Anda di halaman 1dari 20

1

Saraf Kranial VII (nervus Facialis, N.VII)


a. Perhatikan muka pasien, apakah simetris atau
tidak
b. Minta pasien mengangkat alis dan
mengerutkan dahi. Perhatikan apakah hal ini
dapat dilakukan, dan apakah ada asimetri
c. Minta pasien memejamkan mata. Bila terjadi
kelumpuhan berat, maka pasien tidak dapat
memejamkan matanya, bila kelumpuhan
ringan, maka pejaman kurang kuat. Nilai hal
ini dengan mengangkat kelopak mata dengan
tangan pemeriksa, sedangkan pasien disuruh
tetap memejamkan mata. Minta pasien
memejamkan sebelah matanya. Pada
kelumpuhan ringan, pasien tidak dapat
memejamkan matanya pada sisi yang lumpuh.
d. Minta pasien menyeringai, mencucurkan bibir
dan menggembungkan pipi. Apakah hal ini
dapat dilakukan dan apakah ada asimteri.
2

Saraf Kranial XII (nervus Hipoglosus, N.XII)


a. Minta pasien membuka mulut dan perhatikan
lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak.
Dalam keadaan isirahat perhatikan besarnya
lidah, kesamaan bagian kanan dan kiri serta
adanya atrofi
b. Minta pasien menjulurkan lidahnya dan lihat
apakah julurannya mencong. Pada parese satu
sisi, maka lidah akan mencong ke sisi yang
lumpuh
c. Nilai tenaga lidah dengan cara meminta pasien
menggerakkan lidahnya ke segala jurusan dan
perhatikan kekuatan geraknya. Kemudian
minta pasien menekankan lidahnya pada pipi.
Pemeriksa akan menilai daya tekan tersebut
dengan menekan pipi dari sebelah luar. Jika
terdapat parese lidah sebelah kiri, maka lidah
tidak dapat ditekankan ke pipi sebelah kanan,
tapi ke sebelah kiri.
3

Pemeriksaan GRM
Kaku Kuduk
a. Tangan pemeriksa diletakkan di bawah kepala
pasien yang sedang berbaring.
b. Kepala ditekukkan dan diusahakan agar dagu
mencapai dada. Selama pemeriksaan
perhatikan apakah ada tahanan.
c. Bila terdapat kaku kuduk maka kita dapatkan
tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada.

Laseque Sign
a. Luruskan kedua tungkai pasien
b. Kemudian satu tungkai diangkat lurus, dengan
fleksi di persendian panggulnya.
c. Tungkai yang satu lagi harus selalu berada
dalam posisi lurus.
d. Pada keadaan normal, posisi kaki dapat
mencapai 700 sebelum timbul rasa sakit dan
tahanan.
4

Kernig Sign
a. Pasien yang berbaring difleksikan pahanya
pada persendian panggul sampai membentuk
sudut 900 .
b. Setelah itu ekstensikan tungkai bawah pada
sendi lutut sampai 1350.
c. Bila < 1350 terdapat tahanan dan rasa nyeri:
Kernig sign (+)

Brudzinski Sign
a. Brudzinski I
 Tangan ditempatkan di bawah kepala
pasien yang sedang berbaring
 Tekuk kepala sejuh mungkin sampai dagu
mencapai dada.
 Bila tanda Brudzinski positif, maka
tindakan ini mengakibatkan fleksi kedua
tungkai
5

b. Brudzinski II
 Fleksikan satu tungkai pada sendi panggul
dan tungkai yang lain dalam posisi lurus.
 Bila tungkai yang satu lagi ikut terfleksi,
maka Brudzinski II positif.
c. Brudzinski III
 Lakukan penekanan pada os zygomatikus
kiri dan kanan dengan menggunakan ibu
jari.
 Bila terjadi fleksi involunter kedua
ekstremitas superior pada sendi siku, maka
Brudzinski III positif.
d. Brudzinski IV
 Pada pasien yang berbaring, lakukan
penekanan pada simfisis pubis.
 Apabila terjadi fleksi involunter kedua
tungkai pda sendi lutut, maka Brudzinski
IV positif.
6

Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan gerakan
Pemeriksaan didahului dengan ekstremitas atas /
bagian lengan
Minta pasien untuk mengangkat tangan keatas
secara bergantingan
Dari hasil pemeriksaan didapatkan lengan dapat
diangkat dengan baik
Selanjutnya pemeriksaan ekstremitas bawah /
bagian tungkai
Minta pasien untuk mengangkat tungkai keatas
secara bergantingan
Dari hasil pemeriksaan didapatkan lengan dapat
diangkat dengan baik
7

Pemeriksaan kekuatan otot


Jelaskan kepada pasien bahwa pemeriksa akan
memberikan tahanan dan minta pasien untuk
melawan tahanan tersebut
Ekrtemitas Atas
 Otot fleksor
Minta pasien untuk menarik tangan dan pemeriksa
menahannya
Lakukan bergantian kanan dan kiri
Hasil pemeriksaan, didapatkan nilai 5 yang artinya
tidak ada kelumpuhan/normal
 Otot ekstensor
Minta pasien mendorong tangan dan berikan
tahanan
Lakukan secara bergantian kanan dan kiri
Hasil pemeriksaan, didapatkan nilai 5 yang artinya
tidak ada kelumpuhan/normal
 Otot tangan
Minta pasien bersalaman dan menggengam sekuat
mungkin, Interpretasi Hasil
8

Ektremitas Bawah
 Kekuatan otot fleksor
Tekan bagian atas patella, minta pasien menekuk
lututnya
Lakukan secara bergantian kanan-kiri
Hasil pemeriksaan, didapatkan nilai 5 yang artinya
tidak ada kelumpuhan/normal
 Kekuatan otot ekstensor
Posisi tungkai dalam keadaan ditekuk
Minta pasien untuk mendorong atau melakukan
ekstensi, berikan tahanan
Lakukan secara bergantian kanan-kiri
Hasil pemeriksaan, didapatkan nilai 5 yang artinya
tidak ada kelumpuhan/normal

/
9

 Kekuatan otot kaki


Minta pasien melakukan dorsofleksi atau
mendorong kakinya ke atas, kemudian beri tahanan
Lakukan secara bergantian kanan-kiri
Minta pasien melakukan plantarfleksi atau
mendorong kakinya kebawah, kemudian beri
tahanan
Lakukan secara bergantian kanan-kiri
Hasil pemeriksaan, didapatkan nilai 5 yang artinya
tidak ada kelumpuhan/normal
10

Pemeriksaan Tonus
Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan palpasi/perabaan dan dengan fleksi
ekstensi maksimal
Ekstremitas Atas
Lakukan perabaan pada bagian lengan sisi kanan
maupun kiri
Disini tidak didapatkan hipertonus pada m.
Brachialis
Selanjutnya lakukan fleksi ekstensi maksimal pada
lengan kanan dan kiri secara bergantian
Tidak didapatkan hipertonus pada otot lengan yang
artinya tonus otot pasien normal
11

Ekstremitas Bawah
Lakukan perabaan pada bagian tungkai sisi kanan
maupun kiri
Disini tidak didapatkan hipertonus dan
interpretasinya normal
Selanjutnya lakukan fleksi ekstensi maksimal pada
tungkai kanan dan kiri secara bergantian
Tidak didapatkan hipertonus pada otot tungkai
yang artinya tonus otot pasien normal
12

Refleks Fisiologis
a. Refleks Tendo Biseps
 Lengan pasien dalam posisi antara fleksi
dan ekstensi dan sedikit pronasi
 Lakukan pukulan pada tendo bisep
 Lakukan pukulan dengan kekuatan yang
berbeda yaitu kuat, sedang, dan lemah
 Usahakan pada pukulan yang lemah tidak
menimbulkan bangkitan/kontraksi
 Lakukan bergantian kiri dan kanan
 Respon : fleksi ringan di siku.
 Lanjutkan dengan pemeriksaan zona
refleks tendon bisep
 Posisi lengan tetap sama
 Kita pukul mulai dari tendo ke arah
proksimal
 Pukul dengan kekuatan paling lemah yang
masih dapat menimbulkan kontraksi
 Lakukan bergantian kanan dan kiri
13

 Interpretasi pemeriksaan: DBN

b. Refleks Tendo Triseps


- Posisi lengan dalam keadaan demikian
- Lakukan pemeriksaan intensitas pukulan
kuat, sedang, dan lemah
- Pukul tendo triseps melalui fossa olekrani.
- Lakukan bergantian kanan dan kiri
- Respon : ekstensi lengen di bawah siku.
- Lanjutkan pemeriksaan zona refleks
- Pukul dengan kekuatan paling lemah yang
masih dapat menimbulkan kontraksi
- Lakukan bergantian kanan dan kiri
- Interpretasi pemeriksaan: luas zona kanan
dan kiri sama
14

c. Refleks Perios Radii


- Posisi tangan setengah supinasi dan
setengah pronasi
- Pukul prosessus styloideus radii dengan
intensitas pukulan kuat sedang dan lemah
- Respon : fleksi bagian 1,2,3 dan supinasi
lengan.
- Lanjutkan dengan pemeriksaan zona
refleks
- Kita pukul mulai dari tendo ke arah
proksimal
- Pukul dengan kekuatan paling lemah yang
masih dapat menimbulkan kontraksi
- Disini didapatkan hasil zona refleks perios
radii kanan dan kiri sama, interpretasi
normal
15

d. Refleks Perios Ulnaris


- Pukul prosessus styloideus ulna dengan
intensitas pukulan kuat sedang dan lemah
- Lanjutkan dengan pemeriksaan zona
refleks
- Kita pukul mulai dari tendo ke arah
proksimal
- Pukul dengan kekuatan paling lemah yang
masih dapat menimbulkan kontraksi
- Lakukan bergantian kiri dan kanan
- Disini didapatkan hasil zona refleks perios
ulnaris kanan dan kiri sama, interpretasi
normal
16

Ekstremitas Bawah
a.Refleks Tendo Patella
- Posisi tungkai sedikit ditekuk
- Letakkan tangan pemeriksa di bawah
tungkai pasien
- Pukul tendo patella dengan intensitas
pukulan kuat sedang dan lemah
- Lakukan bergantian kanan-kiri
- Lanjutkan dengan pemeriksaan zona
refleks
- Kita pukul mulai dari tendo ke arah
proksimal
- Pukul dengan kekuatan paling lemah yang
masih dapat menimbulkan kontraksi
- Disini didapatkan hasil zona refleks kanan
dan kiri sama, interpretasi normal
17

b. Pemeriksaan Refleks Tendo Achilles


- Posisi kaki demikian
- Lakukan dorsofleksi agar terdapat
tegangan pada tendo achilles
- Lakukan pemeriksaan intensitas pukulan
kuat, sedang, lemah
- Lakukan bergantian kiri dan kanan
- Lanjutkan dengan pemeriksaan zona
refleks
- Kita pukul mulai dari tendo ke arah
proksimal
- Pukul dengan kekuatan paling lemah yang
masih dapat menimbulkan kontraksi
- Disini didapatkan hasil zona refleks kanan
dan kiri sama, interpretasi normal
18

Refleks Patologis
a. Refleks Hoffman Tromner (1)
- Posisi lengan dalam keadaan demikian
- Kemudian tangan kiri tahan posisi tersebut
- Lakukan jentikkan pada jari ketiga
- Lakukan bergantian kanan dan kiri
- Apabila terdapat fleksi jari-jari yang lain,
adduksi ibu jari maka refleks Hoffman
Tromner positif

b. Refleks Babinski (2)


- Tahan tungkai dengan tangan
- Lakukan goresan pada telapak kaki dari
arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral
seperti C terbalik
- Lakukan bergantian kanan dan kiri
- Respon : fleksi jari-jari kaki dan penarikan
tungkai.
19

c. Refleks Chaddock (3)


- Lakukan goresan sepanjang tepi lateral
punggung kaki di sekitar malleolus
lateralis ke depan
- Lakukan bergantian kanan dan kiri
- Respon : refleks seperti babinski.

d. Refleks Oppenheim (4)


- Lakukan goresan sepanjang tepi depan
tulang tibia dari proksimal ke distal
dengan kedua jari telunjuk dan tengah.
- Respon : refleks seperti babinski (fleksi
jari-jari kaki dan penarikan tungkai)

e. Refleks Gordon (5)


- Lakukan goresan atau memencet otot
gastrocnemius.
- Respon : refleks seperti babinski.
20

f. Refleks Schefer (6)


- Lakukan pemencetan pada tendo Achilles.
- Respon : refleks seperti babinski.

g. Refleks Rossolimo
- Pukulkan palu refleks pada artikulasio
metacarpophalangea bagian plantar
- Respon : fleksi jari-jari kaki

Anda mungkin juga menyukai