Petunjuk121 PDF
Petunjuk121 PDF
NO. 006/T/Bt/1995
Dalam rangka mengembangkan jaringan jalan yang efisien dengan kualitas vang balk, perlu
diterbitkan buku-buku standar mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan
pemeliharaan.
Untuk maksud tersebut Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku pembina pembangunan jalan jalan
di Indonesia berusaha menyusun standar-standar yang diperlukan sesuai dengan prioritas dan
kemampuan yang ada.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dewan Standarisasi Indonesia yang diberikan oleh Panitia
Tetap Standarisasi Departemen Pekerjaan Umum, standar-standar bidang konstruksi
dikelompokkan ke dalam standar mengenai Tata Cara Pelaksanaan, Spesifikasi, dan Metode
Pengujian.
Buku standar "Petunjuk Pelaksanaan Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat Cara
Sederhana" (CEBR) ini, merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat
Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga yang masih memerlukan persetujuan Menteri
Pekerjaan Umum untuk menjadi Standar Konsep Standar Nasional Indonesia (SKSNI) dan
persetujuan Dewan Standar Indonesia untuk menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Namun demikian sambil menunggu persetujuan tersebut, kiranva standar ini dapat diterapkan
di dalam melaksanakan kegiatan-keglatan pelaksanaan Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat
Cara Sederhana. Dan kami harapkan dari penerapan di lapangan, dapat diperoleh masukan-
masukan kembali berupa saran dan tanggapan guna penyempurnaan selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Bahan 5
2.2. Peralatan 6
2.5. Pelaksanaan 10
2.5.1. Penghamparan 10
2.5.2. Pemadatan 10
2.5.3. Pelaburan Permukaan 12
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aspal emulsi diperoleh dari aspal keras yang didispersikan ke dalam air dalam
bentuk butir-butir halus (0,001 - 0,1 mm) dan dipertahankan dalam kondisi
tersebut untuk jangka waktu yang lama dengan bantuan bahan pengemulsi.
Aspal emulsi biasanya mengandung 55 - 70 % aspal dan 30 - 40 % air.
Dalam campuran dengan agregat, butir-butir akan terpisah dari air dan
bergabung dengan butir-butir aspal lainnya membentuk gumpalan serta
menyelimuti agregat. Peristiwa Iepasnya butir-butir aspal dari air dan
bergabung kembali dengan butir-butir lainnya disebut pecahnya emulsi
(breaking/setting). Hal ini dapat terjadi akibat sentuhan dari butir-butir aspal
emulsi dengan agregat akibat pemadatan, yang ditandai dengan perubahan
warna dari coklat menjadi hitam.
Dari kecepatan pecahnya emulsi, aspal emulsi terbagi menjadi tiga golongan :
x RS (Rapid Setting)
x MS (Medium Setting)
x SS (Slow Setting)
Sedangkan ditinjau dari muatan listriknya, aspal emulsi dibagi ke dalam dua
jenis
x Aspal emulsi anior ik (bermuatan negatif)
x Aspal emulsi kationik (bermuatan positif)
Pada saat ini aspal emulsi yang umum digunakan di Indonesia adalah aspal
emulsi kationik, karena aspal emulsi tipe ini cocok dengan hampir semua
batuan (agregat) yang ada di Indonesia. Aspal emulsi yang termasuk jenis
aspal emulsi kationik tersebut yang cocok digunakan untuk membuat
campuran dingin adalah CSS1,CSS1h, CMS2, dan CMS2h.
CATIONIC EMULSIFIED
EMULSIFIED ASPHALT
ASPHALT
RS-1 CRS-1
RS-2 CRS-2
MS-1 -
MS-2 CMS-2
MS-2h CMS-2h
H FMS-1 -
H FMS-2 -
H FMS-2h -
H FMS-2s -
SS-1 CSS-1
SS-2 CSS-1 h
2
2. lapis pondasi (base course)
3. lapis permukaan / apis aus (surface course);
4. lapis perata (leveling);
5. bahan penambal lubang (patching).
3
permukaan pada jalan dengan lalu-lintas ringan di daerah-daerah terpencil.
Cara pemadatan CEBR dilaksanakan dengan cara yang sama seperti pada
campuran aspal panas, yaitu mempergunakan tandem roller (mesin gilas roda
besi) dan tyre roller (mesin gilas roda karet). Kalau tidak terdapat tyre roller,
dapat digunakan hanya tandem roller.
4
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN
2.1 Bahan
Untuk agregat :
a) uji saringan (gradasi), lihat Tabel 3, 4 dan 5
b) abrasi
c) tingkat penyerapan (absorbsi) bitumen
d) bidang pecah
Untuk aspal
a) viskositas
b) kadar air
c) breaking point
Untuk air
a) bersih
b) tidak payau
5
Mengingat agregat yang diperlukan adalah produksi stone crusher, dan
biasanya produksi stone crusher (dengan. primary dan secondary crusher)
terdiri atas tiga ukuran/fraksi sebagai berikut :
0 - 5 mm atau 0 - 6 mm,
5 - 10 mm atau 6 - 12 mm, dan
10 - 20 mm atau 12 - 20 mm,
Khusus untuk ukuran 0 - 5 mm, dapat juga sebagian dipakai pasir alam/sungai.
Tapi, disarankan jumlahnya jangan sampai lebih dari 10% dari total berat
campuran agregat, dan dalan keadaan bagaimana pun juga gradasi campuran
harus tetap memenuhi Spesifikasi.
Dalam penyimpanan, agar diusahakan bahan agregat terlindung dari air hujan
supaya kadar airnya tidak terlalu tinggi.
kasar 10 - 20 mm 14 - 18
sedang 5 - 10 mm 42 - 45
halus 0 - 5 mm 30 -33
pasir alam - 8-10
2.2. Peralatan
1. Alat Pencampur
6
2. Peralatan Penghamparan
3. Peralatan Pemadat
1. Beton molen
Ukuran dan banyaknya agar diperhitungkan dengan kebutuhan / jadwal
waktu. Lebih besar ukuran beton molen akan menghasilkan mutu campuran
yang lebih baik.
7
Ukuran besarnya kotak penakar ngregat disesuaikan dengan kapasitas beton
molen. Dari beberapa pengalaman, pelaksanaan pencampuran cara
sederhana dapat dilakukan sebagai berikut
Catatan :
Dalam mix design, banyaknya masing-masing fraksi agregat dinyatakan dalam satuan
berat, la/u diubah menjadi satuan volume dan dinyatakan dalam satuan kotak takaran.
8
plastik untuk menghindari penguapan air yang cepat -tau masuknya
air dan bahan lain dari luar. Untuk dapat menghasilkan campuran
yang balk sebelumnya perlu diadakan percobaan pencampuran.
1. Penyimpanan
2. Pengangkutan Campuran
9
Bila memakai truck biasa dan pembongkaran di lapangan juga dilakukan secara
manual (dengan tenaga manusia) dengan sekop, cangkul atau dengan gerobak
dorong harus diperhatikan agar jangan sampai terjadi segregasi (pemisahan
butir kasar). Tetapi apabila terjadi segregasi, di lapangan perlu dilakukan lagi
pengadukan seperlunya untuk menghilangkan segregasi tersebut.
2.5. Pelaksanaan
2.5.1. Penghamparan
10
2.5.2. Pemadatan
3. Cara Penggilasan
11
tersebut harus segere diperbaiki dengan campuran yang baru sebelum
penggilasan selesai.
12
Tabel 3 : Gradasi Agregat kasar untuk CEBR
50 2" 100
37.5 1 1/2" 90-100
25 1” 20-100
12.5 1/2" 5-100
9.5 3/8" 0-100
4.75 #4 0-30
2.36 #8 0-10
0.075 #200 0-5
13
Tabel 5 : Gradasi Agregat
14
LAMPIRAN
STANDAR RANCANGAN SK SNI
TATA CARA
PERENCANAAN CAMPURAN DINGIN
ASPAL EMULSI GRADASI MENERUS
Daftar isi i
BAB I : DESKRIPSI 1
1.1.1. Maksud 1
1.1.2. Tujuan 1
1.3. Pengertian 1
BAB II : PERSYARATAN-PERSYARATAN 2
3.1. Bahan 3
3.2. Campuran 6
LAMPIRAN B : Lain-lain 14
i
grada SK SNI - 1992-03
BAB I
DESKRIPSI
1.1.1 Maksud
Tata cara ini dimaksud sebagai acuan dan pegangan bagi perencana
untuk merencanakan campuran dingin aspal emulsi gradasi menerus.
1.1.2 Tujuan
Tata cara ini memuat uraian tentang persyaratan bahan, persyaratan dan
perencanaan campuran sesuai dengan persyaratan teknik.
1.3 Pengertian
2) Aspal emulsi adalah suatu jenis aspal yang terdiri dari aspal keras,
air, dan bahan pengelmusi;
1
grada SK SNI - 1992-03
BAB II
PERSYARATAN – PERSYARATAN
1) Agregat dan aspal emulsi hanya boleh digunakan apabila telah dilakukan
pengujian dan memenuhi persyaratan;
2
grada SK SNI - 1992-03
BAB III
KETENTUAN - KETENTUAN
3.1 Bahan
Agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih atau
terak, kering, kuat, awet, dan bebas dari bahan loris yang mengganggu,
serta memenuhi spesifikasi yang berlaku :
4) khusus untuk kerikil, paling sedikit 50% dari agregat yang tertahan
pada ayakan 4,76 mm (No. 4) harus mempunyai minimum dua
bidang pecah ;
6) agregat kasar mempunyai berat jenis curah (bulk) (SK SNI M 09-90-
F) minimum 2,5% ;
3
grada SK SNI - 1992-03
Tabel 1
Gradasi Bahan Pengisi
4
grada SK SNI - 1992-03
3.1.5 Air
TABEL 3
SPESIFIKASI RANCANGAN CAMPURAN
Inchi/mm I II III IV
3.2 Campuran
5
grada SK SNI - 1992-03
Keterangan
p = persentase aspal rencana
A = prosentase agregat tertahan no. 8
B = prosentase agregat lolos no. 8, tertahan no. 200
C = prosentase agregat lolos saringan no. 200
(1) dilakukan dengan cara Marshall pada kadar air yang sesuai
untuk pemadatan dan kadar aspal di variasikan di bawah dan
di atas perkiraan kadar aspal emulsi rencana, kemudian
dipadatkan 2 x 50 setiap variasi kadar aspal dibuat minimum 3
contoh benda uji. Penguji dengan alat marshall dilakukan
setelah benda uji di oven selama 24 jam pada suhu 38 C.
6
grada SK SNI - 1992-03
a. Kepadatan (gr/cc)
b. Stabilitas (kg)
c. Rongga terhadap campuran
d. Kelelehan (mm)
e. Kehilangan stabilitas setelah divaccum.
Tabel 4 :
Sifat-Sifat Campuran Aspal Dingin Aspal Emulsi
Gradasi Menerus
Jumlah tumbukan 2 x 50
Stabilitas -
Rongga Terhadap Campuran 3-8
Kelelehan -
Kehilangan Stabilitas max 50
7
grada SK SNI - 1992-03
BAB IV
CARA PENGERJAAN
2). hitung perkiraan kadar aspal emulsi rencana sesuai rumus no. 1 Bab
3.2.2 butir 2.
2) amati secara visual campuran tersebut di atas dan tentukan kadar air
yang memberikan nilai pelekatan yang terbaik dengan ketentuan
pelekatan 75%.
8
grada SK SNI - 1992-03
3) test 3 buah benda uji dengan alat Marshall pada temperatur ruang 25 0
C dan 3 buah benda uji lagi di test dengan alat Marshall setelah
divacum di dalam air selama 60 menit ;
9
grada SK SNI - 1992-03
10
grada SK SNI - 1992-03
11
grada SK SNI - 1992-03
LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH
Bahan pengisi : adalah bahan berbutir halus yang lolos ayakan no.
30 dimana persentase buat butir yang lolos ayakan
No. 200 minimum 65 %.
12
grada SK SNI - 1992-03
LAMPIRAN B
LAIN - LAIN
Contoh Perhitungan
(b) Agregat
Gradasi Agregat
13
grada SK SNI - 1992-03
Split 1.486
Screen 1.203
Pasir 6.72
14
grada SK SNI - 1992-03
Cara Grafis
Komposisi agregat
Gambar 1
Ukuran saringan split Screen Abu batu Pasir Total camp Spec
inch/mm 8% 42% 35% 15% Agregat III
P = 0,05+0,1 B+0,5C
= 0,05 (55) + 0,1 (39) + 0,5 (6)
= 9,65
15
grada SK SNI - 1992-03
(1) Kadar air coating untuk percobaan pelekatan adalah kadar air yang
sudah ada dalam agregat, dalam aspal emulsi diperhitungkan sebesar
35% dan kadar air yang akan ditambahkan. Kadar air untuk percobaan
pelekatan ini dimulai dari 9,8% sampai dengan 19,8% dengan interval 1
(2) Amati secara visual nilai pelekatannya
Kadar air (%) 9.8 10.8 11.8 12.8 14.8 15.8 16.8 17.8 18.8 19.8
Nilai Pelekatan (%) 80 82 85 87 92 95 95 95 95 95
(3). Dari grafik ditentukan kadar air coating untuk pelekatannya sebesar 16,8
%.
(1). Kadar air pemadatan ditentukan dengan cara mengurangi kadar air
coating dengan interval 2 °/o. Campuran pada kadar air coating di angin-
anginkan, kemudian untuK menentukan kadar air yang dikehendaki
campuran ditimbang dan diperiksa kadar airnya.
(2). Campuran pada kadar air yang sudah tertentu tersebut kemudian
dipadatkan 2 x 50 tumbukan dengan cara Marshall dan diperiksa
kepadatannya.
16
grada SK SNI - 1992-03
Kadar air (%) 0.8 2.8 4.8 6.8 8.8 10.8 12.8 14.8 16.8
Nilai Pelekatan (%) 1.75 1.89 1.91 1.95 1.96 1.97 1.95 1.96 1.95
(3). Buat grafik hubungan antara kadar air pemadatan dengan kepadatan
(gr/cc) dan tentukan kadar air pemadatan (%);
(4). dari grafik ditentukan kadar air pemadatan sebesar 10,8 % pada
kepadatan maksimum 1.97 %.
(4). Kemudian 3 benda uji di test dengan alat Marshall pada suhu ruang 25
o
C dan benda uji lagi di test setelah divacum pada rendaman air selama
60 menit ;
(5). Hitung sifat-sifat campuran :
17
grada SK SNI - 1992-03
Sifat-sifat campuran
No. Kadar
Aspal Stabilitas (kg) Kelelehan
Benda residu Kepadatan Rongga
Up (%) (gr/cc) (%) Langsung Di vacum (mm)
18
grada SK SNI - 1992-03
19
grada SK SNI - 1992-03
20
grada SK SNI - 1992-03
sifat-sifat
pemeriksaan benda uji syarat
campuran
21
grada SK SNI - 1992-03
1). Pemrakarsa
22