PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-undang Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960 mencantumkan bahwa
yang dimaksud dengan sehat adalah yang meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial
dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.1
Dengan batasan tersebut seorang pemikir bernama H.L. Blum ( 1974 )
mengemukakan bahwa derajat kesehatan seseorang sangat dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu :1, 2
1. Faktor lingkungan ( environment )
2. Faktor gaya hidup atau perilaku ( behaviour )
3. Faktor keturunan ( hereditair )
4. Faktor pelayanan kesehatan ( health services )
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan.1,2
Dimana kondisi lingkungan yang tidak memadai dapat menimbulkan masalah
kesehatan berbasis lingkungan, seperti diare, ISPA, TB paru, malaria, dan lain-lain
yang termasuk sepuluh besar penyakit di Puskesmas dan merupakan pola penyakit
utama di Indonesia.1,2
Adapun yang termasuk dalam faktor lingkungan adalah : lingkungan fisik,
lingkungan biologis dan lingkungan sosial.1 Keberadaan rumah sehat termasuk dalam
lingkungan fisik.1 Perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan mempunyai
resiko tinggi terhadap pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit, terutama
penyakit infeksi karena mikroorganisme.3
Setelah kebutuhan pangan dan sandang, maka perumahan merupakan
kebutuhan pokok manusia lain yang harus terpenuhi. 1,3 Kebutuhan akan rumah
sejalan dengan bertambahnya penduduk, dengan demikian kebutuhan perumahan
yang sehat semakin meningkat pula.3
DESA
Jumlah
Rmh
KK
Permanen
Rmh
%
Semi-
Rmh
%
permanen
58
9.48
102
10.55
192
14.72
121
11.33
Panggung
Jml
%
Rmh
115
176
357
248
18.79
18.20
27.38
23.22
Sehat
411
635
961
651
67.16
65.67
73.70
60.96
1
2
3
4
Cijati
Citamiang
Sinargalih
Gunung
612
967
1304
1068
238
357
412
282
38.89
36.92
31.60
26.40
Karung
Tegal
1193
334
28.00
127
10.65
313
26.24
774
64.88
Datar
Pasir
881
277
31.44
132
14.98
154
17.48
563
63.90
Jambu
Cirama
864
242
28.01
108
12.50
148
17.13
498
57.64
Hilir
Sukamukti
854
264
30.91
117
13.70
162
18.97
Jumlah
7743
2406
31.07
957
12.36
1673
21.61
Dari tabel 1.1 diatas, jelaslah bahwa Desa Cirama Hilir merupakan desa
542
5035
63.47
65.03
dengan keberadaan rumah sehat yang paling rendah jika dibandingkan dengan desadesa lain yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Maniis.
Rendahnya keberadaan rumah sehat di Desa Cirama Hilir diduga dipengaruhi
oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat mengenai masalah-masalah yang
berkaitan dengan rumah sehat. Namun hal ini masih memerlukan peenelitian lebih
lanjut.
Oleh karena itu penulis memilih penelitian dengan judul :
Metode Penelitian
: Survei.
Jenis Penelitian
: Analitik
Rancangan Penelitian
: Cross Sectional.
Populasi
tercatat dalam buku induk penduduk tahun 2005 desa Cirama Hilir, Wilayah Kerja
Puskesmas Maniis.
Jumlah Populasi
: 864 orang.
Teknik Sampling
Jumlah Sampel
: 273 orang.
Uji Statistik
: Chi-square test.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. RUMAH SEHAT
Rumah adalah bangunan untuk bertempat tinggal. 4 Menurut WHO rumah
adalah tempat untuk tumbuh dan berkembang secara jasmani, rohani, dan sosial.
Karena itu rumah harus direncanakan dengan baik dan matang.
Rumah perlu sehat karena sebagian besar waktu kita habiskan di rumah,
antara lain untuk beristirahat, menyiapkan makanan, mendidik anak, menerima tamu
dan untuk lain-lainnya.5 Rumah sehat akan memberi perlindungan dan kenyamanan
bagi keluarga disamping dapat mencegah penularan penyakit.5
Pencahayaan dalam rumah disebut baik bila kita bisa membaca dan menulis tanpa
cahaya tambahan.
Pencahayaan yang tidak cukup menyebabkan :4
Kelelahan mata
Kecelakaan
Pada malam hari bagi desa yang sudah ada aliran listriknya, pergunakan lampu
listrik yang cukup terang untuk melakukan aktifitas, bila belum ada listrik
pergunakan lampu petromak untuk bekerja dan belajar.1,4
Udara kotor dalam kamar, dapat bertukar dengan udara bersih dari luar rumah.5
Suhu terlalu tinggi, tidak cocok untuk beristirahat dan lekas melelahkan bila
bekerja.1
Suhu terlalu rendah tidak menyenangkan dan terhadap orang-orang tertentu dapat
menimbulkan alergi.1
Supaya suhu stabil, maka dapat diupayakan dengan :1
Lubang ventilasi sama dengan 5% luas lantai dapur, bukan jendela biasa.4
Buatlah jalan keluar untuk asap pada bagian atas atau di atas sumber asap.1,4
-
2.2.1.4.
10
minimal 1 m2, untuk kamar mandi dengan bak minimal 2.5 m2, untuk kamar mandi
dengan shower minimal 1.5 m2. Tinggi atap kamar minimal 3 m.
2.2.1.6. Jika rumah tersebut mempunyai halaman maka halaman tersebut harus
terpelihara.
Melalui halaman yang tidak terpelihara dapat ditularkan penyakit-penyakit
menular secara tidak langsung seperti akibat serangga dan tikus, karena halaman yang
kotor merupakan tempat hidup yang baik bagi serangga dan tikus.1,5 Air hujan yang
tergenang dapat menimbulkan sarang nyamuk yang dapat menularkan penyakit
demam berdarah.5
Yang perlu diperhatikan tentang halaman rumah adalah :
-
Tidak ada genangan air ( becek ) diwaktu hujan dan tidak berdebu diwaktu
musim kering.1 Agar air hujan mengalir sehingga tidak menimbulkan becek
atau banjir maka perlu dibuat saluran air hujan.4
2.2.1.7. Jika rumah tersebut mempunyai kandang ternak maka harus dijaga agar tidak
mengganggu kesehatan penghuninya.4
Dari kandang ternak yang biasanya jorok dapat timbul berbagai gangguan
terhadap kesehatan seperti :1
-
11
Bibit penyakit tetanus senang sekali berkembang biak pada kotoran ternak seperti
kuda, lembu.1 Berbagai jenis jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia biasanya hidup dalam kotoran ayam, burung dan sejenisnya.1
Ternak yang menyusui seperti kuda, lembu dapat menderita penyakit antrax dan
dapat menular pada manusia dan menimbulkan kematian.1
Kotoran dan air limbah dari kandang ternak sangat menarik bagi lalat dan nyamuk
penular penyakit kaki gajah.1 Ternak itu sendiri sangat menarik bagi nyamuknyamuk malaria untuk menghisap darahnya dan suatu kali akan menghisap darah
manusia dan menularkan penyakit malaria.1
Kandang ternak yang terlalu dekat ( kurang dari 10 meter ) dari sumber air minum
kita misalnya sumur, akan dapat mencemari sumur kita melalui rembesan kotoran
kedalam tanah.1 Jika hal tersebut tidak memungkinkan ( misalnya karena luas
rumah tidak mencukupi, maka dapat diusahakan dengan tembok semen atau pipa
beton sedalam minimal 3 meter dibawah permukaan pada dinding sumur.
Cara memelihara kandang ternak agar dapat menghindarkan timbulnya
penyakit :
Mengatur agar air kotor dari kandang tidak mencemari sumber air.1,4
Dinding kandang tidak boleh menyatu dengan dinding rumah.4
Menghindari sarang-sarang serangga dengan membersihkan kotoran ternak setiap
hari.4
Pembuangan kotoran di buang ke lubang galian tanah kemudian ditutup untuk
pupuk atau diolah menjadi biogas.1,4
Terkena sinar matahari.4
2.2.2. BEBAS DARI PENULARAN PENYAKIT 1
2.2.2.1.
untuk minum, memasak, mandi, mencuci, buang air, wudhu dan sebagainya. 5 Semua
12
orang hendaknya menggunakan air bersih, dan untuk minum agar dimasak lebih
dulu.6
Adapun syarat kesehatan yang harus dipenuhi air minum yaitu jernih, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan
kesehatan.6 Air minum harus dimasak sampai mendidih dan jangan dicampur dengan
air yang belum dimasak.6 Untuk penyimpanan, air minum yang telah dimasak
disimpan pada tempat yang bersih dan selalu dalam keadaan tertutup agar tidak
terkena kotoran dan menjadi tempat berkembang biak bibit penyakit atau nyamuk
demam berdarah.6 Menggunakan air bersih dan sehat dapat mencegah penularan
penyakit seperti mencret, muntaber, sakit kulit, sakit mata dan kecacingan.6
Sedangkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, jamban,
tempayan, drum dan lain-lain dikuras sekurang-kurangnya seminggu sekali atau
ditaburkan bubuk abate ( abatisasi ).6
2.2.2.2.
menimbulkan berbagai penyakit menular seperti kolera, typhus, disentri, diare, dan
kecacingan.1,6 Sehingga penularan penyakit melalui tinja mudah terjadi bila orang
membuang kotoran tidak pada tempat yang aman yaitu di jamban.1,6
Jamban adalah bangunan untuk membuang tinja manusia, biasa juga disebut
kakus atau WC ( water closet ).5 Jamban kita perlukan untuk membuang tinja, supaya
tinja yang banyak mengandung bibit penyakit tidak menyebar dan membahayakan
kesehatan.5 Disamping itu jamban digunakan untuk melatih anak-anak sejak kecil
agar membuang tinja dengan cara yang sehat.5
Adapun syarat kesehatan untuk pembuatan jamban adalah sebagai berikut :1,6
a.
Selalu ditutup bila tidak dipakai supaya tidak berbau dan tidak dimasuki
binatang-binatang..1 Tutup lubang terutama diperlukan jika lubang jamban
tidak memakai water seal.
13
b.
Jamban cukup luas ( paling sedikit 1 m2 ), lantainya tidak licin dan mudah
dibersihkan.1
c.
Terang dan ventilasinya baik supaya tidak menjadi sarang serangga seperti
nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain.1,6
d.
Pintu ruangan jamban harus bisa ditutup ( dikunci ) tanpa perlu dipegangpegang untuk menutupnya.
e.
Harus selalu ada persediaan air dan sabun untuk mencuci tangan dan
menyiram tinja.
f.
Letak dan konstruksi reservoar pun harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengkontaminasi air permukaan ( air kali, danau, kolam ) yang dipakai oleh
penduduk untuk keperluan sehari-hari. Tidak mengkontaminasi air dalam
tanah dan air sumur. Tidak mengkontaminasi permukaan tanah.
g.
Jarak antara reservoar kakus dengan sumur dangkal terdekat harus minimal 15
meter tergantung dari jenis tanah ( pasir, tanah liat, batu karang ), keadaan
tanah, konstruksi reservoir, letak reservoir dan sumur.
Supaya manusia terhindar dari tertular bibit penyakit yang ada dalam tinja maka perlu
dilakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut :1
a.
Tangan yang sehabis kontak dengan tinja harus segera dicuci dengan
air dan sabun.1
14
15
16
Dapat menyebabkan pencemaran udara karena bau yang busuk atau kebakaran
apabila sampah terbakar sembarangan.1
Dapat mencemari sumber air seperti air sungai, danau, waduk yang airnya dipakai
sebagai sumber air minum.1
Dapat menyebabkan cedera, misalnya terkena pecahan kaca, seng, paku, dan lainlain.1
adalah :1
Dalam rumah tersedia tempat pengumpul sampah ( bak sampah ) yang terbuat
dari bahan kedap air, tertutup, dan mudah dikosongkan sehingga tidak
menimbulkan bau dan tidak menjadi makanan lalat, kecoa, atau tikus.1,6
Dengan sendirinya binatang penular penyakit tersebut akan mati dan tidak
berkembang biak lagi bila mereka tidak mendapat makanan.5
Sampah basah dapat segera ditanam pada lubang galian ukuran 1m1m1m
dalam jangka waktu 3-6 bulan.1 Jangan menimbun sampah lebih dari 3 hari
karena akan membusuk dan menjadi sarang lalat, kecoa, nyamuk yang dapat
menyebarkan penyakit.6
Sampah kering seperti botol, kertas bekas dan lain-lain dapat dimanfaatkan. 1
Sedangkan kaleng bekas digepengkan kemudian dibuang ke tempat sampah
atau ditanam untuk menghindari sarang nyamuk.1
17
Simpanlah barang-barang bekas atau kuburlah di dalam tanah agar tidak terisi
air hujan yang akhirnya dapat menjadi sarang nyamuk.
18
Tutuplah lubang-lubang pada pagar bambu dengan tanah agar tidak menjadi
sarang nyamuk.
Menguras
Mengubur
19
Menutup
b. Tikus
Rumah dinyatakan bebas sarang tikus jika tidak ada suara-suara dan jejak
kotoran tikus.4
Rumah sehat harus bebas sarang tikus karena :
o
Tikus mengganggu penghuninya karena membuat gaduh di atas langitlangit dan merusak barang-barang pemiliknya.4
Cara agar rumah bebas sarang tikus:1
Konstruksi rumah tidak boleh ada sudut-sudut yang baik untuk tempat tikus
beristirahat dan bersarang.1 Misalnya lubang bambu ditutup, dinding tidak rangkap
dan bagian langit-langit harus ditutup.4,5
Lubang-lubang selokan yang menuju dapur dan talang air hujan diberi saringan
( ruji-ruji penghalang ).1,5
20
Buanglah sampah dapur atau sampah sisa-sisa makanan di tempat sampah yang
bertutup.5
c. Kecoa
Penyakit yang dapat ditularkan oleh kecoa seperti diare, typhus, disentri,
kecacingan dan penyakit perut lainnya.1
Agar rumah bebas kecoa dapat dilakukan :5
-
Penyimpanan makanan pada lemari makan yang dilengkapi kawat kasa dan pintupintu yang rapat, dan jaga selalu kebersihan lemari itu.
Membuang segera sampah atau sisa-sisa makanan pada tempat sampah yang
tertutup atau kantong-kantong yang mudah ditutup.
Bila menjumpai sarang kecoa, dapat disemprot dengan racun serangga yang dapat
dibeli dipasaran. Hati-hati menggunakan racun serangga.
d. Lalat
Terutama pada rumah yang jorok disekitar dapur dapat memberi peluang
hidup bagi lalat yang dapat menularkan penyakit infeksi pada kulit ( seperti koreng,
gudig, petek ) penyakit mata dan penyakit saluran pencernaan ( diare, typhus, disentri
dan lain-lain ).1
21
22
BAB 3
23
Perilaku
Uji validitas instrumen penelitian dengan teknik face validity.
3.2. Hipotesis
Hipotesis nol ( Ho ) :
1. Tidak ada pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap rendahnya keberadaan
rumah sehat di Desa Cirama Hilir.
2. Tidak ada pengaruh sikap masyarakat terhadap rendahnya keberadaan rumah sehat
di Desa Cirama Hilir.
3. Tidak ada pengaruh perilaku masyarakat terhadap rendahnya keberadaan rumah
sehat di Desa Cirama Hilir.
: Interval
Alat Ukur
: Kuesioner
24
Adalah pekerjaan yang dilakukan Kepala Keluarga atau Pengganti Kepala Keluarga
sehari-hari.
Skala
: Nominal
Alat Ukur
: Kuesioner
: Ordinal
Alat Ukur
: Kuesioner
4. Penghasilan Perkapita.
Adalah penghasilan perkapita perbulan sekeluarga responden.
Penghasilan Kurang, yaitu < Rp. 112.000,00/kapita/bulan
Penghasilan Cukup, yaitu Rp. 112.000,00/kapita/bulan
Skala
: Ordinal
Alat Ukur
: Kuesioner
: Ordinal
Alat Ukur
: Kuesioner
25
Adalah sikap kepala keluarga atau pengganti kepala keluarga mengenai halhal yang berhubungan dengan kesehatan rumah, yang dinilai melalui jumlah jawaban
yang dapat dijawab atas pertanyaan-pertanyaan sikap dalam kuesioner.
Pertanyaan sikap berjumlah 10 buah, berupa dichotomous choice. Masingmasing pertanyaan mempunyai nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 10. Setelah
dijumlahkan, maka responden dikelompokkan dalam 2 kategori sikap yaitu :
Sikap Baik jika nilai 56-100.
Sikap Kurang jika nilai 10-55.
Skala
: Ordinal
Alat Ukur
: Kuesioner
: Ordinal
Alat Ukur
: Kuesioner
8. Penyuluhan.
Didalam kuesioner terdapat pertanyaan mengenai penyuluhan rumah sehat
yang pernah diterima responden, bagaimana pelaksanaan dan hasil yang didapat dari
penyuluhan tersebut.
BAB 4
26
METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik,
artinya penelitian ini hanya mengambil sebagian populasi ( sampel ) dan dari
penelitian ini dijelaskan mengapa suatu keadaan atau situasi dapat terjadi.
Rancangan penelitian survei analitik yang digunakan disini adalah cross
sectional ( seksional silang ). Ini berarti pengumpulan variabel sebab dan variabel
akibat diukur ( dikumpulkan ) secara bersamaan.
: 7 pertanyaan
2. Pertanyaan pancingan
: 1 pertanyaan
: 6 pertanyaan
27
N
1+N (d)2
Dimana
: jumlah populasi
Maka :
n =
N
1+N (d)2
864
1+864 (0,05)2
28
29
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui distribusi umur, pekerjaan, pendidikan
terakhir, penghasilan perkapita perbulan responden, distribusi kategori responden atas
jawaban terhadap pertanyaan tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku.
2. Analisis Bivariat
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh antara faktor
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap rendahnya keberadaan rumah
sehat di Desa Cirama Hilir. Analisis bivariat ini menggunakan rumus uji statistik Chisquare test.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30
31
Pekerjaan
Jumlah
Persentase ( % )
Buruh tani
93
34,06
Petani pemilik tanah
24
8,79
Petani ikan jaring terapung
34
12,45
Wiraswasta
45
16,48
Buruh bangunan
55
20,15
Pensiunan ABRI/polisi
4
1,47
Peternak
14
5,13
PNS
4
1,47
Total
273
100
Dari distribusi responden berdasarkan pekerjaannya, didapatkan bahwa pekerjaan
terbanyak responden adalah buruh tani ( 34,06 % ), diikuti pekerja buruh bangunan
( 20,15 % ), wiraswasta ( 16,48 % ), petani ikan jaring terapung ( 12,45 % ), petani
pemilik tanah ( 8,79 % ), peternak ( 5,13 % ), PNS ( 1,47 % ), pensiunan ABRI/polisi
( 1,47 % ).
Tabel 5.3. Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan
Tidak sekolah/tidak tamat
Jumlah
Persentase ( % )
SD
38
13,92
Tamat SD
111
40,66
Tamat SLTP
62
22,71
Tamat SLTA
52
19,05
Perguruan tinggi/akademi
10
3,66
Total
273
100
Dari distribusi responden berdasarkan pendidikannya, didapatkan bahwa pendidikan
terbanyak responden adalah tamatan SD ( 40,66 % ), diikuti tamatan SLTP
Jumlah
153
120
273
32
Persentase ( % )
56,04
43,96
100
Jumlah responden
154
%
56,41
Kurang
119
43,59
Total
273
100
Dari distribusi responden berdasarkan pengetahuannya, didapatkan bahwa 56,41 %
pengetahuan responden tentang rumah sehat dikategorikan baik, lebih tinggi
dibanding responden yang dikategorikan berpengetahuan kurang, yaitu 43,59 %.
Adapun perincian dari masing-masing jawaban atas pertanyaan pengetahuan
dari kuesioner adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5.1. Distribusi jawaban pengetahuan responden terhadap pertanyaan
% TS
%
26,37
58,97
20,88
41,03
47,25
100
ya ( 58,97 % ) lebih
RS
87
37
124
TS
82
67
149
Jumlah
169
104
273
33
% RS
31,87
13,55
45,42
% TS
30,04
24,54
54,58
%
61,91
38,09
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab ya ( 61,91 % ) lebih
banyak daripada yang menjawab tidak ( 38,09 % ).
Tabel 5.5.3. Distribusi jawaban pengetahuan responden terhadap pertanyaan
% TS
%
27,48
64,84
19,41
35,16
46,89
100
ya ( 64,84 % ) lebih
Apakah rumah sehat harus tersedia air bersih ( jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mengandung bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan ) ?
Jawaban
RS
TS
Jumlah
% RS
Ya
55
65
120
20,15
Tidak
63
90
153
23,07
Jumlah
118
155
273
43,22
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 56,04 % ).
34
% TS
%
23,81
43,96
32,97
56,04
56,78
100
ya ( 43,96 % ) lebih
Apakah rumah sehat harus mempunyai saluran pembuangan air kotor ( bekas cuci
piring dan baju ) ?
Jawaban
RS
TS
Jumlah
% RS
Ya
71
90
161
26,00
Tidak
45
67
112
16,49
Jumlah
116
157
273
42,49
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab
% TS
%
32,97
58,97
24,54
41,03
57,51
100
ya ( 58,97 % ) lebih
Apakah rumah sehat harus bebas sarang nyamuk, tikus, dan kecoa ?
Jawaban
RS
TS
Jumlah
% RS
Ya
68
80
148
24,91
Tidak
46
79
125
16,85
Jumlah
114
159
273
41,76
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab
% TS
%
29,30
54,21
28,94
45,79
58,24
100
ya ( 54,21 % ) lebih
% TS
%
29,30
58,24
23,81
41,76
53,11
100
ya ( 58,24 % ) lebih
RS
93
42
TS
70
68
Jumlah
163
110
35
% RS
34,07
15,38
% TS
25,64
24,91
%
59,71
40,29
Jumlah
135
138
273
49,45
50,55
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab ya ( 59,71 % ) lebih
banyak daripada yang menjawab tidak ( 40,29 % ).
Tabel 5.5.10. Distribusi jawaban pengetahuan responden terhadap pertanyaan
Apakah rumah sehat harus mempunyai kamar tidur yang terpisah dari ruang makan?
Jawaban
RS
TS
Jumlah
% RS
Ya
68
90
158
24,91
Tidak
51
64
115
18,68
Jumlah
119
154
273
43,59
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab
% TS
%
32,97
57,88
23,44
42,12
56,41
100
ya ( 57,88 % ) lebih
Jumlah responden
184
%
67,40
Kurang
89
32,60
Total
273
100
Dari distribusi responden berdasarkan sikapnya, didapatkan bahwa 67,40 % sikap
responden tentang rumah sehat dikategorikan baik, lebih tinggi dibanding responden
yang dikategorikan bersikap kurang, yaitu 32,60 %.
Adapun perincian dari masing-masing jawaban atas pertanyaan sikap dari kuesioner
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.6.1. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda membuat jendela tambahan supaya cahaya dalam rumah cukup ?
Jawaban
Bersedia
RS
103
TS
83
Jumlah
186
% RS
37,73
% TS
30,40
%
68,13
Tidak
Jumlah
22
125
65
148
87
273
8,06
45,79
23,81
54,21
31,87
100
36
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 68,13 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 31,87 % ).
Tabel 5.6.2. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda bersama-sama dengan tetangga membersihkan lingkungan sekitar rumah anda?
Jawaban
Bersedia
RS
97
TS
75
Jumlah
172
% RS
35,53
% TS
27,47
%
63,00
Tidak
31
70
101
11,36
25,64
37,00
Jumlah
128
145
273
46,89
53,11
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 63,00 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 37,00 % ).
Tabel 5.6.3. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda membuat jamban sendiri ?
Jawaban
Bersedia
RS
107
TS
81
Jumlah
188
% RS
39,19
% TS
29,67
%
68,86
Tidak
28
57
85
10,26
20,88
31,14
Jumlah
135
138
273
49,45
50,55
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 68,86 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 31,14 % ).
Tabel 5.6.4. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda melatih anak-anak anda supaya terbiasa menggunakan jamban ?
Jawaban
Bersedia
RS
102
TS
93
Jumlah
195
% RS
37,36
% TS
34,07
%
71,43
Tidak
29
49
78
10,62
17,95
28,57
Jumlah
131
142
273
47,98
52,02
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 71,43 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 28,57 % ).
37
RS
115
TS
77
Jumlah
192
% RS
42,12
% TS
28,21
%
70,33
Tidak
20
61
81
7,33
22,34
29,67
Jumlah
135
138
273
49,45
50,55
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 70,33 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 29,67 % ).
Tabel 5.6.6. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Apa tanggapan
anda terhadap program 3 M yang dicanangkan pemerintah ?
Jawaban
Setuju
RS
97
TS
80
Jumlah
177
% RS
35,53
% TS
29,30
%
64,83
Tidak
26
70
96
9,52
25,65
35,17
Jumlah
123
150
273
45,05
54,95
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab setuju ( 64,83 % ) lebih
banyak daripada yang menjawab tidak perlu ( 35,17 % ).
Tabel 5.6.7. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Setujukah
anda memplester lantai tanah supaya lantai tidak lembab lagi ?
Jawaban
Setuju
RS
104
TS
82
Jumlah
186
% RS
38,09
% TS
30,04
%
68,13
Tidak
25
62
87
9,16
22,71
31,87
Jumlah
129
144
273
47,25
52,75
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab setuju ( 68,13 % ) lebih
banyak daripada yang menjawab tidak ( 31,87 % ).
Tabel 5.6.8. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda menanam pohon dihalaman supaya rumah lebih teduh ?
Jawaban
Bersedia
RS
93
TS
76
Jumlah
169
38
% RS
34,07
% TS
27,84
%
61,91
Tidak
32
72
104
11,72
26,37
38,09
Jumlah
125
148
273
45,79
54,21
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 61,91 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 38,09 % ).
Tabel 5.6.9. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda membuat lubang angin tambahan supaya asap dapur dapat keluar ?
Jawaban
Bersedia
RS
104
TS
91
Jumlah
195
% RS
38,10
% TS
33,33
%
71,43
Tidak
30
48
78
10,99
17,58
28,57
Jumlah
134
139
273
49,09
50,91
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 71,43 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 28,57 % ).
Tabel 5.6.10. Distribusi jawaban sikap responden terhadap pertanyaan Bersediakah
anda mengganti lampu ruangan dengan lampu yang cukup terang untuk membaca ?
Jawaban
Bersedia
RS
98
TS
82
Jumlah
180
% RS
35,89
% TS
30,04
%
65,93
Tidak
27
66
93
9,89
24,18
34,07
Jumlah
125
148
273
45,78
54,22
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab bersedia ( 65,93 % )
lebih banyak daripada yang menjawab tidak ( 34,07 % ).
Perilaku
Tabel 5.7. Hubungan antara Perilaku Masyarakat terhadap Rendahnya Keberadaan
Rumah Sehat di Desa Cirama Hilir.
Perilaku
Baik
Jumlah responden
123
%
45,05
Kurang
Total
150
273
54,95
100
39
RS
72
TS
56
Jumlah
128
% RS
26,38
% TS
20,51
%
46,89
Tidak
61
84
145
22,34
30,77
53,11
Jumlah
133
140
273
48,72
51,28
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab Ya ( 46,89 % ) lebih
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 53,11 % ).
RS
70
TS
64
Jumlah
134
% RS
25,64
% TS
23,44
%
49,08
Membiarkan
57
82
139
20,88
30,04
50,92
Jumlah
127
146
273
46,52
53,48
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab membersihkan ( 49,08
% ) lebih sedikit daripada yang menjawab membiarkan ( 50,92 % ).
Tabel 5.7.3. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Jika
melihat tikus atau kecoa dalam rumah apa yang anda lakukan ?
Jawaban
Membunuhnya
RS
76
TS
53
Jumlah
129
% RS
27,84
% TS
19,41
%
47,25
Membiarkannya
64
80
144
23,45
29,30
52,75
40
Jumlah
140
133
273
51,29
48,71
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab membunuhnya ( 47,25
% ) lebih sedikit daripada yang menjawab membiarkannya ( 52,75 % ).
Tabel 5.7.4. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Anda
apakan pakaian-pakaian yang bergelantungan dibelakang pintu/tembok ?
Jawaban
Menyimpan/cuci
RS
88
TS
39
Jumlah
127
% RS
32,23
% TS
14,29
%
46,52
Membiarkan
52
94
146
19,05
34,43
53,48
Jumlah
140
133
273
51,28
48,72
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab menyimpan/mencuci
( 46,52 % ) lebih sedikit daripada yang menjawab membiarkannya ( 53,48 % ).
Tabel 5.7.5. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Apakah
anda membersihkan pekarangan rumah anda setiap hari ?
Jawaban
Ya
RS
76
TS
27
Jumlah
103
% RS
27,84
% TS
9,89
%
37,73
Tidak
49
121
170
17,95
44,32
62,27
Jumlah
125
148
273
45,79
54,21
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab Ya ( 37,73 % ) lebih
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 62,27 % ).
Tabel 5.7.6. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Apakah
rumah anda disapu dan dirapikan setiap hari ?
Jawaban
Ya
RS
70
TS
47
Jumlah
117
% RS
25,64
% TS
17,22
%
42,86
Tidak
79
77
156
28,94
28,20
57,14
Jumlah
149
124
273
54,58
45,42
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab Ya ( 42,86 % ) lebih
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 57,14 % ).
41
Tabel 5.7.7. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Apa yang
anda lakukan terhadap sampah-sampah yang ada dipekarangan anda ?
Jawaban
Menimbun/bakar
RS
62
TS
63
Jumlah
125
% RS
22,71
% TS
23,08
%
45,79
Menumpuk
32
116
148
11,72
42,49
54,21
Jumlah
94
179
273
34,43
65,57
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab menimbun dengan
tanah/membakar ( 45,79 % ) lebih sedikit daripada yang menjawab membiarkan
menumpuk ( 54,21 % ).
Tabel 5.7.8. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Apakah
anda menutup tempat penyimpanan air anda ?
Jawaban
Ya
RS
74
TS
45
Jumlah
119
% RS
27,11
% TS
16,48
%
43,59
Tidak
56
98
154
20,51
35,90
56,41
Jumlah
130
143
273
47,62
52,38
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab Ya ( 43,59 % ) lebih
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 56,41 % ).
Tabel 5.7.9. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Apakah
anda menggunakan jamban untuk buang air besar ?
Jawaban
Ya
RS
64
TS
51
Jumlah
115
% RS
23,44
% TS
18,68
%
42,12
Tidak
50
108
158
18,32
39,56
57,88
Jumlah
114
159
273
41,76
58,24
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab Ya ( 42,12 % ) lebih
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 57,88 % ).
Tabel 5.7.10. Distribusi jawaban perilaku responden terhadap pertanyaan Apakah
anda merebus air minum anda sampai mendidih ?
Jawaban
RS
TS
Jumlah
42
% RS
% TS
Ya
88
45
133
32,23
16,48
48,71
Tidak
50
90
140
18,32
32,97
51,29
Jumlah
138
135
273
50,55
49,45
100
Dari tabel didapatkan hasil bahwa responden yang menjawab Ya ( 48,71 % ) lebih
sedikit daripada yang menjawab tidak ( 51,29 % ).
Sikap
Perilaku
Kategori RS
Baik
76
Kurang 52
% RS
27,84
19,05
TS
78
67
% TS
28,57
24,54
Baik
Kurang
102
27
37,36
9,89
82
62
30,04
22,71
Baik
Kurang
74
55
27,10
20,15
49
95
17,95
34,80
P
0,10-
df
0,87
0,50
0,05
43
Pengetahuan masyarakat Cirama Hilir tentang rumah sehat didapat dari penyuluhanpenyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dari puskesmas maupun aparat
desa. Penyuluhan diberikan secara massal dengan cara mengumpulkan masyarakat di
balai desa.
Dari 184 responden dengan sikap yang dikategorikan baik ternyata 102 responden
mempunyai rumah dikategorikan sehat ( 37,36 % ). 82 responden sisanya dengan
rumah yang dikategorikan tidak sehat ( 30,04 % ).
Dari 89 responden dengan sikap yang dikategorikan kurang ternyata 27 responden
mempunyai rumah dikategorikan sehat ( 9,89 % ). 62 responden sisanya dengan
rumah yang dikategorikan tidak sehat ( 22,71 % ).
Hasil uji statistik pada 0,05 menunjukkan bahwa sikap responden
berhubungan dengan rendahnya keberadaan rumah sehat di Desa Cirama Hilir,
hal ini dibuktikan dengan hasil uji chi-square didapatkan P < 0,001, sehingga Ho
ditolak.
Dalam masyarakat, khususnya Cirama Hilir masih banyak yang beranggapan bahwa
untuk membuat rumah sehat diperlukan banyak biaya. Dalam hal menjaga lingkungan
sekitarnya, antara warga yang satu dengan yang lain sering pula timbul sikap saling
menyalahkan. Contohnya seperti membuang sampah di selokan bersama yang ada di
depan rumah, antara tetangga yang satu dengan tetangga lain saling menyalahkan
penyebab tersumbatnya selokan mereka adalah karena tetangganya suka membuang
sampah diselokan dan mereka saling membalas ( secara tidak langsung, dengan
membuang sampah ke selokan juga ) satu sama lain.
Dari 123 responden dengan perilaku yang dikategorikan baik ternyata 74 responden
mempunyai rumah dikategorikan sehat ( 27,10 % ). 49 responden sisanya dengan
rumah yang dikategorikan tidak sehat ( 17,95 % ).
44
45
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, didapatkan kesimpulan bahwa:
Terdapat pengaruh faktor sikap dan perilaku masyarakat terhadap rendahnya
keberadaan rumah sehat di Desa Cirama Hilir.
Tidak terdapat pengaruh faktor pengetahuan masyarakat terhadap rendahnya
keberadaan rumah sehat di Desa Cirama Hilir.
6.2. Saran
1. Mengajarkan pada masyarakat untuk memanfaatkan hal-hal yang sudah tersedia
untuk membuat rumah sehat, misalnya pemanfaatan halaman rumahnya untuk
ditanami apotek hidup maupun tanaman berguna lain.
2. Mengajarkan pada masyarakat untuk merawat hal-hal yang sudah tersedia untuk
membuat rumahnya sehat. Misalnya dengan merapikan perabotan di rumah setiap
hari, merawat halaman rumah supaya bersih, membersihkan kandang ternak,
membersihkan saluran air yang tersumbat tanpa memandang siapa yang menjadi
penyebab karena itu demi kebaikan keluarganya juga.
3. Untuk pembuatan beberapa hal yang memang diperlukan sebagai syarat rumah
sehat ( misalnya memplester rumah ), dapat diajarkan teknik menabung dengan
46
mengurangi dana dari beberapa hal, seperti uang rokok dan pemotongan dana
rekening listrik dengan mematikan lampu atau televisi jika tidak digunakan.
4. Mengadakan program bersih lingkungan bersama. Misalnya dengan menentukan
hari minggu sebagai hari kerja bakti bersama. Sesudahnya dapat dilakukan pemberian
hadiah bagi rumah sehat yang diadu antar rukun tetangga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peranan Wanita dalam Memelihara Air Bersih dan Lingkungan Rumah Tangga.
Departemen Kesehatan RI. 1987. Bakti Husada.. Halaman 6-8.
2. Panduan Konseling bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Jakarta.. Bakti Husada. Halaman 1- 12.
3. 4 tahun menuju Purwakarta Sehat 2007. Serial Penyajian Data dan Penyebarluasan
Informasi Kesehatan. Seksi Data & Informasi Kesehatan. Pemerintah Kabupaten
Purwakarta. Dinas Kesehatan. 2003. Halaman 1-4, 34-35, 38, 52, 61-62.
4. Petunjuk teknis penyuluhan program penyehatan lingkungan pemukiman bagi
petugas puskesmas ( buku 1 ), cetakan ke-1, Departemen Kesehatan RI. Direktorat
Jendral PPM & PLP. Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 1998. Bhakti
Husada. Halaman 26-34.
5. Rumah Sehat. Buku petunjuk bagi kader kesehatan lingkungan. Kerja sama antara
Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen Kesehatan RI dengan Pemerintah
Kerajaan Belanda ( OTA 33/II ). 1987. Bakti Husada. Halaman 1-27.
6. Pesan Utama Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( P2HB ). Proyek
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2001. Bhakti Husada. Halaman 13-14,
16-18.
47