Anda di halaman 1dari 10

Pelipatan (Fold)

Pelipatan merupakan penggelombangan pada kulit bumi yang ukuran dan


tipenya bervariasi. Pelipatan mudah terjadi pada batuan yang berlapis. Ukuran
pelipatan bervariasi, dari yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop,
hingga berupa busur yang ukurannya sangat besar. Proses terjadinya pelipatan
dapat dilihat pada Gambar 17. Adapun bagian-bagian suatu pelipatan dapat
dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Bagian-bagian Pelipatan pada suatu pelipatan normal (a) dan
pelipatan yang menunjam (b), yaitu sumbu (axis), meliputi
sumbu sinklinal dan sumbu antiklinal; bidang sumbu (axial
plane); sayap (limb)
Bentuk-bentuk yang dihasilkan oleh proses pelipatan bermacam-macam.
Macam-macam pelipatan adalah sebagai berikut.
1. Sinklinal
2. Antiklinal
3. Homoklinal
4. Monoklinal
5. Teras structural
6. Isoklinal
7. Chevron
8. Membalik (recumbent)
9. Bentuk kipas (fan)
Macam-macam pelipatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Macam-macam pelipatan: (A) sinklinal simetris; (B) antiklinal


simetris; (C) homoklinal; (D) sinklinal asimetris; (E) antiklinal
asimetris; (F) monoklinal; (G) teras struktural; (H) isoklinal antiklinal
dan sinklinal; (I) chevron; (J) lipatan membalik (recumbent); (K)
lipatan kipas (fan)

Pelipatan dapat terjadi karena ada beberapa sebab sebagai berikut.


1. Adanya perpindahan karena terjadinya pemberatan (settling due to
weighting);
2. Terjadi pemadatan yang berbeda (differential compaction);
3. Adanya kompresi tangensial (tangential compression);
4. Terjadi pensesaran (faulting);
5. Adanya penyusupan batuan beku (igneous intrusion);
6. Adanya invasi garam (invasion of salt);
7. Terjadi perubahan sekunder (secondary changes), yang meliputi
perubahan kimiawi dan pelapukan yang tidak sama.
Patahan (Fault)
Patahan (=sesar) adalah suatu retakan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan
arah yang sejajar bidang sesar. Sesar dapat dihasilkan oleh adanya kompresi,
tekanan, atau pemulasan (torsion). Sketsa terjadinya sesar dapat dilihat pada
Gambar 20.

Klasifikasi sesar pada umumnya merujuk pada lingkungan pergeserannya,


agihan sesar, dan hubungan terhadap periapisan yang patah atau struktur
paralel lainnya. Sesar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Sesar normal
2. Sesar terbalik
3. Sesar geser
4. Sesar berputar
5. Sesar bertingkat
Macam-macam sesar dapat dilihat pada Gambar 21.
Graben dan Horst
Graben adalah bentukan yang terjadi karena adanya blok sesar yang
turun/lebih rendah terletak di antara dua blok sesar yang naik/lebih tinggi.
Adapun horst adalah bentuk kebalikan dan graben, Gambaran graben dan horst
dapat dilihat pada Gambar 22 berikut.

Gambar 22.Diagram Blok yang menunjukkan Horst (atas) dan Graben (bawah)

Basin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu blok yang
mengalami penurunan pada semua sisi dikarenakan adanya patahan, atau oleh
adanya pelengkungan ke bawah (down-warping), atau oleh keduanya.
Pensesaran yang terjadi pada batuan yang beriapis dapat mengakibatkan
terjadinya penghilangan ataupun pengulangan lapisan. Penghilangan (omission)
dan pengulangan (repetition) strata dapat terjadi pada blok sesar. Kejadian ini
disebabkan oleh adanya erosi yang terjadi setelah proses pensesaran pada
batuan yang beriapis. Erosi akan menghilangkan beberapa lapisan, yang
mengakibatkan terjadinya pengulangan lapisan ataupun penghilangan lapisan.
Bukti-bukti adanya sesar
1. Adanya slickenside dan guratan-guratan pada permukaan sesar
2. Adanya perpindahan vein, dike, lapisan, dan lain-lain pada sisi yang
berlawanan pada garis sesar yang tampak
3. Adanya mintakat breksi
4. Adanya gerak menyeret (drag)
5. Adanya pengulangan strata (repetition)
6. Adanya penghilangan strata (omission)
7. Adanya offset, dengan atau tanpa gap atau overlap
8. Adanya struktur yang berakhir secara tiba-tiba sepanjang arah sesar
Retakan/Kekar (Joint)
Kekar adalah retakan yang terjadi pada batuan sehingga batuan dapat
dibagi menjadi 2 bagian yang belum mengalami geseran. Kekardapat menjadi
bidang pemisah antara dua blok batuan. Bidang kekar dapat berupa bidang yang
lurus (planar) atau bidang yang melengkung.

JOINT

Gambar 25. Sketsa Suatu Kekar (Joint) yang Terbentuk Secara Vertikal
Klasifikasi kekar atas dasar genetik adalah sebagai berikut.
1. Kekar tarikan, yaitu kekar yang terbentuk tegak lurus dengan arah gaya
yang saling memisahkan;
2. Kekar geser, yaitu kekar yang terjadi karena tenaga yang bekerja
memiliki arah yang berbeda sehingga menimbulkan suatu pergeseran;
3. Kekar lembaran (sheet jointing), yaitu kekar yang terjadi karena adanya
pengembangan dari perlapisan batuan yang tertimbun kemudian terjadi
penyingkapan, sehingga lapisan batuan tersebut akan mengembang dan
membentuk kekar.
Adapun klasifikasi kekar atas dasar geometrik adalah sebagai berikut.
1. Kekar strike/paralel, yaitu kekar yang sejajar strike bidang perlapisan,
atau sejajar dengan schistositas;
2. Kekar arah jurus dip, yaitu kekar yang memiliki strike paralel dengan dip;
3. Kekar diagonal/miring, yaitu kekar yang memiliki strike dengan arah di
antara arah strike dan dip;
4. Kekar perlapisan (bedding joint), yaitu kekar yang paralel dengan bidang
perlapisan sedimen;
5. Sistem kekar, yaitu kekar yang terbentuk apabila terdapat lebih dari satu
kelompok serf kekar;
6. Seri kekar, yaitu kekar yang berkelompok dan hampir saling paralel,
Berbagai tipe kekar dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Sketsa Tipe Kekar Strike

Anda mungkin juga menyukai