Laporan Pptu
Laporan Pptu
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Indonesia disekitar tahun 1880, namun penyakit ini dapat dikendalikan dengan
penggunaan varietas tahan yaitu Kopi Robusta. Penyakit tanaman juga menyerang
pada komoditas hortikultura. Pada tahun 1950-an Citrus Vein Phloem
Degenartion (CVPD) telah menyebabkan kemunduran produktivitas jeruk siam di
Pulau Jawa.
penyakit tanaman menyebabkan banyak sekali kerugian, baik itu kerugian
secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian yang ditimbulkan dapat
digolongkan sebagai berikut:
Mengurangi Kuantitas Hasil
Menurunkan Mutu Hasil
Meningkatkan Biaya Produksi
Kerusakan Hasil Tanaman
Gangguan Pada Manusia
1. Jamur
3
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur
- Penyakit garis kuning pada daun, yang disebabkan oleh cendawan yang bernama
Fusarium oxysporum.
- Penyakit Batang Dry Basal Rot, yang disebabkan oleh cendawan Ceratocyctis
paradoxa
- Penyakit busuk tandan (bunch rot), yang disebabkan oleh cendawan Marasmius
palmivorus sharples.
2. Bakteri
3. Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat
terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena
dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang
sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan.
4
Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus:
- Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus ini dengan
perantara wereng coklat dan wereng hijau.
4. Alga (Ganggang)
a. Gejala
5
berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau
coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah
kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit
hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering.
Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat
bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman
di lahan.
b. Penyebab
c. Pengendalian
a. Gejala
Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling
dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman
varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan penyebab busuk
pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung. Cendawan ini bertahan hidup
sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-
sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik
6
akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi
semacam ini merupakan sumber inokulum utama.
b. Penyebab
c. Pengendalian
- Pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
a. Gejala
7
Penyakit bulai tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik dimana
gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala
lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik
tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi. Tanaman terinfeksi penyakit bulai
saat umur tanaman masih muda umumnya tidak menghasilkan buah, tetapi bila
terinfeksi saat tanaman sudah tua masih dapat terbentuk buah, sekalipun buahnya
kecil-kecil karena umumnya pertumbuhan tanaman mengerdil.
b. Penyebab
c. Pengendalian
- Menanam varietas tahan penyakit bulai seperti varietas Bima 1, Bima 3, Bima 9,
Bima 14, Bima 15, Lagaligo, atau Gumarang
- Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai
satu bulan
- Penanaman jagung secara serempak
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman)
pada tanaman terserang penyakit bulai
- Penggunaan fungisida metalaksil saat perlakuan benih dengan dosis 2 gram (0,7
g bahan aktif) /kg benih
8
5. Busuk tongkol Diplodia
a. Gejala
b. Pengendalian :
- Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lahan, jika musim hujan
bagian batang di bawah tongkol dipotong agar ujung tongkol tidak mengarah ke
atas.
7. Busuk Batang
a. Gejala
9
menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, serta
bagian kulit luarnya tipis. Pangkal batang teriserang akan memperlihatkan warna
merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat
disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum,
Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina
phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan
Cephalosporium acremonium. Di Sulawesi Selatan, penyebab penyakit busuk
batang yang telah berhasil diisolasi adalah Diplodia sp., Fusarium sp. dan
Macrophomina sp.
b. Penularan
c. Pengendalian
- Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang seperti BISI-1, BISI-4,
BISI-5, Surya, Exp.9572, Exp. 9702, Exp. 9703, CPI-2, FPC 9923, Pioneer-8,
Pioneer-10, Pioneer-12, Pioneer-13, Pioneer-14, Semar-9, Palakka, atau J1-C3.
10
- Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan
dengan cendawan antagonis Trichodermasp.
a. Gejala
a. Penyebab
b. Pengendalian
a. Gejala
Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras
patogennya yaitu ras O dan T. Ras O bercak berwarna coklat kemerahan
berukuran 0,6 x (1,2-1,9) cm, sedangkan Ras T bercak berukuran lebih besar yaitu
(0,6-1,2)x(0,6-2,7) cm. Ras T berbentuk kumparan, bercak berwarna hijau kuning
atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih
berbahaya (virulen) dibanding ras O. Serangan pada bibit tanaman menyebabkan
11
tanaman menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu setelah tanam.
Tongkol terserang/terinfeksi dini menyebabkan bijinya akan rusak lalu busuk,
bahkan tongkol jagung dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat di seluruh bagian
tanaman (baik daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji, maupun tongkol
jagung). Permukaan biji terinfeksi tertutup miselium berwarna abu-abu sampai
hitam sehingga dapat menurunkan hasil produksi secara signifikan. Cendawan ini
dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di
lahan atau pada biji jagung di penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau
percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.
b. Penyebab
c. Pengendalian
a. Gejala
12
b. Pengendalian
- Mencabut tanaman jagung terinfeksi virus seawal mungkin agar tidak menjadi
sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman musim mendatang.
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu pada daun pertama berupa
bercak-bercak berisi uredia (badan buah yang memproduksi spora). Bercak ini
berkembang ke daun-daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman.
Bercak terutama terdapat pada permukaan bawah daun. Warna bercak coklat
kemerahan seperti warna karat. Bentuk bercak umumnya bersudut banyak
berukuran sampai 1 mm. Bercak juga terlihat pada bagian batang dan tangkai
daun.
13
4. Penyakit Antraknosa (Collecticum dematium)
Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar,
kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun, batang dan
polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas. Bagian tanaman
yang terserang berat akan kering. Pada kondisi yang sangat lembab timbul
miselium yang menyebabkan daun-daun akan lengket satu sama lain
Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau pucat, tampak pada kedua
permukaan daun, menonjol pada bagian tengah lalu menjadi bisul warna coklat
muda atau putih pada permukaan bawah daun. Gejala ini sering dikacaukan
dengan penyakit karat kedelai. Tetapi bercak karat lebih kecil dan sporanya
kelihatan jelas. Bercak bervariasi dari bintik kecil sampai besar tak beraturan,
berwarna kecoklatan. Bercak kecil bersatu membentuk daerah nekrotik yang
mudah robek oleh angin sehingga daun berlubang-lubang. Pada infeksi berat
menyebabkan daun gugur.
14
oleh virus. Pada permukaan bawah daun terutama di pagi hari yang dingin timbul
miselium dan konidium.
Gejala serangan berupa Tulang daun pada daun yang masih muda menjadi
kurang jernih. Selanjutnya daun berkerut dan mempunyai gambaran mosaik
dengan warna hijau gelap di sepanjang tulang daun. Tepi daun sering mengalami
klorosis. Tanaman yang terinfeksi SMV ukuran bijinya mengecil dan jumlah biji
berkurang sehingga hasil biji turun.
15
2 Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).
Gejala kuning terlihat berupa vein clearing (pemucatan tulang daun), daun
berwarna kuning cerah, dan daun pucuk berukuran kecil.
Gejala mosaik yang muncul pada kacang panjang yang diinfeksi BCMV
ditunjukkan berupa pola warna kuning dan hijau pada daun, vein banding dan
malformasi. Ditularkan oleh kutu daun
16
Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin
lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin
cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua.
Gejala: (1) terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong
buncis muda; (2) bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua.
Gejala: tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang
tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan
17
kalau dipijit keluar lendir berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa
sampai ke daun. Akar yang sakit juga berwarna cokelat.
18
BAB III
METODOLOGI
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air, benih jagung
varietas Benzona, benih kedelai varietas Anjasmoro, benih kacang panjang
Kanton Tavi, dan benih buncis, pupuk kandang (sapi) 8 kg/ bedengan dan ajir.
Sedangkan alat yang digunakan yaitu cangkul, sabit kecil, meteran (cm), alat tulis
dan kamera (handphone).
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada tanggal 2 Februari 2017 untuk
menghilangkan gulma-gulma yang ada pada lahan sebelum lahan di tanam
kembali.
2. Sistem Pembukaan lahan
Sistem pembukaan lahan pada praktikum ini dilakukan dengan manual yaitu
dengan menggunakan cangkul, mengumpulkan gulma ke tempat yang jauh tanpa
melakukan pembakaran. Tujuan pembukaan lahan dengan menggunakan sistem
ini agar kandungan bahan organik dalam tanah tetap terjaga dan biota-biota dalam
tanah tidak terganggu.
3. Sistem Olah tanah
Sistem olah tanah pada praktikum ini menggunakan teknik olah tanah
konvensional yang dilakukan dengan menggunakan cangkul sehingga tanah lebih
gembur. Kemudian dibentuk bedengan dengan ukuran 2 m x 2 m. Pembentukan
bedengan dilakukan pada tanggal 4 Februari 2017.
19
4. Sistem Pemupukkan
Pemberian pupuk kandang sapi pada tanggal 18 Februari 2017. Sistem
pemupukkan pada praktikum ini dilakukan dengan cara sebar. Adapun jenis
pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang sapi sebanyak 8 kg/ bedengan.
Pemupukkan dilakukan sebelum penanaman dilakukan. Bedengan yang telah
diberi pupuk kandang ayam dibiarkan selama 1 minggu dan setiap hari disiram
pada pagi dan sore hari.
5. Sistem penanaman
Sistem penanaman dilakukan dengan memasukkan sebanyak 2-3
benih kedalam lubang tanam. Untuk jarak tanam tanaman jagung yaitu 60 x 25
cm, buncis 50 x 40 cm, kedelai 30 x 30 cm dan kacang panjang 60 x 20 cm.
Setelah memasukkan benih kedalam lubang tanam, menutup kembali dengan
tanah.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada praktikum ini meliputi penyulaman, penyiraman yang
dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore hari dan penyiangan dilakukan sesuai dengan
kondisi gulma dilapangan.
7. Pengamatan
Pengamatan pada praktikum ini dilakukan setelah satu minggu penanaman
tanaman. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Februari hingga 10 Mei 2017.
Pengamatan dilakukan setiap hari (pagi dan sore hari). Parameter yang diamati
meliputi jenis penyakit yang menyerang dan gejala serangan yang ditimbulkan
oleh patogen pada kacang panjang, jagung, buncis, dan kedelai kemudian di
dokumentasikan.
20
BAB IV
4.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan penyakit pada tanaman Jagung, Kedelai, Buncis dan
Kacang Panjang.
Tanaman
No Penyakit Gambar Perbesaran gambar
Utama
Hawar
daun
1 Jagung Hawar
pelepah
Penyakit
karat
21
Belakang daun Belakang daun
Penyakit
2 Kedelai
karat
Kacang Penyakit
4
panjang karat
4.2 Pembahasan
22
Dari hasil pengamatan praktikum di lapangan terhadap tanaman jagung,
kedelai, buncis, dan kacang panjang, ditemukan beberapa penyakit yang
menyerang tanaman tersebut. Pada jagung terdapat penyakit hawar daun, hawar
pelepah, dan karat daun, pada tanaman kedelai terdapat penyakit karat daun, pada
tanaman buncis terdapat penyakit rebah kecambah, dan pada kacang panjang
terdapat penyakit karat daun.
Penyakit hawar pelepah atau sering disebut busuk pelepah pada tanaman
jagung disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Gejala serangan yang
ditimbulkan oleh cendawan ini ialah umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak
berwarna agak kemerahandan pada akhirnya berubah menjadi abu-abu, bercak
meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak
23
beraturan mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat. Gejala
hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah
dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapat
mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan
sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan
tanah yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang
pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum
utama.
24
tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim
kemarau (Burhanuddin, 2009).
25
beraturan pada permukaan daun. Pada umumnya gejala karat muncul pada
permukaan bawah daun Bercak tersebut kemudian berubah menjadi coklat atau
coklat tua dan membentuk pustul . Pustul merupakan kumpulan uredium. Pustul
yang telah matang akan pecah dan mengeluarkan tepung yang warnanya seperti
karat besi. Tepung tersebut merupakan kantung-kantung spora yang disebut
uredium dan berisi uredospora. Penyakit karat menyebabkan daun menjadi kering
dan rontok sebelum waktunya. Stadium awal penyakit karat mungkin tidak dapat
dibedakan dengan pustul bakteri atau embun bulu (downy mildew).
Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar,
kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun, batang dan
polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas. Bagian tanaman
yang terserang berat akan kering. Pada kondisi yang sangat lembab timbul
miselium yang menyebabkan daun-daun akan lengket satu sama lain
26
BAB V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
Latifahani, Nur., et al. 2014. Ketahanan Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.)
Terhadap Serangan Penyakit Hawar Daun. Universitas Brawijaya, Malang.
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 ISSN : 2338 – 4336.
Purwaningsih, Ni Yoman A., et al. 2016. Pengaruh Penyakit Virus Mosaik dan
Kuning Terhadap Hasil Panen Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
di Desa Perean, Baturiti, Tabanan. Universitas Udayana. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 5, No. 3.
Sumartini. 2010. Penyakit Karat Pada Kedelai dan Cara Pengendaliannya yang
Ramah Lingkungan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian, Malang. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3).
28
Surtikanti. 2012. Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia. Superman: Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.1.
Susmawati. 2014. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Cara
Pengendaliannya. Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang.
29