Anda di halaman 1dari 13

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU KEDOKTERAN

PENCEGAHAN/ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

DIAGNOSA KOMUNITAS

Disusun Oleh:
BENNY SABRI 71160891697
FITRI HIDAYATI NASUTION 71160891912
IKA RAHMI LUBIS 71160891812
SALMAYANTI FARIDA SIAGIAN 71160891853
WALIDAH YULIANTI BATUBARA 71160891914
WILDATUL FITRIYAH 711608911030
WIRA KISWARA 71160891691
ALWI RIZKY BATUBARA 71160891703
HIKMAH SYAHPUTRI TANJUNG 71160891739

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat
sakit “ atau kesehatan tersebut. Berdasarkan isi pembangunan nasional melalui
pembangunankesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
adalah masyarakat bangsa, (negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang tinggi. suatu bentuk pelayanan proessional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperaratan, berbentuk
pelayanan, psikososioal, spiritual yang komprehensi) ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat. pelayanan kepera"atan berupa bantuan yang
diberikan karena adanya kelemahan) fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang diberikantersebut diperoleh
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari hari secara mandiri. kegiatan pelayanan
daiberikan dalam upaya peningkatan kesehatan promotif) , pencegahan penyakit
preventif) , penyembuhan kuratif) , serta pemeliharaan kesehatan rehabilitatife , upaya
yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan (primer primary health )
sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika proresi keperawatan sehingga setiap
orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.
Warga yang berpenghasilan rendah dan mempunyai salah satu atau lebih anggota
keluarga yang bermasalah ataupun potensial bermasalah kesehatan rentan terhadap
penyakit atau masalah kesehatan , termasuk pula yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, kelompok tertarik untuk membahas mengenai asuhan
keperawatan yang harus dilakukan pada masyarakat di desa A.
B. Tujuan
1. Warga Desa A memahami cara mengatasi penyakit ISPA.
2. Warga Desa A mengetahui pentingnya pemakaian APD.
3. Warga Desa A mengerti akan pentingnya kesehatan diri dan lingkungan
4. Memenuhi salah satu tugas kedokteran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Infeksi
Saluran pernafasan akut ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas
maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun
reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya
mikroorganisme bakteri, virus, riketsia ke dalam saluran pernafasan yang menimbulkan
gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 35 hari. ISPA adalah inneksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 35 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan
adalah organ mulai dari hidung sampaigelembung paru, beserta organ - organ
disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. ebagian besar dari
infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita
pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat
kematian.

B. Etiologi
Faktor resiko etiologi ISPA lebih dari 4% jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemovilus,
bordetella, dan korine bacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mikovirus,
adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus. Bakteri dan virus yang
paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranyabakteri stafilokokus dan streptokokus
serta virus influenza yang di udara bebasakan masuk dan menempel pada saluran
pernafasan bagian atas yaitu tenggorokandan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut
menyerang anak - anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau
belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko
serangan ISPA.

Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA


pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,dan buruknya sanitasi
lingkungan.
Faktor Resiko
1. Agent
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru - paru. kejadiannya bisa secara
akut atau kronis, yang paling sering adalah rinitis simpleks, faringitis, tonsilitis, dan
sinusitis. rinitis simpleks atau yang lebih dikenal sebagai selesma /common cold/ koriza/
flu/pilek, merupakan penyakit virus yang paling sering terjadi pada manusia.
Penyebabnya adalah virus Myxvirus, Coxsackie, dan Echo.

2. Manusia
a. Umur
Berdasarkan hasil penelitian Daulay (1999) di Medan, anak berusia dibawah 2
tahun mempunyai risiko mendapat ISPA 3,5 kali lebih besar dibandingkan dengan anak
yang lebih tua. Keadaan ini terjadi karena anak di bawah usia 2 tahun imunitasnya belum
sempurna dan lumensaluran nafasnya masih sempit.
b. Jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian Kartasasmita 1993, menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan prevalensi, insiden maupun lama ISPA pada laki - laki dibandingkan
dengan perempuan.
c. Status gizi
Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebabutama
kematian terutama pada anak dibawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak - anak yang
meninggal karena penyakit infeksi itu biasanya didahului oleh keadaan gizi yang kurang
memuaskan. rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat memudahkan dan
mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh.
d. Berat Badan lahir
Berat Badan Lahir rendah BBL ditetapkan sebagai suatu berat lahir < 2500 gram.
Menurut Tuminah (1999) bayi dengan BBL mempunyai angka kematian lebih tinggi dari
pada bayi dengan berat >2500 gram saat lahir selama tahun pertama kehidupannya.
Pneumonia adalah penyebab kematian terbesar akibat infeksi pada bayi baru lahir.
e. Status ASI ekslusif
Air susu ibu awal dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi kaya akan
faktor antibodi untuk melawan infeksi - infeksi bakteri dan virus, terutama selama
minggu pertama 4 - 6 hari payudara akan menghasilkan kolostrum, yaitu ASI awal
mengandung zat kekebalan imunoglobulin, Lisozim, Laktoperin, bifidus factor dan sel -
sel leukosit yang sangat penting untuk melindungi bayi dari infeksi.
f. Status Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk melindungi seseorang terhadap penyakit
menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit infeksi tertentu. Pentingnya
imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya
terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak.

3. Lingkungan
a. Kelembaban Udara
Hasil penelitian Cahaya, dkk di Perumnas Mandala Medan (2004), dengan desain
cross sectional didapatkan bahwa kelembaban ruangan berpengaruh terhadap terjadinya
ISPA pada balita. Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh bahwa faktor kelembaban
ruangan mempunyai exp B 28,097, yang artinya kelembaban ruangan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor risiko terjadinya ISPA pada balita sebesar 28
kali.
b. Suhu Ruangan
Salah satu syarat fisiologis rumah sehat adalah memiliki suhu optimum 18 – 30C.
Hal ini berarti, jika suhu ruangan rumah dibawah 18 C atau diatas 30 C, keadaan rumah
tersebut tidak memenuhi syarat. Suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
menjadi faktor risiko terjadinya ISPA pada balita sebesar
c. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah menjaga agar
aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
d. Kepadatan Hunian Rumah
Menurut ani dalam penelitiannya di Sumatera Selatan 2004 menemukan proses
kejadian pneumonia pada anak balita lebih besar padaanak yang tinggal di rumah yang
padat dibandingkan dengan anak yang tinggal di rumah yang tidak padat. Berdasarkan
hasil penelitian Cahaya tahun 2004, kepadatan hunian rumah dapat memberikan risiko
terjadinya ISPA sebesar 9 kali.
e. Penggunaan Anti Nyamuk
Penggunaan Anti nyamuk sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk dapat
menyebabkan gangguan saluran pernafasan karena menghasilkan asap dan bau tidak
sedap. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumahakan merusak mekanisme
pertahanan paru - paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernafasan.
f. Bahan bakar memasak
Bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari - hari dapat menyebabkan
kualitas udara menjadi rusak. kualitas udara di wilayah pedesaan di China tidak
memenuhi standar nasional pada tahun 2004 hal ini menimbulkan terjadinya peningkatan
penyakit paru dan penyakit paru ini telah menyebabkan 3,4 juta kematian.
g. Keberadaan perokok
Bukan hanya masalah perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Asap rokok terdiri
dari 4000 bahan kimia, 200 diantaranya merupakan racun antara lain karbon Monoksida
PO2 polycyclic Aromaticy Hdrocarbons.
h. Status ekonomi pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian Djaja, dkk 2001, didapatkan bahwa bila rasio
pengeluaran makanan dibagi pengeluaran total perbulan bertambah besar, maka jumlah
ibu yang membawa anaknya berobat ke dukun ketika sakit lebih banyak. Bedasarkan
hasil uji statistik didapatkan bahwa ibu dengan status ekonomi tinggi 1,8 kali lebih
banyak pergi berobat ke pelayanan kesehatan dibandingkan dengan ibu yang status
ekonominya rendah.

C. EPIDEMIOLOGI
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah
cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah
karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme
penyebab.

D. TANDA DAN GEJALA


Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membantu saluran pernafasan.
1. Pilek biasa
2. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung
3. Bersin – bersin
4. Sakit tenggorokan
5. Batuk
6. Sakit kepala
7. Sekret menjadi kental
8. Demam
9. Muntah
10. Nause
11. Anoreksia

Penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat menular, hal ini timbul karena
menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau
stres. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung,
yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta
demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak.
Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah.
Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3 - 5 hari. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran
tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia radang paru. Pada umumnya suatu
penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan - keluhan dan gejala - gejala yang
ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala - gejala menjadi lebih berat dan bila
semakin berat dapat jatuh dalamkeadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.
Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih
rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat - cepat ditolong dengan tepat
agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda - tanda bahaya dapat dilihat
berdasarkan tanda - tanda klinis dan tanda - tanda laboratoris. Tanda - tanda klinisnya
yaitu:
a. Pada sistem respiratorik adalah tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
respiratory.
b. Pada sistem cardial adalah tachycardia, bradycardiam, hypertensi,hypotensi dan
cardiac arrest.
c. Pada sistem cerebral adalah gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
papil bendung, kejang dan coma.
Tanda - tanda laboratorisa:
- Hypotemia
- Hypercapnia dan
- Acydosis
Tanda - tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda
bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah kurang bisa minum.
kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah Volume yang biasa
diminumnya, kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin.

E. PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah
cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah
karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme
penyebab. Walaupun saluran pernapasan atas akut secara langsung terpajan lingkungan,
namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan
bawah yang mengenai bronchus dan alveoli. Terdapat beberapa mekanisme protektif di
sepanjang saluran pernapasan untuk mencegah infeksi, reaksi batuk mengeluarkan benda
asing dan mikroorganisme, dan membuang mucus yang tertimbun, terdapat lapisan
mukosilialis yang terdiridari sel - sel dan berlokasi dari bronchus ke atas yang
menghasilkan mucus dan sel - sel silia yang melapisi sel - sel penghasil mucus silia
bergerak dengan ritmis untuk mendorong mucus, dan semua mikroorganisme yang
terperangkap di dalam mucus, ke atas nasofaring tempatmucus tersebut dapat
dikeluarkan melalui hidung, atau ditelan. Proses kompleks ini kadang - kadang disebut
sebagai system aksalator mukolisiaris. Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan
tersebut dan mengkoloni saluran napas atas, maka mikroorganisme akan dihadang oleh
lapisan pertahanan yang ketiga yang penting system imum- untuk mencegah
mikroorganisme tersebut sampai di saluran napas bawah.
Respons ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel - sel darah putih
lainnya misalnya makrofag, neutrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses
peradangan berlangsung. Apabila terjadi gangguan mekanisme pertahanan di bidang
pernapasan, atau mikroorganismenya sangat virulen, maka dapat timbul infeksi saluran
pernapasan bawah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi

Desa A berbatasan dengan wilayah desa B, mempunyai luas ukuran sekitar 3 km.
Umur penduduk di desa A sangat beragam dengan kisaran balita dan anak 30%, remaja
20%, dewasa 40% dan lansia 10%. Pekerjaan penduduk didominasi oleh pekerja buruh
terutama di bidang industry pembuatan sandal dan mebeler. Seluruh penduduk di desa A
beragama islam.
2. Subsistem
a. Perumahan
Keadaan lingkungan perumahan tidak. tertata dengan baik, limbahindustri
bertumpuk, kadang dibakar sehingga mencemari lingkungan.
b. Pendidikan
Di desa A terdapat sarana pendidikan PAUD, TK, SD, tetapi untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP, SMA dan Perguruan tinggi harus keluar dari
desa, yang berjarak lumayan jauh.
c. Keamanan dan keselamatan Tempat Tinggal
Para pekerja tidak menggunakan APD saat bekerja, banyak kunjungan
pekerja industri ke puskesmas karena ISPA yang hilang timbul. Begitu juga
dengan kasus penyakit kulit dan kecelakan akibat kerja jarang terjadi peristiwa
kriminalitas di desa A, selain itu warga juga rajin untuk melakukan siskamling
yang dilakukan setiap malam secara bergantian.
d. Politik dan kebijakan
Kebijakan pemerintah belum optimal untuk mendukung peningkatan
status kesehatan di desa A.
e. Pelayanan kesehatan
Terdapat pelayanan kesehatan di desa A yang berupa posyandu, poswindu
dan puskesmas, tetapi belum digunakan secara optimal oleh masyarakat.
f. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi yang biasa digunakan oleh masyarakat di desa
umumnya adalah lewat speaker di masjid, selain itu masyarakat juga
menggunakan televisi, radio untuk mendapatkan informasi dari luar.
g. Ekonomi
Kebanyakan penduduk di desa A berada di tingkat ekonomi menengah ke
bawah dengan rata - rata penghasilan Rp 40 – 75 rb perhari yang di dapat dari
hasil buruh
h. Rekreasi
Lahan rekreasi yang dapat digunakan oleh masyarakat di desa A adalah
lapangan sepak bola. Rata - rata penduduk jarang melakukan aktifitas rekreasi
ke luar desa, kalaupun rekreasi itupun hanya 1 kali setahun yaitu setiap hari
raya idul fitri.

B. DIAGNOSA
Resiko meningkatnya penyakit ISPA pada warga di desa A berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya penggunaan APD saat bekerja,
ditandai dengan:
• Terdapat 30 kelompok home industri terutama pembuatan sandal dan mebeler
• Keadaan lingkungan tidak. tertata dengan baik, limbah industri bertumpuk,
kadang dibakar sehingga mencemari lingkungan.
• Para pekerja tidak menggunakan APD.
• Banyak kunjungan pekerja industri ke puskesmas karena ISPA yang hilang
timbul. Begitu juga dengan kasus penyakit kulit dan kecelakan akibat kerja.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu asuhan keperawatan yang dilakukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat disuatu komunitas tertentu. Pada kasus ini
saya membahas tentang asuhan keperawatan komunitas nelayan di Desa A. Masalah
kesehatan yang muncul di komunitas Desa A yaitu ISPA yang disebabkan oleh tidak
sadarnya masyarakat pentingnya pemakaian APD untuk esehatan, pelayanan kesehatan
yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemakaian APD untuk
keamanan dan kesehatan, menganjurkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan
dan tidak menganjurkan untuk membakar sampah sisa rumahan ataupun industry karena
tidak baik untuk kesehatan maupun lingkungan. peran petugas kesehatan sangat penting
untuk menangani masalah kesehatan yang muncul di Desa A ini serta partisipasi dari
komunitas masyarakat itu sendiriagar terciptanya lingkungan yang sehat. Jika kesadaran
warga didesa A mengenai pentingnya APD dan kebersihan lingkungan tersebut sudah
baik maka insiden penyakit ISPA akan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai