Anda di halaman 1dari 2

SelamatTinggal, EngkauSahabatku

Mentari telah menampakkan sinarnya yang hangat, menerangi tiga sahabat dekat yang
tengah berkumpul disebuah rumah terbuat dari kayu. Angin berhembus semilir lembut, menerpa
daun pohon dengan ukuran besar yang menari mengikuti arah berhembusnya angin. Ketiga
sahabat tersebut adalah karina, helena, delia.

Sebagai sahabat mereka selalu berkumpul bermain bersama sama dalam rumah kayu
tersebut. Bersenda gurau, tertawa dan bembira bersama, menikmati indahnya bunga bunga yang
tengah berbaris nan rapi dilihat dari atas pohon. Rumah yang saat iini berdiri kokoh diatas pohon
tersebut dinamakan rumah pohon persahabatan yang melambangkan persahabatan ketiga orang
tersebut.

Karina merupakan sosok perempuan yang sangat energik dan semangat dalam
pembelajaran fisika, kimiamaupunsesuatu yang berhubungan dengan sains. Selain itu dia sangat
suka berseda gurau dan bercanda layaknya perempuan pada umumnya. Namun sifat manja yang
ia miliki menjadi sebuah kelemahan yang belum mampu ia kuasai.

Helena sendiri adalah perempuan yang cerewet, suka berdiam diri dan memiliki hobi
mendengarkan music jass menggunakan telepon genggam yang selalu dia bawa kemanapun dia
pergi. Meskipun terlihat sebagai perempuan yang suka menyepelekan sesuatu, namun ia
sangatah ahli dalam bidang sejarah dan handal dalam bernyanyi maupun memainkan musik.

Dan yang terakhir ialah Delia, ia adalah perempuan yang gemar memiliki rambut panjang
yang teramat sangat baik. Ia suka menolong sahabat sahabatnya. Dia sangat pintar dalam
pelajaran biologi maupun matematika. Tidak heran jika dia selalu mendapatkan predikat terbaik
di kelasnya. Karena tidak pernah mendapatkan nilai rendah, ia selalu menjadi idola di
sekolahannya.

Di suatu pagi, karina terbangun dengan wajah yang lemas lesu. Matanya masih buram
dengan wajah berkunang kunang yang membuatnya enggan berdiri. Namun ia harus tetap
bangun karena jam dinding telah menunjukkan pukul 07.00. Selain itu hari ini merupakan hari
pertama karina memasuki ruang kelas delapan. Maka diapun berusaha bangun untuk bersiap
siap menujuk ke sekolah.

"Teng Tong". Lonceng sekolahan berbunyi menandakan sekolah telah memasuki jam
petama membuat helena yang sedang mendengarkan music terganggu. Suara lonceng itu
menggema masuk dalam telinga helena. Sedangkan Delia dengan senyumnya yang khasnan
manis mengambil buku buku dari tas coklat yang ia bawa. Namun perasaan tidak enak sedang
diarasakan, entah kenapa kepalanya mendadak sakit namun ia berusaha untuk tetap
menahannya. Dan anehnya Delia selalu menoleh kanan kiri bak mencari sesuatu yang hilang.

Helena yang penasaran akhirnya bertanya sambil berbisik, "Del, kamu kenapa?" Delia
yang berbalik menjawab "Apa kamu melihat karina? Rasanya dari tadi aku tidak melihatnya"
Helena menggeleng menandakan dia tidak tau keberadaan karina. Tiba tiba saja, seorang guru
wanita berambut panjang berkilau dating seperti model iklan shampoo dan menyapa kelas
"Selamat pagi anak anak" sapa bu mala dengan suara lantang.

Ibu mala lalu berbalik ke meja dan Nampak tengah mencari sesuatu diantara tumpukan
kertas yang tampaknya sengaja dibiarkan terbengkalai dan berantakan. Tiba tiba pintu mulai
terbuka secara misterius, dari pintu itu munculah baying bayang. Dan saat dilihat ternyata itu
adalah karina. Karina yang Nampak kaget melihat bu mala sudah hadir secara perlahan masuk ke
dalam kelas tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

Delia yang tak kuat menahan tertawa melihat ekspresi karina yang Nampak lucu di depan
kelas. Delia dan Helena melihat karina berlari diantara dua barisan bangku coklat yang di tata
dengan teramat sangat rapi hingg akahirnya karina lega telah duduk di samping Delia.

Setelah jam pelajaran selesai, akhirnya ke tiga sahabat itu pergi ke rumah pohon tempat
mereka berkumpul setiap harinya. Pada saat itu sakit kepala delia kembali kambuh, namun
seperti biasanya Delia tetap merahasiakan rasa sakitnya.

Hingga pada suatu hari saat kedua sahabatnya Karina dan Helena di rumah pohon
menunggu kedatangan Delia untuk mengerjakan pekerjaan rumah, Namun Delia yang ditunggu
tidak kunjung hadir. Sudah lima hari Delia tidak terlihat di kelas maupun di rumah pohon
persahabatan. Hingga di hari keenam karena merasa penasaran Helena dan Karina datang
kerumah Delia untuk menanyakan kabarnya.

"Tok Tok" Suara karina mengetok pintu rumah Delia. Dalam hati karina bertanya
"Kenapa ya banyak sekali kursi kursi berjajar dirumah Delia, apakah dirumahnya sedang ada
acara selametan. Tapi kenapa dia tidak mengundangaku dan Helena?"

Ibu Delia akhirnya membuka pintu dan menjawab pertanyaan Karina. Alangkah
terkejutnya karina mendengar Delia masuk rumah sakit karena terkena tumor otak. Ternyata
selama ini delia telah menyembunyikan penyakitnya dari teman temannya.

Delia yang telah terkena penyakit mematikan tersebut berada dirumah sakit dan tengah
menunggu operasi. Sontak berita ini membuat sahabat sahabatnya menjadi tidak percaya. Delia
yang terlihat selalu riang itu tidak pernah berbicara dan menyinggung penyakitnya. Akhirnya
karina, dan Helena memberanikan diri untuk menanyakan nasib sahabatnya. Ibu delia mejawab
dengan penuh rasa sedih bahwa delia telah meninggal. Ia mengambil sepucuk surat "Ini nak,
delia titip ini buat temannya".
Dalam surat tersebut bertuliskan "Untuk sahabat sahabatku, maaf selama ini aku
menyembunyikan kebenaran akan diriku. Aku sudah berjuang semampuku. Tapi ini adalah
batasnya, ini adalah kehendak yang maha kuasa. Sebagai manusia kita hanya bias pasrah dan
tawakal setelah berjuang. Meskipun ini akhir dari perjuanganku, aku berharap akan menjadi
awal perjuangan kalian yang baru. Jaga terus tali persahabatan kita, jangan pernah lupakan aku
untuk selamanya" Tulisan tangan delia tersebut sontak membuat karina dan Helena menangis
histeris. Mata karina terasa buram dan berkunang kunang. Dan seketika “bruk”, karina jatuh
pingsan dan Helena tidak kuat menahan rasa kaget akhirnya juga ikut tersungkur ke tanah sambil
menangis.

Anda mungkin juga menyukai