5 Tinjauan Pustaka
5 Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
4
Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk
pulihnya dan sehat sempurna terutama bila selama kehamilan atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu sehat sempurna
mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun (Moctar Rustam, 2000
dalam buku postpartum dengan kematian janin,2013)
5
berusaha untuk terampil dala perawatan bayinya (memeluk,menyusui
ASI atau dengan botol, memandikan dan menganti popok ).
Beberapa wanita mungkin sulit menyesuikan diri atau tidak suka
dengan tanggung jawab dirumah dan merawat bayi adalah ibu primi
para yang belum berpengalaman, wanita karier, ibu-ibu yang tidak
banyak teman atau keluarga untuk berbagi rasa, ibu dengan usia
remaja, wanita yang tidak bersuami. Keletihan setelah melahirkan
akan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak mudah terjadi
perasaan depresi pasca partum ringan (baby blue).
6
Kalau plasenta ternyata tidak lengkap, maka kavum uteri harus di
periksa dengan tangan dan sisa palesenta harus di keluarkan , kalu kontraksi
kurang baik dilakukan massage dan diberi 10 U pitocin dan 0,2 mg
meterghin intramuscular.
7
aspirin, codein, dll. Supaya pasien dapat beristirahat dengan baik. (sulaiman
sastrawinata, 1993)
Minum sedikit nya 3 liter setiap hari atau 8 gelas air setiap harinya.
Kebutuhan akan cairan di peroleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
1. Kalori
2. Protein
8
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai
kacang.
4. Magnesium
6. Karbohidrat kompleks
9
7. Lemak
8. Garam
9. Vitamin
10
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan
pertumbuhan, kebutuhan zinc di dalam seefood, hati dan daging.
dapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan
metabolism memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12
mg.
11. DHA
2. Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus
istirahat. Mobilisasi yang di lakukan tergantung pada komplikasi
persalian, nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini (early ambulation)
adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu
untuk bangun dari tempat tidur nya, ibu post partum diperbolehkan bangun
dari tempat tidur nya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk
memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik,
3. Memungkin kan untuk mngajarkan perawatan bayi pada ibu
4. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
5. Sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).
11
dengan penyulit, seperti anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru,
demam, dan sebagainya.
3. Eliminasi
1. Miksi
Buang air kecil sendiri sebaik nya dilakukan secepat nya. Miksi
normal biala dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Lakukan keteterisasi
apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih.
2. Defeksasi
Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
mengalami kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur: cukup
cairan, konsumsi makanan berserat, olah raga berikan obat
rangsangan per oral/per rectal atau lakukan klisma bilamana perlu.
4. Personal Higiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkat
kan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hala yang dapat dilakukan ibu
post partum dalam menjaga kebersihan diri, adalah sebagai berikut :
5. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,istirahat tidur yang
dibuuh kan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahat nya antara lain:
12
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
6. Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun
demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut.
Selama periode nifas, hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal yang
dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
1. Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
2. Kelelahan
3. Ketidakseimbangan hormone
4. Kecemasan berlebihan
13
4. Menyempatkan berkencan
5. Meyakinkan diri
6. Bersikap terbuka
7. Konsultasi dengan ahlinya.
7. Senam Nifas
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6
minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan
mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak
hari pertama melahirkan sampai dengan hari ke sepuluh. Beberapa factor
yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain :
14
Manfaat senam nifas antara lain :
8. Perawatan Payudara
Untuk mencegah masalah – masalah yang mungkin timbul pada
ibu menyusui, sebaiknya perawatn payudara dilakukan secara rutin.
Seperti dikemukakan bahwa salah satu usaha untuk memperbanyak ASI
adalah dengan memberi perawatan khusus, yaitu dengan pemberian
rangsangan pada otot – otot payudara.
Perawatan payudara untuk memperbanyak ASI ada dua cara yaitu
yang dapat dilakukan bersamaan. Cara tersebut ialah pengurutan dan
penyiraman payudara. Pengurutan massase dilakukan untuk memberikan
rangsangan pada kelenjar air susu ibu untuk memproduksi air susu ibu.
Pengurutan ini dilakukan pada pagi dan sore, sebaiknya sebelum mandi,
dan diteruskan dengan penyiraman yang dilakukan bersamaan ketika
mandi.
15
Alat – alat yang diperlukan untuk pengurutan dan penyiraman
payudara :
Cara mengerjakan :
16
8. Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian ata dibuka, punggung
ditutup dengan handuk.
9. Kom air panas dan dingin di sediakan, sebaiknya dikamar mandi.
9. Mobilisasi
Disebabkan lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring
ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo
emboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan.
Mobilisasi di atas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi,
persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka. Kegiatan lain yang dapat
dilakukan untuk membantu memepercepat proses involusi adalah
melakukan senan nifas.
17
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan : (Moctar,2000
dalam buku postpartum dengan kematian janin, 2013)
18
Menurut waktu terjadinya, dibagi menjadi 2 bagian : (Moctar
Rustam. 2000, dalam buku postpartum dengan kematian
janin,2013)
1. Perdarahan post partum primer (early post partum
hemorraghie)
2. Perdarahan yang terjadi 24 jam setelah anak lahir.
3. Perdarahan yang terjadi 24 jam setelah persalinan
berlangsung.
4. Perdarahan post partum sekunder (late post partum
hemorraghia)
5. Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari
5-15 post partum. (Moctar Rustam. 2000, dalam buku
postpartum dengan kematian janin,2013)
1. Atonia uteri
Atonia uteri adalah kegagalan otot-otot rahim untuk
berkontraksi dan beretraksi dengan baik setelah placenta lahir.
2. Trauma dan laserasi
Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi dari robekan
yang dialami selama proses persalinan, baik yang normal
maupun tindakan. Tempat-tempat perdarahan mencakup :
episiotomy, vulva, vagina, serviks, uterus rupture, inversion
uteri, hematom pada masa nifas.
3. Retensio plasenta
Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan
mengganggu retraksi dan kontraksi menyebabkan sinus-sinus
darah tetap terbuka dan menyebabkam perdarahan.
19
4. Kelainan pembekuan
Suatu kegagalan pada mekanisme pembekuan,
menyebabkan perdarahan yang tidak dapat dihentikan dengan
tindakan yang biasanya dipakai
5. Perkiraan pendarahan : kadang bercampur amnion, urine,
darah.
6. Akibat kehilangan darah bervariasi : anemi
7. Perdarahan dapat terjadi lambat : waspada terhadap shok
20
Sebagian besar demam persisten setelah kelahiran bayi disebabkan oleh
infeksi saluran genital. (chuningham,2002 : 691)
Faktor predisposisi
1. Kencing sakit
2. Nyeri tekan diatas simpisis
Intervensi
Intervensi
21
5. Bila perlu parasetamol 500 mg / oral : 4 jam
16. Mastitis
Peradangan pada mamae
1. Kuman masuk melalui luka pada putting susu
2. Suhu > 38ºc
3. Terjadi minggu ke 2 postpartum
4. Bengkak keras, kemerahan, nyeri tekan
Intervensi
22
kecendrungan untuk lebih cepat memulangkan ibu-ibu yang persalinanya
normal.
23
Temuan normal Temuan abnormal
Parameter
24
Berdasarkan Rumusan Kunjungan I : 6-8 Jam setelah
persalinan. Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas
dilakukan untuk menilai ibu dan bayi baru lahir, dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi. Adapun kunjunga pertama (I) dilakukan pada waktu 6-8
jam setelah persalinan.
25
menjaga gizi yang baik dan mempraktekan kebersihan yang
aman
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI
Evaluasi dan asuhan pada ibu dalam masa nifas 2-6 hari dan
2-6 minggu postpartum dapat dilakukan dengan pengambilan
riwayat dan pemeriksaan fisik pada ibu. Adapun komponen-
komponen riwayat ibu yang perlu diketahui adalah menanyakan:
26
5. Atau memberikan penjelasan tentang kelahiran : adakah
komplikasi, laserasi, episiotomy ?
6. Suplement zat besi : adakah ibu makan tablet ?
7. Pemberian ASI : apakah berhasil, atau ada kesilitan.
1. Kenyamanan fisik
27
2. Kenyamanan emosi
3. Tanyakan mengenai penggunaan kontrasepsi
4. Tanyakan mengenai tanda – tanda bahaya :
5. Kelelahan, kesulitan tidur
6. Demam
7. Nyeri atau terasa panas waktu buang air kecil
8. Sembelit, hemoroid
9. Sakit kepala terus menerus, nyeri bengkak
10. Nyeri abdomen
11. Cairan vagina yang berbau busuk
12. Payudara sangat sakit pada saat di sentuh, pembengkakan,
puting pecah – pecah
13. Kesulitan dalam menyusui
14. Kesedihan
15. Marasa kurang mampu merawat bayi
16. Bagaimana penglihatan ?
2) Pemeriksaan Fisik
Komponen-komponen pemeriksaan fisik pada ibu masa
nifas 2-6 hari dan 2-6 mingg yang perlu diketahui adalah :
a. Tanda-tanda vital
28
3. Bimbingan sebelum kembali kerumah bagi ibu nifas
Keanyakan ibu nifas yang sehat dan bayinya pulang kerumah 2
hari – 5 hari setelah persalinan. Sebelum memulangkan ibu, bidan/
perawat seharusnya memberikan informasi dan bimbinganga leaflet-
leaflet yang diperlukan bagi ibu pada saat dirumah.
Informasi dan bimbingan perawatan nifas bidan/perawat dirumah
yang seharusnya di sampaikan mencangkup hal-hal berikut :
1) Diet
2) Istirahat
Ibu dianjurkan :
1. Untuk cukup tidur siang dan malam
2. Pada saat bayi tidur, ibu ikut tidur/istirahat
3. Minta anggota keluarga yang lain untuk mengurusi masak-
memasak, cuci setrika, dll
4. Untuk mengusahakan agar pada malam hari segala kebutuhan bayi
dipenuhi.
3) Kebersihan
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menjaga agar tetap bersih, segar dan wangi dengan sedikitnya 2
kali sehari, bila perlu menggunakan air hangat.
29
2. Merawat pirenium, vagina, putting susu wajah dan bagian tubuh
lainya.
3. Selama 2-3 minggu selalu memakai pembalut wanita
4. Menjaga agar pakaian dan tempat tidur tetap bersih
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air
6) Latihan
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menghindari jalan cepat, jalan mendaki atau menaiki tangga pada
minggu pertama
2. Melakukan senam nifas pada minggu kedua jika cairan lokiea
sudah berkurang dan tergantung keadaan ibu
7) Bekerja
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menghindari kerja berat
2. Mengambil cuti sedikitnya 8 minggu setelah melahirkan bagi ibu
yang bekerja dikantor
30
8) Hubungan suami istri
Ibu dianjurkan untuk :
9) Kontrasepsi
Ibu dianjurkan untuk :
31
2.7 Asuhan Keperawatan Ibu Nifas
Suatu system dalam perencanaan pelayanan yang menpunyai 7 tahap
yaitu pengkajian data, analisa data, diagnosa masalah, diagnosa potensial,
tindakan segera, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan
kebidanan, evaluasi.
1. Pengumpulan data
1) Biodata
Meliputi nama, umur suku bangsa, agama,
pendidikan,pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2. Anamnesa (Data Subjektif)
1) Keluhan utama : Keluhan yang dirasakan oleh klien ketika datang
menemeui petugas baik fisik maupun psikis
2) Perkawinan : berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk
membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau
orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal).
3) Riwayat Obstetrik
3. Riwayat kehamilan
Persalinan dan nifas yang lalu kehamilan dulu cukup bulan atau
pernah keguguran, lahir spontan atau dengan tindakan, lahir dimana
aiapa yang menolong. Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan,
febris, kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang, misalnya :
syok pada masa nifas seperti syok haemoragik, syok kardiogenik,
infeksi pada nifas), lactasi keluar lancar, menyusui anak sampai umur 2
tahun.
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Umur kehamilan, pergerakan janin pertama kali di rasakan. ANC
minimal 4 kali selama hamil.
a. Trimester I : 1 kali
b. Trimester II : 1 kali sebulan
c. Trimester III : 2 kali
32
Optimalnya ANC setiap :
a. Umur kehamilan 3 – 6 bulan : 1 bulan sekali.
b. Umur kehamilan 6 – 8 bulan : 2 minggu sekali.
c. Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali.
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapatkan Fe 90
tablet, B complex, kalsium, yodium, selama kehamilan imunisasi
selama hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4 minggu, setelah
mendapat penyuluhan, perawatan payudara, senam hamil, nutrisi, ibu
merasakan pergerakan anak mulai umur kehamilan 5 bulan.
5. Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal persalin, jenis persalinan, lama persalinan (kala I, kala II,
kala III) dalam menit. Dan data tentang ke adaan ketuban, ke adan plasenta
(berat, insersi, panjang ) dan laserasi jalan lahirdengan derajat laserasi
yang terjadi.
6. Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit baik itu riw
kesehatan yang lalu, sekarang dan keluarga. Pola kebutuhan sehari-hari
33
3) Pemeriksaan Penunjang, pemeriksaan labolatorium meliputi
pemeriksaan Hb dan protein urin.
8. Analisis Diagnosa
Menemukan diagnosa masalah data dikumpulkan dan
dikelompokan, lalu di identifikasikan, sehingga di dapatkan suatu
kesimpulan masalah yang dialami klien
9. Diagnosa Potensial
Masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan
mengancam keselamtan kliaen
10. Tindakan segera
Tindakan yang harus secara cepat dan tepat tidak dapat ditunda
karena bila terlambat datang menangani akan nerakibat fatal terhadap
kesejahterahaan klien
11. Perencanaan
Menyusun rencana, menentukan tujuan dan kriteria hasil
12. Pelaksanaan
Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
ditetapkan, pelaksanan ini bidan harus secara mandiri dan apabila kasus
memerlukan tindakan diluar rencana dilakukan tindakan kolaborasi.
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan segera secara efisien dan
aman terhadap ibu post partum.
13. Evaluasi
Tindakan pengukuran antara keberhasilan tindakan yang dilakukan
sesuai dengan rencana. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan yang dilakukan.
34
BABA III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data
objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post
partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah
normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh proses
persalinan.
Masa nifasa adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak tidak pasti sebagian besar
mengganggapnya 4 sampai 6 minggu, walaupun merupakan masa yang
relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh
banyak perubahan fisiologis.
Masa nifas atau masa puerperium adalah adalah masa setelah partus
selesai, dan berakhir setelah sekira-kira 6 minggu. (Hanif W. dalam Asuhan
Pada Ibu Dalam Masa Nifas.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang bermitra dengan perempuan bidan
hrus bisa memberikan asuhan yang baik bagi ibu-ibu postpartum. Tidak
hanya bidan yang bisa melakukan ini tetapi perawat juga bisa dengan cara
berkolaborasi saat di rumah sakit, perawat dengan benar dan melakukan
pengkajian fisik dan psikososial sesuai dengan yang dialami oleh ibu. Dan
mengkaji riwayat kesehatan, serta pemeriksaan fisik yang sitematis terhadap
ibu.
35