Konsep
PENDAHULUAN........................................................................................................... iii
2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1
BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 53
i
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya
mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi
dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan krib.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi
permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey
hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis
hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta
penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan
krib.
iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan pekerjaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk setiap masing-masing kegiatan perencanaan,
detail desain, konstruksi dan pemeliharaan.
Pedoman perencanaan menetapkan spesifikasi teknis bagian pekerjaan perencanaan yang
meliputi studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan perencaaan pendahuluan dan studi
kelayakan dalam kegiatan pembangunan krib.
Pedoman perencanaan mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta
topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan
angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi
dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri, sampling sedimen), analisis
hidrologi, desain hidraulik, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan dan gambar desain
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan perencanaan krib
Pedoman detail desain mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta
topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan
angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi
dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri), analisis hidrologi, desain hidraulik,
analisis konstruksi, gambar desain, perhitungan volume pekerjaan untuk menghitung rencana
anggaran biaya.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup aspek pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengamatan,
perencanaan, program pelaksanaan, dan evaluasi yang didasarkan pada semua tinjauan,
baik fisik maupun non fisik.
2. ACUAN NORMATIF
Undang-undang (UU) :
- UU No. 7 Tahun 2004 : Undang-Undang tentang Sumber Daya Air
Keputusan Menteri (KEPMEN) :
- KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004 : Tata Cara Pembuatan Dokumen
Pelelangan (Dokumen Tender)
- KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001 : Jenis Rencana usaha dan/atau
Kegiatan wajib dilengkapi dengan
Analisa Menegenai Dampak
Lingkungan
1 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan
di Sungai
- SNI 03-2400-1991 : Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai
- SNI 03-2414-1991 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
- SNI 03-2415-1991 : Metode Perhitungan Debit Banjir
- SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan
Alat Ukur Arus Tipe Baling-baling
- SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan
Pelampung Permukaan
- SNI 03-2822-1992 : Metode Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Sungai/Saluran
dengan Analisis Grafis
- SNI 03-2829-1992 : Metode Perhitungan Tiang Pancang Beton pada Krib di Sungai
- SNI 03-2830-1992 : Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai dengan Cara Pias
Berdasarkan Rumus Manning
- SNI 03-3414-1994 : Metode Pengambilan Contoh Muatan Sedimen Melayang di
Sungai dengan Cara Integrasi Kedalaman Berdasarkan
Pembagian Debit
- SNI 03-3444-1994 : Tata Cara Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Penamopang
Ganda dengan Cara Pias Berdasarkan Rumus Manning
- SNI 03-3961-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri
dengan Pengendapan
- SNI 03-3961-1995 : Metode Pengujian Kadar Sedimen Layang Secara Gravimetri
dengan Pengendapan
Pedoman Teknis :
- Pd. T.11 – 2004 – A : Pemeliharaan Bangunan Persungaian
Rancangan Pedoman Teknis :
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian-3, Pekerjaan Geoteknik
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian – 4, Pekerjaan Beton dan Bekisting.
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian – 6, Pekerjaan Pemancangan.
- Pd. T. xx – xxxx.A : Pedoman Analisa Harga Satuan, Pekerjaan Bangunan Pengaman
Sungai, Bagian – 1, Krib
2 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan.
3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk memberikan garis besar
pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.
3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai pekerjaan alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan
keuntungan yang dapat diperoleh.
3.2. Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang
menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan
sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh
detail desain untuk krib dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta
spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan krib.
3.2.1. Arah krib adalah arah yang dinyatakan dengan sudut antara as krib dan arah aliran.
3.2.2. Krib adalah bangunan menyilang / sejajar arah aliran yang ditujukan guna mengubah
pola dan sifat aliran untuk suatu tujuan tertentu.
3.2.3. Krib lulus air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati
aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan
bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan
di tempat ini.
3.2.4. Krib kedap air adalah krib yang diantara bagian konstruksinya tidak dapat dilewati
aliran; krib ini secara efektif mengarahkan aliran ke tengah sungai.
3.2.5. Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong
sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.
3.2.6. Krib tajam adalah krib yang arahnya menyerong ke hulu
3.2.7. Krib tegak adalah krib yang arahnya tegak lurus aliran
3.2.8. Letak krib menunjukan tempat sebuah krib dipasang.
3.2.9. Medan krib adalah daerah disekitar bangunan krib yang arah dan atau besar
kecepatan alirannya dipengaruhi krib tersebut.
3.2.10. Pangkal krib adalah bagian krib yang masuk ke tebing sungai
3.2.11. Panjang krib (b) adalah panjang krib (b) adalah dihitung mulai dari pangkal sampai
dengan ujung krib
3.2.12. Panjang efektif krib adalah panjang krib mulai dari ujung krib sampai pertengahan
tebing baru yang direncanakan akan dibentuk.
3.3. Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam
bentuk pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil
kegiatan perencanaan teknik.
3.3.1. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk
membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana
3.3.2. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi
teknik, gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri krib yang akan dibuat
3.3.3. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (krib) yang sudah dilaksanakan
apabila terjadi perubahan dimensi dari perencanaan
3.3.4. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton
3 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3.3.5. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana krib, meliputi perhitungan;
gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
3.4. Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat
berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.
3.4.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan rutin.
3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering
dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara
kontinyu.
3.5. Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi, tanpa
ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi konstruksi
yang dilaksanakan setiap waktu.
3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
konstruksi yang dilaksanakan secara berkala.
3.6. Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi konstruksi.
3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar konstruksi
sementara dapat berfungsi.
3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi konstruksi secara permanen.
4. PEKERJAAN PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum
pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan
data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan, optimasi solusi yang
tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala prioritas.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan bangunan pengaman sungai berupa krib
harus memuat :
4.1 Ketentuan dan Persyaratan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan pembangunan krib memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, penyediaan data dan fasilitas penunjang, meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i. Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu;
ii. Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan);
iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi
b) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
4 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
i. Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi;
ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan
data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-
lain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
b) Perekayasaan
6 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang ketersediaan data
sekunder dari suatu lokasi pekerjaan.
c) Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi :
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
(2) Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang usulan
pekerjaan berikutnya berdasarkan kajian di atas meja dan perumusan untuk
kegiatan selanjutnya.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
d) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai dan Ahli Geologi
2) Studi Identifikasi
Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 1 – 2 bulan. Cakupan kegiatan
studi identifikasi adalah :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000 atau yang lebih detail.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan
informasi dintaranya berupa :
i. Peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
7 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. Data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung;
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan
data yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i. Komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. Komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan
lain-lain;
iv. Rencana tata ruang wilayah.
b) Survey
(1) Survey Hidrologi
Kegiatan survey hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama musim hujan
sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan. Kegiatannya meliputi :
i. pengukuran tinggi muka air di sungai;
ii. inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunan–bangunan air yang
diambil data debitnya pada studi awal.
(2) Survey Topografi
Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan tujuan untuk
mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan sesuai dengan KP–01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Hasil survey topografi disini adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon
pekerjaan yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul.
8 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
9 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi dan Ahli Geologi
3) Studi Pengenalan
Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan krib dengan melakukan
kegiatan survey lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar
antara 2 – 3 bulan. Cakupan kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
10 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Survey
(1) Survey Topografi
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
i. pengukuran dilakukan disekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum 200
m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;
ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang
untuk mengetahui profil morfologi sungai;
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang
bangunan krib.
(2) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP–01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi
yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air
dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan
11 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
12 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal
ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun;
iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara
3 – 10 tahun;
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)
- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
dengan luas < 100 km2;
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
> 100 km2;
- Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS;
- Metode Hidrograf Satuan;
- Metode US – Soil Conservation Service;
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan
lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya
digunakan untuk memperpanjang data aliran.
(2) Angkutan Sedimen
Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan
volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk
analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-
Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
(3) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
f) Perekayasaan
Buat garis besar perencanaan krib dengan sketsa tata letak dan uraian pekerjaan
dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan krib sesui dengan SNI 03-
2400-1991 memuat :
i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan
ii. Layout bangunan krib
iii. Dimensi krib yang meliputi elevasi mercu krib, panjang krib, jarak krib, dimensi
tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang.
13 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
14 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
15 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
i. pengukuran dilakukan di sekitar lokasi bangunan krib sepanjang minimum 200
m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi bangunan krib;
ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang
untuk mengetahui profil morfologi sungai;
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang
bangunan krib.
(2) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu
melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah, pengukuran debit
dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi
banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika
musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang
kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya;
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan
kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling
sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka
dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820-1992.
16 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-
1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada ± 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-
3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
17 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
18 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit
minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis
dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat
diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI
2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan
dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari
hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang
ganda dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-
1994.
(4) Perencanaan Krib
Perencanaan krib harus memuat tentang dimensi krib (elevasi mercu krib, panjang
krib, jarak krib, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang); stabilitas dan
kekuatan krib dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-2400-
1991.
(5) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i. jika lokasi pekerjaan berada di kota besar/metropolitan maka parameter kajian
adalah panjang kegiatan normalisasi sungai ≥ 5 km dan volume pengerukan ≥
500.000 m3;
ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai ≥ 10 km dan volume pengerukan ≥
500.000 m3;
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai ≥ 15 km dan volume pengerukan ≥
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup;
ii. identifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
besar dan penting;
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup;
iv. perumusan RKL dan RPL.
(6) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
19 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
20 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
h) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan pendahuluan dan studi awal
adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli
Sosial Ekonomi dan Ahli Lingkungan
4.3 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan krib harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang dihadapi.
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
4.4 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan
spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan krib harus memuat :
1) Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung
personil yang meliputi keterlibatan tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga penunjang
serta biaya langsung non personil yang meliputi perjalanan dinas, survey dan investigasi,
biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung diukur berdasarkan
daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya langsung non personil
diukur berdasarkan add cost.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan perencanaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga
dan pembayaran tersebut.
21 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
22 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain krib meliputi :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data sekunder
untuk pekerjaan detail desain bangunan krib meliputi :
a) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna
lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-
1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh dari Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan
tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia
Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.
23 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan,
besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata
dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya
berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA);
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh dari Instansi
BMG;
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum selama 5
tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan
bendung.
c) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang
memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi terkait.
d) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan
umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik
terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan
sesuai dengan SNI 03-2400-1991
e) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan pengumpulan data
yang berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut
meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah;
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air;
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain;
iv. rencana tata ruang wilayah.
2) Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-
200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan dilakukan oleh
24 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib
meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala
minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir
dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi
sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m,
kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus
mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput
harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga
untuk merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus
menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah
pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500. Peta detil
harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara lengkap. Peta ini
harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap
0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi; mampu
melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus;
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar;
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua
kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran
debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode
pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim. Jika musim kemarau
pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim
penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3
kali setiap bulannya;
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan
kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik;
v. kemampuan tim pengukurnya.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat
ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kereta
gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai
dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
25 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
26 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
27 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
28 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
29 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(3) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik di
lapangan.
(4) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(5) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya.
c) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek.
12) Produk yang dihasilkan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i. Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
ii. Rencana kerja Konsultan secara menyeluruh
iii. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
iv. Jadwal kegiatan Konsultan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan
lapangan, dan rencana kerja berikutnya.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
i. uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
ii. daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
iii. daftar rencana kegiatan pada bulan berikutnya
iv. mobilisasi dan demobilisasi personil dan daftar hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
v. realisasi progress kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi krib.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
d) Laporan Akhir Sementara
30 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
31 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
32 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor Satuan
Uraian
Pembayaran Pengukuran
6. PEKERJAAN KONSTRUKSI
Konstruksi merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan
fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan
teknik.
Pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pengaman sungai
krib harus memuat :
6.1 Ketentuan dan Persyaratan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi krib memuat :
1) Program Pelaksanaan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam
pembuatan program pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci;
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan
berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus
dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal
Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kalender, jangka waktu yang diperlukan,
tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama
pelaksanaan dan sebagainya;
c) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak;
33 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
d) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak;
e) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.
2) Aspek-aspek yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
a) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
b) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
d) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
e) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
34 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
3) Sumber Bahan Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa bertanggungjawab atas pengadaan material beton pasangan, bronjong
dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek akan
memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
b) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4) Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu
melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air
tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan
sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Volume I : Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
5) Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai dan
disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaan–pekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9,
Pekerjaan Lain-lain
6) Material dan Peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh Penyedia Jasa
diatur sebagai berikut :
a) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
b) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
35 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
i. tempat produksi atau pabrik
ii. pengangkutan
iii. lokasi proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggungjawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
e) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
f) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggungjawabnya sesuai dengan Kontrak.
6.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski krib memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
b) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i. Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan;
36 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah;
iii. Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
Schedule pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
Laboratorium yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia
Jasa. Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan
Penyedia Jasa.
d) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, dan gudang yang hanya diperlukan pada saat
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail
termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya tanggal
... ... ...
e) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
f) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
g) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
2) Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi krib meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
37 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
38 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya;
iv. Daftar tenaga setempat;
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan;
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan;
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan;
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan;
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan;
viii. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya;
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan;
b) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-
chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
c) Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
39 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
40 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
41 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
42 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
43 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
44 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
45 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian – 1,
Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Volume I : Umum, Bagian – 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian – 3, Pekerjaan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian – 4,
Pekerjaan Beton dan Bekisting
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I :
Umum, Bagian – 5, Pekerjaan Pasangan
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum, Bagian – 6,
Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Volume I : Umum, Bagian – 9, Pekerjaan Lain-lain
2) Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd
T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Volume I : Umum,
Bagian – 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi krib semua kegiatan yang berkaitan dengan dasar
pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi
46 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
47 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
7. PEKERJAAAN PEMELIHARAAN
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan mengacu pada Pd. T-11-2004-A, dengan kegiatan
sebagai berikut :
7.1 Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran
Tujuan inventarisasi kerusakan dan survei pengukuran adalah untuk mendeteksi adanya
gejala kerusakan sejak dini. Kegiatan ini dilakukan dengan memantau terjadinya perubahan
geometri sungai dan bangunan persungaian yang dilakukan secara periodik. Yang perlu
dicatat dalam peninjauan lapangan dan survei pengukuran adalah inventarisasi kondisi tiap-
tiap ruas sungai dan bangunan persungaian. Kegiatan ini ada 2 (dua) tingkat, yaitu :
i. kegiatan tingkat I yang merupakan kegiatan langkah pertama yang cukup penting dan
dilakukan secara rutin;
ii. kegiatan tingkat II yang meliputi pengumpulan data angkutan sedimen untuk digunakan
sebagai analisis yang komprehensif dan rumit dalam komputer model. Kegiatan tingkat II
ini dilakukan sebagai pelengkap kegiatan tingkat I.
1) Kegiatan Tingkat I
Kegiatan ini dilakukan secara periodik . Data-data yang didapat bisa langsung digunakan
untuk analisis kerusakan. Kegiatan ini meliputi :
a) Penggal sungai
Untuk tujuan pemeriksaan survei, sebuah sungai harus dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu hulu, tengah, hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara sungai
terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut, sedang sisanya adalah bagian
tengah dan hulu yang panjang biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga, serta dana, kegiatan pemeliharaan tidak dapat
dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu, setiap instansi pengelola
sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada ukuran sungai, pentingnya
bangunan persungaian, dan pentingnya melakukan pemeliharaan.
48 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Debit sungai
Debit sungai didapat dari tinggi muka air yang dipasang pada daerah hulu dan daerah
sungai tengah. Jika memungkinkan memanfaatkan bangunan yang sudah ada.
Lengkung debitnya harus diperbarui dalam periode waktu tertentu, tergantung dari
sifat hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit, sebuah pencatat tinggi muka
air harus dipasang pada bendung. Debit bendung yang didapat dari geometri mercu
bendung harus dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
Pencatat tinggi muka air bisa bersifat manual (peil skal) dan otomatis (automatic water
level recorder).
c) Survei sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan
interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000
m, 2 tahun sekali, pada musim kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah
yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
patok tetap utama – PTU (BM – Bench Mark) yang dipasang pada lokasi survei
penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain itu, PTU tersebut digunakan
sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat agradasi/degradasi
dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh
meandering atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang patok tetap pembantu – PTP (CP –control point)
yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100 m) pada lokasi yang
diperlukan.
d) Pemeriksaan dan survei bangunan persungaian
Suatu ruas sungai perlu dilakukan monitoring jika ruas tersebut mengalami perubahan
(perubahan vertikal ataupun horizontal) karena adanya erosi tebing, endapan sedimen
atau adanya kegiatan galian pasir yang cukup besar dan terus menerus. Pemantauan
alinyemen sungai pada ruas tersebut dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Agar pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, semua bangunan
persungaian dan ruas sungainya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, sperti
dijelaskan di bawah ini
(1) Tebing sungai yang tererosi
Setiap daerah tebing sungai yang sedang mengalami erosi harus dipasang PTU
yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Lokasi
tersebut penampang melintangnya harus dimonitor dengan interval waktu sesuai
dengan kebutuhan, disarankan pada akhir musim hujan, minimum satu tahun
sekali. Pengukuran sekurang-kurangnya pada tiga penampang melintang; satu di
daerah tengah dan yang lainnya di hulu dan hilir. Jika panjang erosi 400 m, maka
penampang melintang harus ada pada tiap-tiap 100 m. Perbandingan penampang-
melintang tersebut dengan penampang melintang tahun lalu akan memberikan
informasi yang sangat berguna apakah tebing sungai stabil atau tidak.
Sebagian dari hasil survei akan ditambahkan dalam formulir inventarisasi yaitu
Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas
Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
49 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
50 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
51 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
52 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Bibliografi
Yusuf Muhammad Ir. dan Gayo dkk, PT. Pradnya Mitra, 1994, Perbaikan dan Pengaturan
Sungai, Jakarta
53 dari 120
STUDI IDENTIFIKASI STUDI AWAL
54 dari 120
LAMPIRAN A
PERENCANAAN PENDAHULUAN
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
PERENCANAAN
A PENDAHULUAN
DESKRIPTIF
EKONOMI YA
DOMINAN
RENCANA PETA
SUNGAI
TIDAK
ANALISA DATA
KELAYAKAN NONTEKNIS
TIPE
PENGAMANAN TIDAK
SUNGAI LAYAK ? BATAL
YA
- PENYELUSURAN BERSAMA
- TINJAU KEMBALI DATA AHLI SIPIL, GEOTEKNIK,
- PENGUMPULAN DATA TAMBAHAN GEODETIK
-SURVEI DAN PENYELIDIKAN - CEK LOKASI BANGUNAN DAN
TAMBAHAN RENCANA PENYELIDIKAN
PENYELUSURAN BERSAMA
SIPIL GEOTEKNIK,
GEODETIK UNTUK - PENGUKURAN TRASE SUNGAI, DAN
CHECKING ELEVASI, DAN SITUASI BANGUNAN
SITUASI - PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
PERMASALAHAN ?
B
LOKASI
BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI
55 dari 120
PERENCANAAN DETAIL
56 dari 120
PERENCANAAN DETAIL
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.2
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Krib
57 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.3
1. LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
58 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
59 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
60 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
61 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
62 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
63 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
64 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya
atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk
Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
7. METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan ....... (....................) hari kalender
9. PERSONIL TENAGA AHLI
Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 10 tahun.
2. Tenaga Ahli Sungai
Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 8 tahun.
3. Tenaga Ahli Hidrologi
Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 7 tahun.
4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur
Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli
Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan
pengalaman minimal 8 tahun.
5. Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Geodesi subbidang Survey Topografi sekurang-
kurangnya.6 (enam) Tahun Lulusan pendidikan Sarjana Geodesi (S1) dengan
pengalaman kerja minimal 5 tahun.
6. Tenaga Ahli Geoteknik
65 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis Sosial
Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi bertugas
melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa Nilai Bersih
Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian
Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang
mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.
9. Chief Surveyor
Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau
lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman
sedikitnya 8 (delapan) tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang
keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.
10. Chief Draftman
Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air
dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambar-
gambar dibidang keairan.
10. KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
i. kajian pendahuluan penentuan krib
ii. kelayakan ekonomis
iii. gambar teknis pendahluan
11. LAPORAN
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna
Jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ......... (tgl/bulan/tahun)
2. Laporan Bulanan
66 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
67 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
68 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN – B
Lampiran B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Krib
MULAI
LAPORAN
PENDAHULUAN
DISKUSI TIDAK
PENDAHULUAN
YA
Survey Hidrometri :
Penyelidikan Geoteknik -Sampling Sedimen
Pengukuran Topografi
Lapangan -Pengukuran tinggi
muka air, kecepatan dan
debit
Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)
Analisis Hidarulika
dan Analisis Sosek
Transport Sedimen
KONSEP DESAIN
BENDUNG
LAPORAN
INTERIM
TIDAK
DISKUSI INTERIM
YA
ALBUM GAMBAR
ANALISIS EKONOMI
DESAIN Penysunan Andal
TEKNIK
DRAFT FINAL
Penyusunan
LAPORAN AKHIR
BOQ dan RAB
DISKUSI TIDAK
LAPORAN
AKHIR
YA
SELESAI
69 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN B.2
1. LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
70 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
71 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
6.1.2. Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada
Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum,
Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini
akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan
banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh
bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah
ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan pengukuran topografi dan
pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah
hulu dan ke hilir dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m
dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan
garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis
ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang
sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar
diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga untuk
merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga
harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di
sekitar daerah pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500.
Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara
lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis
ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil;
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan
mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran
debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan
jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode
waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran
tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali
setiap bulannya
72 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
73 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
74 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
75 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
76 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
77 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-
waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila
ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut
penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
78 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
7. METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan utama dan penunjang bendung.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini ....... (....................) hari kalende.
9. PERSONIL TENAGA AHLI
Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 10 tahun.
2. Tenaga Ahli Sungai
Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 8 tahun.
3. Tenaga Ahli Hidrologi
Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 7 tahun.
4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur
Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli
Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan
pengalaman minimal 8 tahun.
5. Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Geodesi subbidang Survey Topografi sekurang-
kurangnya.6 (enam) Tahun Lulusan pendidikan Sarjana Geodesi (S1) dengan
pengalaman kerja minimal 5 tahun.
6. Tenaga Ahli Geoteknik
Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
79 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
11. LAPORAN
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i. Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
ii. Rencana kerja Konsultan secara menyeluruh
iii. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
iv. Jadwal kegiatan Konsultan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan
lapangan, dan rencana kerja berikutnya.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
80 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
i. uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
ii. daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
iii. daftar rencana kegiatan pada bulan berikutnya
iv. mobilisasi dan demobilisasi personil dan daftar hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
v. realisasi progress kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi krib.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
d) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
kegiatan hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil investigasi lanjutan
topografi, geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar Konstruksi
bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.
Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal………………
e) Laporan Akhir
Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan
desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan,
estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan Akhir ini dibuat setelah
didiskusikan dan disetujui pada Laporan Akhir Sementara (Draft Laporan Akhir).
Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara
dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-
lambatnya tanggal………………
f) Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
(1) rencana anggaran biaya (RAB)
(2) gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
(3) gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
(4) dokumen tender, masing-masing rangkap 3 (tiga) meliputi:
i. tender drawing
ii. spesifikasi umum dan spesifikasi teknis
iii. rencana pelaksanaan fisik dan construction method
iv. daftar kuantitas dan harga satuan
81 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
g) Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan krib 1 : 100 – 1 : 200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 – 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal………………
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i. Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Buku Ukur dan Laporan Pengukuran Topografi dan pemetaan harus
diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya
tanggal ………………
ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik
Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ………………
iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ……………
iv. Laporan Analisis Ekonomi
Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ……………
12. PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan
2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
82 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran B.3
Kriteria Desain Bangunan Krib
Penentuan kriteria desain mengacu pada SNI 03-2400-1991, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Pertimbangan dan Persyaratan Perencanaan
a) Pertimbangan perencanaan
Pemilihan jenis krib harus sesuai serta mempertimbangkan data dan informasi tentang
tujuan pembuatan krib yang meliputi :
i. Fungsi krib sebagai pelindung tebing tidak langsung, sebagai pengarah arus atau
berfungsi untuk memperbaiki alinyemen sungai
ii. Jenis dan nilai kegunaan bangunan yang akan dilindungi dengan krib
b) Persyaratan perencanaan
Persyaratan perencanaan bangunan krib, meliputi :
i. persyaratan fungsional meliputi : ketentuan yang perlu diperhatikan dalam
perlindungan sungai secara tidak langsung dari bahaya gerusan lokal atau bahaya
meander; pengatur/pengarah arus dan perbaikan alinyemen sungai;
ii. kesesuaian perencanaan teknik dengan perencanaan pengelolaan sungai
terpadu;
iii. persyaratan pemilihan jenis krib didasarkan : tujuan pemasangan krib; kondisi
tanah; dan kondisi lapangan
c) Persyaratan keamanan bangunan
Persyaratan keamanan bangunan krib, terdiri dari :
(1) keamanan hidraulik meliputi : kemanan terhadap gerusan lokal; degradasi dasar
sungai; dan penggerowongan tebing; keamanan terhadap benturan dan abrasi
oleh muatan dan benda padat lain; muatan arus sungai
(2) kemanan struktural : stabil terhadap guling, geser dan penurunan; aman terhadap
regangan dan tegangan yang terjadi; aman terhadap deformasi yang diijinkan
(3) keamanan ligkungan yaitu keamanan terhadap gangguan angkutan sedimen dan
benda padat lain
2) Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan teknis bangunan pengaman sungai
krib meliputi hal-hal berikut :
a) Data topografi
Untuk perencanaan bangunan pengaman sungai krib diperlukan peta topografi
1:25.000 atau peta situasi sungai dengan skala 1:10.000; 1:2.000; Peta ini dipakai
untuk mencari Daerah Pengaliran Sungai (DPS) serta stasiun-stasiun hujan yang
bersangkutan.
b) Data hidrologi
Data hidrologi untuk menentukan debit desain dalam perencanaan krib dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu
i. dengan menggunakan data aliran langsung
ii. dengan menggunakan data hujan
83 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
84 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
85 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(f) jarak krib ; dibuat sedemikian rupa sehingga susunan krib menghasilkan suatu
model krib yang paling efektif; untuk memastikan hal ini dapat digunakan
penyelidikan hidraulik dengan model
(2) stabilitas dan kekuatan krib
konstruksi krib disebut stabil, jika mampu menahan semua beban atau gaya yang
bekerja pada krib, meliputi :
i. stabilitas dan kekuatan krib tiang pancang ; krib harus dtinjau kestabilan
masing-masing tiangnya (single of pile) ;
ii. stabilitas dan kekuatan krib pasangan batu ; krib harus ditinjau terhadap
tegangan yang terjadi akibat krib tidak boleh melampaui daya dukung pondasi;
stabilitas terhadap longsoran tebing ke arah alur sungai ;
iii. stabilitas dan kekuatan krib bronjong : kawat bronjong yang harus digunakan
harus mengikuti standar yang berlaku ; anyaman dibuat dengan lilitan ganda
dan lilitan pada kawat sisi dibuat sedemikian rupa ; dan lilitan pada kawat sisi
gaya-gaya yang mempengaruhi stabilitas krib tiang pancang adalah :
i. tekanan arus sejajar arah aliran dianggap merata pada tiang dengan
kecepatan arus maksimal pada debit desain;
ii. tekanan tambahan akibat penumpukan sampah setebal 1,0 m;
iii. beban lateral sejajar krib yang bekerja pada tiang-tiang akibat endapan
diperkirakan membentuk lereng dengan kemiringan 1 : 1;
iv. tekanan tanah pasif pada tiang yang terpancang;
v. tiang ditinjau tunggal maupun secara kesatuan
(3) stabilitas tanah dasar pondasi
stabilitas tanah pondasi diperhitungkan terhadap :
i. gerusan lokal yang terjadi akibat penempatan krib merupakan akumulasi dari
gerusan yang diakibatkan oleh penyempitan alur dan gerusan akibat
86 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
87 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1 :1
A engsel
1 :1 1 :1 2 :1
a) Kegunaan UMH
Kegunaan UMH, Antara Lain :
(a) Menguji Kesempurnaan Pra-perencanaan teknik bangunan krib yang
direncanakan dengan analisa teoritis;
(b) mencari rencana tipikal bangunan krib yang secara hidraulik dianggap lebih baik
sesuai dengan maksud dan tujuan pembengunan krib;
(c) mencari hubungan antara parameter aliran sedimen / morfologi sungai, posisi
lokasi dan jumlah bangunan krib;
(d) mencari menentukan metoda perbaikan krib.
b) UMH Matematik
UMH matematik adalah suatu penyelidikan pengujian dengan model matematik yaitu
simulasi keadaan aliran yang didasarkan pada hasil hubungan matematik dengan
prinsip – prinsip hidraulik. Penentuan parameter aliran dan koefisien – koefisien lainya
dilakukan melalui proses kalibrasi dan analisis kepekaan antara model dan prototipe.
88 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
c) UMH Fisik
Ikhwal yang perlu diketahui :
(a) UMH Fisik adalah suatu penyelidikan pengujian di Laboratorium dengan peniruan
secara fisik keadaan di lapangan dengan skala tertentu, untuk mempelajari
berbagai masalah hidraulik yang mungkin timbul karena didirikannya suatu
bangunan di sungai dan pengaruh perubahan morfologi sungai terhadap masalah
hidraulik yang erat kaitannya dengan fungsi dan keamanan bangunan
(b) Untuk melaksanakan UMH Fisik Bangunan krib diperlukan data survei lapangan
guna menunjang kesamaan model dengan prototipe
(c) Dalam UMH fisik dipelajari masalah – masalah hidraulik yang timbul akibat
dibangunnya bangunan krib antara lain sebagai berikut :
(1) Gejala dan parameter aliran, berupa tinggi muka air, kecepatan, debit, macam
arus, arah aliran, tekanan dan lain – lain
(2) penggerusan lokal / setempat
(3) pengaruh degradasi, agradasi dan gejala nagkutan muatan yang lain
(4) angkutan dan pengendalian muatan benda padat lainnya
(5) pengoperasian
(6) beberapa parameter dan koefisien rumus aliran dan muatan untuk perhitungan
teoritis
89 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN – C
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan ……….
sampai dengan …… dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan ….. sampai dengan
……….. Hujan rata – rata tahunan sekitar …….. m dan 80 % nya adalah ……. m jatuh
dalam bulan ….. sampai dengan ………….
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan krib yang meliputi bangunan utama dan semua bangunan
penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunan–bangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain–
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
90 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani
oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan
pada bagian pekerjaan tersebut.
91 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
92 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski krib memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Volume I : Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
93 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
94 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
95 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
ii. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
iii. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
iv. Daftar tenaga setempat
v. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
vi. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
viii.Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
ix. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
b) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang
sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-
chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
c) Rapat Bersama Untuk Pembicaraan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi
96 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
97 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
98 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
99 dari 120
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
anggaran pekerjaan? sebandingkah dengan produksi yang dihasilkan?
- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan dan
ketidaksesuain yang telah diketahui sebab-sebabnya itu, guna mencapai
sasaran seperti yang telah direncanakan sebelumnya?
(2) Cara tidak langsung
(a) Dokumen Pekerjaan
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan sebagai pedoman
biaya pelaksanaan
- termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efisien
- termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dan efektif
- termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat sesuai rencana
yang wajar, murah dan efisien.
(b) Melalui Rencana Arus Kas Pekerjaan (Cash Flow)
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu tercapai
likuiditas pekerjaan yang berada dalam kondisi balance positif atau surplus.
- dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang intensif sesuai
dengan batasan periode atau jumlah nilai penagihan tertentu dan ditindak
lanjuti secepatnya dengan benar sehingga segera menjadi cash in (cair)
- dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian) mendesak dan
hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas pengunaan dana cash pada
yang berkepentingan dengan mempertimbangkan batas waktu hutang
jatuh tempo dan urgensi obyek yang harus diberikan dana tersebut.
(c) Adanya dokumen kontrak dan tehnical specification, yang dalam hal ini
menjadi batasan dan aturan pelaksanaan yang harus diikuti/dipenuhi
Pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi akan menimbulkan biaya
tambahan (mungkin pembongkaran, perbaikan atau penalty/klaim dari pemilik
pekerjaan), kecuali apabila penyimpangan tersebut sebelumnya telah
direkomendasikan oleh pemilik pekerjaan sebagai langkah khusus dan legal
(d) Melalui prosedur kerja dan instruksi kerja yang dibuat dan ditetapkan pada
pekerjaan (perusahaan) yang bersangkutan. Jika pelaksanaanya tidak
konsisten prosesnya pun akan tidak sesuai demikian juga mutunya atau hasil
pekerjaannya pun menjadi rentan terhadap penambahan biaya mungkin untuk
kerja ulang, pekerjaan finishing, dan lain-lain
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
- melalui laporan harian pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
pengawas kepada pelaksana utama atau site manajer
- melalui laporan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh para
koordinator pengawas atau pelaksana utama kepada site manager atau
project manager
- melalui laporan bulanan hasil usaha pekerjaan atau operasional
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh site manager atau manajer
pekerjaan kepada perusahaan / direksi.
Isi laporan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- realisasi progress fisik terhadap rencananya
- rencana diambil dari rap / jadwal pelaksanaan pekerjaan
- realisasi pendapatan dan biaya pekerjaan terhadap rencana-nya
Rencana diambil dari RAP yang masih valid (RAP yang merupakan edisi /
revisi terakhir) :
Nomor
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
LAMPIRAN – D
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN
INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI
DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
PENGUMPULAN
DATA DEBIT
PEMELIHARAAN
RUTIN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN KHUSUS
BERKALA REHABILITASI
PEMELIHARAAN RETIFIKASI
PERBAIKAN KECIL
LAMPIRAN – E
GAMBAR
15 Judul gambar, tanggal
16 Gambar pelaksanaan
18 Konsultan desain
o
15 Lokasi GPS B Garis lintang/bujur hasil GL = ….. ….'………"
o
pembacaan GPS GB = ….. ….'………"
16 Jarak langsung PTU - PTP A Ambil dari gambar
pengukuran
17 Jarak langsung PTU - PTP B Ambil dari gambar
pengukuran
18 Nama dan nomor gambar Ambil dari gambar
pengukuran pengukuran
PERBAIKAN KECIL
7 Pekerjaan tanah minor – Tak perlu
– Mengganti timbunan
3
9 Volume pekerjaan tanah ……m x…..m x…..m=……m
(m 3)
10 Pekerjaan batu minor – Tak perlu
(bila krib dari pasangan batu) – Mengganti batu
– Batu & filter
– Fondasi+batu+filter
yang diganti
19 Ketebalan (bronjong)(m) …………………..m
total yang akan diganti
20 Ukuran batu (bronjong) (m) diameter batu …………………..m
21 Perbaikan pengikat bronjong – Tak perlu
– Ganti kawat
– Ganti panel
22 Luas pengikat bronjong (m 2) ….m x……m x……=.m 2