KAJIAN TEORI
mengeluarkan kata-kata secara spontan dan tidak sadar dengan apa yang dia
1. Tindak kebahasaan
sebagai suatu bentuk respon secara langsung dan tiba-tiba ketika mendapat
tidak sadar dengan apa yang dia katakan adalah seseorang secara spontan dan
mengejutkan.
5
6
1. Keadaan hypersensitifitas
Keadaan hypersensitifitas adalah suatu keadaan atau reaksi yang muncul secara
Sedangkan yang dimaksud bereaksi secara verbal (ekolalia) dan atau motorik
(ekopraksia) adalah respon yang muncul karena seseorang terkejut atau kaget
perbedaan dari kata kunci pada kedua definisi di atas. Persamaannya adalah
kedua definisi di atas menjelaskan bahwa latah merupakan suatu reaksi atau
Keduanya juga menjelaskan bahwa respon tersebut dapat berupa respon verbal
kata tabu, atau bahkan pengulangan ucapan yang sulit dihentikan. Sedangkan
yang muncul tidak hanya berupa ucapan melainkan juga dapat berupa suatu
bahwa Latah adalah suatu reaksi atau respon yang muncul secara berlebihan
dan tanpa disadari, ketika seseorang mendapat rangsangan secara tiba-tiba dan
B. Penyebab
1. Teori Pemberontakan
Menurut teori ini dalam kondisi Latah seseorang bisa mengucapkan hal-hal
yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini merupakan semacam
gangguan tingkah laku ke arah obsesif karena ada dorongan yang tidak
terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu. Teori ini mendukung
penjelasan banyaknya pelatah yang mempunyai tingkat pekerjaan yang
rendah seperti pelayan rumah tangga, penjaja makanan kecil, dan mereka
yang tidak mempunyai pendidikan resmi, berkedudukan sosial rendah.
Rangsangan pun akan mudah ditimbulkan bila penderita dikejutkan oleh
seseorang yang jauh lebih tinggi.
2. Teori Kecemasan
Menurut teori ini gejala Latah muncul karena yang bersangkutan memiliki
kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata pengidap Latah dalam
kehidupannya selalu mempunyai tokoh otoriter baik dari lingkungan atau
bukan. Teori ini mendukung data bahwa banyak pelatah yang setelah
ditelusuri, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengatur dan
menguasai lingkungannya sehingga mereka cenderung menjadi takut
menghadapi alam sekitarnya.
3. Teori Pengkondisian
Inilah yang disebut Latah dikarenakan tertular kelatahan orang lain.
Seseorang mengidap Latah karena dikondisikan oleh lingkungannya.
Misalnya karena Latah, seseorang merasa diperhatikan dan mendapat
8
Sularno, yakni:
C. Karakteristik
1. Gejala verbal
a. Echolalia yakni berupa “repeating what some one says” mengulang atau
menirukan apa yang orang lain katakan. Peniruan ini dilakukan secara
otomatis atau tidak disadari oleh si pelatah. Tapi tidak jarang yang
melakukan peniruan terhadap bicaranya sendiri. Peniruan tersebut
biasanya terjadi setelah ada stimulasi yang mengejutkan terhadap dirinya
baik stimulasi yang disengaja ataupun tidak disengaja. Tidak jarang pula
si pelatah akan mengulang ucapan orang lain atau mengulang bicaranya
sendiri walaupun tak terstimulasi, terutama pelatah yang gradasi
keparahannya (kelatahannya) cukup berat.
b. Involuntary vocalization : yakni ucapan berupa bunyi vocal, kata, frasa,
bahkan kalimat yang seharusnya tidak terjadi atau tidak konteks dengan
apa yang seharusnya ia katakan. Dengan kata lain berupa penambahan
ucapan.
Penambahan ucapan ini biasanya terjadi di antara satu echolali dengan
echolali yang berikutnya.
c. Koprolalia : yaitu ucapan yang biasanya termasuk kata-kata tabu atau tak
pantas diucapkan. Seringkali berupa kata-kata yang mengacu pada alat
9
pelatah yang tidak mau pergi ke pasar lagi karena memiliki pengalaman
yang menyedihkan. Pada saat ia sedang berada di samping penjual telur,
tiba-tiba ada suara yang mengejutkannya. Seperti biasanya setiap ada
stimulus yang mengejutkan pasti ia terjadi Latah. Ketika ia spontan
mengucapkan kata-kata tabu sambil berkali-kali meloncat. Pada saat
meloncat-loncat itu secara tidak sengaja menyenggol kotak yang berisi
telur dan hampir tumpah. Oleh si penjual telur ia dibentak dengan keras
sambil berkata “tumpahin aja sekalian!” spontan si pelatah tadi
menumpahkan satu kotak telur itu dan hampir semuanya pecah. Rupanya
terjadi gejala “automatic obedience” pada dirinya. Celakanya ia harus
mengganti seluruh telur yang ia tumpahkan itu. Sebagai akibat dari
peristiwa itu ia tidak mau pergi ke pasar lagi, takut terjadi hal-hal yang
serupa atau hal-hal negatif lainnya.
d. Menutup Diri
Apabila sudah sering terjadi kecemasan, ketakutan dan penghindaran,
maka bisa terjadi sikap yang lebih buruk lagi yaitu biasanya ia akan
menutup diri dari pergaulan dan komunikasi dengan lingkungannya.
Manusia hidup tak mungkin selamanya akan menghindar dari pergaulan
dan komunikasi dengan lingkungannya.
e. Kehilangan Kesadaran
Pelatah akan mengalami kehilangan kesadaran walaupun bersifat
sementara. Kehilangan kesadaran itu terjadi pada saat terjadi gejala-
gejala kelatahan. Ia melakukan semua gejala yang ia miliki secara
spontan dan tidak disadarinya. Jika tidak ada unsur kesengajaan untuk
melakukan gejala kelatahan secara verbal atau non verbal.
f. Gangguan Konsentrasi
Tidak jarang klien Latah yang tidak bisa konsentrasi, misalnya pada saat
diminta untuk membaca sebuah teks bacaan seringkali terjadi
pengurangan atau penghilangan kata-kata atau justru penambahan bunyi
atau kata. Apalagi jika pada saat ia sedang membaca diberikan stimulasi
yang mengejutkannya, maka konsentrasi semakin berantakan.
4. Gejala lainnya
a. Capek atau lelah
Setelah terjadi kelatahan atau bahkan sedang terjadi kelatahan tidak
jarang ia mengatakan capek (udah………..! udah………..! capek). Ada
juga yang berkata seperti itu sambil menangis, terutama jika masih terus
diganggu oleh orang lain.
b. Ritme pernapasan meningkat
Ritme pernapasan akan meningkat setelah terjadinya kelatahan
merupakan dampak negatif yang lain selain capek atau lelah. Jika hal ini
terjadi terlalu sering dan terlalu lama, maka bisa terjadi perubahan ritme
pernapasan yang menetap. Apalagi jika rasa cemas dan takut selalu ada
dalam dirinya, maka ritme pernapasannya pasti meningkat. Pada saat
orang sedang cemas atau takut, maka detak jantung akan meningkat dan
dampak berikutnya ritme pernapasan meningkat. (Sularno. 2016. 6 – 9)
11
D. Metode/Pendekatan/Latihan Terapi
dikutip dari Buku Ajar Latah, oleh Sularno. (2016. 17). Metode ini biasanya
Tujuan dari metode ini adalah agar klien dapat lebih memperhatikan
dan konsentrasi pada setiap huruf dan setiap kata yang tertulis.