Anda di halaman 1dari 12

ANALISA MODUS KEGAGALAN DAN DAMPAK (AMKD)/ FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA)

RE DESAIN EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM RSUD NYI AGENG SERANG

A. DEFINISI: HFMEA merupakan suatu metode/proses proaktif perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan
sebelum terjadi sehingga dapat meminimalkan dampak buruk dan meningkatkan keselamatan pasien.
Proses secara umum dengan menentukan langkah-langkah:
1. Menentukan modus kegagalan (Apa yang bisa salah?)
2. Mengidentifikasi penyebab kegagalan (mengapa terjadi kegagalan?)
3. Mengidentifikasi dampak kegagalan (apa konsekuensi setiap kegagalan?)
4. Tindakan perbaikan

B. FASE PROSES DAN SUBPROSES KEGIATAN EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM RUMAH SAKIT

1. FASE PERSIAPAN 2. FASE EARLY 3. FASE AKTIVASI 4. FASE 5. FASE STABILISASI 6. FASE TRANSPORT 7. FASE EVALUASI
WARNING SISTEM RESUSITASI DAN EVALUASI TIM
A Standarisasi Standarisasi Adanya sistem Respon time 5 Monitoring pasien Menentukan pasien Evaluasi terhadap
alat/obat dan lembar monitoring alarm code blue menit untuk henti secara kontinyu telah stabil untuk kinerja tim
Markas/tempat EWS sentral (118) jantung/10 menit dilakukan transport
siaga tim medis untuk kegawatan
reaksi cepat medis
B Standarisasi SDM SDM terlatih SDM terlatih SDM terlatih untuk Mengisi lembar Transport pasien Evaluasi terhadap
(kompetensi dan menggunakan EWS mengaktivasi resusitasi pasien monitoring pasien sesuai standar tim outcome atau
kriteria tim sistem 118 kritis (rekam medik code resusitasi kasus yang
resusitasi) blue) komplek
C Sistem yang telah Monitoring dan Aktivasi code Leadership, Menentukan Transport pasien Evaluasi
disosialisasi ke evaluasi pasien blue komunikasi dan kriteria level sesuai standar pelayanan code
petugas RS menggunakan EWS menggunakan kerjasama tim perawatan paska peralatan dan obat- blue secara rutin
nomor 118 untuk resusitasi (LOC) obatan
henti jantung dan
kegawatan medis

1
C. SKALA DAMPAK
Skala dari dampak kegagalan ditampilkan pada tabel di bawah ini meliputi skala Likelihood (kemungkinan/berapa sering kejadian terjadi), Deteksi,
dan Severity (berat-ringan dampak yang ditimbulkan)

 Skala LIKELIHOOD

Derajat Deskripsi Definisi


1 Jarang Sangat tidak mungkin terjadi
(terkadang dapat terjadi dalam 5-30 tahun)
2 Tidak mungkin Tidak mungkin terjadi
(terkadang dapat terjadi dalam 2-5 tahun)
3 Mungkin Mungkin akan terjadi
(dapat terjadi beberapa kali dalam 1-2 tahun)
4 Kemungkinan besar Kemungkinan besar langsung terjadi atau terjadi dalam kurun waktu yang singkat
(dapat terjadi beberapa kali dalam satu tahun)
5 Hampir past Sangat mungkin terjadi dalam setiap bulan

 Skala DETECTION

Derajat Deskripsi Kemungkinan terdeteksi Definisi


1 Pasti terdeteksi 10 dari 10 Hampir selalu langsung terdeteksi
2 Kemungkinan besar 7 dari 10 Kemungkinan besar terdeteksi
3 Kemungkinan sedang 5 dari 10 Kemungkinan sedang untuk terdeteksi
4 Kemungkinan kecil 2 dari 10 Tidak mungkin untuk terdeteksi
Hampir pasti tidak
5 0 dari 10 Tidak mungkin terdeteksi pada situasi apapun
terdeteksi

 Skala SEVERITY
2
TIDAK
KATASTROPIK MAYOR SEDANG MINOR
BERARTI
5 4 3 2
1
Dampak pada Pasien Kematian Perlukaan dengan hilangnya fungsi Perlukaan dengan adanya Tidak terdapat perlukaan, Tidak terdapat
secara permanen kehilangan fungsi yang namun meningkatkan perlukaan
tidak permanen lama waktu pasien dirawat
untuk memonitor dampak
yang terjadi

Dampak pada Kematian, 3 atau Perlukaan dengan hilangnya fungsi Perlukaan dengan Dievaluasi dan dilakukan Tidak terdapat
Pengunjung lebih pengunjung secara permanen, atau, 1 atau 2 kehilangan fungsi yang penanganan pertama perlukaan
dirawat inap pengunjung dirawat inap tidak permanen, atau
adanya evaluasi & terapi
yang dilakukan untuk 1
atau 2 pengunjung (tidak
sampai dirawat inap)

Dampak pada Kematian, atau, 3 1 atau 2 pegawai dirawat inap, atau, Beban biaya medis, Penanganan pertama Tidak terdapat
Pegawai atau lebih pegawai adanya 3 atau lebih pekerja yang kehilangan waktu atau hanya pada pekerja yang perlukaan
dirawat inap kehilangan waktunya atau terganggu terganggunya pekerjaan tidak berisiko kehilangan
tugasnya karena adanya luka atau karena adanya luka atau waktunya, terganggu
penyakit penyakit pada 1 atau 2 pekerjaannya, atau
pegawai terkena penyakit

PROSES 1: FASE PERSIAPAN

3
Tipe

LIKELIHOOD
aksi Penanggung

SEVERITY
POTENTIAL FAILURE

DETEKSI

RPN
SUB PROCESS POTENTIAL CAUSES FOR FAILURE REKOMENDASI K jawab
MODE
POTENTIAL EFFECTS UKURAN OUTCOME E
OF FAILURE T
Tidak adanya Tidak ada Belum adanya tempat yang Mengalokasikan ruangan Terbentuk markas 5 5 3 75 K Sarana
markas tim medis persiapan dan ideal untuk markas TMRC untuk markas TMRC TMRC
reaksi cepat dengan kesiagaan
5 5 3 75 E sarana
1 A. fasilitas telepon respon time lambat Fasilitas telepon belum ada Pengadaan pesawat telepon Tersedianya pesawat
STANDARISASI markas no sentral (333) telepon di ruang
SARANA resusitasi
Obat-obatan Resusitasi tidak Belum ada SOP obat-obatan Penyediaan dan pembuatan Adanya SOP Obat 5 5 3 75 E Sarana
emergency tidak optimal emergency untuk TMRC SOP obat-obatan emergency emergency K
siap (utk TMRC) untuk TMRC

Peralatan Resusitasi tidak Belum ada SOP peralatan Penyediaan dan pembuatan Adanya SOP Alat 5 5 3 75 Sarana
emergency tidak optimal emergency untuk TMRC SOP peralatan emergency emergency
siap untuk TMRC

1. B. Tim TMRC belum Aktivasi code blue Belum terbentuk Sistem Code Dibentuk TMRC yang terdiri Terbentuk TMRC (tm 5 5 3 75 E
STANDARISASI dibentuk untuk kegawatan blue yang mengakomodasi dari dokter/residen terlatih sekunder) rumah K Sdm
SDM medis tidak TMRC dengan perawat terlatih sakit
terakomodasi
Tim resusitasi Resusitasi tidak Tidak adanya perencanaan Sertfikasi untuk 5 5 4 100 E Sdm
(TMRC) tidak optimal pelatihan untuk tim henti Pelatihan petugas petugas TMRC K
kompeten jantung dan TMRC
Jumlah dan Resusitasi tidak Tidak ada alokasi petugas Pemenuhan komponen dan Jumlah TMRC 5 5 4 100 SDM
komponen tim optimal (perawat/dokter) sebagai jumlah tim henti jantung dan optmal
resusitasi tidak TMRC TMRC
ideal
Pelatihan untuk Outcome pelatihan Belum adanya manekin untuk Penyediaan manekin untuk Adanya manekin 5 4 3 75 SDM
petugas tidak tidak maksimal pelatihan internal (Inhouse pelatihan internal (code blue
optimal training) system)
1.C.STANDARISASI Tidak adanya SOP Kegagalan dalam Kurangnya kajian dan evaluasi Penyusunan/re desain early Sosialisasi/pelathan 5 5 4 75 T Sistem
EARLY WARNING tentang Early pengenalan dini tentang sistem early warning warning dan code blue system melibatkan rumah K
DAN CODE BLUE Warning dan Code kegawatan, dan code blue yang ideal dengan FMEA sakit jejaring
SYSTEM Blue System yang Response time Tidak adanya buku pedoman Penyusunan SOP tim resusitasi Adanya buku 5 5 4 75 K sistem
optimal lambat code blue sistem untuk petugas yang ideal pedoman

4
Tidak adanya Tidak adanya poster/banner/id Penyusunan poster/banner Adanya 4 5 4 75 K sistem
respon terhadap card dll yang memudahkan yang memudahkan peserta poster/banner
kegawatan medis petugas untuk mengingat mengingat
Tidak terdapat desain lembar Disusun lembar monitoring Adanya lembar 5 5 4 75 K sistem
monitoring Early warning early warning system monitoring
system

PROSES 2: FASE EARLY WARNING SYSTEM (KEWASPADAAN DINI KEGAWATAN)


Tipe
aksi Penanggung

LIKELIHOOD

DETEKSI
SEVERITY
POTENTIAL FAILURE POTENTIAL CAUSES FOR K jawab

RPN
SUB PROCESS REKOMENDASI UKURAN OUTCOME E
MODE POTENTIAL FAILURE
T
EFFECTS OF
FAILURE
2.A. Lembar EWS belum Sistem tidak mengakomodasi Adanya EWS 5 5 5 75 K Sdm
STANDARISASI tersedia Pengenalan dini EWS SOP EWS sistem
LEMBAR terhadap Lembar rekam medis
Lembar rekam medis tidak Disediakan lembar rekam
EWS
MONITORING kegawatan tidak disediakan dari Instalasi rekam medis
EWS optimal medis

2.B. SDM Petugas tidak terlatih Pengenalan dini Tidak ada pelatihan Pelatihan petugas 5 5 5 75 K Sdm
TERLATIH menggunakan EWS terhadap penggunaan lembar monitoring penggunaan EWS Sertfikasi pelathan sistem
MENGGUNAKAN kegawatan tidak EWS EWS untuk petugas
EWS optimal
2.C. MONITORING Petugas tidak Pengenalan dini Tidak terdapat SOP SOP penggunaan EWS 5 5 5 75 K Sarana
MENGGUNAKAN menggunakan EWS terhadap penggunaan lembar EWS untuk Pembinaan petugasi Terbentuknya SOP sistem
EWS dalam kegawatan tidak monitoring pasien
memonitoring optimal Petugas tidak komitmen
pasien

PROSES 3: FASE AKTIVASI CODE BLUE SYSTEM

5
Tipe

LIKELIHOOD
aksi Penanggung

SEVERITY
POTENTIAL FAILURE

DETEKSI

RPN
SUB PROCESS POTENTIAL CAUSES FOR FAILURE REKOMENDASI K jawab
MODE
POTENTIAL EFFECTS UKURAN OUTCOME E
OF FAILURE T
3.A. ADANYA Belum adanya pengadaan Pengadaan nomor telepon Adanya no central code 5 5 3 75 K Sarana
blue 333 sistem
NO CENTRAL Tidak adanya Respon time nomor telepon central sentral code blue
CODE B LUE nomor central lambat, petugas untuk code blue system
(333)) code blue di harus mengingat (contoh 333)
rumah sakit banyak nomor
Belum adanya SOP tentang Pembuatan SOP nomor 5 5 3 75 K Sdm
Sertfikasi pelathan sistem
penggunaan nomor code code blue sentral rumah
blue sentral sakit
Petugas tdak Respon time Petugas tidak paham Pelatihan dan sosialisasi 5 5 3 75 K Sdm
Sertfikasi pelathan sistem
terlath lambat, mengenai sistem/SOP SOP Triase
mengaktvasi
3.B. PETUGAS 118 saat terjadi
TERLATIH kegawatan
MENGAKTIFKAN Aktvasi tm Beban kerja tim Belum adanya SOP yang Penyusunan SOP tentang Adanya SOP tentang
CODE BLUE 118 resusitasi pada resusitasi untuk mengatur tentang pasien pasien pasien
pasien dengan pasien yang terminal/DNR/paliatif terminal/DNR/paliatif terminal/DNR/paliatif
kondisi terminal terminal ill
ill
AKTIVASI CODE Petugas tidak Respon time Petugas tidak komitmen dan Pelatihan dan sosialisasi 5 5 3 75 K Sdm
sistem
BLUE 118 SAAT mengaktivasi 118 lambat, TMRC konsisten terhadap Pembinaan
TERJADI saat terjadi tidak segera ke pelaksanaan SOP Sertfikasi pelathan
KEGAWATAN kegawatan lokasi
ATAU HENTI
JANTUNG

PROSES 4: FASE RESUSITASI TIM MEDIS REAKSI CEPAT/TIM HENTI JANTUNG

6
Tipe

LIKELIHOOD
aksi Penanggung

SEVERITY
POTENTIAL FAILURE

DETEKSI

RPN
SUB PROCESS POTENTIAL CAUSES FOR FAILURE REKOMENDASI K jawab
MODE
POTENTIAL EFFECTS UKURAN OUTCOME E
OF FAILURE T
4.A. RESPON Respon time Sosialisasi dan pelatihan Sertfikasi pelathan
Tim tidak paham terhadap 5 5 3 75 K Sdm
sistem
TIME TIM lambat SOP code blue system
Mempermudah akses SOP
RESUSITASI TIDAK Tim henti jantung Resusitasi tidak Tim sedang memeriksa
Prioritas pasien oleh TMRC 5 5 3 75 K Sdm
SESUAI SOP dan TMRC tidak optimal SOP jika terdapat sistem
pasien di area lainMemaksimalkan tim
siap primer pasien di tempat lain
Resusitasi tidak Resusitasi tidak Tim tidak kompeten dalam Pelatihan resusitasi dan 5 5 3 75 K Sdm
4.B. PROSES Sertfikasi sistem
optimal optimal resusitasi sistem
RESUSITASI Adanya PPK
Tidak adanya PPK untuk Perlunya disusun PPK
OPTIMAL
penatalaksanaan pasien untuk pasien kritis
kritis
Leadership dan Tidak adanya pelatihan Pelatihan secara Sertfikasi pelathan 5 5 3 75 K Sdm
Simulasi sistem
kerajsama tim yang dilaksanakan secara komprehensif
resusitasi kurang komprehensif melibatkan Simulasi
komponen yang terlibat
Terjadi Resusitasi tidak Belum ada standar Penyusunan PPK pasien 5 5 3 75 K Sdm
sistem
4.C.LEADERSHIP, ketidaksepakatan optimal pelayanan medis (PPK) kritis di rumah sakit Adanya PPK pasien
DAN KERJASAMA klinis terhadap Petugas belum pelatihan krits rumah sakit
TIM kasus yang
ditangani
Peralatan Peralatan tim resusitasi Pemenuhan kelengkapan 5 5 3 75 K sarana
resusitasi belum tidak lengkap peralatan emergency Adanya kelengkapan
mendukung alat
proses yang
optimal

PROSES 5: FASE STABILISASI, MONITORING DAN EVALUASI DAN PENENTUAN LEVEL PASKA RESUSITASI
Tipe

LIKELIHOOD
aksi Penanggung

SEVERITY
POTENTIAL FAILURE

DETEKSI

RPN
SUB PROCESS POTENTIAL CAUSES FOR FAILURE REKOMENDASI K jawab
MODE
POTENTIAL EFFECTS UKURAN OUTCOME E
OF FAILURE T
7
5.A.MONITORING Tidak ada bed Pasien tidak Belum adanya SOP tentang Pembuatan dan sosialisasi Pelathan petugas 5 5 3 75 K SDM
Adanya SOP Sistem
PASIEN SECARA side monitor termonitor monitoring pasien saat SOP monitoring pasien
KONTINYU untuk pasien kritis dengan baik resusitasi di bangsal monitoring pasien
saat resusitasi

5.B. MENGISI Lembar Pasien tidak SOP tentang monitoring Pembuatan dan sosialisasi Pelathan petugas 5 5 3 75 K sarana
LEMBAR monitoring tidak termonitor belum jelas dan belum SOP monitoring pasien Adanya SOP
MONITORING diisi (status dengan baik disosialisasikan monitoring pasien
DENGAN rekam medis
LENGKAP code blue)
5.C. Level perawatan Pasien tidak Belum adanya HCU di Pengadaan HCU di bangsal Adanya kelengkapan 5 5 3 75 K sarana
MENENTUKAN tidak sesuai mendapatkan bangsal Menambah kapasitas peralatan di ruang
LEVEL PASIEN dengan level perawatan paska Kapasitas bangsal intensif bangsal intensif resusitasi
PASKA RESUSITASI kegawatan resusitasi yang yang terbatas Penyusunan SOP
SESUAI KONDISI pasien optimal Belum adanya SOP pasien DNR/paliatif dan sosialisasi
PASIEN DNR/paliatif dan ke petugas
sosialisasinya

PROSES 6: FASE TRANSPORT PASIEN


Tipe

LIKELIHOOD
aksi Penanggung

SEVERITY
POTENTIAL CAUSES FOR

DETEKSI

RPN
SUB PROCESS POTENTIAL FAILURE MODE REKOMENDASI K jawab
FAILURE
POTENTIAL EFFECTS UKURAN OUTCOME E
OF FAILURE T
6. A. STANDAR Tim transport tdak Transport pasien Jumlah personel kurang Penambahan jumlah Penambahan 5 5 3 75 K SDM
TIM ideal tidak optimal personel tim resusitasi personel E

8
TRANSPORT

Tidak terdapat bed side Transport pasien SOP monitoring Penambahan Adanya bed side 5 5 3 75
6. B. STANDAR
tidak optimal transport belum ada kelengkapan monitoring monitor transport
MONITORING
transport
6. C. STANDAR Peralatan dan obat- Transport pasien Jumlah peralatan Penambahan Penambahan 5 5 3 75 K sarana
PERALATAN obatan transport tdak tidak optimal transport belum ada kelengkapan peralatan kelengkapan E
DAN OBAT- tersedia untuk transport pasien peralatan
OBATAN transport
TRANSPORT
6. D. Tidak ada Kesiapan area yang Penyusunan SOP Adanya SOP 5 5 3 75
KOMUNIKASI komunikasi/komunikasi Transport pasien dituju tidak optimal komunikasi dengan area
DENGAN AREA dengan tm area yang tidak optimal yang dituju
YANG DITUJU dituju tdak optmal

PROSES 7: FASE EVALUASI TIM


Tipe
aksi Penanggung

LIKELIHOOD

DETEKSI
SEVERITY
POTENTIAL FAILURE POTENTIAL CAUSES FOR K jawab

RPN
SUB PROCESS REKOMENDASI UKURAN OUTCOME E
MODE POTENTIAL FAILURE
T
EFFECTS OF
FAILURE

9
2.A. EVALUASI Tidak ada evaluasi Sistem tidak 5 5 3 75 K Sdm
PELAYANAN berjalan optimal Perencanaan yang tidak baik Adanya Pertemuan sistem
CODE BLUE Organisasi code blue rumah Diagendakan evaluasi secara untuk evaluasi secara
rutn
SYSTEM sakit tidak bekerja optimal rutin
Rencana tndak lanjut
Leadership yang kurang Penyelesaian yang efektif dan penyelesaian
2.B. EVALUASI Tidak ada evaluasi Tim tidak optimal efisien terhadap permasalahan yang 5 5 3 75 K Sdm
TIM CODE BLUE dalam bekerja permasalahan yang timbul efektf sistem

2.C. EVALUASI Tidak ada evaluasi Tim tidak optimal 5 5 3 75 K Sarana


SARANA dalam bekerja sistem

Keterangan: Tipe aksi : K: Kontrol, E: Eliminasi, T: Terim

Berdasarkan kajian di atas dan penghitungan total RPN, maka beberapa masalah di atas ini merupakan potensial penyebab kegagalan yang harus
segera dicarikan solusinya, agar pelaksanaan FMEA Early Warning dan Code Blue System dapat berjalan optimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

 American Heart Association. 2015 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care in : Circulation 2015
 Banerjee, Hargreaves, 2007, A Resuscitation Room Guide, 1 st edition, Oxford university Press
 DeVita, MA, M.D. Hillman, K, M, Bellomo, R, 2006, Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement Springer
Science+Business Media, Inc
 European Resuscitation Council (ERC), (2015), Guidelines for Resuscitation:Executive summary, Resuscitation pp. 1-80
 Graves, J. (2007). Code blue manual, Royal Brisbane & Womens Hospital Service District, Quensland
 Intensive Care Society, (2009), Levels of Critical Care for Adult Patients: Standard and guideline
 ICSI (Institut for Clinical System Improvement) 2011, Health care protocol: Rapid Response Team, Fourth edition.
 Intensive Care Society, (2009), Levels of Critical Care for Adult Patients: Standard and guideline
 National Early Warning Score (NEWS), 2012 Standardising the assessment of acute-illness severity in the NHS, Royal College of Physicians,
London
 Psirides, A, Pedersen A, 2015, Proposal for A National New Zealand Early Warning Score & Vital Sign Chart, Wellington Regional Hospi

11
12

Anda mungkin juga menyukai