Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA


UPT PUSKESMAS BANTUAS
Jl. Al-Hasnie RT. 05 Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran (75253)
Telp. 08115843319 email :pkmbantuas@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM TB

1. PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya .TB disebarkan melalui

droplet pernapasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang

terinfeksi. Kontak dengan pasien yang telah terbukti memiliki TB dalam

sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB. Sekali batuk dapat

menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-

1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi

melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang

tidak terkena sinar matahari dan lembab. Pengobatan TB bertujuan untuk

menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,

memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman

terhadap Obat Anti Tuberkulosis.

Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga

dimungkinkan pasien tidak patuh dalam menelan obat. Untuk menanggulangi

masalah tersebut peran masyarakat sebagai Pengawas Menelan Obat sangatlah

penting. Diharapkan dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam

pendampingan di Masyarakat akan menurunkan angka droup out/Default dan

meningkatkan kesembuhan. Peran PMO adalah memastikan penderita menelan

obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan dukungan moral,

mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat,

mengisi kartu kontrol, serta memberikan penyuluhan. PMO diperlukan untuk


menjamin keteraturan pengobatan sehingga Penderita TB Paru sembuh,

pengobatan lengkap, tidak droup out/default, dan tidak gagal. Kegagalan

pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR yaitu

Penderita menjadi resisten dengan OAT. Pengobatan TB MDR membutuhkan

waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya

kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam

menelan Obat yang dilakukan oleh PMO.

2. LATAR BELAKANG
Dalam pemberantasan penyakit TB Paru di Puskesmas Bantuas melakukan

langkah – langkah sebagai acuan pemegang program:

1. Survei Kontak TB
2. Pemeriksaan dahak dengan sisten SP ( Sewaktu, Pagi)
3. Pengobatan TB dengan FDC
4. Penyuluhan TB
5. Penjaringan Suspek TB di Masyarakat
6. Pelacakan pasien TB mangkir minum obat.

3. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


A. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan

cara memutus rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan

masalah kesehatan masyarakat kelurahan Bantuas

B. Tujuan Khusus
1. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA

positif yang ditemukan.


2. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat

mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.


3. Tercapainya Target terduga TB secara bertahap sehingga bisa mencapai SPM

100%

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

Survei Kontak TB Paru Melakukan Kunjungan Rumah ke


Rumah Penderita TB Paru dan
kunjungan kontak erat dengan
penderita TB Paru tersebut

Penyuluhan TB dilakukan oleh Petugas


Penyuluhan TB dengan metode ceramah dan diskusi di
wilayah kerja Puskesmas Bantuas

Penjaringan TB oleh Petugas berbasis


Penjaringan suspek TB RT dan rumah-ke rumah yang dilakukan
oleh petugas

Kunjungan Rumah untuk pasien yang


Pelacakan Kasus Mangkir Obat
mangkir obat TB.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Survei Kontak TB Paru
1. Petugas Melakukan kunjungan rumah ke rumah penderita TB Paru dengan
lintas program gizi, kesling dan laboratorium,
2. Petugas melakukan pelacakan data siapa saja orang yang kontak erat dengan
penderita dan siapa saja yang memeliki gejala batuk berdahak lebih dari 2
minggu
3. Petugas melakukan pemeriksaan sputum BTA kepada siapa saja kontak erat
yang batuk berdahak lebih dari 2 minggu
B. Penyuluhan TB
1. Penyuluhan dilakukan di tingkat RT, penyuluhan dilakukan oleh petugas TB dan
berkordinasi dengan Lintas Program Promkes
2. Metode penyuluhan dengan metode wawancara dan diskusi langsung.
C. Penjaringan Suspek TB
1. Penjaringan Suspek TB dilakukan secara aktif dan masif dari Pintu – ke pintu
untuk menskrining apakah ada warga yang batuk berdahak lebih dari 2 minggu
2. Dan jika ada yang batuk berdahak lebih dari 2 minggu dilakukan pemeriksaan
sputum sewaktu dan pagi.
D. Pelacakan kasus mangkir Obat TB
1. Petugas melakukan kunjungan rumah kepada pasien yang tidak datang
mengambil obat TB nya
2. Petugas memberikan pendidikan kesehatan pentingnya minum obat teratur dan
menyelesaikan pengobatan sesuai dengan rencana pengobatan yang sudah
ditetapkan
3. Petugas memberikan motivasi kepada penderita dan PMO untuk dapat
meneruskan pengobatan sesuai jadwal.

6. SASARAN PROGRAM
Sasaran Program TB adalah masyarakat di wilayah kerja puskesmas bantuas,
kontak erat penderita TB dan Penderita TB itu sendiri

7. JADWAL KEGIATAN
N Tahun 2019
Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survei Kontak
1 31 28 30 30 31 29 30 31 30 31 30
TB Paru
2 Penyuluhan TB 14 18
12 15
11 8 6 8
Penjaringan
3 11 & & & 17 & 5 9 7 11
Suspek TB
18 15 13 15
Pelacakan
4 Kasus Mangkir 26 27
Obat TB

8. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Monitoring
Untuk menjamin pelaksanaan TB berjalan dengan baik, berkualitas dan
sesuai dengan rencana.
Hal-hal yg dimonitor :
a. Sasaran ( Jumlah target sasaran sesuai dengan Target Program )
b. Metode Pelaksanaan( Metode Pelaksanaan mengacu pada cara
melaksanakan kegiatan )
c. Pelaksana (Kordinasi Petugas TB dengan Lintas Program dan Lintas sektor
terkait)
d. Waktu (ketepatan waktu pelaksanaan dan keefektifan )

B. Evaluasi
Dilaksanakan oleh pelaksana setelah melaksanakan kegiatan
Tujuan :
a. Menilai Cakupan Program TB apakah sudah sesuai dengan Indikator
Kinerja Program TB
b. Menilai kemampuan petugas dalam melaksanakan Program TB

9. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Pencatatan

Pencatatan hasil pelaksanaan kegiatan di dalam program dilakukan setiap


pelaksanaan kegiatan oleh tenaga pelaksana kegiatan pada format yang telah
disediakan.
Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
1) Kerangka acuan kegiatan
2) Bukti pelaksanaan kegiatan
3) SOP Survei Kontak TB Paru, SOP Penyuluhan, SOP Penjaringan Suspek TB
di masyarakat dan SOP Pelacakan kasus mangkir obat TB

b. Pelaporan

Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan
dokumen yang harus tersedia dalam laporan adalah :
1) Sampul yang berisi judul kegiatan

2) Laporan pelaksanaann kegiatan

3) Kerangka acuan kegiatan

4) Surat tugas

5) Materi penyuluhan

6) Foto kegiatan

Laporan kegiatan program harus diserahkan pada minggu keempat setiap bulan
kepada :
1) Penanggung jawab UKM ; sebagai bahan monitoring evaluasi
2) Pimpinan Puskemas ; diteruskan ke dinas kesehatan

c. Evaluasi kegiatan

1) Evaluasi kegiatan dilakukan 1 bulan sekali dan disampaikan pada minilok


bulanan dan lintas sector.
2) Evaluasi kegiatan secara menyeluruh dilakukan pada akhir tahun pada minilok
puskesmas dan lintas sector sebagai bahan untuk penyusunan RUK tahun
berikutnya.
3) Evaluasi kegiatan menampilkan laporan pelaksanaan kegiatan program
selama 1 tahun, meliputi hasil pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun dalam bentuk capaian penilaian kinerja.

Mengetahui, Samarinda, 2 Januari 2019


Kepala UPT Puskesmas BANTUAS Pemegang Program

dr. Wawan Aprian Noor Arief Rachman, A.Md. Kep


NIP. 19840402 201101 1 003 NIP. 19781224 201101 1 001

Anda mungkin juga menyukai