Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN SENSIBILITAS

1. Selamat pagi Bapak, saya dr. Sari. Saya akan melakukan pemeriksaan sensasi rasa raba,
nyeri dan suhu kepada Bapak berkaitan dengan keluhan yang Bapak derita. Pemeriksaan
ini mungkin sedikit tidak nyaman tetapi ini penting untuk mengetahui penyakit Bapak
dan tindak lanjutnya. Jika bapak setuju, silahkan tandatangani informed consent.
2. Dimana keluhan kulit yang Bapak derita, Pak?
3. Pasien dipersilahkan duduk berhadapan dengan pemeriksa.
4. Siapkan alat.
5. Tangan yang akan diperiksa diletakkan di atas meja/ paha pasien atau bertumpu pada
tangan kiri pemeriksa.
6. Menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan rasa raba. Jika ia merasakan sentuhan
kapas, dia harus menunjuk daerah kulit yang disentuh tersebut dengan jari telunjuknya.
7. Pemeriksa memakai handscoen.
8. Sediakan kapas yang telah dilancipkan ujungnya.
9. Dimulai dari kulit normal pasien dengan mata terbuka, pasien diminta untuk
menunjukkan tempat yang diperiksa. Lakukan beberapa kali sampai pasien paham.
10. Minta pasien untuk menutup mata dan menoleh ke kontralateral selama pemeriksaan.
11. Lakukan pemeriksaan terhadap lesi dan kulit normal bergantian secara acak (bercak
harus diperiksa pada bagian tengahnya).
12. Bila pasien salah 3x berarti ada gangguan fungsi sensorik rasa raba.

SENSASI NYERI
1. Dilakukan dengan menggunakan jarum dengan ujung tajam dan tumpul.
2. Tangan yang akan diperiksa diletakkan di atas meja atau paha pasien atau bertumpu pada
tangan kiri pemeriksa.
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan rasa nyeri.
4. Pasien dengan mata terbuka, ujung jarum tajam dan tumpul disentuhkan bergantian ke
kulit sehat, pasien diminta mengatakan apakah itu tajam atau tumpul.
5. Pasien diminta menutup mata dan menoleh kontralateral selama pemeriksaan.
6. Ujung jarum tajam dan tumpul bergantian disentuhkan ke lesi dan kulit sehat.
7. Pasien diminta mengatakan apakah tajam atau tumpul.
8. Bila pasien salah menyebutkan 3x berarti terdapat gangguan fungsi sensorik sensasi
nyeri.

SENSASI SUHU
1. Menyiapkan 2 tabung reaksi yang diisi dengan air dingin 200C dan air panas 400C.
2. Tangan yang akan diperiksa diletakkan di atas meja atau paha pasien atau bertumpu pada
tangan kiri pemeriksa.
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan rasa suhu.
4. Pasien dengan mata terbuka, disentuhkan tabung reaksi bergantian ke kulit sehat dan
diminta untuk mengatakan apakah itu panas atau dingin.
5. Pasien diminta menutup mata dan menoleh kontralateral selama pemeriksaan.
6. Tabung reaksi disentuhkan bergantian ke lesi dan kulit sehat bergantian
7. Pasien diminta mengatakan apakah itu panas atau dingin.
8. Bila pasien salah menyebutkan 3x berarti terdapat gangguan fungsi sensorik sensasi
suhu.
9. Laporkan hasil pemeriksaan.

NERVUS AURIKULARIS MAGNUS


1. Penderita diminta untuk menoleh ke kiri secara maksimal (untuk memeriksa pembesaran
N. auricularis magnus dextra)
2. Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan menelusuri N. auricularis magnus
yang menyilangi M. sternocleidomastoideus, sambil mengamati mimik wajah pasien,
nyeri atau tidak. Jika saraf menebal akan teraba seperti kawat.
3. Lakukan dengan cara yang sama untuk N. auricularis magnus sinistra.
4. Bandingkan kanan dan kiri.

NERVUS ULNARIS
1. Minta izin untuk menggulung lengan baju
2. Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah pasien dengan posisi siku
sedikit ditekuk, sehingga lengan kanan bawah pasien berada dalam posisi rileks.
3. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri pemeriksa meraba sulkus nervi ulnaris, yang
terletak diantara epicondylus medialis dan tonjolan tulang siku.
4. Raba dan gulirkan N. ulnaris ke arah proksimal, sambal melihat mimik wajah pasien
apakah kesakitan atau tidak.
5. Lakukan dengan cara yang sama untuk N. ulnaris sinistra.

NERVUS PERONEUS KOMUNIS


1. Pasien diminta untuk duduk dengan posisi tungkai bawah menggantung atau rileks.
2. Minta izin untuk menggulung celana panjang pasien.
3. Jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan pemeriksa meraba pertengahan betis bagian
lateral kedua tungkai bawah pasien secara bersamaan (tangan kanan untuk tungkai
bawah kiri dan sebaliknya).
4. Perlahan-lahan geser jari pemeriksa ke atas hingga didapatkan tonjolan caput fibulae.
Setelah itu jari pemeriksa meraba saraf peroneus 1 cm ke arah belakang.
5. Raba dan gulirkan N. peroneus communis sambal melihat mimik wajah pasien.

NERVUS TIBIALIS POSTERIOR


1. Pasien duduk dalam posisi rileks.
2. Dengan jari telunjuk dan jari tengah, raba N. tibialis posterior di bagian belakang bawah
malleolus medialis dengan tangan menyilang (tangan kanan pemeriksa memeriksa N.
tibialis posterior kanan dan sebaliknya)
3. Raba dan gulirkan N. tibialis posterior sambal melihat mimik wajah pasien
4. Lakukan dengan cara yang sama untuk N. tibialis posterior kiri

PEMERIKSAAN MOTORIK

NERVUS ULNARIS
1. Pasien diminta mengarahkan telapak tangan kanannya menghadap ke atas.
2. Jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri pemeriksa memegang jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis tangan kanan pasien. Tangan kanan pasien didorsofleksikan
semaksimal mungkin.
3. Jika pasien dapat melakukannya dengan baik, pasien diminta menjauhkan kelingkingnya
semaksimal mungkin. Lalu ibu jari tangan kanan pemeriksa menekan sisi kelingking
tangan kanan pasien dari sebelah radial. Pasien diminta melawan tekanan tersebut sekuat
mungkin.
4. Bila hasil pemeriksaan meragukan apakah masih kuat atau sudah mengalami kelemahan,
dapat melakukan pemeriksaan konfirmasi sebagai berikut. Minta pasien untuk menjepit
sehelai kertas yang diletakkan diantara jari manis dan jari kelingking tersebut, lalu
pemeriksa menarik kertas tersebut sambal menilai ada tidaknya tahanan/ jepitan terhadap
kertas tersebut.
5. Lalu nilai:
a. Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti masih kuat
b. Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti sedang
c. Bila tidak ada gerakan berarti lumpuh
6. Lakukan dengan cara yang sama untuk N. ulnaris sinsitra dan bandingkan hasilnya

NERVUS MEDIANUS
1. Tangan kiri pemeriksa memegang jari telunjuk sampai kelingking tangan kanan
penderita agar telapak tangan penderita menghadap ke atas, dan dalam posisi ekstensi
2. Ibu jari penderita ditegakkan ke atas sehingga tegak lurus terhadap telapak tangan
penderita (seakan-akan menunjuk ke arah hidung) dan penderita diminta untuk
mempertahankan posisi tersebut.
3. Jari telunjuk pemeriksa menekan pangkal ibu jari penderita yaitu dari bagian batas antara
punggung dan telapak tangan mendekati telapak tangan.
4. Lakukan hal yang sama untuk tangan kiri penderita dan bandingkan hasilnya
5. Tentukan kekuatan: kuat, sedang, lumpuh

NERVUS RADIALIS
1. Tangan kiri pemeriksa memegang punggung lengan bawah tangan kanan penderita
2. Penderita diminta menggerakkan pergelangan tangan kanan yang terkena ke atas
(ekstensi)
3. Penderita diminta bertahan pada posisi ekstensi (ke atas) lalu dengan tangan kanan
pemeriksa menekan tangan penderita ke bawah ke arah fleksi
4. Lakukan hal yang sama untuk tangan kiri penderita dan bandingkan hasilnya

NERVUS PEROENUS KOMUNIS (POPLITEA LATERALIS)


1. Dalam keadaan duduk, penderita diminta untuk mengangkat ujung kaki dengan tumit
tetap di lantai seperti berjalan dengan tumit
2. Penderita diminta untuk bertahan pada posisi ekstensi tersebut, lalu tekan punggung kaki
pasien menggunakan kedua tangan pemeriksa secara bersamaan ke bawah
3. Bandingkan dan lihat apakah tahanan kuat, sedang, lemah
4. Ucapkan terima kasih setelah semua pemeriksaan dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai