Anda di halaman 1dari 112

Rubrik Penilaian

Identitas dan
Karakteristik, Standar dan
Tolok Ukur Pendidikan
Katolik Indonesia

Pedoman untuk Evaluasi Diri dan


Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah
Sekolah Katolik Indonesia

Versi Agustus 2016

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | i


Komisi Pendidikan KWI
Jl. Cut Meutia 10, Jakarta 10340
Telp. 021 319 37 558, Fax. 021 319 07 220
Email: komdik@kawali.org

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | ii


Daftar Isi

Pendahuluan 1
Bagian I:
Rubrik Penilaian Misi dan Identitas Katolik 3
Standar 1 4
Standar 2 10
Standar 3 17
Standar 4 26
Bagian II:
Rubrik Penilaian Pengelolaan dan Kepemimpinan 35
Standar 5 35
Standar 6 43
Bagian III:
Rubrik Penilaian Keunggulan Akademik dan non
Akademik 53
Standar 7 53
Standar 8 71
Standar 9 79
Bagian IV:
Rubrik Penilaian Penyelenggaraan Pendidikan 84
Standar 10 84
Standar 11 96
Standar 12 101
Standar 13 105

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | iii
Pendahuluan
Kertas Kerja “Identitas dan Karakteristik, Standar dan Tolok
Ukur Pendidikan Katolik Indonesia” telah disusun sebagai upaya
untuk membantu Lembaga Pendidikan Katolik (LPK)
mengejawantahkan dan mewujudkan tugas perutusan Gereja di
tengah masyarakat. Dalam Kertas Kerja ini terdapat tiga hal penting
yaitu: (1) identitas dan karakteristik, (2) standar, dan (3) tolok ukur
Pendidikan Katolik. Identitas dan Karakteristik Lembaga
Pendidikan Katolik diturunkan dari beberapa dokumen Gereja
mengenai Pendidikan Katolik. Ciri atau karakteristik
mendefinisikan identitas sekolah, yang pada gilirannya
dipergunakan sebagai acuan untuk merumuskan standar dan tolok
ukur.
Standar sekolah Katolik menjelaskan kebijakan, program,
struktur, dan proses mewujudkan karakter yang sudah dirumuskan
sebelumnya. Perumusan standar mencakup 4 ranah yaitu: misi dan
identitas Katolik, pengelolaan dan kepemimpinan, keunggulan
akademik dan nonakademik, dan penyelenggaraan sekolah.
Benchmark atau tolok ukur digunakan untuk menentukan
indikator yang dapat diamati dan diukur untuk masing-masing
standar. Tolok ukur digunakan untuk membantu sekolah, Yayasan,
Komisi Pendidikan Keuskupan atau paroki dalam melakukan
evaluasi diri, pengolahan data dan pelaporan status, dan sarana
penjaminan mutu yang digunakan untuk mengukur kualitas dan
pengembangan Lembaga Pendidikan Katolik.
“Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik
Indonesia”, disusun untuk melengkapi dokumen Identitas dan
Karakteristik dalam membantu sekolah, Yayasan, Komisi
Pendidikan Keuskupan ataupun pihak-pihak yang menggunakan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 1


dokumen ini agar mampu melakukan penilaian dengan lebih akurat
dan tepat. Terdapat empat skor penilaian dalam rubrik penilaian ini
yaitu: skor 4 (memenuhi tolok ukur dengan sangat baik), 3 (poin
memenuhi tolok ukur dengan baik), 2 (memenuhi tolok ukur
dengan cukup baik), 1 (tidak memenuhi tolok ukur).
Dokumen kertas kerja maupun rubrik penilaian ini disusun
berdasar dokumen-dokumen acuan, terutama dokumen “National
Standards and Benchmarks for effective Catholic Elementary and
Secondary Schools” (Dokumen yang disusun oleh Center for
Catholic School Effectiveness, School of Education, Loyola
University Chicago pada tahun 2012, bekerjasama dengan Roche
Center for Catholic Education, School of Education, Boston
College, USA), dilengkapi dengan “Continuous Improvement
Framework for Catholic Schools” (Kerangka pengembangan
sekolah-sekolah Katolik di Australia Selatan, diterbitkan tahun
2014), Instrumen Penetapan Kelayakan Lembaga Pendidikan
Katolik (Keuskupan Agung Semarang) dan Standar identitas, tata
kelola dan akademik sekolah Katolik (Keuskupan Bandung).
Semoga rubrik penilaian tolok ukur ini membantu tugas reksa
pastoral pendidikan para Uskup, Komisi Pendidikan Keuskupan,
Komisi Pendidikan KWI dan Lembaga-lembaga Pendidikan Katolik
di Indonesia. Masukan untuk penyempurnaan dokumen ini agar
kontekstual dan lebih menjawab kebutuhan sungguh diperlukan.
Jakarta, Agustus 2016
Tim Penyusun Komisi Pendidikan KWI
C. Kuntoro Adi, SJ
Sr. Yustiana, CB

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 2


Bagian I
Rubrik Penilaian
Misi dan identitas Katolik

1. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas dituntun dan


didorong oleh tugas perutusan berdasar pada identitas Katolik
yang berakar pada nilai-nilai Injil, berpusat pada ekaristi, dan
memiliki komitmen pada pengembangan iman, keunggulan
akademik, dan pelayanan; serta memberikan perhatian pada
mereka yang miskin, tersingkir, dan berkekurangan.
2. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan
kegiatan akademik atau kegiatan kurikuler, kegiatan ko-
kurikuler dan ekstra-kurikuler.
3. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan
pendidikan agama Katolik dan katekese yang terintegrasi dalam
kegiatan akademik; serta menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
untuk mengembangkan katolisitas bagi para pemangku
kepentingan seperti pendalaman iman, liturgi, dan doa.
4. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menghidupi dan
mewujudkan Ajaran Sosial Gereja melalui kegiatan pengabdian
masyarakat, pengembangan iman dan penegakan keadilan,
perjuangan perdamaian serta keutuhan ciptaan.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 3


Standar 1
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas dituntun dan didorong
oleh tugas perutusan berdasar pada identitas Katolik yang berakar
pada nilai-nilai Injil, berpusat pada ekaristi, dan memiliki komitmen
pada pengembangan iman, keunggulan akademik, dan pelayanan.

Skor penilaian
Sko Penjelasan
r
4 Memenuhi tolok ukur dengan sangat baik
3 Memenuhi tolok ukur dengan baik
2 Memenuhi tolok ukur dengan cukup baik
1 Tidak memenuhi tolok ukur

Tolok Ukur 1.1.


Penyelenggara pendidikan memastikan bahwa komitmen terhadap
identitas Katolik dirumuskan dalam visi dan misi.

Skor Penjelasan
4 Rumusan visi dan misi secara eksplisit menyatakan bahwa
sekolah memiliki komitmen untuk mengembangkan,
memperkuat nilai-nilai, dan identitas Katolik
3 Penyelenggara (Yayasan) dan pelaksana (Kepala sekolah dan
tim) memastikan bahwa visi misi sekolah mencakup
komitmen sekolah untuk mengembangkan, memperkuat
nilai-nilai dan identitas Katolik

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 4


2 Perumusan visi misi menggunakan ungkapan umum terkait
dengan komitmen sekolah untuk mengembangkan,
memperkuat nilai-nilai dan identitas Katolik
1 Perumusan visi misi tidak memasukkan komitmen sekolah
untuk mengembangkan, memperkuat nilai-nilai dan
identitas Katolik
Bukti 1. Visi misi sekolah yang berisi rumusan jelas identitas
fisik sekolah sebagai sekolah Katolik
2. Anggaran dasar, dokumen-dokumen pengembangan
yang menunjukkan komitmen akan nilai-nilai dan
identitas Katolik
3. Renstra dan program kegiatan sekolah yang
menunjukkan identitas sekolah Katolik
4. Brosur, materi cetakan, web-site yang menunjukkan
identitas sekolah sebagai sekolah Katolik
5. Program pembinaan kepala sekolah, pendidik, dan
karyawan yang secara eksplisit mengungkapkan
komitmen sekolah akan identitas Katolik

Tolok Ukur 1.2


Penyelenggara pendidikan mempergunakan visi dan misi sebagai
dasar dan rujukan untuk semua perencanaan sekolah.

Skor Penjelasan
4 Penyelenggara pendidikan (Yayasan) dan pelaksana
pendidikan (Kepala Sekolah) menggunakan perumusan misi
sekolah dalam merancang penyelenggaraan sekolah, dan
secara berkala merujuk perumusan misi selama proses

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 5


perencanaan. Perumusan misi dipergunakan sebagai rujukan,
dasar untuk melakukan peninjauan kembali, melakukan
penyesuaian kebijakan, prosedur, praktek dan pengambilan
keputusan harian.
3 Penyelenggara (Yayasan) dan pelaksana (Kepala sekolah dan
tim) mempergunakan perumusan misi sebagai dasar dan
rujukan normatif untuk semua perencanaan. Beberapa
perencanaan pokok secara eksplisit mengacu pada
perumusan misi pada awal perencanaan.
2 Penyelenggara (Yayasan) dan pelaksana (Kepala sekolah dan
tim) kadang-kadang merujuk ke perumusan misi pada waktu
membuat perencanaan. Perumusan misi juga sering dirujuk
ketika melakukan evaluasi kebijakan dan prosedur.
1 Perumusan misi tidak dipergunakan sebagai dasar dan
rujukan normatif untuk semua perencanaan.
Bukti 1. Bahan-bahan pertemuan strategic planning, akreditasi,
fisik dan bahan perencanaan lain yang menunjukkan bahwa
perumusan misi dipergunakan sebagai titik tolak.
2. Bahan-bahan pertemuan Yayasan yang mempergunakan
perumusan misi sebagai rujukan pembuatan kebijakan
3. Bahan-bahan lain terkait dengan program baru, dan lain-
lain yang menunjukkan keterkaitannya dengan
perumusan misi

Tolok Ukur 1.3


Penyelenggara pendidikan secara berkala bertemu dengan berbagai
pihak untuk melihat dan memperbaiki visi misi.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 6


Skor Penjelasan
4 Pelaksana pendidikan (kepala sekolah dan tim)
mengkomunikasikan dengan baik, teratur, dan terencana
dalam menyelenggarakan kegiatan tahunan untuk meninjau,
memperjelas ,dan memperbaiki perumusan misi sekolah,
serta berkonsultasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
3 Pelaksana pendidikan (kepala sekolah dan tim) secara teratur
mengundang pihak-pihak berkepentingan (pendidik, staf,
orang tua, peserta didik, alumni, pemangku kepentingan)
untuk memperjelas, meninjau dan memperbaiki perumusan
misi sekolah.
2 Pelaksana pendidikan (kepala sekolah dan tim) kadang-
kadang (sesekali dalam beberapa tahun, dalam kesempatan
akreditasi misalnya) mengikut-sertakan berbagai pihak dalam
memperjelas, meninjau dan memperbaiki perumusan misi
sekolah.
1 Pelaksana pendidikan (kepala sekolah dan tim) tidak
mengikut-sertakan berbagai pihak yang memiliki kaitan
dengan sekolah dalam memperjelas, meninjau dan
memperbaiki perumusan misi sekolah.
Bukti 1. Notulen pertemuan-pertemuan dengan pihak-pihak yang
fisik memiliki hubungan dengan sekolah
2. Notulen pertemuan-pertemuan tim perumus misi
sekolah
3. Job description pelaksana pendidikan, yang menyangkut
peninjauan secara teratur perumusan misi
4. Survey dari pihak-pihak terkait sebagai bagian proses
meninjau ulang perumusan misi

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 7


Tolok Ukur 1.4
Visi dan misi sekolah bisa dilihat di tempat umum dan dicantumkan
dalam dokumen-dokumen resmi.

Skor Penjelasan
4 Pernyataan misi (dan visi) sangat visible di seluruh sekolah,
bisa ditemukan di kelas, di surat-surat resmi, di web sekolah,
di situs media sosial sekolah. Semua pihak yang
berkepentingan mudah dan dengan cepat bisa mengakses
pernyataan visi dan misi.
3 Pernyatan misi (dan visi) terlihat di tempat-tempat umum
dan ditemukan di dokumen-dokumen resmi.
2 Pernyatan misi (dan visi) terlihat di beberapa tempat umum
dan ditemukan di beberapa dokumen resmi.
1 Pernyatan misi (dan visi) tidak terlihat di tempat umum atau
di dokumen-dokumen resmi.
Bukti 1. Pernyataan misi (dan visi) ada di ATK resmi pelaksana
fisik pendidikan (kepala sekolah dan tim) dan juga di surat-
surat elektronik
2. Pernyataan misi (dan visi) dipasang di kantor dan di
kelas-kelas
3. Program kegiatan mencantumkan pernyataan misi dan
visi
4. Dokumen-dokumen dalam media dan web
mencantumkan pernyataan misi dan visi.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 8


Tolok Ukur 1.5
Pemangku kepentingan mengetahui dan memahami visi dan misi
sekolah

Skor Penjelasan
4 Semua orang di komunitas sekolah mampu menyebutkan
rumusan visi dan misi, bisa menjelaskan dengan gamblang
visi misi sekolah, dan memberikan contoh konkret
bagaimana visi misi diimplementasikan di sekolah.
3 Semua pemangku kepentingan tahu dan memahami misi
dan visi sekolah. Kepala sekolah dan tim memastikan bahwa
setiap kelompok pemangku kepentingan mampu
menyebutkan dan menjelaskan misi dan visi sekolah
2 Beberapa pemangku kepentingan tahu dan memahami visi
dan misi sekolah
1 Kebanyakan pemangku kepentingan tidak tahu dan tidak
memahami visi dan misi sekolah
Bukti 1. Pernyataan misi (dan visi) didaraskan (diucapkan) oleh
fisik komunitas sekolah pada pertemuan-pertemuan penting
(pada waktu assembly, pada waktu pertemuan untuk
pemberian hadiah…)
2. Peserta didik, orang-tua, pendidik dan alumni mampu
menyebutkan visi dan misi di hadapan calon orang-tua
peserta didik dan di hadapan komunitas sekolah
3. Program orientasi sekolah menekankan pentingnya misi
sekolah
4. Beberapa kegiatan untuk orang tua, alumni menjelaskan
misi sekolah

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 9


Standar 2

Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan


kegiatan akademik atau kegiatan kurikuler, kegiatan ko-kurikuler
dan ekstra-kurikuler.

Tolok Ukur 2.1


Kegiatan akademik (kurikuler) mengacu pada kurikulum standar
(nasional) dan berakar pada nilai-nilai Katolik.

Skor Penjelasan
4 Kegiatan kurikuler kegiatan yang dilakukan oleh sekolah
yang sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik
yang merupakan program utama dalam proses mendidik
peserta didik. Seperangkat rencana dan cara
mengadmistrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan peserta
didik agar mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh
yang dijiwai nilai-nilai Katolik (mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu, mampu menghargai
martabat manusia…)

3 Kegiatan kurikuler kegiatan yang dilakukan oleh sekolah


yang sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik
yang merupakan program utama dalam proses mendidik
peserta didik. Seperangkat rencana dan cara
mengadmistrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 10
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan peserta
didik agar mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh
yang dijiwai nilai-nilai Katolik (mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu, mampu menghargai
martabat manusia…) namun belum memiliki perangkat
dalam memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu.

2 Kegiatan kurikuler kegiatan yang dilakukan oleh sekolah


yang sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik
yang merupakan program utama dalam proses mendidik
peserta didik. Seperangkat rencana dan cara
mengadmistrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kurikulum
yang disusun belum mempertimbangkan upaya-upaya dalam
memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu dan
masih klasikal.

1 Kegiatan kurikuler kegiatan yang dilakukan oleh sekolah


yang sudah teratur, jelas dan terjadwal dengan sistematik
yang merupakan program utama dalam proses mendidik
peserta didik. Seperangkat rencana dan cara
mengadmistrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran belum
terdokumentasi secara lengkap dan sistematis dalam upaya
mencapai tujuan.

Bukti 1. Rencana pembelajaran


fisik 2. Panduan kurikulum, silabus
3. Dokumen-dokumen belajar mengajar pendidik (peta
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 11
kompetensi setiap mata pelajaran, SAP, alat penilaian
dan evaluasi)
4. Mata-pelajaran yang diberikan di luar kurikulum standar

Tolok Ukur 2.2


Kegiatan kokurikuler disusun berdasar proses yang mencakup:
kristalisasi berbagai konsep dan gagasan ideal pendidikan pada
umumnya dan pendidikan Katolik.

Skor Penjelasan
4 Kegiatan Kokurikuler menunjang serta membantu kegiatan
kurikuler dilaksanakan diluar jadwal kurikuler dengan
maksud agar peserta didik lebih memahami dan
memperdalam materi yang ada di kurikuler, kegiatan ini
berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan
lainnya yang berhubungan dengan materi kurikuler yang
harus diselesaikan oleh peserta didik. Tugas kokurikuler
dirumuskan dengan jelas dan sesuai dengan pokok bahasan
atau sub pokok bahasan yang sedang diajarkan, mengenai
tingkat kesulitannya bagi peserta didik sehingga tugas yang
diberikan kepada peserta didik sesuai dengan
kemampuannya.

3 Kegiatan Kokurikuler menunjang serta membantu kegiatan


kurikuler dilaksanakan diluar jadwal kurikuler dengan
maksud agar peserta didik lebih memahami dan
memperdalam materi yang ada di kurikuler, kegiatan ini
berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan
lainnya yang berhubungan dengan materi kurikuler yang
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 12
harus diselesaikan oleh peserta didik. Pemberian tugas
kokurikuler sudah tersistem secara teratur dan terencana
sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
sedang diajarkan, sehingga tugas yang diberikan kepada
peserta didik sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi
penilaian tugas kokurikuler belum memiliki indikator yang
jelas dan adil.

2 Kegiatan Kokurikuler menunjang serta membantu kegiatan


kurikuler dilaksanakan diluar jadwal kurikuler dengan
maksud agar peserta didik lebih memahami dan
memperdalam materi yang ada di kurikuler, kegiatan ini
berupa penugasan atau pekerjaan rumah namun kurang
memiliki korelasi dengan materi kurikuler yang harus
diselesaikan peserta didik.. Pemberian tugas kokurikuler
belum tersistem secara teratur dan terencana sesuai dengan
pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang sedang
diajarkan, sehingga tugas yang diberikan kepada peserta
didik kurang sesuai dengan kemampuannya. Penilaian tugas
kokurikuler belum memiliki indikator yang jelas dan adil.

1 Kegiatan Kokurikuler dilakukan tidak disertai dengan


analisis kebutuhan peserta didik bahkan tidak intensif
dilaksanakan sebagai upaya dalam membantu kegiatan
kurikuler dilaksanakan diluar jadwal kurikuler sehingga
peserta didik kurang mendapatkan pendalaman materi dari
kegiatan kurikuler yang sudah ada.

Bukti 1. Dokumen perencanaan program kokurikuler,


fisik pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi
2. Panduan penyusunan kokurikuler
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 13
3. Dokumen analisis dan pengembangan program
kokurikuler.

Tolok Ukur 2.3


Melalui kegiatan ekstra kurikuler secara teratur dan terjadwal
sekolah memperkenalkan nilai-nilai yang dihidupi sekolah,
menyelenggarakan program-program internalisasi nilai.

Skor Penjelasan
4 Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
menyalurkan/mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas
pengetahuan, belajar bersosialisasi, menambah keterampilan,
bisa dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang dapat
di luar sekolah. Jenis dan jumlah kegiatan ekstra kurikuler
ditentukan berdasar analisis bakat dan minat peserta didik,
terprogram secara sistematis dan didampingi oleh pendidik
yang kompeten. Kegiatan bermanfaat bagi peserta didik, baik
buat masa kini maupun masa yang akan datang, tidak
membebani bagi peserta didik. Jenis kegiatan bermanfaat
bagi lingkungan sekitar, alam, industri, dan dunia usaha.

3 Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk


menyalurkan/mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas
pengetahuan, belajar bersosialisasi, menambah keterampilan,
bisa dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang dapat
di luar sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatannya, hendaknya
bisa bermanfaat bagi peserta didik, baik buat masa kini
maupun masa yang akan datang, tidak membebani bagi
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 14
peserta didik, jenis kegiatannya bermanfaat bagi lingkungan
sekitar, alam, industri, dan dunia usaha.

2 Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk


menyalurkan/mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas
pengetahuan, belajar bersosilisasi, menambah keterampilan,
bisa dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang dapat
di luar sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan kurang memiliki
keteraturan dari sisi jadwal, peminatan, termonitor, dan
terkontrol sehingga tidak terjadwal secara baik.

1 Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk


menyalurkan/mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas
pengetahuan, belajar bersosilisasi, menambah keterampilan,
mengisi waktu luang, dan lain sebagainya, bisa dilaksanakan
di sekolah ataupun kadang-kadang dapat di luar sekolah.
Dalam pelaksanaan kegiatannya masih sangat terbatas
pilihan kegiatan ekstrakurikuler, kurang pendampingan, dan
kotrol sehingga bakat dan minat peserta didik kurang
mendapatkan respons dan dikembangkan.

Bukti 1. Data inventaris bakat dan minat peserta didik.


fisik 2. Perencanaan program dan kegiatan ekstrakurikuler,
pelaksanaan, dan evaluasi.
3. Data rencana pengembangan bakat dan minat peserta
didik.
4. Data jejaring dengan instansi lain terkait pengembangan
bakat dan minat peserta didik.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 15


Tolok Ukur 2.4
Secara teratur dan terjadwal sekolah melakukan evaluasi dan refleksi
atas program-program terkait dengan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter ditempatkan dalam salah satu bagian nilai
tambah kurikulum.

Skor Penjelasan
4 Kurikulum plus pendidikan karakter itu dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai katolisitas
dan spiritualitas pendiri yang kontekstual dan relevan
dengan masa kini. Kurikulum plus pendidikan karakter
mampu mengembangkan dan menjawab kebutuhan serta
keprihatinan masyarakat. Memiliki peran dalam memilih
nilai sehingga peserta didik kritis terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai-nilai ajaran katolik. Pelaksanaan
pendidikan karakter memiliki panduan secara komprehensif
dari sisi nilai-nilai yang ditanamkan, indikator pengukuran,
pendidik dan pendamping khusus, pembinaan personal,
evaluasi, penilaian, pembiasaan nilai sehingga menjadi
perilaku.

3 Kurikulum plus pendidikan karakter dapat dijadikan


sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai katolisitas
dan spiritualitas pendiri yang kontekstual dan relevan
dengan masa kini. Kurikulum plus pendidikan karakter
mampu mengembangkan dan menjawab kebutuhan serta
keprihatinan masyarakat. Memiliki peran dalam memilih
nilai sehingga peserta didik kritis terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai-nilai ajaran katolik. Pelaksanaan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 16
pendidikan karakter memiliki panduan secara komprehensif
dari sisi nilai-nilai yang ditanamkan, memiliki indikator
penilaian dan evaluasi yang jelas.

2 Kurikulum plus pendidikan karakter dapat dijadikan


sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai katolisitas
dan spiritualitas pendiri yang kontekstual dan relevan
dengan masa kini. Kurikulum plus pendidikan karakter
mampu mengembangkan dan menjawab kebutuhan serta
keprihatinan masyarakat. Memiliki peran dalam memilih
nilai sehingga peserta didik kritis terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai-nilai ajaran katolik. Pelaksanaan
pendidikan karakter masih dirancang sebagai kegiatan sesaat,
belum tersistem dan terprogram secara runtut dan
berkesinambungan.

1 Kurikulum plus pendidikan karakter dapat dijadikan


sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai katolisitas
dan spiritualitas pendiri yang kontekstual dan relevan
dengan masa kini. Kurikulum plus pendidikan karakter
mampu mengembangkan dan menjawab kebutuhan serta
keprihatinan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan karakter
belum secara khusus mendapatkan perhatian sekolah.

Bukti 1. Dokumen program dan kegiatan pendidikan karakter,


fisik pelaksanaan, dan evaluasi.
2. Panduan pendidikan karakter sekolah.

Standar 3
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 17
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan
pendidikan Agama Katolik dan katekese yang terintegrasi dalam
kegiatan akademik; serta menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk
mengembangkan katolisitas bagi para pemangku kepentingan seperti
pendalaman iman, liturgi, doa.

Tolok Ukur: 3.1


Kurikulum dan pendidikan agama di sekolah sesuai dengan
tuntutan dan standar Konferensi Waligereja.

Skor Penjelasan
4 Kurikulum dan pendidikan agama untuk setiap tingkat dan
setiap kelas memenuhi atau melebihi prasyarat dan standar
Konferensi Waligereja Indonesia. Prasyarat dituliskan di
setiap mata pelajaran. Mata pelajaran agama secara
berjenjang berkesinambungan, menjamin perkembangan
pengetahuan religious untuk semua peserta didik
3 Kurikulum dan pendidikan agama memenuhi atau melebihi
prasyarat dan standar Konferensi Waligereja Indonesia.
Mata pelajaran pokok dan prasyarat terungkap dalam tujuan
mata pelajaran, nilai ketuntasan dan isi mata pelajaran.
2 Kurikulum dan pendidikan agama memenuhi beberapa
prasyarat dan standar pendidikan agama yang dirumuskan
oleh Konferensi Waligereja Indonesia.
1 Kurikulum dan pendidikan agama tidak memenuhi prasyarat
dan standar pendidikan agama yang dirumuskan oleh
Konferensi Waligereja Indonesia.
Bukti 5. Rencana pembelajaran
fisik 6. Panduan kurikulum, silabus
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 18
7. Mata-pelajaran yang diberikan di luar kurikulum standar

Tolok Ukur 3.2


Pendidik agama Katolik memenuhi syarat akademik (dan sertifikasi)
untuk menyelenggarakan dan melaksanakan kurikulum pendidikan
agama Katolik.

Skor Penjelasan
4 Pendidik yang mengajar agama Katolik memenuhi prasyarat
akademik, serta memenuhi prasyarat katekese dan sertifikasi
untuk mengajar agama secara efektif. Secara teratur dan
berkala mereka hadir dalam pertemuan profesional para
pengajar agama Katolik untuk mengembangkan profesi,
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, dan pada
saat yang sama memahami dunia katekese yang selalu
berubah. Mereka melaksanakan praktek-praktek baik metode
pengajaran yang menghasilkan pengajaran efektif
3 Pendidik yang mengajar agama Katolik memenuhi prasyarat
akademik, serta memenuhi prasyarat katekese dan sertifikasi
untuk mengajar agama secara efektif.
2 Beberapa pendidik yang mengajar agama Katolik memenuhi
prasyarat akademik, serta memenuhi prasyarat katekese dan
sertifikasi untuk mengajar agama secara efektif.
1 Tidak banyak pendidik yang mengajar agama Katolik
memenuhi prasyarat akademik, serta memenuhi prasyarat
katekese dan sertifikasi untuk mengajar agama secara efektif.
Bukti 1. Sertifikat pengajaran agama Katolik
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 19
fisik 2. Sertifikat workshop, konferensi, pengembangan
professional
3. Sertifikat pengabdian di Paroki atau Keuskupan
4. Evaluasi pembelajaran peserta didik/pendidik
5. …

Tolok Ukur 3.3


Identitas Katolik menuntut keunggulan akademik dan intelektual di
semua mata pelajaran, termasuk pelajaran agama.
Skor Penjelasan
4 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
merumuskan dengan jelas standar identitas yang harus
dicapai, dan dapat menunjukkan keunggulan akademik dan
intelektual di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
agama. Kurikulum untuk semua mata pelajaran
menunjukkan dengan jelas adanya integrasi iman, budaya
dan hidup.
3 Identitas Katolik menuntut keunggulan akademik dan
formasi intelektual di semua mata pelajaran, termasuk
pelajaran agama. Untuk mengembangkan identitas Katolik,
sekolah merumuskan dengan jelas standar identitas yang
harus dikembangkan, dan tuntutan keunggulan akademik
dan intelektual di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
agama.
2 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
memperhatikan keunggulan akademik dan intelektual dalam
kurikulum termasuk pelajaran agama.
1 Keunggulan akademik dan formasi intelektual tidak terlihat
di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran agama
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 20
Bukti 1. Pernyataan misi dan visi
fisik 2. Pedoman kurikulum, yang mencantumkan tuntutan
standar semua mata pelajaran
3. Tujuan, identitas dan nilai-nilai Katolik semua mata
pelajaran
4. Penilaian dan rubrik di semua mata pelajaran
5. Standar mata pelajaran sekolah dan hasil capaian peserta
didik

Tolok Ukur 3.4


Pendidik mempergunakan cara pandang Kristiani di semua mata
pelajaran dalam membantu peserta didik berpikir secara kritis dan
etis mengenai dunia di sekitarnya.

Skor Penjelasan
4 Di semua mata pelajaran, pendidik menggunakan cara
pandang intelektual Kristiani yang mendorong peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.
Peserta didik ikut terlibat dalam mata pelajaran, debat,
penelitian, layanan pada masyarakat untuk mempertajam
dan mengembangkan kemampuan kritis dan etis. Sarana-
sarana seperti ini dan assessment kinerja terintegrasi dalam
kurikulum
3 Pendidik menggunakan cara pandang Kristiani (sudut
pandang Kitab Suci dan tradisi intelektual Katolik) dalam
semua mata pelajaran untuk membantu peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 21


2 Pendidik menggunakan cara pandang Kristiani (sudut
pandang Kitab Suci dan tradisi intelektual Katolik) di
beberapa mata pelajaran untuk membantu peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.

1 Pendidik tidak terbiasa dan tidak mengenal tradisi intelektual


Katolik, serta tidak mengungkapkan cara pandang tersebut
dalam pengelolaan mata pelajaran. Pendidik tidak pernah
atau jarang menggunakan cara pikir Kristiani untuk
membantu peserta didik berpikir secara kritis dan etis
mengenai dunia sekitarnya
Bukti 1. Rencana Pembelajaran
fisik 2. Hasil, luaran peserta didik yang memperlihatkan bahwa
mereka memahami tradisi intelektual Katolik dan cara
berpikir etis Katolik
3. Kinerja peserta didik yang memperlihatkan bahwa
mereka memahami tradisi intelektual Katolik dan cara
berpikir etis Katolik
4. Materi pembelajaran
5. Penggunaan sumber-sumber pembelajaran abad 21

Tolok Ukur 3.5


Budaya dan iman Katolik diungkapkan di sekolah dalam berbagai
bentuk (sarana prasarana, seni dan budaya, kegiatan-kegiatan…)

Skor Penjelasan
4 Budaya dan iman Katolik diungkapkan dan diintegrasikan
sekolah dalam berbagai bentuk: arsitektur, musik, seni dan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 22
budaya. Simbol-simbol iman Katolik berlimpah dan secara
visual kelihatan, dan dengan cepat dikenal oleh orang-orang
di luar komunitas pembelajaran sekolah.
3 Budaya dan iman Katolik diungkapkan oleh sekolah dalam
berbagai bentuk: arsitektur, musik, seni dan budaya. Mereka
yang berkunjung ke sekolah mudah mengidentifikasi symbol
dan tanda budaya dan iman Katolik.
2 Budaya dan iman Katolik diungkapkan oleh sekolah dalam
beberapa bentuk: arsitektur, music atau seni dan budaya.
Mereka yang berkunjung ke sekolah akan bisa
mengidentifikasi symbol dan tanda budaya dan iman
Katolik.
1 Budaya dan iman Katolik tidak diungkapkan atau secara
minimal diungkapkan oleh sekolah dalam berbagai bentuk:
arsitektur, musik, seni dan budaya. Mereka yang
berkunjung ke sekolah tidak mengidentifikasi symbol dan
tanda budaya dan iman Katolik.
Bukti 1. Benda-benda seni yang kelihatan atau yang dicipta oleh
fisik sekolah
2. Contoh-contoh seni budaya yang ditampilkan sekolah
3. Teater, tari, yang ditampilkan atau dicipta oleh sekolah
4. Arsitektur sekolah
5. Arsitektur kelas
6. Simbol-simbol religius

Tolok Ukur 3.6


Setiap peserta didik secara teratur dan terjadwal memiliki
kesempatan untuk mengikuti kegiatan doa, ekaristi, liturgi.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 23


Skor Penjelasan
4 Peserta didik belajar berdoa dan mampu memimpin berbagai
macam doa. Peserta didik terlibat dalam mempersiapkan,
mendesain kegiatan doa. Peserta didik terlibat dalam
berbagai tugas di kegiatan liturgy. Komunitas sekolah atau
kelas secara teratur merayakan liturgi
3 Setiap peserta didik secara teratur dan terjadwal mendapat
kesempatan untuk belajar, mengalami pentingnya doa,
Ekaristi, liturgi.
2 Ada doa di hari-hari sekolah. Liturgi dirayakan beberapa kali
setahun, khususnya pada hari-hari raya
1 Doa tidak merupakan bagian rutin hari-hari sekolah. Liturgi
jarang dirayakan
Bukti 1. Jadwal liturgi, ekaristi
fisik 2. Kalender sekolah yang menunjukkan adanya kegiatan
liturgy
3. Buku panduan doa untuk peserta didik
4. Ada kampus ministry

Tolok Ukur 3.7


Setiap peserta didik secara teratur dan terjadwal memiliki
kesempatan untuk merefleksikan hidup dan pengalaman iman
melalui retret atau kegiatan rohani lainnya.

Skor Penjelasan
4 Pengalaman retret merupakan bagian integral semua peserta
didik semua kelas. Untuk mereka yang sudah mencukupi
umur, peserta didik memiliki kesempatan terlibat dalam
persiapan retret dan kegiatan rohani lainnya. Para peserta

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 24


didik diberi banyak kesempatan untuk ikut serta dalam
refleksi terbimbing mengenai pengalaman hidup dan
pengalaman iman (contoh, Examen, Bimbingan Rohani…)
3 Untuk mereka yang sudah cukup umur, setiap peserta didik
secara teratur dan terjadwal mendapat kesempatan untuk
melakukan refleksi atas hidup dan pengalaman rohani
melalui retret dan kegiatan rohani lainnya.
2 Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan retret dan
mengolah hidup dan pengalaman rohani
1 Tidak ada retret atau pengolahan hidup rohani yang
ditawarkan ke peserta didik
Bukti 1. Jadwal retret untuk setiap kelas
fisik 2. Jadwal rekoleksi atau pengolahan hidup rohani
3. Jadwal harian sekolah yang memberi waktu untuk
refleksi

Tolok Ukur 3.8


Setiap pengelola, pendidik dan tenaga kependidikan secara nyata
mendukung bagaimana iman diwujudkan dan dihidupi di
komunitas sekolah.

Skor Penjelasan
4 Administrator, pendidik, tenaga kependidikan secara
konsisten ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang sudah
dirancang dan dijadwalkan, dan secara jelas menunjukkan
dukungan bagaimana iman dihidupi dalam komunitas
3 Administrator, pendidik, tenaga kependidikan secara nyata
mendukung iman yang dihidupi dalam komunitas.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 25
Menghidupi iman merupakan kewajiban setiap
administrator, pendidik dan tenaga kependidikan.
2 Beberapa administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara nyata mendukung dalam menghidupi iman di
komunitas. Menghidupi iman tidak merupakan kewajiban
setiap administrator, pendidik dan tenaga kependidikan.
1 Tidak dirasa adanya dukungan dari administrator, pendidik
dan tenaga kependidikan bagaimana menghidupi iman
dalam komunitas
Bukti 1. Semua anggota komunitas sekolah ikut serta dalam doa-
fisik doa dan liturgy yang diselenggarakan oleh sekolah
2. Pendidik memimpin doa di kelas dan terlibat dalam
kegiatan liturgy dan devosi sekolah
3. Symbol-simbol iman terlihat di kelas dan sekolah
4. Lingkungan kelas mendukung pengembangan iman

Standar 4
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menghidupi dan
mewujudkan Ajaran Sosial Gereja melalui kegiatan pengabdian
masyarakat, pengembangan iman dan penegakan keadilan,
perjuangan keadilan serta keutuhan ciptaan.

Tolok Ukur 4.1


Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja menjadi unsur pokok
dalam kurikulum.

Skor Penjelasan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 26
4 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja merupakan
unsur pokok dalam kurikulum untuk beberapa mata
pelajaran, termasuk pelajaran agama. Peserta didik terlibat
dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang secara sengaja
dirancang untuk semakin mendalami dan menghidupi
Ajaran Sosial Gereja. Peserta didik mendapat kesempatan
beberapa kali mempelajari materi Ajaran Sosial Gereja dan
terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat.
3 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja menjadi unsur
pokok dalam kurikulum. Setiap peserta didik mendapatkan
pelajaran Ajaran Sosial Gereja yang dijadwalkan dalam
kurikulum.
2 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja tidak banyak
ada dalam kurikulum. Peserta didik bisa belajar mengenai
Ajaran Sosial Gereja, namun tidak terjadwalkan secara jelas
di sekolah.
1 Pemahaman dan praktek Ajaran Sosial Gereja tidak ada
dalam kurikulum
Bukti 1. Rencana pembelajaran
fisik 2. Panduan kurikulum, silabus Ajaran Sosial Gereja
3. Program Pengabdian Masyarakat sekolah yang sejalan
dengan Ajaran Sosial Gereja
4. Hasil assessment terkait Ajaran Sosial Gereja

Tolok Ukur 4.2


Setiap peserta didik ikut serta dalam kegiatan pendabdian untuk
mempromosikan pelayanan dan keadilan, perdamaian serta
keutuhan ciptaan.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 27
Skor Penjelasan
4 Setiap peserta didik terlibat dalam kegiatan Service
Learning. Mereka bisa memilih berbagai kemungkinan
kegiatan yang ditawarkan sekolah secara lokal maupun
global untuk mempromosikan pelayanan, keadilan,
perdamaian, multi kultur, keutuhan ciptaan. Sekolah
menjadwalkan kegiatan secara berkelanjutan, dan secara jelas
mengkaitkan dan merefleksikan kegiatan tersebut dalam
kerangka pewartaan kabar gembira dan ajaran iman Katolik
3 Setiap peserta didik terlibat dalam kegiatan Service
Learning. Mereka dapat memilih berbagai kemungkinan
kegiatan yang ditawarkan sekolah secara lokal maupun
global untuk mempromosikan pelayanan, keadilan,
perdamaian, multi kultur, keutuhan ciptaan. Alasan
keterlibatan dirumuskan dengan jelas: mengkaitkan kegiatan
dengan pewartaan kabar gembira dan perwujudan ajaran
iman Katolik.
2 Beberapa peserta didik terlibat dalam kegiatan Service
Learning untuk mempromosikan pelayanan, keadilan,
perdamaian, multi kultur, keutuhan ciptaan.
1 Sekolah tidak terlibat dalam kegiatan Service Learning
untuk mempromosikan pelayanan, keadilan, perdamaian,
multi kultur, keutuhan ciptaan.
Bukti 1. Jadwal dan program kegiatan Service Learning yang
fisik ditawarkan oleh sekolah
2. Dokumentasi kegiatan-kegiatan Service Learning
3. Refleksi peserta didik atas kegiatan Service Learning
yang mereka ikuti
4. Dokumentasi kesan, tanggapan mereka yang dilayani

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 28


dalam kegiatan Service Learning

Tolok Ukur 4.3


Penyelenggara sekolah secara teratur dan terjadwal
menyelenggarakan retret dan kegiatan rohani bagi para pendidik dan
tenaga kependidikan.

Skor Penjelasan
4 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
merumuskan dengan jelas standar identitas yang harus
dicapai, dan dapat menunjukkan keunggulan akademik dan
intelektual di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
agama. Kurikulum untuk semua mata pelajaran dengan jelas
menunjukkan adanya integrasi iman, budaya dan hidup.
3 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
merumuskan dengan jelas standar identitas yang musti
dikembangkan, dan tuntutan keunggulan akademik dan
intelektual di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
agama.
2 Untuk mengembangkan identitas Katolik, sekolah
memperhatikan keunggulan akademik dan intelektual dalam
kurikulum termasuk pelajaran agama.
1 Keunggulan akademik dan formasi intelektual tidak terlihat
di semua mata pelajaran, termasuk pelajaran agama
Bukti 1. Pernyataan misi dan visi
fisik 2. Pedoman kurikulum, yang mencantumkan tuntutan
standar semua mata pelajaran
3. Tujuan, identitas dan nilai-nilai Katolik semua mata

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 29


pelajaran
4. Penilaian dan rubrik di semua mata pelajaran
5. Standar mata pelajaran sekolah dan hasil capaian peserta
didik.

Tolok Ukur 4.4


Penyelenggara sekolah, pendidik membantu orang tua
mengembangkan peran mereka sebagai pendidik iman yang utama
bagi anak-anak mereka.

Skor Penjelasan
4 Pendidik menggunakan cara pandang intelektual Kristiani
yang mendorong peserta didik berpikir secara kritis dan etis
mengenai dunia di sekitarnya di semua mata pelajaran.
Peserta didik ikut terlibat dalam mata pelajaran, debat,
penelitian, layanan pada masyarakat untuk mempertajam
dan mengembangkan kemampuan kritis dan etis. Sarana-
sarana seperti ini dan assessment kinerja terintegrasi dalam
kurikulum
3 Pendidik menggunakan cara pandang Kristiani (sudut
pandang Kitab Suci dan tradisi intelektual Katolik) dalam
semua mata pelajaran untuk membantu peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.

2 Pendidik menggunakan cara pandang Kristiani (sudut


pandang Kitab Suci dan tradisi intelektual Katolik) di
beberapa mata pelajaran untuk membantu peserta didik
berpikir secara kritis dan etis mengenai dunia di sekitarnya.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 30


1 Pendidik tidak terbiasa dan tidak mengenal tradisi
intelektual Katolik, serta tidak mengungkapkan cara
pandang tersebut dalam pengelolaan mata pelajaran.
Pendidik tidak pernah atau jarang menggunakan cara pikir
Kristiani untuk membantu peserta didik berpikir secara
kritis dan etis mengenai dunia sekitarnya
Bukti 1. Rencana Pembelajaran
fisik 2. Hasil, outcome peserta didik yang memperlihatkan
bahwa mereka memahami tradisi intelektual Katolik dan
cara berpikir etis Katolik
3. Kinerja peserta didik yang memperlihatkan bahwa
mereka memahami tradisi intelektual Katolik dan cara
berpikir etis Katolik
4. Materi pembelajaran
5. Penggunaan sumber-sumber pembelajaran abad 21

Tolok Ukur 4.5


Penyelenggara sekolah bekerjasama dengan institusi lain
menyelenggarakan kegiatan bagi para orang tua atau wali agar
mereka berkembang dalam pengetahuan dan perwujudan iman.
Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah bekerjasama dengan institusi lain
menyelenggarakan kegiatan bagi para orang tua atau wali
agar mereka berkembang dalam pengetahuan dan
perwujudan iman. Refleksi, masukan para orang-tua dan
wali menjadi pertimbangan sekolah dalam kerjasama lebih
lanjut dengan institusi lain.
3 Penyelenggara sekolah bekerjasama dengan institusi lain

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 31


menyelenggarakan kegiatan bagi para orang tua atau wali
agar mereka berkembang dalam pengetahuan dan
perwujudan iman.
2 Penyelenggara sekolah bekerjasama dengan institusi lain
menyelenggarakan beberapa kegiatan bagi para orang tua
atau wali agar mereka berkembang dalam pengetahuan dan
perwujudan iman.
1 Penyelenggara sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan
bagi para orang tua atau wali agar mereka berkembang
dalam pengetahuan dan perwujudan iman.
Bukti 1. Undangan sekolah untuk para orang tua atau wali
fisik terkait dengan kegiatan-kegiatan pengembangan iman
2. Agenda orang tua atau wali terkait dengan kerjasama
sekolah dan institusi lain

Tolok Ukur 4.6


Semua orang dewasa di komunitas sekolah diajak ikut serta
pelayanan nyata mewujudkan keadilan, perdamaian serta keutuhan
ciptaan.

Skor Penjelasan
4 Semua orang dewasa di komunitas sekolah aktif terlibat
dalam pelayanan mewujudkan keadilan, perdamaian serta
keutuhan ciptaan.
3 Semua orang dewasa di komunitas sekolah diundang terlibat
dalam pelayanan mewujudkan keadilan, perdamaian serta
keutuhan ciptaan.
2 Semua orang dewasa di komunitas sekolah mengetahui
adanya pelayanan sekolah dalam mewujudkan keadilan,

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 32


perdamaian serta keutuhan ciptaan.
1 Tidak banyak orang dewasa di komunitas sekolah
mengetahui adanya pelayanan sekolah dalam mewujudkan
keadilan, perdamaian serta keutuhan ciptaan.
Bukti 1. Pengumuman-pengumuman mengenai pelayanan
fisik sekolah dalam mewujudkan keadilan, perdamaian dan
keutuhan ciptaan
2. Daftar peserta kegiatan
3. Dokumentasi kegiatan

Tolok Ukur 4.7


Setiap peserta didik mengalami dan merasakan adanya keteladanan
dalam iman dan keteladanan dalam perwujudan keadilan,
perdamaian serta keutuhan ciptaan di antara pendidik dan tenaga
kependidikan.

Skor Penjelasan
4 Setiap administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara konsisten aktif mendukung dan terlibat dalam
perwujudan iman, keadilan, perdamaian serta keutuhan
ciptaan
3 Setiap administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara konsisten aktif mendukung dalam perwujudan iman,
keadilan, perdamaian serta keutuhan ciptaan
2 Beberapa administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
secara konsisten aktif mendukung dalam perwujudan iman,
keadilan, perdamaian serta keutuhan ciptaan
1 Administrator, pendidik dan tenaga kependidikan tidak
aktif terlibat mendukung perwujudan iman, keadilan,

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 33


perdamaian serta keutuhan ciptaan
Bukti 1. Partisipasi komunitas sekolah dalam kegiatan
fisik perwujudan iman, keadilan, perdamaian dan keutuhan
ciptaan
2. Ungkapan-ungkapan perwujudan iman, keadilan,
perdamaian dan keutuhan ciptaan
3. Lingkungan kelas

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 34


Bagian II
Rubrik Penilaian
Pengelolaan dan kepemimpinan

5. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki


penyelenggara/pelaksana yang mampu membuat keputusan
(autoritatif, konsultatif, saran), dapat bekerjasama dalam tim
dalam mengembangkan, mewujudkan dan mengawasi
pelaksanaan perutusan, keunggulan akademik dan
penyelenggaraan sekolah.
6. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki
pemimpin atau tim kepemimpinan yang berkualitas dalam
mewujudkan dan mengimplementasikan misi dan visi sekolah.

Standar 5
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki
penyelenggara/pengelola yang mampu membuat keputusan
(autoritatif, konsultatif, saran), dapat bekerjasama dalam tim dalam
mengembangkan, mewujudkan dan mengawasi pelaksanaan
perutusan, keunggulan akademik dan non akademik dan
penyelenggaraan sekolah.

Tolok Ukur 5.1.


Penyelenggara sekolah, mewakili keragaman pemangku kepentingan
bekerja sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 35


Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) dengan sengaja dibentuk
untuk mewakili keragaman pemangku kepentingan.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bisa diakses
oleh komunitas. Yayasan sebagai lembaga legal selalu
melakukan monitor diri agar bisa bekerja sesuai hukum.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) dibentuk mewakili
keragaman pemangku kepentingan , bekerja sesuai dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
2 Penyenggara sekolah (Yayasan) diusahakan bisa mewakili
keberagaman pemangku kepentingan. Memiliki anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga, yang sering tidak
dibagikan ke komunitas
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) tidak mewakili
keberagaman pemangku kepentingan. Anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga mereka sudah tidak updated lagi.
Bukti 1. Daftar anggota Yayasan
fisik 2. Dokumen anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
yang updated
3. Dokumen legalitas Yayasan
4. Situs web untuk mengakses anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga Yayasan

Tolok Ukur 5.2.


Penyelenggara sekolah merumuskan dan merinci kebijakan
pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan untuk menjamin

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 36


keberlanjutan dan kesetiaan terhadap perutusan. Keberlanjutan dan
kesetiaan terhadap perutusan dilaksanakan melalui perencanaan dan
pelaksanaan yang matang dalam pergantian kepemimpinan

Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) merumuskan dan
mensosialisasikan kebijakan penyelenggaraan sekolah,
melakukan pelatihan dan pengukuran keberhasilan
implementasi kebijakan. Informasi ini diberikan kepada para
pemangku kepentingan secara terus-menerus sebagai dasar
untuk menjamin kesetiaan terhadap perutusan.
Keberlanjutan dan sustainabilitas kebijakan dan program
dijamin melalui perencanaan dan pelaksanaan yang matang
dalam pergantian kepemimpinan sekolah. Kebijakan
pergantian kepemimpinan berlaku untuk anggota
penpendidiks Yayasan, pimpinan sekolah, dan juga untuk
pimpinan-pimpinan struktural yang lain.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) merumuskan dan merinci
kebijakan penyelenggaraan sekolah untuk menjamin
keberlanjutan dan kesetiaan pada perutusan, melalui
kebijakan pergantian kepemimpinan sekolah. Memiliki
sistem di sekolah yang menjamin bahwa sekolah mampu
mengimplementasikan kebijakan. Sekolah juga memiliki
perencanaan dan mekanisme pergantian kepemimpinan di
semua tingkat dilaksanakan.
2 Penyenggara sekolah (Yayasan) merumuskan beberapa
kebijakan penyelenggaraan sekolah. Meski demikian cukup
terlihat bahwa tidak semua kebijakan diimplementasikan.
Perencanaan pergantian kepemimpinan tidak menjadi
prioritas; dan dibahas sesuai kebutuhan.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 37
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) tidak merumuskan
kebijakan penyelenggaraan sekolah. Tidak terlihat adanya
komitmen untuk keberlanjutan dan kesetiaan pada tugas
perutusan. Tidak ada perencanaan pergantian
kepemimpinan.
Bukti 1. Dokumen kebijakan penyelenggaraan pendidikan
fisik 2. Manual implementasi kebijakan penyelenggaraan
pendidikan
3. Dokumen tolok ukur implementasi kebijakan
4. Laporan assessment penyelenggaraan pendidikan
5. Perencanaan pergantian kepemimpinan (yang dahulu
dan sekarang)
6. Program kerja dan anggaran
7. Uraian tugas dan wewenang
8. SOP
9. Perencanaan pergantian kelompok pemangku
kepentingan
10. Dokumen komunikasi dengan kelompok pemangku
kepentingan terkait kebijakan-kebijakan

Tolok Ukur 5.3.


Penyelenggara, bekerjasama dengan tim kepemimpinan menjalin
relasi dengan Uskup yang ditandai dengan saling percaya, saling
menghormati, kerjasama, dialog terus-menerus.

Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 38
pendidikan menjalin relasi dengan Uskup yang ditandai
dengan saling percaya, saling menghormati, kerjasama,
dialog terus-menerus. Uskup sebagai gembala dan pimpinan
gereja memberikan arah dalam mengimplementasikan
kebijakan pendidikan sesuai dengan arah dasar keuskupan
setermpat. Kebijakan –kebijakan keuskupan mendapatkan
dukungan dan diimplementasikan oleh penyelenggara dan
pelaksana pendidikan.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi dengan Uskup yang ditandai
dengan saling percaya, saling menghormati, kerjasama,
dialog terus-menerus.
2 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi terbatas dengan Uskup. Sering
ada kerjasama dan dialog dengan Uskup.
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan sangat sedikit menjalin relasi dengan Uskup.
Bukti 1. Dokumen mengenai tugas-tugas yang diharapkan
fisik terhadap Uskup atau mereka yang mewakili Uskup.
2. Dokumen kerjasama resmi dengan Uskup atau mereka
yang mewakili Uskup
3. Program-program kerjasama dengan Uskup

Tolok Ukur 5.4.


Penyelenggara bersama dengan tim kepemimpinan sekolah
bekerjasama dengan Komisi Pendidikan Keuskupan sebagai wakil
Uskup setempat

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 39


Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi dengan Komisi Pendikan
Keuskupan yang ditandai dengan saling percaya, saling
menghormati, kerjasama, dialog terus-menerus.
Penyelenggara dan pelaksana pendidikan bersama dengan
sekolah lain dan bekerjasama dengan Komisi Pendidikan
mewujudkan karakter dan identitas pendidikan Katolik.
Secara teratur mereka melakukan evaluasi diri untuk
menjamin mutu pendidikan.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi dengan Komisi Pendidikan
Keuskupan yang ditandai dengan saling percaya, saling
menghormati, kerjasama, dialog terus-menerus.
2 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi terbatas dengan Komisi
Pendidikan Keuskupan. Sering ada kerjasama dan dialog
dengan Komisi Pendidikan.
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan sangat sedikit menjalin relasi dengan Komisi
Pendikan Keuskupan.
Bukti 1. Dokumen mengenai tugas-tugas yang diharapkan
fisik terhadap Uskup atau mereka yang mewakili Uskup.
2. Dokumen kerjasama resmi dengan Uskup atau mereka
yang mewakili Uskup
3. Program-program kerjasama dengan Komisi Pendidikan
Keuskupan dan Institusi Pendidikan Katolik lain
4. Dokumen assessment dan evaluasi diri untuk menjamin
mutu pendidikan Katolik

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 40


Tolok Ukur 5.5.
Untuk sekolah paroki, penyelenggara bekerjasama dengan tim
kepemimpinan menjalin hubungan baik dengan Pastor Paroki yang
ditandai dengan saling percaya, saling menghormati, kerjasama dan
dialog terus-menerus
Skor Penjelasan
4 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi dengan Pastor Paroki yang
ditandai dengan saling percaya, saling menghormati,
kerjasama, dialog terus-menerus. Kerjasama dan dialog
dibangun demi peningkatan produktivitas, kualitas,
keberlanjutan dan masa depan Pendidikan Katolik.
3 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi dengan Pastor Paroki yang
ditandai dengan saling percaya, saling menghormati,
kerjasama, dialog terus-menerus.
2 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan menjalin relasi terbatas dengan Pastor Paroki.
Sering ada kerjasama dan dialog.
1 Penyelenggara sekolah (Yayasan) bersama pelaksana
pendidikan tidak menjalin relasi dengan Pastor Paroki.
Bukti 1. Kalender pertemuan Yayasan, pelaksana pendidikan
fisik dengan Pastor Paroki
2. Kalender kegiatan atau partisipasi Pastor Paroki di
sekolah
3. Assessment kepemimpinan dan hasil assessment
4. Budget
5. Job description
6. Rencana Strategis
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 41
Tolok Ukur 5.6.
Penyelenggara sekolah dan pelaksana pendidikan terus-menerus
melakukan pelatihan dan evaluasi diri untuk menjamin
terlaksananya tugas-tugas dengan baik.

Skor Penjelasan
4 Penyelenggara, pengelola, dan dan pelaksana pendidikan
terus-menerus melakukan pelatihan dan evaluasi diri untuk
menjamin terlaksananya tugas-tugas dengan baik. Secara
jelas penyelenggara memberi dukungan kepada pengelola
dan pelaksana pendidikan untuk melakukan formasi secara
terus-menerus dan berkelanjutan. Penyelenggara dan
pelaksana merumuskan tolok ukur ketercapaian tanggung-
jawab dan tugas mereka. Mereka melakukan evaluasi hasil
(secara formatif dan summatif), yang diikuti tindak lanjut
dan rencana perbaikan. Assessment dirancang dengan
mengikutsertakan kelompok pemangku kepentingan.

3 Penyelenggara sekolah dan pelaksana pendidikan terus-


menerus melakukan pelatihan dan evaluasi diri untuk
menjamin terlaksananya tugas-tugas dengan baik. Pelatihan
dan evaluasi diri dijadwal secara teratur.

2 Penyelenggara sekolah dan pelaksana pendidikan sering


melakukan pelatihan dan evaluasi diri untuk menjamin
terlaksananya tugas-tugas dengan baik. Hasil evaluasi diri
sering tidak diikuti tindak lanjut dan rencana perbaikan.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 42


1 Penyelenggara sekolah dan pelaksana pendidikan tidak
melakukan pelatihan dan evaluasi diri untuk menjamin
terlaksananya tugas-tugas.

Bukti 1. Dokumen perumusan tolok ukur keberhasilan tugas


fisik penyelenggara maupun pelaksana pendidikan
2. Program-program pelatihan dan formasio untuk
penyelenggara dan pelaksana
3. Dokumentasi pelaksanaan program pelatihan dan
formasio
4. Dokumen-dokumen (tools) assessment
5. Visi, misi, tujuan penyelenggara dan pelaksana
6. Daftar hadir pertemuan

Standar 6
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki pemimpin
atau tim kepemimpinan yang berkualitas dalam mewujudkan dan
mengimplementasikan misi dan visi sekolah.

Tolok Ukur 6.1.


Pengelola dan tim kepemimpinan sekolah memenuhi kualifikasi
untuk memimpin sekolah, termasuk di dalamnya memimpin
pengembangan iman
Skor Penjelasan
4 Pemimpin/tim kepemimpinan memenuhi kualifikasi untuk
memimpin sekolah termasuk di dalamnya memimpin
pengembangan iman. Pemimpin/tim kepemimpinan ikut
serta dalam pengembangan profesi untuk meningkatkan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 43
pelayanan dalam pengembangan pembelajaran sesuai
praktek-praktek baik masa kini
3 Pemimpin/tim kepemimpinan memenuhi kualifikasi untuk
memimpin sekolah termasuk di dalamnya memimpin
pengembangan iman. Pemimpin/tim kepemimpinan
mengupdate kemampuan tugas-tugas mereka sesuai jadwal
yang direncanakan
2 Pemimpin/tim kepemimpinan memenuhi sebagian
kualifikasi untuk memimpin sekolah termasuk di dalamnya
memimpin pengembangan iman.
1 Pemimpin/tim kepemimpinan tidak memenuhi kualifikasi
untuk memimpin sekolah termasuk di dalamnya memimpin
pengembangan iman.
Bukti 1. Curriculum Vitae, sertifikat pemimpin/tim
fisik kepemimpinan
2. Dokumen perencanaan tahunan
3. Assessment pemangku kepentingan terhadap tim
kepemimpinan sekolah
4. Self-assessment pemimpin/tim kepemimpinan
5. Budget untuk pengembangan professional

Tolok Ukur 6.2.


Team kepemimpinan merumuskan secara jelas visi dan misi sekolah
dan membangun budaya sekolah yang diwarnai oleh visi dan misi
Skor Penjelasan
4 Pemimpin/tim kepemimpinan merumuskan visi dan misi
yang jelas bagi sekolah, dan secara konsisten menunjukkan
bahwa visi dan misi dipergunakan sebagai dasar membuat

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 44


keputusan. Komunitas sekolah di semua tingkat dan
pemangku kepentingan, terlibat secara penuh dalam
menghidupi visi dan misi.
3 Pemimpin/tim kepemimpinan merumuskan visi dan misi
yang jelas bagi sekolah. Komunitas sekolah terlibat secara
penuh dalam menghidupi visi dan misi melalui budaya
sekolah.
2 Pemimpin/tim kepemimpinan merumuskan visi dan misi
yang jelas bagi sekolah; namun visi dan misi sekolah tidak
tersosialisasikan lebih luas ke komunitas yang lebih besar.
Sebagian komunitas sekolah terlibat dalam menghidupi visi
dan misi
1 Pemimpin/tim kepemimpinan tidak merumuskan visi dan
misi yang jelas bagi sekolah. Budaya sekolah tidak
mengungkapkan visi dan misi
Bukti 1. Pernyataan visi dan misi sekolah
fisik 2. Publikasi sekolah yang mencantumkan visi dan misi
3. Dokumen-dokumen kegiatan
4. Interview peserta didik
5. Berita atau artikel mengenai dukungan masyarakat
terhadap sekolah
6. Pedoman kegiatan ko-kurikuler, ekstra-kurikuler
7. Survey pemangku kepentingan

Tolok Ukur 6.3.


Tim kepemimpinan bertanggung-jawab atas pengembangan dan
pengawasan personel mencakup perekrutan, pengembangan professi,
pengembangan iman serta penilaian kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai dengan kebijakan Yayasan atau Keuskupan.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 45


Skor Penjelasan
4 Pemimpin/tim kepemimpinan memiliki kebijakan terkait
dengan personalia yang mencakup kebijakan perekrutan,
pengembangan profesi untuk pendidik dan tenaga
kependidikan, pemberian penghargaan untuk yang
berprestasi. Perencanaan anggaran dan budget
mempertimbangkan pendanaan untuk pengembangan
profesi. Pemimpin/tim kepemimpinan melakukan penilaian
formatif dan evaluatif. Data assessment dipergunakan untuk
membuat keputusan-keputusan personalia.
3 Pemimpin/tim kepemimpinan memiliki kebijakan terkait
dengan personalia yang mencakup kebijakan perekrutan,
pengembangan pribadi dan profesi untuk pendidik dan
tenaga kependidikan, pemberian penghargaan untuk yang
berprestasi, sesuai dengan kebijakan keuskupan, yayasan
atau lembaga penyandang dana pendidikan.
2 Pemimpin/tim kepemimpinan memiliki kebijakan yang
sering tidak konsisten terkait dengan personalia (mencakup
kebijakan perekrutan, pengembangan pribadi dan profesi
untuk pendidik dan tenaga kependidikan, pemberian
penghargaan untuk yang berprestasi…)
1 Pemimpin/tim kepemimpinan tidak memiliki kebijakan
terkait dengan personalia yang mencakup kebijakan
perekrutan, pengembangan pribadi dan profesi untuk
pendidik dan tenaga kependidikan.
Bukti 1. Kebijakan personalia
fisik 2. Job description tim kepemimpinan
3. Kebijakan dan prosedur rekrutmen
4. Rencana pengembangan professional untuk
administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
5. Rencana pengembangan spiritualitas untuk
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 46
administrator, pendidik dan tenaga kependidikan
6. Perencanaan dan prosedur penilaian dan penghargaan
tahunan
7. Data penilaian formatif dan evaluatif
8. Budget

Tolok Ukur 6.4.


Team kepemimpinan menciptakan dan mendukung jejaringan
kerjasama semua pihak dalam sekolah untuk mewujudkan
keunggulan dan kualitas sekolah.
Skor Penjelasan
4 Pemimpin/tim kepemimpinan memiliki perencanaan
jejaring kerjasama untuk semua level dalam komunitas
sekolah. Dalam perencanaan tersebut dirumuskan sasaran,
obyektif, protocol assessment dan budget. Jejaring kerjasama
bertujuan untuk peningkatan kualitas (kualitas akademik
dan non-akademik). Melalui jejaring, komunitas saling
berbagi gagasan, talenta, praktek baik…
3 Pemimpin/tim kepemimpinan membentuk dan membuat
jejaring kerjasama semua level dalam komunitas sekolah
untuk meningkatkan kualitas akademik dan non-akademik.
Tim kepemimpinan memastikan tersedianya fasilitas, budget
untuk mendukung jejaring.
2 Pemimpin/tim kepemimpinan mendukung terbentuknya
jejaring untuk unit-unit dalam sekolah, tetapi tidak
memiliki kebijakan umum untuk semua level.
1 Pemimpin/tim kepemimpinan tidak membentuk jejaring
kerjasama untuk semua level dalam komunitas sekolah.
1. Dokumen dan anggota jejaring di antara pendidik dan
Bukti tenaga kependidikan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 47
fisik 2. Struktur organisasi, misi, tujuan, obyektif jejaring yang
ada dalam sekolah
3. Alokasi budget untuk jejaring
4. Dokumen pertemuan antar angota jejaring
5. Fasilitas jaringan online

Tolok Ukur 6.5


Tim kepemimpinan mengarahkan, melakukan perbaikan terus
menerus kurikulum dan pengajaran, dan menggunakan data sekolah
dalam merancang dan mengembangkan keunggulan akademik.
Skor Penjelasan
4 Pemimpin/tim kepemimpinan memiliki perencanaan dan
pendanaan untuk pengembangan kurikulum dengan
perhatian pada kerjasama untuk memperkuat integrasi
vertical pembelajaran di sekolah. Pengembangan kurikulum
mencakup: assessment berkala, pengembangan pengajaran,
pengukuran indicator perubahan dan perkembangan,
prestasi dan capaian yang berhubungan dengan sasaran
akademik. Data assessment dipergunakan untuk perbaikan
kualitas dan keunggulan akademik dan non-akademik.
3 Pemimpin/tim kepemimpinan memimpin pengembangan,
perbaikan kurikulum dan pengajaran mempergunakan data
demi perbaikan kualitas dan keunggulan akademik dan non-
akademik.
2 Pemimpin/tim kepemimpinan memimpin pengembangan
dan perbaikan kurikulum, namun tidak memiliki strategi
bagaimana menghubungkan perbaikan kurikulum dengan
kualitas dan keunggulan akademik dan non-akademik
1 Pemimpin/tim kepemimpinan tidak memperhatikan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 48
pengembangan, perbaikan kurikulum dan pengajaran demi
demi perbaikan kualitas dan keunggulan pendidikan.
Bukti 1. Peta kurikulum
fisik 2. Standar dan benchmark kurikulum
3. Jadwal perencanaan pengembangan kurikulum
4. Data sekolah yang disharingkan
5. Dokumen keunggulan sekolah
6. Penghargaan-penghargaan yang diperoleh sekolah

Tolok Ukur 6.6.


Team kepemimpinan bekerjasama dengan penyelenggara sekolah
menyediakan sarana prasarana, program, dan layanan demi
terwujudnya penyelenggaraan sekolah.
Skor Penjelasan
4 Yayasan dan tim kepemimpinan bekerjasama
mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang
terkait dengan penyediaan sarana prasarana, program, dan
layanan demi terwujudnya penyelenggaraan sekolah.
3 Yayasan dan tim kepemimpinan bekerjasama menyediakan
sarana prasarana, program, dan layanan demi terwujudnya
penyelenggaraan sekolah.
2 Yayasan menyediakan sarana prasarana, program, dan
layanan demi terwujudnya penyelenggaraan sekolah dengan
sedikit pertimbangan dari tim kepemimpinan sekolah.
1 Yayasan tidak bekerjasama dengan tim kepemimpinan
dalam penyediaan sarana prasarana, program dan layanan
untuk penyelenggaraan pendidikan.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 49


Bukti 1. Kebijakan sarana prasarana, sumber daya manusia,
fisik keuangan
2. Catatan pengembangan sarana prasarana, program,
layanan
3. Catatan rapat Yayasan…

Tolok Ukur 6.7.


Team kepemimpinan bekerjasama dengan penyelenggara sekolah
menyediakan dan melaksanakan program, dan layanan untuk
mereka yang miskin dan berkekurangan
Skor Penjelasan
4 Yayasan dan tim kepemimpinan merumuskan kebijakan
terkait dengan layanan untuk mereka yang miskin,
mengkomunikasikan kepada pemangku kepentingan dan
mengimplementasikan dalam program penerimaan,
pendampingan, layanan kepeserta didikan dan beapeserta
didik
3 Yayasan dan tim kepemimpinan merumuskan kebijakan
terkait dengan layanan untuk mereka yang miskin, dan
mengimplementasikan dalam program penerimaan,
pendampingan, layanan kepeserta didikan dan beapeserta
didik
2 Yayasan dan tim kepemimpinan merumuskan kebijakan
terkait dengan layanan untuk mereka yang miskin, dan
mengimplementasikan sebagian kebijakan dalam program
penerimaan, pendampingan, layanan kepeserta didikan dan
beapeserta didik.
1 Yayasan dan tim kepemimpinan sekolah tidak menyediakan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 50
layanan untuk mereka yang miskin dan berkekurangan.
Bukti 1. Perumusan kebijakan untuk mereka yang miskin dan
fisik berkekurangan
2. Implementasi kebijakan dalam berbagai program
3. Prosentase peserta didik yang mendapat beapeserta didik
4. Berbagai brosur komunikasi yang menunjukkan
implementasi kebijakan dalam penerimaan,
pendampingan, layanan kepeserta didikan, beapeserta
didik….

Tolok Ukur 6.8.


Tim kepemimpinan bertanggung-jawab mengkomunikasikan
program sekolah ke semua pemangku kepentingan
Skor Penjelasan
4 Yayasan dan tim kepemimpinan bekerjasama dengan
pemimpin masyarakat mengembangkan sarana dan media
komunikasi yang kredibel, handal. Semua inisiatif dan
perubahan terkait dengan program-program layanan
pendidikan dikomunikasikan ke semua pemangku
kepentingan. Informasi mengenai kegiatan dan program-
program baru dikomunikasikan dan dirayakan pada
perayaan komunitas/sekolah.
3 Yayasan dan tim kepemimpinan mengkomunikasikan
program-program baru atau perubahan program pendidikan
ke semua pemangku kepentingan
2 Yayasan dan tim kepemimpinan mengkomunikasikan
program-program baru atau perubahan program pendidikan
ke beberapa pemangku kepentingan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 51


1 Yayasan dan tim kepemimpinan tidak mengkomunikasikan
program-program baru atau perubahan program pendidikan
ke semua pemangku kepentingan
Bukti 1. Dokumen komunikasi program baru atau perubahan
fisik program pendidikan
2. Daftar media komunikasi yang dipergunakan institusi
3. Perencanaan update informasi
4. Bukti keterlibatan pendidik dan tenaga kependidikan
dalam menyampaikan informasi
5. Budget
6. Data assessment terkait dengan dampak informasi

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 52


Bagian III
Rubrik Penilaian
Keunggulan Akademik dan
non-Akademik

7. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki


kurikulum yang sesuai dengan standar, relevan dengan
kebutuhan dan keterampilan masa kini, sesuai dengan nilai-nilai
Injili, dan diwujudkan melalui pembelajaran yang efektif
8. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas melakukan
kegiatan penilaian untuk mendokumentasikan pembelajaran
peserta didik dan efektifitas program, untuk melihat kinerja
peserta didik secara transparan, untuk mengevaluasi kurikulum
dan memperbaiki proses dan praktek pembelajaran.
9. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan
program dan layanan sesuai perutusan sekolah dengan memberi
pendampingan kepada peserta didik dan orang tua

Standar 7:
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kurikulum
yang sesuai dengan standar, relevan dengan kebutuhan dan
ketrampilan masa kini, sesuai dengan nilai-nilai Injili, dan
diwujudkan melalui pembelajaran yang efektif

Tolok Ukur 7.1


Kurikulum mengacu pada kurikulum standar dan berakar
pada nilai-nilai Katolik

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 53


Skor Penjelasan
4 Kurikulum di semua bidang studi memerinci standar
ilmu dan nilai-nilai yang akan dikembangkan.
Kurikulum yang tertulis menunjukkan bahwa seluruh
kurikulum merupakan satu kesatuan, saling terkait dan
berkelanjutan sehingga dapat dipastikan bahwa setiap
peserta didik, apapun mata pelajaran yang diambilnya,
berhasil menyelesaikan rangkaian studi yang rigor
(ketat) dan koheren berdasarkan pada standar yang
telah ditetapkan dan berakar pada nilai-nilai Katolik.
Kurikulum telah disusun sedemikian sehingga
kesenjangan dan tumpang tindih isi kurikulum bisa
dipetakan
3 Kurikulum Sekolah Katolik dilaksanakan sesuai
standar, dan disusun dengan memastikan bahwa setiap
peserta didik berhasil menyelesaikan rangkaian studi
yang rigor dan koheren berdasarkan pada standar yang
telah ditetapkan dan berakar pada nilai-nilai Katolik.
2 Kurikulum Sekolah Katolik mengidentifikasikan
standar-standar yang akan dibahas di seluruh program
studi. Semua peserta didik diharuskan menyelesaikan
serangkaian mata pelajaran akademik tertentu, tetapi
tidak semua mata pelajaran ini dirancang secara rinci,
ketat dan koheren.
1 Sekolah tidak memiliki dan mengunakan kurikulum
standar untuk memberikan serangkaian mata pelajaran
akademik untuk peserta didik-peserta didiknya.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 54


Bukti 1. Nilai mata pelajaran
Fisik 2. Standar Penilaian (Skor) Tes
3. Standar-standar Nasional
4. Peta Kurikulum
5. Catatan khusus mengenai nilai-nilai Katolik dalam
kurikulum
6. Urutan mata-pelajaran
7. Penilaian-penilaian Umum
8. Kurikulum tertulis

Tolok Ukur 7.2


Kurikulum sekolah Katolik memasukkan secara itegral dimensi
religius, spiritual, moral dan etis di semua mata pelajaran

Sko Penjelasan
r
4 Standar-standar yang rinci dan ketat diadopsi di
keseluruhan isi kurikulum dan mengintegrasikan
dimensi-dimensi religius, spiritual, moral, dan etika
pada setiap mata pelajaran.
3 Standar-standar diadopsi untuk keseluruhan isi
kurikulum, sambil mengintegrasikan dimensi-dimensi
religius, spiritual, moral, dan etika pada setiap mata
pelajaran.
2 Standar-standar diadopsi hanya pada beberapa bidang
isi kurikulum, dan kadang-kadang mengintegrasikan
dimensi-dimensi religius, spiritual, moral, dan etika
pada setiap mata pelajaran.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 55


1 Standar-standar tidak di identifikasi ke seluruh
kurikulum. Kurikulum yang dipergunakan kadang-
kala mengintegrasi dimensi-dimensi religius, spiritual,
moral, dan etika tetapi tidak dalam penataan yang
sistematis.
Bukti 1. Nilai mata pelajaran untuk semua bidang studi
Fisik menunjukkan dimensi-dimensi-dimensi
religius, spiritual, moral, dan etika
2. Pernyataan Perutusan/misi
3. Standar-standar Kurikulum
4. Standar-standar Nasional
5. Unsur iman Katolik dan bahan-bahan
katekese orang muda
6. Sumber-sumber berbagai macam standar
7. Data Analitik untuk menentukan rinci dan ketatnya
isi kurikulum
8. Silabus Pembelajaran, Peta Kurikulum, dan Rencana

Tolok Ukur 7.3

Kurikulum dan pengajaran untuk pembelajaran memberikan


peserta didik pengetahuan, pemahaman, keterampilan sehingga
mereka mampu memberi pertimbangan moral, menyelesaikan
masalah, mengambil keputusan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 56


Sko Penjelasan
r
4 Kurikulum dan instruksi untuk pembelajaran abad ke-
21 menyediakan peserta didik pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan-keterampilan untuk
menjadi kreatif, reflektif, terpelajar, kritis, mampu
memberi penilaian moral, memecahkan masalah,
membuat keputusan, dan menjadi warga dunia yang
bertanggungjawab secara sosial. Bukti pengetahuan
peserta didik, pemahaman dan keterampilan
diungkapkan di dalam proyek-proyek yang inovatif,
yang diresapi dengan nilai-nilai Injili dan diakui oleh
badan-badan profesional (organisasi-organisasi
nasional, kelompok-kelompok akademis, sarjana
peneliti, dll.). Kinerja dan hasil kerja peserta didik
sepanjang program akademik secara konsisten
menunjukkan pemikiran yang kritis, kreatif, terpelajar,
dan bermoral berkaitan dengan pemecahan masalah-
masalah nyata dan dalam membuat keputusan-
keputusan yang bermoral.
3 Kurikulum dan instruksi untuk pembelajaran abad ke-
21 menyediakan peserta didik pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan-keterampilan untuk
menjadi kreatif, reflektif, terpelajar, kritis, penilai-
penilai yang bermoral, pemecah masalah, pembuat
keputusan, dan menjadi warga dunia yang
bertanggungjawab secara sosial. Kinerja dan hasil kerja
peserta didik menunjukkan pemikiran yang kritis,
kreatif, terpelajar, dan bermoral berkaitan dengan
pemecahan masalah-masalah nyata dan dalam
membuat keputusan.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 57
2 Kurikulum dan instruksi untuk pembelajaran abad ke-
21 jelas dalam beberapa bidang pelajaran dan
memunculkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan-keterampilan bagi peserta didik-peserta
didik untuk menjadi kreatif,reflektif, terpelajar, kritis,
dan penilai-penilai yang bermoral dan/atau pembuat
keputusan dan/atau menjadi warga dunia yang
bertanggungjawab secara sosial. Kurikulum dan
instruksi untuk pembelajaran abad ke-21 tidak secara
jelas menjadi prioritas.
1 Kurikulum dan instruksi untuk pembelajaran abad
ke-21 tidak disertakan. Harapan untuk memberikan
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan-
keterampilan bagi peserta didik-peserta didik untuk
menjadi penilai-penilai yang bermoral, pemecah
masalah, pembuat-pembuat keputusan dan/atau
menjadi warga dunia yang bertanggunjawab secara
sosial tidak tersampaikan dalam kurikulum dan tidak
jelas perwujudan dalam mata pelajaran.
Bukti 1. Nilai-nilai mata pelajaran
Fisik 2. Kurikulum
3. Rencana pembelajaran
4. Rencana teknologi yang dipergunakan
5. Penggunaan case studies, problem-based learning,
service learning
6. Tekanan pada proses pembelajaran
7. Job-descriptions pendidik
8. Penghargaan-penghargaan peserta didik
9. Penilaian umum dan penilaian berdasar kelas

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 58


Tolok Ukur 7.4
Kurikulum dan pembelajaran abad kini mempersiapkan peserta
didik untuk memahami, mengimplementasikan dan mengkritisi
teknologi dan produk-produk digital.

Skor Penjelasan
4 Kurikulum dan pembelajaran abad ke-21 menyiapkan
peserta didik untuk menjadi pengguna yang terampil di
bidang teknologi, mampu menciptakan,
mempublikasikan, dan memberi kritik terhadap produk-
produk digital. Kemampuan ini mencerminkan
pemahaman peserta didik akan isi dan keterampilan
teknologi yang mereka miliki. Contoh-contoh produk
digital yang dibuat oleh para peserta didik
mengungkapkan pelayanan untuk kebaikan sekolah,
paroki dan komunitas yang lebih luas.

3 Kurikulum dan pembelajaran abad ke-21 menyiapkan


peserta didik untuk menjadi pengguna yang terampil di
bidang teknologi, mampu menciptakan, mempublikasikan,
dan memberi kritik terhadap produk-produk digital.
Kemampuan ini mencerminkan pemahaman mereka akan
isi dan keterampilan teknologi yang mereka miliki. Produk-
produk dan kinerja peserta didik mensyaratkan peserta
didik menjadi pengguna ahli dalam teknologi, mampu
menciptakan, mempublikasikan, dan memberi kritik
terhadap perangkat digital.

2 Kurikulum dan pembelajaran abad ke-21 menyiapkan


peserta didik untuk menjadi pengguna yang terampil di
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 59
bidang teknologi, mampu menciptakan, mempublikasikan,
dan memberi kritik terhadap produk-produk digital.
Kemampuan ini mencerminkan pemahaman mereka akan
isi dan keterampilan teknologi yang mereka miliki.

1 Hanya sedikit peserta didik memiliki kesempatan untuk


ikut serta dalam penggunaan dan kritik terhadap produk
digital atau proses teknologi untuk menciptakan produk-
produk digital yang canggih karena kurikulum tidak
menuntut kemampuan itu.

Bukti 1. Perencanaan teknologi


Fisik 2. Akses ke hardware dan sottware
3. Standard ISTE (International Society for Technology
in Education)
4. Daftar nilai
5. Tuntunan, kebijakan teknologi dalam kurikulum
6. Integrasi teknologi pada isi mata pelajaran
7. Proyek dan karya para peserta didik yang terkait
dengan ketrampilan teknologi
8. Asessment kelas

Tolok Ukur 7.5


Pembelajaran di kelas dirancang untuk mengembangkan disposisi
intelektual, emosional, dan sosial, dimensi afektif, dan membangun
kebiasaan berpikir.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 60


Skor Penjelasan
4 Pembelajaran di kelas secara sadar didesain untuk
mengembangkan dimensi-dimensi afektif dari
pembelajaran, seperti disposisi intelektual, emosional,
dan sosial, membangun relasi, dan kebiasaan berpikir.
Dimensi-dimensi afektif dari pembelajaran diurutkan dan
disampaikan untuk semua tingkat kelas dan/atau bidang
studi (subjek) dan mengitegrasikan nilai-nilai Injil.

3 Pembelajaran di kelas secara sadar didesain untuk


mengembangkan dimensi-dimensi afektif dari
pembelajaran, seperti disposisi intelektual, emosional, dan
sosial, membangun relasi, dan kebiasaan berpikir. Rencana
pembelajaran secara sadar menggaris-bawahi beberapa
dimensi seperti: tidak menyerah, berani ambil resiko,
kerjasama, inisiatif, pengendalian diri… Dimensi afektif
pembelajaran mengitegrasikan nilai-nilai Injil.

2 Pembelajaran di kelas seringkali didesain untuk


mengembangkan dimensi-dimensi afektif dari
pembelajaran, seperti disposisi intelektual dan sosial,
membangun relasi, dan kebiasaan berpikir. Hal ini muncul
tergantung dari minat pendidik.

1 Tidak bisa diharapkan, dimensi afektif pembelajaran secara


sadar terjadi di kelas.

Bukti 1. Perencanaan kelas


Fisik 2. Kurikulum
3. Nilai mata pelajaran
4. Perencanaan program pengembangan dimensi afektif
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 61
dalam pembelajaran
5. Daftar pendidik yang ahli di bidangnya, misal: ahli
kesehatan mental, psikolog, bimbingan konseling
6. Pengembangan professional untuk pendidik, misal
terkait dengan perkembangan social dan emosional
peserta didik, masalah-masalah non akademik dalam
pembelajaran…
7. Kurikulum yang terkait dengan pengembangan afektif
8. Rubrik yang terkait dengan pengembangan afektif

Tolok Ukur 7.6


Pembelajaran di kelas dirancang untuk menghargai keberagaman
dan mengakomodasi peserta didik dengan kekhasan masing-masing.

Skor Penjelasan
4 Pembelajaran di kelas dirancang untuk melibatkan dan
memotivasi semua peserta didik, ditujukan untuk
menanggapi kebutuhan dan kemampuan masing-masing
peserta didik yang sangat beragam. Sekolah menyediakan
pendidik untuk mereka yang memiliki kemampuan dan
bakat khusus dan menyediakan sarana dan program
untuk peserta didik berbakat sehingga mereka
berkembang memenuhi potensi mereka. Pendidik
membantu asisten pendidik dalam merancang dan dan
menyampaikan materi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan semua peserta didik .

3 Pembelajaran di kelas dirancang untuk melibatkan dan


Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 62
memotivasi semua peserta didik, ditujukan untuk
menanggapi kebutuhan dan kemampuan masing-masing
peserta didik yang sangat beragam, sehingga peserta didik
bisa berkembang secara maksimal. Materi dan rencana
pembelajaran menunjukkan penghargaan akan
perbedaan.

2 Pembelajaran di kelas dirancang untuk melibatkan dan


memotivasi semua peserta didik, dan kadang kala
ditujukan untuk menangani kebutuhan dan kemampuan
peserta didik yang beragam. Pengajaran yang sama untuk
semua orang merupakan metodologi yang dominan.
Tidak ada program-program sekolah yang secara
sistematik menyediakan cara dan sarana untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam.

1 Pembelajaran yang sama diberlakukan untuk semua


peserta didik. Peserta didik diberi tugas yang sama dan
diharapkan untuk menyelesaikan tugas tersebut dalam
jangka waktu yang sama. Tidak tersedia program dan
kegiatan bagi peserta didik dengan kekhasan bakat dan
minat.

Bukti 1. Kualifikasi pendidik untuk mengajar peserta didik


Fisik dengan kebutuhan khusus dan / atau peserta didik yang
berbakat
2. Ketersediaan layanan yang mendukung bagi peserta
didik dengan kebutuhan khusus
3. Rencana pembelajaran yang mencatat pembelajaran
berbeda (untuk peserta didik berkebutuhan khusus)
4. Rencana pembelajaran yang mencatat penilaian berbeda
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 63
(untuk peserta didik berkebutuhan khusus)
5. Rencana akademis khusus untuk para peserta didik
berbakat.
6. Sarana-sarana untuk menilai peserta didik sebagai
berkebutuhan khusus atau berbakat.
7. Materi-materi khusus dan sumber daya untuk
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
yang diidentifikasi sebagai berbutuhan khusus
atau peserta didik berbakat
8. Deskripsi pekerjaan untuk asisten pendidik

Tolok Ukur 7.7


Para pendidik bekerja-sama secara profesional dalam komunitas
pembelajaran untuk secara terus-menerus mengembangkan dan
meningkatkan efektifitas kurikulum dan pengajaran.

Skor Penjelasan
4 Para pendidik/pendidik bekerjasama dalam komunitas
pembelajaran profesional dalam mengembangkan,
menerapkan dan terus meningkatkan efektivitas
kurikulum dan pengajaran untuk menghasilkan prestasi
peserta didik yang tinggi. Semua atau sebagian besar hal
di bawah ini ada:
− Anggota dari komunitas pembelajaran profesional
menggunakan praktik terbaik yang ada saat ini untuk
menganalisis data dari tes standar pencapaian, tes
keterampilan individual, dan penilaian pendidik.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 64
− Tim Data dan data pertumbuhan/nilai tambah
dikenal baik oleh komunitas belajar profesional.
− Selain itu, adanya komunitas belajar profesional
terkait dengan seni, musik , pendidikan jasmani,
teknologi, pendidik bahasa asing tingkat dasar.

3 Para pendidik/pendidik bekerjasama dalam komunitas


pembelajaran profesional dalam mengembangkan,
menerapkan dan terus meningkatkan efektivitas
kurikulum dan pengajaran untuk menghasilkan prestasi
peserta didik yang tinggi.

2 Ada beberapa kerjasama antar pendidik. Sebagian besar


atau beberapa pendidik masuk dalam komunitas
pembelajaran professional. Maksud komunitas
pembelajaran professional tidak terlalu jelas, dan sering
tidak terkait dengan pengembangan kurikulum ataupun
peningkatan prestasi peserta didik.

1 Pendidik-pendidik tidak saling bekerja-sama.


Kebanyakan pendidik membuat perencanaan
pembelajaran, mengajar, dan menilai tanpa berbagi ide
atau konsep dengan pendidik lain yang mengajar untuk
mata pelajaran yang sama.

Bukti 1. Laporan keanggotaan komunitas pembelajaran


Fisik professional
2. Rumusan tujuan komunitas pembelajaran professional
3. Luaran komunitas pembelajaran professional
4. Catatan pertemuan pendidik
5. Skor capaian yang menggambarkan tercapainya tujuan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 65
komunitas pembelajaran
6. Hasil penilaian

Tolok Ukur 7.8


Para pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi kualifikasi
sehingga mampu menyelenggarakan kurikulum dan pengajaran
efektif

Skor Penjelasan
4 Semua pendidik/pendidik dan pendukung profesional
memenuhi kualifikasi akademik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sebagaimana dituntut oleh keuskupan,
negara , dan / atau nasional untuk memastikan bahwa
mereka mampu menyelenggarakan kurikulum dan
pengajaran yang efektif. Semua pendidik dan staf
pendukung memiliki kesempatan untuk pengembangan
profesional dan menyelesaikan rencana pengembangan
profesional individual. Beberapa pendidik dikenal karena
pelayanan profesi mereka (berpartisipasi dalam
organisasi-organisasi profesional, pembicara-pembicara
di konferensi profesional, fasilitator-fasilitator pada
lokakarya, atau penulis publikasi ilmiah…)

3 Semua pendidik/pendidik dan pendukung profesional


memenuhi kualifikasi akademik sebagaimana dituntut
oleh keuskupan, negara , dan / atau nasional untuk
memastikan bahwa mereka mampu menyelenggarakan
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 66
kurikulum dan pengajaran yang efektif.

2 Kebanyakan pendidik/pendidik dan pendukung


profesional memenuhi kualifikasi akademik sebagaimana
dituntut oleh keuskupan, negara , dan / atau nasional
untuk memastikan bahwa mereka mampu
menyelenggarakan kurikulum dan pengajaran yang
efektif. Mereka yang belum memenuhi kualifikasi,
didorong untuk melengkapi dalam batas waktu tertentu

1 Banyak pendidik/pendidik dan pendukung


profesional tidak memenuhi kualifikasi akademik
sebagaimana dituntut oleh keuskupan, negara , dan /
atau nasional untuk memastikan bahwa mereka
mampu menyelenggarakan kurikulum dan pengajaran
yang efektif.

Bukti 1. Ijasah para pendidik, staff pendukung


Fisik 2. Program pengembangan profesi individu
3. Verifikasi kegiatan dalam organisasi profesi
4. Bukti publikasi ilmiah
5. Proceeding Konferensi
6. Materi-materi publikasi

Tolok Ukur 7.9


Para pendidik terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan sehingga mereka memiliki
kemampuan mengajar secara efektif, memiliki sensitivitas budaya,
dan mampu menjadi model perwujudan nilai-nilai Injil.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 67
Skor Penjelasan
4 Semua pendidik dan tenaga kependidikan secara terus-
menerus dan berkesinambungan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
pembelajaran efektif, kepekaan budaya dan pemodelan
nilai-nilai Injil. Sekolah merumuskan secara terintegrasi
tujuan-tujuan pembelajaran, tujuan pengembangan
kepekaaan budaya dan pengembangan nilai-nilai Injil;
dan mampu memperlihatkan perkembangan peserta
didik dalam kepekaan budaya dan nilai-nilai Injil dalam
kegiatan-kegiatan sekolah. Masing-masing pendidik dan
tenaga kependidikan menyelaraskan tujuan-tujuan
professional mereka dengan tujuan-tujuan sekolah
terkait dengan pembelajaran efektif, kepekaan budaya
dan pengembangan nilai-nilai Injil. Bukti terwujudnya
tujuan-tujuan ini terlihat dalam kultur sekolah.

3 Semua pendidik dan tenaga kependidikan secara terus-


menerus dan berkesinambungan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk
pembelajaran efektif, kepekaan budaya dan pemodelan
nilai-nilai Injil. Perumusan tujuan tahunan
memperhatikan perencanaan pengembangan
berkelanjutan terkait dengan pembelajaran efektif,
kepekaan budaya dan pengembangan nilai-nilai Injil.

2 Beberapa pendidik dan tenaga kependidikan terus-


menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperlukan untuk pembelajaran efektif, kepekaan
budaya dan pemodelan nilai-nilai Injil.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 68
1 Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan
untuk pembelajaran efektif, kepekaan budaya atau
pemodelan nilai-nilai Injil. Pengamatan di sekolah
menunjukkan adanya pembelajaran yang tidak
efektif, ketidak-pekaan kultural dan tidak dirasanya
nilai-nilai Injil.

Bukti 1. Rencana strategis


Fisik 2. Catatan observasi kelas
3. Pengembangan kompetensi kultural
4. Program-program pengembangan iman, spiritualitas
5. Program-program pengembangan profesi
6. Perencanaan pengajaran
7. Perumusan tujuan tahunan
8. Kurikulum
9. Survey pendidik dan tenaga kependidikan
10. Survey peserta didik dan orang-tua

Tolok Ukur 7.10


Para pendidik dan tenaga kependidikan terlibat dalam
pengembangan professional yang berkualitas, termasuk
pengembangan kehidupan spiritual; serta handal dalam
mengimplementasikan dan mendukung pembelajaran bagi peserta
didik.

Skor Penjelasan
4 Pendidik dan tenaga kependidikan terlibat dalam

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 69


pengembangan profesi yang mencakup pengembangan
kehidupan spiritual, dan bertanggung-jawab atas
perkembangan akademik dan pembentukan iman semua
peserta didik, yang dapat dilihat dalam penilaian
perwujudan iman peserta didik. Tujuan pengembangan
profesional pendidik dikaitkan dengan kebutuhan belajar
peserta didik. Pendidik menciptakan dokumen
perencanaan pengembangan professional yang secara
berkala dievaluasi dampak implementasinya.

3 Pendidik dan tenaga kependidikan terlibat dalam


pengembangan profesi yang mencakup pengembangan
kehidupan spiritual, dan mewujudkan hidup spiritual
untuk pengembangan belajar peserta didik. Pendidik
membuat rencana pengembangan profesi. Efektifitas
perkembangan profesi diukur dari perkembangan
kemampuan belajar peserta didik.

2 Beberapa pendidik dan tenaga kependidikan terlibat


dalam pengembangan profesi terkait dengan
pengembangan kehidupan spiritual. Implementasi dan
strategi pengembangannya sering tidak konsisten

1 Pendidik dan tenaga kependidikan sangat sedikit


terlibat dalam pengembangan profesi terkait dengan
pengembangan kehidupan spiritual.

Bukti 1. Perencanaan pengembangan profesi individu


Fisik 2. Rencana pembelajaran
3. Survey pendidik dan tenaga kependidikan
4. Catatan keikut-sertaan dalam workshop
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 70
5. Retret pendidik dan tenaga kependidikan
6. Rencana pengembangan profesi sekolah
7. Keikut-sertaan dalam pengembangan spiritual (faith
formation)…

Standar 8
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas melakukan kegiatan
penilaian untuk mendokumentasikan pembelajaran peserta didik
dan efektifitas program, untuk melihat kinerja peserta didik secara
transparan, untuk mengevaluasi kurikulum dan memperbaiki proses
dan praktek pembelajaran.

Tolok Ukur 8.1.


Data sekolah mencakup perkembangan dan kemajuan peserta didik
yang diturunkan dari berbagai alat ukur dipergunakan untuk
memonitor, mereview dan mengevaluasi program-program kurikuler
dan ko-kurikuler; untuk menilai perkembangan peserta didik secara
berkelanjutan, serta untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja
pendidik.

Skor Penjelasan
4 Keseluruhan data sekolah mencakup perkembangan dan
kemajuan peserta didik yang dihasilkan dari berbagai
perangkat dan cara penilaian digunakan untuk
memonitor, mengkaji ulang, dan mengevaluasi keselarasan
kurikulum dan program-program kokurikuler; digunakan
untuk merancang perkembangan peserta didik secara
berkelanjutan; dan untuk memantau dan menilai kinerja
pendidik/pendidik.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 71
Pendidik-pendidik yang memiliki peserta didik yang
secara konsisten gagal dalam kemajuan akademik, dilatih
untuk meningkatkan keterampilan pengajaran. Pendidik-
pendidik yang peserta didiknya secara konsisten
menunjukkan perkembangan kemampuan akademik,
diberi penghargaan dan pengakuan akan kemampuan
mereka mendampingi peserta didik. Para pendidik terlibat
dalam melakukan penilaian, evaluasi, refleksi kegiatan-
kegiatan ko-kurikuler; termasuk membuat evaluasi diri
mengenai apa yang mereka lakukan dalam kegiatan ko-
kurikuler.

3 Keseluruhan data sekolah dan data peserta didik yang


dihasilkan dari berbagai perangkat dan cara penilaian
digunakan untuk memonitor, mengkaji ulang, dan
mengevaluasi keselarasan kurikulum dan program-
program kokurikuler; digunakan untuk merancang
perkembangan peserta didik secara berkelanjutan; dan
untuk memantau dan menilai kinerja pendidik/pendidik.

2 Keseluruhan data sekolah dan data peserta didik yang


dihasilkan dari beberapa perangkat dan cara penilaian
sering digunakan untuk memonitor, mengkaji ulang, dan
mengevaluasi keselarasan kurikulum dan program-
program kokurikuler. Perkembangan peserta didik jarang
dipantau, dan data tidak banyak dipergunakan untuk
menilai kinerja pendidik.

1 Data seluruh sekolah tidak secara sistematis


dikumpulkan. Kalau toh ada data sekolah, data ini tidak
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 72
digunakan untuk memonitor, mengkaji ulang, dan
mengevaluasi keselarasan kurikulum dan program-
program kokurikuler. Perkembangan peserta didik tidak
dipantau; dan data tidak dipergnakan untuk menilai
kinerja pendidik.

Bukti 1. Data tes standar


fisik 2. Data penilaian kelas
3. Data kemajuan peserta didik
4. Data kegiatan-kegiatan kokurikuler.
5. Analisa mengenai data kemajuan peserta didik
dihubungkan ke catatan pendidik.
6. Evaluasi-evaluasi kokurikuler
7. Penghargaan yang berkaitan dengan program
kokurikuler (program beapeserta didik,
penghargaan…).
8. Evaluasi-evaluasi kurikulum

Tolok Ukur 8.2


Analisis data sekolah dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan.

Skor Penjelasan
4 Data sekolah dan data kemajuan dan perkembangan
peserta didik dibuat standar, dan secara teratur
dibagikan ke semua pemangku kepentingan. Data
ditampilkan dengan mudah, jelas, efektif.
3 Data sekolah dan data perkembangan dan kemajuan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 73


dibuat standar, dan secara teratur dibagikan ke semua
pemangku kepentingan.
2 Data sekolah dan data perkembangan dan kemajuan
peserta didik sering dibuat standar, dan tidak secara
teratur dibagikan ke semua pemangku kepentingan.
1 Data sekolah dan kemajuan dan perkembangan peserta
didik sering dibuat standar, dan tidak mudah diakses
oleh para pemangku kepentingan.
Bukti 1. Majalah sekolah
fisik 2. Data tes terstandarisasi
3. Data dari kelompok yang serupa
4. Website sekolah
5. Komunikasi dengan keluarga
6. Komunikasi dengan paroki
7. Komunikasi dengan anggota-anggota komunitas
yang berinvestasi pada sekolah dan pendukung-
pendukung sekolah Katolik
8. Artikel-artikel surat kabar
9. Berbagai informasi melalui media: websites, televisi,
bulletin paroki, surat kabar, majalah, etc.
10. Komunikasi elektronik yang berkaitan dengan data
peserta didik

Tolok Ukur 8.3


Pendidik mempergunakan berbagai cara evaluasi yang sesuai dengan
kurikulum untuk mengukur pembelajaran mencakup evaluasi
formatif, summatif, dan evaluasi diri peserta didik.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 74


Skor Penjelasan
4 Di semua mata pelajaran pendidik/pendidik
menggunakan berbagai cara penilaian berbasis
kurikulum yang diselaraskan dengan luaran
pembelajaran, praktik pembelajaran, dan kebutuhan
peserta didik untuk menilai hasil belajar peserta didik,
yang mencakup penilaian formatif, sumatif, kinerja,
dan evaluasi diri peserta didik. Berdasar data hasil
penilaian, pendidik melakukan penyesuaian praktik
pembelajaran.
3 Pendidik/pendidik menggunakan berbagai cara
penilaian berbasis kurikulum yang diselaraskan dengan
luaran pembelajaran, praktik pembelajaran, dan
kebutuhan peserta didik untuk menilai hasil belajar
peserta didik, yang mencakup penilaian formatif,
sumatif, kinerja, dan evaluasi diri peserta didik. Berdasar
data hasil penilaian, pendidik melakukan penyesuaian
praktik pembelajaran.
2 Pendidik melakukan penilaian terhadap hasil belajar
peserta didik, dan tidak melakukan penyesuaian
praktek pembelajaran berdasar data evaluasi peserta
didik.
1 Pendidik tidak secara lengkap melakukan penilaian-
penilaian formatif, sumatif, kinerja, dan evaluasi diri
peserta didik. Atau, penilaian-penilaian yang
dilaksanakan oleh pendidik tidak selaras dengan
kurikulum yang telah disepakati
Bukti 1. Penilaian-penilaian
fisik 2. Panduan kurikulum
3. Analisa Perbandingan untuk penilaian dan panduan
kurikulum
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 75
4. Analisa Perbandingan untuk penilaian dan praktik
pembelajaran
5. Data analisa pendidik berkaitan dengan kurikulum
6. Dokumen-dokumen perencanaan pembelajaran
7. Catatan rapat
8. Dokumen-dokumen perencanaan penilaian
9. Peta Kurikulum

Tolok Ukur 8.4


Kriteria untuk melakukan evaluasi dan mekanisme pelaporan adalah
valid, konsisten, dan transparan
Skor Penjelasan
4 Kriteria penilaian peserta didik dan cara pelaporan
nilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada
kurikulum yang dipergunakan. Penilaian dilakukan
dengan valid, konsisten, transparan, dilaksanakan
secara adil, mudah diakses oleh peserta didik dan
orang tua. Pendidik secara teratur bertemu untuk
menjamin validitas dan reliabilitas penilaian. Kriteria
penilaian dibuat berdasar praktek-praktek baik
penilaian nasional, dan diinformasikan ke peserta
didik dan orang tua atau wali.

3 Kriteria penilaian peserta didik dan cara pelaporan


nilai adalah valid, konsisten, transparan, dilaksanakan
secara adil, mudah diakses oleh peserta didik dan
orang tua. Pendidik secara teratur melakukan
pertemuan untuk menyusun cara dan kriteria

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 76


penilaian yang valid.

2 Pendidik mengkomunikasikan ke para peserta didik


kriteria penilaian pembelajaran. Validitas,
transparansi penilaian antar pendidik berbeda satu
dengan yang lain.

1 Kriteria penilaian peserta didik dan cara pelaporan nilai


tidak valid, tidak konsisten, tidak mudah diakses oleh
peserta didik dan orang tua.
Bukti 1. Rubrik penilaian
fisik 2. Raport peserta didik (web-based?)
3. Penilaian sesuai dengan kurikulum
4. Kriteria penilaian diinformasikan kepada peserta
didik ketika tugas diberikan
5. Verifikasi validitas kriteria penilaian

Tolok Ukur 8.5


Pendidik bekerja-sama dengan komunitas pembelajaran melakukan
monitoring pembelajaran peserta didik secara individual dan
bersama dalam kelas melalui metode yang sesuai.

Skor Penjelasan
4 Pendidik bekerja-sama dengan komunitas
pembelajaran melakukan monitoring pembelajaran
peserta didik secara individual dan secara bersama
dalam kelas melalui beberapa cara misalnya: penilaian
umum dan rubric-rubrik penilaian untuk
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 77
meningkatkan capaian peserta didik, perbaikan
kurikulum atau penyesuaian cara penyampaian bahan
ajar. Komunitas pembelajaran merumuskan sasaran
yang penting bagi peningkatan capaian peserta didik.
Perbaikan kurikulum dan penyesuaian cara
penyampaian bahan ajar dibagikan kepada komunitas
pembelajaran untuk mendapatkan umpan balik.

3 Pendidik bekerja-sama dengan komunitas


pembelajaran melakukan monitoring pembelajaran
peserta didik secara individual dan secara bersama
dalam kelas melalui beberapa cara misalnya: penilaian
umum dan rubrik-rubrik penilaian. Komunitas
pembelajaran secara teratur bertemu untuk
merumuskan sasaran dan obyektif dalam peningkatan
capaian peserta didik.

2 Pendidik bekerjasama dengan komunitas


pembelajaran untuk memantau pembelajaran peserta
didik.

1 Pendidik tidak bekerjasama dengan komunitas


pembelajaran. Pembelajaran peserta didik hanya
dipantau oleh pendidik secara sendiri-sendiri.

Bukti 1. Komunitas pembelajaran professional


fisik 2. Arsip pertemuan komunitas pembelajaran
3. Penilaian umum
4. Rubric penilaian yang digunakan
5. Peta kurikulum
6. Goal dan objectives komunitas pembelajaran.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 78
Standar 9
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas menyelenggarakan
program dan layanan sesuai perutusan sekolah dengan memberi
pendampingan kepada peserta didik dan orang tua.

Tolok Ukur 9.1.


Program-program yang diselenggarakan sekolah bagi para orang tua
atau wali dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas sekolah.

Skor Penjelasan
4 Kebanyakan orang tua/wali bekerjasama dengan para
pemimpin sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan
serta orangtua/ wali lainnya dalam meningkatkan
pengalaman pendidikan di komunitas sekolah. Orangtua
terlibat dalam mewujudkan misi sekolah melalui
kegiatan-kegiatan pelayanan masyarakat.
3 Program-program sekolah yang ditawarkan kepada para
orang tua atau wali murid merupakan kesempatan bagi
orangtua/wali untuk meningkatkan pengalaman
pendidikan dalam komunitas sekolah bekerjasama
dengan para pemimpin sekolah, fakultas (pendidik dan
staf), dan orang tua/wali yang lain. Orangtua/wali
diundang untuk ikut serta dalam berbagai pengalaman
kemitraan di luar jadwal rutin wajib pertemuan
orangtua/pendidik.
2 Orangtua/wali kadang-kadang diundang untuk ikut serta
dalam berbagai pengalaman kemitraan di luar jadwal
rutin wajib pertemuan orangtua/pendidik untuk
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 79
meningkatkan pengalaman pendidikan dalam komunitas
sekolah.
1 Sekolah tidak memiliki program yang melibatkan orang
tua atau wali selain pertemuan rutin wajib bagi orang
tua atau wali.

Bukti 1. Prosentase partisipasi orangtua/wali


fisik 2. Deskripsi mengenai program orangtua/pendidik
3. Hasil/keluaran dari peluang kemitraan pendidik/wali
4. Tujuan jangka panjang untuk program-program bagi
orangtua/wali
5. Contoh program-program unggulan yang
diselenggarakan untuk orangtua/wali dan keluarga –
pemenang penghargaan, diliput oleh media (Koran,
media online, berita televisi, philantropik, atau
pengakuan partner komunitas mengenai program-
program yang ada)

Tolok Ukur 9.2


Beberapa program (misalnya bimbingan konseling, pendampingan
dan pembinaan peserta didik, live-in…) diperlukan bagi peserta
didik agar mereka berhasil menyelesaikan sekolah dengan baik.

Skor Penjelasan
4 Program-program pendukung (bimbingan konseling,
layanan kesehatan, pengelolaan perilaku…) disediakan
oleh sekolah agar peserta didik dapat menyelesaikan
sekolah dengan baik. Data layanan dicatat, dampak

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 80


layanan dipantau. Data peserta didik terkait dengan
berbagai macam program layanan sekolah dianalisis dan
dibagikan di antara unit-unit layanan. Program-program
layanan sekolah dikomunikasikan sehingga komunitas
sekolah menyadari keberadaan program layanan dan
mengetahui cara mengaksesnya.
3 Program-program pendukung (bimbingan konseling,
layanan kesehatan, pengelolaan perilaku…) disediakan
oleh sekolah agar peserta didik dapat menyelesaikan
sekolah dengan baik. Peserta didik dan orangtua/wali
mengetahui adanya program-program ini dan
mengetahui bagaimana mengaksesnya.
2 Layanan bimbingan, program kesehatan, program
manajemen perilaku, atau layanan tambahan tersedia
tetapi tidak secara teratur diberikan. Komunikasi
mengenai cara mengakses layanan-layanan ini terbatas.
Luaran layanan-layanan ini seringkali tidak terkait
dengan jelas hubungannya dengan keberhasilan peserta
didik menyelesaikan sekolah.
1 Layanan bimbingan, program kesehatan, program
manajemen perilaku, atau layanan tambahan tidak
tersedia pada tingkat bagi para peserta didik.
Bukti 1. Deskripsi dari layanan bimbingan, layanan kesehatan,
fisik program manajemen tingkahlaku dan/atau layanan-
layanan tambahan
2. Jumlah peserta didik yang menerima layanan atau
berpartisipasi dalam program-program
3. Luaran dari layanan bimbingan, program kesehatan,
program manajemen tingkahlaku dan/atau layanan
tambahan
4. Pretest dan post-test layanan-layanan atau program-
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 81
program disediakan
5. Pengamatan mengenai lingkungan pembelajaran yang
tenang

Tolok Ukur 9.3


Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengenal dan mengembangkan soft-
skill, mengembangkan bakat dan minat, kreativitas, kemampuan
sosial-emosional, fisik dan spiritual.
Skor Penjelasan
4 Sekolah memiliki komitmen terhadap perkembangan
hidup yang seimbang. Sekolah menyediakan kegiatan
kokurikuler dan ekstra-kulikuler yang memberi peluang
peserta didik untuk lebih jauh mengidentifikasi dan
mengembangkan bakat dan talenta mereka dan untuk
meningkatkan kemampuan-kemampuan kreatif, aestetik,
sosial/emosional, fisik, dan spiritual. Kegiatan-kegiatan
ini sering melibatkan orangtua/wali peserta didik.
Komunikasi mengenai kegiatan dilakukan secara
konsisten dan terus menerus. Secara rutin sekolah
menghargai dan mengkomunikasikan prestasi peserta
didik pada kegiatan tersebut.

3 Sekolah menyediakan kegiatan kokurikuler dan ekstra-


kulikuler yang memberi peluang peserta didik untuk
lebih jauh mengidentifikasi dan mengembangkan bakat,
minat, dan talenta mereka dan untuk meningkatkan
kemampuan-kemampuan kreatif, aestetik,

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 82


sosial/emosional, fisik, dan spiritual.
2 Sekolah menyediakan beberapa kegiatan kokurikuler dan
ekstra-kulikuler yang memberi peluang peserta didik
untuk mengidentifikasi dan mengembangkan bakat,
minat, dan talenta mereka dan untuk meningkatkan
kemampuan-kemampuan kreatif, aestetik,
sosial/emosional, fisik, dan spiritual. Jumlah kegiatan
kokurikuler dan ekstra kurikuler terbatas.
1 Sekolah tidak memiliki kegiatan kokurikuler dan ekstra
kurikuler
Bukti 1. Deskripsi mengenai kegiatan kokurikuler dan ekstra
fisik kurikuler
2. Prosentase peserta didik yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstra
kurikuler.
3. Refleksi peserta didik, penilaian atau survey sebelum
dan setelah turut serta dalam kegiatan-kegiatan
kokurikuler dan ekstra kurikuler.
4. Survei kepuasan orangtua/wali terhadap kegiatan-
kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler, sebaik,
refleksi mengenai perkembangan bakat dan talenta
peserta didik
5. Alokasi anggaran untuk kegiatan ko dan ekstra
kurikuler
6. Penghargaan dan pengakuan terhadap bakat dan
talenta peserta didik
7. Bukti komunikasi dari kegiatan-kegiatan yang ada
8. Alokasi personal

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 83


Bagian IV
Rubrik Penilaian
Penyelenggaraan Pendidikan

10. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan


dan melaksanakan tata-kelola keuangan dan anggaran untuk
jangka waktu 3-5 tahun ke depan
11. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan pengembangan sumber daya manusia.
12. Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan pengembangan sarana prasarana sesuai
dengan misi pendidikan
13. Sekolah Katolik unggul dan berkualitas membuat perencanaan
terpadu dan melaksanakan pengembangan institusi melalui
komunikasi, promosi, pemasaran, dan tata-kelola penerimaan
peserta didik baru.

Standar 10
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan tata-kelola keuangan dan anggaran untuk jangka
waktu 3-5 tahun ke depan.

Tolok Ukur 10.1.


Yayasan dan kepala sekolah membuat perencanaan finansial
bekerjasama dengan para ahli dalam tata-kelola dan pengelola dana
non-profit.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 84
Skor Penjelasan
4 Yayasan dan kepala sekolah membuat perencanaan
finansial bekerjasama dengan para ahli dalam tata-kelola
dan pengelola dana non-profit. Prosesnya
didokumentasikan dengan baik, dilaksanakan, dan
diwujudkan bekerjasama dengan para ahli yang terkait.

3 Yayasan dan kepala sekolah membuat perencanaan


finansial bekerjasama dengan para ahli dalam tata-kelola
dan pengelola dana non-profit.

2 Yayasan dan kepala sekolah membuat perencanaan


finansial dengan sedikit kerjasama dengan para ahli
dalam tata-kelola dan pengelola dana non-profit.

1 Tidak ada proses perencanaan formal oleh yayasan dan


kepala sekolah dalam pengaturan keuangan.

Bukti 1. Proses perencanaan yang terdokumentasi


fisik 2. Agenda-agenda pertemuan yayasan, catatan
pertemuan, komunikasi, laporan-laporan dan data-
data tindak lanjut
3. Wawancara dengan para ahli yang terlibat dalam
proses perencanaan( persepsi keterlibatan , waktu yang
dihabiskan , penilaian ahli dari kualitas hasil )
4. Resume / CV (atau dokumentasi kualifikasi lainnya)
untuk para pakar yang terlibat dalam proses

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 85


Tolok Ukur 10.2
Perencanaan keuangan mencakup kesepakatan investasi finansial
yang ditentukan oleh penyelenggara berkonsultasi dengan ahli
keuangan.
Skor Penjelasan
4 Rencana investasi dibuat dengan mempertimbangkan
berbagai sumber pendanaan, dan melibatkan
perwakilan dari para investor dalam proses
perencanaan, dan telah mendapat jaminan persetujuan
tertulis dari berbagai sumber mengenai tingkat
pendanaan dan waktu pendanaan. Persetujuan tertulis
ditinjau ulang secara teratur.

3 Rencana-rencana keuangan termasuk yang disepakati


pada tingkat investasi keuangan ditentukan oleh mitra
yang terlibat dalam pengambilan kebijakan seperti:
paroki-paroki, keuskupan, ordo-ordo religius, yayasan
pendidikan, komunitas Katolik yang lebih besar, dan
anggota Yayasan pendidikan yang terkait.

2 Rencana investasi dibuat dengan mempertimbangkan


beberapa sumber pendanaan.

1 Perencanaan keuangan tidak mempertimbangkan


berbagai sumber pendanaan, hanya mengandalkan pada
satu atau dua sumber untuk semua biaya pendidikan.

Bukti 1. Dokumen-dokumen rencana keuangan.


fisik 2. Memo-memo rapat atau data-data lain mengenai
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 86
analisa.
3. Komunikasi terdokumentasi dengan sumber-sumber
pendapatan (email, surat, dll)
4. Dokumen-dokumen mengenai komitmen pendanaan
(termasuk anggaran penyandang dana yang dapat di
perlihatkan)
5. Riwayat transaksi keuangan, yang menunjukkan
pencairan komitmen penyandang dana.

Tolok Ukur 10.3


Perencanaan keuangan menghitung sumber-sumber pemasukan
(uang sekolah, uang pengembangan pendidikan, uang kegiatan,
subsidi, beapeserta didik, endowment, kemitraan lokal dan nasional,
cost-sharing, sumbangan paroki atau keuskupan, sumbangan
yayasan, wirausaha… dll.)

Skor Penjelasan
4 Perencanaan keuangan menghitung berbagai sumber
pendapatan. Berbagai sumber pendapatan yang telah
diterima dipergunakan untuk perencanaan ke depan dan
dipergunakan untuk penggalian sumber dana alternatif.
Penelitian tentang praktek baik dan benchmarking
terhadap sekolah-sekolah yang berhasil melaksanakan
pengelolaan keuangan dimasukkan ke dalam proses
perencanaan keuangan. Sumber pendapatan
dipertimbangkan kembali secara teratur untuk
mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 87
dan kekuatan dari rencana keuangan.

3 Perencanaan keuangan menghitung sumber-sumber


pemasukan (uang sekolah, uang pengembangan
pendidikan, uang kegiatan, subsidi, beapeserta didik,
endowment, kemitraan lokal dan nasional, cost-sharing,
sumbangan paroki atau keuskupan, sumbangan yayasan,
wirausaha… dll.).
2 Beberapa sumber pendapatan diluar biaya sekolah dan
bantuan paroki/keuskupan diperhitungkan dalam
penyusunan rencana keuangan.
1 Analisis sumber pendapatan tidak dimasukkan ke dalam
proses perencanaan keuangan, atau analisis sumber
terbatas pada satu atau dua sumber, seperti uang sekolah
atau bantuan paroki.

Bukti 1. Riwayat transaksi keuangan, menunjukkan jumlah


fisik sumber pendapatan yang terlibat, waktu, dan jumlah
uang yang dihasilkan dari masing-masing sumber
keuangan, berdasarkan trend per tahun dari waktu ke
waktu
2. Catatan-catatan pertemuan dewan sekolah/komite
perencanaan keuangan.
3. Dokumen-dokumen perencanaan dan analisis
keuangan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 88


Tolok Ukur 10.4
Perencanaan keuangan menghitung pengeluaran (pengajaran,
bantuan tuition, administrasi, pengembangan professional, fasilitas,
peralatan, teknologi, pengembangan dan perbaikan program, ….)

Skor Penjelasan
4 Semua biaya sekolah dimasukkan dalam perencanaan
keuangan, dan ahli keuangan eksternal dilibatkan untuk
memastikan bahwa semua biaya sudah diperhitungkan.
Biaya bersama ditentukan menurut skema alokasi yang
terdokumentasikan dengan baik. Struktur akun biaya
memungkinkan semua pengeluaran secara cepat dan
akurat dilaporkan dan analisis. Pelaporan dapat
dihasilkan secara rinci atau dalam bentuk
pengelompokan, dan digunakan untuk anggaran rutin
maupun pengawasan tahunan.

3 Perencanaan keuangan menghitung pengeluaran


(pengajaran, bantuan tuition, administrasi,
pengembangan professional, fasilitas, peralatan,
teknologi, pengembangan dan perbaikan program, ….)

2 Perencanaan keuangan menghitung pengeluaran dalam


beberapa kategori, tetapi kategori-kategori tersebut
terlalu luas atau samar-samar, sehingga pengawasan dan
kontrol menjadi sulit atau mahal.

1 Beberapa pengeluaran pokok (modal proyek,

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 89


pemeliharaan gedung, dll ) tidak termasuk dalam proses
perencanaan keuangan, sehingga orang tidak tahu
gambaran biaya pengeluaran sesungguhnya.

Bukti 1. Dokumen-dokumen perencanaan keuangan


fisik 2. Anggaran-anggaran
3. Catatan transaksi keuangan
4. Laporan-laporan analisa biaya
5. Catatan pertemuan keuangan, dokumen-dokumen
komunikasi yang memperlihatkan mutu, waktu
dan rutinitas mengenai aktifitas-aktifitas
pengawasan biaya.
6. Audit dan/atau laporan-laporan review keuangan

Tolok Ukur 10.5


Anggaran dan biaya tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya
mencakup sumber-sumber pendapatan dan biaya yang nyata dan
yang diperkirakan antara lain biaya unit cost setiap peserta didik,
imbal jasa, santunan kesehatan, kecelakaan kerja, dan dana pensiun.

Skor Penjelasan
4 Proyeksi anggaran dihitung berdasarkan perhitungan
biaya saat ini dan trend biaya sebagaimana dikeluarkan
oleh lembaga-lembaga sejenis. Biaya per peserta didik
dihitung dengan cara yang mudah dimengerti
sehingga membantu orang tua memahami kaitan
biaya sekolah yang dibebankan dengan biaya yang
dibayarkan. Benchmarking dilakukan dengan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 90


memperhitungkan data tahun-tahun sebelumnya dan
perbandingan langsung dengan data lembaga sejenis.
3 Anggaran tahun berjalan dan anggaran yang
diproyeksikan mencakup perhitungan pendapatan
aktual dan yang diproyeksikan, dan menunjukkan
keseimbangan antara sumber pendapatan serta
pengeluaran aktual dan pengeluaran yang
diproyeksikan termasuk di dalamnya biaya aktual per
peserta didik, skala gaji, dana pensiun dan tunjangan
kesehatan, dan tunjangan lainnya.

2 Anggaran saat ini dan proyeksi anggaran mencakup


semua sumber biaya dan pendapatan, namun
Biaya per peserta didik dan perbandingan dengan biaya
sekolah tidak dibuat eksplisit, atau
Biaya tenaga kerja tidak menyertakan keseluruhan
gambaran mengenai gaji dan biaya non-gaji (asuransi,
pajak, pensiun ), atau
Benchmarking tidak memberikan gambaran konteks
yang lengkap yang memungkinkan tim perencanaan
menghitung semua pos biaya, termasuk gaji dan
tunjangan.

1 Proyeksi anggaran tidak memasukkan semua pendapatan


yang diharapkan dan detil biaya yang harus dikeluarkan.

Bukti 1. Rencana anggaran dan belanja tahun sekarang dan


fisik tahun-tahun sebelumnya.
2. Catatan dan data mengenai perkembangan anggaran
dan catatan rapat.
3. Dokumentasi mengenai hasil penelitian terhadap
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 91
institusi rekanan.

Tolok Ukur 10.6


Perencanaan keuangan memperkirakan biaya materi pembelajaran
dan total biaya per peserta didik. Perencanaan keuangan
diinformasikan ke pemangku kepentingan.

Skor Penjelasan
4 Biaya per peserta didik secara teratur dipantau dan
rincian biaya dipublikasikan (biaya sekolah, biaya per
anak, informasi keuangan sekolah…). Publikasi
dilakukan melalui berbagai cara dan media.
3 Rencana keuangan meliputi biaya materi
pendidikan, total biaya per peserta didik, serta
rincian biaya sekolah yang lain. Rencana keuangan
ini diinformasikan ke seluruh anggota masyarakat

2 Rencana keuangan meliputi biaya materi


pendidikan, total biaya per peserta didik, serta
rincian biaya sekolah yang lain. Tidak semua
anggota masyaratak bisa mengakses biaya
pendidikan ini.

1 Biaya pendidikan per anak tidak (atau tidak dapat)


secara tepat dihitung, atau sekolah tidak
mengkomunikasikan atau mendistribusikan informasi
biaya per anak ke orangtua dan ke anggota komunitas
yang lain.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 92
Bukti 1. Rencana strategis atau perencanaan keuangan
fisik 2. Perencanaan komunikasi
3. Materi-materi komunikasi keseluruhan saluran
(majalah, komunikasi dengan orangtua, website, dll)
4. Hasil-hasil survey mengenai kepuasan
masyarakat/pemangku kepentingan.

Tolok Ukur 10.7


Yayasan dan kepala sekolah menyediakan akses informasi untuk
orang-tua terkait dengan bantuan atau beapeserta didik sekolah serta
perencanaan biaya sekolah.

Skor Penjelasan
4 Yayasan dan pimpinan sekolah secara aktif memantau
dan mengidentifikasi potensi sumber-sumber baru
bantuan uang sekolah; serta bekerjasama dengan pihak-
pihak eksternal (keuskupan, yayasan, dana publik, dll)
dalam menyediakan bantuan biaya pendidikan.
Informasi untuk orang tua dikumpulkan, dianalisis, dan
diintegrasikan ke dalam informasi yang memudahkan
orang-tua murid membuat perencanaan keuangan.
3 Yayasan dan kepemimpinan sekolah memberi informasi
kepada orang-tua peserta didik mengenai program-
program beapeserta didik, serta informasi yang
memudahkan orang-tua membuat perencanaan
keuangan.
2 Jika orang tua peserta didik memerlukan, yayasan dan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 93


kepemimpinan sekolah bisa memberikan informasi
mengenai program-program beapeserta didik melalui link
di website atau rujukan ke sumber-sumber eksternal.
1 Yayasan dan kepemimpinan sekolah tidak memberi
informasi kepada orang-tua peserta didik mengenai
program-program beapeserta didik sekolah.

Bukti 1. Rencana Komunikasi


fisik 2. Rencana keuangan atau rencana strategis
3. MOU dengan pemberi dana eksternal, jika ada.
4. Catatan komunikasi aktual, termasuk materi
komunikasi (majalah, komunikasi dengan orangtua,
website,dll)
5. Hasil-hasil survey mengenai kepuasan sekolah

Tolok Ukur 10.8


Yayasan dan kepala sekolah memastikan bahwa perencanaan
keuangan dan budgeting dilaksanakan secara transparan, kredibel,
dan akuntabel.
Skor Penjelasan
4 Yayasan dan pimpinan sekolah mengimplementasikan
proses perencanaan keuangan dan anggaran yang
matang, efektif berdasarkan praktek-praktek terbaik
perencanaan keuangan untuk instansi pendidikan dan
instansi non-profit. Bersama dengan ahli keuangan,
proses perencanaan secara rutin dievaluasi agar semakin
efisien dan efektif.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 94


3 Yayasan dan pemimpin sekolah memastikan bahwa
perencana keuangan dan anggaran diimplementasikan
secara professional sebagai bentuk pengelolaan sumber-
sumber dana secara bertanggung-jawab.

2 Yayasan dan pemimpin sekolah secara teratur terlibat


dalam proses perencana keuangan dan anggaran; akan
tetapi proses perencanaan tidak dilaksanakan berdasar
praktek-praktek baik sebagaimana ketentuan proses
perencanaan untuk instansi pendidikan.

1 Perencanaan keuangan dan anggaran tidak dilakukan


secara rutin, terstrutur, atau tim kepemimpinan tidak
terlibat dalam proses perencanaan keuangan dan
anggaran.

Bukti 1. Dokumen-dokumen proses perencanaan (untuk


fisik penilaian kualitas, kematangan dan sumber-sumber
mengenai proses perencanaan terdokumentasi)
2. Anggaran saat ini dan proyeksi
3. Agenda, catatan dan hasil dari pertemuan
perencanaan.
4. Agenda, catatan dan hasil dari pertemuan rencana
review dan pembaharuan
5. Dokumen-dokumen rencana keuangan dan rencana
strategis
6. Interview dengan ahli-ahli yang terlibat.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 95


Standar 11
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan pengembangan sumber daya manusia.

Tolok Ukur 11.1.


Sekolah memiliki biro, divisi, bagian sumber-daya manusia yang
profesional.
Skor Penjelasan
4 Secara konsisten sekolah melibatkan pengelola SDM
profesional yang membantu tim kepemimpinan sekolah
terkait dengan semua aspek pengelolaan personalia,
mencakup perekrutan, pengembangan professional, dan
perencanaan karir. Pengelola SDM memiliki waktu,
pengetahuan dan keterampilan dan mampu
mengintegrasikan manajemen personalia dengan baik ke
aspek-aspek pengelolaan sekolah yang lain.

3 Program sumber daya manusia memiliki tenaga


profesional pada tingkat yang sesuai (yaitu kantor pusat
yayasan, wilayah/cabang, kantor sekolah ). Tenaga
profesional ini membantu tim kepemimpinan sekolah
untuk pengelolaan personalia.

2 Sekolah memiliki kebijakan SDM, namun tidak memiliki


tenaga pengelolaan personalia yang kompeten.

1 Sekolah tidak memiliki kebijakan terkait dengan sumber


daya manusia

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 96


Bukti 1. Dokumen kebijakan rekrutmen, pembinaan, dan
fisik pengembangan karir Yayasan
2. Dokumen evaluasi dan penilaian kinerja SDM.
3. Dokumen kebijakan SDM khusus sekolah
4. Data-data dari kegiatan SDM (catatan
rapat, file personal, komunikasi)
5. Proses hukum/dokumen yang berkaitan dengan
masalah SDM
6. Definisi peran/deskripsi pekerjaan pada
tingkat sekolah (kejelasan mengenai
tugas/peran SDM)

Tolok Ukur 11.2


Biro SDM memiliki standar perencanaan, rekrutmen,
pengembangan dan regenerasi sumber daya manusia.

Skor Penjelasan
4 Biro SDM memiliki standar pengelolaan personalia.
Standar SDM mencakup kualifikasi dan tanggung-
jawab, kompensasi tenaga pengelola SDM; standar
rekrutmen, standar pengembangan professional,
regenerasi maupun pensiun. Pendampingan
pengembangan SDM diberikan kepada semua tenaga
kependidikan dan relawan.

3 Kebijakan SDM merumuskan yang menyangkut


kualifikasi dan tanggung jawab staf, perekrutan,
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 97
kompensasi, dan manfaat, serta standar untuk
pengembangan profesional, akuntabilitas,
perencanaan regenerasi dan pensiun.

2 Kebijakan SDM merumuskan beberapa standar (tidak


semua): tanggung jawab staf dan kualifikasi, rekrutmen,
kompensasi, dan manfaat, serta standar untuk
pengembangan profesional, akuntabilitas, perencanaan
regenerasi dan pensiun.

1 Sekolah tidak memiliki kebijakan SDM.

Bukti 1. Dokumen kebijakan pusat SDM


fisik 2. Dokumen kebijakan SDM khusus sekolah
3. acuan kebijakan SDM
4. Buku pegangan pegawai
5. implementasi kebijakan yang terdokumentasikan
6. panduan penilaian kinerja

Tolok Ukur 11.3


Kebijakan SDM memastikan bahwa seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan mendapatkan imbal jasa yang adil dan kompetitif, dan
mendapat kesempatan untuk berkembang secara profesional.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 98


Skor Penjelasan
4 Yayasan merumuskan kebijakan yang komprehensif
terkait dengan penetapan imbal jasa dan tunjangan serta
peluang-peluang pertumbuhan profesional. Acuan
imbal jasa, tunjangan yang kompetitif, serta acuan
pengembangan profesional (yang berasal dari yayasan
lain) digunakan untuk pertimbangan dalam
menetapkan dan mengelola skala gaji pendidik dan
tenaga kependidikan.
3 Kebijakan sumber daya manusia memastikan
adanya penggajian yang kompetitif dan adil, serta
tersedianya tunjangan dan kesempatan
perkembangan professional untuk pendidik dan
tenaga kependidikan.
2 Ada kebijakan SDM dan digunakan untuk membantu
membuat keputusan mengenai kompensasi; namun ,
kebijakan tersebut hanya mencakup beberapa hal
sebagai berikut: atau penggajian dan tunjangan yang
adil dan kompetitif, atau kesempatan pengembangan
professional.

1 Tidak ada kebijakan sumber daya manusia terkait dengan


penggajian yang kompetitif dan adil, tersedianya
tunjangan dan kesempatan perkembangan professional
untuk pendidik dan tenaga kependidikan.

Bukti 1. Dokumen kebijakan SDM pusat


fisik 2. Dokumen kebijakan SDM khusus mengenai sekolah
3. Data-data mengenai rapat kebijakan; interview
dengan pembuat kebijakan
4. Skala gaji/cakupan atau rubric kompensasi lain
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 99
5. Informasi manfaat paket dan gaji
6. Data perkembangan profesional untuk semua staf dan
pemimpin sekolah
7. Catatan atau pemberitahuan mengenai peluang
pengembangan profesional yang ditawarkan
8. Acuan sekolah umum, sekolah Katolik lain dan data
acuan non profit pendidikan berkaitan dengan gaji,
manfaat, dan pengembangan professional

Tolok Ukur 11.4


Kebijakan SDM memastikan bahwa lembaga memiliki perencanaan
investasi untuk pengembangan, kesehatan dan pensiun.

Skor Penjelasan
4 Kebijakan sumber daya manusia memastikan
pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dalam
perencanaan institusi terkait dengan investasi untuk
pertumbuhan personel, kesehatan dan pensiun .
Program ini selanjutnya diintegrasikan dengan gaji dan
tunjangan sebagai bentuk "kompensasi total" untuk
pendidik dan tenaga kependidikan. Data acuan tentang
tunjangan kesehatan, pensiun dan manfaat lainnya telah
dikumpulkan dan digunakan dalam membuat kebijakan
SDM.

3 Kebijakan sumber daya manusia memastikan bahwa


perencanaan institusional memperhitungkan investasi
untuk pertumbuhan personel, kesehatan dan pensiun.

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 100
2 Ada kebijakan SDM namun, kebijakannya hanya
meliputi beberapa dari hal-hal sebagai berikut: investasi
untuk perkembangan personel, kesehatan, dan pensiun .

1 Tidak ada kebijakan SDM yang berkaitan dengan


perkembangan personel, perawatan kesehatan dan
pensiun.

Bukti 1. Dokumen kebijakan SDM pusat


fisik 2. Dokumen kebijakan SDM khusus sekolah
3. Dokumen strategis perencanaan dan keuangan.
4. Anggaran sekolah
5. Pengeluaran tahunan mengenai perkembangan
pegawai (teragregasi dan per pegawai), kesehatan dan
pension
6. Data mengenai kegiatan promosi kesehatan atau
kesehatan keuangan

Standar 12
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas memiliki kebijakan
dan melaksanakan pengembangan sarana-prasarana sesuai dengan
misi pendidikan.

Tolok Ukur 12.1.


Pengelolan sarana dan prasarana, peralatan dan teknologi
dilaksanakan untuk membantu terwujudnya program-program
sekolah.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 101
Skor Penjelasan
4 Yayasan memiliki dokumen perencanaan asset yang
mencakup semua aspek mengenai fasilitas, peralatan dan
teknologi. Dokumen perencanaan asset terintegrasi dengan
aspek perencanaan sekolah yang lain (finansial, akademik,
penyelenggaraan, etc.). Sarana prasarana, peralatan dan
teknologi membantu pelaksanaan program pendidikan
saat ini, dan dapat diakses oleh semua peserta didik.
3 Yayasan memiliki rancangan pengelolaan fasilitas,
peralatan dan teknologi. Fasilitas, peralatan dan teknologi
mendukung pelaksanaan program-program pendidikan,
dan bisa diakses oleh semua peserta didik.
2 Yayasan memiliki rancangan yang tidak terlalu lengkap
mengenai pengelolaan fasilitas, peralatan dan teknologi.
Fasilitas, peralatan dan teknologi sedikit membantu
pelaksanaan program-program pendidikan.
1 Yayasan tidak memiliki rancangan pengelolaan fasilitas,
peralatan dan teknologi. Atau: fasilitas, peralatan dan
teknologi yang tersedia di sekolah tidak mendukung
pelaksanaan program pendidikan.
Bukti 1. Dokumen rancangan fasilitas, peralatan dan teknologi
fisik 2. Pernyataan visi dan misi sekolah
3. Dokumen kurikulum sekolah
4. Assessment kebutuhan peserta didik
5. Dokumen assessment kebutuhan finansial sekolah, dan
dokumen mengenai program-program bantuan
sekolah

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 102
Tolok Ukur 12.2.
Perencanaan anggaran dan biaya mengalokasikan dana untuk
pengelolaan sarana dan prasarana, teknologi, pengembangan dan
penggantian barang.

Skor Penjelasan
4 Perencanaan anggaran sekolah mengalokasikan dana
untuk fasilitas, peralatan dan teknologi. Perhitungan
depresiasi dan proyeksi biaya peralatan membantu
stakeholder dan pelaksana pendidikan memahami nilai
asset sekolah sehingga mereka mampu membuat
perencanaan jangka panjang dan mampu menghindari
pengeluaran yang tidak perlu. Pelaksana pendidikan
melakukan studi banding terkait dengan fasilitas, peralatan
dan teknologi dari sekolah-sekolah yang sejenis, untuk
melihat adanya praktek-praktek baik dan menjamin
kelengkapan fasilitas.
3 Anggaran sekolah mendukung tersedianya pengelolaan
fasilitas, peralatan, dan teknologi. Tersedia juga adanya
dana khusus untuk peningkatan capital, depresiasi dan
penggantian barang.
2 Anggaran sekolah mendukung tersedianya pengelolaan
fasilitas, peralatan, dan teknologi secara umum. Tersedia
juga adanya dana tak terduga, tetapi sering tidak ada
kaitannya dengan kebutuhan untuk peningkatan capital,
depresiasi dan penggantian barang.
1 Sekolah tidak memiliki anggaran; atau anggaran tidak
mepertimbangkan dana untuk fasilitas, peralatan,
teknologi. Anggaran tidak mencakup dana untuk
peningkatan capital, depresiasi dan penggantian barang.
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 103
Bukti 1. Perencanaan anggaran sekolah (sekarang, dan yang
fisik sebelumnya)
2. Perencanaan keuangan sekolah, termasuk perencanaan
anggaran yang akan datang
3. Perancangan fasilitas, peralatan, teknologi
4. Assessment asset saat ini (nilai, umur, perawatan…)
5. Perbandingan praktek baik dari institusi sejenis

Tolok Ukur 12.3.


Pembelian dan pengembangan sarana dan prasarana dilaksanakan
sesuai visi dan misi sekolah.

Skor Penjelasan
4 Pembelian dan perbaikan sarana dan prasarana fisik serta
teknologi merupakan bagian dari seluruh perencanaan, di
mana keputusan dilakukan berdasar misi dan bagaimana
misi sekolah diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan
kurikuler. Pertimbangan akan lingkungan dan keutuhan
ciptaan dipergunakan dalam pembelian dan perbaikan
serta pengembangan sarana dan prasarana.
3 Pembelian dan perbaikan sarana dan prasarana serta
teknologi dirancang sesuai dengan misi, perencanaan
sekolah serta dukungan kegiatan kurikuler dan sesuai
dengan environmental stewardship (perawatan
lingkungan)
2 Pembelian dan perbaikan sarana prasarana serta teknologi
kadang-kadang sejalan dengan misi dan perencanaan
sekolah, dan sesuai dengan tujuan kurikulum. Keputusan
pembelian dan perbaikan kadang dilakukan dengan

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 104
mempertimbangkan dampak lingkungan dan perawatan
lingkungan
1 Pembelian dan perbaikan sarana prasarana dilaksanakan
karena kebutuhan, dan sering tidak ada pertimbangan
mengenai misi sekolah dan pertimbangan dampak
lingkungan.
Bukti 1. Pernyataan visi dan misi sekolah
fisik 2. Dokumen kebijakan dan perencanaan, khususnya
terkait dengan fasilitas, sarana prasarana, teknologi
3. Catatan-catatan pertemuan yang mendiskusikan
dampak lingkungan mengenai sarana prasarana yang
dibeli
4. Catatan pembelian sarana prasarana, beserta analisis
dampak lingkungan
5. Catatan mengenai energy audit, energy saving

Standar 13
Sekolah Katolik yang unggul dan berkualitas membuat perencanaan
terpadu dan melaksanakan pengembangan institusi melalui
komunikasi, promosi, pemasaran, dan tata-kelola penerimaan
peserta didik baru.

Tolok Ukur 13.1.


Pelaksana dan tim kepemimpinan sekolah mengkomunikasikan dan
mempromosikan sekolah menggunakan teknologi informasi masa
kini.
Skor Penjelasan
4 Rancangan komunikasi dan pemasaran sekolah dibuat
secara komprehensif, up-to-date, terintegrasi dalam
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 105
seluruh rencana strategis. Teknologi informasi berhasil
digunakan dengan baik. Pimpinan sekolah terlibat dalam
memahami konteks masa kini untuk menemukan
peluang. Ada evaluasi terhadap cara-cara pemasaran
untuk menemukan pemasaran yang tepat sasaran. Data
dan informasi disimpan dengan aman; pelaporan dibuat
secara otomatis berdasar pengolahan data yang tersedia.
3 Komunikasi dan pemasaran dilakukan dengan sarana
dan cara masa kini, dengan teknologi informasi beragam
sehingga target audience bisa dicapai dengan baik.
Institusi memiliki sistem database yang aman dan
terpercaya, akuntabel.
2 Sekolah memiliki rencana komunikasi dan pemasaran,
beberapa menggunakan teknologi masa kini. Pelaporan
sering sulit dilakukan, dilaksanakan secara tidak efisien.
1 Sekolah tidak memiliki rencana komunikasi dan
pemasaran. Sekolah tidak menggunakan teknologi yang
tepat untuk pemasaran. Data tidak tersimpan dan
terolah dengan baik.
Bukti 1. Perencanaan komunikasi atau pemasaran
fisik 2. Perencanaan teknologi
3. Laporan mengenai kinerja pemasaran yang sekarang
atau yang sebelumnya
4. Dokumen-dokumen komunikasi
5. Dokumen-dokumen pemasaran
6. Database untuk pemasaran dan komunikasi

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 106
Tolok Ukur 13.2.
Pelaksana dan tim kepemimpinan sekolah melaksanakan
pengukuran dan analisis data calon peserta didik yang diperlukan
dalam tata-kelola penerimaan peserta didik baru.
Skor Penjelasan
4 Pengelolaan calon peserta didik baru menjadi bagian
terintegrasi pengelolaan sekolah. Pelaksana dan
kepemimpinan sekolah terlibat aktif dalam menemukan
cara dan praktek-praktek baik penerimaan peserta didik
baru. Data terkait dengan pola-pola pendaftaran
(enrollment, retention) dilengkapi dengan analisis factor
eksternal (analisis demografi, ekonomi, kompetisi).
Penemuan akar masalah perubahan jumlah pendaftar dan
jumlah angka retensi dipergunakan untuk pengambilan
keputusan.
3 Pelaksana dan kepemimpinan sekolah melakukan supervisi
dan melakukan pengukuran pola-pola pendaftaran
(enrollment dan retention) untuk semua kelompok peserta
didik. Pengukuran dan analisis dilaksanakan sesuai dengan
rencana. Hasil analisis dipergunakan untuk pengambilan
keputusan terkait dengan uang sekolah, pemasaran,
komunikasi dan aspek lain terkait dengan pendaftaran
peserta didik baru.
2 Sekolah memiliki semacam rancangan pengelolaan
pendaftaran peserta didik baru. Informasi yang diperoleh
dari system pendaftaran peserta didik baru tidak memiliki
banyak dampak terhadap penyelenggaraan sekolah secara
keseluruhan.
1 Sekolah tidak memiliki perencanaan pengelolaan
pendaftaran peserta didik baru. Tidak ada analisis pola-
Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 107
pola enrollment dan retention. Atau, pengukuran-
pengukuran mengenai pendaftaran peserta didik tidak
dipergunakan untuk membuat keputusan.
Bukti 1. Perencanaan pengelolaan enrollment (pendaftaran
fisik peserta didik)
2. Dokumen terkait dengan kegiatan penerimaan peserta
didik baru (agenda, pertemuan..)
3. Rencana pengukuran dan analisis pendaftaran peserta
didik
4. Laporan analisis saat ini
5. Kumpulan data pendaftaran peserta didik, demografi,
laporan informasi calon peserta didik
6. Interview dengan staff: apakah pengukuran
pendaftaran peserta didik dan analisis demografi
menjadi bahan untuk pengambilan keputusan terkait
dengan pendaftaran peserta didik baru.

Tolok Ukur 13.3.


Penyelenggara dan pelaksana sekolah bekerja-sama menemukan
strategi-strategi penting untuk mengidentifikasi, mengembangkan
dan memelihara para calon penyumbang.

Skor Penjelasan
4 Program pengembangan sekolah terintegrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Selain menggunakan cara-
cara tradisional, penyelenggara dan pelaksana pendididkan
menggunakan cara-cara inovatif dan strategi baru dalam
mengidentifikasi, menemukan sumber-sumber baru
pendanaan pendidikan. Penyelenggara dan pelaksana

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 108
pendidikan melakukan konsultasi dengan ahli-ahli di
bidang non-profit atau bidang pengembangan pendidikan.
Strategi pengembangan dievaluasi berdasar hasil luaran.
Informasi ini diupdate terus-menerus dan dipergunakan
untuk mendorong atau mengganti program
pengembangan berdasar hasil luaran yang ada.
3 Penyelenggara dan pelaksana pendidikan menggunakan
strategi untuk mengembangkan, merawat calon
penyumbang (termasuk alumni) dalam kurun waktu
tertentu. Pelaksana pendidikan mengimplementasikan
strategi tsb.
2 Penyelenggara dan pelaksana pendidikan memiliki strategi
pengembangan dan pencarian calon penyumbang; namun
implementasinya dilaksanakan secara terbatas.
1 Penyelenggara dan pelaksana pendidikan tidak memiliki
strategi untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan
memelihara para calon penyumbang.
Bukti 1. Rencana pengembangan
fisik 2. Analisis prospek (calon penyumbang)
3. Budget sekolah (dahulu, sekarang, dan yang
direncanakan)
4. Materi untuk komunikasi dan pengembangan
5. Hasil implementasi strategi pengembangan
6. Dana dari alumni

Rubrik Penilaian Standar dan Tolok Ukur Pendidikan Katolik Indonesia | 109

Anda mungkin juga menyukai