Identitas dan
Karakteristik, Standar dan
Tolok Ukur Pendidikan
Katolik Indonesia
Pendahuluan 1
Bagian I:
Rubrik Penilaian Misi dan Identitas Katolik 3
Standar 1 4
Standar 2 10
Standar 3 17
Standar 4 26
Bagian II:
Rubrik Penilaian Pengelolaan dan Kepemimpinan 35
Standar 5 35
Standar 6 43
Bagian III:
Rubrik Penilaian Keunggulan Akademik dan non
Akademik 53
Standar 7 53
Standar 8 71
Standar 9 79
Bagian IV:
Rubrik Penilaian Penyelenggaraan Pendidikan 84
Standar 10 84
Standar 11 96
Standar 12 101
Standar 13 105
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | iii
Pendahuluan
Kertas Kerja “Identitas dan Karakteristik, Standar dan Tolok
Ukur Pendidikan Katolik Indonesia” telah disusun sebagai upaya
untuk membantu Lembaga Pendidikan Katolik (LPK)
mengejawantahkan dan mewujudkan tugas perutusan Gereja di
tengah masyarakat. Dalam Kertas Kerja ini terdapat tiga hal penting
yaitu: (1) identitas dan karakteristik, (2) standar, dan (3) tolok ukur
Pendidikan Katolik. Identitas dan Karakteristik Lembaga
Pendidikan Katolik diturunkan dari beberapa dokumen Gereja
mengenai Pendidikan Katolik. Ciri atau karakteristik
mendefinisikan identitas sekolah, yang pada gilirannya
dipergunakan sebagai acuan untuk merumuskan standar dan tolok
ukur.
Standar sekolah Katolik menjelaskan kebijakan, program,
struktur, dan proses mewujudkan karakter yang sudah dirumuskan
sebelumnya. Perumusan standar mencakup 4 ranah yaitu: misi dan
identitas Katolik, pengelolaan dan kepemimpinan, keunggulan
akademik dan nonakademik, dan penyelenggaraan sekolah.
Benchmark atau tolok ukur digunakan untuk menentukan
indikator yang dapat diamati dan diukur untuk masing-masing
standar. Tolok ukur digunakan untuk membantu sekolah, Yayasan,
Komisi Pendidikan Keuskupan atau paroki dalam melakukan
evaluasi diri, pengolahan data dan pelaporan status, dan sarana
penjaminan mutu yang digunakan untuk mengukur kualitas dan
pengembangan Lembaga Pendidikan Katolik.
“Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik
Indonesia”, disusun untuk melengkapi dokumen Identitas dan
Karakteristik dalam membantu sekolah, Yayasan, Komisi
Pendidikan Keuskupan ataupun pihak-pihak yang menggunakan
Skor penilaian
Sko Penjelasan
r
4 Memenuhi tolok ukur dengan sangat baik
3 Memenuhi tolok ukur dengan baik
2 Memenuhi tolok ukur dengan cukup baik
1 Tidak memenuhi tolok ukur
Skor Penjelasan
4 Rumusan visi dan misi secara eksplisit menyatakan bahwa
sekolah memiliki komitmen untuk mengembangkan,
memperkuat nilai-nilai, dan identitas Katolik
3 Penyelenggara (Yayasan) dan pelaksana (Kepala sekolah dan
tim) memastikan bahwa visi misi sekolah mencakup
komitmen sekolah untuk mengembangkan, memperkuat
nilai-nilai dan identitas Katolik
Skor Penjelasan
4 Penyelenggara pendidikan (Yayasan) dan pelaksana
pendidikan (Kepala Sekolah) menggunakan perumusan misi
sekolah dalam merancang penyelenggaraan sekolah, dan
secara berkala merujuk perumusan misi selama proses
Skor Penjelasan
4 Pernyataan misi (dan visi) sangat visible di seluruh sekolah,
bisa ditemukan di kelas, di surat-surat resmi, di web sekolah,
di situs media sosial sekolah. Semua pihak yang
berkepentingan mudah dan dengan cepat bisa mengakses
pernyataan visi dan misi.
3 Pernyatan misi (dan visi) terlihat di tempat-tempat umum
dan ditemukan di dokumen-dokumen resmi.
2 Pernyatan misi (dan visi) terlihat di beberapa tempat umum
dan ditemukan di beberapa dokumen resmi.
1 Pernyatan misi (dan visi) tidak terlihat di tempat umum atau
di dokumen-dokumen resmi.
Bukti 1. Pernyataan misi (dan visi) ada di ATK resmi pelaksana
fisik pendidikan (kepala sekolah dan tim) dan juga di surat-
surat elektronik
2. Pernyataan misi (dan visi) dipasang di kantor dan di
kelas-kelas
3. Program kegiatan mencantumkan pernyataan misi dan
visi
4. Dokumen-dokumen dalam media dan web
mencantumkan pernyataan misi dan visi.
Skor Penjelasan
4 Semua orang di komunitas sekolah mampu menyebutkan
rumusan visi dan misi, bisa menjelaskan dengan gamblang
visi misi sekolah, dan memberikan contoh konkret
bagaimana visi misi diimplementasikan di sekolah.
3 Semua pemangku kepentingan tahu dan memahami misi
dan visi sekolah. Kepala sekolah dan tim memastikan bahwa
setiap kelompok pemangku kepentingan mampu
menyebutkan dan menjelaskan misi dan visi sekolah
2 Beberapa pemangku kepentingan tahu dan memahami visi
dan misi sekolah
1 Kebanyakan pemangku kepentingan tidak tahu dan tidak
memahami visi dan misi sekolah
Bukti 1. Pernyataan misi (dan visi) didaraskan (diucapkan) oleh
fisik komunitas sekolah pada pertemuan-pertemuan penting
(pada waktu assembly, pada waktu pertemuan untuk
pemberian hadiah…)
2. Peserta didik, orang-tua, pendidik dan alumni mampu
menyebutkan visi dan misi di hadapan calon orang-tua
peserta didik dan di hadapan komunitas sekolah
3. Program orientasi sekolah menekankan pentingnya misi
sekolah
4. Beberapa kegiatan untuk orang tua, alumni menjelaskan
misi sekolah
Skor Penjelasan
4 Kegiatan kurikuler kegiatan yang dilakukan oleh sekolah
yang sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik
yang merupakan program utama dalam proses mendidik
peserta didik. Seperangkat rencana dan cara
mengadmistrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan peserta
didik agar mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh
yang dijiwai nilai-nilai Katolik (mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu, mampu menghargai
martabat manusia…)
Skor Penjelasan
4 Kegiatan Kokurikuler menunjang serta membantu kegiatan
kurikuler dilaksanakan diluar jadwal kurikuler dengan
maksud agar peserta didik lebih memahami dan
memperdalam materi yang ada di kurikuler, kegiatan ini
berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan
lainnya yang berhubungan dengan materi kurikuler yang
harus diselesaikan oleh peserta didik. Tugas kokurikuler
dirumuskan dengan jelas dan sesuai dengan pokok bahasan
atau sub pokok bahasan yang sedang diajarkan, mengenai
tingkat kesulitannya bagi peserta didik sehingga tugas yang
diberikan kepada peserta didik sesuai dengan
kemampuannya.
Skor Penjelasan
4 Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
menyalurkan/mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas
pengetahuan, belajar bersosialisasi, menambah keterampilan,
bisa dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang dapat
di luar sekolah. Jenis dan jumlah kegiatan ekstra kurikuler
ditentukan berdasar analisis bakat dan minat peserta didik,
terprogram secara sistematis dan didampingi oleh pendidik
yang kompeten. Kegiatan bermanfaat bagi peserta didik, baik
buat masa kini maupun masa yang akan datang, tidak
membebani bagi peserta didik. Jenis kegiatan bermanfaat
bagi lingkungan sekitar, alam, industri, dan dunia usaha.
Skor Penjelasan
4 Kurikulum plus pendidikan karakter itu dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai katolisitas
dan spiritualitas pendiri yang kontekstual dan relevan
dengan masa kini. Kurikulum plus pendidikan karakter
mampu mengembangkan dan menjawab kebutuhan serta
keprihatinan masyarakat. Memiliki peran dalam memilih
nilai sehingga peserta didik kritis terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai-nilai ajaran katolik. Pelaksanaan
pendidikan karakter memiliki panduan secara komprehensif
dari sisi nilai-nilai yang ditanamkan, indikator pengukuran,
pendidik dan pendamping khusus, pembinaan personal,
evaluasi, penilaian, pembiasaan nilai sehingga menjadi
perilaku.
Standar 3
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 17
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan
pendidikan Agama Katolik dan katekese yang terintegrasi dalam
kegiatan akademik; serta menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk
mengembangkan katolisitas bagi para pemangku kepentingan seperti
pendalaman iman, liturgi, doa.
Skor Penjelasan
4 Kurikulum dan pendidikan agama untuk setiap tingkat dan
setiap kelas memenuhi atau melebihi prasyarat dan standar
Konferensi Waligereja Indonesia. Prasyarat dituliskan di
setiap mata pelajaran. Mata pelajaran agama secara
berjenjang berkesinambungan, menjamin perkembangan
pengetahuan religious untuk semua peserta didik
3 Kurikulum dan pendidikan agama memenuhi atau melebihi
prasyarat dan standar Konferensi Waligereja Indonesia.
Mata pelajaran pokok dan prasyarat terungkap dalam tujuan
mata pelajaran, nilai ketuntasan dan isi mata pelajaran.
2 Kurikulum dan pendidikan agama memenuhi beberapa
prasyarat dan standar pendidikan agama yang dirumuskan
oleh Konferensi Waligereja Indonesia.
1 Kurikulum dan pendidikan agama tidak memenuhi prasyarat
dan standar pendidikan agama yang dirumuskan oleh
Konferensi Waligereja Indonesia.
Bukti 5. Rencana pembelajaran
fisik 6. Panduan kurikulum, silabus
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 18
7. Mata-pelajaran yang diberikan di luar kurikulum standar
Skor Penjelasan
4 Pendidik yang mengajar agama Katolik memenuhi prasyarat
akademik, serta memenuhi prasyarat katekese dan sertifikasi
untuk mengajar agama secara efektif. Secara teratur dan
berkala mereka hadir dalam pertemuan profesional para
pengajar agama Katolik untuk mengembangkan profesi,
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, dan pada
saat yang sama memahami dunia katekese yang selalu
berubah. Mereka melaksanakan praktek-praktek baik metode
pengajaran yang menghasilkan pengajaran efektif
3 Pendidik yang mengajar agama Katolik memenuhi prasyarat
akademik, serta memenuhi prasyarat katekese dan sertifikasi
untuk mengajar agama secara efektif.
2 Beberapa pendidik yang mengajar agama Katolik memenuhi
prasyarat akademik, serta memenuhi prasyarat katekese dan
sertifikasi untuk mengajar agama secara efektif.
1 Tidak banyak pendidik yang mengajar agama Katolik
memenuhi prasyarat akademik, serta memenuhi prasyarat
katekese dan sertifikasi untuk mengajar agama secara efektif.
Bukti 1. Sertifikat pengajaran agama Katolik
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 19
fisik 2. Sertifikat workshop, konferensi, pengembangan
professional
3. Sertifikat pengabdian di Paroki atau Keuskupan
4. Evaluasi pembelajaran peserta didik/pendidik
5. …
Skor Penjelasan
4 Di semua mata pelajaran, pendidik menggunakan cara
pandang intelektual Kristiani yang mendorong peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.
Peserta didik ikut terlibat dalam mata pelajaran, debat,
penelitian, layanan pada masyarakat untuk mempertajam
dan mengembangkan kemampuan kritis dan etis. Sarana-
sarana seperti ini dan assessment kinerja terintegrasi dalam
kurikulum
3 Pendidik menggunakan cara pandang Kristiani (sudut
pandang Kitab Suci dan tradisi intelektual Katolik) dalam
semua mata pelajaran untuk membantu peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.
Skor Penjelasan
4 Budaya dan iman Katolik diungkapkan dan diintegrasikan
sekolah dalam berbagai bentuk: arsitektur, musik, seni dan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 22
budaya. Simbol-simbol iman Katolik berlimpah dan secara
visual kelihatan, dan dengan cepat dikenal oleh orang-orang
di luar komunitas pembelajaran sekolah.
3 Budaya dan iman Katolik diungkapkan oleh sekolah dalam
berbagai bentuk: arsitektur, musik, seni dan budaya. Mereka
yang berkunjung ke sekolah mudah mengidentifikasi symbol
dan tanda budaya dan iman Katolik.
2 Budaya dan iman Katolik diungkapkan oleh sekolah dalam
beberapa bentuk: arsitektur, music atau seni dan budaya.
Mereka yang berkunjung ke sekolah akan bisa
mengidentifikasi symbol dan tanda budaya dan iman
Katolik.
1 Budaya dan iman Katolik tidak diungkapkan atau secara
minimal diungkapkan oleh sekolah dalam berbagai bentuk:
arsitektur, musik, seni dan budaya. Mereka yang
berkunjung ke sekolah tidak mengidentifikasi symbol dan
tanda budaya dan iman Katolik.
Bukti 1. Benda-benda seni yang kelihatan atau yang dicipta oleh
fisik sekolah
2. Contoh-contoh seni budaya yang ditampilkan sekolah
3. Teater, tari, yang ditampilkan atau dicipta oleh sekolah
4. Arsitektur sekolah
5. Arsitektur kelas
6. Simbol-simbol religius
Skor Penjelasan
4 Pengalaman retret merupakan bagian integral semua peserta
didik semua kelas. Untuk mereka yang sudah mencukupi
umur, peserta didik memiliki kesempatan terlibat dalam
persiapan retret dan kegiatan rohani lainnya. Para peserta
Skor Penjelasan
4 Administrator, pendidik, tenaga kependidikan secara
konsisten ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang sudah
dirancang dan dijadwalkan, dan secara jelas menunjukkan
dukungan bagaimana iman dihidupi dalam komunitas
3 Administrator, pendidik, tenaga kependidikan secara nyata
mendukung iman yang dihidupi dalam komunitas.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 25
Menghidupi iman merupakan kewajiban setiap
administrator, pendidik dan tenaga kependidikan.
2 Beberapa administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara nyata mendukung dalam menghidupi iman di
komunitas. Menghidupi iman tidak merupakan kewajiban
setiap administrator, pendidik dan tenaga kependidikan.
1 Tidak dirasa adanya dukungan dari administrator, pendidik
dan tenaga kependidikan bagaimana menghidupi iman
dalam komunitas
Bukti 1. Semua anggota komunitas sekolah ikut serta dalam doa-
fisik doa dan liturgy yang diselenggarakan oleh sekolah
2. Pendidik memimpin doa di kelas dan terlibat dalam
kegiatan liturgy dan devosi sekolah
3. Symbol-simbol iman terlihat di kelas dan sekolah
4. Lingkungan kelas mendukung pengembangan iman
Standar 4
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menghidupi dan
mewujudkan Ajaran Sosial Gereja melalui kegiatan pengabdian
masyarakat, pengembangan iman dan penegakan keadilan,
perjuangan keadilan serta keutuhan ciptaan.
Skor Penjelasan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 26
4 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja merupakan
unsur pokok dalam kurikulum untuk beberapa mata
pelajaran, termasuk pelajaran agama. Peserta didik terlibat
dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang secara sengaja
dirancang untuk semakin mendalami dan menghidupi
Ajaran Sosial Gereja. Peserta didik mendapat kesempatan
beberapa kali mempelajari materi Ajaran Sosial Gereja dan
terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
3 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja menjadi unsur
pokok dalam kurikulum. Setiap peserta didik mendapatkan
pelajaran Ajaran Sosial Gereja yang dijadwalkan dalam
kurikulum.
2 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja tidak banyak
ada dalam kurikulum. Peserta didik bisa belajar mengenai
Ajaran Sosial Gereja, namun tidak terjadwalkan secara jelas
di sekolah.
1 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja tidak ada
dalam kurikulum
Bukti 1. Rencana pembelajaran
fisik 2. Panduan kurikulum, silabus Ajaran Sosial Gereja
3. Program Pengabdian Masyarakat sekolah yang sejalan
dengan Ajaran Sosial Gereja
4. Hasil assessment terkait Ajaran Sosial Gereja
Skor Penjelasan
4 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
merumuskan dengan jelas standar identitas yang harus
dicapai, dan dapat menunjukkan keunggulan akademik dan
intelektual di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
agama. Kurikulum untuk semua mata pelajaran dengan jelas
menunjukkan adanya integrasi iman, budaya dan hidup.
3 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
merumuskan dengan jelas standar identitas yang musti
dikembangkan, dan tuntutan keunggulan akademik dan
intelektual di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
agama.
2 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
memperhatikan keunggulan akademik dan intelektual dalam
kurikulum termasuk pelajaran agama.
1 Keunggulan akademik dan formasi intelektual tidak terlihat
di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran agama
Bukti 1. Pernyataan misi dan visi
fisik 2. Pedoman kurikulum, yang mencantumkan tuntutan
standar semua mata pelajaran
3. Tujuan, identitas dan nilai-nilai Katolik semua mata
Skor Penjelasan
4 Pendidik menggunakan cara pandang intelektual Kristiani
yang mendorong peserta didik berpikir secara kritis dan etis
mengenai dunia di sekitarnya di semua mata pelajaran.
Peserta didik ikut terlibat dalam mata pelajaran, debat,
penelitian, layanan pada masyarakat untuk mempertajam
dan mengembangkan kemampuan kritis dan etis. Sarana-
sarana seperti ini dan assessment kinerja terintegrasi dalam
kurikulum
3 Pendidik menggunakan cara pandang Kristiani (sudut
pandang Kitab Suci dan tradisi intelektual Katolik) dalam
semua mata pelajaran untuk membantu peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.
Skor Penjelasan
4 Semua orang dewasa di komunitas sekolah aktif terlibat
dalam pelayanan mewujudkan keadilan, perdamaian serta
keutuhan ciptaan.
3 Semua orang dewasa di komunitas sekolah diundang terlibat
dalam pelayanan mewujudkan keadilan, perdamaian serta
keutuhan ciptaan.
2 Semua orang dewasa di komunitas sekolah mengetahui
adanya pelayanan sekolah dalam mewujudkan keadilan,
Skor Penjelasan
4 Setiap administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara konsisten aktif mendukung dan terlibat dalam
perwujudan iman, keadilan, perdamaian serta keutuhan
ciptaan
3 Setiap administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara konsisten aktif mendukung dalam perwujudan iman,
keadilan, perdamaian serta keutuhan ciptaan
2 Beberapa administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara konsisten aktif mendukung dalam perwujudan iman,
keadilan, perdamaian serta keutuhan ciptaan
1 Administrator, pendidik dan tenaga kependidikan tidak
aktif terlibat mendukung perwujudan iman, keadilan,
Standar 5
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki
penyelenggara/pengelola yang mampu membuat keputusan
(autoritatif, konsultatif, saran), dapat bekerjasama dalam tim dalam
mengembangkan, mewujudkan dan mengawasi pelaksanaan
perutusan, keunggulan akademik dan non akademik dan
penyelenggaraan sekolah.
Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) merumuskan dan
mensosialisasikan kebijakan penyelenggaraan sekolah,
melakukan pelatihan dan pengukuran keberhasilan
implementasi kebijakan. Informasi ini diberikan kepada para
pemangku kepentingan secara terus-menerus sebagai dasar
untuk menjamin kesetiaan terhadap perutusan.
Keberlanjutan dan sustainabilitas kebijakan dan program
dijamin melalui perencanaan dan pelaksanaan yang matang
dalam pergantian kepemimpinan sekolah. Kebijakan
pergantian kepemimpinan berlaku untuk anggota
penpendidiks Yayasan, pimpinan sekolah, dan juga untuk
pimpinan-pimpinan struktural yang lain.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) merumuskan dan merinci
kebijakan penyelenggaraan sekolah untuk menjamin
keberlanjutan dan kesetiaan pada perutusan, melalui
kebijakan pergantian kepemimpinan sekolah. Memiliki
sistem di sekolah yang menjamin bahwa sekolah mampu
mengimplementasikan kebijakan. Sekolah juga memiliki
perencanaan dan mekanisme pergantian kepemimpinan di
semua tingkat dilaksanakan.
2 Penyenggara sekolah (Yayasan) merumuskan beberapa
kebijakan penyelenggaraan sekolah. Meski demikian cukup
terlihat bahwa tidak semua kebijakan diimplementasikan.
Perencanaan pergantian kepemimpinan tidak menjadi
prioritas; dan dibahas sesuai kebutuhan.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 37
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) tidak merumuskan
kebijakan penyelenggaraan sekolah. Tidak terlihat adanya
komitmen untuk keberlanjutan dan kesetiaan pada tugas
perutusan. Tidak ada perencanaan pergantian
kepemimpinan.
Bukti 1. Dokumen kebijakan penyelenggaraan pendidikan
fisik 2. Manual implementasi kebijakan penyelenggaraan
pendidikan
3. Dokumen tolok ukur implementasi kebijakan
4. Laporan assessment penyelenggaraan pendidikan
5. Perencanaan pergantian kepemimpinan (yang dahulu
dan sekarang)
6. Program kerja dan anggaran
7. Uraian tugas dan wewenang
8. SOP
9. Perencanaan pergantian kelompok pemangku
kepentingan
10. Dokumen komunikasi dengan kelompok pemangku
kepentingan terkait kebijakan-kebijakan
Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 38
pendidikan menjalin relasi dengan Uskup yang ditandai
dengan saling percaya, saling menghormati, kerjasama,
dialog terus-menerus. Uskup sebagai gembala dan pimpinan
gereja memberikan arah dalam mengimplementasikan
kebijakan pendidikan sesuai dengan arah dasar keuskupan
setermpat. Kebijakan –kebijakan keuskupan mendapatkan
dukungan dan diimplementasikan oleh penyelenggara dan
pelaksana pendidikan.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi dengan Uskup yang ditandai
dengan saling percaya, saling menghormati, kerjasama,
dialog terus-menerus.
2 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi terbatas dengan Uskup. Sering
ada kerjasama dan dialog dengan Uskup.
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan sangat sedikit menjalin relasi dengan Uskup.
Bukti 1. Dokumen mengenai tugas-tugas yang diharapkan
fisik terhadap Uskup atau mereka yang mewakili Uskup.
2. Dokumen kerjasama resmi dengan Uskup atau mereka
yang mewakili Uskup
3. Program-program kerjasama dengan Uskup
Skor Penjelasan
4 Penyelenggara, pengelola, dan dan pelaksana pendidikan
terus-menerus melakukan pelatihan dan evaluasi diri untuk
menjamin terlaksananya tugas-tugas dengan baik. Secara
jelas penyelenggara memberi dukungan kepada pengelola
dan pelaksana pendidikan untuk melakukan formasi secara
terus-menerus dan berkelanjutan. Penyelenggara dan
pelaksana merumuskan tolok ukur ketercapaian tanggung-
jawab dan tugas mereka. Mereka melakukan evaluasi hasil
(secara formatif dan summatif), yang diikuti tindak lanjut
dan rencana perbaikan. Assessment dirancang dengan
mengikutsertakan kelompok pemangku kepentingan.
Standar 6
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki pemimpin
atau tim kepemimpinan yang berkualitas dalam mewujudkan dan
mengimplementasikan misi dan visi sekolah.
Standar 7:
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kurikulum
yang sesuai dengan standar, relevan dengan kebutuhan dan
ketrampilan masa kini, sesuai dengan nilai-nilai Injili, dan
diwujudkan melalui pembelajaran yang efektif
Sko Penjelasan
r
4 Standar-standar yang rinci dan ketat diadopsi di
keseluruhan isi kurikulum dan mengintegrasikan
dimensi-dimensi religius, spiritual, moral, dan etika
pada setiap mata pelajaran.
3 Standar-standar diadopsi untuk keseluruhan isi
kurikulum, sambil mengintegrasikan dimensi-dimensi
religius, spiritual, moral, dan etika pada setiap mata
pelajaran.
2 Standar-standar diadopsi hanya pada beberapa bidang
isi kurikulum, dan kadang-kadang mengintegrasikan
dimensi-dimensi religius, spiritual, moral, dan etika
pada setiap mata pelajaran.
Skor Penjelasan
4 Kurikulum dan pembelajaran abad ke-21 menyiapkan
peserta didik untuk menjadi pengguna yang terampil di
bidang teknologi, mampu menciptakan,
mempublikasikan, dan memberi kritik terhadap produk-
produk digital. Kemampuan ini mencerminkan
pemahaman peserta didik akan isi dan keterampilan
teknologi yang mereka miliki. Contoh-contoh produk
digital yang dibuat oleh para peserta didik
mengungkapkan pelayanan untuk kebaikan sekolah,
paroki dan komunitas yang lebih luas.
Skor Penjelasan
4 Pembelajaran di kelas dirancang untuk melibatkan dan
memotivasi semua peserta didik, ditujukan untuk
menanggapi kebutuhan dan kemampuan masing-masing
peserta didik yang sangat beragam. Sekolah menyediakan
pendidik untuk mereka yang memiliki kemampuan dan
bakat khusus dan menyediakan sarana dan program
untuk peserta didik berbakat sehingga mereka
berkembang memenuhi potensi mereka. Pendidik
membantu asisten pendidik dalam merancang dan dan
menyampaikan materi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan semua peserta didik .
Skor Penjelasan
4 Para pendidik/pendidik bekerjasama dalam komunitas
pembelajaran profesional dalam mengembangkan,
menerapkan dan terus meningkatkan efektivitas
kurikulum dan pengajaran untuk menghasilkan prestasi
peserta didik yang tinggi. Semua atau sebagian besar hal
di bawah ini ada:
− Anggota dari komunitas pembelajaran profesional
menggunakan praktik terbaik yang ada saat ini untuk
menganalisis data dari tes standar pencapaian, tes
keterampilan individual, dan penilaian pendidik.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 64
− Tim Data dan data pertumbuhan/nilai tambah
dikenal baik oleh komunitas belajar profesional.
− Selain itu, adanya komunitas belajar profesional
terkait dengan seni, musik , pendidikan jasmani,
teknologi, pendidik bahasa asing tingkat dasar.
Skor Penjelasan
4 Semua pendidik/pendidik dan pendukung profesional
memenuhi kualifikasi akademik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sebagaimana dituntut oleh keuskupan,
negara , dan / atau nasional untuk memastikan bahwa
mereka mampu menyelenggarakan kurikulum dan
pengajaran yang efektif. Semua pendidik dan staf
pendukung memiliki kesempatan untuk pengembangan
profesional dan menyelesaikan rencana pengembangan
profesional individual. Beberapa pendidik dikenal karena
pelayanan profesi mereka (berpartisipasi dalam
organisasi-organisasi profesional, pembicara-pembicara
di konferensi profesional, fasilitator-fasilitator pada
lokakarya, atau penulis publikasi ilmiah…)
Skor Penjelasan
4 Pendidik dan tenaga kependidikan terlibat dalam
Standar 8
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas melakukan kegiatan
penilaian untuk mendokumentasikan pembelajaran peserta didik
dan efektifitas program, untuk melihat kinerja peserta didik secara
transparan, untuk mengevaluasi kurikulum dan memperbaiki proses
dan praktek pembelajaran.
Skor Penjelasan
4 Keseluruhan data sekolah mencakup perkembangan dan
kemajuan peserta didik yang dihasilkan dari berbagai
perangkat dan cara penilaian digunakan untuk
memonitor, mengkaji ulang, dan mengevaluasi keselarasan
kurikulum dan program-program kokurikuler; digunakan
untuk merancang perkembangan peserta didik secara
berkelanjutan; dan untuk memantau dan menilai kinerja
pendidik/pendidik.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 71
Pendidik-pendidik yang memiliki peserta didik yang
secara konsisten gagal dalam kemajuan akademik, dilatih
untuk meningkatkan keterampilan pengajaran. Pendidik-
pendidik yang peserta didiknya secara konsisten
menunjukkan perkembangan kemampuan akademik,
diberi penghargaan dan pengakuan akan kemampuan
mereka mendampingi peserta didik. Para pendidik terlibat
dalam melakukan penilaian, evaluasi, refleksi kegiatan-
kegiatan ko-kurikuler; termasuk membuat evaluasi diri
mengenai apa yang mereka lakukan dalam kegiatan ko-
kurikuler.
Skor Penjelasan
4 Data sekolah dan data kemajuan dan perkembangan
peserta didik dibuat standar, dan secara teratur
dibagikan ke semua pemangku kepentingan. Data
ditampilkan dengan mudah, jelas, efektif.
3 Data sekolah dan data perkembangan dan kemajuan
Skor Penjelasan
4 Pendidik bekerja-sama dengan komunitas
pembelajaran melakukan monitoring pembelajaran
peserta didik secara individual dan secara bersama
dalam kelas melalui beberapa cara misalnya: penilaian
umum dan rubric-rubrik penilaian untuk
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 77
meningkatkan capaian peserta didik, perbaikan
kurikulum atau penyesuaian cara penyampaian bahan
ajar. Komunitas pembelajaran merumuskan sasaran
yang penting bagi peningkatan capaian peserta didik.
Perbaikan kurikulum dan penyesuaian cara
penyampaian bahan ajar dibagikan kepada komunitas
pembelajaran untuk mendapatkan umpan balik.
Skor Penjelasan
4 Kebanyakan orang tua/wali bekerjasama dengan para
pemimpin sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan
serta orangtua/ wali lainnya dalam meningkatkan
pengalaman pendidikan di komunitas sekolah. Orangtua
terlibat dalam mewujudkan misi sekolah melalui
kegiatan-kegiatan pelayanan masyarakat.
3 Program-program sekolah yang ditawarkan kepada para
orang tua atau wali murid merupakan kesempatan bagi
orangtua/wali untuk meningkatkan pengalaman
pendidikan dalam komunitas sekolah bekerjasama
dengan para pemimpin sekolah, fakultas (pendidik dan
staf), dan orang tua/wali yang lain. Orangtua/wali
diundang untuk ikut serta dalam berbagai pengalaman
kemitraan di luar jadwal rutin wajib pertemuan
orangtua/pendidik.
2 Orangtua/wali kadang-kadang diundang untuk ikut serta
dalam berbagai pengalaman kemitraan di luar jadwal
rutin wajib pertemuan orangtua/pendidik untuk
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 79
meningkatkan pengalaman pendidikan dalam komunitas
sekolah.
1 Sekolah tidak memiliki program yang melibatkan orang
tua atau wali selain pertemuan rutin wajib bagi orang
tua atau wali.
Skor Penjelasan
4 Program-program pendukung (bimbingan konseling,
layanan kesehatan, pengelolaan perilaku…) disediakan
oleh sekolah agar peserta didik dapat menyelesaikan
sekolah dengan baik. Data layanan dicatat, dampak
Standar 10
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan tata-kelola keuangan dan anggaran untuk jangka
waktu 3-5 tahun ke depan.
Skor Penjelasan
4 Perencanaan keuangan menghitung berbagai sumber
pendapatan. Berbagai sumber pendapatan yang telah
diterima dipergunakan untuk perencanaan ke depan dan
dipergunakan untuk penggalian sumber dana alternatif.
Penelitian tentang praktek baik dan benchmarking
terhadap sekolah-sekolah yang berhasil melaksanakan
pengelolaan keuangan dimasukkan ke dalam proses
perencanaan keuangan. Sumber pendapatan
dipertimbangkan kembali secara teratur untuk
mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 87
dan kekuatan dari rencana keuangan.
Skor Penjelasan
4 Semua biaya sekolah dimasukkan dalam perencanaan
keuangan, dan ahli keuangan eksternal dilibatkan untuk
memastikan bahwa semua biaya sudah diperhitungkan.
Biaya bersama ditentukan menurut skema alokasi yang
terdokumentasikan dengan baik. Struktur akun biaya
memungkinkan semua pengeluaran secara cepat dan
akurat dilaporkan dan analisis. Pelaporan dapat
dihasilkan secara rinci atau dalam bentuk
pengelompokan, dan digunakan untuk anggaran rutin
maupun pengawasan tahunan.
Skor Penjelasan
4 Proyeksi anggaran dihitung berdasarkan perhitungan
biaya saat ini dan trend biaya sebagaimana dikeluarkan
oleh lembaga-lembaga sejenis. Biaya per peserta didik
dihitung dengan cara yang mudah dimengerti
sehingga membantu orang tua memahami kaitan
biaya sekolah yang dibebankan dengan biaya yang
dibayarkan. Benchmarking dilakukan dengan
Skor Penjelasan
4 Biaya per peserta didik secara teratur dipantau dan
rincian biaya dipublikasikan (biaya sekolah, biaya per
anak, informasi keuangan sekolah…). Publikasi
dilakukan melalui berbagai cara dan media.
3 Rencana keuangan meliputi biaya materi
pendidikan, total biaya per peserta didik, serta
rincian biaya sekolah yang lain. Rencana keuangan
ini diinformasikan ke seluruh anggota masyarakat
Skor Penjelasan
4 Yayasan dan pimpinan sekolah secara aktif memantau
dan mengidentifikasi potensi sumber-sumber baru
bantuan uang sekolah; serta bekerjasama dengan pihak-
pihak eksternal (keuskupan, yayasan, dana publik, dll)
dalam menyediakan bantuan biaya pendidikan.
Informasi untuk orang tua dikumpulkan, dianalisis, dan
diintegrasikan ke dalam informasi yang memudahkan
orang-tua murid membuat perencanaan keuangan.
3 Yayasan dan kepemimpinan sekolah memberi informasi
kepada orang-tua peserta didik mengenai program-
program beapeserta didik, serta informasi yang
memudahkan orang-tua membuat perencanaan
keuangan.
2 Jika orang tua peserta didik memerlukan, yayasan dan
Skor Penjelasan
4 Biro SDM memiliki standar pengelolaan personalia.
Standar SDM mencakup kualifikasi dan tanggung-
jawab, kompensasi tenaga pengelola SDM; standar
rekrutmen, standar pengembangan professional,
regenerasi maupun pensiun. Pendampingan
pengembangan SDM diberikan kepada semua tenaga
kependidikan dan relawan.
Skor Penjelasan
4 Kebijakan sumber daya manusia memastikan
pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dalam
perencanaan institusi terkait dengan investasi untuk
pertumbuhan personel, kesehatan dan pensiun .
Program ini selanjutnya diintegrasikan dengan gaji dan
tunjangan sebagai bentuk "kompensasi total" untuk
pendidik dan tenaga kependidikan. Data acuan tentang
tunjangan kesehatan, pensiun dan manfaat lainnya telah
dikumpulkan dan digunakan dalam membuat kebijakan
SDM.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 100
2 Ada kebijakan SDM namun, kebijakannya hanya
meliputi beberapa dari hal-hal sebagai berikut: investasi
untuk perkembangan personel, kesehatan, dan pensiun .
Standar 12
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan pengembangan sarana-prasarana sesuai dengan
misi pendidikan.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 102
Tolok Ukur 12.2.
Perencanaan anggaran dan biaya mengalokasikan dana untuk
pengelolaan sarana dan prasarana, teknologi, pengembangan dan
penggantian barang.
Skor Penjelasan
4 Perencanaan anggaran sekolah mengalokasikan dana
untuk fasilitas, peralatan dan teknologi. Perhitungan
depresiasi dan proyeksi biaya peralatan membantu
stakeholder dan pelaksana pendidikan memahami nilai
asset sekolah sehingga mereka mampu membuat
perencanaan jangka panjang dan mampu menghindari
pengeluaran yang tidak perlu. Pelaksana pendidikan
melakukan studi banding terkait dengan fasilitas, peralatan
dan teknologi dari sekolah-sekolah yang sejenis, untuk
melihat adanya praktek-praktek baik dan menjamin
kelengkapan fasilitas.
3 Anggaran sekolah mendukung tersedianya pengelolaan
fasilitas, peralatan, dan teknologi. Tersedia juga adanya
dana khusus untuk peningkatan capital, depresiasi dan
penggantian barang.
2 Anggaran sekolah mendukung tersedianya pengelolaan
fasilitas, peralatan, dan teknologi secara umum. Tersedia
juga adanya dana tak terduga, tetapi sering tidak ada
kaitannya dengan kebutuhan untuk peningkatan capital,
depresiasi dan penggantian barang.
1 Sekolah tidak memiliki anggaran; atau anggaran tidak
mepertimbangkan dana untuk fasilitas, peralatan,
teknologi. Anggaran tidak mencakup dana untuk
peningkatan capital, depresiasi dan penggantian barang.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 103
Bukti 1. Perencanaan anggaran sekolah (sekarang, dan yang
fisik sebelumnya)
2. Perencanaan keuangan sekolah, termasuk perencanaan
anggaran yang akan datang
3. Perancangan fasilitas, peralatan, teknologi
4. Assessment asset saat ini (nilai, umur, perawatan…)
5. Perbandingan praktek baik dari institusi sejenis
Skor Penjelasan
4 Pembelian dan perbaikan sarana dan prasarana fisik serta
teknologi merupakan bagian dari seluruh perencanaan, di
mana keputusan dilakukan berdasar misi dan bagaimana
misi sekolah diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan
kurikuler. Pertimbangan akan lingkungan dan keutuhan
ciptaan dipergunakan dalam pembelian dan perbaikan
serta pengembangan sarana dan prasarana.
3 Pembelian dan perbaikan sarana dan prasarana serta
teknologi dirancang sesuai dengan misi, perencanaan
sekolah serta dukungan kegiatan kurikuler dan sesuai
dengan environmental stewardship (perawatan
lingkungan)
2 Pembelian dan perbaikan sarana prasarana serta teknologi
kadang-kadang sejalan dengan misi dan perencanaan
sekolah, dan sesuai dengan tujuan kurikulum. Keputusan
pembelian dan perbaikan kadang dilakukan dengan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 104
mempertimbangkan dampak lingkungan dan perawatan
lingkungan
1 Pembelian dan perbaikan sarana prasarana dilaksanakan
karena kebutuhan, dan sering tidak ada pertimbangan
mengenai misi sekolah dan pertimbangan dampak
lingkungan.
Bukti 1. Pernyataan visi dan misi sekolah
fisik 2. Dokumen kebijakan dan perencanaan, khususnya
terkait dengan fasilitas, sarana prasarana, teknologi
3. Catatan-catatan pertemuan yang mendiskusikan
dampak lingkungan mengenai sarana prasarana yang
dibeli
4. Catatan pembelian sarana prasarana, beserta analisis
dampak lingkungan
5. Catatan mengenai energy audit, energy saving
Standar 13
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas membuat perencanaan
terpadu dan melaksanakan pengembangan institusi melalui
komunikasi, promosi, pemasaran, dan tata-kelola penerimaan
peserta didik baru.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 106
Tolok Ukur 13.2.
Pelaksana dan tim kepemimpinan sekolah melaksanakan
pengukuran dan analisis data calon peserta didik yang diperlukan
dalam tata-kelola penerimaan peserta didik baru.
Skor Penjelasan
4 Pengelolaan calon peserta didik baru menjadi bagian
terintegrasi pengelolaan sekolah. Pelaksana dan
kepemimpinan sekolah terlibat aktif dalam menemukan
cara dan praktek-praktek baik penerimaan peserta didik
baru. Data terkait dengan pola-pola pendaftaran
(enrollment, retention) dilengkapi dengan analisis factor
eksternal (analisis demografi, ekonomi, kompetisi).
Penemuan akar masalah perubahan jumlah pendaftar dan
jumlah angka retensi dipergunakan untuk pengambilan
keputusan.
3 Pelaksana dan kepemimpinan sekolah melakukan supervisi
dan melakukan pengukuran pola-pola pendaftaran
(enrollment dan retention) untuk semua kelompok peserta
didik. Pengukuran dan analisis dilaksanakan sesuai dengan
rencana. Hasil analisis dipergunakan untuk pengambilan
keputusan terkait dengan uang sekolah, pemasaran,
komunikasi dan aspek lain terkait dengan pendaftaran
peserta didik baru.
2 Sekolah memiliki semacam rancangan pengelolaan
pendaftaran peserta didik baru. Informasi yang diperoleh
dari system pendaftaran peserta didik baru tidak memiliki
banyak dampak terhadap penyelenggaraan sekolah secara
keseluruhan.
1 Sekolah tidak memiliki perencanaan pengelolaan
pendaftaran peserta didik baru. Tidak ada analisis pola-
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 107
pola enrollment dan retention. Atau, pengukuran-
pengukuran mengenai pendaftaran peserta didik tidak
dipergunakan untuk membuat keputusan.
Bukti 1. Perencanaan pengelolaan enrollment (pendaftaran
fisik peserta didik)
2. Dokumen terkait dengan kegiatan penerimaan peserta
didik baru (agenda, pertemuan..)
3. Rencana pengukuran dan analisis pendaftaran peserta
didik
4. Laporan analisis saat ini
5. Kumpulan data pendaftaran peserta didik, demografi,
laporan informasi calon peserta didik
6. Interview dengan staff: apakah pengukuran
pendaftaran peserta didik dan analisis demografi
menjadi bahan untuk pengambilan keputusan terkait
dengan pendaftaran peserta didik baru.
Skor Penjelasan
4 Program pengembangan sekolah terintegrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Selain menggunakan cara-
cara tradisional, penyelenggara dan pelaksana pendididkan
menggunakan cara-cara inovatif dan strategi baru dalam
mengidentifikasi, menemukan sumber-sumber baru
pendanaan pendidikan. Penyelenggara dan pelaksana
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 108
pendidikan melakukan konsultasi dengan ahli-ahli di
bidang non-profit atau bidang pengembangan pendidikan.
Strategi pengembangan dievaluasi berdasar hasil luaran.
Informasi ini diupdate terus-menerus dan dipergunakan
untuk mendorong atau mengganti program
pengembangan berdasar hasil luaran yang ada.
3 Penyelenggara dan pelaksana pendidikan menggunakan
strategi untuk mengembangkan, merawat calon
penyumbang (termasuk alumni) dalam kurun waktu
tertentu. Pelaksana pendidikan mengimplementasikan
strategi tsb.
2 Penyelenggara dan pelaksana pendidikan memiliki strategi
pengembangan dan pencarian calon penyumbang; namun
implementasinya dilaksanakan secara terbatas.
1 Penyelenggara dan pelaksana pendidikan tidak memiliki
strategi untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
memelihara para calon penyumbang.
Bukti 1. Rencana pengembangan
fisik 2. Analisis prospek (calon penyumbang)
3. Budget sekolah (dahulu, sekarang, dan yang
direncanakan)
4. Materi untuk komunikasi dan pengembangan
5. Hasil implementasi strategi pengembangan
6. Dana dari alumni
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 109