Anda di halaman 1dari 8

Cari artikel disini MULAI DAFTAR

NULIS

KATEGORI TERPOPULERPILIHAN EDITORTERBARU EVENT

I Ketut Merta Mupu FOLLOW

pelajar/mahasiswa

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Blog pribadi:


Voice of Merta Mupu
Facebook :
I Ketut Merta Mupu

SELANJUTNYA

GAYA HIDUP

Menggali Mimpi dengan Tenung Tanya


Lara

6 Maret 2017 13:16 | Diperbarui: 6 Maret 2017 16:46 | 2696 | 0 | 0

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan


cerita dan opini pilihan dari Kompasiana

Email Anda Daftar

TERPOPULER
Sumber Foto: Tes Teach

Tambah Kacau! Pernyataan AHY


dan Pengakuan Andi Arief
tentang
Tilaria Main 2 Kaki
Padika
333
Terdapat berbagai metode yang digunakan masyarakat dalam
menggali makna mimpi, seperti menelaahnya berdasarkan bahasa
Tentang Tuduhan Rizal Ramli
simbol, bahasa isyarat, dan bahasa sandi. Semua hal itu dirinci ke yang Sebut Jokowi Takut Sama
Surya Paloh
Afifuddin lubis
dalam primbon, primbon mimpi. Dengan cara itu kita bisa meraba-
328
raba makna mimpinya apakah pertanda baik ataukah buruk. Metode
tersebut menekankan pada kronologi mimpinya; apa yang Membedah Isu Pertukaran Paul
digambarkan dalam mimpi, kemudian penggambaran itu dimaknai. Pogba dan Paulo Dybala
Arnold Adoe
307

Dalam masyarakat Bali, menggali makna mimpi tidak cukup hanya


Memahami Gonjang-ganjing
berdasarkan kronologi mimpi, melainkan harus didasari dengan hari Ekonomi dengan Gaya Anak SD
mimpinya menggunakan tenung tanya lara. Metode ini menekankan N. Setia Pertiwi
239
pada penyebab mimpi itu. Dengan kata lain mimpi itu berasal dari
mana, apa kendalanya sehingga kita memimpikan suatu hal. Apakah Sudah Ditutup Jalannya dan
Terusir, Disalahkan Pula oleh Bu
mimpi itu ada hubungannya dengan lingkungan (seperti pemali),
Lurah
Pria Ibra
ataukah akibat ulah manusia? apakah mimpi itu datangnya dari Sang 238

Wengi (sebangsa jin), Bhuta Kala, Dewa Hyang (leluhur), ataukah


datangnya dari sesuunan (dewata)? Dengan tenung tanya lara kita
NILAI TERTINGGI
bisa mencegah hal-hal buruk yang akan terjadi dengan mencari akar
masalahnya. Museum MACAN dan Pelajaran
tentang Waktu
Tutut Setyorinie
Sesuai namanya, 'Tenung Tanya Lara' sebenarnya digunakan untuk
mencari tahu sakitnya seseorang disebabkan apa. Tenung artinya Memilih Prabowo Tiket Masuk
Surga dan Klaim Sepihak
ramalan atau nujum. Sedangkan lara artinya sakit atau menderita.
Susy Haryawan
Dengan demikian, secara sederhana tenung tanya lara diartikan
ramalan bertanya tentang sakit. Untuk menelusuri sebab musabab di Menjadi Turis dalam Sehari
S Aji
balik sakitnya seseorang, hal itu bisa diketahui berdasarkan hari
mulai jatuh sakitnya. Terdapat banyak tenung tanya lara yang
Tentang Tuduhan Rizal Ramli
digunakan untuk mencari penyebab sakitnya seseorang berdasarkan yang Sebut Jokowi Takut Sama
Surya Paloh
Afifuddin lubis
hari mulai jatuh sakitnya, akan tetapi hanya satu yang bisa digunakan
untuk menggali mimpi berdasarkan hari mimpinya. Bahkan tenung
Cerpen | Mim!
tanya lara ini hampir punah, hanya dipertahankan oleh segelintir Lilik Fatimah Azzahra
orang. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kearifan lokal, saya
mencoba menyebarluaskan kembali tenung tanya lara ini, khususnya
FEATURED ARTICLE
yang digunakan untuk menggali mimpi. Oleh karena itu, apabila kita
ingin tahu makna mimpi kita, pada saat terbangun dari mimpi kita Di Jepang, Jangan Coba-coba
Mengoperasikan Bus Tidak Laik
lihat jam dan lihat hari mimpinya, apakah sebelum jam dua belas Jalan
Teuku Munandar
malam ataukah sesudah lewat jam dua belas malam. Yang terpenting 478

diperhatikan adalah pada saat terbangun dari mimpi jatuh pada hari
apa. Sebab mimpi itu sebenarnya hanya beberapa menit bahkan hanya
TERBARU
dalam hitungan detik meski di alam mimpi terasa lama.
Puisi | Malam Melahirkan Rindu
Rustian Al Ansori
Untuk mempelajari tenung tanya lara memang butuh proses, tidak 4

langsung paham begitu selesai dibaca. Oleh karenanya butuh


pengalaman untuk memahaminya lebih jauh. Tenung tanya lara ini Kongres VII UCLG Aspac di
Surabaya, Menuju Kota
dengan menyatukan urip Tri Premana. Dalam konteks tenung tanya Berkelanjutan
hendra setiawan
6
lara yang dimaksud Tri Premana yaitu hari pasaran Panca Wara, Sad
Wara dan Sapta Wara. Rinciannya sebagai berikut:
Mabuk yang Menetak Jarak
Irhyl R Makkatutu
Panca Wara 4

Festival Tembang Macapat


Umanis : uripnya 5, arah timur.
Sukses Curi Perhatian Pelajar
Pahing : 9, selatan. SMP se-Kabupaten Mojokerto
Rorry Nurmawati
11
Pon : 7, barat.
Wage : 4, utara. Betapa Sempurna Hidupmu
Kliwon : 8, tengah. Soni Indrayana
5

Sad Wara

ARTIKEL UTAMA
Tungleh : 7, barat.
Menjadi Turis dalam Sehari
Aryang : 6, timur laut.
S Aji
176
Urukung : 5, timur.
Paniron : 8, Tenggara. Puisi | Menjamah Waktu
Blasia Tesla
Was : 9, Selatan.
240
Maulu : 3, barat daya.
"Crazy Rich Asians", Segarnya
Sajian Komedi Romantis ala
Sapta Wara
Orang Kaya
Yonathan Asia
Christanto
514

Redite : 5, timur.
Soma : 4, utara. Membedah Isu Pertukaran Paul
Pogba dan Paulo Dybala
Anggara : 3, barat daya. Arnold Adoe
352
Buda : 7, barat.
Wraspati : 8, tenggara.
[Pro-Kontra] Apa Alasanmu
Sukra : 6, timur laut. Membeli Buku?
Kompasiana
Saniscara : 9, selatan. 174

Urip hari pasaran panca wara, sad wara dan sapta wara tersebut
dijumblahkan, lalu dibagi 4, dan lihat sisanya berapa. Umpamanya,
mimpi pada hari Soma Umanis nuju Tungleh. Soma uripnya 4,
arahnya utara. Umanis uripnya 5, arahnya timur. Tungleh uripnya 7,
arahnya barat. Jumblah uripnya 4+5+7= 16. Lalu dibagi 4. 16:4= 0. Bila
sisanya 0 sama dengan sisa 4. Cara menghitungnya sbb: 16:4= 3, sisa
4. Sisa empat artinya Dewa Agung. Arahnya Timur Laut rumah atau
Kaja Kangin, diambil dari arah gabungan Soma Umanis. Hal ini
melambangkan bahwa mimpi tersebut ada kendala dengan dewa
agung di timur laut rumah yaitu Sanggah Kamulan. Uraian sisa
penjumblahan hari pasaran sebagai berikut:

Bila sisa 1 artinya dewa alit. Yang dimaksud dewa alit yaitu dewa
hyang (leluhur), dewan umah (dewanya rumah), dewa kembar (atma
orang yang lahir kembar), dewa hyang alit; roh orang yang meninggal
waktu kecil, termasuk juga yang keguguran namun sudah diupacarai.

Bila sisa 2 artinya Kala. Yang dimaksud Kala yaitu Kala dan Bhuta
Kala. Kala juga bisa diartikan Kalan (kemarahan). Umpamanya Kalan
Dewa Hyang (kemarahan leluhur), Kalan Sesuunan (kemarahan
dewata), Kalan Sang Wengi (Kemarahan Jin), Kalan Memedi
(kemarahan roh orang mati yang belum diaben), dlsb. Hal ini bisa
diketahui berdasarkan simbol-simbol hari pasaran.

Bila sisa 3 artinya manusa. Yang dimaksud manusa yaitu manusia atau
orang, memedi dan Sang Wengi. Memedi adalah roh orang mati yang
belum diaben. Sesangkan Sang Wengi adalah mahkluk gaib yang
tinggal di tempat keramat, sebangsa jin. Ada pula masyarakat
menyebutnya jero gede, jero sedahan. Mahkluk gaib ini ada yang
jahat, ada pula yang baik. Dalam ajaran Hindu Bali, sebenarnya Sang
Wengi merupakan wujud saudara empat; kanda pat catur. Oleh karena
itulah ada istilah Bhuta Ya, Dewa Ya. Kalau benar cara
memperlakukannya maka beliau menjadi dewa, sama kedudukannya
dengan atma atau roh kita. Sebaliknya bila salah memperlakukannya
maka menjadi bhuta kala.

Bila sisa 4 artinya Dewa Agung. Yang dimaksud Dewa Agung yaitu
Sesuunan (dewata) yang dipuja di pura, maupun di Kamulan ataupun
di merajan agung. Juga termasuk Bhatara Kawitan maupun Bhatara
Hyang Guru.

Sesudah mengetahui sisa penjumblahan hari pasaran, kita harus


mengetahui simbol-simbol atau makna masing-masing hari pasaran
panca wara, sad wara dan sapta wara. Cara menyimbolkan hari
pasaran dengan memenggal huruf harinya atau dibuatkan makna
dengan cocoklogi. Lebih jelasnya sebagai berikut:

Panca Wara

Umanis ngaran umah (rumah), uma (sawah), dlsb.

Pahing ngaran Paon (dapur), Pipa, dlsb.

Pon ngaran pondok (rumah), Pondasi, dslb.

Wage ngaran gumi (tanah), gedogan (kandang hewan), dlsb.

Kliwon ngaran karang (pekarangan rumah), kandang, dlsb.

Sad Wara

Tungleh ngaran sarwa mati atau benda mati. Serperti tued (pangkal
batang kayu), dlsb.

Aryang ngaran dewa Hyang, Dewa Hyang Alit, bhatara Hyang Guru,
dlsb.

Urukung ngaran urung atau buung (batal), rurung (jalan, termasuk


juga jalan niskala, jalan di alam gaib), bisa juga diartikan diberi jalan
atau petunjuk, dlsb.

Paniron ngaran sarwa hidup. Seperti pohon pisang, daun, cabang, dan
tanaman lainnya.

Was ngaran luwas (pergi). Was juga perlambang lama. Bila seseorang
jatuh sakit nuju was maka sakitnya lama.

Maulu ngaran mamedi (roh orang meninggal yang belum diaben),


maulu juga dimaknai sang wengi (sebangsa jin).

Sapta wara

Redite ngaran raab (atap), tembok, tebing, dlsb.

Soma ngaran umah (rumah), uma (sawah), dlsb.

Anggara ngaran nganggar (mencolok ke permukaan), anggaranga


(direncanakan), dlsb.

Buda ngaran banten (upakara), bantang (batang), batu, batako, dslb.

Wraspati ngaran tiing (bambu), dlsb.

Sukra ngaran Sesuunan (dewata), sesangi (kaul, nazar), dlsb.

Saniscara ngaran sesangi (kaul, nazar), sang wengi (sebangsa jin),


canggah (kayu mati yang sengaja ditanam sebagai penunjang
sesuatu), carang (cabang atau ranting), dlsb.

Perlambang hari pasaran di atas diambil yang cocok dengan sisa


penjumblahan hari pasarannya. Dengan kata lain dicocok-cocokan.
Sehingga kita harus jeli mencocok-cocokannya karena mimpi
memang sarat dengan ilmu cocoklogi menggunakan bahasa simbol,
bahasa isyarat, dan bahasa sandi.

Ada beberapa ketentuan yang harus dipahami agar lebih mudah


mencocok-cokannya. Ketentuan ini sifatnya akurat, sudah pasti.
Sebagai berikut:

Bila sisa 1 (dewa alit) nuju Aryang, sudah pasti ada petunjuk atau
kendala dengan dewa Hyang (leluhur). Selain itu, bila sisa 1 harinya
soma ataupun umanis, maka pertanda ada petunjuk atau kendala
dengan dewa alit di rumah.

Bila sisa 2 (kala) nuju Aryang bermakna kalan dewa hyang


(kemarahan leluhur). Bila sisa 2 hari pasaran Sukra bermakna kalan
sesuunan (kemarahan dewata). Bila sisa 2 nuju maulu bermakna kalan
sang wengi (kemarahan jin), atau bisa juga kalan memedi (kemarahan
memedi). Bila sisa 2 berdiri sendiri bermakna papas kala (terkena
serangan bhuta kala). Adakalanya juga bhuta kala datang karena
pemalinan. Oleh karena itu seringkali orang yang sakit atau mimpi
buruk berasal dari pemalinan.

Bila sisa 3 (manusa) nuju maulu bermakna ada kendala dengan sang
wengi atau pun memedi. Sisa 3 seringkali hubungannya dengan alam
atau lingkungan dalam wujud pemali. Bila sisa 3 nuju paniron berarti
pemali hidup. Bila nuju tungleh berarti pemali benda mati. Sering pula
sisa 3 memang bermakna ulah manusia seperti leyak, desti, maupun
diserang dengan ilmu hitam. Untuk menterjemahkan mimpi akibat
ulah manusia perlu hati-hati karena sering kali sang wengi menyamar
menjadi manusia.

Bila sisa 4 (dewa agung) hari pasarannya umanis bermakna Sesuunan


di umahe (dewa di rumah). Sisa 4 hari pasaran pon bermakna
sesuunan dipondoke (dewa di rumah). Hal ini sama juga dengan sukra
pon atau sukra umanis yang bermakna sesuunan di umahe atau
sessuunan di pondoke (dewa di rumah).

Mencari Arah

Untuk mencari tahu letak permasalahan yang menyebabkan


seseorang mimpi atau sakit bisa dicari dengan gabungan hari pasaran
(Panca Wara dan Sapta Wara), secara acak dan pengunya-ngunyaan
dina (hari). Objek yang menjadi pusat mencari arah adalah rumah
orang yang mimpi atau orang yang sakit. Sering pula dicari
berdasarkan objek rumah orang yang dimimpikan. Misalnya mimpi
berada di rumah nenek atau di sekitar rumah nenek maka carilah arah
kendalanya dari rumah nenek. Karena bila mimpi berada di rumah
nenek melambangkan mimpi itu menggambarkan peristiwa atau
kendala yang dihadapi nenek, bukan kendala yang dihadapi kita.
Mencari arah berdasarkan gabungan hari pasaran umpamanya soma
umanis artinya timur laut (kaja kangin) rumah, sama pula artinya bila
redite wage. Soma pon artinya barat laut (kaja kauh) rumah, sama
pula dengan buda wage. Redite pahing arahnya tenggara (kelod
kangin) atau saniscara umanis. Dan lain sebagainya.

Bila hari pasaran mimpi arahnya acak, maka carilah arah kendalanya
secara acak. Umpamanya mimpi jatuh pada hari Buda Umanis nuju
Maulu. Jumblah uripnya 7+5+3= 15:4= 3, sisa 3, artinya manusa.
Karena nuju maulu maka ada kendala dengan Sang Wengi. Untuk
mecari letak rumahnya Sang Wengi yang menjadi penyebab mimpi
atau sakit maka mencari arahnya dari rumah secara acak. Hari
pasaran ini tidak bisa digabung karena posisinya acak. Buda arahnya
barat, umanis arahnya timur, maulu arahnya barat daya. Untuk
mencari arah kendala itu maka main tebak-tebakan; arahnya bisa di
barat, timur, atau bisa juga barat daya.
Apabila mencari arah dengan gabungan panca wara dan sapta wara,
maupun secara acak, namun tidak menemukan sumber kendalanya
maka carilah dengan pengunya-ngunyaan dina (hari). Pengunya-
pengunyaan dina ini dengan menggunakan wuku digabung dengan
hari pasaran sapta wara. Cara mencarinya dengan menghitung arah
wuku mimpinya lalu diputar mundur dengan hari mimpinya. Cara ini
sebenarnya cukup sederhana namun bila diuraikan dengan kata-kata
seakan membingungkan.

Wuku jumblahnya 30 yaitu Sinta (barat), Landep (barat laut), Wukir


(utara), Kulantir (timur laut, Tulu (timur), Gumbreg (tenggara),
Wariga (selatan), Warigadean (barat daya). Sampai disitu wuku mulai
lagi arahnya di awal yaitu; Jurung Wangi (barat). Sungsang (barat
laut), Dungulan (utara), Kuningan (timur laut), Langkir (timur),
Medangsia (tenggara), Pujut (selatan), Pahang (barat daya). Mulai lagi
wuku dari arah awal; Krulut (barat), Merakih (barat laut), Tambir
(utara), Mendangkungan (timur laut), Matal (timur), Uye (tenggara),
Menail (selatan), Prabangkat (barat daya), Bala (barat), Ugu (barat
laut), Wayang (utara), Kelau (timur laut), Dukut (timur), Watugunung
(tenggara).

Masing-masing wuku tersebut memiliki arahnya namun tidak perlu


dihafal. Kita tinggal mulai menghitung wuku pertama dari arah barat
memutar ke arah utara hingga jatuh pada wuku mimpinya. Misalnya
mimpinya jatuh pada hari pasaran Anggara wuku Kulantir. Maka hal
pertama yang harus dilakukan adalah mencari arah wuku Kulantir
yaitu timur laut. Cara mencari dengan memutar wuku pertama dari
barat, sebagai berkut; Sinta di barat, Landep di barat laut, Wukir di
utara, Kulantir di timur laut. Dari timur laut hitung mundur hari
pasaran sapta waranya. Redite letakan di timur laut, soma letakan di
utara, dan anggara letakan di barat laut. Jadi, dengan demikian letak
kendalanya di barat laut.

Mencari Jarak

Ketika makna mimpi dan arah kendalanya sudah berhasil


diperkirakan, langkah selanjutnya menghitung jarak. Jarak yang
dhitung dimulai dari batas terluar pekarangan apabila kendalanya ada
di luar pekarangan. Ukuran yang digunakan yaitu jari, jengkal, hasta,
langkah, penimpug (lemparan), dan pandangan (apeneleng).
Umpamanya, bila penjumblahan hari pasarannya sisa 2, berarti
jaraknya dari rumah bisa 2 jari, 2 jengkal, 2 langkah, 2 kali lemparan,
atau terjauh 2 kali padangan. Mencari jarak memang tidak begitu
penting, namun perlu juga untuk diketahui.

Agar tidak menghafal, semua arah hari pasaran, urip, dan wuku bisa
dimasukan ke dalam ruas jari-jari tangan kita, yaitu jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Ketiga ruas jari tersebut membentuk arah
mata angin. Sehingga dengan menempatkan hari pasaran, arah, dan
uripnya, maka semua uraian di atas menjadi sederhana dan efisien
tanpa perlu menghafal banyak.

Setelah berhasil menggali mimpi berdasarkan tenung tanya lara,


barulah menggali mimpi berdasarkan kronologinya. Karena tenung
tanya lara merupakan dasar sebagai pedoman ada apa di balik makna
mimpi tersebut. Dengan menggabungkan antara tenung tanya lara
dan kronologi mimpi maka kita bisa meraba-raba makna mimpi di
atas lima puluh persen, bahkan hampir akurat. Untuk mencoba
memahami metode ini bisa belajar dari artikel saya tentang mimpi
pada blog pribadi Voice Of Wagiswara.

*Secara khusus tenung tanya lara ini hanya berlaku bagi mereka yang
beragama Hindu menggunakan bahasa Bali dalam kesehariannya dan
berpedoman pada kalender Bali sebagai penanggalan. Dengan
mempelajari tenung tanya lara tidak hanya belajar menafsirkan
mimpi, juga mempelajari sebab sakitnya seseorang

Baca juga Tafsir Mimpi Berdasarkan Orang yang Ditemui

HALAMAN : 1 2 3 LIHAT
SEMUA

APA ALASANMU MEMBELI BUKU?

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS.

LABEL mimpi tenung ramalan wuku hari pasaran saptawara sadwara

pancawara tradisi hindubali gayahidup lifestyle

RESPONS : 0
REKOMENDASI UNTUK ANDA POWERED BY

"Berusaha dan Berpasrah Diri", Ikut Lomba Menulis, Cara Efektif Perjalanan lulus SMP ke SMA
Kunci Meraih Kesuksesan Menarik Minat Untuk Menulis
Haris Fauzi amie retna wulan dewi Kharen Azaria
595 457 588

Benarkah Sel Tumbuhan Lebih Prosedur Keamanan Pangan atau Tugas


Tahan Lama daripada Sel Hewan? Food Safety (Bagian II) Individu2_7_AnisaAyuMaharani
Johanesorvin Bernando Sihotang Anisa Ayu
404 210 137

BERI NILAI

AKTUAL BERMANFAAT INSPIRATIF MENARIK MENGHIBUR TIDAK MENARIK

UNIK

BERI KOMENTAR

Tulis Tanggapan Anda

KIRIM

TENTANG SYARAT DAN KETENTUAN BANTUAN KONTAK KAMI


KOMPASIANA
DEFINISI FAQ Gedung Kompas Gramedia Palmerah

PROFIL KETENTUAN LAYANAN TIPS & TRIK Barat Unit II Lantai 6, Jl. Palmerah Barat

PERFORMA & STATISTIK No. 29-37, Gelora, Tanah Abang, Jakarta


KETENTUAN KONTEN TUTORIAL
Pusat 10270
TIM PENGGUNAAN DAN HAK CIPTA KELUHAN

SANGGAHAN DAN PELAPORAN KONTEN 6221 536 99 200

KETENTUAN PERUBAHAN 6221 5360678

UNDANG-UNDANG ITE kompasiana@kompasiana.com

Pemasangan Iklan: sekar@kompas.com


Pengajuan Kerja Sama:
dimas.agung@kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai