Fenomena Gangguan Berbicara Psikogenik Latah
Fenomena Gangguan Berbicara Psikogenik Latah
PENDAHULUAN
dilepaskan, karena berbicara adalah salah satu upaya manusia untuk bersosialisasi sebagai
makhluk sosial yang hidup secara berkelompok-kelompok dan memerlukan interaksi. Abdul
Chaer (2009: 149) mengatakan bahwa berbicara adalah aktivitas motorik yang mengandung
modalitas psikis. Oleh karena itu, gangguan berbicara ini dapat dikelompokkan ke dalam dua
kategori. Pertama, gangguan mekanisme berbicara yang berimplikasi pada gangguan organik.
Abdul Chaer (2009: 149) menjelaskan bahwa gangguan mekanisme berbicara adalah
suatu proses produksi ucapan atau perkataan oleh kegiatan terpadu dari pita suara, lidah, otot-
otot yang membentuk rongga mulut sert kerongkongan, dan paru-paru. Maka gangguan
berbicara berdasarkan mekanisme ini dapat dirinci menjadi gangguan berbicara akibat
kelainan pada paru-paru (pulmonal), pada pita suara (laringal), pada lidah (lingual), dan pada
Sedangkan piskogenik (Chaer, 2009: 152) tidak bisa disebut sebagai suatu gangguan
berbicara karena mungkin lebih tepat jika disebut dengan variasi cara berbicara yang normal
tetapi merupakan ungkapan dari gangguan dibidang mental. Chaplin dalam Kamus Lengkap
Psikologi (2006: 396) mengatakan bahwa penyakit psikogenik adalah suatu penyakit
fungsional yang tidak diketahui basis organiknya, karena itu, mungkin disebabkan oleh
Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pada kegiatan berbicara dibutuhkan
sinkronisasi antara motorik dan juga psikis, jika ditemukan adanya gangguan dari salah satu
LATAH
Latah merupakan salah satu bagian dari gangguan berbicara psikogenik yang banyak
dialami oleh beberapa orang di Indonesia. Akibat dari latah seringkali menjadi hal-hal yang
unik, lucu, dan menggemaskan sehingga pelaku atau pengidap latah seringkali menjadi pusat
perhatian orang-orang.
Latah (Purwo, 1989: 16) sering disamakan dengan ekolalia, yakni perbuatan membeo
tau menirukan apa yang dikatakan oleh orang lain. Sebenarnya latah itu adalah suatu sindrom
yang terdiri atas curah verbal repetitif bersifat jorok dan merupakan gangguan lokomotorik
Sedangkan Maramis (Chaer, 2009: 154) mengatakan bahwa awal timbulnya latah
menurut mereka yang terserang latah, adalah setelah bermimpi melihat banyak penis laki-laki
sebesar dan sepanjang belut. Latah ini memiliki kolerasi dengan kepribadian histeris.
Kelatahan ini merupakan “excuse” atau alasan untuk dapat berbicara dan bertingkah laku
Dari definisi dan penjelasan mengenai latah di atas dapat kita ambil beberapa point
inti bahwa latah merupakan perilaku spontanitas yang terjadi akibat berbagai faktor, ada yang
disengaja kemudian menjadi kebiasaan dan ada pula yang diakibatkan gangguan psikis karena
sesuatu.
MACAM-MACAM LATAH
Latah ternyata memiliki jenis-jenis yang berbeda satu dengan lainnya namun tetap
berdasar pada psikologis penutur dengan berbagai jenis latar belakangnya. Macam-maca latah
di antaranya:
1. Echolalia, merupakan jenis latah dengan menirukan perkataan seseorang
3. Caprolalia, penderita latah jenis ini secara spontan akan mengucapkan kata-kata yang
4. Automatic Obedience, meruppakan latah paling parah karena pengidap latah ini akan
melakukan perintah orang lain tanpa dia sadari dan tidak dapat dikontrol sampai dia
perempuan karena masyarakat wanita terikat dengan peraturan atau norma yang sangat
membatasi ruang lingkup mereka. Namun apa yang disampaikan oleh S. Pamungkas
nampaknya tidak relevan dengan zaman sekarang karena banyak juga laki-laki yang
KASUS LATAH
Penulis menemukan suatu kasus melalui video di youtube berjudul “Kumpulan orang
latah – Tahan Tawa 5 Menit || Lucu abis ! Ngakakkk !!!” dari channel Drama Video Clip yang
menampilkan konten orang-orang latah dengan lucu. Ternyata hampir semua dalam video
tersebut yang menjadi pengidap latah semuanya adalah laki-laki dan hanya ada dua cuplikan
Dari cuplikan-cuplikan dalam video tersebut penulis temukan bahwa kebanyakan dari
semua laki-laki yang mengidap latah memiliki kecenderungan seksual yang menyimpang atau
Penulis ambil satu yang menjadi contoh kasus dalam video ini adalah cuplikan yang
pertama, Ada dua orang laki-laki yang sedang duduk, satu dari dua laki-laki tersebut
mengidap latah. Lalu temannya yang tidak latah menggodaanya dengan berteriak
“iiiiii....uuuuuu”, spontan langsung diikuti oleh temannya yang latah. Dan ketika diminta
untuk mencium, si pengidap latah langsung mencium temannya yang menggodanya tadi.
Kejadian itu semuanya teruang sebanyak dua kali dalam video tersebut.
Dari kasus ini kita temukan bahwa si pengidap latah ternyata mengidap dua jenis
latah secara bersamaan, yakni Echolalia dan Automatic Obedience. Si pengidap latah tidak
hanya mengikuti apa yang dituturkan oleh temannya, bahkan ia pun latah atau spontan
mengikuti apa yang diperintahkan oleh temannya dan langsung sadar ketika selesai
mengerjakannya.
Darwodjojo (2005: 154) menjelaskan bahwa latah adalah suatu tindak kebiasaan di
mana seseorang waktu terkejut atau dikejutkan mengeluarkan kata-kata secara spontan dan
tidak sadar dengan apa yang dia katakan. Artinya, ketika latah adalah sebuah ekspresi atau
tindakan yang muncul akibat kebiasaan, maka cara mengatasinya pun harus ada pembiasaan
mengucapkan kata-kata tertentu atau kata-kata jorok, maka usahakan untuk membiasakan diri
PENUTUP
merupakan ekspresi atau tindakan spontanitas yang dibiasakan, sehingga menjadi kebiasaan
baru ketika terkejut atau dikejutkan melakukan tindakan spontan seperti mengucapkan kata-
kata seperti yang diucapkan lawan bicara atau melakukan apa yang diperintahkan oleh lawan
Karena latah berangkat dari kebiasaan yang terus-menerus, maka upaya mengatasi
latah adalah dengan membiasakan diri untuk menahan ucapakan atau kebiasaan latah ketika
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Obor Indonesia
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. PELLBA 2 Pertemuan linguistik Lembaga Bahasa Atma
SUMBER DARING
00.08