Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari


tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit
tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit
tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen
penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari
19 persen ( Jackson, 2009).
Timbulnya gejala penyakit disebabkan karena adanya interaksi antara
tanaman inang dan patogen. Penamaan gejala penyakit dapat didasarkan kepada
tanda penyakit, perubahan bentuk, tanaman, pertumbuhan tanaman dan
sebagainya. Sebagai akibat terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit,
maka akan terjadi perubahan pada tanaman dalam: Bentuk, ukuran, warna, tekstur
dan lain-lain.
Perubahan tersebut seringkali merupakan gejala yang khas untuk penyakit
tertentu. Tetapi adakalanya untuk satu macam penyakit menimbulkan lebih dari
satu macam perubahan. Sering kali patogen penyebab penyakit tersebut dapat
ditemukan pada jaringan yang terserang (internal) atau pada bagian permukan
jaringan (eksternal) dalam bentuk tubuh buah, sclerotium dan sebagainya.
Tanaman yang sakit adalah tanaman yang tidak dapat melakukan
aktifitasfisiologis secara sempurna, yang akan mengakibatkan tidak sempurnanya
produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara umum penyakit
tanamandiakibatkan oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah penyakit
tanamanyang disebabkan oleh mikroorganisme (mahluk hidup) yang antara lain
berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, MLO dan lain-lain. Sedangkan faktor
abiotik antara lain pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara atau
keracunanunsur hara (Mynature-faiq, 2010).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui
gejala penyakit yang ditimbulkan pada tanaman yang di budidayakan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit tanaman adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada


tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat bereproduksi atau mati secara
perlahan-lahan. Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak
jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh
mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat
disebabkan oleh virus. Penyakit-penyakit tanaman ini mengakibatkan tidak dapat
berfungsinya bagian-bagian tanaman menjalankan fungsinya akibat kerusakan
yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Jumlah penduduk dunia di tahun 2013 ini ditaksir sekitar 6.973.738.433


jiwa, sedangkan 2.873.839.221 jiwa diantaranya berada dalam kekurangan
pangan. Penyakit tumbuhan yamg berulang kali menimbulkan kerugian besar
dalam kegiatan budidaya tanaman semakin memperburuk pasokan ketersediaan
bahan pangan. Contohnya seperti pada abad ke-10 silam telah timbul penyakit
tanaman mematikan penyebabnya tidak diketahui secara pasti, sehingga penyakit
ini disebut penyakit api suci (holy fire) yang hingga akhirnya penyakit ini
disebabkan oleh infeksi jamur Claviceps purpurea. Contoh lain adalah Jamur
Phytophthora infestans yang pada tahun 1844 menyerang ratusan hektar kentang
di Amerika Serikat, hingga akhirnya pada tahun 1845 penyakit ini merebak
hingga perkebunan-perkebunan kentang yang ada di Eropa. Penyakit tanaman
juga menyebabkan bencana kelaparan di Bangladesh. Bencana ini terjadi karena
padi yang mereka tanam terserang oleh Drechslera oryzae, Helminthosporium
oryzae. Saking mengerikannya, bencana ini hingga disebut “The Great Bengal
Famine”.
Di Indonesia, penyakit tanaman juga menyebabkan banyak sekali
kerugian. contohnya di sekitar awal abad 18 penyakit sereh merusak puluhan ribu
hektare tebu di Pulau Jawa. Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini
akhirnya pada tahun 1930 dapat hilang setelah digalakkannya penggunaan
varietas tahan POJ 2878 (varietas tebu ajaib). Selain itu, penyakit karat daun kopi
yang ditimbulkan oleh jamur karat Hemileia vastatrix telah merusak kopi

2
Indonesia disekitar tahun 1880, namun penyakit ini dapat dikendalikan dengan
penggunaan varietas tahan yaitu Kopi Robusta. Penyakit tanaman juga menyerang
pada komoditas hortikultura. Pada tahun 1950-an Citrus Vein Phloem
Degenartion (CVPD) telah menyebabkan kemunduran produktivitas jeruk siam di
Pulau Jawa.
penyakit tanaman menyebabkan banyak sekali kerugian, baik itu kerugian
secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian yang ditimbulkan dapat
digolongkan sebagai berikut:
 Mengurangi Kuantitas Hasil
 Menurunkan Mutu Hasil
 Meningkatkan Biaya Produksi
 Kerusakan Hasil Tanaman
 Gangguan Pada Manusia

2.1 Jenis-jenis Penyakit Tumbuhan

1. Jamur

Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang


hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga,
hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air,
serangga, atau sentuhan tangan.

Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya


buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun,
akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut
akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh
permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.

Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi


permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula
dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan
jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika
kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan
yang ada di atasnya akan layu dan mati.

3
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur

- Penyakit Antraknosa, yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici.

- Penyakit garis kuning pada daun, yang disebabkan oleh cendawan yang bernama
Fusarium oxysporum.

- Penyakit Batang Dry Basal Rot, yang disebabkan oleh cendawan Ceratocyctis
paradoxa

- Penyakit busuk tandan (bunch rot), yang disebabkan oleh cendawan Marasmius
palmivorus sharples.

2. Bakteri

Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian


tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya
sangat menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan
tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan
menggunakan bakterisida.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri:

- Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), yang disebabken oleh


bakteri Candidatus Liberibacter asiaticus.

- Penyakit hawar daun tanaman padi, yang disebabkan bakteri Xanthomonas


oryzae.

- Penyakit Nematoda, yang disebabkan oleh bakteri Nematoda rhadinaphelenchus


cocophilus.

3. Virus

Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat
terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena
dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang
sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan.

4
Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus:

- Virus TMV (Tobacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun


tembakau.menimbulkan bercak-bercak putih, menyerang permukaan atas daun
tebakau

- Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus ini dengan
perantara wereng coklat dan wereng hijau.

4. Alga (Ganggang)

Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat menyebabkan bercak


karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain
jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga
biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada
daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat
kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak
sehingga cukup merugikan.

Contoh penyakit yang disebabkan oleh Alga (Ganggang):

- Penyakit Karat Merah, yang disebabkan oleh ganggang Cephaleuros heningsii,


Schm.

2.2 Peyakit pada Tanaman Jagung

Penyakit yang menyerang selama budidaya jagung juga berpotensi


menimbulkan kerugian. Serangan parah penyakit-penyakit ini jika tidak
dikendalikan dapat menurunkan hasil produksi jagung sehingga juga menurunkan
pendapatan petani. Adapun penyakit tanaman jagun biasanya disebabkan oleh
serangan hawar daun, busuk pelepah, penyakit bulai, busuk tongkol, busuk
batang, karat daun, bercak daun, serta virus.

1. Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)

a. Gejala

Awal terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil,


berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan

5
berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau
coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah
kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit
hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering.
Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat
bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman
di lahan.

b. Penyebab

Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum.

c. Pengendalian

 Menanam varietas tahan hawar daun, seperti : Bisma, Pioner-2, pioner-14,


Semar-2 dan semar-5.
 Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman)
pada tanaman terinfeksi bercak daun.
 Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mankozeb atau
dithiocarbamate. Dosis sesuai petunjuk di kemasan.

2. Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani)

a. Gejala

Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah


daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah
menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan
sklerotium berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian berubah menjadi
cokelat.

Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling
dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman
varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan penyebab busuk
pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung. Cendawan ini bertahan hidup
sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-
sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik

6
akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi
semacam ini merupakan sumber inokulum utama.

b. Penyebab

Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani.

c. Pengendalian

- Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar


pelepah seperti: Semar-2, Rama, Galur GM 27

- Diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban


tidak terlalu tinggi

- Lahan memilik idrainase baik

- Pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama

- Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim.


Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

3. Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

Penyakit bulai merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini


menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit serta saat
umur tanaman jagung masih muda (antara 1-2 minggu setelah tanam). Kehilangan
hasil produksi akibat penularan penyakit bulai dapat mencapai 100%, terutama
varietas rentan.

a. Gejala

Gejala khas penyakit bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang


sejajar tulang daun dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Bagian daun
permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung, sangat jelas
di pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk
pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun
menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang
berlebihan.

7
Penyakit bulai tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik dimana
gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala
lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik
tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi. Tanaman terinfeksi penyakit bulai
saat umur tanaman masih muda umumnya tidak menghasilkan buah, tetapi bila
terinfeksi saat tanaman sudah tua masih dapat terbentuk buah, sekalipun buahnya
kecil-kecil karena umumnya pertumbuhan tanaman mengerdil.

b. Penyebab

Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora


maydis dan Peronosclerospora philippinensis yang luas sebarannya,

c. Pengendalian

- Menanam varietas tahan penyakit bulai seperti varietas Bima 1, Bima 3, Bima 9,
Bima 14, Bima 15, Lagaligo, atau Gumarang
- Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai
satu bulan
- Penanaman jagung secara serempak
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman)
pada tanaman terserang penyakit bulai

- Penggunaan fungisida metalaksil saat perlakuan benih dengan dosis 2 gram (0,7
g bahan aktif) /kg benih

4. Busuk tongkol Fusarium

Gejala penyakit ini ditandai permukaan biji tongkol jagung berwarna


merah jambu sampai coklat, kadang-kadang diikuti oleh pertumbuhan miselium
seperti kapas berwarna merah jambu. Cendawan berkembang baik pada sisa
tanaman maupun di dalam tanah, cendawan ini dapat terbawa benih,
penyebarannya dapat melalui angin atau tanah. Penyakit busuk tongkol Fusarium
disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium moniliforme.

8
5. Busuk tongkol Diplodia

Serangan busuk tongkol diplodia ditandai adanya warna coklat pada


klobot. Jika infeksi terjadi setelah 2 minggu keluarnya rambut jagung
menyebabkan biji berubah menjadi coklat, kisut akhirnya busuk. Miselium
cendawan diplodia berwarna putih, piknidia berwarna hitam tersebar pada
kelobot. Infeksi dimulai dari dasar tongkol berkembang ke bongkol kemudian
merambat ke permukaan biji serta menutupi kelobot. Cendawan dapat bertahan
hidup dalam bentuk spora dan piknidia berdinding tebal pada sisa tanaman di
lahan. Gejala busuk tongkol Diplodia disebabkan oleh infeksi cendawan Diplodia
maydis.

6. Busuk tongkol Gibberella

a. Gejala

Serangan dini pada tongkol jagung dapat menyebabkan tongkol jagung


menjadi busuk, kelobotnya saling menempel erat pada tongkol, serta buahnya
berwarna biru hitam di permukaan kelobot maupun bongkol.

b. Pengendalian :

- Menggunakan pemupukan berimbang.

- Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lahan, jika musim hujan
bagian batang di bawah tongkol dipotong agar ujung tongkol tidak mengarah ke
atas.

- Pergiliran tanaman mengunakan tanaman bukan termasuk padi-padian, karena


patogen ini mempunyai banyak tanaman inang.

7. Busuk Batang

a. Gejala

Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas


rentan hingga 65%. Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau
kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif,
yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang terserang berubah warna dari hijau

9
menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, serta
bagian kulit luarnya tipis. Pangkal batang teriserang akan memperlihatkan warna
merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat
disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum,
Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina
phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan
Cephalosporium acremonium. Di Sulawesi Selatan, penyebab penyakit busuk
batang yang telah berhasil diisolasi adalah Diplodia sp., Fusarium sp. dan
Macrophomina sp.

b. Penularan

Cendawan patogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia


pada permukaan tanaman inangnya. Konidia dapat disebarkan oleh angin, air
hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan
pada sisa-sisa tanaman terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang
berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya, spora
akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung
akan tumbuh lalu menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal
dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria, serta mampu masuk ke
jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke
tongkol jagung. Akibat lebih kanjut, biji terinfeksi jika ditanam dapat
menyebabkan penyakit busuk batang.

c. Pengendalian

- Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang seperti BISI-1, BISI-4,
BISI-5, Surya, Exp.9572, Exp. 9702, Exp. 9703, CPI-2, FPC 9923, Pioneer-8,
Pioneer-10, Pioneer-12, Pioneer-13, Pioneer-14, Semar-9, Palakka, atau J1-C3.

- Melakukan pergiliran tanaman.


- Melakukan pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K
rendah.
- Drainase baik.

10
- Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan
dengan cendawan antagonis Trichodermasp.

8. Karat Daun (Puccinia polysora)

a. Gejala

Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat di


permukaan daun jagung bagian atas maupun bawah, uredinia menghasilkan
uredospora berbentuk bulat atau oval serta berperan penting sebagai sumber
inokulum dalam menginfeksi Tanaman jagung lainnya, sebarannya melalui angin.
Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi, infeksinya
berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.

a. Penyebab

Penyakit karat disebabkan oleh Puccinia polysora

b. Pengendalian

- Menanam varietas tahankarat daun, seperti Lamuru, Sukmaraga, Palakka, Bima-


1 atau Semar-10
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman)
pada tanaman terinfeksi karat daun maupun gulma

- Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif benomil. Dosis/konsentrasi


sesuai petunjuk di kemasan.

9 Bercak Daun (Bipolaris maydis Syn.)

a. Gejala

Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras
patogennya yaitu ras O dan T. Ras O bercak berwarna coklat kemerahan
berukuran 0,6 x (1,2-1,9) cm, sedangkan Ras T bercak berukuran lebih besar yaitu
(0,6-1,2)x(0,6-2,7) cm. Ras T berbentuk kumparan, bercak berwarna hijau kuning
atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih
berbahaya (virulen) dibanding ras O. Serangan pada bibit tanaman menyebabkan

11
tanaman menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu setelah tanam.
Tongkol terserang/terinfeksi dini menyebabkan bijinya akan rusak lalu busuk,
bahkan tongkol jagung dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat di seluruh bagian
tanaman (baik daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji, maupun tongkol
jagung). Permukaan biji terinfeksi tertutup miselium berwarna abu-abu sampai
hitam sehingga dapat menurunkan hasil produksi secara signifikan. Cendawan ini
dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di
lahan atau pada biji jagung di penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau
percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.

b. Penyebab

Penyakit bercak daun penyebabnya adalah Bipolaris maydis Syn. Pada B.


maydis ada dua ras yaitu ras O dan ras T.

c. Pengendalian

- Menanam varietas tahan serangan bercak daun, seperti Bima-1, Srikandi


Kuning-1, Sukmaraga atau Palakka

- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai akarnya (Eradikasi tanaman) pada


tanaman terinfeksi bercak daun

- Penggunaan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim.


Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

10. Virus Mosaik

a. Gejala

Gejala penyakit virus mozaik pada budidaya jagung ditandai tanaman


jagung menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-
garis kuning, jika dilihat secara keseluruhan tanaman tampak berwarna agak
kekuningan mirip gejala bulai namun permukaan daun bagian bawah maupun atas
apabila dipegang tidak terasa adanya serbuk spora. Penularan virus dapat terjadi
secara mekanis atau melalui serangga Myzus percicae dan Rhopalopsiphum
maydis secara nonpersisten. Tanaman jagung terinfeksi virus ini umumnya
menjadikan penurunan hasil secara signifikan.

12
b. Pengendalian

- Mencabut tanaman jagung terinfeksi virus seawal mungkin agar tidak menjadi
sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman musim mendatang.

- Melakukan pergiliran tanaman, tidak menanam tanaman jagung secara terus


menerus di lahan yang sama.

- Penyemprotan pestisida apabila di lapangan populasi vektor cukup tinggi.


Dosis/konsentrasi tidak melebihi anjuran dalam kemasan.

- Tidak menanam benih jagung dari tanaman terinfeksi virus.

2.3. Penyakit Penting pada Kedelai

1. Penyakit Karat Daun ( jamur Phakospora pachyrhizi Syd)

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu pada daun pertama berupa
bercak-bercak berisi uredia (badan buah yang memproduksi spora). Bercak ini
berkembang ke daun-daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman.
Bercak terutama terdapat pada permukaan bawah daun. Warna bercak coklat
kemerahan seperti warna karat. Bentuk bercak umumnya bersudut banyak
berukuran sampai 1 mm. Bercak juga terlihat pada bagian batang dan tangkai
daun.

2. Penyakit bercak daun target spot (Corynespora cassiicola)

Gejala serangan Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang,


polong, biji, hipokotil, dan akar, dengan diameter 10-15 mm. kadang-kadang
mengalami sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak (target).
Gejala terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh.

3. Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)

Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman


berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: layu mendadak
bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.

13
4. Penyakit Antraknosa (Collecticum dematium)

Gejala serangan Penyakit Antraknosa menyerang batang, polong, dan


tangkai daun. Akibat serangan adalah perkecambahan biji terganggu, kadang-
kadang bagian-bagian yang terserang tidak menujukkan gejala. Gejala hanya
timbul bila kondisi menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pada
permukaan bawah tanaman terserang biasanya menebal dengan warna kecoklatan.
Pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi
ciri khas.

5. Rebah Kecambah, Busuk Daun, Batang dan Polong (Rhizoctonia


solani)

Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar,
kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun, batang dan
polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas. Bagian tanaman
yang terserang berat akan kering. Pada kondisi yang sangat lembab timbul
miselium yang menyebabkan daun-daun akan lengket satu sama lain

6 Penyakit Pustul Bakteri (Xanthomonas axonopodis pv glycines)

Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau pucat, tampak pada kedua
permukaan daun, menonjol pada bagian tengah lalu menjadi bisul warna coklat
muda atau putih pada permukaan bawah daun. Gejala ini sering dikacaukan
dengan penyakit karat kedelai. Tetapi bercak karat lebih kecil dan sporanya
kelihatan jelas. Bercak bervariasi dari bintik kecil sampai besar tak beraturan,
berwarna kecoklatan. Bercak kecil bersatu membentuk daerah nekrotik yang
mudah robek oleh angin sehingga daun berlubang-lubang. Pada infeksi berat
menyebabkan daun gugur.

7 Penyakit Downy Mildew (Peronospora manshurica)

Pada permukaan bawah daun timbul bercak warna putih kekuningan,


umumnya bulat dengan batas yang jelas, berukuran 1-2 mm. Kadang-kadang
bercak menyatu membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat
menyebabkan bentuk daun abnormal, kaku dan mirip penyakit yang disebabkan

14
oleh virus. Pada permukaan bawah daun terutama di pagi hari yang dingin timbul
miselium dan konidium.

8 Penyakit Hawar, Bercak Daun dan Bercak Biji Ungu (Cercospora


kikuchii)
Gejala pada daun, batang dan polong sulit dikenali sehingga pada polong
yang normal mungkin bijinya sudah terinfeksi. Gejala awal pada daun timbul saat
pengisian biji dengan kenampakan warna ungu muda yang selanjutnya menjadi
kasar, kaku dan berwarna ungu kemerahan. Gejala mudah diamati pada biji yang
terserang yaitu timbul bercak berwarna ungu.

9 Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium sp)

Penyakit ini menyerang batang. Penularan melalui tanah dan irigasi.


Gejala: batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan
mati.

10 Penyakit Hawar Batang ( jamur Sclerotium rolfsii Sacc)

Gejala layu mendadak merupakan gejala pertama yang timbul. Daun-daun


yang terinfeksi mula-mula berupa bercak bulat berwarna merah sampai coklat
dengan pinggir berwarna coklat tua, kemudian mengering dan sering menempel
pada batang mati. Gejala khas patogen ini adalah miselium putih yang terbentuk
pada pangkal batang, sisa daun dan pada tanah di sekeliling tanaman sakit.

11 Penyakit Virus mosaik ( Soybean Mosaic Virus / SMV)

Gejala serangan berupa Tulang daun pada daun yang masih muda menjadi
kurang jernih. Selanjutnya daun berkerut dan mempunyai gambaran mosaik
dengan warna hijau gelap di sepanjang tulang daun. Tepi daun sering mengalami
klorosis. Tanaman yang terinfeksi SMV ukuran bijinya mengecil dan jumlah biji
berkurang sehingga hasil biji turun.

2.3. Penyakit Penting pada Kacang Panjang

1 Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )

Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah,


semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji.

15
2 Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).

Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya


tidak

beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.

3 Penyakit Mungbean Yellow Mosaic Virus (MYMV)

Gejala kuning terlihat berupa vein clearing (pemucatan tulang daun), daun
berwarna kuning cerah, dan daun pucuk berukuran kecil.

4 Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt


Virus.)

Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang


sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit
ditularkan vektor kutu daun.

5 Penyakit bercak daun (jamur Cercospora sp)

Gejalanya berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada permukaan daun


bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah tampak
berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan
diameter 1-5 mm.

6 Penyakit mosaik kuning (Bean common mosaic virus/BCMV)

Gejala mosaik yang muncul pada kacang panjang yang diinfeksi BCMV
ditunjukkan berupa pola warna kuning dan hijau pada daun, vein banding dan
malformasi. Ditularkan oleh kutu daun

7 Penyakit Layu Sklerotium (cendawan Sclerotium rolfsii Sacc)

Gejalanya pada pangkal batang mula-mula terdapat benang-benang putih


seperti bulu berubah bentuk menjadi butir-butir bulat atau jorong dan warnanya
berubah menjadi cokelat.

8 Penyakit Karat Daun (cendawan Uromyces phaseoli Wint)

16
Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin
lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin
cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua.

9 Penyakit Layu Fusarium (cendawan Fusarium oxysporum sp)

Gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian


menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Warna kuning ini juga
dapat menjalar ke helai daun.

10 Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )

Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan mati.

2.4. Penyakit Penting pada Kacang Buncis

1 Penyakit Antraknosa ( cendawan Colletotrichum lindemuthianum )

Gejala: (1) terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong
buncis muda; (2) bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua.

2 Penyakit busuk lunak (bakteri Erwinia carotopora)

Gejala: Daun berbercak, berair dan warnanya menjadi kecokelatan. Gejala


ini akan cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi
lunak, berlendir dan berbau busuk. Kadang-kadang roboh bila yang terserang
batangnya.

3 Penyakit hawar daun (bakteri Xanthomonas campestris)

Gejala: Pertama-tama terlihat bercak kuning di bagian tepi daun, kemudian


meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering dan berwarna
cokelat kekuningan. Bila serangannya hebat, daun berwarna kuning seluruhnya
dan akhirnya rontok. Kemudian gejala tersebut dapat meluas ke batang, sehingga
lama-kelamaan tanaman akan mati.

4 Penyakit layu (bakteri Pseudomonas sollanacearum)

Gejala: tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang
tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan

17
kalau dipijit keluar lendir berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa
sampai ke daun. Akar yang sakit juga berwarna cokelat.

5 Penyakit bercak daun (cendawan Cercospora canescens)


Gejala: Daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-
kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.
Akibat lebih parah, daun menjadi layu lalu berguguran. Bila sampai menyerang
polong, maka polong berbercak kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan
ringan.

6 Penyakit ujung keriting (virus mosaik keriting)


Gejala: Daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedang
daun yang sudah tua menggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasa lebih
kaku, tangkai daun mengeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman
muda yang terserang menjadi kerdil.

7 Penyakit Damping Off (cendawan Phytium sp)


Gejala: Bagian batang yang terletak di bawah keping biji (hipokotil)
berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Akibatnya terjadi
nekrosa secara cepat, jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengkerut dan
mengecil sehingga batang tidak kuat lagi menyangga kotiledon dan kemudian
tanaman menjadi roboh.

8 Penyakit embun tepung ( cendawan Erysiphe polygoni )


Gejala: daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (seperti
beludru). Apabila serangan pada bunga ringan, maka polong masih dapat
terbentuk. Namun bila gagal serangannya berat akan dapat menggagalkan proses
pembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati. Bila polong yang diserang
maka polong tidak gugur, tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat surat
sehingga kualitasnya menurun.

9 Penyakit karat (cendawan Uromyces appendiculatus)


Gejala: Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna cokelat baik
dipermukaan daun sebelah atas maupun bawah dan biasanya dikelilingi oleh
jaringan khlorosis.Pada varietes yang tahan, gejalanya hanya berupa bintik-bintik
cokelat saja.

18
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Penyakit Penting Tanaman Utama ini dilaksanakan pada 2


Februari hingga 12 Mei 2017 di Lahan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air, benih jagung
varietas Benzona, benih kedelai varietas Anjasmoro, benih kacang panjang
Kanton Tavi, dan benih buncis, pupuk kandang (sapi) 8 kg/ bedengan dan ajir.
Sedangkan alat yang digunakan yaitu cangkul, sabit kecil, meteran (cm), alat tulis
dan kamera (handphone).

3.3 Prosedur Kerja

1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada tanggal 2 Februari 2017 untuk
menghilangkan gulma-gulma yang ada pada lahan sebelum lahan di tanam
kembali.
2. Sistem Pembukaan lahan
Sistem pembukaan lahan pada praktikum ini dilakukan dengan manual yaitu
dengan menggunakan cangkul, mengumpulkan gulma ke tempat yang jauh tanpa
melakukan pembakaran. Tujuan pembukaan lahan dengan menggunakan sistem
ini agar kandungan bahan organik dalam tanah tetap terjaga dan biota-biota dalam
tanah tidak terganggu.
3. Sistem Olah tanah
Sistem olah tanah pada praktikum ini menggunakan teknik olah tanah
konvensional yang dilakukan dengan menggunakan cangkul sehingga tanah lebih
gembur. Kemudian dibentuk bedengan dengan ukuran 2 m x 2 m. Pembentukan
bedengan dilakukan pada tanggal 4 Februari 2017.

19
4. Sistem Pemupukkan
Pemberian pupuk kandang sapi pada tanggal 18 Februari 2017. Sistem
pemupukkan pada praktikum ini dilakukan dengan cara sebar. Adapun jenis
pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang sapi sebanyak 8 kg/ bedengan.
Pemupukkan dilakukan sebelum penanaman dilakukan. Bedengan yang telah
diberi pupuk kandang ayam dibiarkan selama 1 minggu dan setiap hari disiram
pada pagi dan sore hari.

5. Sistem penanaman
Sistem penanaman dilakukan dengan memasukkan sebanyak 2-3
benih kedalam lubang tanam. Untuk jarak tanam tanaman jagung yaitu 60 x 25
cm, buncis 50 x 40 cm, kedelai 30 x 30 cm dan kacang panjang 60 x 20 cm.
Setelah memasukkan benih kedalam lubang tanam, menutup kembali dengan
tanah.

6. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada praktikum ini meliputi penyulaman, penyiraman yang
dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore hari dan penyiangan dilakukan sesuai dengan
kondisi gulma dilapangan.

7. Pengamatan
Pengamatan pada praktikum ini dilakukan setelah satu minggu penanaman
tanaman. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Februari hingga 10 Mei 2017.
Pengamatan dilakukan setiap hari (pagi dan sore hari). Parameter yang diamati
meliputi jenis penyakit yang menyerang dan gejala serangan yang ditimbulkan
oleh patogen pada kacang panjang, jagung, buncis, dan kedelai kemudian di
dokumentasikan.

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel hasil pengamatan penyakit pada tanaman Jagung, Kedelai, Buncis dan
Kacang Panjang.

Tanaman
No Penyakit Gambar Perbesaran gambar
Utama

Hawar
daun

1 Jagung Hawar
pelepah

Penyakit
karat

21
Belakang daun Belakang daun
Penyakit
2 Kedelai
karat

Dari depan daun Dari depan daun


Rebah
3 Buncis Tidak ada photo Tidak ada photo
kecambah

Kacang Penyakit
4
panjang karat

4.2 Pembahasan

22
Dari hasil pengamatan praktikum di lapangan terhadap tanaman jagung,
kedelai, buncis, dan kacang panjang, ditemukan beberapa penyakit yang
menyerang tanaman tersebut. Pada jagung terdapat penyakit hawar daun, hawar
pelepah, dan karat daun, pada tanaman kedelai terdapat penyakit karat daun, pada
tanaman buncis terdapat penyakit rebah kecambah, dan pada kacang panjang
terdapat penyakit karat daun.

 Penyakit hawar daun pada jagung

Penyakit hawar daun pada jagung disebabkan oleh cendawan


Helminthosporium turcicum yang merupakan penyebab penyakit penting pada
tanaman jagung di Indonesia. Gejala penyakit hawar daun ini pada awalnya
terlihat gejala berupa bercak kecil berbentuk oval dan semakin memanjang dan
berkembang menjadi nekrotik yang disebut dengan hawar, dan apabila sudah
sampai pada infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun tanaman
mengering bahkan menurut penelitian sebelumnya mengatakan apabila sudah
mencapai infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati. Bercak
daun pada hawar daun ini muncul awal pada daun yang terbawah kemudian
berkembang menuju daun atas.

Menurut Shurleff (1980) dalam Burhanuddin et al., (Tanpa tahun) bahwa


Sebaran inang penyakit hawar daun ini cukup luas, dalam keadaan tidak ada
tanaman jagung di lapangan, Helminthosporium dapat bertahan dalam bentuk
miselium dan spora pada sisa-sisa tanaman, pada biji dalam penyimpanan dan
berkembang pada rumputrumputan sebagai inang alternatif seperti sorgum, sudan
grass, jobson grass, gama grass, pearl, millet, teosinte, dan lovegrass.

 Penyakit hawar pelepah pada tanaman jagung

Penyakit hawar pelepah atau sering disebut busuk pelepah pada tanaman
jagung disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Gejala serangan yang
ditimbulkan oleh cendawan ini ialah umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak
berwarna agak kemerahandan pada akhirnya berubah menjadi abu-abu, bercak
meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak

23
beraturan mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat. Gejala
hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah
dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapat
mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan
sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan
tanah yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang
pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum
utama.

Faktor yang mendukung perkembangan penyakit busuk pelepah atau


hawar pelepah selain kelembaban yang tinggi dan drainase yang kurang baik juga
varietas yang digunakan. Sedangkan penggunaan varietas tahan terhadap
pengendalian penyakit busuk pelepah merupakan cara yang paling baik karena
aman terhadap lingkungan dan mudah dilakukan, tetapi varietas yang tahan
terhadap beberapa penyakit sulit didapatkan karena seringkali ketahanan dari hasil
persilangan hanya bersifat vertikal yaitu hanya mempunyai satu atau dua gen
ketahanan sehingga cepat sekali mengalami penurunan ketahanan
(Soenartiningsih, 2011)

 Penyakit Karat pada tanaman jagung

Penyakit Karat disebabkan oleh cendawan Puccinia polysora dengan


gejala serangan tampak pada daun tua yang mana terdapat titik-titik noda
berwarna merah kecokelatan seperti karat dan terdapat serbuk yang berwarna
kuning kecokelatan. Hal ini sejalan dengan pendapat (Burhanuddin, 2009) bahwa
Pada tanaman dewasa yaitu daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang
berwarna kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning
kecoklatan, serbuk ini kemudian menjadi bermacam-macam bentuk.

Apabila Serangan berat akibat infeksi cendawan Puccinia polysora maka


akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan gagalnya
pembentukan tongkol dan biji. Bercak-bercak kecil yang berbentuk bulat sampai
oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, dari hasil
penelitian sebelumnya Penyakit karat ini dapat terjadi di dataran rendah sampai

24
tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim
kemarau (Burhanuddin, 2009).

Kranz et al. (1997) dalam Burhanuddin (2009) mengemukakan bahwa


pada permukaan atas dan bawah daun terdapat bercak kecil atau seperti bisul,
bentuknya bulat sampai lonjong berwarna coklat kemerahan ukuran 2 mm. Bercak
ini menghasilkan spora yang disebut teliospora, tersebar pada permukaan daun
dan akan berubah warna menjadi hitam kecoklatan setelah teliospora berkembang.
Karena banyaknya teliospora yang terbentuk menyebabkan permukaan bagian
atas daun menjadi kasar. Pada tingkat serangan berat daun menjadi kering
(Burhanuddin, 2009).

Cendawan ini menyerang tanaman jagung pada fase pertumbuhan


generatif hingga masa panen terutama pada bagian daun tanaman (Sumartini,
1990 dan 1990a dalam Burhanuddin, 2009) dan apabila tingkat serangan berat
maka serangan mencapai seludang daun dan tongkol.

Penyebaran penyakit karat dipengaruhi oleh terbetuknya urediospora.


Jamur ini tidak dapat bertahan hidup pada jaringan mati karena tidak dapat hidup
sebagai saprofit. Berkembang sangat baik pada suhu 27-280 C dan kelembaban
udara yang tinggi serta jenis varietas/tanaman tertentu. Kelembaban udara yang
tinggi akan meningkatkan serangan penyakit karat (Sudjono dan Sukmana, 1995
dalam Burhanuddin, 2009). Hal ini sejalan dengan yang dilaporkan Pakki (1998)
dalam Burhanuddin (2009) bahwa intensitas serangan penyakit karat lebih tinggi
di Batukaropa yang kelembaban udaranya lebih tinggi dibandingkan dengan di
Lanrang yang relatif lebih rendah kelembaban udaranya.

 Penyakit Karat pada Tanaman Kedelai

Penyakit karat pada disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi,


gejala yang di timbulkan oleh penyakit karat ialah munculnya bercak klorotik
pada permukaan daun yang tidak beraturan. Biasanya gejala ini muncul pada
permukaan bawah daun seperti pada gambar yang terdapat dalam kolom di atas.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sumartini (2010) bahwa gejala awal penyakit
karat pada kedelai ditandai dengan munculnya bercak klorotik kecil yang tidak

25
beraturan pada permukaan daun. Pada umumnya gejala karat muncul pada
permukaan bawah daun Bercak tersebut kemudian berubah menjadi coklat atau
coklat tua dan membentuk pustul . Pustul merupakan kumpulan uredium. Pustul
yang telah matang akan pecah dan mengeluarkan tepung yang warnanya seperti
karat besi. Tepung tersebut merupakan kantung-kantung spora yang disebut
uredium dan berisi uredospora. Penyakit karat menyebabkan daun menjadi kering
dan rontok sebelum waktunya. Stadium awal penyakit karat mungkin tidak dapat
dibedakan dengan pustul bakteri atau embun bulu (downy mildew).

Di Indonesia, penyakit karat merupakan penyakit penting pada kedelai,


terutama pada pertanaman musim kemarau Kehilangan hasil akibat penyakit karat
di Indonesia mencapai 90% (Sudjono et al., 1985 dalam Sumartini, 2010), dan di
Thailand sekitar 10–40% pada varietas lokal, dan di Taiwan 23–50% (Sinclair dan
Shurtleff, 1980 dalam Sumartini, 2010). Besarnya kehilangan hasil bergantung
pada berbagai faktor, antara lain ketahanan tanaman. Pada varietas Orba,
kehilangan hasil mencapai 36%, sedangkan pada varietas TK 5 sebesar 81%
(Sumarno dan Sudjono 1977 dalam Sumartini 2010).

 Penyakit Karat Daun pada kacang panjang (cendawan Uromyces phaseoli


Wint)

Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna putih, semakin


lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin
cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua.

 Rebah Kecambah, pada buncis (Rhizoctonia solani)

Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar,
kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun, batang dan
polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas. Bagian tanaman
yang terserang berat akan kering. Pada kondisi yang sangat lembab timbul
miselium yang menyebabkan daun-daun akan lengket satu sama lain

26
BAB V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah terhadap


beberapa penyakit yang menyerang tanaman jagung, kedelai, buncis, dan kacang
panjang . Pada jagung terdapat penyakit hawar daun, hawar pelepah, dan karat
daun, pada tanaman kedelai terdapat penyakit karat daun, pada tanaman buncis
terdapat penyakit rebah kecambah, dan pada kacang panjang terdapat penyakit
karat daun.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anto, Astri. (Tanpa Tahun). Teknologi Budidaya Kacang Panjang. BPTP,


Kalimantan Tengah.

Bakhri, Syamsul. (Tanpa Tahun). Budidaya Jagung Dengan Konsep Pengelolaan


Tanaman Terpadu (PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi
Tengah. Petunjuk Teknis.

Latifahani, Nur., et al. 2014. Ketahanan Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.)
Terhadap Serangan Penyakit Hawar Daun. Universitas Brawijaya, Malang.
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 ISSN : 2338 – 4336.

Marianah, Lisa. (Tanpa Tahun). Teknologi Budidaya Kedelai. Balai Pelatihan


Pertanian (BPP) Jambi.

Purnomo, Bambang. 2006. Penggolongan Penyakit dan Patogen Tumbuhan,


Proses Terjadinya Penyakit Tumbuhan. DDPT.

Pukesmawati, E Sarnis. (Tanpa Tahun). Teknik Pengendalian Gulma Dan


Penyakit Pada Tanaman Jagung.

Purwaningsih, Ni Yoman A., et al. 2016. Pengaruh Penyakit Virus Mosaik dan
Kuning Terhadap Hasil Panen Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
di Desa Perean, Baturiti, Tabanan. Universitas Udayana. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 5, No. 3.

Rukmana, Rahmat. 1998. "Bertanam Buncis". Penerbit Kanisius Cetakan Kedua.

Suhardi. 2009. Ekobiologi Patogen: Perspektif Dan Penerapannya Dalam


Pengendalian Penyakit. Balai Penelitian Tanaman Hias. Pengembangan
Inovasi Pertanian 2(2) : 111-130.

Sumartini. 2010. Penyakit Karat Pada Kedelai dan Cara Pengendaliannya yang
Ramah Lingkungan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian, Malang. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3).

Surtikanti. 2011. Hama Dan Penyakit Penting Tanaman Jagung dan


Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Seminar Nasional
Serealia.

28
Surtikanti. 2012. Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia. Superman: Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.1.

Susmawati. 2014. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Cara
Pengendaliannya. Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang.

Suyitno, Heri. (Tanpa Tahun). Budidaya Kedelai di Lahan Kering. THL-TBPP


BP3K Wonotirto

Utomo, S Dwi., et al. 2010. Pengaruh Fungisida Metalaksil-M Terhadap


Keterjadian Penyakit Bulai dan Produksi Populasi Jagung Lagaligo X Tom
Thumb. Universitas Lampung. Jurnal Agrotropika 15(2): 56 – 59

Wahyudi, Eko. (Tanpa Tahun). Budidaya Kacang Panjang. THL-TBPP. PDF

Yunasfi. 2008. Serangan Patogen dan Gangguan Terhadap Fisiologi Pohon.


Universitas Sumatera Utara. Karya Tulis.

29

Anda mungkin juga menyukai