konseling Ada Ada
3 Kursi konseling Ada Ada
4 Bangku ruang tunggu Ada Ada
5 Telepon Ada Ada
6 Komputer + printer Ada Ada
7 Lemari peraga Ada Tidak ada
8 OHP/LCD Ada Tidak ada
9 Food Model Ada Ada
10 Formulir-formulir (Konsumsi Ada Tidak Ada
makanan, pola makan, asupan zat
gizi,pencatatan dan pelaporan)
11 Leaflet diet Ada Ada
12 Daftar Bahan Makanan Penukar Ada Ada
13 Audio visual Ada Ada
14 Wireless Ada Tidak ada
15 Kaset Diet Ada Tidak ada
JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR
DIMILIKI
16 Kardeks standar diet Ada Tidak ada
17 Papan display Ada Tidak ada
18 Poster-poster Ada Ada
19 Software Konseling Ada Ada (di laptop Ahli Gizi)
20 Buku-buku pedoman tatalaksana Ada Ada
program
Pedoman Pelayanan Gizi 9
21 Standar Antropometri Ada Ada
22 Alat ukur tinggi dan berat badan Ada Ada
23 dewasa
Alat ukur panjang badan bayi/anak Ada Tidak ada
24 Timbangan bayi Ada Tidak ada
25 Alat ukur
Skinfold tickness caliper Ada Tidak ada
Alat ukur LiLA Ada Ada
Alat ukur LiKa Ada Tidak ada
Alat ukur Tinggi Lutut Ada Tidak ada
26 Formulir skrining Ada Ada
JUMLAH YANG
NO. JENIS KELENGKAPAN STANDAR
DIMILIKI
1 Ruang penerimaan
Timbangan 100-300 kg Ada Ada
Rak bahan makanan beroda Ada Ada
Kereta angkut Ada Ada
Pembuka botol Ada Ada
Penusuk beras Ada Tidak ada
Pisau Ada Ada
2 Ruang penyimpanan bahan makanan
kering dan segar
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI
2. TUJUAN
a. Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh
asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan
status gizi.
b. Menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku sehat
pada pasien rawat inap melalui kebiasaan makan dan minum yang sesuai
anjuran dietnya.
3. SASARAN
a. Pasien
Pedoman Pelayanan Gizi 13
b. Keluarga
Gambar 4.2
PROSES PELAYANAN GIZI RAWAT INAP
di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan
Pasien masuk
4).Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis
yang berkaitan dengan gangguan gizi.Pemeriksaan fisik terkait dengan
masalah gizi merupakan kombinasi dari tanda – tanda vital dan antropometri
yang dikumpulkan dari catatan medik pasien.
5).Anamnesis Riwayat Gizi
Anamnesis riwayat gizi merupakan data meliputi asupan makanan termasuk
komposisi, pola makan, diet, dan data lain yang terkait. Anamnesis riwayat
gizi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.Kualitatif digunakan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan pasien. Sedangkan cara kuantitatif
digunakan untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi melalui food recall
selama 24 jam.
1. PENGERTIAN
a. Asuhan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari assesmen/pengkajian, menetapkan
diagnosis gizi, melakukan intervensi gizi. Implementasi dari Intervensi Gizi
pasien rawat jalan adalah kegiatan konseling gizi/dietetik atau
edukasi/penyuluhan gizi
2. TUJUAN
a. Memberikan informasi mengenai pesan-pesan gizi dan diet kepada pasien
sesuai dengan penyakit yang dideritanya untuk membantu proses
penyembuhan penyakit.
b. Menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku sehat
pada pasien melalui nasihat gizi mengenai Tujuan Diet, jumlah asupan
makanan yang sesuai, jenis diet yang tepat, jadwal makan, makanan yang
boleh dan dilarang serta cara makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan.
3. SASARAN
a. pasien dan keluarga
b. kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama
c. individu pasien yang datang atau dirujuk oleh dokter luar
Gambar. 4.3
PROSES PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
Pedoman Pelayanan Gizi 18
di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan
PASIEN
RAWAT JALAN
POLIKLINIK
RUJUKAN
DOKTER
INTERVENSI MONEV
PENGKAJIAN DIAGNOSIS
4. KEGIATAN
GIZI PELAYANAN KONSELING/
GIZIGIZI RAWAT JALAN KONSELING/
EDUKASI GIZI EDUKASI GIZI
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual seperti;
pelayanan konseling gizi dan dietetik di unit rawat jalan pada pasien dewasa adalah
sebagai berikut :
a. Perkenalkan identitas diri kepada pasien dengan menyebutkan nama dan
profesi.
b. Lakukan pencatatan data pasien dalam buku regestrasi.
c. Lakukan assesmen gizi mulai dari pengukuran antropometri pada pasien,
anamnesa riwayat makan, membaca pemeriksaan laboratoriun dan fisik klinis
(bila ada), dari riwayat personal kemudian analisa semua data assesmen gizi.
d. Tetapkan diagnosis gizi.
e. Lakukan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling gizi dengan langkah
menyiapkan dan mengisi leaflet sesuai penyakit dan kebutuhan gizi pasien.
f. Jelaskan tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah bahan makanan sehari menggunakan
alat peraga food model dan leaflet.
g. Jelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, cara
pemasakan yang disesuaikan dengan pola makan dan keinginan serta
kemampuan pasien.
h. Tanyakan kepada pasien tentang hal hal yang belum jelas mengenai dietnya
dan apabila ada yang ditanyakan maka petugas gizi akan menerangkan sampai
pasien mengerti.
4.4.PENYELENGGARAAN MAKANAN
1. PENGERTIAN
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan
anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.
2. TUJUAN
Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan
dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.
Gambar 4.4
PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN
Di RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan
Pelayanan
makanan
4. MEKANISME PENYELENGGARAAN MAKANAN
a.
2) Persiapan Sayur
Mengambil bahan makanan sesuai kebutuhan.
Mengidentifikasi bahan makanan yang akan digunakan.
Menyiangi bahan (bersihkan dari kotoran, kulit, dan akar).
Mencuci bahan hingga bersih sehingga tidak ada ulat yang masih
menempel pada sayur.
Memotong sayur sesuai dengan standar porsi atau standar menu.
3) Persiapan Buah
Mengambil bahan makanan sesuai dengan kebutuhan
Mengidentifikasi bahan makanan yang akan digunakan
Mencuci bahan hingga bersih sebelum dipotong dan dikupas (kecuali
pisang).
Kupas dan potong buah (papaya, semangka, melon)
Menyerahkan ke bagian pendistribusian makanan.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan, mengembangkan kemampuan dan ketrampilan baik
penyuluh maupun peserta atau pasien serta meningkatkan mutu dan
efisiensi kegiatan PKRS di Instalasi Gizi.
b. Tujuan Khusus
1) Membantu klien/pasien untuk mengenali masalah kesehatan terkait
dengan gizi dan memahami terjadinya masalah gizi.
2) Membantu klien/pasien dalam merubah perilaku yang berkaitan dengan
gizi sehingga meningkatkan status gizi dan kesehatan pasien.
3) Menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari
klien/pasien.
4) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga
tentang gizi.
5) Meningkatkan kesadaran gizi dan kesehatan masyarakat melalui
peningkatan pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan.
6) Menyebarkan informasi-informasi tentang gizi dan kesehatan kepada
masyarakat.
7) Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan
berperilaku positif sehubungan dengan gizi dan kesehatan.
3. SASARAN PENYULUHAN
1) Sasaran primer (mitra langsung)
- Pasien
- Keluarga Pasien
2) Sasaran Sekunder
- Penjamah makanan (petugas rumah sakit)
3) Sasaran Tersier (mitra penentu)
- Direktur
- Kepala Instalasi Gizi
4. MEKANISME PENYULUHAN
a. Persiapan Penyuluhan
1) Menentukan materi sesuai dengan kebutuhan
2) Membuat susunan/outline materi yang akan disajikan
3) Merencanakan media yang akan digunakan
4) Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan
5) Persiapan ruangan dan alat bantuan/media yang dibutuhkan
b. Pelaksanaan Penyuluhan
1) Peserta mengisi daftar hadir (absensi)
2) Petugas Penyuluh menyampaikan materi penyuluhan
3) Tanya jawab
c. Evaluasi
1) Evaluasi Proses
Disini yang dinilai adalah jalannya kegiatan penyuluhan, yaitu apakah
kegiatan sesuai dengan rencana atau tidak, antara lain ketepatan waktu
pelaksanaan, pembicara, jumlah sasaran, materi yang diberikan, alat peraga
yang digunakan dan lain-lain, mengamati jalannya kegiatan lancar atau
tidak dan peran serta sasaran.
2) Evaluasi Hasil
Frekuensi dan cakupan penyuluhan apakah sudah memenuhi target yang
direncanakan, apakah kegiatan penyuluhan dapat diterima oleh sasaran.
c. Metode
Metode penyuluhan dilaksanakan dengan cara:
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Penyuluhan individu/konseling
3) Demonstrasi/peragaan
4) Pembagian leaflet
Pedoman Pelayanan Gizi 28
d. Materi
Diet Diabetes Melitus, Diet Rendah Garam, Diet Rendah Purin, Diet
Rendah Protein, Diet Lambung, Diet Jantung, Diet Tinggi Kalori Tinggi
Protein, Diet Rendah Lemak dan Rendah Kolesterol, dan lainnnya.
5.2 PEMBIAYAAN
1..LATAR BELAKANG
Biaya merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan menentukan
dalam pelayanan gizi di rumah sakit. Biaya harus diperhitungkan setepat mungkin,
sehingga secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan dan dikendalikan seefisien dan
seefektif mungkin. Kemampuan mengidentifikasi sumber-sumber biaya, menganalisis
biaya pada Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) menjadi ketrampilan yang harus
dimiliki dan dikembangkan oleh pengelola. Sesuai dengan ruang lingkup kegiatan
pokok PGRS, menghasilkan dua jenis produk, yaitu makanan atau menu sebagai
produk barang pada penyelenggaan makanan, asuhan gizi sebagai produk jasa.
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan atau yang mendahului ada untuk
mencapai tujuan yang dapat diukur dengan satuan uang, sehingga dapat disimpulkan
bahwa biaya pelayanan gizi rumah sakit adalah biaya yang telah atau akan dikeluarkan
dalam rangka melaksanankan kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit (biaya untuk
kegiatan asuhan gizi, biaya untuk kegiatan penyelenggaraan makanan serta biaya untuk
kegiatan penelitian dan pengembangan gizi).
4.UNIT COST
a. FOOD COST (BIAYA BAHAN/MATERIAL MAKANAN)
Food cost merupakan semua biaya yang terkait dengan pengeluaran bahan
makanan, baik bahan utama maupun penolong. Contoh: bahan makanan pokok, lauk
hewani dan nabati, sayur, buah, sembako lain, bumbu dll. Umumnya food cost ini
menjadi biaya rata-rata bahan makanan sehari pada periode tertentu berdasarkan
standar makanan yang telah rencanakan dan menurut jenis konsumen dan kelas
konsumen.
Food cost ini berfungsi untuk:
1) Mengetahui harga bahan makanan/waktu makan/porsi/hari
2) Sebagai bahan evaluasi
3) Sebagai alat control dan pengendalian biaya
Dalam penyusunan food cost, ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
peraturan pemberian makanan, standar gizi, standar refuse bahan makanan, standar
resep, standar porsi, harga satuan bahan makanan yang berlaku. Sedangkan tahap
penyusunan food cost dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1) Menyusun menu menurut macam dan kelas konsumen
2) Menyusun pedoman menu (rincian pemakaian bahan makanan basah, bahan
makanan kering dan bumbu)
3) Menyusun standar makanan
4) Mengalikan standar makanan dengan harga satuan bahan makanan
Idealnya prosentase food cost adalah berada pada Antara: 30 – 60%.
b. LABOR COST (BIAYA TENAGA KERJA)
Pedoman Pelayanan Gizi 30
Labor cost merupakan semua biaya yang terkait dengan pengeluaran untuk gaji
dan/ insensif pegawai, baik yang bersifat harian, mingguan, bulanan, lembur, dan lain-
lain. Labor cost menjadi biaya atas pemanfaatan seluruh tenaga dalam proses
pelayanan makanan yang terdiri dari gaji, tunjangan, honor, lembur, asuransi, biaya
makan, biaya pengobatan, dll, dengan prosentase ideal Antara 15 – 35%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi labor cost adalah:
1) Standar Upah Minimum Regional
2) Jumlah Jam Kerja/hari
3) Volume Makanan yang Diproduksi
2. TUJUAN
a. Melindungi konsumen dari produksi makanan yang tidak aman dan tidak
memenuhi syarat
3. PENERAPAN
Upaya yang dilakukan dalam menjamin keamanan makanan , merupakan
prosedur yang bersifat antisipasi dan preventif, dan dilakukan mulai dari
pemilihan bahan makanan sampai penyajian makanan ke konsumen.
a. Pemilihan Bahan Makanan
Tindakan preventif yang dilakukan, dimulai dari penetapan kualitas bahan
makanan, yang dituangkan dalam daftar spesifikasi bahan
makanan.Selanjutnya daftar spesifikasi bahan makanan tersebut digunakan
sebagai pedoman dalam penerimaan bahan makanan.
b. Penyimpanan Bahan Makanan
Persyaratan penyimpanan Bahan Makanan :
Terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri,
serangga, tikus dan hewan lainnya maupun bahan yang berbahaya.
c. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan yang dilakukan sesuai dengan kaidah prinsip
produksi makanan , yaitu :
1) Tempat pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan dan
dapat mencegah masuknya lalat,
kecoa, tikus dan hewan lainnya.
2) Memperhatikan suhu dan waktu pengolahan karena setiap bahan
makanan mempunyai waktu kematangan yang berbeda
2. TUJUAN
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan
konsumen
b. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan
melalui makanan
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan
makanan
Pedoman Pelayanan Gizi 35
3. HIGIENE TENAGA PENJAMAH MAKANAN
Tabel 6.3 Syarat Higiene Penjamah Makanan
Parameter Syarat
7.1 .PENGERTIAN
Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja
petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
7.2.TUJUAN
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kan kebakaran
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi perlindungan pada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik,
keracunan, infeksi dan penularan
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
10.Memelihara kebersihan, kebersihan dan ketertiban
11.Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerja
12.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
13.Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang
Pedoman Pelayanan Gizi 38
14.Mencegah terkena aliran listrik
15.Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Periode :
Ruang :
∑ yg Tepat
Tanggal Salah Diet Keterangan
disurvey Diet
Ruang :
Waktu Makan : Pagi/siang/sore
Ruang :
Tgl Audit :
Nama Pasien :
Waktu Makan: Pagi/ siang/sore
Diet : Makanan Biasa/Makanan Lunak/makanan Saring
Hari/Tanggal :
Unit :
5. SAMPEL MAKANAN
JUDUL Sampel Makanan
DIMENSI MUTU Efektifitas dan Efisiensi
TUJUAN Tergambarnya efektifitas dan efisiensi Pelayanan Instalasi Gizi
DEFINISI OPERASIONAL Sampel makanan adalah contoh makanan matang yang disimpan pada
suhu refrigerator selama 24-48 jam
FREKUENSI 3x sehari
PENGUMPULAN DATA
PERIODE ANALISA 1 bln sekali
NUMERATOR Jumlah sampel makanan tiap waktu pemberian makan
DENOMERATOR Semua jumlah sampel makanan
SUMBER DATA Sampling dan pencatatan
STANDAR ≥ 90%
PJ PENGUMPUL DATA Kepala Instalasi Gizi
Ernawati, Siti M. 2013. Buku Pedoman PKRS RSUD Dr. SAIFUL ANWAR. Malang
Kresnawan. Triyani. dkk. 2012. Pedoman Pelayanan Asuhan Gizi di RSUPN Dr. CIPTO
MANGUNKUSUMO. Jakarta. Direktorat Medik dan Keperawatan Bidang Pelayanan Medik
RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO.
Netty. Embry. dkk. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI
Sumapradja, Miranti G. dkk. 2011. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta. Abadi
Publishing & Printing
Supariasa. I Dewa Nyoman. 2013. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Yuwono. Slamet Riyadi. dkk. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI
LAMPIRAN
DENAH DAPUR
Pedoman Pelayanan Gizi 47
Pedoman Pelayanan Gizi 48
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GIZI
RSUD.Dr.R. SOEDARSONO
KOTA PASURUAN